Topik: stroke

  • Deg-degan Lebih dari Biasanya, Waspada Aritmia – Halaman all

    Deg-degan Lebih dari Biasanya, Waspada Aritmia – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Pernahkah Anda merasakan deg-degan yang lebih dari biasanya? Waspada aritmia, penyakit jantung yang bisa berakibat fatal.

     

    Deg-degan yang lebih dari biasanya sering terjadi saat sedang berolahraga atau sedang cemas. Namun akan berangsur normal saat istirahat.

    Deg-degan merupakan istilah yang menggambarkan bisa merasakan denyut jantung dengan cukup jelas.

    Konsultan Intervensi Jantung & Aritmia Eka Hospital BSD dokter Ignatius Yansen mengatakan, deg-degan yang mengarah ke aritmia bisa ditandai jika sedang beristirahat atau bahkan terus-terusan deg-degan sampai menyebabkan nyeri dada.

    “Normalnya denyut jantung orang dewasa itu adalah 60 – 100 per menit saat beristirahat. Jika lebih atau kurang dari itu hati-hati ada gangguan irama jantung,” kata dia saat press briefing di Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2025).

     

    Aritmia kata dokter Yansen, terbagi menjadi 2, yaitu detak jantung lambat dan cepat.

    Adapun gejala aritmia adalah jantung berdebar, detak jantung lambat atau cepat, pusing, pernah mengalami pingsan tanpa sebab, sesak napas, rasa tidak nyaman atau nyeri pada dada, hingga lemah atau kelelahan ekstrem.

    Untuk memastikan apakah aritmia atau bukan, akan ada serangkaian tes yang akan dokter lakukan seperti tanya jawab (anamnesis) dan pemeriksaan fisik, EKG, tes treadmill, holter monitoring (serupa dengan EKG tapi dapat memantau detak jantung selama 24 jam atau lebih)

    Ia menerangkan, tidak semua jenis aritmia perlu pengobatan. Sebab, beberapa di antaranya cukup ringan dan tidak memengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

    “Kondisi tertentu bisa membaik dengan perubahan pola hidup menjadi lebih baik,” tutur dia.

    Secara umum, terdapat 5 pilar pengobatan aritmia, yaitu konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok dan alkohol, makan makanan bergizi. Lalu, terapi, seperti ablasi jantung, pemasangan ring jantung, kardioversi serta pemasangan alat pacu jantung, leadless pacemaker, dual chamber pacemaker, implantable cardioverter defibrillator (ICD).

    Jika tidak tertangani maka bisa mengakibatkan terbentuknya bekuan darah, yang berpotensi menyebabkan stroke, gagal jantung hingga henti jantung mendadak.

     

    Segera konsultasikan kesehatan jantung ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, terutama jika memiliki riwayat penyakit jantung seperti Aritmia. Jika Anda ingin mendapatkan second opinion terkait kondisi Aritmia yang Anda alami, MYCardia Eka Hospital dapat menjadi pilihan yang menyediakan hal tersebut.

     

  • Mitos Vs Fakta Asam Urat, Serta Cara Meredakannya Tanpa Obat

    Mitos Vs Fakta Asam Urat, Serta Cara Meredakannya Tanpa Obat

    Jakarta – Asam urat menjadi salah satu penyakit dengan sejumlah mitos yang dimilikinya. Banyak yang mengira bahwa penyakit ini hanya menyerang orang tua yang gemar mengkonsumsi makanan berpurin tinggi.

    Asam urat adalah kondisi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di persendian, menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan peradangan. Penyakit ini tidak hanya dipengaruhi oleh pola makan, tetapi juga oleh faktor lain seperti genetika, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu.

    Pengertian Asam Urat dan Penyebabnya

    Dr Nyoman Kertia dalam bukunya yang berjudul Asam Urat, menjelaskan asam urat adalah zat yang terbentuk akibat proses metabolisme purin dalam tubuh. Purin berasal dari makanan yang kaya protein seperti jeroan, daging, kerang, kepiting, udang, emping, kacang-kacangan, bayam, kangkung, kubis, durian, nanas, tape, dan alkohol.

    Asam urat kemudian disebut sebagai salah satu penyakit radang sendi yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, terutama pada jari kaki, pergelangan kaki, serta lutut. Asam urat dapat menyerang berbagai organ seperti sendi, otot, jaringan di sekitar sendi, telinga, kelopak mata, jantung, ginjal, dan lainnya.

    Ketika kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, zat ini bisa menyusup ke berbagai organ dan menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi ini muncul akibat produksi asam urat yang berlebih dalam tubuh, hasil dari pemecahan purin yang terdapat dalam makanan. Jika kadarnya terlalu tinggi, asam urat akan membentuk kristal yang dapat tersimpan di berbagai jaringan tubuh.

