Topik: stroke

  • Siloam TB Simatupang Catat Prestasi Baru Bidang Kardiologi dan Neurologi

    Siloam TB Simatupang Catat Prestasi Baru Bidang Kardiologi dan Neurologi

    Jakarta

    Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai fasilitas kesehatan swasta pilihan yang menyediakan layanan kesehatan di semua bidang medis dengan fokus khusus pada kardiologi, neuroscience, dan ortopedi, kembali membukukan prestasi.

    Keberhasilan ini membuktikan keunggulan unit kardiologi dan unit neuroscience yang ada di Siloam Hospitals TB Simatupang.

    Hingga bulan November 2025, Siloam TB Simatupang meraih prestasi di bidang kardiologi untuk penanganan berbagai prosedur diagnosis dan intervensi pada jantung dan pembuluh darah. Khususnya untuk tindakan ablasi, Siloam Hospitals TB Simatupang telah melakukan lebih dari 100 prosedur.

    Selain itu, Siloam Hospitals TB Simatupang juga melakukan Cardioneuroablation (CNA)/kardioneuroablasi, yakni prosedur ablasi kateter jantung yang bertujuan untuk menenangkan saraf otonom yang terlalu aktif dan mengganggu irama jantung. Dengan kardioneuroablasi, aktivitas saraf otonom bisa menjadi lebih baik.

    Atrial Fibrilasi (AF), salah satu bentuk aritmia (gangguan irama jantung) yang menyebabkan stroke sumbatan hingga 40 persen. Khususnya stroke pada orang muda, umumnya berkaitan dengan AF.

    Melakukan ablasi sedini mungkin pada pasien AF dapat mencegah stroke dan memperpanjang harapan hidup. Di Siloam Hospitals TB Simatupang, AF dapat dihilangkan melalui tindakan ablasi.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah Prof Dr dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), FIHA mengataan ada beberapa teknologi terbaru terkait prosedur ablasi yang bisa ditemukan di Siloam TB Simatupang.

    “Di Siloam Hospitals TB Simatupang, prosedur ablasi dengan teknologi terkini seperti RFA (Radio Frequency Ablation), CBA (Cryo Ballon Ablation) dan PFA (Pulse Field Ablation) telah menjadi pilihan dalam tata laksana aritmia,” kata dr Yoga yang juga Kepala Staf Medis Fungsional Bidang Kardiologi Siloam Hospitals TB Simatupang, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/11/2025).

    “Di Siloam TB Simatupang, kami juga telah melakukan prosedur kardioneuro ablasi pada pasien mengalami Syncope/pingsan karena aktivitas saraf vagus yang berlebihan dan berhasil membantu pasien beraktivitas dengan normal,” sambungnya.

    Ablasi dilakukan dengan memasukkan kateter kecil melalui pembuluh darah ke jantung untuk memetakan jaringan jantung yang terlalu aktif. Kemudian, energi khusus (radio frequency, cryo atau pulse field) diberikan untuk ‘menenangkan’ jaringan tersebut.

    Prosedur dilakukan dengan bius lokal dan luka yang minimal sehingga pasien dapat pulang dalam waktu singkat.

    Foto: Dok. Siloam Hospitals TB Simatupang

    Prestasi Neuroscience

    Selain unit kardiologi, unit neuroscience juga membukukan prestasi. Sejak tahun 2020, Siloam Hospitals TB Simatupang secara konsisten mendapatkan ANGELS Awards.

    Kali ini, Siloam Hospitals TB Simatupang kembali meraih Status Diamond ANGELS Awards dari World Stroke Organization untuk kuartal ke-3 tahun 2025. Ini merupakan yang ke-11 kalinya Siloam Hospitals TB Simatupang meraih Status Diamond secara konsisten sejak tahun 2022.

    Diamond Status merupakan penghargaan tertinggi dalam penanganan kasus stroke.

    Spesialis Neurologi dr Peter Gunawan Ng, SpS mengatakan layanan untuk penanganan stroke di Siloam TB Simatupang termasuk salah satu yang terbaik di Indonesia.

    “Kami telah mampu menangani stroke kurang dari 60 menit. Salah satu yang kami lakukan adalah penggunan terapi trombolitik yang melarutkan gumpalan darah yang menyumbat aliran darah, sehingga mencegah kerusakan organ dan jaringan,” kata dr Peter.

    “Tim yang menangani stroke juga sangat terlatih. Ini karena penanganan stroke membutuhkan teknik khusus dan waktu penanganan yang sangat terbatas, mengingat golden period untuk stroke tidak lebih dari 4,5 jam. Capaian terbaik penangan pasien stroke dengan trombolisis yang pernah ditangani di Siloam Hospitals TB Simatupang adalah 13 menit,” sambungnya.

