Topik: stroke

  • Pengakuan Pria Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Durian dalam Sehari

    Pengakuan Pria Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Durian dalam Sehari

    Jakarta

    Seorang musisi di Malaysia, Mohd Shah Rosli, menceritakan pengalamannya saat mengalami stroke. Insiden itu terjadi pada Juli 2025.

    Menurut laporan Harian Metro, pria yang dikenal bernama Dino terkena stroke hingga bagian kanan tubuhnya mendadak lumpuh.

    “Sebelum mengalami stroke sekitar sebulan yang lalu, saya makan 7 buah durian sendiri dalam sehari. Keesokan harinya, saat bekerja, saya tiba-tiba pingsan,” kata pria 50 tahun itu, dikutip dari World of Buzz.

    Dino ini sangat suka makan durian. Setiap musim durian tiba, dia pasti akan membeli durian untuk dimakan. Saat mengalami stroke, ia meyakini salah satu pemicunya adalah durian.

    “Jadi, saat saya terkena stroke, saya tidak menutup kemungkinan bahwa itu mungkin ada hubungannya dengan pola makan saya. Saya juga suka makan-makanan yang manis. Bahkan, setelah dibawa ke dokter, bahkan saat saya berbicara, mulut saya masih berbau durian,” terangnya.

    Ternyata, selain suka dengan buah durian, Dino merupakan perokok berat sejak muda. Itu mungkin menjadi salah satu pemicu stroke lain yang dialaminya.

    Efek Kebanyakan Makan Durian

    Dikutip dari Hong Kong Adventist Hospital, durian memiliki kandungan gula yang tinggi. Hal ini dapat memberikan beban yang sangat berat pada jantung, meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah atau aritmia, hingga kematian mendadak akibat penyakit jantung.

    Selain itu, beberapa orang tidak cocok mengonsumsi durian. Buah ini dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit dalam kasus ringan, dan dalam kasus berat dapat mengancam jiwa.

    1. Pasien dengan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

    Durian merupakan salah satu buah dengan kandungan karbohidrat dan lemak tertinggi, sehinga kandungan kalorinya juga termasuk yang tertinggi di antara buah-buahan lainnya.

    Konsumsi durian yang terlalu sering atau berlebihan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Bahkan pada kasus yang berat, efek dari durian dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah hingga menyebabkan stroke.

    2. Pasien diabetes

    Durian memiliki kandungan gula yang tinggi dan termasuk buah dengan indeks glikemik tinggi, yang dapat dengan mudah mempengaruhi kadar gula darah. Pasien diabetes sebaiknya menghindari konsumsi durian.

    3. Pasien dengan penyakit ginjal atau gangguan fungsi ginjal

    Durian kaya akan kalium, tetapi orang dengan gangguan fungsi ginjal tidak dapat membuang kelebihan kalium secara efektif. Oleh karena itu, mereka yang memiliki masalah tersebut harus berhati-hati dalam mengonsumsi durian.

    4. Orang dengan penyakit kulit

    Jika kondisi tubuh cenderung ‘panas’, seperti sensitif terhadap panas, rentan sembelit, mulut kering, lebih suka panas daripada dingin, atau mengalami gatal-gatal hingga jerawat perlu menghindari konsumsi durian. Sebab, buah ini dapat meningkatkan sekresi histamin, yang menyebabkan kulit sensitif dan gatal.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Bruce Willis Sakit Apa? Mengenal Afasia dan Demensia Frontotemporal yang Diidapnya

    Bruce Willis Sakit Apa? Mengenal Afasia dan Demensia Frontotemporal yang Diidapnya

    Jakarta

    Aktor Bruce Willis (70) telah vakum dari dunia perfilman dalam beberapa tahun terakhir. Keputusan ini diambil setelah ia didiagnosis mengidap afasia dan demensia frontotemporal.

    Pada tahun 2022, gejala awal yang dialami oleh Bruce adalah kesulitan berkomunikasi. Sang istri yang bernama Emma Heming Willis mengira itu berkaitan dengan masalah gagap yang pernah dialami Bruce semasa kecil. Bruce juga sempat mengalami gangguan pendengaran yang saat itu dikira akibat syuting film laga.

    “Ketika bahasanya mulai berubah, saya pikir itu hanya bagian dari gagap, itu hanya Bruce. Tak pernah terbayangkan bahwa itu adalah bentuk demensia pada seseorang yang masih tergolong muda,” cerita Emma, dikutip dari Today, Senin (4/8/2025).

    Pada saat itu, Bruce didiagnosis mengidap afasia, kondisi yang membuat kemampuan berbicara menjadi sulit. Lalu, setahun kemudian, pihak keluarga mengumumkan Bruce mengalami kondisi demensia frontotemporal.

    Berbeda dengan jenis demensia lain yang memengaruhi ingatan, demensia yang dialami Bruce lebih memengaruhi komunikasi dan perilaku.

    Secara umum, kondisi Bruce Willis saat ini sangat stabil. Namun, sang anak, Rumer Willis, sempat mengungkapkan kesedihannya karena tidak bisa berkomunikasi dengan ayahnya sebaik seperti dulu lagi.

    “Aku berharap bisa bertanya lebih banyak ketika kamu masih bisa menjawab. Tapi aku tahu kamu tak ingin aku bersedih, jadi aku akan mencoba bersyukur karena kamu masih ada untuk kupeluk, kucium, dan kuceritakan kisah,” curhat Rumer Willis.

    Apa Itu Afasia dan Demensia Frontotemporal?

    Afasia dan demensia frontotemporal sebenarnya merupakan dua masalah kesehatan berbeda. Namun, keduanya bisa saja saling berkaitan.

