Topik: stroke

  • Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

    Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025), sebulan setelah keluar dari rumah sakit. Vatikan mengatakan pemimpin Gereja Katolik Roma itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tersumbat atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Stroke juga dapat terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah, yang menyebabkan perdarahan di otak.

    Paus Fransiskus mengalami stroke serebral yang fatal pada tanggal 21 April 2025, karena kombinasi usia lanjut (88) dan kondisi kesehatan serius yang mendasarinya. Ia mengidap tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, penyakit paru-paru (bronkiektasis), dan baru saja pulih dari pneumonia ganda dan gagal napas akut,” kata dr Praveen Gupta, Direktur Utama & Kepala Neurologi, Fortis Gurgaon, kepada TOI Digital.

    “Faktor-faktor ini, bersama dengan tuntutan fisik dan emosional dari perannya, membuatnya sangat rentan terhadap stroke,” lanjutnya lagi.

    Pernyataan kematian menyebutkan bahwa Pope mengidap diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko stroke. Sementara kondisi paru-paru kronis yang disebut bronkiektasis membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru dan pneumonia.

    dr Burton Dickey, seorang dokter spesialis paru dan perawatan kritis di MD Anderson Cancer Center, Houston, mengatakan kepada New York Times bahwa ketika infeksi terjadi pada pasien dengan bronkiektasis, kondisinya bisa memburuk dengan cepat.

    Dalam kasus seperti itu, infeksi saluran napas ringan dapat menyebar ke kantung udara kecil tempat paru-paru dan darah bertukar oksigen serta karbon dioksida, yang kemudian menyebabkan pneumonia. Kondisi ini dapat meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah, sehingga risiko stroke pun meningkat.

    Stroke dapat menyebabkan koma, seperti yang terjadi dalam kasus Paus. Stroke yang dialami PausFransiskus menyebabkan “kolapskardiosirkulasi,” yaitu kondisi ketika jantung dan paru-paru tidak lagi mampu berfungsi.

    Ada beberapa cara stroke dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular. Stroke dapat memengaruhi bagian otak yang mengendalikan fungsi jantung atau dapat menyebabkan pembengkakan otak yang menciptakan tekanan dan menggerakkan jaringan otak, yang menyebabkan tubuh mati.

    Pada beberapa pasien, stroke dapat terjadi bersamaan atau memicu serangan jantung, yang dengan sendirinya dapat menyebabkan kolapsnya sistem kardiovaskular.

    Selain itu, tanda-tanda stroke secara umum meliputi:

    Mati rasa tiba-tiba: Tidak merasakan sensasi apa pun atau sensasi kesemutan di wajah, tangan, kaki, lengan, tungkai, atau ekstremitas lainnya dapat menjadi tanda peringatan stroke. Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada satu sisi tubuh.Kebingungan: Orang yang mengidap stroke mungkin tidak dapat memahami situasi mereka atau kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Mereka mungkin memiliki ekspresi bingung di wajah mereka, mengalami kesulitan fokus, atau mengalami kesulitan dalam membuat keputusan.Sakit kepala parah: Banyak orang mungkin mengalami sakit kepala atau nyeri tiba-tiba atau parah di kulit kepala atau leher tanpa penyebab yang diketahui. Mereka mungkin memiliki kepekaan cahaya dan rasa tidak nyaman di kepala mereka.Kehilangan keseimbangan: Stroke juga dapat menyebabkan masalah dalam berdiri, berjalan, atau bergerak sama sekali. Orang yang terkena dampak mungkin mulai tersandung atau tiba-tiba menjadi sangat kikuk. Mereka mungkin juga kesulitan memegang barang dengan benar.Pusing: Merasa pusing atau sensasi berputar bisa menjadi tanda bahaya stroke.Penglihatan kabur: Orang mungkin mengalami masalah dengan penglihatan mereka dan mereka mungkin mulai menyipitkan mata atau menggosok mata mereka, tidak dapat membaca apa pun.Kesulitan berbicara: Tidak dapat berbicara, berbicara tidak jelas atau tidak jelas, atau menggunakan kata-kata dengan tidak benar. Kelemahan: Kurangnya kekuatan di wajah, lengan, atau kaki dapat mengindikasikan stroke.