    Penyakit yang timbul akibat asam urat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kerusakan langsung pada organ tubuh, peradangan akibat kristal natrium urat, dan pembentukan batu akibat kristal natrium urat. Biasanya, penderita dengan kadar asam urat yang tinggi dapat beresiko terkena penyakit penyempitan pembuluh darah jantung.

    Mitos dalam Penyakit Asam Urat

    Terdapat sejumlah mitos yang kerap didengar oleh penderita asam urat. Ahli Reumatologi, Scott Burg dikutip dalam laman Cleveland Clinic, mengatakan sebetulnya ada beberapa fakta yang harus orang tahu tentang mitos penyakit asam urat. Berikut beberapa mitosnya:

    1. Penderita Asam Urat Tak Boleh Makan Daging

    Dr Burg dalam artikel tersebut menampik mitos ini, mengatakan bahwa penderita asam urat tetap bisa makan daging. Hanya saja, perlu diatur porsinya. Hindari daging jeroan seperti hati, karena daging organ tersebut memiliki kadar purin yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan kambuhnya asam urat. Mengkonsumsi daging ayam tanpa lemak dalam porsi sedang misalnya, dikatakan tidak akan mempengaruhi kondisi penderita.

    2. Asam Urat Hanya Menyerang Ibu Jari Kaki

    Asam urat memang kerap menyerang sendi pada jempol atau ibu jari kaki. Namun, meskipun sering menyerang ibu jari kaki terlebih dahulu, asam urat juga dapat mempengaruhi sendi lain. Asam urat bisa menyerang sendi lain seperti lutut, pergelangan tangan dan kaki, serta jari tangan dan kaki. Penumpukan kristal asam urat dalam darah dapat merusak berbagai sendi di tubuh.

    3. Asam Urat Hanya Menyerang Orang Tua dan Orang Obesitas

    Siapa pun bisa mengalami asam urat, terlepas dari berat badan ataupun usianya. Namun, individu yang mengalami obesitas memang memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, asam urat juga lebih sering terjadi pada penderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol. Faktor genetik juga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena asam urat.

    4. Asam Urat Tidak Berbahaya

    Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kematian, asam urat yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke, serangan jantung, dan resistensi insulin, yang dapat berakibat fatal jika tidak dikendalikan.

    5. Penderita Asam Urat Harus Hindari Makanan Berlemak

    Dr Burg juga menampik hal ini. Menurutnya, jika porsi makanan berlemak masih dalam batas wajar, maka tidak akan mempengaruhi kambuhnya asam urat. Makanan berlemak tersebut mungkin tidak secara langsung menyebabkan kambuhnya asam urat, tetapi dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Obesitas menjadi salah satu risiko utama serangan asam urat.

    Fakta dalam Penyakit Asam Urat

    Terdapat sejumlah fakta yang mungkin banyak diragukan orang, justru malah tertukar kebenarannya dengan mitos penyakit asam urat. Berikut beberapa fakta dalam penyakit asam urat:

    1. Asam Urat Bisa Dikendalikan

    Purin yang berlebih memancing asam urat, yang membuat kristal bertumpuk di dalam dan sekitar sendi, sehingga menyebabkan peradangan, iritasi, serta rasa tidak nyaman. Memang dikutip dari laman Medical News Today yang telah diverifikasi oleh Ahli Reumatologi Stella Bard, belum ada obat yang benar-benar bisa menghilangkan asam urat sepenuhnya. Namun, terdapat beberapa metode alami dan pengobatan yang mampu menjaga kadar asam urat tetap terkendali.

    2. Penderita Asam Urat Harus Batasi Konsumsi Produk Olahan

    Produk olahan atau kini dikenal dengan sebutan ultra processed food (UPF), adalah makanan dan minuman yang telah diproses dengan bahan-bahan asing seperti zat kimia, pengawet, pewarna, garam dan gula berlebih. Minuman dengan pemanis buatan dalam jumlah banyak, juga diketahui dapat menyebabkan kambuhnya asam urat.

    Saran terbaik bagi penderita asam urat adalah mengkonsumsi makanan segar dan tidak diolah. Pilih karbohidrat kompleks dari buah-buahan, misalnya, daripada karbohidrat dari makanan kemasan atau olahan. Pastikan juga selalu minum banyak air karena dehidrasi merupakan faktor risiko dari asam urat akut.

    3. Penderita Asam Urat Boleh Konsumsi Produk Susu

    Dr Burg membenarkan hal ini, bahwa susu murni bahkan dinilai dapat membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh. Dengan kata lain, susu cenderung membantu, bukan membahayakan penderita asam urat.