    Afasia

    Dikutip dari Mayo Clinic, afasia adalah gangguan yang memengaruhi cara orang berkomunikasi. Kondisi ini dapat menurunkan kemampuan berbicara, menulis, serta memahami bahasa lisan, maupun tulisan.

    Afasia biasanya muncul tiba-tiba, setelah seseorang mengalami stroke atau cedera kepala. Afasia juga bisa berkembang secara bertahap, akibat tumor otak yang tumbuh lambat atau penyakit degeneratif yang merusak otak secara progresif dan permanen.

    Gejala Afasia

    Seseorang yang mengalami afasia bisa memunculkan gejala seperti:

    Berbicara dalam kalimat yang pendek atau tidak lengkap.Mengucapkan kalimat yang tidak masuk akal.Menukar satu kata atau suara dengan kata/suara lain.Mengucapkan kata-kata yang tidak dikenali.Kesulitan menemukan kata yang tepat.Tidak memahami percakapan orang lain.Tidak memahami apa yang dibaca.Menulis kalimat yang tidak logis.Penyebab Afasia

    Penyebab paling umum adalah kerusakan otak akibat stroke, yaitu penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Kehilangan aliran darah menyebabkan kematian atau kerusakan sel otak di area yang mengatur bahasa.

    Kerusakan otak akibat cedera kepala berat, tumor, infeksi, atau proses degeneratif juga dapat menyebabkan afasia. Dalam kasus seperti ini, afasia sering disertai dengan masalah kognitif lainnya, seperti gangguan memori atau kebingungan.

    Demensia Frontotemporal

    Demensia frontotemporal adalah istilah umum yang merujuk sekelompok penyakit otak yang memengaruhi lobus frontal dan temporal otak, yang memengaruhi kepribadian, perilaku, dan bahasa. Lobus orang dengan kondisi ini biasanya mengalami penyusutan.

    Gejala Demensia Frontotemporal

    Gejala demensia frontotemporal terbagi menjadi perubahan perilaku, komunikasi, dan motorik. Untuk perubahan perilaku meliputi:

    Semakin sering bersikap tidak pantas secara sosial.Kehilangan empati dan kemampuan bersosialisasi, misalnya tidak peka terhadap perasaan orang lain.Kurangnya penilaian yang baik.Kehilangan kontrol diri.Kehilangan minat (apatis), yang sering disangka sebagai depresi.Perilaku kompulsif, seperti mengetuk-ngetuk, bertepuk tangan, atau membunyikan bibir berulang kali.Penurunan kebersihan pribadi.Perubahan pola makan, seperti makan berlebihan atau menyukai makanan manis dan tinggi karbohidrat.Makan benda-benda asing.

    Beberapa subtipe dari demensia frontotemporal menyebabkan perubahan pada kemampuan berbahasa atau hilangnya kemampuan bicara. Subtipe-subtipe tersebut meliputi primary progressive afasia (penurunan kemampuan berbahasa), semantic dementia (penurunan pemahaman kata), dan progressive agrammatic afasia (penurunan kemampuan penyusunan kata).

    Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti:

    Sulit menggunakan dan memahami bahasa tertulis dan lisan.Sulit Menyebut nama benda.Tidak mengerti makna kata-kata.Ucapan terputus-putus.Kesalahan penyusunan kalimat.

    Subtipe demensia frontotemporal yang jarang dapat memicu masalah motorik seperti:

    Tremor (gemetar).Kekakuan otot (rigiditas).Kejang atau kedutan otot.Koordinasi tubuh yang buruk.Kesulitan menelan.Kelemahan otot.Tertawa atau menangis yang tidak sesuai konteks.Sering terjatuh atau kesulitan berjalan.Penyebab Demensia Frontotemporal

    Orang dengan demensia frontotemporal mengalami penyusutan lobus frontal dan temporal otak, serta ada zat-zat tertentu menumpuk di otak. Penyebab pasti dari perubahan ini biasanya tidak diketahui.

    Beberapa perubahan genetik telah dikaitkan dengan kondisi ini. Namun, lebih dari setengah kasus demensia frontotemporal terjadi tanpa riwayat demensia keluarga. Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk memahami hubungan antara kedua kondisi ini.

    Intinya, afasia merupakan salah satu gejala dari demensia frontotemporal. Pada kondisi ini, kerusakan otak secara bertahap memengaruhi kemampuan berbahasa, baik dalam memahami maupun menggunakan kata.

    (avk/suc)

  • Pengidap Autoimun Minta MK Tetapkan Sakit Kronis Masuk Kategori Disabilitas

    Pengidap Autoimun Minta MK Tetapkan Sakit Kronis Masuk Kategori Disabilitas

    Jakarta

    Pasal yang mengatur pengertian penyandang disabilitas dalam Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pemohon meminta MK mengubah pasal itu dan menetapkan pengidap penyakit kronis sebagai penyandang disabilitas.

    Dilihat dari situs resmi MK, Rabu (6/8/2025), gugatan nomor 130/PUU-XXIII/2025 itu diajukan oleh Raissa Fatikha dan Deanda Dewindaru. Mereka menggugat pasal 1 angka 1, pasal 4 ayat (1), dan penjelasan pasal 4 ayat (1) UU Penyandang Disabilitas.

    Berikut petitum para pemohon:

    1. Menyatakan Pasal 1 angka 1 UU Penyandang Disabilitas bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai: ‘Penyandang disabilitas merupakan setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, sensorik, dan/atau penyakit kronis dalam jangka waktu yang lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak’

    2. Menyatakan Pasal 4 ayat (1) UU Penyandang Disabilitas bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai: Ragam Penyandang Disabilitas meliputi:
    a. Penyandang Disabilitas fisik;
    b. Penyandang Disabilitas intelektual;
    c. Penyandang Disabilitas mental;
    d. Penyandang Disabilitas sensorik dan/atau;
    e. Penyandang Disabilitas penyakit kronis.

