Topik: stroke

  • Apakah Mata Berkedut Tanda Alami Stroke? Simak Penjelasannya

    Apakah Mata Berkedut Tanda Alami Stroke? Simak Penjelasannya

    Jakarta

    Kedutan mata atau dalam istilah medis disebut miokimia adalah kondisi yang sering terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Kondisi ini menunjukkan otot-otot kelopak mata yang mengalami kejang tanpa disadari.

    Sebagian besar kasus kedutan mata bisa sembuh tanpa pengobatan dan sering dipicu karena beberapa faktor, seperti stres, kelelahan, atau kafein. Namun, kedutan mata yang persisten atau parah terkadang bisa menandakan masalah neurologis yang lebih serius, seperti stroke.

    Kedutan Mata yang Menjadi Gejala Stroke

    Kedutan mata memang jarang mengindikasikan stroke. Dikutip dari laman Times of India, menurut Dementech Neurosciences, jika kedutan mata terjadi bersamaan dengan beberapa gejala lainnya, hal ini mungkin mengindikasikan stroke mata atau masalah neurologis lainnya.

    Jadi, jika ada beberapa tanda berikut yang bersamaan dengan kedutan mata, segera periksakan diri ke dokter:

    Sakit kepala yang tiba-tiba dan hebatPerubahan penglihatanKesulitan berbicara atau memahami pembicaraanKelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi wajah atau tubuhMasalah keseimbangan atau koordinasiApa Itu Stroke Mata?

    Stroke mata atau oklusi arteri retina terjadi saat suplai darah ke retina terganggu. Kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan penglihatan mendadak pada salah satu mata dan bisa disertai gejala seperti kedutan mata, penglihatan kabur, atau penurunan penglihatan mendadak. Penting untuk melakukan evaluasi medis yang cepat untuk menentukan penyebabnya dan memulai perawatan yang tepat.

    Kondisi Neurologis Lain yang Berkaitan dengan Kedutan MataBlefarospasme Esensial Jinak, yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan kedipan atau kedutan kelopak mata yang tidak disengaja. Dikutip dari Healthline, kondisi ini menyebabkan kedutan mata yang semakin parah di kedua mata.Kejang hemifacial, yatu kedutan pada otot di satu sisi wajahMultiple sclerosis: Penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, yang bisa menyebabkan berbagai masalah mata dan penglihatan, seperti kedutan, penglihatan kabur atau ganda, bahkan kehilangan penglihatan permanen.

    (elk/kna)

  • Generasi Sandwich: Ngurus Dua Generasi, Jangan Lupa Cek Gula Sendiri!

    Generasi Sandwich: Ngurus Dua Generasi, Jangan Lupa Cek Gula Sendiri!

    Jakarta

    Sebagai generasi sandwich, seseorang hidup di tengah dua dunia. Di satu sisi, mendampingi orang tua yang mulai menua, dengan segala kebutuhan medis dan emosionalnya.

    Di sisi lain, masih harus mengurus diri sendiri, bahkan mungkin juga anak, pasangan, atau karier yang sedang dibangun. Dalam keseharian yang penuh dengan segudang aktivitas, ada satu hal penting yang sering luput dari perhatian: kesehatan orang tua, khususnya terkait risiko diabetes.

    Sayangnya, tidak semua tanda bisa terlihat jelas. Meski tampak sehat, banyak orang tua sebenarnya sudah memiliki risiko diabetes tipe 2 yang bisa memicu komplikasi serius seperti gangguan jantung, stroke, gagal ginjal, luka kaki yang sulit sembuh, hingga kebutaan.

    Saat kondisi sudah sampai tahap ini, perawatan menjadi kompleks dan melelahkan, bukan hanya untuk orang tua, tetapi juga bagi kita sebagai anak, yang harus menghadapi tantangan emosional, serta tuntutan waktu, energi, dan biaya. Tapi jangan salah, risiko ini tidak hanya mengintai orang tua saja!