    Hospitals Director Siloam Hospitals TB Simatupang, dr Dewi Wiguna, M.Sc mengatakan keberhasilan ini menunjukkan komitmen tanpa henti dari manajemen dan tenaga medis rumah sakit.

    “Selain itu, kami didukung dengan peralatan medis canggih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit jantung dan gangguan lainnya yang terkait dengan jantung, seperti stroke. Khusus untuk stroke, tim Stroke Ready Hospitals kami telah mengikuti Basic Neuro Life Support yaitu training khusus yang diadakan oleh World Stroke Organization (WSO) Angels Initiative,” kata dr Dewi.

    “Kami juga telah mengadopsi protokol penanganan stroke secara cepat dan tepat yang berstandar internasional. Selain itu, Siloam Hospitals TB Simatupang dilengkapi dengan fasilitas helipad untuk layanan medical evacuation. Layanan ini bisa mempercepat penanganan stroke,” sambungnya.

    dr Dewi menambahkan Siloam Hospitals TB Simatupang juga tersedia layanan medis komprehensif yang memudahkan pasien tetap berkonsultasi dengan multi disiplin dalam satu fasilitas kesehatan.

    “Harapan kami, semakin banyak orang yang menjadi lebih sehat dengan layanan medis yang ada di Siloam Hospitals TB Simatupang,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Perjuangan Ibu Lawan Kista Ovarium, Kembali untuk Keluarga”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Harga Honda CBR1000RR Terbaru, Kaum Mendang-mending Minggir Dulu

    Harga Honda CBR1000RR Terbaru, Kaum Mendang-mending Minggir Dulu

    Jakarta

    Honda CBR1000RR-R bukan buat kaum mendang-mending kalau lihat dari harganya. Motor sport ini dibanderol Rp 800 jutaan.

    Honda punya motor sport buat para pencinta kecepatan. Adalah motor supersport Honda CBR1000RR-R Fireblade. Motor ini dihadirkan bagi para penggemar motor berperforma tinggi di Indonesia.

    Harga Honda CBR1000RR-R Fireblade

    CBR1000RR-R Fireblade yang dijual sekarang merupakan versi 2024. Soal harga, jelas motor ini bukan buat kaum mendang-mending. Buat kamu yang tertarik, mengutip laman Honda Big Bike, CBR1000RR-R Fireblade ini bisa dibawa pulang dengan mahar Rp 828.965.000.

    Ada beberapa pembaruan yang disajikan Honda khususunya pada sektor aerodinamika melalui kehadiran winglet baru. Winglet itu dirancang untuk menghasilkan downforce lebih besar. Motor pun jadi lebih stabil saat pengereman serta memberikan cengkeraman yang lebih konsisten di bagian depan, terutama saat melewati tikungan berkecepatan tinggi.

    Selain itu, desain fairing bawah baru kini mampu mengurangi aliran udara di sekitar ban belakang, yang berdampak positif pada peningkatan handling motor di berbagai situasi berkendara. Desain ini mencerminkan motor balap sejati, memberikan kestabilan lebih baik di kecepatan tinggi serta mengurangi hambatan angin, baik saat akselerasi maupun menikung.

    Tangki bahan bakar juga telah diubah bentuknya agar lebih ergonomis, memungkinkan pengendara mendapatkan cengkeraman lutut yang lebih baik dan meningkatkan kapasitas bahan bakar.

    Spesifikasi Mesin Honda CBR1000RR-R Fireblade

    Honda CBR1000RR-R Fireblade mengandalkan mesin berkapasitas 999,9 cc DOHC 4-silinder inline. Mesin itu dapat menyemburkan tenaga 160 kW @14.000 rpm dan torsi maksimum 113 Nm @12.000 rpm. CBR1000RR-R Fireblade kembali mengusung konfigurasi Bore x Stroke yang sama dengan RC213V, yaitu 81 x 48,5 mm.

    Untuk menghadirkan kontrol akselerasi dan deselerasi yang lebih mulus, CBR1000RR-R Fireblade disematkan sistem Throttle by Wire terbaru dengan dua motor, yang mampu memberikan respons lebih presisi saat mengendalikan tenaga mesin serta engine braking. Teknologi ini memastikan pengendara dapat merasakan akselerasi yang halus sekaligus mengoptimalkan deselarasi di berbagai situasi.

