Topik: stroke

  • Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Jakarta

    Seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, mengalami stroke di usia yang masih sangat muda, yakni di usia 20 tahun. Sebelum kejadian, wanita bernama Delia itu mengaku kerap dilanda banyak pikiran yang membuatnya stres berat.

    Kejadian stroke yang dialaminya terjadi pada 29 Agustus 2025. Saat sedang beraktivitas seperti biasa, ia tiba-tiba merasakan pusing hebat dan tak bisa berbicara. Meski masih mampu sedikit bergerak, badannya terasa lemas.

    Awalnya ia mengira kondisi itu akan membaik dengan sendirinya. Namun setelah dua jam, kemampuan bicaranya belum juga kembali. Situasi tersebut membuat keluarga segera membawanya ke dokter saraf terdekat di Wonogiri.

    “Aku kan masuk hari Jumat sore, Sabtu paginya kan biasanya gak ada dokter spesialis. Cuma ada dokter jaga, nah itu dokter spesialisnya tuh sampai datang ke kamar aku. Ngecek kondisi aku langsung, soalnya masih umur 20 tahun,” demikian katanya melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    “Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo,” lanjutnya.

    Delia akhirnya dirujuk ke salah satu rumah sakit yang berada di Solo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Di sana, ia menjalani MRI (Magnetic resonance imaging), CT scan (Computed Tomography Scan), hingga pemeriksaan lainnya.

    Ia juga ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) untuk pemantauan intensif karena gejalanya mengarah pada stroke, meski usianya masih sangat muda.

    “Di HCU itu ya allah itu tempat khusus buat tempat stroke biasanya itu untuk usia lanjut dan tekanan darah mereka tuh tinggi-tinggi 200 san lah. Aku masuk di situ aku juga tegang kan di situ nggak boleh duduk, cuma rebahan aja, makan sambil tidur. Apa-apa sambil tidur, nggak boleh duduk, nggak boleh ke kamar mandi, nggak boleh ditungguin cuma di situ sendiri,” lanjutnya.

    “Pas udah di rumah sakit rujukan itu, aku udah sedikit-sedikit udah bisa ngomong. Soalnya pas mau duduk itu emang udah bisa. Ngangkat lidah, udah bisa mengeluarkan lidah. Soalnya awalnya emang pelo, kaku lidahnya. Nah abis itu, tekanan daerahku tuh emang naik turun sih pas waktu itu. Kalo bener-bener kaget ya naik. 150, 148,” lanjutnya lagi.

    Pemeriksaan lebih lanjut melalui Transcranial Doppler (TCD) di rumah sakit Solo menunjukkan adanya penyumbatan dan kekakuan pada pembuluh darah otak Delia. Setelah lima hari di HCU dan menjalani terapi, kondisinya berangsur membaik. Kemampuan bicaranya perlahan kembali, meski masih terdengar pelo. Delia kemudian diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan dan obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Meski kondisi berangsur membaik, ia mengaku sempat kembali ‘kolaps’. Menurutnya, hal itu terjadi karena ia kembali mengalami stres.

    “Kambuh itu. Hampir nggak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya udah (madep) keatas. Nggak bisa ngomong lagi. Tangan udah dingin, kaki udah dingin. Ah udah gitu lah pokoknya. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu kayak terlalu over gitu loh,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Coklat Hitam Bisa Bikin Ingatan Lebih Tajam? Begini Temuan Riset Jepang

    Coklat Hitam Bisa Bikin Ingatan Lebih Tajam? Begini Temuan Riset Jepang

    Jakarta

    Tak hanya lezat, coklat hitam diketahui memiliki manfaat untuk kesehatan otak. Sebuah studi dari Jepang menemukan senyawa flavanol yang terkandung di dalamnya dapat mempertajam daya ingat dan meningkatkan kewaspadaan untuk sementara waktu.

    Dikutip dari New York Post, para peneliti di Institut Teknologi Shibaura, Jepang, menemukan bahwa ketika tikus diberikan flavanol, senyawa tumbuhan dengan sifat antioksidan, otak mereka melepaskan lonjakan noradrenalin, zat kimia yang berperan dalam kewaspadaan dan fokus.

