Topik: stroke

  • Honda Vario 125 Street vs Yamaha X-Ride 125, Harga Beda Rp 5 Jutaan

    Honda Vario 125 Street vs Yamaha X-Ride 125, Harga Beda Rp 5 Jutaan

    Jakarta

    Honda Vario 125 terbaru resmi meluncur di Indonesia. Menariknya, kini Vario 125 juga tersedia dalam varian adventure atau Street. Di segmen matic 125 cc, Vario 125 Street bersaing dengan jagoan Yamaha, X-Ride 125. Seperti apa perbandingannya?

    Pertama dari segi harga, Honda Vario 125 Street dipasarkan dengan harga Rp 26.499.000. Sementara Yamaha X-Ride 125 dijual Rp 20.785.000. Artinya ada perbedaan hingga Rp 5,7 jutaan antara kedua model ini.

    Kemudian dari sisi desain, Honda Vario 125 Street tampilannya lebih seperti Vario 125 standard yang cover kepalanya dilepas lalu diganti dengan setang model telanjang. Beda dengan Yamaha X-Ride 125 yang sejak awal memang didesain sebagai motor matic adventure dengan lampu sein ala motor sport dan lampu utama model bertingkat.

    Namun karena Vario 125 Street mengambil basis dari Vario 125 standard, maka akomodasi motor ini pun lebih unggul dibandingkan X-Ride 125. Vario 125 Street punya bagasi seluas 18 liter, bandingkan dengan kapasitas bagasi X-Ride 125 yang cuma 10,1 liter.

    Selanjutnya dari kapasitas tangki bahan bakar, Vario 125 Street bisa menampung hingga 5,5 liter bensin. Sementara X-Ride 125 kapasitas tangkinya sekitar 4,2 liter. Maka dari itu, Vario 125 Street lebih tangguh buat perjalanan jarak jauh. Nggak sering mampir pom bensin.

    Selanjutnya dari aspek mesin, Yamaha X-Ride 125 dibekali mesin 125 cc, Blue Core dengan bore x stroke 52,4 mm x 57,9 mm, yang bisa menghasilkan tenaga 7,0 kW di 8.000 rpm dan torsi 9,6 Nm di 5.500 rpm. Sedangkan Vario 125 Street pakai mesin 125 cc, eSP, dengan bore x stroke 52,4 mm x 57,9 mm yang bisa menghasilkan 8,2 kW di 8.500 rpm dan 10,8 Nm pada 5.000 rpm. Jadi dari segi performa, mesin Vario 125 Street jelas lebih unggul ya.

    Kalau kamu sendiri pilih yang mana?

    (lua/dry)

  • Bencana Banjir Sumatra, Netizen Kangen Sutopo, Doni Monardo, dan Yurianto

    Bencana Banjir Sumatra, Netizen Kangen Sutopo, Doni Monardo, dan Yurianto

    Jakarta

    Banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak akhir November 2025 memicu gelombang keprihatinan publik. Di tengah duka lebih dari 200 korban jiwa dan hampir 300 ribu warga terdampak, jagat maya justru dipenuhi nostalgia. Netizen merindukan sosok-sosok BNPB era sebelumnya, seperti almarhum Sutopo Purwo Nugroho, Letjen (Purn) Doni Monardo, dan dr. Ahmad Yurianto.

    Kerinduan ini memuncak setelah pernyataan kontroversial Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pada 28 November 2025. Dalam konferensi pers, ia menyebut banjir Sumatra ‘terlihat mencekam di media sosial’, dan belum layak ditetapkan sebagai bencana nasional. Pernyataan tersebut menuai kritik keras, apalagi ketika data BNPB menunjukkan 217 korban meninggal, 79 hilang, serta akses yang sulit dijangkau.

    Keesokan harinya, Suharyanto turun langsung ke Desa Aek Garoga, Tapanuli Selatan, dan menangis ketika melihat kerusakan hebat. Ia meminta maaf kepada Bupati Gus Irawan Pasaribu, mengakui bahwa situasi lapangan jauh lebih parah dari laporan awal. Meski begitu, permintaan maaf tersebut tidak sepenuhnya meredakan kemarahan publik.