    CBR1000RR-R Fireblade terbaru menggunakan suspensi depan dan belakang Showa Adjustable, yang tetap menawarkan kenyamanan berkendara namun dengan berbagai pengaturan.

    Pada sektor pengereman, motor supersport ini dibekali kaliper depan Nissin dengan cakram besar. Anti-lock Braking System (ABS) yang disematkan menawarkan tiga mode terbaru, yaitu mode Sport, Track, dan Standard untuk menyesuaikan penggunaan di sirkuit mau pun jalan raya.

    Fitur-fitur unggulan lain yang memberikan pengalaman berkendara maksimal masih dipertahankan, seperti pengaturan riding mode, kontrol traksi HSTC, serta Wheelie Control untuk menjaga kestabilan saat akselerasi cepat.

    Sensor advance Inertia Measurement Unit (IMU) 6-Axis mampu mengukur posisi motor dalam enam axis (sumbu). Peranti ini bekerja bersama Honda Electronic Steering Damper (HESD) yang mempunyai tiga mode pengaturan (hard, medium, soft), berguna untuk menambah stabilitas berkendara pada kecepatan tinggi dan menikung.

    (dry/rgr)

  • Video Viral! Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20 Tahun, Kok Bisa?

    Video Viral! Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20 Tahun, Kok Bisa?

    Video Viral! Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20 Tahun, Kok Bisa?

  • Ginjal Pria 21 Tahun Rusak Parah gegara Konsumsi Minuman Energi 8 Gelas Per Hari

    Ginjal Pria 21 Tahun Rusak Parah gegara Konsumsi Minuman Energi 8 Gelas Per Hari

    Jakarta

    Seorang pria berusia 21 tahun di Turki harus dirawat di rumah sakit karena kebiasaannya mengonsumsi minuman berenergi. Ia didiagnosis mengalami penyakit ginjal akut stadium tiga.

    Sebelumnya, pria yang tidak disebutkan identitasnya itu mengonsumsi delapan gelas minuman berenergi tiap hari selama sebulan untuk persiapan lomba lari.

    Ketika sampai di IGD rumah sakit, ia mengeluhkan mual dan muntah sejak sehari sebelumnya. Riwayat kesehatannya dinilai baik, karena ia tidak merokok, tidak obesitas, dan tidak memiliki penyakit kronis.

    Namun, hasil tes darah menunjukkan kondisi yang sebaliknya. Kadar kreatinin atau penanda fungsi ginjalnya melonjak hingga lima kali lipat dari batas normal. Kadar fosfornya juga tiga kali lebih tinggi.

    Kondisi ini mengindikasikan ginjal yang gagal menyaring limbah dengan baik. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu gangguan organ vital, serangan jantung, hingga stroke.

    Kepada dokter, pria itu mengaku rutin minum sekitar dua liter minuman energi setiap hari. Kebiasaan itu yang diduga kuat menjadi pemicu cedera gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI).

    Pada dokter menuliskan temuan tersebut dalam sebuah laporan kasus.

    Bahaya Konsumsi Minuman Energi Berlebihan

    Dikutip dari Daily Mail, minuman berenergi umumnya mengandung kafein, vitamin B, gula atau pemanis buatan, serta aditif seperti taurin dan guarana. Dalam satu kaleng kecil minuman energi biasanya mengandung sekitar 80 mg kafein, yang setara dengan segelas kopi.

    Jika pasien tersebut minum delapan kaleng per hari, total kafeinnya mencapai 640 mg. Ini melewati batas aman konsumsi kafein menurut badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA), yaitu 400 mg per hari.

    Penelitian menunjukkan konsumsi kafein di atas 500 mg per hari dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Tekanan darah yang naik akibat stimulasi kafein juga memberi beban ekstra pada ginjal.

    Dokter juga menemukan pasien tersebut setidaknya pernah mengonsumsi minuman energi dengan kadar kafein 150 mg per liter dan taurin 800 mg per liter. Kombinasi dalam jumlah besar ini dianggap menjadi penyebab kuat kerusakan ginjal yang dialaminya.

    Taurin dalam dosis kecil sebenarnya aman. Tetapi, dalam kadar tinggi zat ini dapat memicu muntah, sakit perut, pusing, hingga dehidrasi. Jika dikombinasikan dengan kafein, risikonya terhadap ginjal meningkat, meski penelitian soal ini masih terbatas.

    Pulih Setelah Berhenti Total Konsumsi Minuman Energi

    Pasien langsung menghentikan konsumsi minuman energi dan menjalani pemantauan intensif di klinik ginjal. Dokter menekankan langkah pertama dan paling penting dalam menangani AKI akibat minuman energi adalah berhenti mengonsumsi sepenuhnya.