    (suc/kna)

  • Absen Pemakaman Paus Fransiskus, Prabowo Berencana Kirim Utusan ke Vatikan

    Absen Pemakaman Paus Fransiskus, Prabowo Berencana Kirim Utusan ke Vatikan

    loading…

    Mensesneg Prasetyo Hadi menyebutkan, Presiden Prabowo Subianto tidak dapat menghadiri langsung prosesi pemakaman pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus. FOTO/SindoNews

    JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebutkan, Presiden Prabowo Subianto tidak dapat menghadiri langsung prosesi pemakaman pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus . Prabowo berencana mengirim utusan untuk hadir langsung di pemakaman.

    “Oleh karena sesuatu dan lain hal, Bapak Presiden kemungkinan tidak bisa hadir langsung dalam acara pemakaman Paus,” kata Prasetyo kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).

    Prasetyo menyampaikan, Prabowo berencana mengirim utusan atau perwakilan untuk hadir dalam prosesi pemakaman Paus. Meski begitu, Prasetyo belum merinci terkait siapa utusan yang akan mewakili Prabowo dalam prosesi pemakaman tersebut.

    “Beliau (Presiden Prabowo) berencana untuk mengirim utusan. Nah ini sedang kita koordinasikan,” katanya.

    Paus Dimakamkan Pada Sabtu 26 AprilSebelumnya, Misa pemakaman Paus Fransiskus akan diadakan pada Sabtu, 26 April 2025 di Lapangan Santo Petrus, menurut Kantor Pers Takhta Suci. Vatikan menyatakan, ‘Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal, akan memimpin upacara tersebut, yang akan diselenggarakan para patriark, kardinal, uskup agung, uskup, dan pendeta dari seluruh dunia.”

    Jenazah mendiang Paus kemudian akan dibawa ke Basilika Santo Petrus dan selanjutnya ke Basilika Santa Maria Maggiore untuk dimakamkan. Vatikan telah mengonfirmasi jenazah Paus akan disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus mulai Rabu pagi, di mana umat beriman akan diizinkan memberikan penghormatan terakhir.

    Upacara penghormatan terakhir akan dimulai pukul 9:00 pagi pada tanggal 23 April dan berlanjut hingga hari pemakaman. Fransiskus meninggal pada Senin Paskah pada usia 88 tahun, menurut Takhta Suci. Ia meninggal di kediamannya di Casa Santa Marta, Kota Vatikan.

    Penyebab resmi kematiannya adalah “stroke, diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi ireversibel,” menurut Dr. Andrea Arcangeli, Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan.

    Paus juga menderita berbagai penyakit kronis, termasuk pneumonia, hipertensi, dan diabetes.

    (abd)

  • Menlu Sugiono Kunjungi Kedubes Vatikan, Beri Pesan Duka Wafatnya Paus Fransiskus

    Menlu Sugiono Kunjungi Kedubes Vatikan, Beri Pesan Duka Wafatnya Paus Fransiskus

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyampaikan rasa duka atas wafatnya Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    Sugiono menyebut berpulangnya Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi dunia atas seorang teladan agung dalam kasih sayang dan perdamaian.

    “Paus Fransiskus adalah seorang figur menonjol dalam cinta kasih, integritas moral, dukungan bagi perdamaian, dan solidaritas bagi kaum papa dan yang terpinggirkan,” kata Sugiono, dikutip Antara, Selasa (22/4/2025).

    Dalam pernyataan yang ditulisnya pada buku duka cita, Sugiono memandang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 lalu “akan selalu dikenang sebagai momen harapan dan persatuan” bagi Indonesia dan seluruh dunia.

    Ia juga menyatakan harapan supaya Sri Paus beristirahat dalam kedamaian abadi.