    3. Menyatakan penjelasan Pasal 4 ayat (1) bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai:
    Huruf a
    Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas fisik” adalah terganggunya fungsi gerak, antara lain amputasi, lumpuh layuh atau kaku, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat stroke, akibat kusta, dan orang kecil.

    Huruf b
    Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas intelektual” adalah terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain lambat belajar, disabilitas grahita dan down syndrom.

    Huruf c
    Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas mental” adalah terganggunya fungsi pikir, emosi, dan perilaku, antara lain:
    a. psikososial di antaranya skizofrenia, bipolar, depresi, anxietas, dan gangguan kepribadian; dan
    b. disabilitas perkembangan yang berpengaruh pada kemampuan interaksi sosial di antaranya autis dan hiperaktif.

    Huruf d
    Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas sensorik” adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas rungu, dan/atau disabilitas wicara.

    Huruf e
    Yang dimaksud “Penyandang Disabilitas penyakit kronis” adalah orang dengan penyakit kronis yang menyebabkan terganggunya fungsi kemampuan fisik dan lainnya (namun tidak terbatas pada) seperti kemampuan mental dalam waktu lama (baik terus-menerus maupun fluktuatif) serta mengalami hambatan atau kesulitan dalam aktivitas sehari-hari secara signifikan seperti/mencakup aktivitas merawat diri, tugas domestik, pekerjaan, mobilitas, interaksi sosial, maupun aktivitas lainnya yang menjadi keseharian utama individu.

    Alasan Permohonan

    Pemohon I, Raissa Fatikha, mengatakan dirinya merupakan pengidap penyakit saraf/nyeri kronis Thoracic Outlet Syndrome sejak tahun 2015. Dia mengatakan penyakitnya itu membuat dirinya merasakan nyeri terus menerus di bagian tangan kanan, pundak dan dada kanan atas sehingga menyebabkan keterbatasan fungsi tangan kanan.

    Raissa mengatakan dirinya kesulitan mendapatkan hak seperti akomodasi dan aksesibilitas yang layak karena tak tercatat sebagai penyandang disabilitas. Dia mengatakan dirinya juga mengalami kesulitan saat menjalani pendidikan profesi psikologi karena tak ada fasilitas yang mempermudah dirinya beraktivitas. Dia juga mengaku tak bisa mendaftar sebagai penumpang prioritas di transportasi umum meski mengalami keterbatasan dalam gerak akibat penyakit saraf tersebut.

    “Pemohon I merasa kesulitan untuk mendapatkan Akomodasi yang Layak dan Aksesibilitas di kampus, seperti (1) pada proses seleksi/ujian masuk, terpaksa harus menulis untuk menjawab pertanyaan esai dan (2) mendapatkan pengajaran di ruang kelas pada gedung yang tidak tersedia lift,” ujarnya.

    Sementara, pemohon II Deanda mengatakan dirinya merupakan pengidap autoimun guillain-barre syndrome sejak tahun 2022. Dia mengatakan penyakit itu membuat dirinya mengalami letih terus menerus sehingga tak maksimal dalam menjalankan aktivitasnya.

    Dia mengatakan dirinya akan kesulitan berjalan jika kondisi tubuhnya memburuk. Meski mengalami keterbatasan gerak, Deanda mengatakan dirinya tak bisa mendapatkan akomodasi atau fasilitas seperti penyandang disabilitas karena penyakitnya bukan termasuk kategori disabilitas.

    “Bahwa dalam melamar pekerjaan CPNS, pemohon II tidak dapat mengisi formasi disabilitas dikarenakan tidak tergolong dalam kategori disabilitas sehingga pemohon II melamar dalam formasi umum Kemendiktisaintek,” ujarnya.

    Pemohon juga mengatakan para pengidap penyakit kronis rentan mendapat tindakan diskriminatif. Mereka menyebut memasukkan pengidap penyakit kronis ke dalam UU Penyandang Disabilitas bakal memberi perlindungan serta pencegahan tindakan diskriminatif.

    “Dalam dunia kerja, orang dengan penyakit kronis juga mengalami tantangan untuk mendapatkan pengakuan akan aksesibilitas dan akomodasi yang Layak. Namun, hal demikian dapat diantisipasi apabila orang dengan penyakit kronis tergolong sebagai disabilitas,” ujarnya.

    Pemohon mengatakan, jika penyakit kronis digolongkan sebagai penyandang disabilitas, maka dapat mencegah orang dengan penyakit kronis terdampak aturan yang diskriminatif seperti syarat ‘sehat jasmani dan rohani’ yang sering ditemukan dalam syarat penerimaan kerja. Selain itu, katanya, pengakuan penyakit kronis sebagai disabilitas dapat mengakui perlindungan bagi orang dengan penyakit kronis ketika kembali bekerja usai menjalani pengobatan intensif.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/zap)

  • Lagi Viral Jalan Kaki 6-6-6, Ini Saran Dokter Buat yang Mau Cobain

    Lagi Viral Jalan Kaki 6-6-6, Ini Saran Dokter Buat yang Mau Cobain

    Jakarta

    Tren olahraga berjalan kaki dengan metode 6-6-6 populer di media sosial. Meski dianggap sebagai cara sederhana untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan, ternyata ada kelompok tertentu yang tidak disarankan untuk langsung mengikuti tren ini.

    Metode 6-6-6 adalah program berjalan kaki yang dianggap sederhana dan efektif untuk membantu menurunkan berat badan serta mengurangi stres. Tren ini dilakukan dengan berjalan kaki selama 60 menit sebanyak tiga hari dalam seminggu, yang bisa dimulai pada pukul 6.00 pagi atau 6.00 sore.

