Topik: stroke

  • Tanggapan Pramono soal temuan 62 persen ASN Jakarta alami obesitas

    Tanggapan Pramono soal temuan 62 persen ASN Jakarta alami obesitas

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memberikan tanggapan terkait temuan 62,09 persen aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI mengalami obesitas.

    “Pokoknya kalau obesitas, ikuti gubernurnya lah, supaya nggak obesitas. Gubernurnya tukang jalan, tukang sepeda-an, hidup sehat, walaupun bebannya banyak,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan hasil skrining kesehatan dimana sebanyak 62,09 ASN DKI Jakarta mengalami obesitas.

    Dari 62,09 persen ASN DKI Jakarta yang mengalami obesitas, 40,03 persen ASN diantaranya obesitas I dan obesitas II sebesar 22,06 persen.

    Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan kondisi ini menjadi perhatian serius karena berkaitan erat dengan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

    Setelah adanya temuan tersebut, Pramono menilai gaya hidup sehat harus menjadi bagian dari budaya kerja ASN khususnya di DKI Jakarta.

    Bukan hanya untuk menjaga penampilan, kata Pramono, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan publik.

    “Jadi saya meminta, kalau memang betul ada temuan itu, saya akan mulai mewajibkan untuk berolahraga,” kata Pramono.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selama ini telah mengampanyekan gaya hidup aktif melalui berbagai kegiatan seperti car free day (CFD) hingga fasilitas olahraga di kantor.

    Namun, Pramono menilai upaya tersebut belum sepenuhnya diterapkan secara disiplin oleh seluruh ASN. Untuk itu, Pramono berkomitmen untuk mendorong perubahan yang nyata di lingkungan kerja Pemprov DKI.

    Pramono mencontohkan gaya hidup pribadinya sebagai bentuk ajakan terbuka kepada para ASN.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Obesitas di kalangan ASN DKI jadi perhatian serius

    Obesitas di kalangan ASN DKI jadi perhatian serius

    Ilustrasi – Sparatur Sipil Negara (ASN) berolahraga bersama, Jakarta, Sabtu (19/7/2025). (ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta)

    Obesitas di kalangan ASN DKI jadi perhatian serius
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 20 Juli 2025 – 17:15 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan obesitas di kalangan ASN menjadi perhatian serius karena berkaitan dengan risiko penyakit tidak menular. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati dalam keterangan di Jakarta, Minggu, menyampaikan obesitas berkaitan erat dengan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, stroke dan jantung.

    Hal itu disampaikan berkaitan dengan hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09 persen obesitas. Dia merinci, dari 62,09 persen ASN yang obesitas, sebesar 40,03 persen masuk kategori obesitas tingkat I (indeks massa tubuh/IMT 30-40) dan 22,06 persen obesitas tingkat II (IMT 40,1-50).

    Adapun program skrining kesehatan tersebut dilakukan pada 2024 dan diikuti 9.936 ASN. Pemeriksaan mencakup pengukuran indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kebugaran jasmani dan kadar gula darah sewaktu. Selain kesehatan fisik, aspek kesehatan mental juga menjadi fokus.

    Berdasarkan pengukuran menggunakan alat SRQ-29 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15,03 persen ASN terindikasi memiliki potensi masalah kesehatan mental, mulai dari gejala emosional ringan hingga gangguan tidur.

    “Meski belum merupakan diagnosis medis, hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional,” kata Ani.

    Sementara itu, dari sisi kebugaran, hanya 9,6 persen ASN yang masuk kategori “baik” atau “baik sekali” berdasarkan uji “Rockport Walk Test” yang mengukur kebugaran jantung-paru. Mayoritas ASN berada pada kategori “cukup” hingga “kurang”, yang menandakan perlunya peningkatan aktivitas fisik di lingkungan kerja.

    Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen meningkatkan kesehatan ASN untuk menghadirkan pelayanan publik yang lebih optimal bagi masyarakat.

    Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui program Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia) yang mengampanyekan gaya hidup sehat. Program ini mengajak ASN dan masyarakat umum untuk berjalan kaki minimal 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.

    Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan risiko PTM seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker, sekaligus mendorong deteksi dini terhadap masalah psikologis yang kerap luput dari perhatian.

    “Kegiatan ini dirancang untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular sekaligus mendorong deteksi dini masalah psikologis yang sering kali tidak disadari,” ujar Ani.

    Melalui program Jakarta BERJAGA, Pemprov DKI berharap ASN dapat meningkatkan kebugaran fisik demi mendukung kinerja pelayanan publik. Untuk memotivasi ASN mencapai berat badan ideal, diluncurkan pula gerakan edukatif bertajuk “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu”.