    Dalam kunjungannya tersebut, Sugiono berkesempatan menyampaikan langsung belasungkawa atas wafatnya Paus kepada Duta Besar Vatikan (Nunsius Apostolik) untuk Indonesia Monsinyur (Mgr) Piero Pioppo.

    Setelah menulis pernyataan berkabungnya pada buku duka cita, Sugiono dan Pioppo menyempatkan diri berbincang mengenai Paus Fransiskus selama beberapa saat.

    Nunsiatur Apostolik Takhta Suci Vatikan di Jakarta pada Selasa membuka pintunya bagi masyarakat Indonesia yang hendak menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus. Ratusan pelayat

    Selain Sugiono, Menteri Agama Nasaruddin Umar diketahui menjadi pejabat Kabinet Merah Putih lain yang hadir menyampaikan belasungkawa secara langsung di Kedubes Vatikan pada Selasa.

    Sejumlah karangan bunga duka cita, di antaranya dari Presiden RI Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, juga tampak berjejer di dalam kompleks kedutaan besar Vatikan tersebut.

    Vatikan pada Senin (21/4/2025) mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal karena stroke yang diikuti koma dan gagal jantung.

    Melalui surat kematian, dokter Vatikan Andrea Arcangeli mengatakan penyebab kematian Paus Fransiskus telah diidentifikasi sebagai stroke, diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi atau gagal jantung yang tidak dapat disembuhkan.

  • Isi Surat Wasiat Spiritual Paus Fransiskus, Keinginan dan Instruksi Terakhir untuk Pemakamannya

    Isi Surat Wasiat Spiritual Paus Fransiskus, Keinginan dan Instruksi Terakhir untuk Pemakamannya

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus meninggal dunia karena stroke yang diikuti koma dan gagal jantung, Vatikan mengumumkan pada Senin, 21 April 2025.

    Menurut Vatikan, kematian dikonfirmasi lewat thanatografi elektrokardiografi, mengacu pada sertifikasi resmi yang dikeluarkan Arcangeli pada Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan.

    “Penyebab kematian Paus Fransiskus telah diidentifikasi sebagai stroke, diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi yang tidak dapat disembuhkan,” kata dokter Vatikan Andrea Arcangeli dalam surat kematiannya seperti dikutip dari Antara.

    Surat Wasiat Spiritual Paus

    Vatikan menerbitkan surat wasiat spiritual Paus yang berisi keinginan dan instruksi terakhirnya untuk pemakamannya tertanggal 29 Juni 2022.

    “Saya meminta agar jenazah saya beristirahat – menunggu hari Kebangkitan – di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore, tempat Paus berkata setelah selalu berdoa di awal dan akhir setiap Perjalanan Apostolik,” kata surat itu.

    Paus Fransiskus juga menulis bahwa makamnya harus berada di dalam tanah dan sederhana tanpa ornamen khusus.

    Paus Fransiskus Sakit Apa?

    Sebagai informasi, Vatikan mengumumkan kematian Paus Fransiskus di usia 88 tahun pada Senin, 21 April 2025.

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut menderita berbagai penyakit selama 12 tahun masa kepausannya.

    Ia diketahui mengalami komplikasi parah dalam beberapa minggu terakhir usai menderita pneumonia ganda.

    Kondisi tersebut membuat Paus Fransiskus dirawat selama lebih dari 1 bulan di sebuah rumah sakit di Roma.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Putin Tak Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Putin Tak Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin, yang perjalanan luar negerinya dibatasi oleh surat perintah penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), tidak akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    “Tidak. Presiden tidak punya rencana seperti itu,” kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/4/2025), ketika ditanya apakah Putin akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada hari Sabtu (26/4) mendatang.

    Diketahui bahwa ICC telah menerbitkan surat penangkapan untuk Putin pada Maret 2023 silam. Pengadilan menuduhnya bertanggung jawab atas kejahatan perang. Utamanya, tindakan deportasi anak-anak yang melanggar hukum dari Ukraina ke Rusia.

