Topik: stroke

  • Jamie Foxx Sempat Sakit Serius, Ternyata Kena Stroke akibat Perdarahan Otak

    Jamie Foxx Sempat Sakit Serius, Ternyata Kena Stroke akibat Perdarahan Otak

    Jakarta

    Jamie Foxx telah buka suara tentang keadaan darurat medis yang dialaminya pada tahun 2023. Berbicara dalam acara spesial Netflix, bintang Django Unchained itu memberi tahu bahwa ia menderita “perdarahan otak yang menyebabkan stroke”.

    Aktor berusia 57 tahun mengatakan bahwa ia mengalami sakit kepala parah suatu hari dan meminta aspirin, tetapi sebelum ia sempat meminumnya, ia “pingsan”.

    “Saya tidak ingat apapun selama 20 hari,” katanya dikutip dari Healthline.

    Pendarahan otak, yang secara klinis dikenal sebagai stroke hemoragik, adalah kondisi medis yang serius dan berpotensi fatal. Kondisi ini disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah dan berdarah baik di dalam jaringan otak maupun di ruang antara otak dan tengkorak.

    Selama stroke hemoragik, otak kekurangan oksigen karena kurangnya aliran darah dan tekanan yang disebabkan oleh darah yang mengumpul di dalam tengkorak.

    Foxx tampaknya telah pulih sepenuhnya, menepis rumor bahwa ia tidak bisa lagi berjalan sambil menari-nari di atas panggung untuk penonton yang memadati panggung. Meskipun demikian, ia menghadapi tantangan berat, dengan seorang dokter memperingatkannya bahwa ia harus mengurangi aktivitasnya jika ingin pulih sepenuhnya.

    (kna/kna)

  • Mayapada Hospital Atasi Kelainan Pembuluh Darah Otak dengan 2 Cara Ini

    Mayapada Hospital Atasi Kelainan Pembuluh Darah Otak dengan 2 Cara Ini

    Jakarta

    Gangguan atau kelainan pada pembuluh darah di otak dapat menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan. Salah satu penyebabnya adalah kelainan perkembangan pembuluh darah yang menghubungkan arteri dan vena di otak.

    Kondisi ini dikenal sebagai malformasi pembuluh darah atau Arteriovenous Malformation (AVM), di mana pembuluh darah membentuk menyerupai benang kusut yang disebut nidus. Keberadaan nidus dapat berisiko karena nidus sendiri bersifat rapuh dan rentan pecah sewaktu-waktu. Jika pecah, kondisi ini berpotensi menyebabkan stroke perdarahan di otak.

    Supaya mudah memahami AVM, ada sebuah contoh kasus yang pernah terjadi pada seorang pasien laki-laki berusia 39 tahun yang mengalami kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan secara mendadak, disertai gangguan daya ingat dan bicara. Pasien dengan kondisi tersebut berhasil diatasi dengan tindakan Angiografi Otak (Digital Subtraction Angiography/DSA) dan Embolisasi Endovaskular di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital Bandung oleh Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi dr. Condrad MP Pasaribu, Sp.N (K) FINS.

    dr. Condrad menjelaskan kasus AVM seperti yang dialami pasien tersebut ditangani dengan tindakan DSA dan Embolisasi Endovaskular untuk menemukan serta mengatasi penyebab keluhan. Kedua tindakan ini dilakukan dengan memakai bius (anestesi) umum di ruangan Cath lab (ruangan kateterisasi).

    “DSA dilakukan untuk melihat gambaran pembuluh darah otak dan juga leher. Caranya dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di lipatan paha dan dinavigasikan sampai ke pembuluh darah leher dan otak dengan bantuan wire dan dipandu dengan fluoroskopi atau sinar X, sehingga didapatkan gambar pembuluh darah leher dan otak secara detail. Kemudian, dilakukan Embolisasi Endovaskular yaitu bedah minimal invasif (minim sayatan) dengan memasukkan zat khusus yang berfungsi menyumbat aliran darah menuju nidus AVM sehingga mengurangi tekanan di otak, aliran darah di otak kembali normal, dan mencegah pecahnya (ruptur) AVM,” jelas Dokter Condrad dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).

    Kemudian, Dokter Condrad menceritakan kondisi pasien setelah tindakan berhasil dilakukan. “Pasca-tindakan, keluhan pasien membaik, dapat berbicara dan bercerita dengan lancar, serta tidak didapatkan nyeri kepala, kelemahan anggota gerak, atau gangguan saraf yang lain. Pemeriksaan berkala masih perlu dilakukan untuk memastikan AVM telah sembuh sepenuhnya dan tidak kambuh kembali,” ungkap Dokter Condrad.