    4. Penderita Asam Urat Hindari Makan Emping dan Seafood

    Asam urat merupakan produk dari purin, yang dapat diperoleh dalam berbagai jenis makanan. Terdapat makanan yang mengandung purin tinggi, dan makanan inilah yang harus dihindari oleh penderita asam urat. Salah satu makanan yang tinggi akan kandungan purin adalah emping melinjo.

    Tim PKRS RSUP Dr Kariadi Semarang, dalam laman resmi Kemenkes RSUP Dr Kariadi menuliskan, penderita asam urat sebaiknya tidak mengkonsumsi emping. Sebab, kadar purin dalam 100 gram emping bisa mencapai sekitar 150-800 mg. Selain emping, ada pula jeroan, kaldu daging, sosis, bebek, burung, ikan sarden, ikan makarel serta makanan laut seperti kerang, udang, serta cumi.

    Cara Meredakan Asam Urat Secara Alami

    Salah satu cara efektif adalah dengan mengatur pola makan guna mengurangi asupan purin dan menekan kemungkinan kambuhnya asam urat. Berikut beberapa cara alami yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan asam urat:

    1. Konsumsi Jus Buah

    Pada buku berjudul Tanaman Obat & Jus untuk Asam Urat & Rematik oleh Ir. Lukas Tersono Adi, beberapa jus buah direkomendasikan untuk penderita asam urat. Beberapa di antaranya anggur, apel, dan alpukat.

    Buah-buahan selain untuk memenuhi kebutuhan serat harian juga berfungsi mengontrol keluarnya insulin, serta menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Beberapa penyakit tersebut juga dapat memancing penyakit asam urat.

    2. Konsumsi Air yang Cukup

    Penderita asam urat sering mengalami pembengkakan dan peradangan yang cukup parah. Salah satu cara untuk menguranginya adalah dengan meningkatkan asupan cairan. Minum banyak air dapat membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakan. Air putih menjadi pilihan terbaik dalam hal ini.

    3. Mengompres Sendi dengan Es

    Menggunakan kompres es yang dibungkus kain pada area sendi yang meradang dapat membantu mengurangi peradangan akibat asam urat. Disarankan untuk mengompres area yang sakit selama 20 menit dengan menggunakan es yang dibungkus kain tipis untuk meredakan nyeri.

    4. Mengelola Stres

    Stres dapat memperburuk gejala asam urat. Meskipun sulit untuk menghindari stres sepenuhnya, beberapa cara dapat membantu mengelolanya, seperti berolahraga, menulis jurnal harian, meditasi, dan tidur yang cukup.

    5. Meninggikan Posisi Sendi yang Sakit

    Nyeri dan pembengkakan akibat asam urat sering terjadi pada kaki, tangan, lutut, dan pergelangan kaki. Mengangkat sendi yang terkena lebih tinggi dapat membantu mengurangi pembengkakan dengan mendorong darah dan cairan kembali ke jantung. Mengkombinasikan dengan kompres es juga bisa menjadi solusi efektif.

    6. Menjaga Pola Makan Seimbang

    Mengonsumsi makanan bergizi yang minim pemrosesan dapat membantu menurunkan kadar asam urat dan mengurangi risiko kambuhnya penyakit ini. Diet rendah lemak dan karbohidrat, serta kaya sayuran, sangat disarankan bagi penderita asam urat. Buah dan sayuran yang kaya antioksidan juga bermanfaat dalam mengurangi peradangan.

    7. Menghindari Makanan Tinggi Purin

    Beberapa jenis daging mengandung purin dalam jumlah tinggi yang dapat memperparah gejala asam urat. Menghindari makanan ini dapat membantu mengurangi risiko serangan asam urat. Jenis makanan yang sebaiknya dihindari antara lain daging jeroan, ikan teri, sarden, kerang, dan beberapa makanan yang telah dibahas di atas.

    Nah itulah tadi penjelasan tentang mitos, fakta, hingga cara meredakan sakit asam urat. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, penderita asam urat dapat mengelola kondisinya secara alami dan bertahap.

    (fds/fds)

  • Pola Makan Tinggi Gula, Garam dan Lemak Dikhawatirkan Picu Krisis Kesehatan di Indonesia – Halaman all

    Pola Makan Tinggi Gula, Garam dan Lemak Dikhawatirkan Picu Krisis Kesehatan di Indonesia – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA –  Pemerintah menyoroti pola makan tidak sehat yang terjadi di masyarakat.

    Konsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak dikhawatirkan memicu krisis kesehatan.

    Konsumsi garam berlebih dan lemak trans buatan merupakan dua faktor risiko utama terjadi penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

    Penyakit kardiovaskular (PKV) seperti  serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, merenggut hampir 800.000 nyawa setiap tahunnya.

    Sebagai upaya menangani krisis ini, pemerintah menggandeng dan pakar kesehatan serta lembaga terkait untuk mendesak inisiatif gizi yakmi penghapusan lemak trans dan  pengurangan garam.

    Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Prof. Asnawi Abdullah, Ph.D., menuturkan, kebijakan pengendalian garam dan lemak trans bukan hanya langkah kesehatan masyarakat, pengendalian faktor risiko, tetapi juga strategi terbukti efektif menekan laju peningkatan pembiayaan sistem kesehatan nasional.

    “Kami Kemenkes melihat beberapa negara yang telah memiliki regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans dapat secara  signifikan mampu menekan angka kematian akibat PKV. Ini mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional,” kata dia saat ditemui di JW Marriot Hotel Jakarta, Rabu (19/2/2025).

    Melalui kebijakan yang tepat, pemerintah dapat membantu masyarakat hidup lebih sehat dan berpotensi menekan eskalasi pembiayaan belanja kesehatan yang telah mencapai 7.8 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir.

    Pihaknya  berupaya fokus pada pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak sebagai bagian dari strategi kesehatan masyarakat.

    Berbagai negara telah sukses menerapkan kebijakan serupa, dan Indonesia perlu segera mengambil langkah untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif pola makan tidak sehat.

    Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Dr. dr. Sukadiono, M.M menekankan, pengendalian konsumsi garam dan lemak tidak sehat memerlukan kerja sama lintas sektor.

    “Pemerintah berkomitmen untuk mendorong kebijakan yang mendukung ketersediaan pilihan makanan yang lebih sehat serta meningkatkan edukasi agar masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan mereka,” ujarnya.

    Dukungan dari pemerintah daerah juga menjadi kunci keberhasilan inisiatif ini.

    Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) Dr. Moh. Subuh, MPPM menambahkan  peran pemerintah daerah sangat krusial dalam mendukung kebijakan ini.

    “Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota harus berperan aktif dalam sosialisasi dan implementasi kebijakan ini. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai sektor, termasuk akademisi, dan masyarakat sipil, kita bisa mempercepat pencapaian target kesehatan nasional yang lebih baik,” katanya.

    Pertemuan ini menandai langkah besar dalam transformasi kebijakan pangan nasional guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat, mengurangi jumlah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah serta mengurangi beban ekonomi akibat meningkatnya biaya pengobatan PTM.

  • Hampir 2 Pekan Cek Kesehatan Gratis, Penyakit Ini Paling Banyak Ditemukan

    Hampir 2 Pekan Cek Kesehatan Gratis, Penyakit Ini Paling Banyak Ditemukan

    Jakarta

    Hampir dua pekan terlewati sejak cek kesehatan gratis resmi diluncurkan Senin (10/2/2025). Ketua Umum Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Muhammad Subuh menyebut rata-rata penyakit yang paling banyak teridentifikasi berkaitan dengan tingginya kadar gula darah dan tekanan darah.

    Hal ini menurutnya menandakan masih banyak masyarakat yang belum menjalani pola hidup sehat. Padahal, sekitar 70 persen kematian di Indonesia disumbang penyakit tidak menular, termasuk diabetes hingga hipertensi yang bisa berujung komplikasi stroke sampai masalah jantung.

    “Diabetes ini suatu penyakit yang mungkin baru terdiagnosis 30 persen, dari semua kasus yang ada, ini rata-rata teman-teman Dinas Kesehatan mengumpulkan paling banyak temuan kasus pemeriksaan gula darah tinggi dan rata-rata tekanan darah juga tinggi,” bebernya dalam konferensi pers Rabu (19/2/2025).

    “Itu indikasi bahwa masyarakat kita belum perhatian tentang penyakit diabetes, begitu juga dengan hipertensi,” sambung dia.

    Subuh menyebut tingginya kasus diabetes dan hipertensi bisa ditekan bila masyarakat paham bagaimana memprioritaskan preventif atau pencegahan, alih-alih menunggu perawatan.

    Hal ini sejalan dengan catatan Survei Kesehatan Indonesia 2023, lebih dari 96 persen masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Rata-rata konsumsi garam juga melampaui dua kali lipat batas aman WHO, di 3 gram per hari.

    (naf/kna)

  • Duh! Rata-rata Warga RI Konsumsi Garam 2 Kali Lipat di Atas Anjuran WHO

    Duh! Rata-rata Warga RI Konsumsi Garam 2 Kali Lipat di Atas Anjuran WHO

    Jakarta

    Kasus penyakit tidak menular menyumbang lebih dari 75 persen total kematian di seluruh Indonesia. Hal ini jelas berdampak pada peningkatan pembiayaan atau belanja kesehatan, yang dalam 10 tahun terakhir melampaui Rp 7 triliun.

    Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kebijakan Kesehatan Prof Asnawi Abdullah menyoroti pola makan tidak sehat kebanyakan masyarakat Indonesia. Salah satunya, konsumsi tinggi garam yang melampaui dua kali lipat dari anjuran atau pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencapai 11 gram per hari sementara batas maksimal di 3 gram.

