Topik: stroke

  • Cerita Pasien kena Gagal Ginjal di Umur 27, Awalnya Ngeluh Sakit Kepala 2 Bulan

    Cerita Pasien kena Gagal Ginjal di Umur 27, Awalnya Ngeluh Sakit Kepala 2 Bulan

    Jakarta

    Gagal ginjal seringkali tidak disadari pada tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadari adanya masalah hingga penyakit tersebut mencapai tahap lanjut. Penyakit gagal ginjal juga mulai menyerang usia muda sehingga sangat penting untuk mengenali tanda-tanda mulai ada masalah pada tubuh.

    Ben Diaz pria di Florida, Amerika Serikat, mengalami gagal ginjal di umur 27 tahun. Gejala awal yang dialaminya yakni sakit kepala yang membuatnya tak busa berbicara dan mual. Hal ini berlangsung selama dua bulan sebelum akhirnya dia ke dokter.

    Di rumah sakit, tim medis melakukan tes yang mengungkapkan tekanan darahnya sangat tinggi sampai-sampai dokter tidak percaya ia tak terkena stroke. Pengujian lebih lanjut menunjukkan Diaz mengalami gagal ginjal.

    “Mereka benar-benar memberi tahu saya bahwa mereka akan membuat saya merasa nyaman karena mereka tidak mengira saya akan keluar dari sana,” kata Diaz kepada CBS12 News.

    Diaz menjalani dialisis selama 2 tahun sebelum akhirnya mendapatkan donor dari kakak perempuannya, Ashley. Dia kemudian menjalani operasi pada Agustus 2024 di Tampa General Hospital.

    Dia mengatakan tidak memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, dan bahkan 3 tahun kemudian, dokter tidak dapat secara meyakinkan mengatakan apa yang menyebabkan gagal ginjal tersebut namun kebiasaan makan bisa menjadi faktor penyebabnya.

    Next: gejala gagal ginjal

    Banyak orang mengalami sedikit atau tidak ada gejala pada tahap awal penyakit ginjal. Namun, penyakit ginjal kronis tetap dapat menyebabkan kerusakan meskipun seseorang merasa baik-baik saja.

    Gejala gagal ginjal bervariasi pada setiap pasien. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, tanda-tandanya mungkin seperti ini:

    Kelelahan ekstrem (fatique)Mual dan muntahKebingungan atau kesulitan berkonsentrasiPembengkakan (edema), terutama di sekitar tangan, pergelangan kaki, atau wajahPerubahan frekuensi buang air kecilKram (kejang otot)Kulit kering atau gatalNafsu makan buruk, atau makanan mungkin terasa seperti logam

  • 5 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami

    5 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami

    JAKARTA – Menjaga tekanan darah tetap normal sangat penting untuk mencegah risiko penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Beberapa langkah alami seperti olahraga teratur, pola makan sehat, serta manajemen stres, terbukti efektif membantu mengendalikan hipertensi.

    Momen-momen tertentu, seperti perayaan Iduladha, sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi penderita hipertensi karena konsumsi daging merah cenderung meningkat.

    Saat Iduladha, berbagai hidangan berbahan dasar daging kambing atau sapi disajikan secara melimpah, menggoda siapa pun untuk menyantapnya dalam jumlah banyak. Meski lezat, konsumsi daging berlebihan terutama daging merah berlemak, dapat memicu tekanan darah tinggi. Kondisi ini tidak hanya mengancam kelompok usia lanjut, tetapi juga mulai banyak dialami oleh orang usia muda.

    Hipertensi merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Selain itu, tekanan darah tinggi juga bisa memicu gangguan fungsi ginjal dalam jangka panjang.

    Agar tekanan darah tetap terkontrol, berikut beberapa cara sederhana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

    1. Rutin Berolahraga

    Aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, atau senam ringan sangat dianjurkan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Dengan rutin bergerak, jantung bekerja lebih efisien dalam memompa darah sehingga tekanan pada pembuluh darah pun menurun.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan olahraga sedang minimal 150 menit per minggu atau sekitar 30 menit selama lima hari.

    2. Mengelola Stres dengan Baik

    Stres yang tidak terkendali dapat berdampak negatif terhadap tekanan darah. Luangkan waktu untuk relaksasi, melakukan hobi, mendengarkan musik, atau mencoba teknik seperti pernapasan dalam dan meditasi untuk membantu menurunkan ketegangan.

    3. Menjaga Berat Badan Ideal

    Berat badan berlebih atau obesitas dapat memberikan tekanan ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Penurunan berat badan meskipun hanya beberapa kilogram saja sudah bisa berdampak positif terhadap penurunan tekanan darah.

    4. Mengatur Pola Makan Ramah Jantung

    Mengadopsi pola makan yang sehat, seperti diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi. Fokuslah pada konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, dan makanan tinggi serat. Kurangi konsumsi garam, lemak jenuh, dan makanan olahan tinggi natrium.

    5. Hindari Kebiasaan Merokok

    Merokok berkontribusi pada kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Setiap batang rokok yang dikonsumsi bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah. Menghentikan kebiasaan merokok sangat penting demi kesehatan jangka panjang.

  • Pria Lebih Berisiko Meninggal saat Kena ‘Sindrom Patah Hati’, Ini Temuannya

    Pria Lebih Berisiko Meninggal saat Kena ‘Sindrom Patah Hati’, Ini Temuannya

    Jakarta

    Seorang pria berusia 59 tahun datang ke Rumah Sakit Pertama Universitas Peking di Beijing untuk menjalani sebuah prosedur medis ketika ia mulai merasakan nyeri dada hebat dan sesak napas.