    Adapun penyebab malformasi pembuluh darah di otak, Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi dari Mayapada Hospital Kuningan dr. Ricky Gusanto Kurniawan, Sp.N (K) mengatakan belum diketahui secara pasti terbentuknya AVM.

    “Penyebab terbentuknya AVM pada otak belum diketahui dengan pasti, namun diduga terjadi akibat kelainan genetik dan dapat diturunkan dalam keluarga. Kebanyakan AVM sudah ada saat lahir dan terbentuk selama perkembangan janin, namun AVM juga dapat terbentuk di kemudian hari. Selain sering terjadi pada otak, AVM juga kerap terjadi pada tulang belakang,” Dokter Ricky.

    Lebih lanjut, ia menekankan bagaimana gejala pada AVM yang dirasakan oleh sebagian orang seperti nyeri kepala pada satu sisi kepala, kejang, atau kelemahan pada satu sisi anggota gerak.

    “AVM pada otak dapat terbentuk tanpa menimbulkan gejala sama sekali sampai akhirnya pecah dan terjadi stroke perdarahan di otak. Namun pada sebagian orang, beberapa gejala yang dapat dirasakan, seperti nyeri kepala pada satu sisi/area kepala, kejang, kelemahan pada satu sisi anggota gerak, maupun gangguan neurologis lainnya karena ukuran AVM yang semakin membesar dan menekan jaringan otak serta mengganggu aliran pada pembuluh darah otak yang normal di sekitar AVM,” jelasnya.

    Pecahnya AVM yang menyebabkan stroke perdarahan di otak merupakan kondisi serius yang mengancam nyawa dan dapat terjadi secara mendadak. Salah satu langkah untuk mencegahnya terjadi adalah dengan pemeriksaan dini.

    “Pemeriksaan dini penting terutama untuk siapapun yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pembuluh darah otak. Semakin dini AVM diketahui, penanganannya juga akan menjadi semakin optimal,” saran Dokter Ricky.

    Pemeriksaan dini serta penanganan AVM seperti kasus di atas dapat dilakukan di layanan Tahir Neuroscience Center yang ada di seluruh unit Mayapada Hospital. Layanan komprehensif ini mampu menangani gangguan saraf, otak, dan tulang belakang, mulai dari dari deteksi dini, diagnosis, tindakan neuro intervensi dan bedah saraf, hingga neuro rehabilitasi.

    Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital juga telah memiliki pengalaman dalam menangani kasus kompleks lainnya dengan tindakan advanced. Misalnya seperti operasi tumor kepala dan saraf tulang belakang secara minimal invasif, Trigeminal Neuralgia, Deep Brain Stimulation untuk penanganan Parkinson, dan operasi tumor tulang belakang.

    Melalui aplikasi MyCare miliki Mayapada Hospital, menawarkan berbagai layanan kesehatan saraf dan otak mulai dari konsultasi bersama dokter, pemeriksaan dan Medical Check Up, hingga layanan 24/7 Stroke Emergency. Anda bisa langsung mengakses fitur Emergency Call di MyCare setiap kali terjadi kasus kegawatdaruratan stroke.

    Unduh aplikasi MyCare sekarang untuk mendapat poin yang bisa digunakan untuk potongan harga berbagai jenis pemeriksaan di Mayapada Hospital. Pasien kini lebih mudah mendapatkan layanan di Mayapada Hospital dengan lebih cepat dan tanpa antre karena sudah terintegrasi dengan berbagai metode pembayaran di MyCare.

    (prf/ega)

  • Mayapada Hospital Atasi Kelainan Pembuluh Darah Otak dengan 2 Cara Ini

    Cegah Stroke Tanpa Nyeri dengan Skrining USG Karotis di Mayapada Hospital

    Jakarta

    Mencegah stroke lebih baik daripada mengobati, terutama bagi mereka dengan risiko tinggi seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat keluarga. Skrining rutin melalui USG Karotis dan Trans Kranial penting untuk mendeteksi penyempitan arteri sejak dini sebelum stroke menyerang.

    Pada umumnya, skrining stroke mencakup pemeriksaan laboratorium yang meliputi analisis gula darah, kadar kolesterol, lemak dalam darah, dan fungsi ginjal. Pemeriksaan-pemeriksaan ini membantu dalam mengidentifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke.

    Dr. dr. Cep Juli, Sp.N (K), Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurovaskular Neurotrauma di Mayapada Hospital Bandung menjelaskan USG Karotis adalah pemeriksaan non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk memeriksa aliran darah dan ketebalan dinding arteri karotis, mendeteksi penyempitan atau sumbatan akibat plak.