    Dalam waktu sekitar satu jam, tikus yang menerima flavanol tersebut menunjukkan performa sekitar 30 persen lebih baik pada tes memori dibandingkan tikus yang tidak mendapatkan perlakuan. Peneliti juga mencatat adanya peningkatan aktivitas motorik serta perilaku eksplorasi pada kelompok yang diberi flavanol.

    “Flavanol memiliki rasa sepat,” kata peneliti utama, Yasuyuki Fujii dalam sebuah pernyataan.

    “Kami berhipotesis bahwa rasa ini berfungsi sebagai stimulus, mengirimkan sinyal langsung ke sistem saraf pusat,” katanya.

    Peneliti meyakini reaksi ini memicu respons fisiologis di seluruh tubuh melalui sistem saraf simpatik. Itu merupakan jaringan yang sama yang mengatur kewaspadaan dan respons stres.

    Tikus diberi tes pengenalan objek baru. Mereka menjelajahi dua objek identik selama sekitar 10 menit. Kemudian, satu objek diganti dengan objek baru. Jika tikus menghabiskan lebih banyak waktu menjelajahi objek baru, berarti mereka mengingat objek lama.

    Menurut para peneliti, mekanisme flavanol yang bekerja tampaknya berbasis rasa, bukan bergatung pada penyerapan kimia. Sensasi sepat dari flavanol yang membuat coklat hitam terasa sedikit lebih pahit bisa memicu saraf sensorik yang berkomunikasi langsung dengan batang otak.

    Hal ini memicu wilayah kecil di otak, yang disebut dengan locus coeruleus yang melepaskan noradrenalin dan membantu otak menyimpan informasi baru.

    Penelitan ini membantu menjelaskan, mengapa penelitian sebelumnya pada orang dewasa yang lebih tua mengaitkan pola makan yang kaya flavanol dengan peningkatan daya ingat. Alih-alih bertindak seperti nutrisi yang melindungi sel-sel otak, senyawa tersebut bisa merangsang sistem kewaspadaan tubuh yang meningkatkan pembelajaran dan fokus.

    “Asupan flavanol dalam jumlah sedang, meskipun bioavailiabilitasnya rendah, bisa meningkakan kesehatan dan kualitas hidup,” kata Fuji.

    Para peneliti percaya bahwa makanan kaya flavanol bisa membantu otak mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Kendati demikian, mereka memperingatkan bahwa hal ini masih jauh dari bukti secara ilmiah, sehingga mereka menekankan bahwa pengujian pada manusia masih diperlukan. Dikutip dari laman Hindustan Times, tikus dalam penelitian juga diberikan dosis flavanol yang lebih tinggi daripada yang bisa didapatkan dari coklat hitam pada umumnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “3 Manfaat Lebih Puasa bagi Kesehatan Otak Penderita Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/suc)

  • Awal Mula Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Mendadak Pusing-Tak Bisa Bicara

    Cerita Wanita di Wonogiri Kena Stroke Usia 20, Ini Gejala Awal yang Dikeluhkan

    Jakarta

    Seorang wanita di Wonogiri, Jawa Tengah, membagikan kisahnya yang terkena stroke di usia 20 tahun. Kejadian itu berawal ketika ia tengah menghadapi banyak pikiran dan stres, sebelum muncul gejala neurologis yang muncul secara tiba-tiba.

    Pada 29 Agustus lalu, wanita bernama Delia itu mendadak merasakan pusing hebat dan tubuh lemas. Meski masih dapat bergerak, ia tiba-tiba tidak mampu berbicara.

    Kondisi tersebut membuat keluarganya membawa Delia ke rumah sakit di Wonogiri sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Solo.