    Faktor genetik bisa menjadi ‘warisan diam-diam’ yang membuat kita lebih rentan mengalami gangguan metabolik serupa di masa depan. Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Herry Nursetiyanto, SpPD-KEMD, FINASIM menjelaskan risiko diabetes dapat meningkat 2-3 kali lipat jika salah satu orang tua memiliki diabetes, bahkan 5-6 kali lipat jika keduanya memiliki riwayat serupa.

    “Jika ditambah dengan gaya hidup modern seperti stres kerja, kurang tidur, minim aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat, diabetes bisa muncul lebih awal dari yang diperkirakan,” ujar dr Herry, dalam keterangan tertulis, Minggu (17/8/2025).

    Kabar baiknya, diabetes bisa dicegah atau dikendalikan sejak dini. dr Herry memaparkan untuk melakukan skrining sejak dini, baik untuk diri sendiri maupun orang tua.

    “Meski tidak ada gejala, pemeriksaan tetap disarankan, apalagi jika memiliki faktor risiko seperti gaya hidup sedentari, obesitas, atau riwayat keluarga. Dengan begitu, kondisi bisa dikenali lebih awal, penanganan dapat diberikan tepat waktu, sehingga kesehatan orang tua dan diri sendiri tetap terjaga,” jelar dr Herry.

    Merawat orang tua dan menjaga diri sendiri adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan, apalagi dalam menghadapi risiko diabetes. Sebagai langkah antisipatif, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic sebagai pusat layanan kesehatan bagi semua kalangan secara GRATIS.

    Layanan ini membantu mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, memberikan manajemen menyeluruh, serta panduan gaya hidup guna menjaga metabolisme tetap sehat. Layanannya mencakup skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.

    Sugar Clinic tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Untuk booking skrining bisa dilakukan melalui MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.

    MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi seputar kesehatan tubuh, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, yang memantau langkah, kalori, detak jantung, hingga BMI.

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Berapa Langkah Jalan Kaki Agar Jantung Tetap Sehat? Segini Kata Studi

    Berapa Langkah Jalan Kaki Agar Jantung Tetap Sehat? Segini Kata Studi

    Jakarta

    Banyak studi yang mengungkapkan untuk mendapatkan manfaat dari jalan kaki harus mencapai 10 ribu langkah dalam sehari. Tetapi, ternyata tidak harus sebanyak itu.

    Sebuah studi besar di Inggris menunjukkan bagaimana jumlah langkah yang sederhana dapat memberikan perbedaan yang positif, terutama jika memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Para peneliti menggunakan data lebih dari 36 ribu orang dengan hipertensi dari studi Biobank Inggris. Peserta menggunakan akselerometer pergelangan tangan 24/7, untuk mencatat langkah dan intensitas berjalan mereka selama seminggu.

    Kemudian, kesehatan mereka dipantau selama hampir delapan tahun. Para ahli berfokus pada apakah jumlah langkah dan kecepatan berjalan berkaitan dengan risiko masalah jantung, seperti serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.

    Hasil Temuan Peneliti

    Berjalan lebih dari 3 ribu langkah dalam sehari sudah mulai bisa menurunkan risiko masalah jantung. Setiap seribu langkah tambahan, sekitar 10 ribu per hari, dapat memangkas risiko kejadian jantung hingga 17 persen.

    Untuk gagal jantung, setiap seribu langkah tambahan menurunkan risiko sebesar 22 persen. Untuk stroke, lebih dari seribu langkah dapat menurunkan risiko hampir 25 persen.

    Setelah sekitar 10 ribu langkah, manfaatnya mulai berkurang. Tetapi, tidak ada peningkatan risiko bagi orang yang melangkah lebih banyak.

    Selain jumlahnya, intensitasnya juga perlu diperhatikan. Para peneliti mengamati irama puncak 30 menit, yang berarti rata-rata langkah per menit selama 30 menit setiap hari.

    Orang yang melangkahnya lebih cepat, meskipun hanya untuk beberapa kali jalan singkat sehari, juga mengalami risiko yang lebih rendah terhadap semua dampak buruk pada jantung ini. Artinya, jalan santai ataupun jalan cepat akan berdampak baik pada kesehatan.