    “Kemenkes RI memperkuat label gizi nantinya agar mudah dipahami masyarakat memilih makanan-makanan lebih sehat, kami juga membatasi iklan produk tinggi garam gula dan lemak (GGL) terutama yang menyasar anak-anak,” terang dia dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025).

    Senada, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Dr dr Sukadiono M,M menyebut pola makan tinggi GGL memicu peningkatan kasus diabetes, hingga obesitas.

    Masing-masing peningkatan kasus tercatat signifikan melampaui dua kali lipat. Hal ini juga dibarengi dengan kondisi pasien yang belum seluruhnya mendapatkan pengobatan.

    Misalnya, pasien hipertensi, hanya 18 persen di antaranya yang menerima pengobatan tepat, dan hanya 4 persen orang memiliki hipertensi terkontrol.

    “Belum lagi lemak trans yang ditemukan pada pangan olahan, berkontribusi menyumbang 5.000 kematian per tahun. Fakta tersebut mempertegas betapa pentingnya kebijakan pengendalian konsumsi GGL,” tandas dia.

    “Studi di Finlandia mengurangi konsumsi garam 30 persen, menurunkan angka kematian akibat stroke dan jantung 35 persen dalam beberapa tahun. Sementara regulasi di Meksiko tentang pajak minuman manis menunjukkan penurunan konsumsi 7,5 persen tahun pertama dan berdampak positif pada obesitas,” lanjutnya.

    (naf/kna)

  • Lupa Matikan Kompor, Rumah Pasutri Lansia di Madiun Ludes Terbakar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        17 Februari 2025

    Lupa Matikan Kompor, Rumah Pasutri Lansia di Madiun Ludes Terbakar Surabaya 17 Februari 2025

    Lupa Matikan Kompor, Rumah Pasutri Lansia di Madiun Ludes Terbakar
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Sebuah rumah milik
    pasangan lansia
    Siman (75) dan Sutari (76), warga Jalan Gajahmada, Kecamatan Manguharjo, Kota
    Madiun
    , Jawa Timur, ludes terbakar, Senin (17/2/2025).
    Sutari mengaku api yang membakar rumahnya berasal dari kompor yang lupa dimatikan suaminya setelah menggoreng ikan lele.
    “Suami saya lupa mematikan kompor usai menggoreng ikan lele. Kemudian api naik ke wajan penggorengan hingga akhirnya melalap dapur rumah,” kata Sutari.
    Saat kejadian, kata Sutari, dirinya sementara berbaring di dalam kamar, akibat penyakit stroke yang menyerangnya. 
     
    Beruntung saat kejadian, warga setempat sigap langsung menggendong dan membawanya keluar dari rumah. “Saya tidak apa-apa. Tetapi saya masih merasa gemetar,” tutur Sutari.
    Sementara itu, Sub Koordinator Inspeksi Sarpras Kebakaran Satpol PP dan Damkar Kota Madiun, Heru Prasetyo menyatakan, untuk memadamkan api diterjunkan dua unit mobil pemadam kebakaran.
    Tak sampai setengah jam, api berhasil dipadamkan sehingga tidak merambat ke rumah-rumah lain.
    “Tadi sekitar 20 menit api berhasil dipadamkan. Kami turun ke lokasi setelah mendapatkan laporan dari masyarakat,” kata Heru.
    Heru mengatakan dua penghuni rumah yang sudah lansia berhasil diselamatkan. Dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
    Terhadap kejadian itu, Heru mengimbau warga untuk waspada saat menggunakan kompor dan listrik. Pasalnya, dalam beberapa kasus terakhir, kelalaian yang sama menjadi pemicu kebakaran.
    Setelah dipadamkan, tampak Tim Inafis Satreskrim Polres Madiun Kota bersama anggota Polsek Manguharjo turun ke lokasi kebakaran.
    Kedua tim hendak memastikan penyebab terjadinya kebakaran yang menghanguskan rumah Sutari dan suami. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Rumah Lansia di Jalan Gajah Mada Madiun Terbakar

    Kronologi Rumah Lansia di Jalan Gajah Mada Madiun Terbakar

    Madiun (beritajatim.com) – Kebakaran melanda sebuah rumah milik pasangan lanjut usia (lansia) di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Senin (17/02/2025). Peristiwa ini bermula saat pemilik rumah, Siman (75), lupa mematikan kompor saat menggoreng ikan lele. Api dengan cepat menyebar dan melalap sebagian besar rumahnya yang juga difungsikan sebagai toko kelontong.