    Kadar kreatinin di dalam tubuhnya mulai membaik dalam 16 hari. Ia tidak memerlukan dialisis atau cuci darah dan tidak mengalami kerusakan jangka panjang.

    Selama dua tahun pemantauan, fungsi ginjalnya tetap normal.

    Kasus ini kembali menyoroti risiko konsumsi minuman energi berlebihan, terutama pada anak muda. Survei menunjukkan sekitar 30-50 persen remaja berusia 12-17 tahun rutin meminumnya, dan 1 dari 3 orang dewasa di Amerika pernah mengonsumsinya.

    Ahli menegaskan, efek stimulasi mungkin terasa instan. Tetapi, beban yang ditinggalkan pada ginjal jauh lebih besar dari yang disadari banyak orang.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Ini Gejala Stroke ‘Tersembunyi’ yang Jarang Disadari Orang Usia Muda

    Ini Gejala Stroke ‘Tersembunyi’ yang Jarang Disadari Orang Usia Muda

    Jakarta

    Stroke sering muncul tanpa peringatan. Dalam hitungan menit, ketidakseimbangan tiba-tiba, penglihatan kabur, atau bicara cadel yang bisa berubah menjadi kondisi darurat yang mengancam nyawa.

    Sel-sel otak mulai mati, kemampuan bicara, berpikir, hingga bergerak dapat hilang selamanya. Menurut ahli bedah saraf Dr Sunil Kutty dari New Era Hospital, Navi, Mumbai, kunci keselamatan selalu sama, yaitu kenali dengan cepat dan bertindak dengan cepat.

    “Stroke membutuhkan penanganan yang tepat waktu. Pengenalan dini dapat membuat perbedaan besar dalam mencegah kecacatan atau kematian,” tuturnya yang dikutip dari Times of India.

    Dr Kutty menegaskan stroke kini bukan hanya berisiko pada orang lanjut usia. Orang-orang yang berusia muda juga semakin rentan, terutama jika faktor risiko tersembunyi seperti gangguan tidur tidak disadari.

    Tanda-tanda Stroke yang Sering Tak Terlihat

    “Stroke terjadi saat aliran darah ke otak tersumbat atau pembuluh darah pecah, memutus suplai oksigen. Yang dalam hitungan menit, bisa menyebabkan kerusakan serius,” jelas Dr Kutty.

    Penanganan yang cepat sangat menentukan hasil. Berdasarkan studi tahun 2020 di Neurology, menunjukkan pasien yang mendapat perawatan dalam 0-90 menit memiliki waktu pemulihan 3 bulan yang jauh lebih baik.

    Dari studi tahun 2024 di Journal of Clinical Medicine juga menegaskan bahwa pengenalan dini adalah kunci mengurangi keterlambatan terapi.

    Faktor Risiko Stroke Tersembunyi

    Salah satu faktor risiko terbesar yang sering terlewat adalah apnea tidur obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA). Dr Amit Kulkarni dari Sakra World Hospital menyebut OSA sebagai penyebab ‘diam-diam’ stroke pada pasien muda.

    “Sekitar 50-70 persen orang yang mengalami stroke juga mengidap apnea tidur. OSA kini diakui sebagai salah satu faktor risiko utama stroke berulang,” terangnya.

    Penelitian 2005 di New England Journal of Medicine menemukan bahwa OSA meningkatkan risiko stroke atau kematian hampir dua kali lipat. Bahkan, setelah memperhitungkan hipertensi dan diabetes.

    Tinjauan tahun 2019 di Sleep Disorders & Stroke kembali menekankan perlunya skrining rutin.

    “Jika OSA tidak diobati pada pasien yang pernah mengalami stroke, risiko kekambuhan bisa mencapai 50 persen dalam dua tahun,” kata Dr Kulkarni.

    Maka dari itu, gejala seperti dengkuran berat, napas tersengal saat tidur, atau kantuk ekstrem di siang hari bukan hal sepele.

    ‘Golden Time’ Penanganan Stroke

    Pada stroke iskemik, obat pengencer darah harusnya diberikan maksimal 4,5 jam setelah gejala muncul. Pada kasus oklusi besar, prosedur trombektomi mungkin dibutuhkan. Jika terlambat sedikit saja bisa mengubah hidup seseorang.

    Sementara pada stroke hemoragik, intervensi cepat sama pentingnya. Tindakan terlambat dapat meningkatkan risiko kematian dan kecacatan permanen.