    Kenang SutopoSutopo Purwo Nugroho Foto: Twitter dan Instagram Sutopo Purwo Nugroho

    Sejak 29 November,lini masa X dipenuhi tagar #PrayForSumatera dan unggahan rindu pada sosok alm Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo yang wafat pada 2019 setelah berjuang melawan kanker paru-paru, dikenal sebagai ‘pahlawan informasi BNPB’. Meski sakit parah, ia rutin menggelar konferensi pers harian, meluruskan hoaks, dan memberikan data akurat soal gempa, tsunami, hingga erupsi gunung.

    Akun @SBKCF mengenang, “Wah banyak yg kangen sama pak @Sutopo_PN nih sama sy juga, setiap ada peristiwa bencana alam, langsung inget sama bapak.”

    “Saat bencana gini, keinget Beliau. Dulu waktu Beliau menjabat sebagai Kepala BNPB, informasinya selalu akurat dan tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Alfatihah buat Pak Sutopo Purwo Nugroho,” ujar @irenejuliency.

    Kenang Doni MonardoDoni Munardo di Maumere NTT Foto: Doni Munardo di Maumere (dok. BNPB)

    Nama alm Letjen Doni Monardo, Kepala BNPB periode 2019-2021, juga sering disebut. “Putra asli Batusangkar, Sumbar, yg tidak pernah ‘asal ngomong’ tentang bencana, tegas, dan selalu berkerja keras”, ujar akun @s4br1na.

    Doni yang wafat pada 2023 akibat stroke, dikenang karena respons cepat dan cekatannya dalam berbagai situasi genting, antara lain saat gempa Cianjur 2022 dan banjir besar di Jawa. Ia sering turun langsung ke lokasi, berkoordinasi dengan TNI-Polri, dan memastikan logistik sampai ke korban.

    “Alm Bp Sutopo, alm Letjen Doni Monardo. Kangen dgn statementnya yg lembut dan menenangkan para korban musibah,” kata @are_inismyname.

    Kenang Ahmad YuriantoJuru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (dok. BNPB) Foto: Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (dok. BNPB)

    Tak ketinggalan, netizen juga mengenang mendiang dr. Ahmad Yurianto, juru bicara Covid-19 yang juga bagian BNPB. Netizen dengan akun @shura_ni menulis, “Juga almarhum pak Ahmad Yurianto, yang selama Covid selalu kasih update. Saya tahu banyak soal BNPB ya karena beliau2 ini. Al Fatihah buat pak Sutopo, pak Doni Monardo dan pak Ahmad Yurianto.”

    Yurianto, wafat pada 2022 karena kanker. Ia dikenal dengan konferensi pers rutinnya yang tenang, jelas, serta faktual. Ia menjadi ‘wajah’ pemerintah saat pandemi, dengan data kasus harian yang transparan.

    @Amelianovtrii mengenang, “Jadi inget alm Bapak Sutopo… Statement beliau juga gak asbun, kalo ada statement2 yg gak bener beliau jg langsung meluruskan.”

    Banyak netizen yang berharap BNPB punya juru bicara sekaliber ini lagi.

    (afr/afr)

  • RS PON Catat Kasus Stroke Anak 3 Tahun, Dokter Sebut Gejala Ini Kerap Terabaikan

    RS PON Catat Kasus Stroke Anak 3 Tahun, Dokter Sebut Gejala Ini Kerap Terabaikan

    Jakarta

    Hingga saat ini, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono mencatat telah menangani 100 pasien operasi bypass. Salah satunya pada pasien stroke usia 3 tahun dengan kelainan moyamoya.

    Direktur Utama RSPON, dr Adin Nulkhasanah SpS, MARS, menyebut angka tersebut merupakan kasus yang tercatat hingga hari ini, Minggu (30/11/2025).

    Operasi bypass untuk stroke menjadi tindakan bedah saraf untuk membuat jalan pintas bagi aliran darah ke otak saat pembuluh darah utama tersumbat atau rusak. Prosedur ini dilakukan untuk mengalihkan darah melewati bagian bermasalah, sehingga memulihkan suplai darah ke otak dan mengurangi risiko stroke permanen, seperti pada kasus kelainan moyamoya atau penyempitan arteri karotis parah.

    Dari total pasien yang ditangani, 69 persen di antaranya dilaporkan mengalami kelainan moyamoya atau moyamoya disease.