    “Pemeriksaan ini aman, jadi kita tidak perlu takut untuk melakukan USG Karotis karena ini bisa membantu kita terhindar dari stroke,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).

    Penyumbatan atau penyempitan arteri karotis biasanya disebabkan oleh penumpukan plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium, dan zat lainnya dalam aliran darah. Kondisi ini dapat menghambat peredaran darah dan menyebabkan stroke iskemik.

    Sering kali, gangguan arteri karotis tidak menimbulkan gejala, sehingga pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi masalah lebih awal dan menurunkan risiko stroke melalui penanganan yang cepat.

    Dokter Tri Wahyudi, Sp.S, FINS, FINA, Dokter Spesialis Neurologi Fellow Neurointervensi di Mayapada Hospital Tangerang menjelaskan USG Karotis disarankan untuk pasien dengan risiko tinggi seperti riwayat stroke ringan (TIA), hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau riwayat keluarga dengan stroke atau penyakit jantung.

    “Pemeriksaan ini juga dianjurkan jika ada pengerasan arteri atau bunyi abnormal pada arteri karotis,” tambahnya.

    USG Karotis, lanjut Dokter Tri Wahyudi, dilakukan dengan menempelkan transduser USG di kedua sisi leher secara bergantian. Gelombang suara yang dipancarkan alat ini diterjemahkan menjadi gambar di monitor. Proses ini berlangsung sekitar 30 menit dan tidak menimbulkan rasa nyeri.

    Mirip dengan USG Karotis, USG Trans Kranial merupakan metode non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk menilai ketebalan dinding arteri, mendeteksi penyempitan atau sumbatan, dan mengukur aliran darah di sirkulus Willis untuk mencegah kerusakan otak akibat penyumbatan.

    Dokter Silvester Christanto, Sp.S, Dokter Spesialis Neurologi di Mayapada Hospital Kuningan, mengatakan USG Trans Kranial dilakukan dengan menempatkan transducer di belakang kepala, pelipis, dan kelopak mata selama 30-60 menit tanpa rasa nyeri.

    Pemeriksaan ini dianjurkan untuk pasien dengan riwayat stroke, migrain, perdarahan subarachnoid, aneurisma, penyempitan pembuluh darah otak, tekanan tinggi di rongga otak, anemia sel sabit, dan gangguan dinding jantung pada anak.

    “USG Trans Kranial juga dapat dilakukan bagi pasien diabetes, hipertensi, perokok, penyakit jantung koroner, kolesterol tinggi, dan obesitas,” jelasnya.

    Kedua pemeriksaan tersebut memungkinkan deteksi dan penanganan gangguan arteri di otak dan karotis. Untuk kasus ringan hingga sedang, perubahan gaya hidup dan obat-obatan dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah dan kolesterol. Sedangkan pada kasus berat, tindakan bedah mungkin diperlukan.

    Pemeriksaan rutin USG Karotis atau Trans Kranial untuk mencegah stroke bisa dilakukan di rumah sakit dengan layanan neurologis terpadu, seperti Tahir Neuroscience Center di Mayapada Hospital. Pusat ini didukung oleh tim dokter multidisiplin, fasilitas unggul, dan alat medis terkini untuk deteksi dini, diagnosis, intervensi, bedah saraf, dan rehabilitasi.

    Tahir Neuroscience Center di Mayapada Hospital memiliki layanan Stroke Emergency 24 jam dengan protokol ‘door to needle’ kurang dari 60 menit untuk pasien stroke sumbatan. Layanan ini dapat diakses melalui fitur Emergency Call di aplikasi MyCare.

    Pusat ini juga berpengalaman menangani kasus kompleks seperti operasi tumor kepala dan tulang belakang minimal invasif, Trigeminal Neuralgia, Deep Brain Stimulation untuk Parkinson, dan operasi tumor tulang belakang.

    Melalui aplikasi MyCare, Anda dapat dengan mudah menjadwalkan skrining rutin atau konsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk pencegahan stroke tanpa perlu antre. Selain untuk booking layanan rumah sakit, MyCare juga memiliki fitur Personal Health yang memantau aktivitas fisik dan kesehatan, serta Health Article & Tips yang menyajikan artikel edukasi dari dokter.

    Unduh MyCare di Google Play atau App Store dan dapatkan reward berupa poin untuk potongan harga layanan kesehatan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akn/ega)

  • 2 Cara Jitu Tim Dokter Mayapada Hospital Atasi Stroke Sumbatan

    2 Cara Jitu Tim Dokter Mayapada Hospital Atasi Stroke Sumbatan

    Jakarta

    Stroke merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang harus ditangani dengan cepat. Kondisi ini menyerang fungsi otak (brain attack) secara tiba-tiba akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah dalam otak.

