Topik: stroke

  • Terulang Lagi, Warga Banyuwangi Ditemukan Tewas di Dalam Sumur

    Terulang Lagi, Warga Banyuwangi Ditemukan Tewas di Dalam Sumur

    Liputan6.com, Banyuwangi – Peristiwa meninggalnya warga di dalam sumur kembali terjadi di Banyuwangi. Kali ini dialami WLS (60) wanita asal Desa Keradenan, Kecamatan Purwoharjo, setelah sebelumnya dialami seorang wanita asal Bangorejo, berinisial M, Sabtu (9/8/2025) lalu.

    WLS ditemukan meninggal dalam sumur pada Minggu (10/8/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Katijan, kakak WLS, orang yang pertama menemukan tubuh korban terapung dalam sumur di belakang rumahnya.

    Kapolsek Purwoharjo AKP Heru Slamet Hariyanto mengatakan sepulangnya dari masjid, Katijan diketahui hendak mencuci piring dekat sumur rumahnya. Ia terperanjat melihat sesosok tubuh terapung dalam sumur.

    “Pada saat menimba air di sumur belakang tiba-tiba melihat WLS (korban) sudah dalam keadaan terlentang di dalam sumur,” terang Heru, Selasa (12/8/2025).

    Saat ditemukan, kata dia, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. Tubuhnya terbujur kaku terlentang di dalam sumur.

    Upaya evakuasi pun dilakukan polisi, diabantu perangkat desa dan warga setempat. Petugas medis kemudian melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh korban seusai dievakuasi.

    Heru menambahkan tak ditemukan luka maupun tanda penganiayaan terhadap tubuh korban. Pihak keluarga juga menerima kematian korban sebagai bagian dari takdir.

    “Pihak keluarga bersedia membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi dan menganggap bahwa kejadian tersebut murni musibah, dan dituangkan dalam surat pernyataan,” kata Heru.

    “Korban mempunyai riwayat penyakit stroke dan tak kunjung sembuh. Selanjutnya Jenazah diserahkan ke pihak keluarga untuk di prosesi pemakaman di TPU Simbar Tampo,” tutup Heru

  • 7 Tanda Tak Biasa yang Muncul Sebelum Serangan Stroke, Kerap Tak Disadari

    7 Tanda Tak Biasa yang Muncul Sebelum Serangan Stroke, Kerap Tak Disadari

    Jakarta

    Stroke merupakan kondisi medis darurat. Ketika seseorang mengalami serangan stroke, pasien harus segera mendapat pertolongan medis untuk mencegah keparahan kondisi otak dan kualitas hidup pasca serangan.

    Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu. Ada dua jenis stroke, yaitu iskemik yang disebabkan oleh sumbatan dan hemoragik yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.

    Tanda-tanda Sebelum Serangan Stroke

    Kekurangan suplai oksigen dan nutrisi membuat sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit. Oleh karena itu, mengenal gejalanya lebih dini bisa menjadi langkah pertolongan awal. Berikut, sederet tanda tak biasa yang muncul sebelum serangan stroke:

    1. Sakit Kepala Tak Biasa

    Meski tidak terjadi pada semua kasus stroke, terkadang muncul sakit kepala yang tidak biasa sebelum serangan. Dikutip dari Healthline, studi tahun 2020 terhadap 550 orang dewasa menemukan sakit kepala sentinel mendahului stroke iskemik pada 15 persen peserta.

    Sakit kepala sentinel didefinisikan sebagai sakit kepala yang muncul sebelum suatu kejadian, yang dalam kasus ini dapat terjadi hingga satu minggu sebelum stroke. Kondisi ini juga dianggap sebagai tanda pecahnya aneurisma yang akan segera terjadi.

    2. Gangguan Penglihatan

    Tanda peringatan lain sebelum serangan stroke yang bisa muncul adalah ‘mini stroke’ atau transient ischemic attack (TIA). TIA merupakan kondisi ketika suplai darah ke sebagian otak terhenti untuk sementara waktu.

    Salah satu gejala yang diakibatkan oleh TIA adalah gangguan penglihatan. Meski mirip dengan serangan stroke umum, gejala TIA biasanya akan hilang dalam 1-24 jam dan jarang memicu kerusakan permanen.

    3. Pusing dan Sulit Berjalan

    TIA juga dapat memunculkan gejala pusing hingga kesulitan berjalan. Walaupun gejala TIA secara umum cepat membaik, ini bisa menjadi tanda serangan stroke yang lebih serius dapat terjadi di kemudian hari.

    Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif.

    4. Gangguan Berbicara dan Sulit Memahami

    Gangguan berbicara dan sulit memahami juga bisa menjadi gejala TIA, sebagai ‘penanda’ sebelum serangan stroke muncul. Hal ini juga dikonfirmasi oleh sebuah studi yang menyebut TIA bisa menjadi pendahulu stroke.

    Namun, jumlah orang yang mengalami stroke setelah TIA dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ini disebabkan oleh tindakan pencegahan yang lebih efektif dalam mencegah stroke.

    5. Cegukan Tanpa Alasan Jelas

    Cegukan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas ternyata bisa menjadi salah satu tanda awal sebelum stroke menyerang. Ini terjadi karena stroke dapat memengaruhi bagian medula otak, yang mengontrol pernapasan dan menelan.