    Penyakit ini ditandai dengan penyumbatan atau penyempitan arteri utama di dasar otak, yang memaksa otak untuk membentuk pembuluh darah kecil lemah dan kusut di area tersebut demi mengkompensasi aliran darah yang kurang. Penampakan kusut ini menyerupai kepulan asap, asal muasal nama moyamoya dalam bahasa Jepang.

    Sementara sekitar 20 persen pasien lain terserang stroke karena faktor gaya hidup tidak sehat seperti merokok, juga kondisi kolesterol tinggi, diabetes, hingga hipertensi.

    Pasien ke-100 merupakan pria usia 38 tahun, yang juga dengan kelainan moyamoya. dr Adin mengingatkan moyamoya ini bukan hanya terjadi pada usia dewasa, tetapi anak muda. RS PON bahkan sempat menangani kasus stroke yang bermula dari moyamoya, pada anak 3 tahun.

    “Kita juga pernah menangani anak usia 3 tahun, datang sudah dengan serangan stroke berulang, sehingga dia dilakukan pemeriksaan untuk melihat pembuluh darahnya, ternyata moyamoya,” bebernya kepada detikcom, Minggu (30/11/2025).

    Spesialis bedah saraf dr Muhammad Kusdiansah, SpBS, menceritakan pasien tersebut semula mengeluhkan jatuh mendadak saat bermain. “Jadi lagi jalan, main, tiba-tiba jatuh,” kata dia.

    Pria yang akrab disapa dr Kus juga menyebut keluhan semacam ini umum dialami pasien stroke usia anak. Pada kasus balita lain, usia 4 tahun, si anak tiba-tiba tidak bisa berbicara setelah menangis.

    “Nah mungkin ini orangtua perlu tahu ya, karena waktu nangis itu aliran darah ke otaknya terganggu, setelah nangis dia jadi nggak bisa ngomong,” sambungnya.

    dr Kus mengimbau orangtua tidak mengabaikan gejala tersebut, saat anak sering terjatuh, mengalami gangguan keseimbangan, terlihat lemas dari anak pada umurnya, hingga tampak wajah tidak simetris, sesegera mungkin membawa anak ke fasilitas kesehatan.

    “Yang sudah bicara, terus bicaranya jadi susah, jadi ada hambatan, hal-hal itu menjadi tanda awal dan harus segera diperiksa karena stroke pada anak tidak lazim. Kalau tanda itu ditemukan, jangan-jangan itu suatu kelainan moyamoya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Tes Sederhana di Leher Ini Bisa Bantu Deteksi Gagal Jantung

    Tes Sederhana di Leher Ini Bisa Bantu Deteksi Gagal Jantung

    Jakarta

    Gagal jantung memiliki gejala yang samar sehingga sulit dikenali. Kendati demikian, menurut studi baru, pemindaian leher sederhana bisa membantu mendeteksi tanda-tanda peringatan dini gagal jantung pada pria.

    Dikutip dari laman The Sun, seorang dokter umum dan rekan klinis akademis dari National Institute of Health and Care Research (NIHR) yang memimpin penelitian dari UCL, Dr Atinuke Akinmolayan mengungkap bahwa USG karotis yang mirip dengan USG kehamilan bisa memberi peringatan dini untuk penyakit gagal jantung.

    “USG karotis adalah pemeriksaan yang aman, murah, dan tidak menyakitkan. Temuan kami menunjukkan bahwa USG ini mungkin bisa memberikan anda peringatan dini untuk gagal jantung,” kata Dr Atinuke.

    Menurutnya, pasien yang mendapat hasil USG bahwa mereka mungkin berisiko lebih tinggi mengalami gagal jantung di masa mendatang bisa berdiskusi dengan dokter tentang perubahan gaya hidup yang harus dilakukan. Hal itu bisa menurunkan risiko gagal jantung.

    Pemindaian memakan waktu 15-30 menit dan dilakukan dengan menggunakan perangkat genggam kecil yang digerakkan perlahan di atas leher. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mengecek fleksibilitas arteri karotis, pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak, wajah, dan leher.

    Arteri besar dalam tubuh bersifat elastis, namun bisa menegang karena penyakit tertentu dan usia, yang menyebabkan tekanan darah tinggi, gagal jantung, serta meningkatnya risiko serangan jantung dan stroke.