    Tidak Hanya untuk Orang dengan Hipertensi

    Meskipun kelompok utama adalah orang dengan hipertensi, para peneliti juga melakukan perhitungan untuk orang tanpa hipertensi menggunakan metode yang sama. Pengurangan risikonya kurang lebih sama.

    Jadi, intinya tidak perlu 10 ribu langkah. Sekitar 2.300-6.600 langkah sehari dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan. Bagi rata-rata orang dewasa yang sibuk, hal itu masih dalam jangkauan, sehingga masih bisa berolahraga meski tidak ke tempat gym.

    Mengapa Berjalan dapat Bermanfaat untuk Kesehatan?

    Dikutip dari Times of India, berjalan terutama dengan langkah cepat dapat memberikan berbagai manfaat, seperti:

    Membantu mengontrol tekanan darah.Menurunkan kolesterol “jahat”.Mengurangi kekakuan pembuluh darah.Mengurangi peradangan.Membantu mengelola berat badan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: 8,6 Juta Orang Ikut Cek Kesehatan Gratis, Paling Banyak Perempuan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/suc)

  • 5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    Jakarta

    Sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular atau cardiovascular diseases (CVD). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CVD merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia.

    Menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, dan pola makan berperan besar dalam hal ini. Dikutip dari Times of India, berikut daftar makanan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

    1. Sayuran Berdaun Hijau

    Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kale, dan Swiss chard adalah sumber gizi yang luar biasa. Sayuran ini kaya akan vitamin K, yang berperan melindungi arteri serta membantu proses pembekuan darah secara normal.

    Sebuah studi terbaru dari Edith Cowan University (ECU), University of Western Australia, dan Danish Cancer Institute menunjukkan, konsumsi satu setengah cangkir sayuran hijau dapat membantu mencegah penyakit pembuluh darah aterosklerotik atau Atherosclerotic Vascular Diseases (ASVD)

    Penelitian tersebut menemukan asupan vitamin K1 yang lebih tinggi dapat menurunkan risiko ASVD.

    “Sayuran hijau dan sayuran cruciferous seperti bayam, kale, dan brokoli mengandung vitamin K1 yang dapat membantu mencegah proses kalsifikasi pembuluh darah, salah satu ciri utama penyakit kardiovaskular. Kabar baiknya, sayuran ini mudah sekali dimasukkan ke dalam menu makan harian Anda,” kata peneliti utama.

    2. Gandum Utuh

    Gandum olahan adalah musuh terbesar bagi kesehatan jantung. Sebagai gantinya, pilihlah gandum utuh seperti oat, quinoa, beras merah, dan gandum utuh. Makanan ini kaya serat, yang membantu menurunkan kadar kolesterol sekaligus menjaga kestabilan gula darah.

    Sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan konsumsi lebih banyak gandum olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serius, seperti serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sebaliknya, konsumsi gandum utuh justru dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung.

    baca juga

    3. Beri

    Siapa sangka, mengonsumsi buah beri yang lezat ternyata bisa meningkatkan kesehatan jantung. Jenisnya antara lain blueberry, stroberi, dan raspberry. Buah-buahan ini mengandung flavonoid, senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah serta mengurangi stres oksidatif.

    Sebuah studi tahun 2019 oleh peneliti dari University of East Anglia menemukan, mengonsumsi satu cangkir blueberry setiap hari dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

    “Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang rutin makan blueberry memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin karena blueberry kaya akan senyawa alami yang disebut antosianin, yaitu flavonoid yang memberi warna merah dan biru pada buah. Kami menemukan bahwa mengonsumsi satu cangkir blueberry per hari dapat memperbaiki fungsi pembuluh darah dan mengurangi kekakuan arteri secara berkelanjutan-cukup signifikan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 12 hingga 15 persen,” jelas para peneliti.

    4. Alpukat

    Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL).

    Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menemukan, konsumsi alpukat dua porsi atau lebih setiap minggu berhubungan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.

    Peserta penelitian yang rutin mengonsumsi setidaknya dua porsi alpukat per minggu tercatat memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21 persen lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner, dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah makan alpukat.

