Topik: stroke

  • Fakta-fakta Kenaikan COVID-19 di Asia, RI Juga Perlu Waspada

    Fakta-fakta Kenaikan COVID-19 di Asia, RI Juga Perlu Waspada

    Jakarta

    Kasus COVID-19 di beberapa negara Asia dilaporkan mengalami kenaikan. Di antaranya Singapura, Thailand, Hong Kong, dan China.

    Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, mengingatkan virus Corona belum benar-benar hilang. Meski kasusnya tidak seganas di masa puncak pandemi, virus ini masih perlu dipantau dengan ketat oleh para ahli di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    “Beberapa negara tetangga mengalami peningkatan kasus. Itu terjadi karena mereka punya sistem surveilans yang rapi dan konsisten. Bahkan saat situasi normal, mereka tetap rajin mencatat dan melaporkan,” kata Prof Tjandra baru-baru ini.

    Menurut Prof Tjandra, kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi ini menandakan kemungkinan adanya fluktuasi kasus. Untuk dapat mengetahuinya, otoritas kesehatan perlu terus memantau jumlah kasus, angka kematian, hingga pola genomik virus.

    “Sampai sekarang, belum ada varian baru yang jadi penyebab lonjakan kasus. Varian yang mendominasi masih JN.1 dan turunannya seperti LF.7 dan NB.1.8,” sambungnya.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Aji Muhawarman memastikan belum ada varian XEC sublineage atau turunan dari Omicron masuk ke Indonesia. Salah satu varian terbaru SARS-CoV2 tersebut belakangan tengah menyebar antara lain di Thailand.

    “Yang XEC itu masih di Jepang, Singapura, sama Thailand. Jadi masih belum masuk ke sini. Kami dapat laporan XEC itu ringan gejalanya,” kata Aji saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

    Dokter Paru Minta RI Tak Lengah

    Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), MSc, menegaskan bahwa COVID-19 masih ada, tapi jumlahnya sangat sedikit. Jadi, ia menyarankan untuk tetap waspada dan tidak lengah terhadap virus tersebut.

    “Intinya yang saya sampaikan adalah kita jangan lengah, karena buktinya negara tetangga naik kasusnya,” terang Prof Erlina saat dihubungi detikcom, Selasa (27/5).

    “Tapi, jangan panik juga. Karena tren yang sekarang menyerang itu adalah tren dari anak cucunya Omicron yaitu JN.1. Dan JN.1 ini gejalanya ringan-ringan saja, persis seperti flu. Jadi gejalanya ringan,” sambungnya.

    Namun, orang-orang dengan imunitas yang kurang bagus, orang tua atau lansia, dan orang dengan komorbid harus perlu hati-hati terhadap COVID-19. Prof Erlina menyebut, orang-orang yang harus dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 umumnya orang-orang tua di atas 64 tahun, dengan komorbid, dan belum divaksin.

    NEXT: Wanti-wanti jelang long weekend

    Wanti-wanti Dokter Paru Jelang Long Weekend

    Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) menjelaskan infeksi COVID-19 saat ini sudah mirip dengan flu musiman. Gejala yang cenderung ringan karena daya tahan tubuh masyarakat yang jauh lebih baik pasca pandemi.

    Maka dari itu, pencegahan COVID-19 jelang long weekend atau libur panjang ini cukup dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara umum saja.

    “Karena ini sudah dianggap ringan, jadi kita ya untuk kewaspadaan sendiri aja. Terutama untuk orang-orang yang punya komorbid, kemudian orang-orang yang punya orang tua, kemudian anak-anak itu yang rentan terhadap infeksi seperti itu,” kata dr Erlang ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (27/5).

    “Iya betul, perilaku hidup bersih sehat sama seperti COVID yang dulu, pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan itu aja sih,” sambungnya.

    Meski gejala yang timbul akibat COVID-19 saat ini cenderung ringan, dr Erlang menekankan untuk jangan sampai terlena hingga tidak menerapkan perlindungan sama sekali.