    Menurut Subkoordinator Inspeksi, Sarana, dan Prasarana Kebakaran Satpol PP dan Damkar Kota Madiun, Heru Prasetyo, kebakaran terjadi sekitar pukul 10.58 WIB. Petugas pemadam kebakaran langsung bergerak cepat setelah menerima laporan. “Saat petugas tiba, api sudah menyebar,” ungkapnya.

    Sementara itu, istri Siman, Sutari (76), yang sedang tidur di kamar akibat menderita stroke kaki kiri, beruntung dapat diselamatkan sebelum api menjalar lebih luas. Petugas Damkar bersama BPBD Kota Madiun menerjunkan dua unit mobil pemadam dan dua unit mobil suplai air. Setelah sekitar 20 menit, api akhirnya berhasil dipadamkan.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian materiil masih dalam proses perhitungan. Menanggapi kejadian ini, Heru mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam penggunaan kompor dan listrik.

    “Dua hal ini paling sering memicu kebakaran, terutama bagi rumah dengan atap kayu dan bangunan lama,” tambahnya. [fiq/suf]

  • 7 Kebiasaan Sederhana yang Bikin Panjang Umur, Praktikkan dari Sekarang

    7 Kebiasaan Sederhana yang Bikin Panjang Umur, Praktikkan dari Sekarang

    Jakarta

    Siapa sih yang tidak ingin hidup sehat dan panjang umur? Beberapa orang bahkan rela mengeluarkan uang dengan jumlah yang tidak sedikit untuk menjalani prosedur yang bisa membantu mereka hidup lebih lama.

    Rahasia panjang umur mungkin jauh lebih simpel dari apa yang dibayangkan banyak orang. Mengadopsi gaya hidup dan kebiasaan yang sehat telah dikaitkan dengan usia yang lebih panjang dan risiko penyakit yang lebih rendah.

    Lantas, apa saja kebiasaan yang dapat meningkatkan peluang panjang umur? Dikutip dari Healthline, berikut ulasannya.

    1. Tidak Makan Berlebihan

    Berbagai penelitian telah menghubungkan antara asupan kalori dan panjang umur.

    Sebuah studi pada hewan menemukan mengurangi asupan kalori 10 hingga 50 persen dapat meningkatkan rentang hidup maksimal.

    Studi yang dilakukan pada manusia juga menemukan mengurangi asupan kalori dikaitkan dengan umur yang panjang dan risiko penyakit yang lebih rendah.

    Selain itu, membatasi asupan kalori juga dapat mencegah berat badan berlebih dan penumpukan lemak perut, dua hal yang dapat memicu beragam kondisi kronis.

    2. Konsumsi Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan merupakan salah satu makanan paling bernutrisi. Selain tinggi protein, kacang-kacangan juga kaya akan serat, vitamin, dan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

    Sejumlah penelitian menunjukkan kacang-kacangan memiliki manfaat dalam membantu mengatasi penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peradangan, diabetes, sindrom metabolik, dan kanker tertentu.

    3. Perbanyak Makanan Nabati

    Mengonsumsi lebih banyak makanan nabati, seperti buah, sayur, dan biji-bijian utuh dikaitkan dengan risiko penyakit yang lebih rendah dan umur panjang.

    Salah satu studi menemukan diet tinggi makanan nabati dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah, serta penurunan risiko kanker, penyakit jantung, depresi, dan kerusakan otak.

    Ini dikarenakan antioksidan dan senyawa tanaman lain yang ada pada makanan nabati, seperti polifenol, karotenoid, folat, dan vitamin C.

    4. Tetap Aktif dan Rutin Berolahraga

    Sudah bukan rahasia lagi kalau olahraga merupakan kunci hidup sehat, termasuk untuk hidup lebih lama.

    Sebuah studi menunjukkan 15 menit aktivitas fisik per hari dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan, termasuk memperpanjang umur hingga tiga tahun.

    Lebih lanjut, rutin melakukan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kematian dini 4 persen untuk setiap 15 menit waktu yang dihabiskan.

    5. Tidak Merokok

    Kebiasaan merokok telah dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit dan kematian dini.

    Penelitian menunjukkan mereka yang merokok dapat kehilangan hingga 10 tahun masa hidupnya, dan memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami kematian dini.

    Studi terbaru juga menunjukkan orang-orang yang berhenti merokok sebelum usia 40 tahun memiliki peluang lebih tinggi terhindar dari risiko kematian dini akibat merokok.

    6. Hindari Stres dan Ansietas

    Stres dan kecemasan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peluang panjang umur. Sebuah penelitian menemukan wanita yang sering stres dan cemas memiliki risiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung, stroke, atau kanker paru-paru.

    Penelitan serupa juga menemukan pria yang mengidap ansietas dan stres memiliki risiko kematian dini tiga kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak stres.

    7. Minum Kopi atau Teh

    Kopi dan teh telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis.