    ===========BREAK=======

    Studi yang dipimpin oleh University College London (UCL) ini melibatkan 1.631 pria berusia 71-92 tahun. Seperempat dari peserta yang memiliki arteri paling tidak fleksibel, yang disertakan dalam analisis, memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar mengalami gagal jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki arteri paling fleksibel.

    Penelitian juga mengamati ketebalan arteri karotis. Para peneliti menemukan, pria dengan pembuluh darah tebal lebih mungkin terkena serangan jantung. Penelitian menunjukkan setiap peningkatan ketebalan 0,16 mm, ada peningkatan risiko serangan jantung sekitar 29 persen.

    “Temuan penelitian Ini merupakan sinyal penting bahwa setiap kali kita mendeteksi perubahan tersebut pada arteri karotis, kita juga harus memikirkan potensi dampaknya terhadap jantung dan peningkatan risiko gagal jantung, yang mana kita memiliki strategi pengobatan untuk mencegahnya.”

    “Ini menarik dan menunjukkan bahwa pengerasan arteri dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Kemungkinan besar karena jantung harus bekerja lebih keras melawan resistensi yang disebabkan arteri yang lebih kaku ini,” tambahnya,

    Penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama untuk melihat apakah pemeriksaan tersebut efektif untuk perempuan. Namun, hal ini bisa dipertimbangkan oleh dokter umum untuk ditawarkan kepada pasien di atas 60 tahun, jika memungkinkan atau dianggap perlu.

    (elk/kna)

  • Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau di Tuban Catat Capaian UHC, Stunting dan Cek Kesehatan Gratis Meningkat

    Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau di Tuban Catat Capaian UHC, Stunting dan Cek Kesehatan Gratis Meningkat

    Tuban (beritajatim.com) – Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau DBHCT ternyata mendorong percepatan peningkatan layanan kesehatan di Kabupaten Tuban.

    Hal ini disampaikan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban mencatat capaian Universal Health Coverage (UHC) tembus hingga 96,02 persen, angka stunting turun hingga 11,3 persen, serta cakupan Cek Kesehatan Gratis naik ke 28,5 persen.

    Administrator Kesehatan Ahli Muda Dinkes P2KB Tuban, Fatkur Rahman, S.KM., M.M menyampaikan bahwa DBHCHT menjadi instrumen strategis untuk memperkuat layanan promotif dan preventif, seperti penyakit tidak menular diantaranya jantung, stroke, hipertensi dan diabetes banyak dipicu kebiasaan merokok.

    “Adanya DBHCHT lalu diarahkan untuk menekan faktor risiko tersebut, bahkan kini seluruh puskesmas memiliki Poli Usaha Berhenti Merokok (UBM),” ujar Fatkur Rahman

    Adapun dalam pelayanan kesehatan tersebut, masyarakat dapat memeriksa kadar CO melalui smoker analyzer dan memeriksa fungsi paru-paru melalui spirometry. Kemudian, warga juga bisa mengakses pelayanan ini secara gratis.

    “Ini komitmen kami agar upaya berhenti merokok dapat terukur dan dibimbing secara medis,” imbuhnya.

    Oleh sebab itu, Pemkab Tuban juga membentuk Satgas Kawasan Tanpa Rokok KTR yakni sosialisasi ke seluruh kecamatan serta penilaian KTR di sekolah dan fasilitas publik dilakukan melalui DBHCHT. “KTR tidak hanya aturan. Efeknya langsung pada penurunan paparan asap rokok bagi keluarga dan anak,” bebernya.

    Pria yang akrab disapa Fatkur ini juga menyampaikan peningkatan kesadaran masyarakat juga mulai terlihat, terutama dari bertambahnya kunjungan UBM dan meningkatnya kepatuhan terhadap aturan KTR, ada sekitar 10 persen peserta UBM sudah berhenti merokok.

    “DBHCHT memang berperan menutup kebutuhan pembiayaan kesehatan masyarakat, untuk premi JKN bagi warga miskin dibiayai melalui skema ini sehingga akses layanan menjadi lebih mudah dan ketika beban biaya tidak lagi menjadi kendala, masyarakat cenderung lebih cepat datang berobat dan kondisi berat dapat dicegah,” jelas Fatkur. [dya/ian]

  • 61 Daftar Gangguan Kesehatan yang Ditanggung Asuransi Penyakit Kritis

    61 Daftar Gangguan Kesehatan yang Ditanggung Asuransi Penyakit Kritis

    Jakarta

    Memberikan perlindungan kesehatan menjadi hal penting yang perlu dilakukan. Disarankan setiap orang perlu melindungi diri mereka dengan asuransi penyakit kritis.