    “Jam 1 siang tiba-tiba pusing banget nyekot gitu lemes banget, dan damn gabisa ngomong. Tapi masih bisa gerak. Yang buat bersyukur tu itu karena masih gerak walaupun ga terlalu kuatt. Nah itu nunggu 2 jam an dulu siapa tau bisa ngomong lagi, ternyata tetep belum bisa,” ucapnya melalui akun TikTok-nya dikutip atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    Pemeriksaan awal menunjukkan tekanan darahnya meningkat hingga sekitar 135 mmHg, lebih tinggi dari biasanya. CT scan di rumah sakit Wonogiri mengindikasikan pembengkakan otak, namun dokter menilai hasil tersebut tidak cukup menjelaskan gangguan bicaranya. Delia kemudian dirujuk ke rumah sakit rujukan di Solo untuk evaluasi lebih lanjut.

    “Terus aku tuh nggak ada tekanan diri, genetik hipertensi, kolesterol aman, asam urat, pokoknya semua sudah dicek ges, nggak ada keturunan darah tinggi ges, nggak tinggi juga darahnya, tinggi memang tapi pas kejadian itu saja,” lanjutnya.

    Sesampainya di rumah sakit rujukan, Delia langsung menjalani evaluasi di instalasi gawat darurat. Setelah pemeriksaan lengkap, ia dipindahkan ke ruang High Care Unit (HCU), unit perawatan khusus untuk pasien dengan kondisi neurologis serius, termasuk stroke.

    Selama perawatan, tekanan darah Delia naik-turun hingga mencapai 150 mmHg. Kondisi ini membuat tim medis bingung karena usianya masih sangat muda.

    “Nah kurang lebih aku 5 hari di dalam HCU. Karena memang perkembangan pesat. Soalnya aku mau makan, doyan makan. Kayak setiap makan jatah aku habisin. Gak yang susah makan gitu loh. Soalnya kan itu bisa, kalo susah makan kan memperlambat. Apa namanya, perkembangan ya, perkembangan kesehatan. Karena aku mau makan, mau minum obat. Nah itulah, aku cepat semburnya,” ucapnya lagi.

    Setelah kondisi stabil, ia diperbolehkan pulang, namun masih mengalami mudah lelah, sering pusing, dan cepat kehabisan energi saat beraktivitas kecil seperti berjalan, mengayuh sepeda, atau bahkan berbicara.

  • Dokter Beberkan 3 Alasan Stroke dan Serangan Jantung Rentan Terjadi di Pagi Hari

    Dokter Beberkan 3 Alasan Stroke dan Serangan Jantung Rentan Terjadi di Pagi Hari

    Jakarta

    Stroke dan serangan jantung merupakan kondisi gawat darurat medis. Tanpa penanganan cepat, keduanya bisa menimbulkan komplikasi serius hingga berakibat fatal. Karena itu, penting untuk memahami faktor risikonya, termasuk waktu terjadinya, agar kelompok rentan, seperti pengidap penyakit jantung dan masalah kesehatan tertentu, bisa lebih waspada.

    Terkait waktu terjadinya, banyak orang mengira serangan jantung dan stroke terjadi secara acak. Namun, faktanya tidak demikian. Menurut penjelasan dr Sanjay Kumar, Senior Director Cardiology di Fortis Faridabad, kejadian serangan jantung dan stroke paling sering terjadi pada pagi hari, terutama di jam-jam tertentu.

    “Kerentanan di pagi hari berkaitan dengan ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis internal yang mengatur aktivitas hormon, tekanan darah, dan fungsi kardiovaskular,” ucapnya dikutip dari Hindu Times, Sabtu (22/11/2025).

    Pada Jam Berapa Serangan Jantung dan Stroke Paling Sering Terjadi?

    Menurut dr Kumar, serangan jantung dan stroke lebih banyak terjadi pada pagi hari antara pukul 04.00 hingga 08.00 pagi. Apa alasannya?

    Kaitan antara serangan jantung/stroke dan waktu pagi bukan kebetulan. Kondisi ini dipicu oleh perubahan fisiologis alami tubuh yang bisa berisiko bagi orang dengan penyakit kardiovaskular. dr Kumar menjelaskan tiga penyebab utamanya:

    1. Lonjakan Hormon

    Pada jam sebelum bangun tidur, tubuh mengalami lonjakan hormon seperti kortisol dan katekolamin untuk membantu tubuh bertransisi dari tidur nyenyak ke keadaan terjaga.