    Empat bulan sebelumnya, ia telah menjalani operasi pengangkatan tumor ganas dari kandung kemihnya. Di hadapan keluarganya, ia berusaha tampak kuat dan menghindari pembicaraan tentang kesehatannya. Namun secara pribadi, kecemasan berat akan kemungkinan kambuhnya kanker membuatnya sulit tidur di malam hari.

    Menurut dokter, pria tersebut mengalami takotsubo cardiomyopathy, yang juga dikenal sebagai sindrom patah hati, seperti yang didokumentasikan dalam sebuah studi kasus tahun 2021. Kondisi langka pada jantung yang dipicu oleh stres ini umumnya ditemukan pada wanita, tetapi sebuah studi yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association pada bulan Mei menemukan penyakit ini bisa lebih mematikan bagi pria yang mengalaminya.

    Apa Itu Broken Heart Syndrome?

    Dikutip dari CNN, takotsubo cardiomyopathy (TC) diyakini disebabkan oleh peristiwa emosional atau fisik yang sangat ekstrem, seperti menerima kabar kematian orang tercinta, memenangkan lotre, atau mengangkat sofa berat. TC terjadi ketika otot jantung dibanjiri hormon stres, menyebabkan sebagian otot tersebut ‘membeku’ dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Saat jantung kesulitan memompa darah, gejalanya menyerupai serangan jantung, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, dan jantung berdebar-debar.

    Studi terbaru menganalisis data hampir 200.000 pasien yang dirawat karena TC di Amerika Serikat antara 2016 hingga 2020. Meskipun 83 persen kasus terjadi pada wanita, pria memiliki kemungkinan lebih dari dua kali lipat untuk meninggal akibat kondisi ini, dengan tingkat kematian mencapai 11,2 persen.

    Perbedaan Dampak TC antara Pria dan Wanita

    “Perbedaan antara pria dan wanita adalah temuan yang sangat mencolok,” kata Dr. Mohammad Reza Movahed, salah satu penulis studi dan profesor klinis bidang kedokteran di University of Arizona di Tucson. “Ini menimbulkan pertanyaan baru yang menarik dan perlu diteliti lebih lanjut.”

    Sama seperti perbedaan umum antara kesehatan jantung pria dan wanita, perbedaan tingkat kematian akibat TC belum sepenuhnya dipahami, kata Movahed. Hal ini justru bertentangan dengan tren penyakit jantung lainnya. Namun, diduga bahwa perbedaan kadar hormon memiliki peran penting.

    Situasi penuh tekanan memicu kelenjar adrenal melepaskan hormon fight-or-flight yang disebut katekolamin. Hormon ini dirancang untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, tetapi jika dilepaskan secara ekstrem, dapat “membuat sel-sel di jaringan jantung lumpuh sementara,” jelas Movahed.

    Diperkirakan, pria menghasilkan lebih banyak katekolamin saat menghadapi stres dibandingkan wanita, sehingga mereka cenderung mengalami kasus TC yang lebih parah.

    Sementara itu, hormon estrogen yang diproduksi dalam jumlah lebih tinggi pada wanita, diyakini memberikan perlindungan terhadap sistem kardiovaskular, membantu tubuh mengelola lonjakan katekolamin dan mengurangi risiko komplikasi parah dari TC, menurut dr Louis Vincent, peneliti bidang kardiologi noninvasif di University of Miami. Ia ikut menulis studi lain terkait perbedaan TC pada pria dan wanita, tetapi tidak terlibat dalam studi baru ini.

    Selain faktor biologis, faktor sosial juga mungkin berperan.

    “Sebagian besar dokter mengetahui tentang takotsubo, tetapi mereka mungkin menganggap ini sebagai penyakit yang hanya menyerang wanita, sehingga diagnosis pada pria bisa terlewatkan,” ujar Dr. Deepak Bhatt, ahli jantung dan direktur Mount Sinai Fuster Heart Hospital, yang juga tidak terlibat dalam studi ini. “Jika salah diagnosis, penanganan menjadi terlambat, dan ini bisa menyebabkan hasil yang lebih buruk.”

    Pria juga cenderung mencari pertolongan medis di tahap yang lebih lambat, mengira gejala yang mereka alami masih bisa ditahan atau akan hilang sendiri, ujar Dr. Alejandro Lemor, profesor kardiologi intervensi di University of Mississippi Medical Center, yang juga tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

    Komplikasi mematikan dari TC termasuk penggumpalan darah, stroke, henti jantung, dan gagal jantung, kata Lemor. Namun jika terdeteksi sejak dini, pengobatan dengan obat-obatan bisa mengurangi risiko komplikasi, mengembalikan fungsi jantung, dan memungkinkan pemulihan total dalam beberapa minggu.

    Tim Movahed telah memasukkan berbagai variabel penting seperti usia, ras, pendapatan, penyakit paru-paru kronis, hipertensi, dan diabetes dalam analisisnya.

    Namun, menurut Vincent, studi ini tidak mencakup data pasien tentang penyakit penyerta lain seperti riwayat stroke atau infeksi Covid-19.

    Selain itu, studi ini hanya menganalisis data diagnostik pasien rawat inap dengan TC, sehingga pasien rawat jalan atau yang meninggal karena komplikasi di luar rumah sakit mungkin tidak terhitung dalam analisis tersebut, kata Movahed.

    Untuk dapat menjelaskan lebih pasti penyebab perbedaan tingkat kematian antara pria dan wanita serta menguji metode pengobatan lebih lanjut, menurut Vincent, dibutuhkan kumpulan data yang lebih rinci.