    Meski terlihat tidak berbahaya, jika kondisi ini terus berulang dan berlanjut selama berjam-jam atau berhari-hari, bisa jadi permasalahannya bukan ada di kondisi pencernaan. Perlu dilakukan pemeriksaan medis apakah gejala memang berkaitan dengan stroke atau bukan.

    6. Kekakuan Wajah

    Gejala lain yang dapat menjadi penanda serangan jantung adalah wajah yang kaku atau melemah, khususnya di satu sisi saja. Masalah kekakuan ini juga bisa terjadi di area kaki dan tangan.

    Ini dapat terjadi ketika aliran darah ke bagian-bagian tertentu pada otak terganggu. Misalnya, aliran darah ke sisi kiri terganggu, maka sisi wajah kanan pasien akan mengalami gangguan.

    Ini juga bisa disebabkan oleh gangguan stroke pada lobus frontal otak. Kondisi ini dapat membuat pasien kesulitan tersenyum.

    7. Mual dan Muntah

    Sebuah penelitian di Jepang mengungkapkan mual dan muntah tanpa alasan jelas bisa menjadi penanda sebelum munculnya serangan stroke.

    Dari 1.968 pasien stroke, sebanyak 14,5 persen mengalami muntah saat onset. Peneliti juga menemukan, pasien yang muntah saat awal stroke memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi dibanding tidak muntah.

    “Dibandingkan dengan pasien tanpa muntah, risiko kematian secara signifikan lebih tinggi pada pasien yang mengalami muntah saat awal serangan stroke. Muntah seharusnya dianggap sebagai prediktor awal terhadap outcome pasien,” tulis peneliti dalam jurnal yang diterbitkan dalam Emergency Medicine Journal.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • Jangan Disepelekan! Tanda Penyakit Jantung Ini Bisa Muncul 10 Tahun Sebelum Terjadi

    Jangan Disepelekan! Tanda Penyakit Jantung Ini Bisa Muncul 10 Tahun Sebelum Terjadi

    Jakarta

    Penyakit sistem kardiovaskular yang serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung ternyata bisa dideteksi sejak jauh-jauh hari. Bahkan, tanda-tanda ini muncul lebih dari satu dekade sebelum penyakit jantung datang.

    Dikutip dari Times of India, studi terbaru di JAMA Cardiology mengungkap tanda bahaya pada pengidap serangan jantung, stroke, atau gagal jantung, yakni penurunan aktivitas fisik sedang hingga berat (moderate to vigorous physical activity/MVPA).

    Penurunan aktivitas ini terjadi lebih dari 10 tahun sebelum seseorang didiagnosis dengan penyakit jantung serius.

    Studi tersebut meneliti sekitar 3.000 orang dewasa yang dipantau dari mereka berusia pertengahan 20-an hingga akhir paruh baya. Mereka yang akhirnya didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular menunjukkan penurunan aktivitas fisik. Bahkan lebih tajam dan awal, terutama dua tahun sebelum diagnosis itu muncul.

    Tanda-tanda dari penyakit jantung memang seringkali tidak disadari, sampai akhirnya masalah serius itu datang. Seseorang di usia 40-an tahun bisa saja merasa ‘baik-baik saja’, tetapi diam-dia ada banyak plak menumpuk di arteri.

    Gaya hidup memainkan peran besar pada kondisi ini. Makanan olahan, tinggi garam dan gula, serta kurangnya berolahraga menjadi dasar munculnya penyakit jantung.

    Tentu, risiko-risiko tersebut bisa saja dikurangi dengan segera menerapkan gaya hidup sehat. Memilih makanan yang lebih baik, lebih banyak bergerak, hingga menjaga tekanan darah dan kolesterol.

    (dpy/suc)

  • Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

    Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

    Jakarta

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan olahraga yang dapat mengurangi risiko stroke. Mereka menganjurkan untuk 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang, 75 menit untuk aktivitas berat, atau kombinasi keduanya.

    Sebuah studi baru menemukan bahwa semua tingkat aktivitas fisik, termasuk aktivitas fisik waktu luang (LTPA) dapat mengurangi risiko stroke. Temuan ini menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik waktu luang jauh di bawah ambang batas yang direkomendasikan untuk olahraga, dapat menurunkan risiko stroke sebesar 18 persen dibandingkan dengan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.

    “Berolahraga 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 29 persen dan tingkat aktivitas fisik, yang serupa dapat menguranginya sebesar 27 persen,” tulis studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry.

    Aktivitas Fisik di Waktu Luang untuk Mengurangi Stroke

    Dikutip dari Medical News Today, studi ini merupakan analisis dari 15 studi yang melibatkan 75.050 partisipan. Karena studi-studi tersebut dilakukan secara independen, analisis ini berupaya menemukan titik temu di antara keduanya.

    Periode tindak lanjut rata-rata adalah 125,7 bulan, plus minus 77,5 bulan. Dalam beberapa studi, luaran untuk tiga tingkat aktivitas dinilai:

    Tidak ada aktivitas fisik.Olahraga di bawah target 150 menit.Memenuhi rekomendasi 150 menit untuk olahraga.

    Dalam studi-studi ini, tingkat di bawah target dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 18 persen, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas.

    Studi lain melibatkan empat atau lima tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dalam studi-studi ini menunjukkan penurunan risiko stroke yang serupa, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas sama sekali.