    Pemprov juga menyiapkan Agen Perubahan (Agent of Change) PTM dan membuka layanan konseling kesehatan di kantor-kantor layanan publik. Di bidang kesehatan mental, layanan konsultasi daring JakCare diperluas sebagai bagian dari program prioritas Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno.

    Layanan ini menyediakan akses telekonsultasi yang gratis dan mudah dijangkau oleh ASN maupun masyarakat. Dari sisi regulasi, Pemprov DKI menguatkan upaya pengendalian PTM melalui Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2021 dan Instruksi Kepala Dinas Kesehatan Nomor 6 Tahun 2022.

    Kemudian, sebagai bentuk perluasan layanan promotif, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) kini juga dibuka untuk masyarakat umum.

    Sebanyak 44 Puskesmas dan 23 Puskesmas Pembantu disiagakan untuk melayani pemeriksaan kesehatan dasar secara menyeluruh.

    Sumber : Antara

  • Kaki Bengkak-Memar di Tangan Jadi Awal Masalah Pembuluh Darah Trump Terungkap

    Kaki Bengkak-Memar di Tangan Jadi Awal Masalah Pembuluh Darah Trump Terungkap

    Washington

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menderita masalah pembuluh darah kronis. Hal itu diumumkan Gedung Putih setelah foto-foto yang menunjukkan memar di tangan Trump beredar dan menimbulkan spekulasi selama berhari-hari.

    Dilansir BBC, Minggu (20/7/2025), Trump baru-baru ini juga mengalami pembengkakan di kakinya. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump telah menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk tes vaskular.

    Leavitt mengatakan tangan Trump yang memar sesuai dengan ‘kerusakan jaringan akibat sering berjabat tangan’ serta konsumsi aspirin, yang menurutnya merupakan bagian dari rejimen pencegahan kardiovaskular standar. Trump yang berusia 79 tahun sering menyebut kesehatannya baik dan pernah menggambarkan dirinya sebagai ‘presiden tersehat yang pernah hidup’.

    Leavitt menyebut pemeriksaan medis menunjukkan Trump mengalami masalah pembuluh darah yang disebut insufisiensi vena kronis. Kondisi itu terjadi ketika vena kaki gagal memompa darah ke jantung dan menyebabkannya mengumpul di tungkai bawah hingga dapat menjadi bengkak.

    Leavitt mengatakan tidak ada bukti trombosis vena dalam atau penyakit arteri. Dia juga menyebut semua hasil tes dalam batas normal.

    Menurut catatan dari dokter Gedung Putih, Sean Barbabella, kondisi yang dialami Trump disebut jinak dan umum terutama pada orang di atas usia 70 tahun. Pemeriksaan tambahan, katanya, menunjukkan tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik pada Trump. Secara keseluruhan, Trump disebut berada dalam ‘kondisi kesehatan yang sangat baik’.

    Asisten profesor bedah vaskular di University of Texas, Meryl Logan, mengatakan vena dan katup mendorong darah ke atas dan keluar dari kaki kembali ke jantung. Dia menyebut darah yang mengalir dari kaki ke jantung bergerak melawan gravitasi yang dapat mempersulit proses tersebut.

    Memar di Tangan yang Jadi Sorotan

    Kondisi kesehatan Trump menjadi sorotan usai para fotografer mengabadikan apa yang tampak seperti kaki Trump bengkak saat final Piala Dunia Antarklub FIFA di New Jersey pada 13 Juli lalu. Selain itu, ada juga foto-foto yang menunjukkan tangan Trump memar saat bertemu dengan Perdana Menteri Bahrain Salman bin Hamad bin Isa Al Khalifa di Gedung Putih.

    Memar di tangan Trump sebelumnya telah difoto saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada bulan Februari. Kakinya yang bengkak dan memar itu kemudian memicu spekulasi dan rumor daring bahwa Trump mungkin mengalami penyakit yang belum dipublikasikan.

    Setelah pemeriksaan fisik tahunan pada bulan April, Barbabella menulis bahwa Trump menunjukkan kesehatan kognitif dan fisik. Trump berusia 78 tahun tujuh bulan ketika ia dilantik untuk masa jabatan keduanya pada bulan Januari, menjadikannya presiden tertua yang pernah dilantik sebagai pemimpin AS.