    “Setiap menitnya sangat berharga. Maka dari itu, kenali tanda-tandanya tanpa menunda,” beber Dr Kutty.

    Kecepatan mengenali dan mengatasi faktor risiko stroke dapat mencegah terjadinya keparahan. Salah satu tanda yang ditekankan adalah apnea tidur obstruktif.

    “Apnea tidur obstruktif adalah risiko tersembunyi. Bukan hanya untuk penyakit jantung, tetapi juga untuk stroke,” pungkas Dr Kulkarni.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Dialami Wanita Wonogiri, Neurolog Beberkan Alasan Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda

    Dialami Wanita Wonogiri, Neurolog Beberkan Alasan Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda

    Jakarta

    Stroke tidak hanya menyerang orang lanjut usia, tetapi juga dapat terjadi pada usia muda. Hal ini dialami oleh Delia, seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang terkena stroke pada 29 Agustus 2025, saat usianya baru 20 tahun.

    Ia mengaku kondisi tersebut dipicu oleh banyaknya masalah yang membuatnya mengalami stres berat. “Awalnya emang lagi ada masalah yang menurutku ni bener-bener buat aku down gitu. Jadinya kepikiran berat,” ucapnya melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    Gejala awal yang dirasakan Delia berupa pusing hebat disertai kesulitan berbicara. Tubuhnya masih dapat digerakkan, tetapi terasa sangat lemas.

    Delia sempat menunggu karena mengira gejalanya akan membaik dengan sendirinya. Namun hingga dua jam berlalu, kemampuan bicaranya tak juga pulih. Walhasil dirinya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo,” katanya.

    Setelah dirujuk, Delia menjalani MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT scan (Computed Tomography), dan serangkaian pemeriksaan lainnya. Bahkan Ia ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) untuk pemantauan intensif karena gejalanya mengarah pada stroke.

    “Di rumah sakit solo. Transcranial Doppler (TCD) nya itu hasilnya penyumbatan di pembuluh darah dan kaku gitu pembuluh darahnya. Jadi kalo banyak pikiran pembuluh darahnya bakal mengkaku dan menyumbat lagi,” tuturnya lagi.

    Setelah lima hari di HCU dan menjalani terapi, kondisinya berangsur membaik. Kemampuan bicaranya perlahan kembali, meski masih terdengar pelo. Delia kemudian diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan dan obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Meski kondisi berangsur membaik, ia mengaku sempat kembali ‘kolaps’. Menurutnya, hal itu terjadi karena ia kembali mengalami stres.

    “Kambuh itu. Hampir gak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya udah (madep) keatas. Nggak bisa ngomong lagi. Tangan udah dingin, kaki udah dingin. Ah udah gitu lah pokoknya. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu kayak terlalu over gitu loh,” sambungnya.

    Pemicu stroke di usia muda

    Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, dr Reza Aditya Arpandy, SpS, menjelaskan penyebab stroke di usia muda kerap kali berbeda dengan usia lanjut. Beberapa pemicu yang cukup sering ditemukan antara lain kelainan pembuluh darah bawaan, seperti aneurisma (pelebaran pembuluh darah yang mudah pecah) dan AVM/arteriovenous malformation (hubungan abnormal antara arteri dan vena).

    Selain itu, lanjutnya, ada penyakit jantung tertentu yang bisa membuat bekuan darah naik ke otak, misalnya kelainan katup jantung, PFO/patent foramen ovale (lubang kecil yang tidak menutup sejak lahir), atau aritmia seperti atrial fibrillation.

    “Gangguan pembekuan darah juga bisa meningkatkan risiko, misalnya kondisi trombofilia, antiphospholipid syndrome, atau kelainan genetik yang membuat darah terlalu mudah menggumpal,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (24/11/2025).

    “Stroke pada usia muda juga bisa dipicu oleh cedera leher yang menyebabkan robekan pembuluh darah, serta penyakit seperti lupus, vaskulitis, atau infeksi tertentu. Pada sebagian kecil kasus, migrain berat juga berperan,” lanjutnya.

    Sementara dari sisi gaya hidup, dr Reza mengatakan faktor risiko seperti merokok, kurang tidur, obesitas, konsumsi minuman berenergi berlebihan, serta penggunaan pil kontrasepsi pada perempuan yang merokok atau memiliki migrain turut meningkatkan risiko. Terlebih banyak anak muda tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes tanpa gejala.