    Dari beberapa jenis stroke yang ada, Stroke Infark atau stroke sumbatan adalah yang paling sering terjadi. Kondisi ini dipicu oleh penyempitan atau penyumbatan di pembuluh darah otak maupun leher, sehingga aliran darah ke otak berkurang drastis.

    Itulah mengapa penanganan yang tepat harus segera dilakukan saat Stroke Infark terjadi untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut. Tim Dokter Spesialis Saraf Mayapada Hospital, yang berpengalaman banyak menangani berbagai jenis stroke, akan memberikan penjelasan bagaimana penanganan yang tepat untuk kasus Stroke Infark.

    “Saat Anda mendapati seseorang atau bahkan diri Anda dengan gejala stroke meskipun tampak hilang timbul, perhatikanlah waktu mulai timbulnya gejala dan harus segera dibawa ke IGD untuk mendapat penanganan selama periode emas (golden period) yakni 4,5 jam pertama sejak serangan stroke terjadi,” jelas Dokter Spesialis Neurologi Fellow Neurointervensi Mayapada Hospital Tangerang, dr. Ivan Kurnianto Prabowomukti, Sp.N, FINA dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).

    Pada rentang golden period, standar penanganan emas untuk Stroke Infark dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang disebut Terapi Trombolitik. Terapi ini berguna memperbaiki aliran darah ke jaringan otak dan mencegah kerusakan otak lebih lanjut.

    Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi dari Mayapada Hospital Bandung, dr. Condrad MP Pasaribu, Sp.N (K) FINS menjelaskan bagaimana penerapan Terapi Trombolitik serta urgensinya untuk diberikan dalam rentang waktu golden period.

    “Terapi Trombolitik Intravena dilakukan dengan pemberian obat pemecah gumpalan darah seperti Alteplase atau yang sejenis, melalui infus. Namun, khasiat obat akan berkurang seiring bertambahnya waktu gejala, sehingga harus diberikan sedini mungkin dalam rentang waktu golden period,” jelas dr. Condrad.

    Namun, Terapi Trombolitik sama seperti tindakan medis lainnya yang memiliki potensi risiko. Pada beberapa kasus, risiko dari terapi ini adalah pendarahan di dalam otak (intraserebral). Maka dari itu, dibutuhkan penanganan dari tim dokter yang ahli dan terlatih, serta dukungan fasilitas lengkap dan alat medis canggih untuk penanganan kegawatdaruratan. Tak terkecuali saat melakukan Terapi Trombolitik secara cepat dan tepat.

    Mayapada Hospital menyediakan layanan Stroke Emergency berstandar internasional didukung tim dokter multidisiplin dan tenaga medis berkompeten dalam menangani kasus kegawatdaruratan. Layanan ini dilengkapi dengan fasilitas perawatan yang intensif, terintegrasi seperti Catheterization Lab (Cath Lab), serta fasilitas pencitraan seperti CT Scan dan MRI. Layanan Stroke Emergency ini tidak hanya bisa ditemukan di Tangerang dan Bandung, melainkan seluruh unit Mayapada Hospital.

    Mayapada Hospital siap siaga 24 jam untuk menangani kasus kegawatdaruratan stroke dalam rentang golden period dengan protokol penanganan stroke internasional Door to Needle kurang dari 60 menit. Proses cepat dan terukur ini bertujuan untuk menyelamatkan pasien dari risiko komplikasi.

    Bukan hanya Terapi Trombolitik Intravena, Stroke Infark juga dapat ditangani dengan prosedur mekanikal Trombektomi. Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi dari Mayapada Hospital Kuningan dr. Ricky Gusanto Kurniawan, Sp.N (K), FINR akan menjelaskan lebih lanjut.

    “Prosedur Trombektomi dilakukan dalam waktu 6-24 jam sejak awal gejala stroke timbul. Tindakan ini dilakukan di Cath Lab menggunakan kateter atau selang kecil yang dimasukkan ke pembuluh darah melalui lipatan paha dan di navigasikan ke pembuluh darah yang tersumbat di otak, untuk menarik dan mengeluarkan sumbatan. Tindakan ini bermanfaat besar bagi kasus sumbatan yang cukup besar,” ungkapnya.