    “48 menit di antaranya harus dilakukan dengan ‘kecepatan tinggi’ atau zona 2. Ini berfungsi untuk meningkatkan detak jantung dan menantang sistem kardiovaskular,” jelas dokter intervensi nyeri dan pengobatan regeneratif di DISC Sports and Spine Center di Encino, California, AS, Dr Raj Desai, MD kepada Everyday Health.

    Dr Desai sendiri sangat mendukung olahraga dan jalan kaki secara teratur karena memiliki banyak manfaat, seperti:

    Menjaga berat badan yang sehat.Mengurangi lemak tubuh.Menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kanker, dan diabetes tipe 2.Meningkatkan kebugaran kardiovaskular.Meningkatkan kekuatan tulang dan otot.Meningkatkan energi.Memperkuat sistem kekebalan tubuh.Meminimalkan stres.Meningkatkan suasana hati.

    Saran Dokter Buat yang Mau Coba Jalan Kaki 6-6-6

    Meskipun memiliki banyak manfaat, ada beberapa orang yang perlu berhati-hati sebelum langsung melakukan tren 6-6-6 ini. Hukuman ini tidak disarankan bagi mereka yang baru pertama kali berolahraga atau tidak pernah berolahraga secara teratur.

    Langsung berjalan kaki selama 60 menit bisa jadi terlalu berat. Oleh karena itu, bagi pemula, disarankan untuk memulainya dengan beban yang lebih kecil dan secara bertahap meningkatkan durasi hingga 60 menit.

    Selain itu, tren ini juga tidak disarankan bagi mereka yang sedang mengalami cedera. Kelompok ini akan lebih baik jika berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli fisioterapi sebelum memulai program latihan apa pun.

    Dr. Desai juga menekankan, bagi individu dengan riwayat atau masalah kondisi jantung, masalah sendi, atau yang umumnya kurang bergerak, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai tren ini.

    Pada intinya, olahraga dengan berjalan kaki sangat direkomendasikan. Namun, jika tidak memiliki waktu 60 menit atau belum sanggup melakukannya, mulailah secara perlahan sesuai dengan jadwal dan kemampuan masing-masing.

    “Program olahraga terbaik adalah program yang benar-benar Anda jalani dengan rutin dan jangka panjang,” tegas Dr Desai.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Ilmuwan Ciptakan ‘Kalkulator’ Usia Organ, Bisa Ramal Risiko Kena Sakit Jantung

    Ilmuwan Ciptakan ‘Kalkulator’ Usia Organ, Bisa Ramal Risiko Kena Sakit Jantung

    Jakarta

    Organ jantung di dalam tubuh mungkin lebih tua dari usia kronologis atau usia yang dihitung sejak seseorang dilahirkan. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian

    Dikutip dari laman New York Post, sebuah studi dari Northwestern Medicine menemukan bahwa sebagian besar orang dewasa Amerika memiliki usia jantung beberapa tahun lebih tua dari pada usia kronologis mereka.

    Untuk membantu dalam menilai usia jantung, para peneliti mengembangkan sebuah alat daring yang bisa melakukan perhitungan.

    Dengan menggunakan pedoman dari American Heart Association, alat daring bernama Prevent Risk Age Calculator menentukan risiko penyakit jantung seseorang berdasarkan beberapa faktor, seperti tekanan darah, kadar kolesterol, status merokok, pengobatan yang dilakukan, dan adanya diabetes.

    Berbeda dengan alat konvensional yang menyajikan risiko dalam bentuk persentase, kalkulator ini memberi hasil dalam bentuk usia, sehingga lebih mudah dipahami.

    “Usia jantung mungkin sangat bermanfaat bagi pasien dan dokter, serta lebih efektif dalam mencegah penyakit jantung.” kata penulis senior, Dr Sadiya Khan.

    “Ini menerjemahkan informasi kompleks tentang risiko serangan jantung, stroke, atau gagal jantung selama 10 tahun ke depan,” tambahnya.

    Tujuan utama dari alat adalah membantu dokter dan pasien berdiskusi lebih efektif tentang risiko penyakit jantung dan menentukan terapi yang tepat untuk mencegah serangan jantung, stroke, atau gagal jantung.

    Alat ini diujikan pada lebih dari 14.100 orang dewasa Amerika berusia antara 30-79 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Data ini diambil dari survei National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) antara tahun 2011-2020.

    Hasilnya cukup mengejutkan:

    Wanita memiliki rata-rata usia jantung 55,4 tahun, atau hampir 4 tahun lebih tua dari usia biologis rata-rata mereka (51,3 tahun).

    Pria memiliki usia jantung rata-rata 56,7 tahun, atau sekitar 7 tahun lebih tua dari usia kronologis rata-rata mereka (49,7 tahun).

    baca juga

    ====BREAK===

    Dari penelitian ini, diharapkan, semakin banyaknya informasi tentang risiko kesehatan jantung bisa meningkatkan perawatan pencegahan. Sebab, penyakit jantung telah menjadi penyebab utama kematian di Amerika selama lebih dari 100 tahun.

    “Banyak orang yang seharusnya mengonsumsi obat untuk menurunkan risiko serangan jantung, stroke, atau gagal jantung justru tidak mengonsumsi obat-obatan ini,” kata Dr Sadiya.

    “Kami berharap, kalkulator usia jantung baru ini akan membantu diskusi tentang pencegahan dan pada akhirnya meningkatkan kesehatan semua orang,” tambahnya.

    Dia mencatat, hal ini mungkin lebih penting jika dimanfaatkan oleh orang yang lebih muda. Sebab, mereka cenderung kurang menyadari risiko penyakit jantung merek. Kendati demikian, kalkulator ini tidak ditujukan untuk menggantikan penilaian langsung dari dokter.