    Lonjakan ini meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga memberi beban tambahan pada sistem kardiovaskular. Pengidap penyakit jantung lebih rentan mengalaminya.

    2. Peningkatan Risiko Pembekuan Darah

    Risiko terbentuknya bekuan darah lebih tinggi pada pagi hari. Hal ini terjadi akibat peningkatan kadar hormon cortisol merangsang produksi PAI-1, enzim yang menghambat kemampuan tubuh melarutkan bekuan darah.

    Ketika proses pemecahan bekuan melambat, risiko penyumbatan di pembuluh darah jantung atau otak meningkat.

    3. Dehidrasi Semalaman

    Tidak mengonsumsi cairan selama tidur membuat darah sedikit lebih pekat. Darah yang lebih kental memperlambat aliran dan meningkatkan kecenderungan pembekuan.

    Faktor ini semakin berisiko bagi individu yang sudah memiliki penumpukan plak di pembuluh darah.

    dr Kumar menegaskan bahwa kombinasi ketiga faktor ini membuat waktu pagi menjadi periode yang paling berisiko bagi pengidap penyakit jantung dan pembuluh darah.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Tes Darah Ini Bisa Prediksi Risiko Kerusakan Otak 25 Tahun sebelum Diagnosis

    Tes Darah Ini Bisa Prediksi Risiko Kerusakan Otak 25 Tahun sebelum Diagnosis

    Jakarta

    Demensia merupakan penyakit yang memengaruhi ingatan, bahasa, serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Sebuah tes darah baru bisa mengetahui risiko penyakit ini beberapa tahun sebelum gejalanya muncul. Demensia disebabkan oleh kerusakan atau hilangnya sel-sel saraf dan koneksinya di otak, yang mengganggu fungsi kognitif seperti daya ingat, berpikir, dan berkomunikasi.

    Deteksi dini menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup, memperluas pilihan pengobatan, dan memungkinkan perencanaan hidup yang lebih baik. Dikutip dari laman NY Post, sebuah studi baru di Europian Heart Journal melaporkan bahwa tes troponin jantung bisa mengetahui apakah seseorang memiliki risiko yang lebih besar terkena demensia, bahkan 25 tahun sebelum diagnosis.

    Temuan tersebut menghubungkan kadar troponin jantung yang lebih tinggi (protein yang dilepas dari otot jantung yang rusak) di usia paruh baya dengan peningkatan risiko penurunan kognitif yang lebih cepat dan penyusutan otak yang lebih besar di kemudian hari.

    Tes darah diberikan kepada hampir 6.000 warga Inggris paruh baya yang mengalami kerusakan otot jantung ringan. Para peneliti menguji fungsi kognitif mereka secara rutin selama dua dekade.

    Peserta yang memiliki kadar troponin jantung tinggi, yaitu 5,2 nanogram per liter memiliki skor fungsi kognitif yang lebih rendah pada usia 80 tahun dan skor yang lebih rendah lagi 10 tahun kemudian, di usia 90 tahun.

    Mereka yang memiliki protein darah lebih banyak juga memiliki materi abu-abu yang rendah, jaringan otak yang penting untuk memproses informasi, pembelajaran, dan memori. Peserta yang memiliki kadar yang lebih tinggi juga memiliki risiko 18 persen lebih besar mengalami penyusutan otak seiring bertambahnya usia.

    Bagi mereka yang akhirnya mengalami demensia, kadar protein darah secara konsisten lebih tinggi, bahkan sudah terlihat sejak tujuh tahun sebelum kondisi tersebut terdeteksi.

    Meski biasanya demensia bisa terdiagnosis pada usia 60-an, sebenarnya gejala seperti gangguan memori, perhatian, atau kemampuan berkomunikasi bisa mulai terlihat sejak usia 40-an. Beberapa faktor bahkan bisa membantu memprediksi tingginya risiko penyakit ini, seperti usia, riwayat keluarga, riwayat stroke, tekanan darah tinggi, dan berbagai faktor lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Dialami Wanita Umur 30-an di AS, Kenapa Pijat ‘Kretek’ Picu Stroke?