    Sementara itu, Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi dari Mayapada Hospital Surabaya, dr. Dedy Kurniawan, Sp.N (K), FINA mengatakan manfaat dari Trombektomi bisa meminimalisir risiko kecacatan jangka panjang akibat stroke.

    “Trombektomi akan memberikan manfaat besar bila dilakukan sesegera mungkin, terutama dalam mencegah dan mengurangi risiko kecacatan jangka panjang akibat stroke. Prosedur ini juga berguna sebagai terapi tambahan setelah terapi trombolitik, atau apabila pasien tidak memenuhi kriteria untuk menjalani Terapi Trombolitik,” tegas dr. Dedy.

    Baik prosedur trombolitik maupun trombektomi termasuk dalam tindakan advanced minimal invasif (minim sayatan) yang dapat dilakukan di Stroke Emergency Mayapada Hospital. Dengan dukungan fasilitas Cath Lab canggih, layanan ini memungkinkan diagnosis dan penanganan kegawatdaruratan stroke. Akses layanan Stroke Emergency pun dibuat lebih mudah melalui fitur emergency call yang tersedia di aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital atau dengan menghubungi 150990, sehingga pasien dapat segera mendapatkan pertolongan cepat dari tim medis.

    Stroke Emergency Mayapada Hospital merupakan bagian dari layanan Tahir Neuroscience Center yang menawarkan pelayanan komprehensif untuk gangguan saraf, otak, dan tulang belakang. Layanan ini mencakup deteksi dini, diagnosis, tindakan neuro intervensi dan bedah saraf, hingga neuro rehabilitasi. Selain itu, layanan ini telah menangani berbagai tindakan advanced seperti Deep Brain Stimulation untuk penanganan Parkinson, operasi secara minimal invasif untuk masalah saraf tulang belakang, operasi tumor kepala dan tulang belakang.

    Akses ke layanan Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital juga bisa melalui MyCare, seperti membuat jadwal konsultasi langsung maupun virtual (Telekonsultasi) hingga booking layanan Medical Check Up (MCU). Adapun untuk mendapatkan tips kesehatan dan promo layanan di Mayapada Hospital, bisa mencarinya di MyCare pada fitur Health Articles & Tips.

    Kemudian, tersedia fitur Personal Health yang terkoneksi dengan Health Access dan Google Fit untuk memantau jumlah langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, dan body mass index (BMI). Aplikasi MyCare bisa diunduh lewat Google Play Store maupun App Store. Bagi yang pertama kali registrasi di MyCare bisa mendapat reward point berupa potongan harga layanan.

    (akn/ega)

  • Kata Dokter Saraf soal Aneurisma Otak Usia Muda, Dialami Dokter Azmi di Umur 35

    Kata Dokter Saraf soal Aneurisma Otak Usia Muda, Dialami Dokter Azmi di Umur 35

    Jakarta

    Dokter sekaligus pemengaruh (influncer) dr Azmi Fadhlih meninggal di usia 35 tahun. Dokter spesialis kulit kelamin itu dilaporkan meninggal setelah mengalami pecah pembuluh darah otak akibat aneurisma.

    “Iya benar. Sebelumnya beliau mengeluh sakit kepala hebat,” konfirmasi kakak ipar Azmi, Lury Alex Noerdin, menanggapi pertanyaan detikcom terkait kabar meninggal karena aneurisma otak.

    Spesialis saraf dr Mursyid Bustami, SpS dari RS Pusat Otak Nasional menyebut pecahnya aneurisma otak usia muda umumnya dipicu kelainan pembuluh darah bawaan sejak lahir.

    Kelainan pembuluh darah jarang sekali menunjukkan gejala bila dalam kondisi tidak pecah. Artinya, terjadi mendadak dan tidak ada tanda-tanda awal.

    “Orang yang memiliki aneurisma pembuluh darah otak diibaratkan seperti membawa ‘bom waktu’ yang berpotensi pecah pada waktu tertentu. Kadang kala adanya aneurisma yang belum pecah ditemukan saat pasien menjalani pemeriksaan neuroimaging dalam rangka penanganan penyakit lain atau brain check-up,” kata dr Mursyid saat dihubungi detikcom, Rabu (18/12/2024).

    dr Mursyid mengatakan ada beberapa pemicu pecahnya aneurisma. Bisa karena hipertensi, naiknya tekanan dalam pembuluh darah otak saat seseorang mengedan, batuk hebat, emosi yang berlebihan dan aktivitas serupa lainnya.

    Di sisi lain, beberapa faktor predisposisi yang perlu diwaspadai adalah perokok berat, pencandu kokain, alkohol dan lain sebagainya. Aneurisma merupakan kondisi mengancam nyawa yang harus ditangani segera di rumah sakit.