    Menurut ICC, kejahatan tersebut dilakukan di Ukraina dari 24 Februari 2022 – ketika Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke negara tersebut.

    Sebelumnya, Vatikan telah mengumumkan bahwa pemakaman Paus Fransiskus akan digelar pada Sabtu (26/4) mendatang. Prosesi pemakaman ini akan digelar di alun-alun yang ada di depan Basilika Santo Petrus di Vatikan, dengan para pemimpin dunia dan sejumlah besar umat Katolik diperkirakan akan hadir.

    Fransiskus yang berasal Argentina, dan menjadi pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang berasal dari Amerika Latin ini, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4) waktu setempat. Vatikan mengumumkan Paus Fransiskus meninggal dunia secara tiba-tiba setelah mengalami stroke dan serangan jantung.

    Pemakaman Paus Fransiskus yang diperkirakan akan menarik kehadiran banyak orang, akan berlangsung pada Sabtu (26/4) sekitar pukul 10.00 waktu setempat, di alun-alun yang ada di depan Basilika Santo Petrus di Vatikan.

    Para kepala negara dan keluarga kerajaan dari berbagai negara diperkirakan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi yang pertama mengumumkan kehadiran mereka, bahkan sebelum tanggal pemakaman dikonfirmasi.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ketum PBNU Harap Paus Berikutnya Sebaik Paus Fransiskus
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 April 2025

    Ketum PBNU Harap Paus Berikutnya Sebaik Paus Fransiskus Nasional 22 April 2025

    Ketum PBNU Harap Paus Berikutnya Sebaik Paus Fransiskus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (
    PBNU
    ) KH Yahya Cholil Staquf berharap, paus atau pemimpin umat Katolik adalah sosok yang sebaik
    Paus Fransiskus
    .
    Gus Yahya
    , sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa Paus Fransiskus memberikan teladan kepada setiap umat untuk mendorong kemanusiaan sepanjang masa hidupnya.
    “Ini yang kami teladani dari Sri Paus Fransiskus. Kami berharap nantinya akan muncul pemimpin yang sebaik beliau,” ujar Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).
    Menurut Gus Yahya, semangat perjuangan Paus Fransiskus dalam membela dan mengasuh kemanusiaan adalah warisan yang berharga.
    Oleh karena itu, ia berharap paus berikutnya dapat meneruskan perjuangan Paus Fransiskus untuk kemanusiaan.
    “Ini adalah warisan yang sangat berharga dan tentu kami semua berdoa, berpulangnya Paus Fransiskus akan digantikan sekurang-kurangnya sama baiknya, sama inginnya dalam perjuangan kemanusiaan,” kata Gus Yahya.
    Ia pun menyampaikan bahwa PBNU ikut berbelasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025) kemarin.
    Menurut Gus Yahya, wafatnya Paus Fransiskus adlaah kehilangan bagi seluruh umat manusia.
    “Pada dasarnya, wafatnya Sri Paus Fransiskus ini adalah kehilangan untuk seluruh umat manusia. Bukan cuma untuk gereja (umat) Katolik,” kata dia.
    Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat.
    Vatikan
    mengumumkan bahwa Paus meninggal akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung yang tidak dapat dipulihkan.
    Sementara itu,
    pengganti Paus Fransiskus
    belum dipilih karena proses pemilihan melalui
    Konklaf
    masih dalam tahap berkabung.
     
    Konklaf adalah proses yang sangat terstruktur di mana para kardinal dari berbagai negara berkumpul untuk memilih paus baru.
    Semua kardinal tinggal di Vatikan tanpa izin kontak dengan dunia luar, dan pemungutan suara berlangsung secara rahasia.
    Konklaf dapat berlangsung berhari-hari, hingga akhirnya tercapai konsensus untuk memilih paus baru.
    Saat ini, tugas sementara untuk memimpin Vatikan diemban oleh Kardinal Kevin Farrell, yang juga bertanggung jawab atas penanganan jenazah Paus Fransiskus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemakaman Paus Fransiskus Akan Digelar 26 April

    Pemakaman Paus Fransiskus Akan Digelar 26 April

    Vatican City

    Vatikan mengumumkan bahwa pemakaman Paus Fransiskus akan digelar pada Sabtu (26/4) mendatang. Prosesi pemakaman ini akan digelar di alun-alun yang ada di depan Basilika Santo Petrus di Vatikan, dengan para pemimpin dunia dan sejumlah besar umat Katolik diperkirakan akan hadir.