    Khususnya bagi kelompok lansia dan orang dengan komorbid, seperti diabetes, penyakit paru kronik, penyakit jantung, stroke, dan sebagainya.

    “Yang jadi masalah sebenarnya, kalau pada orang-orang yang rentan. Seperti anak-anak atau bayi, balita, kemudian orang tua dan yang punya komorbid, itu kadang-kadang infeksi yang sedikit saja, yang ringan saja, itu membuat komorbidnya jadi tambah berat,” pungkasnya.

    Simak Video “Video: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Bagaimana dengan Indonesia?”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Trump Usir Ilmuwan AS, Negara Lain Langsung Mau Tampung

    Trump Usir Ilmuwan AS, Negara Lain Langsung Mau Tampung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Program efisiensi pemerintahan Donald Trump berdampak pada para ilmuwan. Anggaran miliaran dolar AS untuk mendanai penelitian sains telah dipangkas dan membuat banyak ilmuwan kehilangan pekerjaan.

    Hal ini membuka peluang bagi para ilmuwan AS untuk ‘kabur’ ke negara lain. Pasalnya, pemerintah dan universitas di seluruh dunia siap menampung mereka.

    Program ‘Canada Leads’ yang diluncurkan pada April 2025 lalu, bertujuan membina generasi inovator berikutnya dengan membawa peneliti biomedis pemula ke Kanada.

    Universitas Aix-Marseille di Prancis juga memulai program ‘Safe Place for Science’ pada Maret 2025 lalu. Program ini berkomitmen untuk menyambut para ilmuwan yang tinggal di AS dan merasa terancam atau terhambat gara-gara pemangkasan anggaran oleh pemerintah Trump.

    Tak cuma itu, Australia juga mengumumkan program ‘Global Talent Attraction’ pada April lalu. Program itu menjanjikan paket relokasi dan gaji kompetitif bagi para ilmuwan.

    “Sebagai respons atas situasi di AS, kami melihat ada peluang untuk menarik talenta-talenta paling cerdas ke sini [Australia],” kata kepala Australian Academy of Sciences, Anna-Maria, dikutip dari Arab News, Selasa (27/5/2025).

    Sejak Perang Dunia ke-II, AS menggelontorkan investasi besar-besaran untuk penelitian ilmiah yang digelar di universitas-universitas swasta dan lembaga-lembaga federal.

    Pendanaan itu membantu AS menjadi kekuatan ilmiah yang mendominasi dunia. Beberapa inovasi kawakan datang dari pendanaan tersebut, misalnya penciptaan ponsel seluler, internet, serta pengobatan jantung dan stroke, menurut Holden Thorp, pemimpin redaksi jurnali Science.

    Namun, sejak Trump kembali menjadi Presiden AS pada Januari 2025, fokusnya berubah total. Trump mengatakan pemerintah perlu memperketat anggaran dengan memangkas beragam program, serta pegawai negeri.

    Salah satu yang dipangkas adalah pendanaan untuk National Science Foundation (NSF), National Institute of Health (NIH), NASA, serta lembaga-lembaga lain yang fokus pada inovasi dan penelitian ilmiah.

    Usulan anggaran Gedung Putih untuk tahun depan menyerukan pemotongan anggaran NIH sebesar 40 persen dan anggaran NSF sebesar 55 persen.

    “Pemerintahan Trump menghabiskan beberapa bulan pertamanya untuk meninjau proyek-proyek pemerintahan sebelumnya, mengidentifikasi pemborosan, dan menyelaraskan kembali pengeluaran penelitian kami agar sesuai dengan prioritas rakyat Amerika dan melanjutkan dominasi inovatif kami,” kata juru bicara Gedung Putih Kush Desai.

    Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa universitas sudah membekukan perekrutan, memangkas staf, dan berhenti menerima mahasiswa pascasarjana baru.