    “Pecahnya aneurisma termasuk salah satu jenis stroke yang jarang namun biasanya gejalanya berat dan tingkat kematian yang tinggi. Namun bila ditangani dengan cepat dan tepat oleh ahlinya dan didukung peralatan RS yang memadai maka sebagian besar pasien dapat diselamatkan,” tandasnya.

    (kna/naf)

  • Kabar 13 Kematian Anggota KPPS Pemilu 2024, Kemenkes: Tapi Masih Diverifikasi Dinkes

    Kabar 13 Kematian Anggota KPPS Pemilu 2024, Kemenkes: Tapi Masih Diverifikasi Dinkes

    JAKARTA – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan sekitar 15 persen dari petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) berusia di atas 55 tahun.

    “Masih ada sekitar 15 persen petugas yg berusia lebih dari 55 tahun dikarenakan memang terbatasnya yang berkenan menjadi petugas. Selain itu masih ada yang memiliki penyakit komorbid, tetapi tidak terkontrol,” kata Nadia dalam keterangan tertulis, Kamis 15 Februari, disitat Antara.

    Berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan baik klinik, rumah sakit, maupun puskesmas, lanjut dia, ada sejumlah petugas yang berobat jalan dan ada yang dilaporkan meninggal. Sebanyak empat petugas meninggal dan kematian tersebut telah diverifikasi.

    “Ada dilaporkan 13 kematian, tapi masih proses verifikasi Dinkes setempat,” ucapnya. 

    Dia mengatakan sebelumnya terdapat sejumlah upaya guna mengurangi risiko pada kesehatan saat pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) berlangsung, seperti skrining kesehatan bagi yang mendaftar sebagai KPPS.

    Syarat-syarat yang diajukan, kata dia, antara lain usia yang dibatasi mulai dari 20 hingga 55 tahun. Selain itu mereka mengutamakan orang-orang yang tidak memiliki komorbiditas atau penyakit kronis, semisal penyakit jantung, hipertensi, gangguan ginjal, stroke, dan penyakit paru.

    “Sehat secara kejiwaan, tidak memiliki gangguan mental dalam bentuk apapun,” kata Nadia. 

    Selain itu mereka juga membatasi waktu bekerja yaitu 8 hingga 10 jam sehari.

    Nadia menyatakan mereka juga senantiasa mengedukasi masyarakat mengenai protokol kesehatan serta konsep 4C bagi petugas KPPS yaitu cukup tidur, cukup minum, cukup makan, dan cukup olahraga.

    Sebagai upaya pencegahan dari kejadian kegawatdaruratan, lanjutnya, puskesmas dan rumah sakit siaga selama 24 jam selama 14-15 Februari. Selain itu sistem rujukan dan Public Safety Center (PSC) 119 juga disiagakan.

    PSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat untuk masyarakat, termasuk anggota KPPS, yang membutuhkan layanan kesehatan.

    “Tetap siaga jika ada bencana alam, non-alam maupun konflik sosial, dan pemda harus membuat rencana antisipasi bila ada bencana,” kata Siti Nadia Tarmizi. 

  • BCA Life hadirkan STAR sebagai proteksi nasabah dari penyakit kritis

    BCA Life hadirkan STAR sebagai proteksi nasabah dari penyakit kritis

    Jakarta (ANTARA) – PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meluncurkan produk asuransi Safety Guard Critical Cover (STAR) yang memberikan perlindungan terhadap 135 penyakit kritis dan perlindungan jiwa.

    Presiden Direktur BCA Life Christine Setyabudhi menyatakan bahwa peluncuran produk asuransi penyakit kritis tradisional tersebut merupakan respons terhadap tren peningkatan jumlah pasien penyakit kritis seperti kanker, stroke, serangan jantung, diabetes, dan gagal ginjal di Indonesia.

    “Dengan produk STAR, kami menyediakan solusi perlindungan yang relevan di tengah tren peningkatan penyakit kritis di Indonesia. Kami berharap dengan hadirnya produk STAR ini, nasabah dapat menjalani hidup semakin aktif dan tenang karena telah terproteksi dengan baik,” ucap Christine Setyabudhi di Jakarta, Selasa.

    Ia menyampaikan bahwa usia yang memenuhi syarat untuk pemegang polis mulai dari 21 hingga 65 tahun dan untuk tertanggung mulai dari 1 hingga 65 tahun dengan uang pertanggungan mulai dari Rp500 juta hingga Rp2 miliar.

    Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2023 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan,penyakit kritis seperti jantung, stroke, dan kanker memerlukan biaya perawatan yang sangat besar.