    (elk/kna)

  • Riset Ungkap Kaitan Terlalu Banyak Tidur Picu Mati Muda, Ini Alasannya

    Riset Ungkap Kaitan Terlalu Banyak Tidur Picu Mati Muda, Ini Alasannya

    Jakarta

    Tidur menjadi salah satu cara untuk mengistirahatkan tubuh setelah seharian beraktivitas. Kurang tidur dapat berdampak buruk pada otak, jantung, dan kesehatan organ tubuh lainnya.

    Namun, sebuah studi menemukan bahwa terlalu banyak tidur juga dapat berdampak buruk, bahkan meningkatkan risiko kematian. Tidur lebih dari sembilan jam bisa lebih buruk bagi kesehatan.

    Selama tidur, terjadi proses fisiologis yang memungkinkan tubuh berfungsi secara efektif saat terjaga. Ini termasuk proses yang terlibat dalam pemulihan otot, konsolidasi memori, dan pengaturan emosi.

    Sleep Health Foundation di Australia merekomendasikan orang dewasa untuk tidur 7-9 jam per malam. Beberapa orang secara alami memiliki waktu tidur yang pendek dan dapat beraktivitas dengan baik, meski tidur kurang dari tujuh jam.

    Namun, bagi kebanyakan orang, kurang tidur dari tujuh jam per malam akan berdampak negatif. Ini mungkin bersifat jangka pendek, misalnya merasa lebih sedikit energi, suasana hati lebih buruk, merasa lebih stres, dan sulit berkonsentrasi di tempat kerja.

    Dalam jangka panjang, tidak mendapatkan kualitas tidur yang cukup merupakan faktor risiko utama masalah kesehatan. Hal ini terkait dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, gangguan metabolisme, yang termasuk diabetes tipe 2.

    Selain itu, bisa berdampak pada kesehatan mental yang buruk, seperti depresi, kecemasan, kanker hingga kematian.

    Lantas, Apa Alasan Terlalu Banyak Tidur Buruk untuk Kesehatan?

    Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti meninjau hasil dari 79 studi lain yang mengamati orang-orang setidaknya selama satu tahun. Mereka mengukur bagaimana durasi tidur mempengaruhi risiko kesehatan buruk atau kematian untuk melihat apakah tren itu berdampak pada banyak orang.

    Mereka menemukan orang yang tidur dalam durasi pendek, kurang dari tujuh jam semalam, memiliki risiko kematian 14 persen lebih tinggi selama periode, dibandingkan dengan mereka yang tidur antara 7-8 jam.

    Hal ini tidak mengejutkan mengingat risiko kesehatan yang telah diketahui dari kurang tidur.

    Namun, para peneliti juga menemukan mereka yang tidur lebih banyak, lebih dari sembilan jam per malam, memiliki risiko kematian yang lebih besar. Jumlahnya sekitar 34 persen lebih tinggi daripada orang yang tidur 7-8 jam.

    Hal ini mendukung penelitian serupa dari tahun 2018, yang menggabungkan hasil dari 74 studi sebelumnya yang mengamati tidur dan kesehatan peserta lintas waktu, mulai dari satu hingga 30 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa tidur lebih dari sembilan jam dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 14 persen selama periode studi.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa tidur terlalu lama, berkaitan dengan masalah kesehatan seperti depresi, nyeri kronis, penambahan berat badan, dan gangguan metabolisme. Hal ini mungkin terdengar mengkhawatirkan.

    Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian ini hanya menemukan hubungan antara tidur terlalu lama dan kesehatan yang buruk, ini tidak berarti tidur terlalu lama menjadi penyebab masalah kesehatan atau kematian.

    Lantas, Apa Hubungannya?

    Beberapa faktor dapat memengaruhi hubungan antara tidur terlalu lama dan kesehatan yang buruk. Orang dengan masalah kesehatan kronis umumnya tidur dalam jangka waktu yang lama.

    Tubuh mereka mungkin membutuhkan istirahat tambahan untuk mendukung pemulihan, atau mereka mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur karena gejala atau efek samping obat.

    Orang dengan masalah kesehatan kronis mungkin juga tidak mendapatkan tidur berkualitas tinggi, dan mungkin harus berbaring di tempat tidur lebih lama untuk mencoba mendapatkan tidur tambahan.

    Selain itu, kita tahu bahwa faktor risiko kesehatan yang buruk, seperti merokok dan kelebihan berat badan, yang juga berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk. Ini berarti orang mungkin tidur lebih banyak karena masalah kesehatan atau perilaku gaya hidup yang ada, bukan berarti tidur lebih banyak menyebabkan kesehatan yang buruk.

    Sederhananya, tidur mungkin merupakan gejala kesehatan yang buruk, bukan penyebabnya.

    Berapa Jumlah Ideal untuk Tidur?

    “Alasan mengapa sebagian orang tidur sedikit dan sebagian lainnya tidur banyak bergantung pada perbedaan individu, dan kita belum sepenuhnya memahami hal ini,” tulis penelitian tersebut, dikutip dari Science Alert, Sabtu (26/7/2025).

    Kebutuhan tidur dapat berkaitan dengan usia. Remaja seringkali ingin tidur lebih banyak dan mungkin secara fisik membutuhkannya, dengan rekomendasi tidur untuk remaja sedikit lebih tinggi daripada orang dewasa, yaitu 8-10 jam.

    Remaja juga mungkin tidur dan bangun lebih siang. Untuk orang dewasa yang lebih tua mungkin ingin menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur. Kecuali, pada mereka yang memiliki gangguan tidur, jumlah tidur yang mereka butuhkan akan sama seperti saat mereka masih muda.