    “Perlu disadari bahwa dalam studi seperti ini, kami menyajikan temuan berdasarkan kode diagnosis, bukan berdasarkan prosedur atau hasil laboratorium pasien,” ujar Vincent. “Namun studi ini tetap kuat karena memungkinkan kita meninjau populasi besar dan melihat tren. Dan saya pikir tren tingkat kematian lebih tinggi pada pria ini layak diteliti lebih dalam.”

    NEXT: Waspadai Gejalanya

    Nyeri dada mendadak atau sesak napas yang parah harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis, tegas Bhatt, yang juga profesor bidang kardiologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York.

    “Ini bukan saatnya untuk menahannya di rumah atau mencari solusi di internet. … Jangan coba-coba menghubungi dokter umum Anda. Hubungi layanan darurat,” kata Bhatt. “Waktu sangat penting. Dengan menyelamatkan beberapa jam, Anda bisa menghindari kerusakan jantung yang tidak dapat diperbaiki.”

    Gejala yang muncul setelah stres fisik, penyebab umum TC pada pria, juga tidak boleh diabaikan, kata Movahed, terutama setelah kejadian medis seperti serangan asma, kejang, atau komplikasi akibat penggunaan obat-obatan.

    Meski TC disebabkan oleh stres mendadak, Bhatt menyarankan untuk mengelola stres kronis melalui meditasi atau olahraga harian agar kesehatan jantung secara keseluruhan lebih baik, dan memiliki rutinitas yang bisa diandalkan saat menghadapi situasi tak terduga.

  • Kata Dokter soal Ciri-ciri Kolesterol Tinggi, Obesitas Lebih Berisiko

    Kata Dokter soal Ciri-ciri Kolesterol Tinggi, Obesitas Lebih Berisiko

    Jakarta

    Kolesterol tinggi adalah kondisi saat kadar kolesterol dalam darah lebih tinggi dibandingkan nilai normal. Kolesterol yang dibiarkan tak terkendali, lama kelamaan dapat menyumbat pembuluh darah, yang pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung.

    Kolesterol tinggi tidak memiliki gejala khas, sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya. Biasanya, gejala kolesterol tinggi baru dirasakan saat sumbatan (plak) sudah terbentuk di pembuluh darah, yang akhirnya menyebabkan berbagai komplikasi serius.

    Namun, tak sedikit juga orang yang bertanya-tanya, apakah seseorang yang mengidap kolesterol tinggi bisa dikenali dari penampilan fisiknya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan, fisik seseorang bisa saja mencerminkan adanya risiko kolesterol tinggi. Namun, hal ini tak bisa dijadikan satu-satunya patokan.

    Adapun salah satu tanda fisik yang kemungkinan bisa menandakan seseorang terkena kolesterol tinggi adalah obesitas atau kegemukan.

    “Obesitas itu suatu kondisi kegemukan terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh yang berlebihan atau peningkatan berat badan yang tidak sesuai proporsional pasien atau individu tersebut,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurut dr Ray, obesitas termasuk dalam kelompok sindrom metabolik, yaitu kumpulan kondisi medis yang saling berkaitan, termasuk obesitas, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan hiperurisemia.

    Apabila seseorang mengalami obesitas, terlebih sudah berusia di atas 40 tahun, dr Ray menyebut kemungkinan besar ia juga memiliki masalah metabolik lainnya, termasuk kolesterol tinggi dan dislipidemia.

    Namun, ia menekankan tidak semua orang gemuk pasti memiliki kolesterol tinggi. Tapi, peluangnya memang lebih besar dibandingkan individu dengan berat badan ideal.

    “Obesitas, saya tidak melakukan generalisasi tapi, biasanya dan di usia di atas 40 tahun itu juga akan diikuti dengan problem-problem metabolik yang lain. Salah satunya di sini adalah hiperkolesterolemia atau dislipidemia,” imbuh dr Ray.

    “Jadi, tidak serta merta memang orang gemuk pasti kolesterol tinggi. Tidak. tetapi akan besar kemungkinan dia juga sudah membawa penyakit metabolik yang lain menjadi teman-temannya,” tuturnya lagi.

    (suc/up)

  • Cerita 2 Pasien Kanker Otak saat Alami Gejala Awal, Bukan Cuma Sakit Kepala

    Cerita 2 Pasien Kanker Otak saat Alami Gejala Awal, Bukan Cuma Sakit Kepala

    Jakarta

    Kanker otak adalah kondisi saat sel-sel di otak tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor ganas. Seiring perkembangannya, sel-sel kanker ini bisa menekan jaringan otak di sekitarnya, menimbulkan gejala seperti sakit kepala hebat, mual, muntah, hingga gangguan keseimbangan.

    Dikutip dari laman Kemenkes RI, beberapa jenis kanker otak bisa tumbuh sangat cepat dan menyebar ke bagian lain dari otak maupun ke sumsum tulang belakang. Tumor otak umumnya diklasifikasikan berdasarkan kecepatan pertumbuhannya dan seberapa besar kemungkinan tumor tersebut kembali muncul setelah pengobatan.

    Menariknya, sebagian besar kasus kanker otak justru merupakan kanker otak sekunder, yakni kanker yang awalnya muncul di organ tubuh lain, lalu menyebar ke otak. Sementara itu, kanker otak primer adalah jenis kanker yang memang muncul langsung dari jaringan otak itu sendiri.