    Pemerintahan Trump juga mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional, meskipun seorang hakim menundanya.

    Lembaga penelitian di luar negeri mencermati kolaborasi yang bergantung pada kolega di AS dengan penuh perhatian, tetapi mereka juga melihat peluang untuk merekrut talenta

    “Ada ancaman terhadap sains di selatan perbatasan,” kata Brad Wouters, dari University Health Network, rumah sakit dan pusat penelitian medis terkemuka di Kanada, yang meluncurkan program perekrutan “Canada Leads”.

    “Ada banyak bakat, banyak kelompok yang terpengaruh oleh momen ini,” ujarnya.

    (fab/fab)

  • Bahaya Konsumsi Kulit Ayam Berlebihan, Waspada Obesitas hingga Serangan Jantung

    Bahaya Konsumsi Kulit Ayam Berlebihan, Waspada Obesitas hingga Serangan Jantung

    JAKARTA – Kulit ayam terkenal dengan rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah, konsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

    Di balik kelezatannya, kulit ayam menyimpan berbagai risiko yang dapat memicu gangguan kesehatan serius. Berikut beberapa bahaya yang bisa timbul jika terlalu sering mengonsumsi kulit ayam:

    1. Tinggi Lemak Jenuh dan Kalori

    Kulit ayam mengandung banyak lemak jenuh dan kalori. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

    2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang menjadi faktor utama dalam penyakit jantung dan stroke.

    3. Menimbulkan Gangguan Pencernaan

    Kulit ayam yang digoreng menyerap banyak minyak. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti perut kembung, mual, dan diare.

    4. Berpotensi Memicu Diabetes Tipe 2

    Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar dapat mengganggu sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

    5. Memicu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

    Proses pengolahan kulit ayam yang sering menggunakan garam dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar natrium, yang memicu tekanan darah tinggi.

    6. Mengganggu Fungsi Hati

    Lemak jenuh berlebih memberikan beban tambahan pada organ hati, berisiko menyebabkan perlemakan hati non-alkoholik dan kerusakan fungsi hati.

    7. Meningkatkan Risiko Kanker

    Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker, terutama jika dikonsumsi secara rutin dan dalam jumlah banyak.

  • Trump Depak Para Ilmuwan, Negara Lain Siap Menampung

    Trump Depak Para Ilmuwan, Negara Lain Siap Menampung

    Washington

    Ilmuwan di Amerika Serikat tak tenang. Pemerintahan Donald Trump memangkas miliaran dolar pendanaan penelitian ilmiah, ribuan ilmuwan di AS kehilangan pekerjaan atau hibah. Nah, pemerintah serta universitas di seluruh dunia melihat peluang tersebut.

    Program Canada Leads yang diluncurkan April, ingin merekrut para peneliti biomedis pemula dari AS ke Kanada. Universitas Aix-Marseille di Prancis memulai program Safe Place for Science bulan Maret. Mereka berjanji menyambut ilmuwan dari AS yang merasa terancam atau terhalang risetnya.

    Global Talent Attraction Program Australia, diumumkan bulan April, menjanjikan gaji kompetitif dan paket relokasi. “Menanggapi apa yang terjadi di AS, kami melihat peluang tak tertandingi untuk menarik beberapa pemikir terpintar di sini,” kata Anna-Maria Arabia, kepala Australian Academy of Sciences.

    Sejak Perang Dunia II, AS menginvestasikan sejumlah besar uang dalam penelitian ilmiah yang dilakukan di universitas-universitas independen dan lembaga-lembaga federal. Pendanaan tersebut membantu AS menjadi kekuatan ilmiah terkemuka di dunia.

    Temuan yang dihasilkan termasuk ponsel dan internet serta cara-cara baru untuk mengobati kanker, penyakit jantung, dan stroke. Namun, kini sistem tersebut tengah terguncang.