    Keterbatasan Studi

    Manfaat dari tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah pun konsisten pada pria dan wanita, serta semua kelompok usia. Meskipun temuannya menjanjikan, para penulis mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

    Di seluruh populasi studi, berbagai faktor membuat penarikan kesimpulan definitif menjadi lebih sulit. Di antaranya adalah metodologi penelitian yang berbeda dan beragamnya ras dan etnis, usia, keseimbangan pria dan wanita, serta lamanya periode tindak lanjut.

    “Sisi negatif dari penelitian ini adalah adanya banyak definisi berbeda tentang aktivitas rendah. Tetapi, hal itu dapat memiliki arti yang berbeda dalam studi yang berbeda,” terang direktur medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Heart & Vascular Institute, Saddleback Medical Center, Dr Cheng-Han Chen.

    Seberapa Banyak Aktivitas Fisik yang Sebenarnya Dibutuhkan?

    Dr Chen mencatat bahwa efek aktivitas fisik di waktu luang yang ditemukan dalam penelitian ini tampak signifikan. Ia mengatakan ada banyak cara untuk memenuhi target aktivitas fisik yang direkomendasikan, seperti sesi kecil olahraga dasar yang dilakukan selama seminggu.

    “Berjalan kaki 10 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Dan itu sebenarnya 140 menit seminggu,” katanya.

    Selain itu, aktivitas fisik ringan yang dapat menurunkan risiko stroke, seperti:

    Membuka pintu, berjalan selama 5 menit ke satu arah, lalu berbalik dan berjalan pulang selama 5 menit dua kali sehari.Naik turun tangga selama 5 menit beberapa kali sehari.

    “Berapa pun jumlah olahraganya lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali,” tambah Dr Chen.

    Dr Chen juga mengungkapkan hal lain yang dapat membantu menyehatkan jantung dan dapat membantu menurunkan risiko stroke.

    “Jangan merokok, kelola tekanan darah, kelola kolesterol, kelola berat badan, dan kelola gula darah,” sambungnya.

    Dr Jayne Morgan, seorang ahli jantung dan direktur eksekutif Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat di Piedmont Healthcare Corporation di Atlanta, juga menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih. Hal ini dapat membantu darah tidak berubah menjadi terlalu kental.

    “Air dapat membuat darah lebih encer dan tidak terlalu kental, sehingga mengurangi risiko stroke,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa membatasi asupan alkohol dapat membantu menjaga tekanan darah tetap sehat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Orang yang Hidup Sampai Usia 100 Ternyata Punya ‘Kekuatan Super’, Ini Studinya

    Orang yang Hidup Sampai Usia 100 Ternyata Punya ‘Kekuatan Super’, Ini Studinya

    Jakarta

    Manusia yang bisa hidup 100 tahun atau lebih hanyalah menjadi bagian kecil populasi dunia. Penelitian terbaru menemukan satu faktor yang mungkin menjadi kunci panjang umur para centenarian (orang yang hidup lebih dari 100 tahun). Salah satunya adalah ‘kekuatan super’ tubuh mereka yang mampu menghindari penyakit.

    “Tim riset kami menemukan bahwa orang yang hidup hingga 100 tahun tampaknya memiliki kemampuan luar biasa untuk menghindari penyakit,” kata associate professor epidemiologi dari Karolinska Institute Swedia, Karin Modig, dikutip dari Science Alert, Senin (11/8/2025).

    Dalam dua studi terbaru, mereka menganalisis dan membandingkan orang-orang berumur panjang dan berumur pendek yang lahir di tahun sama. Dua studi itu menunjukkan centenarian mengidap penyakit lebih sedikit dan mengembangkan penyakit lebih lambat.

    Studi pertama melibatkan 170.787 orang yang lahir di Stockholm County, Swedia antara 1912 dan 1922. Menggunakan data historis, peneliti mengikuti riwayat hidup mereka selama 40, mulai dari usia 60 hingga kematian atau sampai usia 100 tahun.

    “Misalnya, pada usia 85, hanya 4 persen dari mereka yang menjadi centenarian yang pernah mengalami stroke. Sebagai perbandingan, sekitar 10 persen dari mereka yang hampir menjadi centenarian (hidup sampai usia 90-99), pernah mengalami stroke sampai usia 85,” jelas Modig.

    “Pada usia 100 tahun, 12,5 persen centenarian pernah mengalami serangan jantung, dibandingkan dengan lebih dari 24 persen di antara orang yang hidup antara usia 80 dan 89,” sambungnya.

    Pada studi kedua, ahli melakukan eksplorasi penelitian untuk melihat kemampuan centenarian menghindari proses berkembangnya penyakit serius. Peneliti mengamati 40 kondisi medis berbeda yang lebih bervariasi dari ringan sampai berat, seperti hipertensi, gagal jantung, diabetes, dan serangan jantung.

    Pada studi kedua, Modig dan timnya mengamati 274.108 orang yang lahir antara 1920-1922 di Swedia. Mereka mengikuti data historisnya hingga 30 tahun, mulai dari usia 70 tahun hingga meninggal atau sampai berusia 100 tahun. Dari keseluruhannya, ‘hanya’ 1,5 persen atau 4.330 orang yang akhirnya menjadi centenarian.

    Menurut peneliti hasilnya serupa dengan studi pertama, centenarian mengembangkan penyakit lebih lebih sedikit dan kecepatan akumulasi penyakit juga lebih lambat sepanjang hidup.