    Gejala awal kanker otak sering kali disalahartikan sebagai gangguan kesehatan biasa seperti migrain, stres, atau kelelahan. Namun sejumlah pasien dari berbagai belahan dunia membagikan kisah mereka yang menunjukkan bahwa tanda-tanda awal kanker otak bisa jauh lebih kompleks dan jarang disadari.

    1. Sakit Kepala dan Nyeri Tubuh

    Glenn Colmer, seorang pria berusia 51 tahun di Inggris, mengira sakit kepala dan nyeri tubuh yang dialaminya hanya akibat kelelahan. Namun setelah berakhir kejang hebat dan menjalani pemeriksaan CT scan, ia didiagnosis glioma agresif atau memiliki tumor ganas yang menyebar dengan cepat.

    Ia bahkan meninggal dunia hanya 10 hari setelah gejala pertama muncul. Istri Glen, Ali, mengaku tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi pada keluarganya. Terlebih, Glenn adalah pria paling sehat yang selama ini dia kenal.

    “Tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi pada keluarga saya. Glenn adalah pria paling sehat yang saya kenal, ia memiliki cara yang luar biasa untuk membuat orang merasa lebih baik hanya dengan berada di dekat mereka.”

    “Kami selalu bercanda bahwa ia tak terkalahkan. Namun, tumor otak tidak peduli seberapa sehat, baik, dia tidak pandang bulu.”

    Semula, semuanya tampak normal hingga pada 18 Februari, Glenn, mendadak bangun dengan kondisi badan seperti membeku.

    Ia terdiam, dan lengan kirinya terkunci di tempatnya, dengan tatapan kosong ke depan. Ia meminta pertolongan istrinya sampai beberapa saat kemudian, Glenn pingsan dan mulai gemetar hebat, terengah-engah, sampai 10 hari pasca pengobatan intensif di RS ia tak berhasil selamat.

    2. Kelelahan Ekstrem hingga Gejala Mirip Flu

    Wanita berusia 26 tahun di Inggris, Namh, menceritakan bagaimana dirinya mendapat diagnosis kanker otak di usia remaja. Ia kala itu kerap mengeluhkan sakit kepala tetapi tak pernah menganggapnya serius.

    Dikutip dari The Sun, Namh mengira sakit kepala disebabkan oleh stres dari aktivitas sekolah ataupun berkaitan dengan masa pubertas. Beberapa minggu sebelum didiagnosis, pada usia 14, Niamh mengidap kelelahan ekstrem dan tidur selama lebih dari 12 jam sehari, yang menurutnya menjadi gejala flu.

    Namun, saat ia terbangun dalam keadaan buta dua minggu kemudian, ia tahu ada yang tidak beres dan bergegas ke Western Infirmary Hospital di Glasgow, Skotlandia, hasil CT scan mengungkapkan ia memiliki massa tumor di otaknya.

    Ia kemudian menjalani operasi darurat di Rumah Sakit Universitas Ratu Elizabeth untuk mengangkat tumor, diikuti dengan biopsi, yang mengungkapkan hasilnya mengidap ganglioglioma, tumor otak langka.

    Sejak tumor diangkat, Niamh mengalami keterbatasan penglihatan tepi, yang menurutnya selalu mengingatkannya akan diagnosisnya. Namun, ia menolak untuk membiarkan hal itu menghalanginya.

    “Setelah saya didiagnosis, kami mengetahui bahwa tumor menekan saraf optik saya, itulah sebabnya saya menjadi buta sebelum didiagnosis.

    “Itu menyebabkan banyak kerusakan pada mata saya, saya tidak memiliki penglihatan tepi sama sekali. Itu sebabnya saya harus memakai kacamata, tetapi kacamata itu tidak terlalu membantu karena kerusakan yang disebabkan oleh tumor.

    Kisah lainnya datang dari Isabella Strahan, putri pembawa acara terkenal Michael Strahan. Di usia 19, ia mengalami sakit kepala, muntah darah, dan sulit berjalan. Hasil MRI menunjukkan adanya tumor medulloblastoma di otaknya, yang kemudian ditangani dengan operasi dan kemoterapi.

    NEXT: Tanda-tanda Lain yang Muncul

    Tanda-Tanda Lain yang Muncul

    Mengacu pada laporan dari MD Anderson Cancer Center dan berbagai jurnal medis, beberapa gejala lain yang bisa menandakan tumor otak antara lain:

    Kejang mendadakRasa logam di mulutGangguan penglihatan atau diplopia (penglihatan ganda)Kesulitan bicara atau berpikirGangguan keseimbangan atau koordinasiMuntah tanpa sebab jelas, terutama di pagi hari

    “Pasien sering datang terlambat karena gejala awal dianggap biasa. Padahal, sakit kepala terus-menerus yang disertai perubahan neurologis bisa menjadi tanda kanker otak,” ujar dr Santosh Kesari, ahli neuro-onkologi dari Saint John’s Cancer Institute, AS.

    Kapan Harus ke Dokter?

    Para ahli menegaskan bahwa tidak semua sakit kepala menandakan kanker, tetapi bila disertai gejala lain, seperti penglihatan kabur, kejang, atau gangguan kognitif, maka perlu segera diperiksakan.

    “Deteksi dini sangat penting. Banyak tumor otak yang bisa ditangani lebih baik jika ditemukan lebih awal,” lanjut dr Kesari.

    Simak Video “Video: Neurolog Ungkap Sakit Kepala Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Fitur Deteksi Sleep Apnea di Galaxy Watch Kini Tersedia di 70 Negara

    Fitur Deteksi Sleep Apnea di Galaxy Watch Kini Tersedia di 70 Negara

    Bagikan:

    JAKARTA – Samsung resmi mengumumkan bahwa fitur pendeteksi sleep apnea (gangguan tidur) di Galaxy Watch kini telah tersedia di lebih dari 70 negara, termasuk 34 negara di Eropa, Australia, dan Singapura.