    Asuransi penyakit kritis adalah jenis asuransi yang memberikan manfaat berupa uang pertanggungan atau Santunan Asuransi ketika tertanggung didiagnosis menderita penyakit kritis yang tercantum dalam polis.

    Karena risiko penyakit kritis bisa datang kapan saja, pastikan masa depan keluarga tetap terlindungi dengan asuransi jiwa Syariah PRUCritical Amanah dari Prudential Syariah.

    Dapatkan perlindungan menyeluruh atas kondisi kritis tahap awal, kondisi kritis tahap akhir, dan manfaat bebas kontribusi. Nikmati juga manfaat akhir kepesertaan hingga 100% santunan asuransi yang tersedia khusus pada plan Plus. Berikut adalah daftar penyakit serius yang ditanggung oleh asuransi penyakit kritis.

    1. Anemia Aplastik,

    2. Endokarditis Infektif

    3. Ensefalitis

    4. Gangguan Saraf Degeneratif (Severe Creutzfeldt-Jacob Disease)

    5. Hepatitis Autoimun Kronis

    6. Hepatitis dan Kolangitis

    7. Hepatitis yang Disebabkan oleh Pekerjaan

    8. Hilangnya Kemampuan Hidup Mandiri

    9. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

    10. Kanker

    11. Kardiomiopati

    12. Kebutaan

    13. Kehilangan Anggota Tubuh (Severance of Limbs)

    14. Kehilangan Fungsi dan Kelumpuhan

    15. Kehilangan Kemampuan Bicara

    16. Kelainan Ginjal

    17. Kelainan Jantung

    18. Kelainan pada Otak

    19. Kelainan pada Telinga dan Sinus Kavernosus

    20. Kelainan Pembuluh Darah Aorta

    21. Kelainan Pembuluh Darah Otak dan Stroke

    22. Kelainan Pembuluh Darah Otak yang membutuhkan pembedahan otak (Cerebral Aneurysm Requiring Brain Surgery)

    23. Koma dan Epilepsi

    24. Luka Bakar

    25. Lupus Eritematosus Sistemik

    26. Meningitis Bakteri

    27. Meningitis Tuberkulosa (Meningeal Tuberculosis)

    28. Muscular Dystrophy

    29. Necrotizing Fasciitis (Jaringan tubuh yang Mati Disebabkan oleh Infeksi Bakteri)

    30. Neuropati Perifer dan Poliomyelitis

    31. Osteoporosis Parah dengan Patah Tulang

    32. Pembedahan Aneurisma Aorta (Dissecting Aortic Aneurysm)

    33. Pembedahan Katup Jantung

    34. Pembedahan pada Pembuluh Darah Koroner Jantung

    35. Pembedahan untuk Skoliosis Idiopatik (Surgery for Idiopathic Scoliosis)

    36. Pembengkakan Pankreas (Pankreatitis) Kambuhan Kronis

    37. Penyakit Addison (Insufisiensi Adrenal Kronis)

    38. Penyakit Alzheimer

    39. Penyakit Autoimun yang menyebabkan kelemahan pada otot (Myasthenia Gravis)

    40. Penyakit Crohn

    41. Penyakit Hati

    42. Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)

    43. Penyakit Kawasaki (Proteksi akan berhenti pada usia 18)

    44. Penyakit Kista Meduler

    45. Penyakit Motor Neuron

    46. Penyakit pada Paru

    47. Penyakit pada Saraf Tulang Belakang

    48. Penyakit Parkinson

    49. Penyakit Serius Lainnya pada Pembuluh Darah Koroner Jantung

    50. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut dengan Komplikasi Parah (mengancam jiwa) (Proteksi akan berhenti pada usia 18)

    51. Penyakit Wilson (Proteksi akan berhenti pada usia 18)

    52. Progressive Supranuclear Palsy

    53. Pulmonary Hypertension

    54. Putusnya Akar-Akar Saraf (Plexus Brachialis)

    55. Rheumatoid Arthritis Parah

    56. Skleroderma Progresif

    57. Stroke yang membutuhkan pembedahan Endarterektomi karotis (Stroke Requiring Carotid Endarterectomy Surgery)

    58. Terminal Illness

    59. Transplantasi Organ

    60. Trauma Kepala Berat

    61. Ulcerative Colitis.

    (prf/ega)

  • Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        28 November 2025

    Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah Medan 28 November 2025

    Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Rosmawati Zebua (30) masih menanti kabar tujuh keluarganya yang terjebak di hutan saat banjir bandang dan longsor melanda Kampung Baru, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
    “Sampai saat belum ada kabar dari mereka. Nomornya pun sudah tak aktif,” kata Rosmawati kepada
    Kompas.com
    melalui saluran telepon pada Jumat (28/11/2025).
    Rosmawati mengaku sudah mencari informasi dari media sosial hingga menghubungi
    call center
    Basarnas, namun belum mendapat perkembangan apa pun.
    “Saya sudah hubungi Basarnas. Katanya jalan ke lokasi masih terhambat longsor. Terus airnya masih deras. Itu kendalanya,” ujar Rosmawati.
    Ia menuturkan pihak keluarga lain juga berupaya menuju
    Tapteng
    , tetapi perjalanan terhambat.
    “Jadi saya udah komunikasi dengan mereka juga. Kemarin kabarnya terhambat di Tarutung. Sekarang tak bisa dihubungi lagi,” katanya.
    Menurut Rosmawati, ia sudah menitipkan pesan kepada keluarga yang berangkat dari Batam agar segera memberi kabar ketika tiba di lokasi pengungsian.
    “Ini lah masih menunggu informasi dari mereka bagaimana. Apakah sudah sampai di lokasi atau tidak,” ucapnya.
    Rosmawati mengatakan tetap berharap keluarganya dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
    “Saya masih tetap berharap keluarga selamat semuanya,” ucapnya.
    Sebelumnya diberitakan, 50 warga korban banjir dan longsor di
    Tapanuli Tengah
    terjebak di hutan saat berusaha mengevakuasi diri. Rosmawati menyebut tujuh di antaranya adalah keluarganya. Ia sempat berkomunikasi dengan mereka pada Selasa (25/11/2025).
    “Sebenarnya pas itu (video call) mereka nggak dengar apa yang kita omongin. Soalnya HP masuk air juga. Tapi mereka ngomong ‘ini kami sudah mengungsi ya’. Udah nggak di rumah lagi. Pokoknya banjir bandang sudah menghadang semua,” jelasnya saat dihubungi
    Kompas.com
    , Rabu (26/11/2025).
    Ia menambahkan, komunikasi terakhir menunjukkan kondisi para pengungsi yang sangat melemah.
    “Sudah tenggelam seperti lautan katanya, ‘makanya kami lari ke atas, tanpa bawa apa pun’. Mereka berteriak minta tolong, kami belum makan ini, pergi dari pagi. Pokoknya kalian berdoa saja buat kami. Kalau pun kami nggak ada kabar, mungkin kami sudah ini katanya,” tuturnya.
    Sejak sekitar pukul 11.00 WIB di hari yang sama, ponsel keluarganya tidak lagi bisa dihubungi. Rosmawati mengatakan, dalam rombongan tersebut terdapat bayi berusia tiga bulan dan seorang lansia yang lumpuh akibat stroke.
    “Ada bayi umur tiga bulan, itu anak abang saya. Dan ada lansia yang lumpuh karena kena stroke juga,” ujarnya.
    Ia menjelaskan hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (22/11/2025), membuat warga bersiap mengungsi ke gereja. Namun banjir bandang yang datang lebih besar dari perkiraan memaksa warga naik lebih tinggi ke hutan tanpa membawa makanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Finalis Kovablik 2025: Jagoan Tani dan I-Care Dapat Apresiasi Juri

    Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Finalis Kovablik 2025: Jagoan Tani dan I-Care Dapat Apresiasi Juri

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dua inovasi andalan Banyuwangi, Jagoan Tani dan I-Care, berhasil masuk sebagai finalis Top Inovasi Terbaik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Tahun 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mempresentasikan kedua inovasi tersebut di hadapan dewan juri, Kamis (27/11/2025).