    “Kami juga menemukan bahwa centenarian lebih mungkin memiliki kondisi yang terbatas pada satu sistem organ saja. Ini merupakan tanda kesehatan dan ketahanan kelompok ini, karena penyakit yang memengaruhi satu sistem organ lebih mudah diobati dan dikelola dalam jangka panjang,” ujar Modig.

    Sebagai contoh, meskipun penyakit kardiovaskular merupakan diagnosis paling umum di semua kelompok usia, centenarian secara keseluruhan lebih jarang didiagnosis dibandingkan orang yang berumur lebih pendek.

    Centenarian juga menunjukkan ketahanan yang lebih besar terhadap kondisi neuropsikiatri, seperti depresi dan demensia. Meski sebagian besar centenarian akhirnya mengalami masalah kesehatan, biasanya ini terjadi jauh lebih lambat dibandingkan non-centenarian.

    “Hal ini disebabkan oleh jumlah penyakit yang lebih sedikit dan laju akumulasi penyakit yang lebih lambat,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • Spesies Pari Manta Baru Ditemukan, yang Ketiga Diketahui di Dunia

    Spesies Pari Manta Baru Ditemukan, yang Ketiga Diketahui di Dunia

    Jakarta

    Andrea Marshall telah mengabdikan hidupnya untuk mempelajari pari manta, mempelajari segala hal yang ia bisa tentang makhluk laut yang anggun ini. Maka, ketika ia melihat seekor pari manta yang tampak unik di lepas pantai timur Meksiko sekitar 15 tahun yang lalu, Marshall langsung tahu bahwa ia telah menemukan sesuatu yang penting.

    Dedikasinya tersebut berbuah manis. Marshall dan rekan-rekannya telah mengidentifikasi spesies baru bernama Mobula yarae, atau pari manta Atlantik. Ini adalah spesies pari manta ketiga yang diketahui di dunia, bergabung dengan pari manta samudra raksasa (Mobula birostris) dan pari manta karang (Mobula alfredi).

    Marshall, seorang ahli biologi konservasi dan salah satu pendiri Marine Megafauna Foundation, beserta tim ilmuwan mendeskripsikan spesies baru tersebut dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada Juli lalu di jurnal Environmental Biology of Fishes.

    M. yarae dinamai Yara, mengambil nama putri duyung dari mitologi Brasil. Ciri-ciri utama yang membedakannya dari spesies lain adalah bercak putih berbentuk V di bahunya, warna yang lebih terang di sekitar mulut dan mata, serta bintik-bintik gelap di perutnya.

    M. yarae dapat tumbuh sebesar manta samudra raksasa, dengan lebar antara 4,5 hingga 6 meter. Tetapi para ilmuwan kebanyakan mengamati juvenilnya, yang ukurannya lebih kecil. Spesies baru ini juga sering ditemukan di perairan pesisir, habitat yang sama dengan manta karang. Ia hidup di perairan tropis dan subtropis Atlantik, membentang dari Amerika Serikat bagian timur hingga Brasil, termasuk Teluk Meksiko dan Laut Karibia.

    Selama bertahun-tahun, para ilmuwan hanya mengenali satu spesies pari manta, yakni pari manta samudra raksasa. Namun pada 2009, Marshall dan ilmuwan lainnya mendeskripsikan spesies kedua, yaitu pari manta terumbu. Saat itu, Marshall memiliki firasat bahwa spesies ketiga mungkin bersembunyi di Samudra Atlantik. Dan ternyata, ia benar.

    “Pernahkah saya berharap untuk mengidentifikasi spesies baru lagi? Tidak sama sekali. Tidak mungkin,” tulis Marshall dalam unggahan Instagram di 2022.

    “Jadi, itu adalah salah satu kejutan terbesar dalam hidup saya ketika saya terjun ke perairan hangat di lepas pantai Yucatán di Meksiko sekitar setahun kemudian dan berhadapan langsung dengan apa yang langsung saya tahu sebagai spesies ketiga pari manta,” ujarnya seperti dikutip dari Smithsonian Magazine.

    Untuk mendukung pengamatan tersebut, Marshall menghabiskan waktu bertahun-tahun meneliti berbagai jenis pari manta, mencatat variasi halus dalam warna, pola, ukuran, habitat, dan perilaku. Pada 2017, ketika seekor pari manta betina muda terdampar mati di Florida, pengujian genetik mengonfirmasi bahwa M. yarae adalah spesies yang berbeda.

    Foto: Smithsonian Magazine

    Itu adalah keberuntungan, karena pari manta biasanya tenggelam ketika mati, seperti yang disampaikan oleh rekan penulis studi Jessica Pate, seorang ilmuwan peneliti di Marine Megafauna Foundation dan pendiri Florida Manta Project. Selain itu, tubuh pari manta terbuat dari tulang rawan, yang cenderung cepat membusuk setelah mati.

    DNA makhluk itu juga menunjukkan M. yarae terpisah dari manta samudra raksasa belum lama ini, memberikan para peneliti kesempatan langka untuk mempelajari evolusi dalam tindakan.