    Fitur ini dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda sleep apnea obstruktif sedang hingga berat pada pengguna berusia 22 tahun ke atas. Samsung memperkenalkan fitur ini pertama kali setelah mendapatkan otorisasi De Novo dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Februari tahun 2024, dan awalnya hanya tersedia di beberapa tipe Galaxy Watch di Amerika Serikat.

    Dalam pernyataan resminya, Samsung mengungkapkan bahwa perluasan ini dimungkinkan setelah fitur tersebut memperoleh sertifikasi CE (Conformité Européenne) yang diperlukan untuk beroperasi di Wilayah Ekonomi Eropa. Dengan sertifikasi ini, Samsung dapat menghadirkan fitur pendeteksi sleep apnea ke 34 negara tambahan di benua Eropa.

    Fitur ini memanfaatkan BioActive Sensor pada Galaxy Watch dan aplikasi Samsung Health Monitor untuk memantau gangguan pernapasan saat tidur. Pengguna cukup mengenakan jam tangan pintar selama dua malam berturut-turut, dan perangkat akan mencatat pola pernapasan yang tidak normal.

    Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Tidur

    Samsung menyatakan bahwa tujuan utama dari fitur ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan tidur. Jika Galaxy Watch mendeteksi potensi sleep apnea, aplikasi akan memberikan notifikasi dan menyarankan pengguna untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.

    Gangguan sleep apnea dapat menyebabkan tidur yang tidak nyenyak dan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, hingga stroke. Karena gejalanya sering kali sulit disadari, keberadaan fitur ini di Galaxy Watch menjadi alat bantu penting untuk pencegahan dini.

    Perlu dicatat bahwa fitur ini hanya tersedia untuk Galaxy Watch 4 ke atas yang menjalankan sistem operasi Wear OS 5.0 atau versi lebih baru. Selain itu, jam tangan harus terhubung dengan smartphone Samsung Galaxy yang menggunakan Android 12 atau lebih tinggi.

    Samsung dikabarkan akan meluncurkan Galaxy Watch 8 bulan depan dalam acara Unpacked, dan kemungkinan besar akan menyertakan peningkatan untuk fitur pendeteksi sleep apnea ini

  • Waspadai Kolesterol Setelah Idul Adha, Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari

    Waspadai Kolesterol Setelah Idul Adha, Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari

    Jakarta

    Idul Adha identik dengan sajian lezat berbagai olahan daging, yang pastinya bikin was-was para pengidap kolesterol tinggi. Jika memang punya risiko, maka ada baiknya membatasi beberapa jenis makanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Pada individu yang sehat, menyantap makanan serba daging sebenarnya tidak masalah. Sistem metabolisme punya kemampuan untuk memilah nutrisi yang dibutuhkan tubuh, lalu membuang yang tidak diperlukan.

    Masalahnya, sistem ini tidak selalu berjalan sebagaimana diharapkan. Gangguan metabolisme membuat makanan serba enak yang tersaji di momen Idul Adha mudah sekali memicu peningkatan kolesterol dan asam urat.

    Dikutip dari Mayo Clinic, kolesterol adalah senyawa berlemak yang terdapat di seluruh tubuh. Kolesterol bisa diproduksi oleh tubuh sendiri, bisa juga bersumber dari makanan yang dikonsumsi.

    Sekurangnya ada dua jenis kolesterol yang penting untuk diketahui. High Density Lipoprotein (HDL) merupakan kolesterol yang membawa kelebihan lemak di dalam darah ke hati, untuk kemudian dipecah dan dibuang dari tubuh.

    Karena fungsinya tersebut, kalangan awam menyebut HDL dengan istilah ‘kolesterol baik’.

    Jenis lainnya adalah Low Density Lipoprotein (LDL), yakni kolesterol yang dapat menumpuk di dinding pembuluh darah. Penumpukan tersebut bisa memicu penyempitan, atau bahkan penyumbatan yang memicu stroke dan serangan jantung. Oleh karenanya, LDL dalam istilah awam disebut sebagai ‘kolesterol jahat’.

    Kadar kolesterol normal

    Dikutip dari Clevelandclinic, kadar normal kolesterol sebagai berikut:

    HDL: di atas 60 mg/dLLDL: di bawah 100 mg/dLKolesterol total: di bawah 200 mg/dL5 Makanan yang sebaiknya dihindari

    Untuk mencegah peningkatan kadar LDL setelah Idul Adha, ada baiknya membatasi asupan sebagai berikut:

    1. Torpedo

    Praktisi seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG dalam perbincangan dengan detikcom mewanti-wanti kaum pria yang suka berburu torpedo kambing. Terlebih jika punya riwayat kolesterol tinggi.

    “Jadi makan torpedo kambing itu sama dengan makan jeroan ya, jadi tau sendiri kadar lemak jahatnya tinggi,” pesan dr Boyke.

    2. Jeroan

    Sama seperti torpedo, jeroan atau organ dalam pada umumnya memang memiliki kandungan kolesterol yang tinggi. Spesialis jantung dr Yuri Afifah, SpJP mengingatkan, ada baiknya pilah-pilah jika menyantap daging kurban.

    “Jeroan nggak disarankan, jangan ya, itu tinggi kolesterol dan lemak juga,” katanya.