    Para dokter mengatakan kepada BBC mereka setuju dengan penilaian Barbabella tentang insufisiensi vena kronis. Para ahli mengatakan risiko lain termasuk kelebihan berat badan, memiliki riwayat pembekuan darah, dan pekerjaan yang mengharuskan pasien berdiri dalam waktu lama juga dapat memicu masalah tersebut.

    Mengenakan stoking kompresi medis yang dibuat khusus dapat membantu mengatasi kondisi ini dan para ahli juga menyarankan pasien untuk meninggikan kaki mereka di malam hari. Insufisiensi vena kronis disebut hanya mempengaruhi bagian bawah tubuh, sehingga kondisi ini tidak terkait dengan memar yang terlihat di tangan presiden, yang memicu spekulasi dalam beberapa hari terakhir.

    Dokter presiden mengatakan memar tersebut merupakan akibat dari berjabat tangan dan efek samping dari penggunaan aspirin, obat yang dapat membantu mencegah serangan jantung, pembekuan darah, dan stroke.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sederet Pasien yang Koma Bertahun-tahun, Pangeran Alwaleed ‘Tidur’ 20 Tahun

    Sederet Pasien yang Koma Bertahun-tahun, Pangeran Alwaleed ‘Tidur’ 20 Tahun

    Jakarta

    Koma merupakan keadaan tidak sadar yang berkepanjangan yang membuat seseorang yang masih hidup, tetapi tidak dapat dibangunkan dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk cedera otak traumatis, stroke, atau penyakit lainnya.

    Ternyata, ada beberapa orang di dunia yang mengalami kondisi koma dalam waktu yang lama. Bahkan, kondisi itu terjadi selama puluhan tahun.

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa pasien yang ‘tidur’ terlama akibat koma:

    1. Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud

    Salah satu pasien yang mengalami koma terlama adalah Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud atau dikenal sebagai ‘Sleeping Prince’. Kondisi ini terjadi setelah ia kecelakaan lalu lintas, saat belajar sebagai kadet militer di London.

    Saat itu, ia baru berusia 15 tahun saat insiden itu terjadi pada 2005. Pangeran Al-Waleed mengalami cedera otak parah dan perdarahan internal dan koma hingga 20 tahun.

    Namun, putra sulung Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, mengumumkan kematian ‘Sleeping Prince’ dalam sebuah unggahan di X, Sabtu (19/7/2025).

    “Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Tuhan, serta dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami berduka atas putra tercinta kami, Pangeran Al-Waleed Bin Khalid Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud, semoga Tuhan mengasihaninya, yang meninggal dunia hari ini.”

    2. Edwarda O’Bara ‘Putri Salju yang Tertidur’

    Edwarda O’Bara dikenal sebagai ‘Putri Salju yang Tertidur’ di Amerika. Kehidupannya berubah tragis saat ia mengalami koma selama empat dekade saat remaja, tetapi tidak pernah bangun lagi.

    Dikutip dari The Sun, saat Edwarda berusia 16 tahun ia mengalami pneumonia. Tetapi, ia bereaksi buruk terhadap obat yang diberikan kepadanya.

    Orang tua Edwarda, Kaye dan Joye, mengatakan putrinya itu sempat terbangun dengan gemetar dan kesakitan yang luar biasa karena insulin oral yang ia konsumsi tidak mencapai aliran darahnya. Joye sempat mendapati kaki Edwarda dipenuhi ‘benjolan gula’ di bawah kulit.

    Edwarda menghabiskan 42 tahun tanpa sadarkan diri, sementara keluarganya berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya. Tetapi, sebelum koma Edwarda meninggalkan keluarganya dengan satu pesan terakhir yang akan mengubah hidup mereka.

    “Janji, ibu tidak akan meninggalkanku,” kata Edwarda sebelum koma.

    Edwarda akhirnya meninggal dunia pada 21 November 2012 di usia 59 tahun. Ribuan orang terus mengunjungi rumah O’Bara setelah kematiannya, yang memang tergerak karena kisah luar biasa tentang cinta dan komitmen yang tidak pernah pudar.

    3. Jean-Pierre Adams

    Mantan pesepakbola Prancis, Jean-Pierre Adams, meninggal dunia setelah 39 koma. Ia meninggal pada usia 73 tahun.

    Adams dirawat di rumah sakit untuk operasi lutut pada Maret 1982, tetapi tidak pernah sadar kembali setelah terjadi kesalahan dalam pemberian anestesi.

    Pada saat itu, Adams menjalani operasi untuk memperbaiki tendon yang rusak di lututnya. Kondisi itu dialaminya saat mengikuti kamp pelatihan, banyak staf di rumah sakit di Lyon mogok kerja, secara eksternal.