    Dialami Wanita Umur 30-an di AS, Kenapa Pijat ‘Kretek’ Picu Stroke?

    Jakarta

    Seorang wanita di Amerika Serikat mengalami stroke sebanyak 5 kali. Kondisi ini terjadi setelah ia menjalani tiga sesi perawatan chiropractic di bagian lehernya.

    Hasil CT scan menunjukkan adanya diseksi arteri vertebralis bilateral. Hal itu membuat wanita berumur 30 tahun itu harus mendapatkan suntikan pengencer darah.

    Dikutip dari Medical News Today, chiropractic dapat mencakup peregangan, pemberian tekanan, dan manipulasi dengan gerakan mendorong pada sendi. Perawatan ini bertujuan untuk meredakan nyeri, meningkatkan fungsi, serta mobilitas.

    Efek samping ringan dan sementara yang muncul, seperti rasa tidak nyaman, kaku, atau sakit kepala. Dalam kasus yang jarang terjadi, perawatan ini berpotensi menyebabkan efek samping parah, seperti cedera tulang belakang, diseksi arteri, hingga stroke.

    Risiko terkena stroke setelah chiropractic cenderung rendah. Tetapi, ada bukti bahwa metode ini dapat meningkatkan risiko stroke pada beberapa orang, biasanya saat menjalani manipulasi tulang belakang.

    Selain itu, penulis studi kasus ilustratif dan tinjauan pustaka tahun 2018 menemukan bahwa mereka yang berisiko tinggi mengalami diseksi arteri vertebralis mungkin memiliki risiko stroke yang lebih tinggi, jika menjalani jenis penyesuaian kiropraktik tertentu. Diseksi arteri vertebralis adalah suatu kondisi di mana salah satu pembuluh darah besar di leher robek.

    Menurut ahli saraf dari Michigan Medicine Mollie McDermott, MD, risiko ini jarang terjadi, tetapi perlu didiskusikan.

    Diseksi arteri vertebralis merupakan robekan pada lapisan dalam arteri vertebralis yang terletak di bagian belakang leher. Arteri ini merupakan salah satu dari empat arteri utama yang memasok darah ke otak.

    Setelah robekan, darah dapat memasuki dinding arteri dan membentuk gumpalan darah. Potongan gumpalan darah dapat pecah dan menyebabkan stroke, atau dinding arteri yang melebar dapat menghambat aliran darah hingga terjadi stroke.

    “Diseksi arteri vertebralis (apapun penyebabnya) berbahaya karena dapat menyebabkan perubahan aliran darah di pembuluh darah yang menuju otak, yang berpotensi mengakibatkan stroke,” kata McDermott, dikutip dari Michigan Medicine.

    “Saya biasanya memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi tahu pasien tentang potensi hubungan antara manipulasi kiropraktik agresif dan stroke.”

    McDermott mengungkapkan gejala akibat diseksi dapat muncul beberapa jam atau bahkan beberapa minggu setelah cedera pembuluh darah. Tanda-tanda stroke akibat diseksi arteri vertebralis meliputi:

    Bicara cadel.Kehilangan sensorik, kelemahan, atau kecanggungan pada lengan dan kaki di salah satu sisi tubuh.Vertigo atau kesulitan berjalan.Kesulitan menelan.Nyeri leher, terutama di sisi yang sama dengan diseksi.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Waspadai 7 Makanan yang Berisiko Mengganggu Kesehatan Mata

    Waspadai 7 Makanan yang Berisiko Mengganggu Kesehatan Mata

    JAKARTA – Kesehatan mata ternyata sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan minum. Tidak hanya gangguan penglihatan ringan, beberapa pola makan bisa meningkatkan risiko penyakit mata serius seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan katarak.

    Menurut tinjauan medis yang dilakukan oleh Poonam Sachdev pada 29 Agustus 2024 yang ditulis oleh Alyson Powell Key di situs WebMD, berikut 7 makanan yang sebaiknya dibatasi demi menjaga kesehatan mata.