    3. Santan

    Sebenarnya, anggapan bahwa santan mengandung kolesterol adalah mitos karena kolesterol hanya diproduksi oleh hewan dan bukan dari tanaman. Namun demikian, konsumsi santan berlebih dapat memicu peningkatan kolesterol dalam tubuh.

    “Santan tidak mengandung kolesterol tetapi mengandung lemak jenuh yang apabila dimetabolisme di badan menyebabkan peningkatan LDL (low-density lipoprotein), itu salah satu fraksi kolesterol,” kata spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH.

    4. Kulit dan lemak

    Menurut spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, pengidap kolesterol tinggi sebaiknya menghindari bagian daging berlemak. Bagian perut serta dekat kulit termasuk yang perlu dihindari.

    5. Gorengan dan makanan cepat saji

    Memang bukan termasuk daging kurban, tetapi umumnya banyak disantap ketika mulai bosan dengan sajian serba daging. Hati-hati, junk food bisa mengganggu sistem metabolisme dan meningkatkan kolesterol.

    Bagaimana mengurangi kolesterol?

    Spesialis gizi klinis dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK menyarankan buah dan sayuran untuk mengimbangi asupan daging. Menurutnya, makanan berserat ini bisa mencegah kalap makan karena sifatnya membuat lambung cepat terasa penuh.

    “Serat dia juga bermanfaat untuk lebih mengontrol dari gula darah kita selain itu dia juga bisa membantu mengikat kolesterol,” jelasnya.

    Tidak kalah penting, asupan cairan juga harus dicukupi. Kurang cairan bukan cuma mengganggu sistem metabolisme, tapi juga bikin susah buang air besar (BAB) setelah makan daging.

    (up/up)

  • Tiap Kali Makan Ini, Kolesterol Saya Langsung Naik! Dokter Sarankan Ganti dengan Ini

    Tiap Kali Makan Ini, Kolesterol Saya Langsung Naik! Dokter Sarankan Ganti dengan Ini

    Jakarta

    Idul Adha merupakan salah satu momen yang besar untuk umat Islam. Warga biasanya memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat acara makan besar bersama dengan keluarga tercinta.

    Tapi, hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga asupan makanan selama Idul Adha tetap sehat dan kadar kolesterol terjaga. Hal ini penting mengingat makanan yang disediakan saat Idul Adha cenderung tinggi lemak dan kolesterol, misalnya gulai daging sapi atau sate kambing.

    Pengajar Departemen Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, dr Naufal Muharam Nurdin, MSi mengatakan menjaga pola makan saat lebaran memang cukup sulit. Menurutnya, makan-makanan seperti opor atau sate sebenarnya masih boleh saja dilakukan, asal tidak berlebihan. Penting juga untuk menjaga momen kebahagiaan selama libur Idul Adha bersama keluarga.

    Batasi Konsumsi Tinggi Lemak

    dr Naufal menuturkan kasus masalah kardiovaskular seperti stroke cenderung meningkat setelah lebaran. Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi gula, garam, dan lemak yang tidak terkontrol.

    Oleh karena itu, orang-orang dengan kondisi kolesterol tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan berlemak.

    Jangan lupa juga untuk membatasi asupan gula berlebih selama makan bersama. Terkadang, masalah kesehatan setelah Idul Adha justru muncul akibat terlalu banyak ngemil camilan, kue lebaran, atau minuman manis.

    “Penderita diabetes sebaiknya menghindari makanan manis sama sekali. Bagi yang memiliki kolesterol tinggi, atau hipertensi juga perlu membatasi makanan berlemak,” kata dr Naufal dikutip dari laman resmi IPB.

    Pakai Piring Kecil

    Jika ingin tetap mencicipi makanan khas Idul Adha, dr Naufal menyarankan penggunaan piring kecil. Cara ini dilakukan untuk membatasi asupan tinggi garam dan lemak yang masuk ke tubuh. Menurut dr Naufal, penggunaan piring besar seringkali membuat orang tidak sadar makan secara berlebihan.

    Selain itu, dr Naufal juga menyarankan pedoman ‘Isi Piringku’ ketika mencicipi makanan Idul Adha. Separuh piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan separuh sisanya dibagi antara karbohidrat dan lauk.

    Jangan Lupa Makan Buah

    dr Naufal juga sangat menyarankan konsumsi buah-buahan seperti pisang, apel, atau pir sebelum makan. Konsumsi buah-buahan yang tinggi serat membuat perut merasakan sensasi kenyang yang lebih lama.

    Langkah ini, menurut dr Naufal penting untuk mengurangi nafsu makan. Kandungan serat dalam buah-buahan juga membantu mengikat lemak.

    “Hal ini bisa membatasi kita mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Sebaiknya sajikan buah dan sayuran segar dalam bentuk salad sebagai alternatif makanan sehat saat lebaran,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Jakarta

    Kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi tubuh, terutama di bagian liver atau hati. Senyawa ini juga dapat ditemukan dalam makanan hewani, seperti daging dan telur.

    Ketika kadar kolesterol tinggi jarang sekali menunjukkan tanda atau gejala. Kadar kolesterol dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dL. Maka dari itu, siapa saja bisa mengalaminya.

    Kolesterol dibagi menjadi tiga, yakni:

    Kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) yang dapat terbentuk sebagai plak di sepanjang dinding arteri. Normalnya, target LDL ini kurang dari 100 mg/dL.Kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL), yang membawa HLD ke hati tempat kolesterol tersebut dikeluarkan dari tubuh. Idealnya, 60 mg/dL atau lebih tinggi.Trigliserida adalah jenis lemak dalam aliran darah. Kondisi yang optimal 150 mg/dL atau kurang dari itu.