    Namun, kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7-9 jam. Jadi, ini adalah rentang waktu sehat yang harus dicapai.

    Ini bukan hanya tentang berapa banyak tidur yang didapatkan. Tidur berkualitas baik dan waktu tidur dan bangun yang konsisten sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting bagi kesehatan secara keseluruhan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Memaksimalkan Kualitas Tidur di Bulan Ramadan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • 7 Tanda Pembekuan Darah yang Kerap Tak Disadari, Bisa Picu Stroke-Serangan Jantung

    7 Tanda Pembekuan Darah yang Kerap Tak Disadari, Bisa Picu Stroke-Serangan Jantung

    Jakarta

    Masalah pembekuan darah atau gumpalan darah tidak selalu memicu gejala berat pada tahap awal. Faktanya, banyak terjadi secara diam-diam di dalam tubuh, hingga tiba-tiba menyebabkan masalah serius seperti serangan jantung, stroke, atau trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).

    Meskipun beberapa gejalanya sudah diketahui secara luas, seperti pembengkakan kaki atau nyeri dada, beberapa keluhan lain kerap tidak disadari. Tanda-tanda tidak biasa ini kerap diabaikan dan dianggap sebagai gejala kelelahan biasa atau sekadar kram otot.

    Waspadai 7 gejala yang kerap diabaikan seperti berikut, dikutip dari Times of India:

    Mendadak batuk

    Gumpalan darah, misalnya yang terjadi di paru-paru, juga dikenal sebagai emboli paru atau pulmonary embolism (PE), dapat menyebabkan batuk kering mendadak. Dalam beberapa kasus, bahkan dapat mengeluarkan sedikit darah, meskipun tidak selalu terjadi.

    Gejala batuk seringkali tidak mempan saat diberikan obat sirup atau permen pelega tenggorokan karena yang terjadi bukan masalah tenggorokan, melainkan masalah di paru-paru.

    Satu kaki atau tangan terasa dingin

    Gumpalan darah yang menghalangi aliran darah di salah satu anggota tubuh dapat mengurangi sirkulasi, membuat satu tangan atau kaki terasa sangat dingin sementara yang lain terasa baik-baik saja. Perbedaan ini mungkin tidak terlalu terasa, tetapi perlu diperhatikan, terutama jika disertai kesemutan atau sedikit mati rasa.

    Perubahan penglihatan mendadak pada satu mata

    Gumpalan darah di arteri yang seharusnya memasok ke mata dapat menyebabkan penglihatan kabur atau hilang pada satu mata. Gejala ini mungkin hanya berlangsung beberapa menit, tetapi bahkan episode singkat pun dapat mengindikasikan serangan iskemik transien atau yang juga disebut ‘stroke ringan’.

    Nyeri saat bernapas

    Gumpalan darah di paru-paru dapat menyebabkan nyeri tajam dan menusuk saat bernapas dalam-dalam. Terkadang, nyeri dapat menjalar ke bahu atau punggung atas, yang membuat orang mengira itu hanya masalah otot. Padahal, itu adalah reaksi paru-paru terhadap berkurangnya aliran oksigen.

    Kulit merah dan gatal pada salah satu kaki

    Gumpalan darah yang berkembang di vena dalam dapat meradang pada kulit di atasnya, menyebabkan kemerahan, gatal, dan rasa hangat, tanpa ruam atau gatal-gatal yang terlihat. Kondisi ini seringkali hanya muncul pada salah satu kaki, bukan keduanya.

    Nyeri atau tekanan rahang

    Dalam beberapa kasus, gumpalan darah yang berhubungan dengan masalah jantung, seperti serangan jantung, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahang. Meskipun nyeri dada merupakan tanda klasik, pada beberapa orang (terutama wanita), tanda-tanda peringatannya jauh lebih halus dan mungkin meliputi tekanan atau rasa sesak di sekitar garis rahang atau leher.

    Pembengkakan di belakang lutut

    Gumpalan darah dapat bersembunyi di tempat yang kurang terlihat seperti di belakang lutut atau bahkan di daerah panggul. Jika pembengkakan muncul di area ini, terutama di salah satu sisi, dan disertai rasa berat atau nyeri tumpul, hal ini mungkin merupakan tanda bahaya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • 14 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Potensi Panjang Umur

    14 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Potensi Panjang Umur

    Jakarta

    Aktif olahraga bisa bikin badan lebih fit, mencegah penyakit, dan memperpanjang umur. Namun, tetap banyak yang menunda aktivitas ini, entah karena sibuk dengan aktivitas lain, ogah ribet, atau hanya sekadar malu memulai.

    Dikutip dari CNN, tanpa olahraga formal seperti pergi ke gym, pilates, padel, dan jenis olahraga lain, ada hal sederhana yang bisa meningkatkan aktivitas tubuh dan manfaatnya seperti olahraga.

    Cara ini dikenal dengan istilah non-exercise activity thermogenesis (NEAT).

    “NEAT mencakup semua gerakan yang kita lakukan di luar olahraga, kayak jalan ke dapur, beresin rumah, berdiri daripada duduk, atau bahkan gelisah,” jelas Dana Santas, pelatih kekuatan dan mobilitas yang biasa melatih atlet profesional.

    Meski kelihatannya sepele, aktivitas kecil ini bisa berdampak besar untuk metabolisme tubuh dan pembakaran energi harian. Plus, tubuh seseorang memang diciptakan untuk aktif bergerak.

    Manfaatnya bukan cuma soal bakar kalori, tapi juga demi kesehatan sendi, otot, sirkulasi, kesehatan mental, sampai tidur.

    Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, orang dewasa bisa duduk selama 6 hingga 8 jam sehari. Padahal, duduk terlalu lama dikaitkan dengan risiko kematian dini, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan obesitas.

    Biar nggak kebanyakan rebahan, catat 14 cara simpel tapi powerful buat tetap aktif tanpa harus ke gym:

    1. Aktif bergerak di sela kesibukan

    Sambil nunggu memanaskan makanan di microwave, coba untuk menyempatkan squat, wall sit, atau jalan keliling kantor.

    Menurut fisioterapis Nicholas Rolnick, gerakan ini membantu menaikkan detak jantung dan meningkatkan kekuatan otot kaki. Mulai dari satu squat, lalu tingkatkan perlahan.

    2. Parkir jauh dari pintu toko

    Lagi belanja atau ke minimarket? Coba parkir di tempat yang lebih jauh biar bisa jalan kaki lebih banyak.

    3. Jalan kaki atau naik sepeda

    Kalau bisa ke warung atau minimarket jalan kaki, kenapa harus naik motor? Tambahin beban di ransel atau tas yang dibawa, biar kerja jantung makin maksimal.

    4. Hindari lift, pilih tangga

    Aktivitas rutin naik tangga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan lemak darah. Bonusnya, kalau bisa, lewatin satu anak tangga buat tantangan ekstra.

    5. Lagi teleponan? Jalan kaki aja

    Daripada rebahan sambil nelpon, kenapa nggak jalan-jalan keliling blok di sekitar rumah? Jalan kaki juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes, kanker, dan demensia.

    6. Nonton film sambil angkat beban

    Nonton film sambil angkat beban bisa menjadi aktivitas multitasking yang seru, sambil maraton drama Korea, kamu bisa squat, push-up, atau treadmill-an di rumah.

    7. Gunakan standing desk

    Berdiri lebih baik daripada duduk terus. Namun, jangan lupa istirahat dan tetap sesekali bergerak, karena berdiri terlalu lama juga bisa bikin pusing dan risiko varises.

    8. Meeting di luar ruangan

    Meeting kerja nggak harus selalu indoor. Jalan-jalan ringan sambil diskusi juga bisa membantu lawan efek duduk kelamaan.

    9. Pakai treadmill desk

    Kalau kerja remote, treadmill desk bisa jadi solusi biar tetap aktif sambil ngetik atau Zoom-an.

    10. Sikat gigi sambil calf raise

    Latihan otot betis sambil sikat gigi? Bisa banget! Atau coba wall sit ringan, tapi pastikan keseimbangan dulu, ya.

    11. Bawa belanjaan pakai tangan

    Mulai tinggalin troli! Membawa sendiri kantong belanjaan bisa membantu melatih kekuatan dan daya tahan tubuh.

    12. Jalan kaki lebih cepat

    Kalau sudah terbiasa jalan, cobalah untuk menambah kecepatannya. Jalan 6 km/jam bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2 sampai 40 persen. Bisa juga menyelipkan walking lunges atau step-up di trotoar.

    13. Kerja rumah lebih cepat

    Menyapu atau mengepel dengan tempo cepat bisa menaikkan detak jantung dan mengaktifkan otot tangan dan kaki.

    14. Timer 10 menit per jam

    Pasang alarm setiap jam buat jalan kaki 5 hingga 10 menit. Kalau dikumpulin selama 8 jam kerja, kamu bisa jalan 40 hingga 80 menit secara total!

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video Aktivitas Fisik Dapat Kurangi Risiko Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Obat Alami Asam Urat dan Kolesterol: Solusi Sehat Turunkan Kadar dalam Tubuh

    Obat Alami Asam Urat dan Kolesterol: Solusi Sehat Turunkan Kadar dalam Tubuh

    Jakarta

    Asam urat dan kolesterol tinggi merupakan dua kondisi kesehatan yang sering dialami banyak orang, terutama seiring bertambahnya usia dan pola hidup yang kurang sehat. Jika tidak ditangani dengan tepat, keduanya bisa meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke dan jantung.

    Selain dengan obat medis, banyak orang kini mulai mencoba obat alami untuk membantu mengatasi gejala asam urat dan kolesterol tinggi. Ingin tahu apa saja obat alami yang bisa dicoba? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Obat Alami Asam Urat

    Dikutip dari laman Medical News Today, radang sendi atau arthritis yang dipicu oleh penumpukan asam urat di darah disebut sebagai gout. Ketika terakumulasi di persendian, asam urat memicu radang dan nyeri di bagian tersebut.

    Beberapa obat alami asam urat yang dapat dicoba yaitu:

    1. Air Lemon

    Air lemon dapat membantu menurunkan asam urat. Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa menambah perasan dua buah lemon segar ke dalam dua liter air setiap hari bisa mengurangi asam urat pada penderita asam urat. Para peneliti menyimpulkan bahwa air lemon bisa menetralkan asam urat, sehingga membantu mengurangi kadarnya.

    2. Jahe

    Jahe adalah makanan dan herba kuliner yang bisa digunakan untuk kondisi peradangan. Dikutip dari laman Healthline, kemampuannya untuk membantu mengatasi asam urat telah terdokumentasi dengan baik.

    Sebuah studi menunjukkan bahwa jahe topikal mengurangi rasa sakit akibat asam urat. Studi lainnya menunjukkan, tikus dengan asam urat tinggi, kadar asam urat serumnya berkurang karena mengonsumsi jahe.

    3. Ceri

    Menurut sebuah survei di tahun 2016, ceri, baik yang asam atau manis, dalam bentuk ekstrak sebagai jus ataupun mentah merupakan pengobatan rumahan yang sangat populer. Menurut sebuah studi di tahun 2012, ceri bisa berfungsi untuk mencegah serangan asam urat.