    Sejak Trump menjabat, pemerintahannya menyebut ada pemborosan pengeluaran sains dan memotong besar-besaran staf dan hibah di National Science Foundation, National Institutes of Health, NASA, dan lainnya.

    Dana penelitian ke beberapa universitas swasta juga dipangkas. Beberapa universitas pun berhenti merekrut, memberhentikan staf, atau berhenti menerima mahasiswa pascasarjana baru.

    “Ada ancaman terhadap sains di AS. Ada banyak sekali bakat, seluruh kelompok yang terpengaruh oleh momen ini.”” kata Brad Wouters, dari University Health Network di Kanada yang meluncurkan program perekrutan Canada Leads, dikutip detikINET dari AP.

    Masih terlalu dini untuk mengatakan berapa banyak ilmuwan yang memilih meninggalkan AS. Terlebih, AS memimpin soal pendanaan penelitian dan pengembangan. Bahkan pemotongan besar pun tetap memungkinkan program-program penting tetap berjalan. Di 2023, negara itu mendanai 29% dari R&D dunia.

    Beberapa lembaga di luar negeri melaporkan minat awal yang signifikan dari para peneliti di AS. Hampir setengah dari aplikasi di Prancis, berasal dari para ilmuwan yang berbasis di AS, termasuk peneliti AI dan astrofisikawan.

    (fyk/afr)

  • Video: Data BPJS Kesehatan: Penyakit Jantung Paling Bikin Boncos

    Video: Data BPJS Kesehatan: Penyakit Jantung Paling Bikin Boncos

    Jakarta – Direktur BPJS Kesehatan, Prof Ali Ghufron Mukti, menyebut dalam kurun waktu 11 tahun BPJS telah mengeluarkan biaya jaminan pelayanan kesehatan Rp 1.087,4 triliun. Rp 235 triliun di antaranya untuk pengobatan penyakit katastropik.

    Dalam data yang dipaparkan di DPR, penyakit jantung memakan porsi anggaran tertinggi yaitu 79,42 persen. Di posisi kedua ada penyakit stroke dengan 15,68 persen.

    (/)

  • Satu Jemaah Calon Haji Sumenep Dirawat di RS King Fahd Madinah

    Satu Jemaah Calon Haji Sumenep Dirawat di RS King Fahd Madinah

    Sumenep (beritajatim.com) – Satu jemaah calon haji Sumenep yang tergabung dalam kloter 23, dirawat di Rumah Sakit King Fahd Madinah. Karena itu, jemaah ini belum bisa bergeser ke Mekkah seperti jemaah lainnya. Namun kondisinya saat ini mulai membaik.

    Ketua Kloter 23, Mohammad Mabrur mengatakan, awalnya jemaah tersebut diduga mengalami stroke sehingga petugas kesehatan haji Indonesia langsung merujuk pasien ke RS King Fahd. Namun setelah dilakukan pengecekan kesehatan di rumah sakit tersebut, jemaah itu bukan mengalami stroke melainkan ada gangguan di perut.

    “Tim dokter di RS King Fahd Madinah menyarankan agar Pak Karto ini menjalani operasi. Tapi setelah disampaikan ke keluarga dan pihak keluarga berembuk, mereka keberatan kalau Pak Karto ini dioperasi,” katanya, Sabtu (24/05/2025).

    Keputusan keluarga pasien itupun disampaikan tim dokter di RS King Fahd Madinah. Tim dokter menyerahkan sepenuhnya pada keluarga pasien.

    “Alhamdulillah sekarang ini kondisi Pak Karto sudah membaik. Bahkan sekarang sudah diijinkan keluar dari rumah sakit dan dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia di Madinah. Selama dirawat, Pak Karto ini didampingi satu pendamping jemaah,” terangnya.

    Selain itu, ada satu jemaah lagi dari kloter 23 yang sempat dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia di Madinah, atas nama Fatimah. Namun sekarang jemaah tersebut sudah sehat dan sudah bergeser ke Mekkah, menyusul jemaah lainnya.