    1. Roti dan Pasta

    Karbohidrat sederhana seperti yang terdapat pada roti putih dan pasta, dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia (AMD), salah satu penyebab utama hilangnya penglihatan pada orang dewasa. Tubuh mencerna karbohidrat jenis ini dengan cepat sehingga gula darah melonjak. Tipsnya adalah mengganti roti putih dan pasta dengan versi gandum utuh untuk menjaga kesehatan mata.

    2. Daging Olahan

    Hot dog, bacon, dan daging olahan lainnya mengandung banyak natrium (garam). Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Pada mata, konsumsi garam berlebih bisa menimbulkan beberapa masalah serius. Retinopati hipertensi dapat terjadi yaitu kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan penglihatan kabur atau bahkan hilang.

    Selain itu, koroidopati bisa muncul, yaitu penumpukan cairan di bawah retina, serta neuropati yaitu tersumbatnya aliran darah yang merusak saraf dan menurunkan kemampuan penglihatan. Untuk mencegah hal ini, batasi asupan natrium hingga 2.300 mg per hari.

    3. Gorengan

    Makanan yang digoreng dalam minyak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan bisa memicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Selain itu, gorengan menghasilkan radikal bebas yang merusak sel, termasuk sel mata. Sebaiknya konsumsi banyak buah dan sayur yang kaya vitamin C, seperti jeruk, tomat, dan paprika merah, untuk melawan radikal bebas.

    4. Minyak Goreng

    Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan asam linoleat, sejenis lemak tak jenuh, terkait dengan risiko AMD. Minyak yang mengandung asam linoleat tinggi meliputi safflower, bunga matahari, jagung, kedelai, dan wijen. Gunakan minyak dengan kurang dari 4 gram lemak jenuh per sendok makan, dan hindari minyak dengan trans fat atau minyak terhidrogenasi.

    5. Margarin

    Margarin terbuat dari minyak nabati sehingga mengandung lemak baik. Namun beberapa margarin memiliki trans fat yang meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung serta masalah mata. Tipsnya adalah menggunakan margarin jenis oles atau cair dan pilih merek dengan label 0 gram trans fat.

    6. Makanan Siap Saji

    Makanan kemasan, seperti sup, saus tomat, atau makanan kaleng, sering mengandung natrium tinggi, hingga 75% dari batas harian. Maka dari itu, pilih versi rendah natrium atau tanpa tambahan garam dan beri bumbu alami sendiri untuk rasa.

    7. Ikan dan Seafood

    Konsumsi ikan dan seafood dalam jumlah yang tak berlebihan umumnya aman. Namun kadar merkuri tinggi bisa berbahaya, termasuk merusak mata. Wanita hamil, menyusui, atau berencana hamil serta anak-anak disarankan mengonsumsi 8–12 ons ikan/seafood per minggu.

  • Kronologi Wanita Umur 30 Kena Stroke 5 Kali gegara Pijat ‘Kretek’

    Kronologi Wanita Umur 30 Kena Stroke 5 Kali gegara Pijat ‘Kretek’

    Jakarta

    Haley Schoen menceritakan kronologinya yang mengalami lima kali stroke. Hal ini terjadi setelah melakukan pijat ‘kretek’.

    Wanita yang tinggal di Missouri, Amerika Serikat, itu awalnya mengeluhkan seperti ‘saraf terjepit’ di lehernya. Keluhan itu muncul setelah ia melompat dari ketinggian 4,5 meter dari dinding panjat tebing pada Januari 2019.

    Meski terasa tidak nyaman, Haley mengabaikan keluhannya itu. Sampai beberapa hari kemudian, rekan kerjanya melihat Haley seperti ‘berjalan bengkok’.

    Haley juga mulai merasakan mati rasa di salah satu jari kakinya. Merasa keluhannya semakin tidak nyaman, ia mengunjungi Chiropractor untuk memperbaiki saraf terjepitnya.