    “Anak-anak sering bertanya kepada saya, apakah di zaman sekarang ini masih ada yang bisa dijelajahi. Saya selalu tertawa dan akhirnya menceritakan kisah saya, karena saya adalah bukti nyata bahwa masih ada. Satu-satunya hambatan yang kita hadapi adalah berpikiran sempit dan berasumsi bahwa kita tahu segalanya, padahal sebenarnya kita baru menyentuh permukaannya saja,” tutur Marshall.

    Identifikasi spesies pari manta ketiga juga penting untuk konservasi. Kini setelah para ilmuwan mengetahui keberadaan spesies ini, mereka dapat menyesuaikan upaya mereka untuk melindungi makhluk laut ini dengan lebih baik. Karena M. yarae terutama hidup di sepanjang pantai di Samudra Atlantik bagian barat, ikan ini sangat rentan terhadap tabrakan perahu, tersangkut tali pancing, dan tertangkap secara tidak sengaja oleh nelayan.

    “Kita tidak bisa melindungi apa yang belum kita identifikasi secara resmi. Setelah kita membuktikan bahwa pari manta Atlantik ini unik, kita dapat menyesuaikan penelitian dan inisiatif konservasi kita untuk melindungi spesies ini,” ujar Pate.

    Pada awal 2024, Marshall menderita aneurisma otak dan stroke parah, dan sejak itu ia menjalani cuti sakit jangka panjang. Namun, selama ia tidak ada di sana, rekan-rekannya tetap melanjutkan penelitiannya.

    Ke depannya, para peneliti berharap untuk mempelajari lebih banyak lagi tentang M. yarae melalui inisiatif seperti studi penandaan satelit di Florida dan pemantauan populasi di Meksiko.

    “Pengakuan resmi ini baru permulaan,” ujar Pate dalam pernyataannya. “Di Florida, kami melihat pari manta ini di daerah dengan lalu lintas perahu yang padat dan pembangunan pesisir. Memahami kebutuhan habitat dan pola pergerakan mereka sangat penting untuk perlindungan mereka,” tutupnya.

    (rns/fay)

  • 4 Tanda Tidak Biasa Sebelum Stroke Menyerang, Jangan Abaikan!

    4 Tanda Tidak Biasa Sebelum Stroke Menyerang, Jangan Abaikan!

    Jakarta

    Stroke seringkali terjadi tiba-tiba. Namun, pada kenyataannya tubuh biasanya sudah mencoba mengirimkan peringatan jauh sebelum kondisi tersebut terjadi.

    Tanda-tanda ini mungkin diabaikan oleh orang yang merasakannya. Padahal, menurut pakar kesehatan Dr Eric Berg, beberapa peringatan ini patut diperhatikan.

    1. Sakit Kepala yang Tidak Terasa Normal

    Dikutip dari laman Times of India, sakit kepala yang tiba-tiba dan hebat bisa menandakan adanya gumpalan darah di otak. Tak semua sakit kepala disebabkan stres atau dehidrasi.

    Sakit kepala yang parah dan datang tiba-tiba, terutama apabila terasa berbeda dari biasanya bisa disebabkan oleh peningkatan tekanan di otak. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama kalau disertai dengan mual atau gangguan penglihatan.

    Mungkin sulit membedakannya karena kepala ini bisa menyerupai migrain atau bahkan sakit kepala tegang yang dipicu oleh tekanan emosional. Tapi, jika sakit kepala disertai muntah atau kebingungan, sudah saatnya memeriksakan diri. Selain itu, menjaga kadar gula darah bisa mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah.

    2. Cegukan Terus Menerus tanpa Penyebab yang Jelas

    Terkesan sepele, tapi tetapi cegukan terus menerus, terutama pada wanita dilaporkan menjadi tanda peringatan stroke. Cegukan terjadi saat stroke memengaruhi medula, area otak yang mengontrol pernapasan dan menelan.

    Cegukan mungkin tampak tidak berbahaya, namun jika terjadi selama berjam-jam atau berhari-hari kemungkinan besar itu bukan sekedar masalah pencernaan. Jika cegukan berlangsung sangat lama dan disertai sensasi lain seperti lemas dan kesulitan berbicara, lakukan pemeriksaan medis.

    3. Nyeri Dada

    Gejala nyeri dada tanda stroke ini bukan yang biasa terjadi pada serangan jantung. Rasa sakitnya lebih seperti sesak, terbakar, bahkan mungkin disalah artikan sebagai gangguan pencernaan.

    Dalam beberapa kasus, nyeri ini berkaitan dengan berkurangnya suplai oksigen akibat gumpalan darah yang mungkin juga terbentuk di pembuluh darah otak. Otak dan jantung seringkali bekerja sama ketika terjadi masalah pembuluh darah.

    Kesehatan jantung dan pembuluh darah otak saling berkaitan. Gangguan pada salah satunya bisa memengaruhi yang lain.

    4. Mual dan Muntah saat Stres

    Stres melepaskan kortisol dan adrenalin, hormon yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Pada orang dengan ketidakseimbangan gula darah, hal ini bisa meningkatkan risiko pembekuan darah. Mual di sini bukan disebabkan karena keracunan makanan atau virus, tapi reaksi otak terhadap tekanan internal yang tiba-tiba.

    Mual jarang dikaitkan dengan peringatan stroke. Sehingga, gejala ini sering diabaikan.