    Operasi tetap berjalan dengan ahli anestesi menangani delapan pasien, termasuk Adams, pada saat yang bersamaan. Adams diawasi oleh seorang peserta pelatihan.

    “Saya tidak mampu melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada saya,” tutur Adams yang dikutip dari BBC.

    Banyak kesalahan yang dilakukan antara ahli anestesi dan peserta pelatihan, menyebabkan Adams mengalami henti jantung dan kerusakan otak. Baru pada pertengahan 1990-an, ahli anestesi dan peserta pelatihan dihukum – hukuman percobaan satu bulan dan denda 750 euro atau sekitar 14 juta rupiah.

    Adams dipulangkan dari rumah sakit setelah 15 bulan dan dirawat di rumah di Nimes oleh istrinya, Bernadette, sejak saat itu. Selama empat dekade, ia menghabiskan hampir setiap hari merawat Jean-Pierre, mengganti pakaiannya, menyiapkan makanannya, tak pernah lupa memberinya hadiah, dan sering kali juga berbicara dengannya.

    Namun, Bernadette mengungkapkan bahwa rumah sakit tidak pernah meminta maaf atas kecelakaan yang selalu ia pikirkan setiap hari.

    4. Munira Abdulla

    Seorang wanita asal Uni Emirat Arab (UEA) yang mengalami luka parah dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1991 di Jerman. Beruntungnya, ia pulih setelah koma selama 27 tahun.

    Dikutip dari BBC, Abdulla yang pada saat 32 tahun mengalami kecelakaan hingga menyebabkan cedera otak parah. Mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan sebuah bus dalam perjalanannya menjemput putranya dari sekolah.

    Putranya, Omar Webair, yang saat digendong ibunya berhasil selamat tanpa cedera. Tetapi, Abdulla mengalami luka parah yang dirawat di rumah sakit di Jerman.

    Abdulla akhirnya dibawa ke rumah sakit, dan kemudian dipindahkan ke London. Di sana, dia dinyatakan dalam kondisi vegetatif atau tidak responsif, tetapi masih bisa merasakan sakit.

    Ia dikembalikan ke Al Ain, sebuah kota di UEA di perbatasan dengan Oman. Abdulla dipindahkan ke berbagai fasilitas medis sesuai dengan persyaratan asuransi.

    Abdulla tinggal di sana selama beberapa tahun, diberi makan melalui selang dan tetap hidup. Ia menjalani fisioterapi untuk memastikan otot-ototnya tidak melemah karena kurangnya gerakan.

    Sampai akhirnya, ia sadar dan menjadi lebih responsif. Abdulla bisa merasakan sakit dan berbicara.

    Namun, untuk bisa pulih ia harus menjalani fisioterapi dan rehabilitasi lebih lanjut. Terutama untuk memperbaiki postur tubuhnya saat duduk dan mencegah otot berkontraksi.

    5. Martha von Bulow

    Seorang pewaris di Amerika Serikat, Martha von Bulow, menghabiskan hampir tiga dekade dalam keadaan koma. Wanita yang dikenal sebagai Sunny itu ditemukan tak sadarkan diri di rumah besarnya di Rhode Island pada Desember 1980.

    Keluarga von Bulow sedang merayakan Natal tepat sebelum Natal tahun 1980 ketika Sunny von Bulow. Sunny yang saat itu berusia 48 tahun dan memiliki riwayat konsumsi narkoba, serta kebiasaan minum alkohol yang berlebihan jatuh sakit dalam keadaan linglung.

    Dikutip dari BBC News, dokter menyimpulkan bahwa Sunny menderita kerusakan otak yang membuatnya berada dalam ‘kondisi vegetatif persisten’. Meskipun ia tetap hidup melalui selang makanan dengan perkiraan biaya ratusan ribu dolar per tahun, Sunny von Bulow tidak pernah sadar kembali.

    Sampai akhirnya, Sunny meninggal dunia pada usia 76 tahun setelah dinyatakan koma selama 28 tahun.

  • Donald Trump Sakit Chronic Venous Insufficiency, Ketahuan gegara Kaki Bengkak

    Donald Trump Sakit Chronic Venous Insufficiency, Ketahuan gegara Kaki Bengkak

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump sakit chronic venous insufficiency atau insufisiensi vena kronis. Penyakitnya ini ketahuan setelah dia menjalani pemeriksaan imbas kakinya yang bengkak.