    Jalani Pijat ‘Kretek’ 3 Kali

    Haley mengaku menjalani pijat ‘kretek’ itu sebanyak tiga kali. Di saat sesi ketiga, ia merasakan tekanan dan rasa hangat yang hebat di pangkal tengkoraknya.

    Sensasi ini ia sadari sebagai tanda-tanda peringatan arteri yang robek dan stroke. Seminggu kemudian, Haley menjadi orang yang emosional dan disorientasi di rumah, bahkan sering menangis tanpa alasan yang jelas.

    BACA JUGA:

    Merasa khawatir akan kondisinya, wanita 30 tahun itu pergi ke rumah sakit. Dari hasil CT scan menunjukkan adanya diseksi arteri vertebralis bilateral atau robekan di kedua arteri yang memasok darah ke otaknya.

    Dokter mengungkapkan cedera tersebut telah menyebabkan empat kali stroke sejak jatuh dari dinding panjat dan pijat ‘kretek’. Stroke kelima terjadi saat Haley berada di rumah sakit yang membuatnya terkejut.

    Dari hasil pemeriksaan, dokter yakin robekan arteri pertama terjadi saat ia melompat dari dinding panjat. Sementara robekan lainnya, mungkin terjadi selama atau setelah pijat ‘kretek’ pada lehernya itu.

    Ada Cedera di Otaknya

    Cedera gabungan tersebut mengganggu aliran darah dan memicu stroke di kedua sisi otaknya. Haley pun menghabiskan seminggu di rumah sakit dan mulai belajar berjalan sepanjang waktu.

    Setelah keluar dari rumah sakit, ia harus diberikan suntikan pengencer darah setiap hari selama tiga bulan. Robekan pada arteri menciptakan permukaan yang tidak rata, di mana gumpalan mudah terbentuk dan dapat berpindah ke otak yang memicu stroke tambahan.

    Pengencer darah ini digunakan untuk mencegah pembentukan gumpalan baru. Karena riwayat strokenya, Haley dilarang untuk bekerja dan mengemudi yang membuatnya harus tetap di rumah.

    “Saya beralih dari melakukan pemotretan dan menjual rumah seharga jutaan dolar, menjadi tiba-tiba belajar berjalan lagi,” jelasnya, menambahkan bahwa perubahan mendadak itu membuatnya trauma.

    “Saya kehilangan segalanya. Rasanya seperti melihat semua kerja keras saya lenyap dalam semalam,” tuturnya yang dikutip dari Daily Mail.

    Saat ini, Haley masih kesulitan dengan persepsi kedalaman, sering salah menilai jarak, dan tak sengaja membenturkan wajahnya ke lemari. Hal ini cukup membuatnya kewalahan saat ingin melakukan kegiatan.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Dokter ‘Spill’ Cara Mudah Biar Jantung Sehat, Anti Penyakitan di Usia Tua

    Dokter ‘Spill’ Cara Mudah Biar Jantung Sehat, Anti Penyakitan di Usia Tua

    Jakarta

    Memiliki jantung yang sehat adalah harapan dari banyak orang agar bisa berumur panjang. Ternyata, memiliki jantung yang sehat tidak serumit yang dibayangkan.

    Spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi kardiovaskular Brawijaya Hospital, dr Simon Salim, SpPD-KKV, mengungkapkan salah satu cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan memperbanyak jumlah langkah.

    “Mulai melangkah dan kurangi waktu duduk. Itu paling mudah dan semua orang bisa melakukannya, kecuali sudah stroke,” ujarnya pada detikcom, saat ditemui di sela simposium BraveHeart Cardiac Forum Jakarta 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

    Selain itu, intensitas berjalan kaki juga sangat penting. dr Simon menganjurkan untuk berjalan dengan langkah yang cepat dan jarak yang lebih jauh dari biasanya.

    “Kalau jarak sudah pasti harus ditambah. Selain itu, intensitasnya. Kalau lebih cepat, lebih bagus,” kata dr Simon.

    “Jalan kaki pada dasarnya memang baik untuk jantung, tetapi lebih bagus langkah cepat daripada jalan santai jika memungkinkan,” sambungnya.