    Presentasi dilakukan di hadapan tim juri yang terdiri dari Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, Prof. Dr. Jusuf Irianto; Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Dr. Andriyanto, SH, M.Kes; serta Hariatni Novitaari dari kalangan praktisi media.

    Sesi presentasi dan wawancara ini menjadi penilaian terakhir sebelum ditetapkan peraih predikat Outstanding Public Service Innovation 2025.

    Dalam pemaparannya, Ipuk menerangkan bahwa Jagoan Tani merupakan program inkubasi yang dirancang untuk mendorong anak-anak muda terjun ke sektor pertanian. Setiap tahun, ratusan peserta yang telah memiliki rintisan usaha mengikuti program ini untuk mengembangkan bisnis agribisnis mereka.

    “Kami hadirkan sejumlah mentor berpengalaman dari kalangan praktisi hingga akademisi untuk scaling-up bisnis mereka. Kami juga koneksikan mereka dengan perbankan, jaringan dunia usaha, hingga stimulus modal untuk pengembangan usahanya,” ujar Ipuk.

    Hingga kini, Jagoan Tani telah melahirkan sekitar 4.000 wirausaha muda di sektor agribisnis. Berbekal pendampingan inkubasi, mereka mampu mengembangkan usaha pertanian secara lebih modern. Program ini bahkan telah menjadi percontohan nasional dan menarik kunjungan dari berbagai daerah.

    Selain itu, Ipuk juga menjelaskan inovasi I-Care yang diinisiasi RSUD Blambangan. Program ini memfasilitasi rujukan cepat pasien stroke untuk meningkatkan keberhasilan penanganan pada golden period, yakni sebelum 4,5 jam sejak serangan awal.

    Layanan I-Care menggabungkan edukasi, teknologi aplikasi, dan gotong royong masyarakat. Akses layanan dapat dilakukan melalui superApps Smart Kampung. Pasien cukup membuka menu I-Care, melakukan cek mandiri risiko stroke, kemudian memilih ambulans terdekat agar segera menuju rumah sakit.

    “Tujuannya, mempercepat pasien tiba di rumah sakit. Dengan penanganan tepat di masa golden period, untuk mengurangi risiko cacat permanen hingga kematian pada penderita,” kata Ipuk.

    Inovasi tersebut membawa dampak signifikan. Sepanjang 2024, jumlah pasien stroke yang datang dalam golden period meningkat, sehingga angka kefatalan pasien menurun menjadi 16,18 persen dari sebelumnya 82 persen. Sebanyak 83,82 persen pasien juga dapat kembali produktif.

    Berkat keberhasilan ini, sejak 2023 I-Care telah ditetapkan sebagai percontohan nasional untuk layanan terintegrasi kegawatan stroke dan meraih Diamond Status dari World Stroke Organization (WSO) selama 2021–2025, serta Diamond Award dalam Indonesia Health Care Innovation Award 2023.

    Mendengar pemaparan tersebut, dewan juri memberikan apresiasi terhadap inovasi Banyuwangi. “Saya sangat appreciate dengan inovasi I-Care. Ini memperkuat upaya kuratif sebagai salah satu fungsi di RS,” jelas Prof. Jusuf. [alr/beq]

  • Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Jakarta

    Siapa yang pernah mengalami mata kedutan? Kondisi ini terkadang justru dikaitkan dengan mitos pertanda baik atau pertanda buruk. Sebenarnya, ada penjelasan medis yang jelas di baliknya.

    Kondisi mata kedutan memiliki istilah medis myokymia. Kondisi ini sebenarnya merupakan kondisi medis yang umum dan jarang menjadi tanda masalah serius.

    Mata kedutan biasanya muncul berkali-kali dalam sehari, tidak menimbulkan rasa sakit, dan muncul di kelopak mata atas, bawah, atau keduanya, sehingga mata kadang menutup sendiri tanpa dikendalikan. Rupanya kondisi ini berkaitan erat dengan kelelahan, sehingga solusinya adalah istirahat yang cukup.

    “Ocular myokymia bisa disebabkan oleh kelelahan, terlalu banyak kafein, atau stres. Jadi tidak heran lebih banyak beristirahat dan mengurangi asupan kafein dapat membantu meredakan gejalanya,” jelas pihak University of California Los Angeles (UCLA) Health dikutip dari IFL Science, Kamis (27/11/2025).