    Sekretaris pers Karoline Leavitt juga membahas memar di punggung tangan Trump, yang terlihat dalam foto-foto terbaru yang ditutupi riasan yang tidak sama persis dengan warna kulitnya. Ia mengatakan memar tersebut “konsisten” dengan iritasi akibat “sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin.” Trump mengonsumsi aspirin untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

    Leavitt tidak menyebutkan kapan Trump pertama kali menyadari pembengkakan di kaki bagian bawahnya. Sebagai bagian dari perawatan medis rutin presiden dan sebagai “tindakan pencegahan yang sangat hati-hati”, ia mengatakan Trump menjalani “pemeriksaan komprehensif” yang mencakup pemeriksaan pembuluh darah, ekstremitas bawah, dan ultrasonografi.

    Selain itu hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada bukti adanya trombosis vena dalam, sejenis bekuan darah atau penyakit arteri, yang dapat mencakup penyumbatan.

    Foto-foto Trump di final Piala Dunia Antarklub di New Jersey selama akhir pekan menunjukkan dia dengan pergelangan kaki yang terlihat bengkak, memicu spekulasi tentang penyebabnya.

    Kata pakar soal chronic venous insufficiency

    Perhimpunan Bedah Vaskular yang berbasis di AS mengatakan chronic venous insufficiency dapat menyebabkan rasa berat pada anggota tubuh yang terkena, serta pembengkakan dan nyeri. Dalam beberapa kasus, insufisiensi vena kronis juga dapat menyebabkan kram, kejang, dan ulkus kaki yang menyakitkan.

    “Insufisiensi vena kronis dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup, tetapi deteksi dan pengobatan dini dapat membuat perbedaan yang substansial,” ujar Joshua A. Beckman, MD, FAHA, mantan ketua Komite Penasihat Kesehatan Vaskular dan Dewan Ilmiah Penyakit Vaskular Perifer dari American Heart Association.

    Mengenakan stoking kompresi medis yang dibuat khusus dapat membantu mengatasi kondisi ini, dan para ahli juga menyarankan pasien untuk meninggikan kaki mereka di malam hari dan menggunakan losion.

    (kna/kna)

  • Ini Durasi Jalan Kaki yang Bisa Menurunkan Kolesterol

    Ini Durasi Jalan Kaki yang Bisa Menurunkan Kolesterol

    Jakarta

    Kolesterol tinggi seringkali tidak memunculkan gejala, tetapi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Selain mengatur pola makan, aktivitas fisik juga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein).

    Salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah jalan kaki. Tapi, berapa durasi jalan kaki yang harus dilakukan setiap harinya?

    Dikutip dari laman Eating Well, pelatih STRIDE Fitness di Lubbock, di Texas, Paizley Longino, mengatakan pola makan merupakan faktor penting dalam mengendalikan kolesterol tinggi, namun olahraga sederhana dan perubahan gaya hidup juga memiliki peran.

    Berjalan kaki atau aktivitas fisik rutin lainnya terbukti secara ilmiah memiliki efek positif terhadap kolesterol, kesehatan, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Aktivitas fisik ini merangsang enzim-enzim tertentu dalam tubuh yang diperlukan untuk mengeluarkan kolesterol jahat (LDL) dari darah. Kolesterol dapat menempel di dinding pembuluh darah dan menyebabkannya menyempit.

    “Berjalan kaki akan meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit serta potensi stroke sekarang dan di kemudian hari,” kata pelatih pribadi di Sheridan, Wyoming Erin Nitschke, Ed.D.

    Rutin berjalan kaki juga membantu meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu, berjalan kaki juga mampu meningkatkan pembentukan pembuluh darah kolateral, sehingga meningkatkan sirkulasi ke otak dan jantung.

    Longino dan Nitschke merancang program empat minggu dengan mempertimbangkan para pemula. Rutinitas jalan kaki hanya perlu dilakukan maksimal 30 menit per hari.

    Minggu pertama difokuskan untuk menemukan rutinitas dan membangun kebiasaan sehat. Program jalan kaki ini diselingi dengan peregangan.

    “Peregangan juga terbukti memiliki efek positif terhadap kolesterol dengan meningkatkan aliran darah dan melancarkan sirkulasi,” jelas Longino.

    “Hal ini juga dapat membantu mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat menurunkan kadar kolesterol,” kata Nitschke.