    Menurut salah satu studi, kandungan polifenol yang ada pada teh hijau dapat mengurangi risiko kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Serupa, kebiasaan minum kopi juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.

    Lebih lanjut, baik penikmat kopi dan teh memiliki risiko 20-30 persen lebih kecil mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi minuman tersebut.

    (ath/kna)

  • Ngeri, Penyakit Langka Ini Bikin Pasiennya ‘Terkurung’ di Dalam Tubuh Sendiri    
        Ngeri, Penyakit Langka Ini Bikin Pasiennya ‘Terkurung’ di Dalam Tubuh Sendiri

    Ngeri, Penyakit Langka Ini Bikin Pasiennya ‘Terkurung’ di Dalam Tubuh Sendiri Ngeri, Penyakit Langka Ini Bikin Pasiennya ‘Terkurung’ di Dalam Tubuh Sendiri

    Jakarta

    Apakah detikers pernah mendengar tentang Locked in Syndrome (LiS)? Locked in Syndrome merupakan kelainan neurologis langka yang membuat pengidapnya seolah “terkurung” dalam tubuhnya sendiri. Kok bisa?

    Dikutip dari Cleveland Clinic, LiS disebabkan oleh kerusakan pada batang otak, biasanya akibat serangan stroke. Orang dengan LiS mengalami kelumpuhan total, tetapi masih memiliki kesadaran dan kemampuan kognitif normal.

    Pada beberapa kasus, orang dengan LiS masih bisa menggerakkan otot tubuh tertentu, seperti mata, untuk bisa berkomunikasi. Karena LiS membuat pengidapnya hampir tidak bisa bergerak sama sekali, kondisi ini dikenal juga dengan sebutan sindrom terkunci.

    Apa Saja Tanda dan Gejala Locked in Syndrome?

    Efek LiS pada tubuh sedikit bervariasi tergantung pada jenis yang dialami. Secara umum, LiS terbagi menjadi tiga, yaitu:

    LiS klasik: Pasien tidak dapat bergerak sama sekali (tidak ada gerakan sukarela atau disengaja) tetapi dapat menggerakkan mata secara vertikal, berkedip, dan mempertahankan kemampuan kognitif. Pasien juga dapat mendengar.LiS tidak lengkap: Sama seperti klasik tetapi pasien masih memiliki beberapa fungsi sensasi dan gerakan di area tubuh tertentu.LiS imobilitas total: Pasien mengalami kelumpuhan seluruh tubuh dan kehilangan gerakan mata, tetapi masih memiliki kemampuan kognitif normal.

    Kebanyakan orang dengan LiS tidak bisa secara sadar atau sukarela untuk:

    BerbicaraMengunyah dan menelanMembuat ekspresi wajahMenggerakkan bagian tubuh selain mata

    Kebanyakan orang dengan LiS masih dapat menggerakkan otot mata secara vertikal atau berkedip. Semua pasien dengan LiS masih dapat:

    MendengarMemahami saat orang berbicara atau membacakan buku kepada merekaBerpikir dan bernalar seperti normalMemiliki siklus tidur-bangun

    Next: Apakah LiS Bisa Sembuh Sepenuhnya?

    Apakah Pengidap LiS Bisa Sembuh?

    Orang dengan LiS masih memiliki harapan untuk pulih, meski tidak sepenuhnya. Hal ini pernah dialami oleh seorang pria di Afrika Selatan bernama Martin Pistorius.

    Pistorius didiagnosis mengidap LiS saat berusia 12 tahun. Kala itu, dia mengidap kriptokokus dan tuberkulosis otak yang membuat tubuhnya kian melemah.

    Hal itu membuat Pistorius berada dalam kondisi vegetatif selama 12 tahun. Kendati demikian, orang tua Pistorius tidak menyerah dan tetap ingin putra mereka bertahan hidup.

    Keajaiban pun terjadi ketika Pistorius menginjak usia 19 tahun. Dia mulai bisa membuat gerakan-gerakan kecil dengan tubuhnya. Hal ini membuat pengasuh Pistorius, Virna van der Walt, mendorong orang tua Pistorius untuk mengirim putra mereka ke Pusat Komunikasi Augmentatif dan Alternatif di Universitas Pretoria.

    Untuk mendukung Pistorius dapat kembali berkomunikasi, orang tuanya berinvestasi pada komputer yang dilengkapi perangkat lunak komunikasi, mirip dengan teknologi yang digunakan oleh mendiang Stephen Hawking.

    Kini, meski tidak bisa berjalan, Pistorius mampu menggerakkan tubuh bagian atasnya dan berkomunikasi dengan komputer. Dia juga bertemu dengan pasangan hidupnya, Joanna, dan menikah pada 2009.