    Menurut dr Simon, hal ini yang perlu diingatkan untuk orang-orang yang berusia muda. Mereka mungkin bisa duduk dalam waktu yang lama dan malas untuk berjalan.

    Berdasarkan kondisi jantung, orang usia muda memang cenderung lebih sehat dibandingkan kelompok usia lanjut. Tetapi, semuanya sangat bergantung pada gaya hidup atau kebiasaan-kebiasaan tertentu sejak dini.

    “Sedentary lifestyle, karena kurang bergerak, kemudian lebih banyak sih alkohol dan rokok ya juga berpengaruh,” tegas dr Simon.

    Menurut dr Simon, lebih aktif bergerak sederhana seperti jalan kaki dapat mencegah penyakit-penyakit jantung terjadi. Contoh mudahnya, dengan membiasakan turun satu stasiun lebih awal saat naik transportasi umum, kemudian jalan kaki sampai ke lokasi tujuan.

    “Atau kalau bawa mobil, parkir itu jangan berebutan di tempat paling dekat dengan lift. Cari tempat yang paling jauh dari lift, jadi kan dipaksa untuk bolak-balik, pokoknya kejar jumlah langkah itu sudah paling sederhana,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Bagaimana Operasi Jantung dan Bedah Toraks Menyelamatkan Nyawa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Dokter ‘Spill’ Cara Mudah Biar Jantung Sehat, Anti Penyakitan di Usia Tua

    Dokter ‘Spill’ Cara Mudah Biar Jantung Sehat, Anti Penyakitan di Usia Tua

    Jakarta

    Memiliki jantung yang sehat adalah harapan dari banyak orang agar bisa berumur panjang. Ternyata, memiliki jantung yang sehat tidak serumit yang dibayangkan.

    Spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi kardiovaskular Brawijaya Hospital, dr Simon Salim, SpPD-KKV, mengungkapkan salah satu cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan memperbanyak jumlah langkah.

    “Mulai melangkah dan kurangi waktu duduk. Itu paling mudah dan semua orang bisa melakukannya, kecuali sudah stroke,” ujarnya pada detikcom, saat ditemui di sela simposium BraveHeart Cardiac Forum Jakarta 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

    Selain itu, intensitas berjalan kaki juga sangat penting. dr Simon menganjurkan untuk berjalan dengan langkah yang cepat dan jarak yang lebih jauh dari biasanya.

    “Kalau jarak sudah pasti harus ditambah. Selain itu, intensitasnya. Kalau lebih cepat, lebih bagus,” kata dr Simon.

    “Jalan kaki pada dasarnya memang baik untuk jantung, tetapi lebih bagus langkah cepat daripada jalan santai jika memungkinkan,” sambungnya.

    Menurut dr Simon, hal ini yang perlu diingatkan untuk orang-orang yang berusia muda. Mereka mungkin bisa duduk dalam waktu yang lama dan malas untuk berjalan.

    Berdasarkan kondisi jantung, orang usia muda memang cenderung lebih sehat dibandingkan kelompok usia lanjut. Tetapi, semuanya sangat bergantung pada gaya hidup atau kebiasaan-kebiasaan tertentu sejak dini.

    “Sedentary lifestyle, karena kurang bergerak, kemudian lebih banyak sih alkohol dan rokok ya juga berpengaruh,” tegas dr Simon.

    Menurut dr Simon, lebih aktif bergerak sederhana seperti jalan kaki dapat mencegah penyakit-penyakit jantung terjadi. Contoh mudahnya, dengan membiasakan turun satu stasiun lebih awal saat naik transportasi umum, kemudian jalan kaki sampai ke lokasi tujuan.

    “Atau kalau bawa mobil, parkir itu jangan berebutan di tempat paling dekat dengan lift. Cari tempat yang paling jauh dari lift, jadi kan dipaksa untuk bolak-balik, pokoknya kejar jumlah langkah itu sudah paling sederhana,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Bagaimana Operasi Jantung dan Bedah Toraks Menyelamatkan Nyawa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)