    Minggu Pertama

    Senin: Jalan kaki 15 menitSelasa: 15 menit peregangan, yoga, atau mobilitasRabu: Jalan kaki 15 menitKamis: 15 menit peregangan, yoga, atau mobilitasJumat: Jalan kaki 15 menitSabtu: 15 menit peregangan, yoga, atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Minggu Kedua

    Senin: Jalan kaki 20 menitSelasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga atau mobilitasRabu: Jalan kaki 20 menitKamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga atau mobilitasJumat: Jalan kaki 20 menitSabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Minggu ketiga

    Senin: Jalan kaki 25 menitSelasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasRabu: Jalan kaki 25 menitKamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasJumat: Jalan kaki 25 menitSabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Minggu keempat

    Senin: Jalan kaki 30 menitSelasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasRabu: Jalan kaki 30 menitKamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasJumat: Jalan kaki 30 menitSabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga atau mobilitasMinggu: Istirahat

    Hari istirahat bisa diubah sesuai keinginan. Jika ingin menambah tantangan, pertimbangkan untuk memilih tanjakan. Selain melakukan rutinitas ini, terapkan juga kebiasaan sehat lainnya seperti pola makan sehat, hindari rokok, dan menjaga asupan air putih yang cukup.

    (elk/kna)

  • Nenek Fatimah yang Dititip 4 Anaknya Kini Jalani Hidup Baru di Griya Lansia Malang, Tak Bisa Jalan Saat Dijemput
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 Juli 2025

    Nenek Fatimah yang Dititip 4 Anaknya Kini Jalani Hidup Baru di Griya Lansia Malang, Tak Bisa Jalan Saat Dijemput Surabaya 19 Juli 2025

    Nenek Fatimah yang Dititip 4 Anaknya Kini Jalani Hidup Baru di Griya Lansia Malang, Tak Bisa Jalan Saat Dijemput
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Siti Fatimah, perempuan
    lansia
    asal
    Surabaya
    yang diduga ditelantarkan anak-anaknya kini menjalani kehidupan yang baru di Griya
    Lansia
    , Kecamatan Wajak, Kabupaten
    Malang
    bersama 194 lansia lainnya.
    Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra memastikan akan merawat dengan baik Siti Fatimah seperti lansia lainnya.
    Ia mengatakan, Siti Fatimah saat ini mendapat pendampingan khusus dari petugas Griya Lansia, untuk beradaptasi dengan lingkungan Griya Lansia.
    “Selain itu, Ibu Siti Fatimah menderita stroke. Jadi tidak bisa jalan. Kalau pikirannya 100 persen normal, cuma fisiknya saja yang kurang karena stroke,” ungkap Arief melalui sambungan telepon, Jumat (18/7/2025).
    Keempat anak Siti Fatimah, yakni Lukman Arif, Faisal, Warda, dan Robet menitipkannya ke Griya karena tak sanggup lagi merawat. 
    Ketiga anaknya merantau ke luar jawa, dan selama ini Fatimah hidup dengan anak keduanya.
    “Ketiga anaknya itu tidak mau tahu,” kata Arief. 
    Arief menceritakan, Siti Fatimah sempat ditelantarkan di depan salah satu indekos di Surabaya.
    Salah satu tetangganya yang menemukan lalu menghubungi Arief Camra dan merekomendasikan untuk dirawat di Griya Lansia.
    “Saat itu dengan tegas saya tolak. Karena sebenarnya Griya Lansia ini kan tidak merawat lansia yang masih memiliki keluarga, tapi hanya merawat lansia yang terlantar,” katanya. 
    Namun, keesokan harinya, salah satu anaknya kembali menelepon dan kekeh minta tolong agar mau merawat ibunya.
    Alhasil, Arief memberi syarat khusus kepada anaknya, apabila nanti Griya Lansia merawat ibunya, maka anaknya tidak boleh menjenguk sama sekali.
    Selain itu, apabila meninggal, pihak Griya Lansia tidak berkewajiban mengabari anak-anaknya.
    “Syarat itu saya berikan dengan harapan anaknya urung menyerahkan ibunya kepada kami, dan kembali merawat sendiri. Tapi tak disangka anaknya menerima syarat tersebut,” ujar Arief.
    Selanjutnya, Arief meminta anak Siti Fatimah untuk menandatangani surat pernyataan di atas materai, sekaligus kembali menegaskan kepada anaknya apakah keputusan untuk menitipkan ibunya ke Griya Lansia sudah bulat. Anak itu pun mengiyakan.
    “Termasuk saya juga menyampaikan bahwa akan mengunggah konten proses serah terima tersebut, dan meminta anaknya tidak menyalahkan jika timbul polemik di media sosial. Anaknya pun mengiyakan,” kata Arief. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    JAKARTA – Pola makan memiliki peranan penting dalam kesehatan tubuh, terlebih seiring bertambahnya usia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Hipertensi yang muncul pada usia 30an dapat terjadi karena pola makan yang buruk. Berikut beberapa kebiasaan makan yang dapat picu risiko hipertensi di usia 30an, yang sebaiknya Anda hentika jika sering melakukannya.