    Saat kadar kolesterol tidak terkendali dengan baik, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, bahkan demensia. Biasanya, pasien akan dianjurkan untuk menjalani diet, mengonsumsi obat, hingga mengubah pola hidup seperti rajin olahraga.

    Berjalan kaki atau aktivitas fisik rutin lainnya terbukti memiliki efek positif pada kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Sebab, aktivitas fisik merangsang enzim tertentu dalam tubuh yang diperlukan untuk memindahkan kolesterol jahat dari darah, yang kemudian dapat mengalir ke pembuluh darah dan tersangkut.

    Dikutip dari Eating Well, kondisi ini dapat menyempitkan dinding pembuluh darah. Kolesterol diubah menjadi empedu untuk membantu pencernaan lemak atau dikeluarkan dari tubuh.

    Sebuah studi pada Juni 2022 di Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa olahraga teratur selama 12 minggu dapat membuat perbedaan yang signifikan. Jadi, olahraga sedang yang konsisten dapat membantu menurunkan LDL sekitar 5 hingga 7 persen dan meningkatkan HDL sekitar 6 hingga 11 pesen.

    Umumnya, 30 menit berjalan kaki secara rutin selama enam hari seminggu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Tetapi, tidak perlu dipaksakan, berikut cara terbaik jalan kaki untuk membantu menurunkan kolesterol:

    Minggu 1

    Senin: Jalan kaki 15 menit.Selasa: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 15 menit.Kamis: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Jumat: Jalan kaki 15 menit.Sabtu: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 2

    Senin: Jalan kaki 20 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Rabu: Jalan kaki 20 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Jumat: Jalan kaki 20 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 3

    Senin: Jalan kaki 25 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 25 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 25 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    Minggu 4

    Senin: Jalan kaki 30 menit.Selasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Rabu: Jalan kaki 30 menit.Kamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 30 menit.Sabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    (sao/kna)

  • Perluas Akses Layanan, Mayapada Hospital Jaksel Mulai Pembangunan Tower 3

    Perluas Akses Layanan, Mayapada Hospital Jaksel Mulai Pembangunan Tower 3

    Jakarta

    Mayapada Healthcare (PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk./IDX: SRAJ) resmi memulai pembangunan Tower 3 di kompleks Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS). Tower tersebut berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², dengan luas bangunan mencapai 110.209 m².

    President Commissioner Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir mengatakan pembangunan ini menegaskan komitmen berkelanjutan Mayapada Healthcare dalam memperluas akses layanan kesehatan premium berstandar internasional di Indonesia.

    “Dengan adanya penambahan gedung layanan baru, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, sebagai rumah sakit flagship milik Mayapada Healthcare, akan menjadi rumah sakit swasta terbesar dan terluas di Indonesia. Tak hanya itu, kami ingin membangun ekosistem medis yang tidak hanya unggul secara fisik, tetapi juga dari sisi keilmuan, teknologi, dan pelayanan,” ujar Jonathan dalam keterangan tertulis, Kamis (5/6/2025).

    Sementara itu, President Director & CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia menyampaikan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan merupakan fasilitas medis generasi baru yang dirancang untuk menjawab tantangan layanan kesehatan masa kini dan mendatang.

    Menurutnya, tower tersebut berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², dengan luas bangunan mencapai 110.209 m² yang terdiri dari 24 lantai dan 4 basement, serta dilengkapi area parkir berkapasitas 1.200 kendaraan. Struktur dan desain gedung juga dirancang fleksibel agar dapat menyesuaikan perkembangan teknologi dan kebutuhan klinis di masa depan.

    “Dengan hadirnya Tower 3, Tower 1 dan 2 kompleks Mayapada Hospital Jakarta Selatan akan direorganisasi menjadi sistem rumah sakit terintegrasi yang mengoptimalkan kekuatan masing-masing tower. Transformasi ini akan memungkinkan alur pasien yang lebih efisien, mempercepat waktu diagnosis hingga tindakan, dan menghadirkan pengalaman pasien yang seamless dan terkoordinasi di seluruh fasilitas,” kata Navin.

    Sebagai pusat layanan untuk penanganan kasus medis tingkat lanjut, Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan akan dilengkapi dengan sederet teknologi medis canggih. Di antaranya radioterapi Linear Accelerator (LINAC), teknologi diagnostik berbasis kedokteran nuklir seperti Digital PET Scan dan SPECT CT untuk kasus kanker, serta teknologi bedah non-invasif ZAP-X Radiosurgery untuk penanganan tumor otak.

    Selain itu, layanan bedah minimal invasif untuk kasus jantung juga diperkuat, termasuk penggunaan teknologi robotik untuk prosedur ortopedi, rehabilitasi medis bagi pasien stroke dan jantung, serta pemulihan pasca-operasi yang lebih efektif melalui personal hydrotherapy.

    Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno menilai kehadiran rumah sakit berteknologi canggih seperti Mayapada Hospital sangat krusial di tengah meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan modern.

    Dalam sambutannya saat seremoni peletakan batu pertama Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan, ia menyebut fasilitas kesehatan berstandar advanced kini menjadi kebutuhan mendesak untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan medis nasional.

    “Kita juga butuh rumah sakit yang advanced. Dengan teknologi robotik, AI, dan precision medicine. Semuanya itu sangat memungkinkan dengan kecerdasan AI dengan kecanggihan teknologi bioinformatic yang memungkinkan kita memberikan pelayanan presisi,” tuturnya.