    Hingga akhir 2023, penyakit jantung mencatat pembiayaan tertinggi dalam pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan total Rp17,63 triliun, dengan lebih dari 20 juta kasus yang dibiayai.

    Direktur BCA Haryanto T Budiman mengatakan bahwa penyakit kritis tidak hanya memberikan ancaman bagi kesehatan seseorang, tapi juga menimbulkan risiko finansial bagi penderita dan keluarga.

    Hal tersebut terjadi karena penyakit kritis harus ditangani secara intensif sehingga menimbulkan beban finansial yang relatif besar.

    Realitas tersebut kemudian mendorong pihaknya untuk bersinergi dengan BCA Life untuk meluncurkan produk STAR untuk memastikan bahwa perlindungan finansial dari penyakit kritis kini bisa dimiliki oleh segenap nasabah dan keluarga mereka.

    “BCA dan entitas anak senantiasa memperkuat ekosistem bersama, guna memberikan solusi keuangan terbaik serta memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin berkembang,” imbuhnya.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pasti Ada di Rumah! Bumbu Dapur Ini Bisa Bantu Turunkan Kolesterol Tinggi

    Pasti Ada di Rumah! Bumbu Dapur Ini Bisa Bantu Turunkan Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Kondisi kolesterol tinggi yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan masalah kesehatan serius. Beberapa di antaranya seperti aterosklerosis, serangan jantung, atau bahkan stroke.

    Selain mengonsumsi makanan-makanan sehat dan menjaga aktivitas fisik, rupanya ada satu jenis bumbu dapur yang juga baik untuk membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, yaitu bawang putih. Memangnya bisa sengaruh apa sih konsumsi bawang putih pada penurunan kadar kolesterol?

    Dikutip dari Mirror, mengonsumsi satu siung bawang putih setiap hari disebut-sebut dapat membantu menurunkan kolesterol hingga 10 persen. Terdapat penelitian yang menyebut bahwa asupan bawang putih membantu menurunkan kolesterol dengan signifikan karena kandungan allicin di dalamnya.

    Allicin merupakan salah satu jenis antioksidan yang juga memberikan aroma khas pada bawang putih. Kandungan itu disebut menghalangi produksi kolesterol jahat atau LDL (Low-Density Lipoprotein) di organ hati dengan mengikat reseptor LDL pada sel-sel hati.

    Efeknya seringkali bergantung pada dosis, yang berarti bahwa dosis bawang putih lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan LDL yang lebih besar.

    Menurut tim peneliti, bentuk dan jenis bawang putih yang dikonsumsi dapat memberikan efek yang berbeda dalam. Ada yang mengatakan ekstrak bawang putih tua memberikan manfaat paling konsisten dalam menurunkan kolesterol.

    Sementara, penelitian lain menyebut bawang putih yang dijual dalam bentuk cacahan kecil (bubuk atau granula) disebut sudah tidak efektif dalam menurunkan kolesterol darah.

    Meski bawang putih memiliki manfaat yang baik untuk membantu menurunkan kolesterol, ahli diet senior dari British Heart Foundation, Victoria Taylor menyebut bumbu dapur ini hanyalah sebagian kecil dari langkah menurunkan kolesterol.

    Penerapan gaya hidup secara keseluruhan tetap diperlukan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dan menghindarkan diri dari berbagai penyakit faktor risiko kolesterol.

    “Bawang putih dapat menambah rasa pada makanan tanpa menambahkan garam. Namun, untuk mengatasi risiko penyakit jantung dan peredaran darah, penting untuk memikirkan pola makan Anda secara keseluruhan, bukan hanya satu bahan. Jangan hanya mengandalkan bawang putih untuk menurunkan risiko Anda,” katanya.

    Dikutip dari Healthline, berikut ini sederet manfaat dari bawang putih selain membantu menurunkan kolesterol:

    Meningkatkan imunitas tubuhMembantu menurunkan tekanan darahMengandung antioksidan untuk mencegah demensiaMeningkatkan kemampuan olahragaMeningkatkan kesehatan tulang

    (avk/kna)

  • Berkaca dari Kondisi yang Dialami Kiwil, Waspadai Gejala Pengentalan Darah

    Berkaca dari Kondisi yang Dialami Kiwil, Waspadai Gejala Pengentalan Darah

    Jakarta

    Belum lama ini, komedian Kiwil buka-bukaan soal masalah kesehatan pengentalan darah yang dialami. Dalam setahun terakhir, ia sedang menjalani pengobatan untuk masalah pengentalan darah dan juga diabetes.