    Penting untuk menjaga kadar gula darah dengan membatasi gula rafinasi dan pati untuk mengurangi risiko ini. Bagi yang mengalami mual berulang saat stres, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, terutama jika disertai sakit kepala atau penglihatan yang kabur.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Waduh! Penyanyi Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Buah Durian Dalam Sehari

    Waduh! Penyanyi Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Buah Durian Dalam Sehari

    Jakarta

    Penyanyi Malaysia Mohd Shah Rosli terkena stroke yang melumpuhkan satu sisi tubuhnya. Saat ini dia sedang menjalani tahap pemulihan akibat penyakit tersebut.

    Anggota hip-hop di tahun 1900-an dengan nama panggung Dino ini mengungkap kebiasaan hidup buruk menjadi pemicu stroke yang dialaminya.

    “Saya suka durian, dan setiap musim saya selalu menyantapnya. Sehari sebelum stroke, saya makan tujuh durian kampung. Keesokan paginya, saya pingsan. Ketika saya berkonsultasi dengan dokter, mulut saya masih berbau durian,” kata dia kepada Mstar.

    Menurut Dino, kebiasaan merokoknya sejak kecil juga berpengaruh terhadap serangan stroke yang dialaminya saat ini.

    “Saya juga merokok sejak kecil, yang kemungkinan besar turut berperan dalam kondisi saya. Tapi sekarang saya sedang berusaha berhenti,” ujarnya saat Wakil Menteri Komunikasi Teo Nie Ching berkunjung ke rumahnya di Kampung Baru, Kuala Lumpur.

    Merokok secara signifikan meningkatkan risiko stroke melalui beberapa mekanisme: merusak pembuluh darah, mendorong pembentukan gumpalan darah, dan meningkatkan tekanan darah. Faktor-faktor ini secara kolektif berkontribusi terhadap stroke iskemik (disebabkan oleh penyumbatan) dan stroke hemoragik (disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah).

    Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah, yang selanjutnya dapat merusak jaringan otak dan memperburuk efek stroke.

    Di samping itu, makan durian dalam jumlah banyak juga tidak direkomendasikan.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay, SpJP beberapa waktu lalu menjelaskan mengonsumsi durian secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan dan kekakuan pembuluh darah jantung serta otak. Hal ini dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke yang terjadi sewaktu-waktu.

    “Karena rasanya nikmat biasanya orang tidak sanggup menahan diri. Makan dua buah durian ukuran sedang itu sudah mencukupi kebutuhan kalori dan lemak per hari orang dewasa,” ungkapnya kepada detikcom.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kenapa Banyak Kasus Stroke Terjadi Saat di Kamar Mandi? Ini Penyebabnya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Zinc Sulfate Monohydrate, Solusi Efektif untuk Kekurangan Zinc pada Tubuh

    Zinc Sulfate Monohydrate, Solusi Efektif untuk Kekurangan Zinc pada Tubuh

    Jakarta

    Zinc sulfate monohydrate berguna untuk mencegah kekurangan zinc (seng) dalam tubuh serta berperan penting dalam menjaga fungsi sistem imun dan kekebalan. Lalu, apa saja manfaat lainnya?

    Manfaat Zinc Sulfate Monohydrate

    Zinc atau zink merupakan salah satu mikronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk tubuh. Zinc juga merupakan salah satu antioksidan yang berfungsi mencegah kerusakan sel yang berkontribusi terhadap berbagai risiko penyakit seperti serangan jantung dan kanker.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut ini sederet manfaat asupan zinc untuk tubuh:

    1. Memperpendek Durasi Pilek

    Asupan zinc yang cukup dapat membantu pembentukan sel-sel imun yang melawan kuman. Sebuah tinjauan sistematis tahun 2021 terhadap 28 studi menemukan penggunaan permen hisap, gel, atau semprotan hidung zinc membuat orang merasa lebih baik dua hari lebih cepat dibanding yang tidak menggunakannya.

    2. Menjaga Kesehatan Mata

    Studi menunjukkan konsumsi 80 miligram suplemen zinc, bersama vitamin lain untuk kesehatan mata, dapat menurunkan risiko degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD) tahap lanjut. Selain itu, asupan zinc yang cukup juga dikaitkan dengan penurunan risiko kehilangan penglihatan hingga 25 persen.

    Asupan zinc tambahan dari suplemen dapat membantu melindungi retina dari radikal bebas berbahaya yang merusak sel.

    3. Mengontrol Gula Darah dan Kolesterol

    Berdasarkan studi, orang dengan diabetes tipe dua cenderung memiliki kadar zinc lebih rendah. Beberapa peneliti percaya, rendahnya zinc ini dapat memperburuk penyakit dengan cepat.

    Berbagai studi menunjukkan zinc dapat menurunkan gula darah dan kolesterol tinggi pada penderita diabetes tipe dua. Kedua kondisi ini meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung yang mengancam nyawa.

    4. Mempercepat Penyembuhan Luka

    Penelitian menemukan penggunaan zinc oksida secara langsung ke kulit terbukti efektif untuk mengatasi ruam akibat popok pada bayi. Zinc oksida juga berfungsi sebagai pelindung dari kelembapan, membantu mencegah iritasi lebih lanjut pada kulit bayi yang lecet.

    5. Meningkatkan Kualitas Sperma

    Sebuah studi kecil menemukan orang yang mengalami infertilitas mengalami peningkatan kualitas sperma setelah mengonsumsi suplemen yang mengandung zinc. Suplemen tersebut juga dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain.