    Fransiskus yang berasal Argentina, dan menjadi pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang berasal dari Amerika Latin ini, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4) waktu setempat. Vatikan mengumumkan Paus Fransiskus meninggal dunia secara tiba-tiba setelah mengalami stroke dan serangan jantung.

    Pemakaman Paus Fransiskus yang diperkirakan akan menarik kehadiran banyak orang, seperti dilansir AFP, Selasa (22/4/2025), akan berlangsung pada Sabtu (26/4)mendatang, sekitar pukul 10.00 waktu setempat, di alun-alun yang ada di depan Basilika Santo Petrus di Vatikan.

    Peti jenazah Fransiskus, yang sebelumnya dimintanya harus terbuat dari kayu dan seng, kemudian akan dibawa ke dalam gereja dan dari sana akan dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di Roma untuk dimakamkan.

    Para kepala negara dan keluarga kerajaan dari berbagai negara diperkirakan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi yang pertama mengumumkan kehadiran mereka, bahkan sebelum tanggal pemakaman dikonfirmasi.

    Pada Selasa (22/4), seorang sumber dari kantor kepresidenan Ukraina mengatakan kepada AFP bahwa Presiden Volodymyr Zelensky juga akan menghadiri langsung pemakaman Paus Fransiskus.

    Tanggal pemakaman Paus Fransiskus ditetapkan oleh apa yang disebut sebagai “kongregasi umum” yang dihadiri para kardinal dari gereja-gereja Katolik sedunia yang menggelar pertemuan di Vatikan pada Selasa (22/4) pagi.

    Proses ini menjadi bagian dari ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad, yang berpuncak pada pemilihan Paus yang baru dalam pemungutan suara secara rahasia dalam waktu tiga pekan ke depan.

    Pemilihan Paus yang baru, atau disebut konklaf, harus dimulai tidak kurang dari 15 hari dan tidak lebih dari 20 hari setelah meninggalnya sang Paus. Nantinya hanya para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang memenuhi syarat untuk memilih Paus yang baru.

    Vatikan sebelumnya mempublikasikan foto pertama yang menunjukkan jenazah Paus Fransiskus terbaring di dalam peti jenazah yang terbuka. Dalam foto itu, jenazah Paus Fransiskus mengenakan jubah berwarna merah dengan topi paus terpasang pada kepalanya. Tampak sebuah rosario ada di antara jari-jari tangannya.

    Foto itu disebut diambil di dalam chapel Casa Santa Marta, yang menjadi kediaman resmi Fransiskus di Vatikan selama masa kepausannya dan menjadi tempatnya menghembuskan napas terakhir.

    Jenazah Paus Fransiskus akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu (23/4) pagi, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, untuk disemayamkan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Para Kardinal akan Rapat di Roma Hari Ini, Bahas Upacara Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Para Kardinal akan Rapat di Roma Hari Ini, Bahas Upacara Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para kardinal dijadwalkan bertemu di Roma, Italia, pada Selasa (22/4/2025) untuk merencanakan pemakaman Paus Fransiskus.

    Pemakaman tersebut akan dihadiri oleh para pemimpin dari seluruh dunia.

    “Semua kardinal yang saat ini berada di Roma telah diundang untuk berkumpul di Vatikan pada pukul 9 pagi, di mana mereka diharapkan untuk membuat rencana pemakaman,” menurut laporan France24, mengutip pernyataan resmi Vatikan pada hari Selasa.