    “Alhamdulillah bu Fatimah sudah tiba di hotel. Insya Allah nanti malam beliau akan melaksanakan umroh wajib,” jelasnya.

    Sementara untuk jemaah lainnya di kloter 23 dalam keadaan sehat. Saat ini kegiatan para jemaah adalah melaksanakan sholat di Masjidil Haram, kemudian melaksanakan umroh sunnah.

    “Cuaca di kota Mekah sekarang ini menurut saya cukup bersahabat. Tidak terlalu panas. Bahkan tadi malam sempat ada rintik-rintik hujan tipis. Alhamdulillah kondisi jemaah sehat dan terlihat lebih bersemangat menjalankan ibadah,” terang Mabrur.

    Total jemaah kloter 23 asal Sumenep sebanyak 379 orang. 5 diantaranya merupakan petugas, mulai petugas kesehatan, petugas pembimbing ibadah haji, dan petugas haji daerah. (tem/ian)

  • Allianz bayar klaim Rp560 miliar terkait penyakit kritis pada 2024

    Allianz bayar klaim Rp560 miliar terkait penyakit kritis pada 2024

    Jakarta (ANTARA) – PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) membayarkan klaim manfaat perlindungan penyakit kritis kepada nasabah sebesar Rp560 miliar untuk lebih dari 2.800 kasus klaim pada tahun lalu.

    Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia Alexander Grenz di Jakarta, Kamis, menuturkan selama tiga tahun terakhir, terdapat peningkatan pengajuan klaim penyakit kritis, terutama terkait kanker, penyakit jantung, dan stroke.

    Ia juga menuturkan selama periode 2022-2024, pihaknya mencatat 35 persen klaim penyakit kritis diajukan oleh nasabah yang berusia di bawah 40 tahun.

    Berdasarkan data tersebut, pihaknya menyadari pentingnya upaya untuk meningkatkan inklusi asuransi bagi generasi muda.

    Untuk membantu para generasi muda dalam mengelola dampak finansial dari kondisi kesehatan yang tak terduga tersebut, Allianz Life memperkenalkan produk Asuransi Allianz Critical Plus.

    “Melalui Asuransi Allianz Critical Plus, kami berharap dapat membantu lebih banyak keluarga Indonesia meminimalisir risiko dampak finansial dan tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga mereka dapat fokus pada hal yang paling penting, yakni pemulihan kesehatan,” kata Alexander Grenz.

    Chief Product Officer Allianz Life Indonesia Cheang Khai Au mengatakan bahwa Asuransi Allianz Critical Plus dirancang untuk memberikan perlindungan ekstra bagi nasabah, terutama bagi generasi muda di usia produktif yang sudah memahami pentingnya perlindungan kesehatan sejak dini.

    Ia menyatakan produk asuransi tersebut memberikan manfaat yang mencakup perlindungan penyakit kritis lengkap, sejak tahap awal, meninggal dunia, serta manfaat akhir kontrak. Selain itu, terdapat pula pengembalian premi jika tertanggung masih hidup hingga akhir masa perlindungan.

    “Asuransi Allianz Critical Plus hadir sebagai solusi inovatif yang memberikan manfaat ekstra untuk memberikan keamanan finansial bagi keluarga di masa sulit,” ucap Cheang.

    Certified Financial Planner (Perencana Keuangan) Aliyah Natasya menyampaikan bahwa banyak keluarga di Indonesia masih belum memiliki ketahanan finansial yang cukup untuk menghadapi risiko penyakit kritis.

    Ia mengatakan anggota keluarga dari pasien penyakit kritis seringkali mengalami tekanan finansial karena banyaknya biaya lain yang dibutuhkan untuk mendukung pengobatan,

    Hal tersebut semakin menyulitkan keluarga pasien ketika yang mengalami penyakit kritis adalah pencari nafkah, yang mana mengakibatkan mereka tidak bisa memperoleh penghasilan selama sakit.