    Dosis Zinc Sulfate Monohydrate

    Berikut penjabaran lengkap dosis konsumsi Zinc Sulfate Monohydrate dikutip dari Drugs:

    Dosis Dewasa 19 Tahun ke Atas

    Pria: 11 mg/hari (batas aman 34 mg)Wanita: 9 mg/hari (batas aman 34 mg)Ibu Hamil: 11 mg/hari (batas aman 40 mg)Ibu Menyusui: 12 mg/hari (batas aman 40 mg)

    Dosis Anak 19 Tahun ke Bawah

    0-6 bulan: 2 mg/hari (batas atas 4 mg)7-12 bulan: 3 mg/hari (batas atas 5 mg)1-3 tahun: 3 mg/hari (batas atas 7 mg)4-8 tahun: 5 mg/hari (batas atas 12 mg)9-13 tahun: 8 mg/hari (batas atas 23 mg)14-18 tahun: 11 mg/hari (batas aman 34 mg) untuk pria dan 9 mg/hari (batas aman 34 mg) untuk perempuanEfek Samping Zinc Sulfate Monohydrate

    Efek samping umum dari penggunaan zinc sulfate monohydrate meliputi mual dan sakit perut. Selain itu, segera cari bantuan medis apabila mengalami tanda-tanda alergi seperti biduran, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah atau tenggorokan.

    Ikuti semua petunjuk penggunaan yang tercantum dalam kemasan. Bisa juga berkonsultasi dengan dokter atau apoteker, sebelum menggunakan zinc sulfate monohydrate jika memiliki masalah kesehatan, sedang menggunakan obat lain, atau jika sedang hamil atau menyusui.

    (avk/suc)

  • Pentingnya Nutrisi saat Hamil dan Menyusui, Cegah Stunting Sejak Dini

    Pentingnya Nutrisi saat Hamil dan Menyusui, Cegah Stunting Sejak Dini

    Jakarta

    Stunting masih menjadi tantangan kesehatan serius di Indonesia. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting berada di angka 21,5 persen. Tahun 2024, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting menjadi 19,8 persen.

    Meski turun dibanding tahun sebelumnya, stunting di beberapa provinsi masih menjadi persoalan. Berikut 10 provinsi dengan prevalensi stunting di atas angka nasional:

    Nusa Tenggara Timur: 37 persenSulawesi Barat: 35,4 persenPapua Barat Daya: 30,5 persenNusa Tenggara Barat: 29,8 persenAceh: 28,6 persenMaluku: 28,4 persenKalimantan barat: 26,8 persenSulawesi Tengah: 26,1 persenSulawesi Tenggara: 26,1 persenPapua Selatan: 25,7 persen

    Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan otak, daya tahan tubuh, hingga kualitas hidup jangka panjang.

    Studi tahun 2021 yang dipublikasikan di jurnal Gaceta Sanitaria berjudul ‘Role of Maternal in Preventing Stunting: A Systematic Review’ menekankan, upaya pencegahan dan penanganan stunting harus terus dioptimalkan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang yang ditimbulkan oleh stunting.

    Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, keterlambatan perkembangan kognitif, gangguan pertumbuhan fisik, serta gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara dalam jangka panjang, dampaknya meliputi penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar, rendahnya sistem kekebalan tubuh yang membuat anak lebih rentan terhadap penyakit, serta peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, gangguan kardiovaskular, kanker, stroke, hingga disabilitas pada usia lanjut.

    “Konsekuensi ini sejalan dengan stunting yang terjadi pada masa bayi dan anak usia dini, yang berdampak pada peningkatan angka morbiditas, rendahnya fungsi kognitif dan prestasi akademik di masa anak-anak, peningkatan risiko kematian perinatal dan kematian dini pada perempuan, hingga menurunnya produktivitas dan pendapatan saat dewasa,” demikian tulis para peneliti.

    Kebutuhan Nutrisi Selama Hamil-Menyusui

    Adapun salah satu fondasi utama untuk mencegah stunting adalah pemenuhan kebutuhan gizi sejak masa kehamilan dan menyusui.

    Studi tahun 2017 berjudul ‘Assessment of the Nutrient Intake and Micronutrient Status in the First Trimester of Pregnant Women in Jakarta’ yang dipublikasikan di Medical Journal of Indonesia mengungkapkan sebagian besar Ibu hamil di Jakarta memiliki asupan energi dan nutrisi maternal yang rendah. Studi ini juga menyebut, gizi Ibu sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk hasil kehamilan yang sehat.

    Trimester pertama merupakan periode yang paling krusial karena pada 13 minggu pertama ini terjadi proses konsepsi, implantasi, dan organogenesis. Kekurangan makro dan mikronutrien berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan Ibu maupun janin.

    Status gizi yang kurang optimal telah terbukti dapat menyebabkan keguguran, gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan (intrauterine growth restriction), preeklampsia, infeksi, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan anemia. Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan risiko kematian Ibu dan bayi baru lahir.

    Gizi Ibu juga berdampak besar terhadap kesehatan jangka panjang anak, termasuk dalam proses ‘pemrograman’ penyakit tidak menular. Berbagai studi telah membuktikan, 1.000 hari pertama kehidupan (selama kehamilan dan dua tahun pertama setelah lahir) merupakan periode krusial untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

    “Asupan gizi yang baik dan pertumbuhan yang sehat pada periode ini akan memberikan manfaat jangka panjang sepanjang hidup,” tulis para peneliti.