    Myokymia bukan satu-satunya jenis kedutan mata. Ada juga kondisi lain yang dikenal dengan benign essential blepharospasm (BEB).

    Hingga saat ini, peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi BEB. Namun, peneliti menduga ada masalah pada bagian otak tertentu yang memicu BEB.

    “Peneliti belum yakin apa yang menyebabkan BEB, tapi kondisi ini dapat memengaruhi kelompok otot di sekitar mata. Mereka juga menduga adanya masalah pada basal ganglia (bagian otak) mungkin berperan,” sambung mereka.

    Pemicu lainnya termasuk terlalu banyak konsumsi alkohol, nutrisi buruk, ketegangan mata atau sensitivitas cahaya, serta penggunaan obat tertentu.

    Dalam kasus yang lebih jarang, kedutan bisa menjadi tanda sesuatu lebih serius, misalnya parkinson (gangguan pada sistem saraf), kerusakan otak akibat peradangan atau stroke, lesi dan tumor otak, hingga sindrom Meige dan distonia lainnya (kejang otot tak terkendali).

    Meski begitu, jangan buru-buru panik. Biasanya kedutan yang menandakan ada masalah serius juga ditandai dengan adanya gejala penyerta.

    “Biasanya kondisi kesehatan tersebut disertai gejala lain. Kecuali kedutan berlangsung lebih dari seminggu, atau disertai gejala lain seperti kejang atau keluarnya cairan, kemungkinan besar tidak ada hal serius. Cukup istirahat, rileks, dan biarkan tubuh menenangkan diri,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Bukan Pertanda Buruk, Ternyata Ini Penyebab Mata Kedutan Menurut Medis

    Jakarta

    Siapa yang pernah mengalami mata kedutan? Kondisi ini terkadang justru dikaitkan dengan mitos pertanda baik atau pertanda buruk. Sebenarnya, ada penjelasan medis yang jelas di baliknya.

    Kondisi mata kedutan memiliki istilah medis myokymia. Kondisi ini sebenarnya merupakan kondisi medis yang umum dan jarang menjadi tanda masalah serius.

    Mata kedutan biasanya muncul berkali-kali dalam sehari, tidak menimbulkan rasa sakit, dan muncul di kelopak mata atas, bawah, atau keduanya, sehingga mata kadang menutup sendiri tanpa dikendalikan. Rupanya kondisi ini berkaitan erat dengan kelelahan, sehingga solusinya adalah istirahat yang cukup.

    “Ocular myokymia bisa disebabkan oleh kelelahan, terlalu banyak kafein, atau stres. Jadi tidak heran lebih banyak beristirahat dan mengurangi asupan kafein dapat membantu meredakan gejalanya,” jelas pihak University of California Los Angeles (UCLA) Health dikutip dari IFL Science, Kamis (27/11/2025).

    Myokymia bukan satu-satunya jenis kedutan mata. Ada juga kondisi lain yang dikenal dengan benign essential blepharospasm (BEB).

    Hingga saat ini, peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi BEB. Namun, peneliti menduga ada masalah pada bagian otak tertentu yang memicu BEB.

    “Peneliti belum yakin apa yang menyebabkan BEB, tapi kondisi ini dapat memengaruhi kelompok otot di sekitar mata. Mereka juga menduga adanya masalah pada basal ganglia (bagian otak) mungkin berperan,” sambung mereka.

    Pemicu lainnya termasuk terlalu banyak konsumsi alkohol, nutrisi buruk, ketegangan mata atau sensitivitas cahaya, serta penggunaan obat tertentu.

    Dalam kasus yang lebih jarang, kedutan bisa menjadi tanda sesuatu lebih serius, misalnya parkinson (gangguan pada sistem saraf), kerusakan otak akibat peradangan atau stroke, lesi dan tumor otak, hingga sindrom Meige dan distonia lainnya (kejang otot tak terkendali).

    Meski begitu, jangan buru-buru panik. Biasanya kedutan yang menandakan ada masalah serius juga ditandai dengan adanya gejala penyerta.

    “Biasanya kondisi kesehatan tersebut disertai gejala lain. Kecuali kedutan berlangsung lebih dari seminggu, atau disertai gejala lain seperti kejang atau keluarnya cairan, kemungkinan besar tidak ada hal serius. Cukup istirahat, rileks, dan biarkan tubuh menenangkan diri,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)