    Ia juga menyoroti bahwa pengembangan rumah sakit dengan teknologi tinggi seperti Mayapada Hospital bisa menjadi langkah strategis untuk menekan angka pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri.

    Setiap tahunnya, hampir satu juta WNI tercatat mencari pengobatan di luar negeri dengan potensi kebocoran devisa hingga Rp200 triliun. Berdasarkan data Pemerintah Singapura, WNI merupakan kelompok pasien asing terbesar yang berobat ke Singapura.

    Menurutnya, kehadiran Mayapada Hospital tak hanya memperkuat sistem layanan kesehatan nasional, tetapi sekaligus mendorong Indonesia menjadi destinasi health tourism dan pusat pengembangan SDM unggul serta inovasi teknologi di bidang kesehatan.

    “Oleh karena itu, kami sangat berbahagia dengan kehadiran rumah sakit advanced seperti Mayapada Hospital hadir di Indonesia, hadir di Jakarta, membuat health tourism bukan ke luar negeri, tetapi health tourism masuk ke Indonesia,” jelasnya.

    Pengembangan Tower 3 juga ditujukan untuk mendukung peningkatan kompetensi para dokter ahli, spesialis, dan subspesialis melalui program transfer of knowledge. Salah satu mitra strategis dalam upaya ini adalah Apollo Hospitals India yang memiliki keahlian dalam tindakan medis lanjutan, termasuk transplantasi organ yang masih tergolong langka di Indonesia.

    Seiring dengan pembangunan Tower 3, Mayapada Hospital Jakarta Selatan juga akan memperluas layanan unggulan secara lebih terfokus dan komprehensif. Layanan tersebut meliputi Oncology Center, Cardiovascular Center, manajemen nyeri, transplantasi organ, layanan regeneratif dan genomik, IVF Center, serta fasilitas pendukung seperti ruang VIP dan International Lounge.

    Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM menuturkan perencanaan pengembangan infrastruktur dan layanan Mayapada Hospital Jakarta Selatan ini dilakukan secara matang.

    Bersama tim dokter multidisiplin, pihaknya telah dipercaya menangani lebih dari 75.000 layanan jantung, lebih dari 90.000 layanan saraf dan otak, serta lebih dari 75.000 layanan kanker, dengan total pertumbuhan layanan mencapai lebih dari 1 juta pasien.

    Selain terus mengadopsi teknologi canggih, Mayapada Hospital Jakarta Selatan mendukung penguatan keahlian, serta keterampilan dokter dan tenaga medis, dan mendorong kolaborasi antar dokter multidisiplin dan memberikan pelatihan bagi tim perawat agar semakin ahli dalam memberikan pelayanan bagi pasien.

    “Kami percaya bisa menghadirkan perawatan yang lebih advanced, terintegrasi, komprehensif, dengan tetap mengedepankan perawatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care). Seluruh layanan, kami berikan sesuai akreditasi Joint Commission International (JCI) yang telah kami raih, sebagai standar tertinggi dunia dan acuan mutu, untuk keselamatan dan pengalaman pasien (patient experience),” ujar dr. Fiktorius Kuludong, MM.

    Mayapada Healthcare terus mengembangkan teknologi medis canggih melalui kerja sama dengan berbagai mitra internasional, salah satunya Siemens Healthineers. Kerja sama ini menghadirkan teknologi diagnostik terbaru seperti PET CT dan SPECT CT dengan sistem pencitraan molekuler mutakhir, Biograph Trinion dan Symbia Pro.specta.

    Penandatanganan Collaboration Agreement antara President Commissioner Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir, dan Presiden Direktur Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer, dilakukan usai acara groundbreaking Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

    Kemitraan dengan Siemens Healthineers ini menjadi bagian dari upaya Mayapada Healthcare mengembangkan layanan Kedokteran Nuklir dan Teranostik guna memenuhi kebutuhan klinis di berbagai bidang, termasuk onkologi, kardiologi, dan neurologi.

    Hadirnya sistem Biograph Trinion dan Symbia Pro.specta memperkuat kemampuan klinis rumah sakit dengan memberikan hasil diagnosis yang lebih akurat, perawatan yang lebih presisi dan personal, serta meningkatkan efisiensi alur kerja klinis demi hasil terbaik bagi pasien.

    President Director Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer mengungkapkan pihaknya bangga dapat berkolaborasi dengan Mayapada Healthcare untuk memperluas akses terhadap layanan diagnostik kanker yang lebih akurat dan berkualitas tinggi di Indonesia.

    “Dengan teknologi yang kami hadirkan kiranya dapat membantu para klinis dalam mendeteksi sel kanker secara presisi dan menyeluruh. Kami mengapresiasi komitmen Mayapada Healthcare dalam menjaga standar mutu dan kualitas berkelas internasional secara konsisten. Melalui kolaborasi dengan Siemens Healthineers, akurasi diagnostik akan semakin optimal demi memberikan pelayanan terbaik bagi pasien,” jelas

    Kolaborasi dengan Siemens Healthineers menjadi wujud komitmen Mayapada Healthcare dalam menjaga standar layanan berkelas internasional. Selain pengadaan dan pengembangan teknologi, Mayapada juga aktif melakukan alih teknologi dan transfer pengetahuan melalui kerja sama dengan mitra global seperti National University Hospital Singapore (NUH), Apollo Hospitals India, dan institusi internasional lainnya.

    Saat ini, kolaborasi dengan Apollo Hospitals India terus berlanjut melalui Proctorship Program, Continuing Medical Education (CME), serta pemanfaatan teknologi terkini seperti Tele-Radiologi, E-ICU, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    (anl/ega)