    Selain itu, pertemuan para kardinal juga akan meninjau jalannya Gereja sehari-hari pada periode sebelum paus baru terpilih.

    Sebelumnya pada hari ini, Vatikan mengungkap penyebab kematian Paus Fransiskus dikonfirmasi dengan ekokardiogram.

    Surat kematian Paus Fransiskus menyebutkan kematiannya pada usia ke-88 tahun disebabkan karena stroke otak yang menyebabkan koma dan gagal jantung ireversibel.

    Dokumen itu juga menyebutkan masalah kesehatan Paus Fransiskus, termasuk kegagalan pernapasan akut akibat pneumonia polimikroba bilateral, bronkiektasis multipel, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Sementara itu menurut surat wasiatnya, Paus Fransiskus mengatakan ia ingin dimakamkan secara sederhana di dalam tanah, tanpa hiasan khusus tetapi dengan tulisan “Fransiskus.”

    Berbeda dengan tradisi, Paus Fransiskus juga berpesan dalam surat wasiatnya bahwa ia ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma dan bukan di Basilika Santo Petrus.

    Vatikan mengatakan pihaknya memperkirakan upacara pemakaman Paus Fransiskus akan berlangsung antara Jumat, 25 April 2025 dan Minggu, 27 April 2025.

    Sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Brasil Lula da Silva, mengonfirmasi akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    “Melania dan saya akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Roma. Kami tak sabar untuk hadir di sana!” tulis Trump di akun media sosial Truth Social.

    Sementara itu pemerintah Brasil mengatakan Presiden Lula da Silva dan ibu negara Janja Lula da Silva akan melakukan perjalanan ke Roma untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, seperti diberitakan Reuters.

    Pada hari Senin, Vatikan mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada pukul 7.35 waktu setempat.

    “Saya menyatakan bahwa Yang Mulia Paus Fransiskus (Jorge Mario Bergoglio), lahir di Buenos Aires (Argentina) pada tanggal 17 Desember 1936, penduduk Negara Kota Vatikan, warga negara Vatikan, meninggal pada pukul 7:35 pagi pada tanggal 21 April 2025, di apartemennya di kediaman Santa Marta,” bunyi pernyataan Vatikan pada hari Senin.

    Paus Fransiskus menghabiskan waktu lima minggu di rumah sakit awal tahun ini karena menderita radang paru ganda. 

    Namun, ia telah kembali ke rumahnya di Vatikan hampir sebulan yang lalu dan terlihat sudah mulai pulih.

    Paus Fransiskus muncul di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu (20/4/2025) saat Hari Paskah.

    Jorge Mario Bergoglio, yang menjadi Paus Fransiskus, lahir pada 17 Desember 1936, di Buenos Aires, Argentina, dari orang tua imigran Italia.

    Ia adalah paus pertama dari Amerika Latin dan seorang Jesuit.

    Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi Paus pada tanggal 13 Maret 2013.

    Ia menjalankan tugasnya sebagai Paus hingga kematiannya pada 21 April 2025. 

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Kardinal Berkumpul di Vatikan, Ini Jadwal Pemakaman Paus Fransiskus

    Kardinal Berkumpul di Vatikan, Ini Jadwal Pemakaman Paus Fransiskus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para kardinal Gereja Katolik dijadwalkan bertemu pada Selasa (22/4/2025) untuk menyusun rencana pemakaman Paus Fransiskus serta membahas transisi kepemimpinan menjelang konklaf yang akan digelar bulan depan untuk memilih Paus baru.

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (22/4/2025) di usia 88 tahun akibat stroke dan henti jantung. Sebelumnya, ia sempat dirawat selama lima pekan karena pneumonia ganda, namun telah kembali ke kediamannya di Vatikan sejak hampir sebulan lalu dan tampil di hadapan publik pada hari raya Paskah.

    Kematian Paus Fransiskus memicu dimulainya serangkaian ritual tradisional Gereja Katolik, termasuk penghancuran “Cincin Nelayan” dan segel kepausan untuk mencegah penyalahgunaan simbol kekuasaan kepausan.