    Sementara itu, tidak semua orang memiliki tabungan atau aset likuid yang cukup dipakai saat darurat.

    “Penting untuk dipahami bahwa perencanaan keuangan itu krusial dan yang tidak bisa ditunda adalah perlindungan. Karena itu, mitigasi risiko seperti dana darurat dan asuransi menjadi fondasi penting dalam perencanaan keuangan keluarga, dan harus disiplin agar rencana masa depan keluarga tidak terganggu,” ujar Aliyah.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Begini cara agar bisa dapatkan layanan dari “Pasukan Putih”

    Begini cara agar bisa dapatkan layanan dari “Pasukan Putih”

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengemukakan warga Jakarta yang ingin mendapatkan layanan kesehatan dari Pasukan Putih bisa melapor pada kader dasawisma di wilayah masing-masing.

    “Lapor saja ke kader dasawisma, supaya bisa didata. Nanti, datanya itu akan diteruskan ke puskesmas pembantu, atau puskesmas,” kata perwakilan Subkelompok Promosi Kesehatan dan Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Robin Andrianto di Jakarta, Senin.

    Robin dalam talkshow Tanggap Bencana Kentongan, mengatakan warga Jakarta juga bisa langsung mendatangi puskesmas atau puskesmas pembantu terdekat untuk mendaftarkan diri dalam program layanan.

    “Kami di Provinsi DKI Jakarta, bersama dengan perangkat daerah lain, saling berkoordinasi dalam pendataan warga. Untuk pendataan, kami melibatkan koordinator kelompok dasawisma,” ujarnya.

    Saat ini, sudah ada 88 kelurahan dari 267 kelurahan di Jakarta yang memiliki “Pasukan Putih” untuk melaksanakan program Layanan Kesehatan Warga Jakarta ke rumah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan layanan kesehatan dari pasukan ini bisa dirasakan warga di semua kelurahan pada Agustus 2025.

    Adapun layanan kesehatan yang diberikan yakni skrining kesehatan, pemantauan kesehatan, perawatan diri atau membantu mobilitas, mendampingi atau dukungan emosional, edukasi kesehatan, dan pemberdayaan keluarga.

    Tim ini akan secara aktif mendatangi warga, terutama lansia dan penderita penyakit kronis seperti stroke dan diabetes, untuk memberikan edukasi dan pendampingan kesehatan secara langsung.

    Syarat warga yang bisa mendapatkan layanan ini antara lain memiliki KTP DKI Jakarta dan berdomisili di DKI Jakarta.

    Layanan kesehatan ini menyasar warga yang memiliki persoalan kesehatan dengan tingkat ketergantungan berat atau tidak bisa menjalani aktivitas dasar secara mandiri.

    Karena itu, kriteria lain bisa ikut program ini yakni memiliki anggota keluarga atau pendamping tetap yang membantu di rumah. Ini mengingat ada kriteria ketiga, yaitu ketergantungan berat atau total.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mayapada Hospital Surabaya Berhasil Tangani Pembekuan Darah dengan Cara Ini

    Mayapada Hospital Surabaya Berhasil Tangani Pembekuan Darah dengan Cara Ini

    Jakarta – Pernahkah Anda mengalami bengkak atau nyeri di kaki? Gejala ini bisa jadi merupakan tanda Deep Vein Thrombosis (DVT), kondisi serius saat gumpalan darah terbentuk di pembuluh vena dalam biasanya di kaki. Jika tidak ditangani, gumpalan ini bisa berpindah ke paru-paru dan menyebabkan emboli paru yang fatal.

    Hal ini dialami oleh seorang atlet triatlon berusia 58 tahun. Awalnya hanya merasa pegal biasa di kaki, tapi dalam lima hari, kakinya membengkak secara signifikan. Meski tidak memiliki riwayat darah tinggi, serangan jantung, atau stroke, pasien pernah menjalani operasi patah tulang kaki 10 tahun lalu salah satu faktor risiko pembekuan darah.

    Pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Subspesialis Vaskular Endovaskular Konsultan di Mayapada Hospital Surabaya, Dr. dr. Yan Efrata Sembiring, Sp.B, Sp. BTKV subsp. VE(K) mengungkap adanya DVT di vena paha. Hasil USG menunjukkan adanya bekuan darah, yang dikonfirmasi lebih lanjut melalui CT Angiography Lower Extremity dengan temuan gumpalan sepanjang 50 cm.

    “Pasien awalnya diberikan terapi antikoagulan untuk mengencerkan darah dan mencegah gumpalan bertambah besar. Namun, setelah beberapa hari, nyeri tidak kunjung membaik. Oleh karena itu, prosedur Trombektomi AngioJet menjadi pilihan terbaik untuk menghilangkan bekuan darah secara efektif dan cepat,” dr. Yan dalam keterangannya, Jumat (9/5/2025).

    Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter kecil ke dalam pembuluh vena melalui sayatan kecil di selangkangan atau kaki. Kateter ini memiliki sistem jet khusus yang menyemprotkan cairan bertekanan tinggi untuk menghancurkan sekaligus menyedot gumpalan darah.

    Selanjutnya, metode ini memungkinkan pembersihan bekuan dengan lebih cepat serta risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan operasi terbuka. Setelah prosedur, kondisi pasien pun membaik, dengan nyeri yang berangsur berkurang secara signifikan.

    Kasus ini menjadi pengingat pentingnya deteksi dini serta pemahaman tentang risiko dan gejala DVT. Untuk mencegah kondisi serupa, penting bagi kita untuk mengenali faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko DVT serta gejala yang menyertainya.

    DVT dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh mereka yang memiliki gaya hidup sedentary, seperti duduk terlalu lama saat perjalanan jauh atau setelah operasi besar yang mengharuskan istirahat total di tempat tidur. Menurut dr. Yan, beberapa kondisi medis dan kebiasaan tertentu dapat meningkatkan risiko DVT.

    “Perlu diperhatikan jika Anda memiliki cedera kaki, riwayat kanker atau penyakit jantung, atau kelainan darah bawaan seperti faktor V Leiden, yang membuat darah lebih mudah menggumpal,” ujarnya.

    Selain itu, wanita hamil dan orang dengan berat badan berlebih juga lebih rentan terkena DVT karena tekanan ekstra pada pembuluh darah dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan risiko pembekuan. Kebiasaan merokok juga menjadi faktor yang perlu dihindari karena dapat merusak pembuluh darah dan memicu penggumpalan darah.

    Karena banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko DVT, pencegahan menjadi langkah utama untuk menghindari kondisi ini. Tetap aktif bergerak, terutama saat perjalanan jauh, menjaga berat badan ideal, mengurangi kebiasaan merokok, serta rutin memeriksakan kesehatan jika memiliki faktor risiko tertentu dapat membantu mencegah terjadinya DVT.

    Selain mengetahui faktor risiko, mengenali gejala DVT juga sangat penting agar kondisi ini dapat segera ditangani sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain pembengkakan di salah satu kaki, nyeri yang semakin terasa saat berdiri atau berjalan, serta perubahan warna kemerahan dan sensasi hangat saat disentuh. Jika tidak segera ditangani, gumpalan darah dapat terlepas dan berpindah ke paru-paru, menyebabkan sesak napas mendadak, nyeri dada tajam, atau batuk darah tanda emboli paru yang berpotensi fatal.

    Untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan terbaik, Mayapada Hospital Surabaya memiliki layanan unggulan dalam menangani DVT dan penyakit kardiovaskular lainnya. Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya, Dr. Bona Fernando menegaskan Mayapada Hospital Surabaya menangani kasus jantung kompleks dengan prosedur advanced.