    1. Konsumsi makanan olahan

    Dikutip dari WebMD, pada Jumat, 18 Juli 2025, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.

    Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, hingga protein rendah lemak.

    2. Melewat sarapan

    Kebiasaan melewatkan sarapan juga dapat memicu hipertensi di usia 30an. Tidak sarapan terbukti meningkatkan kortisol, yang merupakan hormon stres utama.

    Lonjakan kortisol yang secara teratur terjadi bisa menyebabkan peningkatan sistem sindrom metabolik, yakni sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, hingga stroke.

    3. Konsumsi banyak gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat meningaktkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkakan tekanan darah atau hipertensi. Gula tambahan dalam minuman ringan dapat memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    4. Tidak mengonsumsi kalium yang cukup

    Kalium membantu tubuh untuk mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Jika kadar kalium dalam tubuh rendah, maka bisa menyebabkan retensi cairan yang pada akhirnya berisiko tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” kata Wakil Ketua Kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD.

    Oleh karena itu, usahakan untuk mengonsumsi 3.500 sampai 5.000 mg kalium per hari. Beberapa makanan tinggi kalium yang bisa dikonsumsi adalah sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

  • Awas! Diabetes Bisa Diam-diam Mengancam, Kenali Penyebab & Pemicunya

    Awas! Diabetes Bisa Diam-diam Mengancam, Kenali Penyebab & Pemicunya

    Jakarta

    Penyakit gula atau diabetes melitus adalah kondisi ketika kadar gula darah terlalu tinggi karena tubuh kekurangan atau tidak dapat menggunakan insulin (hormon pengatur gula darah). Gejalanya sering tidak disadari, sehingga pencegahan perlu dimulai dengan memahami penyebabnya dan mulai menyadari pentingnya deteksi dini untuk menghentikan perkembangan diabetes lebih awal.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES menjelaskan diabetes biasanya diawali dengan fase prediabetes.

    “Pada tahap ini, kadar gula darah sudah di atas normal tetapi belum dikatakan diabetes. Meski belum berbahaya, prediabetes adalah sinyal peringatan karena ada risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan harus dicegah,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).

    Berdasarkan standar medis, seseorang dikatakan prediabetes jika hasil HbA1c (rata-rata gula darah 3 bulan terakhir) berada di antara 5,7% hingga 6,4%, atau gula darah puasa (GDP) berkisar 100-125 mg/dL. Sedangkan, seseorang dikategorikan diabetes bila HbA1c ≥ 6,5% atau gula darah puasa ≥ 126 mg/dL.

    “Gaya hidup sering jadi penyebab yang tak disadari, seperti pola makan tinggi gula, konsumsi nasi putih berlebihan, kurang aktivitas fisik, hingga obesitas yang erat kaitannya dengan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, faktor stres kronis dan kurang tidur juga bisa mengganggu keseimbangan gula darah dan hormon yang memperparah risiko metabolik,” jelas dr. Roy.

    Ia juga menambahkan bahwa faktor genetik turut berperan. Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat diabetes, risikonya bisa meningkat hingga 2-6 kali lipat. Bahkan, diabetes dapat muncul di usia muda, dan risikonya akan semakin tinggi seiring bertambahnya usia.

    Jika tidak dicegah dan dikendalikan dengan baik, faktor-faktor pemicu ini dapat meningkatkan risiko diabetes yang lebih serius.

    “Diabetes adalah mother of all diseases yang dapat memicu berbagai komplikasi berat seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal kronis, gangguan penglihatan hingga kebutaan, serta luka yang sulit sembuh yang bisa berujung pada amputasi,” ungkap dr. Roy.

    Langkah pencegahan diabetes bisa dimulai dengan menjaga kadar gula darah melalui pemeriksaan gula darah yang bisa dilakukan secara GRATIS di Sugar Clinic Mayapada Hospital termasuk skrining risiko prediabetes atau diabetes dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Sugar Clinic ini tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Kuningan, Tangerang, Surabaya, dan Bandung.

    Untuk informasi layanan Sugar Clinic, Anda dapat menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Penerapan gaya hidup sehat juga dapat dipantau lewat MyCare melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, footsteps, jumlah kalori terbakar, dan BMI.