    “Karena itu, stroke pada usia muda biasanya terjadi karena kombinasi faktor bawaan dan gaya hidup, bukan hanya karena stres,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Dialami Wanita Wonogiri, Neurolog Beberkan Alasan Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda

    Dialami Wanita Wonogiri, Neurolog Beberkan Alasan Stroke Bisa Terjadi di Usia Muda

    Jakarta

    Stroke tidak hanya menyerang orang lanjut usia, tetapi juga dapat terjadi pada usia muda. Hal ini dialami oleh Delia, seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang terkena stroke pada 29 Agustus 2025, saat usianya baru 20 tahun.

    Ia mengaku kondisi tersebut dipicu oleh banyaknya masalah yang membuatnya mengalami stres berat. “Awalnya emang lagi ada masalah yang menurutku ni bener-bener buat aku down gitu. Jadinya kepikiran berat,” ucapnya melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    Gejala awal yang dirasakan Delia berupa pusing hebat disertai kesulitan berbicara. Tubuhnya masih dapat digerakkan, tetapi terasa sangat lemas.

    Delia sempat menunggu karena mengira gejalanya akan membaik dengan sendirinya. Namun hingga dua jam berlalu, kemampuan bicaranya tak juga pulih. Walhasil dirinya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo,” katanya.

    Setelah dirujuk, Delia menjalani MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT scan (Computed Tomography), dan serangkaian pemeriksaan lainnya. Bahkan Ia ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) untuk pemantauan intensif karena gejalanya mengarah pada stroke.

    “Di rumah sakit solo. Transcranial Doppler (TCD) nya itu hasilnya penyumbatan di pembuluh darah dan kaku gitu pembuluh darahnya. Jadi kalo banyak pikiran pembuluh darahnya bakal mengkaku dan menyumbat lagi,” tuturnya lagi.

    Setelah lima hari di HCU dan menjalani terapi, kondisinya berangsur membaik. Kemampuan bicaranya perlahan kembali, meski masih terdengar pelo. Delia kemudian diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan dan obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Meski kondisi berangsur membaik, ia mengaku sempat kembali ‘kolaps’. Menurutnya, hal itu terjadi karena ia kembali mengalami stres.

    “Kambuh itu. Hampir gak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya udah (madep) keatas. Nggak bisa ngomong lagi. Tangan udah dingin, kaki udah dingin. Ah udah gitu lah pokoknya. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu kayak terlalu over gitu loh,” sambungnya.

    Pemicu stroke di usia muda

    Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, dr Reza Aditya Arpandy, SpS, menjelaskan penyebab stroke di usia muda kerap kali berbeda dengan usia lanjut. Beberapa pemicu yang cukup sering ditemukan antara lain kelainan pembuluh darah bawaan, seperti aneurisma (pelebaran pembuluh darah yang mudah pecah) dan AVM/arteriovenous malformation (hubungan abnormal antara arteri dan vena).

    Selain itu, lanjutnya, ada penyakit jantung tertentu yang bisa membuat bekuan darah naik ke otak, misalnya kelainan katup jantung, PFO/patent foramen ovale (lubang kecil yang tidak menutup sejak lahir), atau aritmia seperti atrial fibrillation.

    “Gangguan pembekuan darah juga bisa meningkatkan risiko, misalnya kondisi trombofilia, antiphospholipid syndrome, atau kelainan genetik yang membuat darah terlalu mudah menggumpal,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (24/11/2025).

    “Stroke pada usia muda juga bisa dipicu oleh cedera leher yang menyebabkan robekan pembuluh darah, serta penyakit seperti lupus, vaskulitis, atau infeksi tertentu. Pada sebagian kecil kasus, migrain berat juga berperan,” lanjutnya.

    Sementara dari sisi gaya hidup, dr Reza mengatakan faktor risiko seperti merokok, kurang tidur, obesitas, konsumsi minuman berenergi berlebihan, serta penggunaan pil kontrasepsi pada perempuan yang merokok atau memiliki migrain turut meningkatkan risiko. Terlebih banyak anak muda tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes tanpa gejala.

    “Karena itu, stroke pada usia muda biasanya terjadi karena kombinasi faktor bawaan dan gaya hidup, bukan hanya karena stres,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Viral Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Inikah Pemicunya?

    Viral Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Seorang wanita bernama Delia membagikan kisahnya mengalami stroke di usia 20 tahun. Peristiwa itu terjadi pada 29 Agustus 2025, saat wanita yang berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah itu sedang beraktivitas seperti biasa. Mendadak, Delia merasakan pusing hebat disertai kesulitan berbicara. Tubuhnya masih bisa digerakkan, tetapi terasa sangat lemas.