  • Tips Makan Kolang-kaling agar Aman untuk Kesehatan, Waspada Kadar Gula

    Tips Makan Kolang-kaling agar Aman untuk Kesehatan, Waspada Kadar Gula

    Jakarta – Kolang-kaling adalah makanan camilan segar yang sering dikonsumsi masyarakat, terutama saat bulan puasa. Rasanya yang segar cicik menjadi pelengkap es campur atau hidangan lainnya.

    Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar kolang-kaling tetap aman dikonsumsi untuk kesehatan. Simak informasinya berikut ini.

    Tips Makan Kolang-kaling agar Aman untuk Kesehatan

    Kolang-kaling berasal dari buah aren yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi makanan lezat. Salah satunya adalah manisan kolang-kaling yang punya rasa segar dan cocok dipadukan dengan berbagai hidangan.

    Manisan, sesuai namanya, mengandung banyak gula yang bisa berisiko bagi kesehatan. Nah, detikers bisa melakukan tips berikut agar tetap sehat dan bisa menimkati kolang-kaling.

    1. Perhatikan Kadar Gula

    Mengutip jurnal berjudul Kualitas pH, Kadar Air, dan Kadar Gula dari Manisan Kolang-Kaling yang Dibuat dengan Variasi Berbagai Jenis Gula oleh Aliya Farkha Sofiyani, dkk dari Universitas Veteran Bangun Nusantara, terlalu banyak gula bisa membuat kolang kaling terlalu manis dan berpotensi meningkatkan risiko kesehatan terkait konsumsi gula berlebih. Jadi, penting untuk memperhatikan jumlah gula yang digunakan dan memperhatikan aspek kesehatan saat membuat sajian ini.

    Setiap jenis gula yang digunakan memiliki komposisi nutrisi yang berbeda. Gula aren dan gula kelapa umumnya memiliki beberapa nutrisi tambahan, seperti vitamin, mineral, dan serat dibandingkan dengan gula tebu. Sehingga, penggunaan gula aren atau gula kelapa dalam manisan kolang-kaling bisa memberi nilai gizi tambahan pada produk tersebut.

    2. Waspada Kolang-kaling Mengandung Formalin

    Ada saja pedagang kolang-kaling yang menambah formalin untuk mengawetkannya. Untuk itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri kolang-kaling berformalin.

    Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dikutip Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, formalin bisa mengiritasi lambung, mata, hidung, tenggorokan, sera bersifat karsinogenik. Peningkatan paparan formalin bisa menyebabkan kanker faring, nasofaring, otak, dermatitis, dan reaksi alergi.

    Mengutip laman Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, berikut di antara ciri-ciri kolang-kaling berformalin:

    Kolang kaling memiliki ciri khas aroma sedikit asam. Sehingga, kolang-kaling yang tidak berbau dicurigai. Bisa jadi, kolang kaling sudah dicampur dengan cairan formalin ketika direbus. Sebab, umumnya aroma khas makanan yang sudah dicampur formalin akan hilang.

    Kolang-kaling yang tidak dihinggapi lalat harus diwaspadai. Kemungkinan besar kolang kaling sudah dicampur formalin yang menghilangkan baunya.

    Kolang-kaling yang mengandung formalin memiliki tekstur yang kenyal. Meski mudah digigit, namun biasanya kolang-kaling tersebut sudah dicampurkan dengan formalin.

    Biasanya, warna kolang-kaling adalah putih transparan dan agak sedikit pucat. Namun, jika kolang-kaling sudah tercampur dengan zat berbahaya, maka warnanya adalah putih pekat dan tidak transparan.

    Tentunya kolang-kaling yang mengandung formalin pasti akan lebih tahan lama. Ini bisa dibuktikan dengan cara membiarkan kolang kaling di suhu ruang 1-2 hari. Kolang kaling dengan formalin akan tetap bertahan.

    Manfaat Kolang-Kaling untuk Kesehatan

    Tak hanya lezat, kolang-kaling juga memiliki manfaat kesehatan. Berikut di antaranya:

    1. Meredakan Penyakit Radang Sendi

    Dikutip dari Portal Resmi Provinsi Sumatera Barat, kolang kaling mengandung zat galaktomanan yang mempunyai khasiat untuk meredakan atau malah menyembuhkan penyakit radang sendi. Disarankan untuk mengkonsumsi kolang-kaling dengan direbus, tanpa memakai berbagai jenis pewarna dan gula.

    2. Mengontrol Gula Darah

    Kolang-kaling bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil. Mengutip website Universitas Medan Area, dalam penelitian uji laboratorium, kolang-kaling memiliki senyawa polisakarida glukomanan yang dapat menurunkan kadar gula darah dan mencegah diabetes.

    3. Menjaga Kesehatan Jantung

    Kolang-kaling mengandung senyawa polisakarida glukomanan yang bisa menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Jadi, kolang-kaling baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan jantung dan penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung.

    (elk/row)