    “Kami ingin bersyukur kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan kepada seluruh Gereja melalui pelayanan apostolik Paus Fransiskus, seorang peziarah harapan,” ujar Kardinal Mauro Gambetti saat memimpin doa bersama umat di Lapangan Santo Petrus, Senin (21/4/2025) malam, dilansir Reuters.

    Pertemuan para kardinal di Vatikan akan dimulai pukul 09.00 waktu setempat. Selain menyusun prosesi pemakaman, mereka juga akan membahas operasional Gereja selama masa sede vacante (takhta kosong) sebelum terpilihnya Paus baru.

    Pemakaman Paus Fransiskus diperkirakan akan digelar antara Jumat hingga Minggu mendatang. Vatikan menyatakan bahwa dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus meminta untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di Basilika Santo Petrus sebagaimana lazimnya.

    Jenazah Paus saat ini disemayamkan di kediamannya di Santa Marta dan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus mulai Rabu untuk memungkinkan umat memberikan penghormatan terakhir.

    Sejumlah kepala negara telah menyatakan niat untuk hadir dalam prosesi pemakaman. Presiden Amerika Serikat Donald Trump beserta istrinya akan terbang ke Roma, sementara Presiden Argentina Javier Milei juga dijadwalkan hadir.

    Konklaf pemilihan Paus baru diperkirakan akan dimulai pada 6 Mei 2025, 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus. Sebanyak 135 kardinal berhak mengikuti pemilihan dalam proses tertutup yang dapat berlangsung selama beberapa hari.

    Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya dikenal sebagai tokoh progresif yang kerap berbenturan dengan kelompok konservatif. Ia juga memimpin upaya reformasi di Vatikan, termasuk pemberantasan korupsi dan penanganan skandal pelecehan seksual di kalangan klerus.

    Ia telah menunjuk hampir 80% dari para kardinal pemilih yang akan memilih Paus baru, memberikan kemungkinan bahwa kebijakan progresifnya dapat dilanjutkan oleh penerusnya, meski tidak menjamin hasil akhir.

    Vatikan menyatakan, para kardinal akan mengikuti serangkaian Kongregasi Umum dalam beberapa hari ke depan untuk membahas kriteria pemilihan Paus baru dan meninjau kondisi Gereja global.

    (luc/luc)

  • Sebelum Wafat, Paus Fransiskus Ternyata Telepon Gereja Gaza Setiap Hari selama Lebih dari Setahun – Halaman all

    Sebelum Wafat, Paus Fransiskus Ternyata Telepon Gereja Gaza Setiap Hari selama Lebih dari Setahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) dalam usia 88 tahun.

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Sebelum meninggal, Paus Fransiskus berbicara berkali-kali tentang konflik di Gaza dan terus berhubungan dengan sekelompok orang Kristen Palestina di Jalur Gaza.

    Hal ini sebagaimana diungkapkan Pastor Gabriel Romanelli, seorang pendeta di Gereja Keluarga Kudus ritus Latin di Gaza.

    Ia mengatakan kepada BBC Newshour bahwa Paus Fransiskus menelepon mereka setiap hari selama lebih dari satu setengah tahun untuk memeriksa keselamatan mereka – dan bahkan mempelajari beberapa frasa bahasa Arab.

    “Ia (Paus Fransiskus) memanggil kami dan memberikan berkat. Ia mengucapkan terima kasih atas doa-doa kami untuknya.”

    “Tidak mudah untuk tinggal di sini,” kata Romanelli, Selasa (22/4/2025), dilansir BBC.

    “Jadi sebagai seorang pendeta di sini, merasakan kedekatan dengan Paus sendiri bagi kami merupakan tanda yang sangat jelas dan sangat kuat akan belas kasihan Tuhan dan dorongan untuk melayani Tuhan di Gereja-Nya,” ungkapnya.

    Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Gaza

    Dalam pidatonya pada Minggu Paskah di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan, Paus Fransiskus memilih untuk mengungkapkan “kedekatannya dengan penderitaan umat Kristen di Palestina dan Israel, dan dengan seluruh rakyat Israel dan Palestina”.

    Ia melanjutkan dengan menyatakan bahwa ia “memikirkan masyarakat Gaza, dan khususnya komunitas Kristen di sana, di mana konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan.”

    Dikutip dari Al Jazeera, tentu saja pidato itu merujuk pada genosida yang sedang dilakukan Israel di Jalur Gaza, yang secara resmi telah menewaskan lebih dari 51.200 warga Palestina sejak Oktober 2023.

    Paus Fransiskus mengakhiri pemikirannya mengenai “konflik mengerikan” ini dengan “seruan kepada pihak-pihak yang bertikai: serukan gencatan senjata, bebaskan para sandera, dan bantulah orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai!”

    Paus Fransiskus memilih untuk menggunakan bahasa yang tidak mencerminkan kengerian yang sedang terjadi di Gaza.

    Meskipun ia tidak menunjukkan secara pasti siapa yang harus disalahkan atas fakta bahwa kini ada “orang-orang yang kelaparan” yang membutuhkan bantuan – ini tentu saja merujuk pada keputusan Israel pada awal Maret untuk menghentikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza -sebuah tindakan yang merupakan bentuk kelaparan paksa dan kejahatan perang.

    Sementara itu, di Jalur Gaza, umat Kristen berkumpul dalam ketakutan pada Minggu Paskah di Gereja Santo Porphyrius di Kota Gaza, yang dibom pada Oktober 2023 tak lama setelah dimulainya genosida.

    Serangan itu menewaskan sebanyak 18 warga Palestina yang mengungsi di sana, termasuk umat Kristen.

    Di Tepi Barat dan Yerusalem, pejabat Israel menggagalkan akses ke tempat-tempat suci bagi banyak anggota komunitas Kristen, yang telah mengalami peningkatan serangan oleh pemukim Yahudi dan bentuk-bentuk penganiayaan lain yang didukung negara.

    Hanya sekitar 6.000 warga Palestina Tepi Barat yang menerima izin dari Israel untuk menghadiri kebaktian Paskah tahun ini di Gereja Makam Suci di Yerusalem Timur yang diduduki, yang secara terduga dimiliterisasi untuk acara tersebut.

    Seperti yang dicatat Al Jazeera, “bahkan perwakilan Vatikan di Palestina ditolak masuk ke gereja”.

    PERSAHABATAN PAUS FRANSISKUS – Momen Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar menyalami dan mencium pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus, yang berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 5 September 2024. Pada 21 April 2025, Paus Fransiskus wafat setelah sempat menjalani perawatan sakit pneumonia. (Tribunnews.com/Handout)

    Rencana Pemakaman Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus diketahui menghindari banyak kemegahan dan upacara Gereja.

    Paus Fransiskus meminta agar jenazahnya tidak diletakkan di atas panggung tinggi, yang merupakan upacara pemakaman tradisional, di tengah Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir dari masyarakat.

    Sebaliknya umat beriman yang datang untuk berkabung hanya akan dapat melihat jasadnya di dalam peti jenazah yang tutupnya telah dibuka.

    Pemakamannya, menurut adat Gereja, biasanya diadakan dalam waktu empat hingga enam hari setelah kematiannya, dengan misa pemakaman diadakan di Lapangan Santo Petrus.

    Pemakaman kepausan secara tradisional merupakan urusan yang rumit, tetapi Paus Fransiskus bertindak tahun lalu untuk menyederhanakan pengaturannya.

    Ia akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang tidak dimakamkan di Vatikan, di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus – dan malah memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, dekat ikon Madonna kesayangannya.

    Paus Fransiskus juga meminta untuk dimakamkan dalam peti mati kayu sederhana – tidak seperti pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga peti mati bertingkat tradisional yang terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Paus Fransiskus Wafat