    Penelitian ini merekomendasikan tiga porsi ceri selama periode dua hari. Cara ini dianggap paling efektif.

    Studi lainnya menunjukkan bahwa 100 persen jus ceri asam mengurangi kadar asam urat serum pada sebagian besar peserta yang minum 8 ons jus setiap hari selama empat minggu. Kendati demikian, ceri tidak boleh digunakan sebagai pengganti asam urat apapun.

    4. Kembang Sepatu

    Kembang sepatu atau hibiscus merupakan bunga yang dijadikan obat herbal tradisional. Sebuah studi menunjukkan bahwa kembang sepatu bisa menurunkan kadar asam urat pada tikus.

    Obat Alami Kolesterol

    Untuk orang dengan kolesterol tinggi, berikut obat alami yang terdiri dari buah-buahan hingga rempah-rempahan.

    1. Alpukat

    Beredar anggapan bahwa alpukat mengandung banyak lemak dan tidak baik untuk kesehatan. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, kandungan lemak alpukat memang cukup tinggi, yaitu 16 persen, tapi kandungan lemak dalam alpukat menyehatkan.

    Dikutip dari kaman Kemenkes, lemak jenuh dalam alpukat berfungsi sebagai antioksidan untuk menjaga pembuluh darah dari kerusakan arteri oleh penumpukan kolesterol jahat (LDL).

    2. Tomat

    Tomat juga merupakan buah yang bisa membantu menurunkan kolesterol. Riset dari jurnal Maturitas menyebut, tomat yang sudah dimasak hampir sama khasiatnya dengan obat kimia penurun kolesterol seperti statin (obat gangguan jantung).

    Senyawa likopen dalam tomat merupakan antioksidan penting yang berfungsi untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Selain likopen, tomat juga mengandung vitamin B dan kalium yang bisa menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi.

    3. Jahe

    Tak hanya bisa memberikan manfaat untuk pengidap asam urat, jahe juga bisa dikonsumsi oleh orang dengan kolesterol tinggi.

    Dalam sebuah penelitian, para peneliti mengamati 12 percobaan. Studi ini menunjukkan bahwa dosis rendah jahe kurang dari 2 gram per hari, memiliki efek yang baik dalam menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol jahat.

    Meski demikian, mereka mencatat, penelitian tambahan dengan kualitas lebih tinggi diperlukan untuk membuktikan efektivitas jahe dalam menurunkan kolesterol tinggi.

    4. Kunyit

    Kunyit biasanya digunakan untuk rempah dalam masakan. Namun bahan ini juga bisa membantu beberapa kondisi kesehatan.

    Studi pada tahun 2017 meneliti efek komponen aktif kunyit, yaitu kurkumin terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Para peneliti menemukan, kunyit dan kurkumin bisa melindungi pasien yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan kadar lipid serum.

    5. Rosemary

    Rosemary juga berpotensi memiliki beberapa efek positif pada kadar kolesterol seseorang. Menurut sebuah studi di tahun 2014, orang yang mengonsumsi 2, 5, atau 10 gram bubuk rosemary setiap hari mengalami penurunan kadar kolesterol total.

    Mereka menyarankan bahwa herba ini bisa membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi kronis lainnya. Kendati demikian, studi ini hanya menggunakan sampel dalam jumlah kecil, jadi diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menarik kesimpulan yang lebih kuat.

    (elk/up)

  • Sri Mulyani janji konsisten anggarkan 5 persen APBN buat kesehatan

    Sri Mulyani janji konsisten anggarkan 5 persen APBN buat kesehatan

    Sejak 2016, #UangKita konsisten mengalokasikan anggaran lebih dari 5 persen, agar masyarakat bisa mendapatkan layanan dan akses kesehatan berkualitas.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berjanji untuk konsisten mengalokasikan anggaran sektor kesehatan sebesar 5 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    “Sejak 2016, #UangKita konsisten mengalokasikan anggaran lebih dari 5 persen, agar masyarakat bisa mendapatkan layanan dan akses kesehatan berkualitas,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati, dikutip di Jakarta, Sabtu.

    Untuk APBN 2025, Pemerintah menyiapkan anggaran sektor kesehatan sebesar Rp218,5 triliun.

    Anggaran kesehatan digunakan untuk berbagai program, seperti Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) yang menjangkau masyarakat hingga ke pelosok.

    Kemudian, kata Sri Mulyani lagi, anggaran juga digunakan untuk menjadi ujung tombak pemerataan akses layanan dasar seperti pemeriksaan kesehatan, imunisasi, hingga edukasi gizi bagi warga yang jauh dari fasilitas kesehatan tetap.

    Kegiatannya mencakup posyandu balita, remaja, usia subur, dan lansia yang rutin dilakukan setiap bulan oleh puskesmas.

    “Program baik ini akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan pada tahun 2026 karena fasilitas layanan kesehatan adalah hak bagi setiap warga negara,” ujar Sri Mulyani.

    Pemerintah telah membelanjakan anggaran senilai Rp78,6 triliun atau 36 persen dari APBN untuk program kesehatan pada semester I-2025.

    Penyaluran melalui belanja pemerintah pusat (BPP) tercatat sebesar Rp52,1 triliun, sedangkan yang disalurkan melalui transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp26,5 triliun.

    Belanja kesehatan salah satunya digunakan untuk revitalisasi rumah sakit senilai Rp1,9 triliun, yang difokuskan pada peningkatan kelas RS D/D Pratama menjadi RS Kelas C, dengan prioritas penguatan sarana dan prasarana untuk layanan jantung, stroke, dan urologi.

    Anggaran juga disalurkan untuk program bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar Rp23,2 triliun, vaksin dan imunisasi Rp1,1 triliun, hingga program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Rp140,1 miliar.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.