    Ia sempat menunggu karena mengira gejalanya akan membaik dengan sendirinya. Namun hingga dua jam berlalu, kemampuan bicaranya tak juga pulih. Keluarga yang panik akhirnya membawa Delia ke dokter saraf terdekat di Wonogiri untuk mendapatkan pemeriksaan segera.

    “Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo,” demikian katanya melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11/2025).

    Delia kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit di Solo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Di sana, ia menjalani MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT scan (Computed Tomography), dan serangkaian pemeriksaan lainnya.

    Ia ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) untuk pemantauan intensif karena gejalanya mengarah pada stroke, meski usianya masih sangat muda. Pemeriksaan lebih lanjut melalui Transcranial Doppler (TCD) menunjukkan adanya penyumbatan dan kekakuan pada pembuluh darah di otaknya.

    Terkait pemicunya, Delia mengaku belakangan sering dilanda banyak pikiran hingga mengalami stres berat. Ia juga mengaku tidak memiliki riwayat genetik terkait tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat, maupun gula darah tinggi.

    Lantas, benarkah stres bisa memicu stroke?

    Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, dr Reza Aditya Arpandy, SpS, menjelaskan bahwa stres berat dan depresi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke, meski bukan menjadi penyebab utamanya.

    Saat seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat detak jantung menjadi lebih cepat, sehingga memicu kondisi yang berpotensi berbahaya.

    “Kalau kondisi ini terjadi berulang atau cukup berat, maka risiko terjadinya kerusakan pada pembuluh darah dan lonjakan tekanan darah menjadi lebih tinggi, sehingga dapat memicu stroke, terutama bila orang tersebut sudah punya faktor risiko lain, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, atau memang sudah ada kelainan pembuluh darah otak sebelumnya,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (24/11/2025).

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Makin Banyak Penduduk Dunia Kena Gagal Ginjal Kronis, Ini Biang Keroknya

    Makin Banyak Penduduk Dunia Kena Gagal Ginjal Kronis, Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Penyakit ginjal kronis kini menjadi ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai. Hasil analisis besar yang dipublikasikan di The Lancet mengungkapkan kasus penyakit ini naik menjadi penyebab kematian ke-9 di dunia pada 2023, yang merenggut hampir 1,5 juta jiwa.

    Studi ini disusun oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), sebagai bagian dari Global Burden of Disease Study 2023. Lebih dari 788 juta orang dewasa kini hidup dengan penyakit ginjal kronis, jumlahnya naik dua kali lipat dibandingkan pada 1990.

    Lonjakan kasus ini bukan hanya tren statistik, tetapi mencerminkan epidemi senyap yang menghantam negara maju maupun berkembang. Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi paling tinggi, dengan hampir 16 persen orang dewasa yang hidup dengan gangguan fungsi ginjal.

    Namun, China dan India menyumbang jumlah kasus terbesar.

    Temuan lain yang menjadi sorotan adalah penyakit ginjal kronis berkontribusi pada 11,5 persen kematian akibat penyakit kardiovaskular. Artinya, gangguan ginjal tidak hanya merusak organ penyaring tubuh, tetapi juga memperburuk risiko penyakit jantung.

    Faktor Penyebab Terbesar

    Dikutip dari Times of India, studi menunjukkan beban penyakit ginjal kronis meningkat stabil selama tiga dekade terakhir. Beberapa faktor penyebab terbesarnya, seperti:

    Faktor risiko metabolik, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas yang dapat merusak struktur penyaring ginjal secara perlahan.Seiring bertambahnya usia, kapasitas penyaringan ginjal memang menurun.Akses kesehatan yang tidak merata, seperti skrining dan deteksi dini, yang menyebabkan banyak kasus terdiagnosis pada stadium lanjut.

    Dengan prevalensi usia mencapai 14,2 persen, lebih dari 1 dari 10 orang dewasa diperkirakan hidup dengan penurunan fungsi ginjal. Banyak di antaranya tanpa gejala yang bisa terlihat.

    Mengapa Harus Jadi Perhatian?

    Ginjal bekerja tanpa henti menyaring limbah, menyeimbangkan cairan, hingga mengatur tekanan darah. Saat fungsinya mulai menurun, gejala seringkali samar.

    Banyak orang baru menyadari saat kerusakan ginjal sudah stadium lanjut dan pilihan pengobatan semakin terbatas. Lebih jauh lagi, gangguan fungsi ginjal dapat memperparah tekanan darah, memicu penumpukan cairan, hingga mempengaruhi jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung hingga stroke.