    “Kami berkomitmen untuk menghadirkan layanan jantung berstandar internasional dengan dukungan dokter ahli dan teknologi mutakhir. Melalui layanan Cardiovascular Center, Mayapada Hospital Surabaya siap menangani DVT serta berbagai masalah jantung lainnya. Kami juga menyediakan layanan lengkap, mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, hingga rehabilitasi pasca-operasi dan layanan kegawatdaruratan 24/7 melalui Cardiac Emergency,” ujar Dr. Bona.

    Adapun layanan gawat darurat Cardiac Emergency dapat dihubungi melalui 150990 atau dengan lebih mudah melalui aplikasi MyCare lewat fitur Emergency Call untuk konsultasi dokter dan penjadwalan pemeriksaan.

    Selain itu, MyCare juga menyediakan berbagai fitur kesehatan, seperti Health Articles & Tips yang berisi informasi medis, termasuk tentang DVT. Aplikasi ini juga memiliki fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, memungkinkan pengguna untuk memantau aktivitas olahraga, jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Unduh MyCare sekarang di Google Play Store atau App Store dan nikmati reward poin yang dapat ditukarkan dengan potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • 7 Cara Simpel Cegah Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Apa Saja?

    7 Cara Simpel Cegah Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Apa Saja?

    Jakarta – Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi saat ada timbunan lemak. Kondisi ini bisa mengancam nyawa lantaran pembuluh darah yang selama ini berfungsi mengalirkan darah ke otak dan kepala (arteri karotis) tersumbat dan berisiko memicu seseorang terkena stroke.

    Penanganan medis darurat sesegera mungkin sebelum otak kehilangan sebagian besar atau seluruh suplai darah. Saat stroke, otak tidak mendapatkan oksigen dan sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.

    Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi secara bertahap. Pada tahap awal, seringnya tidak menunjukkan gejala, sampai kondisinya lebih serius.

    Dikutip dari Mayo Clinic, dalam kondisi tersebut, umumnya penyumbatan pembuluh darah di otak memicu gejala berikut:

    Sakit kepala hebat yang datang secara mendadakKesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadakGangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanyaSulit menelanSulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbanganMuntah-muntahHilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnyaKesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatuSering kebingungan

    Sebelum terlambat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menekan risiko terjadinya kondisi tersebut:

    Hindari merokok

    Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, termasuk terhadap pembuluh darah di otak. Zat-zat berbahaya dalam rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke, serta kerusakan pada otak dan organ tubuh lainnya.

    Berat badan ideal

    Berat badan berlebih meningkatkan faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan sleep apnea, yang bisa ikut meningkatkan kemungkinan tersumbatnya pembuluh darah di otak.

    Makanan yang sehat

    Fokus pada buah dan sayur, biji-bijian dan ikan utuh, kacang-kacangan dan polong-polongan. Batasi kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh dan lemak trans.

    Makanan yang baik untuk kesehatan pembuluh darah otak meliputi ikan berlemak, buah beri, dark chocolate, alpukat, sayuran hijau, gandum utuh, kopi, teh, kacang-kacangan, dan telur. Konsumsi makanan ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan otak.

    Kurangi asupan garam

    Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah pada sebagian orang. Para ahli menyarankan agar orang dewasa yang sehat mengonsumsi kurang dari 1.500 miligram garam sehari.

    Berolahraga secara teratur

    Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL) atau kolesterol ‘baik’ dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah serta jantung secara keseluruhan. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, mengendalikan diabetes, dan mengurangi stres.

    Batasi atau hindari alkohol

    Jika memilih untuk minum alkohol, sebaiknya dibatasi dalam jumlah sedang. Bagi orang dewasa yang sehat, itu berarti hingga satu gelas sehari untuk wanita dan hingga dua gelas sehari untuk pria.

    Mengontrol penyakit

    Mengelola kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi membantu melindungi pembuluh darah di otak.

    Saksikan pula video “Menteri Wihaji Ungkap Strategi Indonesia Perangi Stunting” di sini:

    (naf/naf)