    Informasi kesehatan dan berbagai promo layanan dapat ditemui dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Unduh MyCare sekarang, dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (mayapada/sls)

  • BPOM RI RIlis Daftar Baru 15 Obat Tradisional Berbahaya, Picu Serangan Jantung-Stroke

    BPOM RI RIlis Daftar Baru 15 Obat Tradisional Berbahaya, Picu Serangan Jantung-Stroke

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) kembali menemukan obat tradisional atau obat bahan alam (OBA) ‘dioplos’ bahan kimia obat. Sepanjang Juni 2025, ada 15 produk obat tradisional yang mengandung OBA, berisiko memicu masalah kesehatan pada jantung hingga gangguan ginjal.

    BPOM RI melakukan pengujian kandungan 15 obat tradisional berbahaya tersebut di laboratorium. Hasil pemeriksaan menunjukkan produk-produk ini didominasi kandungan sildenafil sitrat.

    Sildenafil sitrat merupakan zat aktif dalam obat keras yang umumnya digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi. Daftar produk-produk OBA mengandung BKO yang ditemukan BPOM selama periode pengawasan bulan Juni 2025 adalah sebagai berikut:

    Bubalus: mengandung nortadalafil, nomor izin edar sudah dibatalkan.Linzi Don Mai Dan: mengandung klorfeniramin maleat, produk diedarkan secara ilegal.Sultan: produk mengandung deksametason dan parasetamol, dijual secara ilegal serta mencantumkan nomor izin edar fiktif.Raja jahanam: mengandung deksametason dan parasetamol, ilegal, dan nomor izin edar fiktif.Kapsul tradisional spontan: mengandung parasetamol, ilegal, dengan nomor izin edar fiktif.Daun mujarab: mengandung natrium diklofenak, ilegal, serta nomor izin edar fiktif.Pusaka Dayak X-tra Strong: mengandung sildenafil sitrat, produk dinyatakan ilegal.New Gali-gali: produk mengandung sildenafil sitrat, ilegal, dengan mencantumkan nomor izin eda fiktif.New Urat Kuda Formula Plus: mengandung sildenafil sitrat dan produk dipastikan ilegal.Sari Daun Kelor: mengandung parasetamol, dan produk ilegal.Slim Ty: mengandung sibutramin HCI, produk juga dipastikan ilegal.Kopi cleng: produk dioplos oleh kandungan sildenafil sitrat, juga dipastikan ilegal.Kopi Arab Platinum: mengandung sildenafil sitrat dan mencantumkan nomor izin edar fiktif.Madu Kuat: mengandung sildenafil sitrat serta tadalafil. Produk juga dinyatakan ilegal dengan mencantumkan nomor izin edar fiktif.Surya Sehat Jawa Dwipa 2: produk ilegal, nomor izin edar fiktif, serta positif mengandung kafein dan parasetamol.

    Bahaya Obat Herbal yang ‘Dioplos’

    Obat yang sengaja ‘dioplos’ bahan kimia obat demi efek yang lebih terasa, bisa memicu masalah serius. Pasalnya, kandungan obat keras tersebut hanya boleh digunakan dengan resep dokter.

    Sederet dampak yang bisa muncul saat mengonsumsi obat tradisional ‘oplosan’ bahan kimia obat meliputi:

    nyeri dadajantung berdebarpenurunan tekanan darah drastisstrokeserangan jantung.

    Risikonya tentu meningkat pada mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit tersebut atau kelompok orang dengan kebiasaan konsumsi obat tertentu.

    “Temuan ini menunjukkan produsen ilegal sengaja mencampurkan BKO untuk memberikan efek instan yang menyesatkan. Mereka tidak peduli terhadap dampak jangka panjang bagi konsumen,” beber Taruna dalam keterangan resminya, Jumat (18/7/2025).

    Taruna mewanti-wanti masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih obat tradisional yang beredar lantaran ‘modus’ penjualan semakin bervariasi. Mulai dari produk yang dijual secara online hingga jalur distribusi tersembunyi.

    Utamanya bagi suplemen yang diyakini bisa mendongkrak stamina pria. Selain itu, adapula obat herbal yang diklaim ampuh untuk menurunkan berat badan, padahal efek yang terjadi secara instan membahayakan organ tubuh.

    “Kami mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas. Jangan mudah tergiur oleh janji khasiat instan atau promosi yang menyesatkan. Kesehatan adalah aset paling berharga. Mari kita lindungi diri dan keluarga dengan hanya mengonsumsi produk yang legal, aman, dan berkualitas,” tutup Taruna.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)