    “Itu juga tahunya pas mau operasi ya. Operasi hernia, cek darah semuanya baru ketahuan gula darahnya 4,5, jadi nggak bisa dioperasi,” katanya di acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV, beberapa waktu lalu.

    “Jadi sekarang itu yang diobatinya diabetes sama pengentalan darah,” kata sang istri, Venti Figianti menambahkan.

    Terlepas dari kejadian yang dialami oleh Kiwil, sebenarnya apa itu kondisi pengentalan darah? Spesialis penyakit dalam Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD, FINASIM menjelaskan pengentalan darah merupakan sebuah kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah lebih tinggi dari normal, biasanya di atas 15g/dL.

    Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut dapat membuat darah menjadi lebih mudah mengalami pembekuan dan trombosis.

    “Pengentalan darah secara ilmiah bisa diartikan darahnya pekat atau darahnya mudah mengalami pembekuan atau trombosis,” kata Prof Ketut ketika dihubungi oleh detikcom, Selasa (17/12/2024).

    Prof Ketut mengungkapkan kondisi pengentalan darah biasanya tidak menunjukkan gejala secara khusus. Gejala biasanya baru akan nampak setelah pengentalan darah memicu komplikasi lebih lanjut.

    Pada tahap awal, gejala yang mungkin akan nampak berupa sakit kepala. Namun, pemeriksaan lanjutan tetap diperlukan untuk memastikan apa sakit kepala tersebut memang berkaitan dengan pengentalan darah atau tidak.

    Oleh karena itu, melakukan medical check up atau pemeriksaan medis secara rutin sangat disarankan untuk mencegah berbagai masalah kesehatan secara umum.

    “Gejala kekebalan darah tidak spesifik, mungkin nyeri kepala. Biasanya setelah komplikasi baru tampak gejalanya. Gejala setelah komplikasi biasanya tergantung organ mana yang terkena, kalau jantung ya gejala serangan jantung, kalau stroke bisa lumpuh setengah badan,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Mengenal Aneurisma, Pembengkakan Pembuluh Darah Otak yang Mengancam Nyawa

    Mengenal Aneurisma, Pembengkakan Pembuluh Darah Otak yang Mengancam Nyawa

    Jakarta

    Sakit kepala seringkali dianggap sepele. Terkadang pada sebagian kasus, sakit kepala bisa menjadi gejala penyakit yang mematikan seperti aneurisma otak.

    Aneurisma otak adalah tonjolan berbentuk balon yang terbentuk di pembuluh darah otak. Sekilas, tonjolan ini tampak seperti buah beri tergantung di batang otak.

    Pada beberapa kasus, tonjolan tersebut bisa bocor atau pecah dan menyebabkan perdarahan ke otak atau terjadinya stroke hemoragik. Salah satu gejala yang khas yakni sakit kepala hebat.

    “Bisa sampai sakit kepalanya itu betul betul sakit kepala yang mendadak, hebat, disebut sebagai thunderclap headache. Seperti dipukul terus kemudian matanya silau, lehernya kaku. Banyak pasien yang survive mengatakan ya seperti the worst headache of my life,” kata spesialis saraf Dr dr Mardjono Tjahjadi, SpBS, PhD, saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Dikutip dari Healthline, aneurisma otak terjadi karena perubahan struktural pada dinding arteri di otak. Perubahan ini menyebabkan dinding arteri menjadi lebih lemah dan tipis. Deformitas dapat terjadi karena penipisan dinding, tetapi terkadang peradangan atau trauma dapat menyebabkan deformitas tanpa penipisan.

    Masih belum jelas apa yang menyebabkan terbentuknya aneurisma. Namun, diyakini bahwa satu atau kombinasi dari faktor-faktor berikut dapat memicu perkembangannya:

    kerusakan jaringan elastis di dalam arteri
    tekanan dari aliran darah melalui arteri
    perubahan jaringan di arteri karena peningkatan peradangan

    Gejala aneurisma otak yang pecah biasanya dimulai dengan sakit kepala yang tiba-tiba dan menyiksa. Hal ini disamakan dengan terbentur di kepala, yang mengakibatkan rasa sakit yang menyilaukan yang belum pernah dialami sebelumnya.

    Gejala lain dari aneurisma otak yang pecah juga cenderung muncul tiba-tiba dan dapat meliputi:

    merasa atau sedang sakitleher kaku atau nyeri lehersensitif terhadap cahayapenglihatan kabur atau gandakebingungan tiba-tibakehilangan kesadarankejang-kejangkelemahan pada satu sisi tubuh atau di anggota tubuh mana pun

    (kna/kna)