    Tanda Awal yang Tak Boleh Diabaikan

    Penyakit ginjal kronis berkembang secara perlahan, tetapi beberapa sinyal perlu diwaspadai. Terutama bila mengidap diabetes, hipertensi, obesitas, atau riwayat keluarga. Gejalanya meliputi:

    1. Perubahan pola buang air kecil.

    Lebih sering atau lebih jarang buang air kecil, terutama di malam hari. Urine berbuih atau mengandung darah juga merupakan tanda kebocoran protein.

    2. Pembengkakan atau edema

    Pembengkakan yang terjadi di pergelangan kaki, tangan, atau sekitar mata akibat retensi cairan.

    3. Kelelahan yang berkepanjangan

    Penumpukan limbah dapat menimbulkan rasa lelah, konsentrasi memburuk, hingga rasa lemas.

    4. Kulit kering, gatal, atau mual

    Kondisi ini bisa terjadi akibat akumulasi racun yang ada di dalam tubuh, yang tidak bisa dikeluarkan oleh ginjal.

    5. Sesak napas atau hilang nafsu makan

    Kondisi ini sering muncul pada orang dengan penyakit ginjal kronis tahap atau stadium yang lebih lanjut.

    Apa yang Bisa Dilakukan?

    Gejala-gejala ini tidak boleh dianggap sekadar efek stres atau penuaan biasa. Para ahli menyarankan langkan pencegahan yang lebih agresif, seperti:

    Skrining rutin, seperti pemeriksaan LFG atau albumin urine yang membantu dalam mendeteksi penyakit ginjal kronis pada fase awal.Mengontrol faktor risiko, termasuk menjaga gula darah, tekanan darah, berat badan, serta memperbaiki pola makan.Peningkatan edukasi publik perlu dilakukan, agar lebih sadar bahwa penyakit ginjal bisa berkaitan erat dengan risiko jantung dinilai krusial untuk menekan beban global.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Viral Wanita Wonogiri Kena Stroke di Usia 20, Inikah Pemicunya?

    Kondisi Terkini Wanita yang Kena Stroke di Usia 20, Sempat ‘Kolaps’ Lagi

    Jakarta

    Cerita seorang wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah, mendadak viral di media sosial. Ia mengalami stroke di usia yang sangat muda, yakni 20 tahun.

    Wanita bernama Delia itu menceritakan kejadian stroke itu terjadi pada 29 Agustus 2025. Sebelumnya, ia mengaku kerap banyak pikiran yang membuatnya stres berat.

    Sampai akhirnya, ia mendadak pusing, tidak bisa bicara, badan terasa lemas, tetapi masih bisa sedikit bergerak. Ia dilarikan ke rumah sakit di Wonogiri, hingga harus dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo.

    Di sana, Delia menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT scan (Computed Tomography Scan), dan yang lainnya. Ia juga ditempatkan di ruang High Care Unit (HCU) karena gejala yang dialaminya mengarah ke stroke.

    “Aku masuk di situ tegang kan, nggak boleh duduk, cuma rebahan saja, makan sambil tidur. Apa-apa sambil tidur, nggak boleh ke kamar mandi, nggak boleh ditungguin cuma di situ sendiri,” terang Delia melalui akun TikTok-nya atas izin yang bersangkutan, Sabtu (22/11)

    “Pas sudah di rumah sakit rujukan itu, aku sudah sedikit-sedikit bisa ngomong. Ngangkat lidah, sudah bisa mengeluarkan lidah. Soalnya, awalnya emang pelo, kaku lidahnya. Nah abis itu, tekanan darahku tuh memang naik turun sih pas waktu itu. Kalau bener-bener kaget ya naik, 150, 148,” sambungnya.

    Kondisi Terkini

    Dari pemeriksaan di rumah sakit Solo, ada penyumbatan dan kekakuan pembuluh darah di otak Delia. Ia menjalani terapi yang membuat kondisinya berangsur membaik.

    Delia mulai bisa berbicara pelan, meski masih terdengar pelo dan diperbolehkan pulang dengan terapi lanjutan serta obat pengencer darah yang harus diminum setiap hari.

    Kondisinya memang sudah berangsur membaik. Tetapi, Delia sempat ‘kolaps’ lagi karena ia sedang stres, dan sempat tidak bisa berbicara lagi.

    “Kambuh itu, hampir nggak ada. Sumpah kayak aduh sampe matanya sudah (madep) ke atas, nggak bisa ngomong lagi,” kata Delia.

    “Tangan sudah dingin, kaki sudah dingin. Itu juga karena aku ada pikiran lagi, berlebihan lagi. Kayak terlalu apa yang aku pikirin itu terlalu over gitu loh,” pungkasnya.

    (sao/naf)