    Pentingnya Nutrisi saat Hamil dan Menyusui, Cegah Stunting Sejak Dini Foto: infografis detikHealth

    Pentingnya Protein

    Senada, Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG(K)-Onk, menegaskan kebutuhan gizi, khususnya protein, meningkat signifikan selama masa kehamilan.

    Protein berperan penting dalam menunjang pertumbuhan janin, termasuk perkembangan otak dan tubuh bayi. Kekurangan asupan protein dapat menghambat tumbuh kembang janin, bahkan berdampak jangka panjang terhadap kualitas hidup anak di masa mendatang.

    Sayangnya, sebagian besar Ibu hamil di Indonesia masih menghadapi tantangan gizi. Menurut Prof Yudi, sekitar 80 persen Ibu hamil mengalami anemia. Kondisi ini mengindikasikan kekurangan sel darah merah yang seharusnya membawa oksigen dan nutrisi penting dari Ibu ke janin. Ketika suplai darah terganggu, pertumbuhan janin pun ikut terhambat, yang dapat berujung pada kelahiran bayi dengan berat badan rendah atau kondisi stunting.

    “Kalau asupan ini (protein) kurang ya tentu tapi pertumbuhan bayinya jadi terhambat. Perkembangan otaknya juga terhambat,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/7/2025).

    “Jadi artinya apa? Kita harus sadar Ibu hamil banyak yang kekurangan darah, kekurangan protein, dan sebagainya. Ditambah lagi dia harus berbadan dua. Berbadan dua berarti apa? Harus lebih banyak. Itu yang harus kita sadari bersama. Sehingga betul-betul memperhatikan apa yang dimakan oleh bayi kita supaya bayi bisa lebih baik,” ucapnya lagi.

    Oleh karena itu, Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk sumber protein. Menurut laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO), jenis makanan protein seperti daging, telur, dan susu menawarkan sumber penting nutrisi yang sangat dIbutuhkan yang tidak dapat dengan mudah diperoleh dari makanan nabati.
    Ini sangat penting selama tahap-tahap kehidupan utama seperti kehamilan dan menyusui, masa kanak-kanak, remaja dan usia yang lebih tua.

    Meski begitu, asupan protein yang cukup didefinisikan sebagai kemampuan protein dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, yang tidak hanya bergantung pada jumlah protein yang disediakan, tetapi juga pada kualitas protein dalam hal keseimbangan asam amino esensial dan tingkat kecernaannya.

    Menurut studi 2016 yang dipublikasikan di jurnal Animal yang berjudul ‘An Approach to Including Protein Quality When Assessing the Net ContrIbution of Livestock to Human Food Supply’, FAO mengusulkan skor asam amino esensial tercerna Digestible Indispensable Amino Acid Score (DIAAS) sebagai metode yang disukai untuk menggambarkan kualitas protein makanan. Metode ini akan menggantikan PDCAAS (Protein Digestibility-Corrected Amino Acid Score) yang telah digunakan selama lebih dari 20 tahun untuk menilai kualitas protein.

    Skor asam amino didefinisikan sebagai rasio antara kandungan asam amino esensial terbatas dalam protein uji terhadap kandungan asam amino yang sama dalam protein acuan. Dalam metode PDCAAS, skor asam amino dikoreksi menggunakan kecernaan nitrogen berdasarkan feses (true fecal nitrogen digestibility), sedangkan dalam DIAAS, digunakan kecernaan asam amino di ileum (bagian akhir usus halus) untuk setiap asam amino esensial (true ileal digestibility).

    Dari segi mutu, protein hewani secara umum memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan protein nabati. Protein hewani juga berkontrIbusi besar terhadap pasokan protein bagi manusia di seluruh dunia.

    Mengacu pada tabel dalam studi tersebut, whole milk powder atau susu bubuk utuh memiliki nilai DIAAS (Digestible Indispensable Amino Acid Score) tertinggi, yaitu 115,9, disusul oleh daging dengan nilai 111,6. Nilai DIAAS yang tinggi menandakan protein tersebut mengandung asam amino esensial dalam jumlah memadai dan mudah dicerna serta dimanfaatkan oleh tubuh.

    Hal ini menjadi penting terutama pada masa kehamilan, ketika kebutuhan protein Ibu meningkat seiring dengan perkembangan janin dan perubahan metabolisme tubuh. Protein berkualitas tinggi sangat dIbutuhkan untuk mendukung pembentukan otak, otot, dan jaringan tubuh janin, serta menjaga kesehatan Ibu selama kehamilan.

    Sementara itu, sebuah studi di jurnal Advances in Nutrition yang berjudul ‘Effects of Milk and Dairy Product Consumption on Pregnancy and Lactation Outcomes: A Systematic Review’, mengatakan susu dan produk olahan susu paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan janin dan ukuran bayi baru lahir karena mengandung berbagai zat gizi seperti protein, kalsium, fosfor, kalium, yodium, vitamin B12, dan riboflavin.

    Kelompok makanan ini secara konsisten menunjukkan kepadatan zat gizi yang tinggi, yang penting selama keadaan fisiologis seperti kehamilan dan menyusui.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video CISDI: PMT Bisa Jadi Alternatif Beri Pangan Bergizi untuk Anak “
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)