    5. Ikan Berlemak

    Ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), yang terbukti dapat mengurangi peradangan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

    Sebuah studi tahun 2023 oleh peneliti dari Karolinska Institute menunjukkan, konsumsi lebih banyak ikan berlemak dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan riwayat keluarga dekat yang pernah mengalami penyakit kardiovaskular juga dapat memperoleh manfaat dari kebiasaan makan ikan berlemak secara teratur.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Daftar 8 Jenis Penyakit Habiskan Biaya BPJS Kesehatan Paling Banyak

    Daftar 8 Jenis Penyakit Habiskan Biaya BPJS Kesehatan Paling Banyak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah penyakit dengan biaya tinggi ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Penyakit katastropik disebut masih menjadi yang paling banyak menyerap anggaran.

    Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti mengatakan, sepanjang 2024, pembiayaan penyakit katastropik mencapai sekitar Rp37 triliun. Angka itu diungkapkan Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti.

    Penyakit jantung menjadi beban terbesar dalam biaya tersebut. Kanker menempati posisi kedua sebagai penyakit dengan kasus dan pengeluaran tinggi.

    “Pertama itu penyakit yang paling banyak jantung, kedua itu kanker,” ungkap Ali dikutip dari Detik.com, Sabtu, (16/8/2025).

    Penyakit gagal ginjal dan kebutuhan cuci darah juga masuk dalam daftar penyumbang beban besar BPJS Kesehatan. Disebutkan pula, pasien terbanyak berasal dari kelompok lanjut usia atau lansia.

    Jumlah lansia saat ini tercatat sekitar 28 juta orang. Populasi itu diperkirakan akan terus meningkat sehingga potensi munculnya penyakit juga semakin besar.

    Menurut Ali Ghufron, pembiayaan pemeriksaan harus ditanggung BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, program skrining kesehatan digelar untuk mendorong masyarakat hidup lebih sehat.

    Daftar 8 penyakit dengan biaya tinggi yang saat ini ditanggung BPJS Kesehatan:

    Jantung: 22.550.047 kasus, pengeluaran Rp19,25 triliun
    Kanker: 4.240.719 kasus, pengeluaran Rp6,49 triliun
    Stroke: 3.899.305 kasus, pengeluaran Rp5,82 triliun
    Gagal ginjal: 1.448.406 kasus, pengeluaran Rp2,76 triliun
    Haemophilia: 131.639 kasus, pengeluaran Rp1,11 triliun
    Thalassaemia: 353.226 kasus, pengeluaran Rp794,46 miliar
    Leukemia: 168.351 kasus, pengeluaran Rp599,91 miliar
    Sirosis hepatis: 248.373 kasus, pengeluaran Rp463,52 miliar.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur

    5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur

    Jakarta

    Memiliki usia yang panjang dan tubuh sehat merupakan keinginan dari banyak orang. Dalam perspektif kesehatan, ada banyak faktor yang menentukan kualitas dan durasi usia seseorang, misalnya dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, aktivitas fisik yang dilakukan, hingga faktor genetik.

    Hal-hal kecil yang dianggap biasa saja mungkin memiliki dampak signifikan pada kesehatan. Mengetahui kebiasaan-kebiasaan ini penting agar seseorang bisa lebih waspada dan mulai memperbaiki pola hidup sejak dini.

    Kebiasaan Sepele yang Memperpendek Umur

    Sebenarnya apa saja sih kebiasaan sepele yang sering diabaikan padahal dapat menurunkan kesehatan dan memperpendek usia? Berikut ini daftarnya dikutip dari Very Well Health:

    1. Konsumsi Makanan Olahan

    Kebiasaan mengonsumsi makanan olahan atau processed food dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Sedangkan ultra-processed food melalui proses pengolahan yang panjang dengan tambahan zat kimia dan kandungan gula garam lemak (GGL) yang cenderung tinggi.

    Hasilnya, konsumsi makanan olahan secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan diabetes. Oleh karena itu, usahakan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan utuh dan mengolah makanan sendiri di rumah.

    2. Kebanyakan Duduk

    Gaya hidup sedentary atau mager meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis. Jika tidak memiliki waktu berolahraga, coba usahakan mencapai rekomendasi minimum olahraga 30 menit saja per hari, sebanyak lima kali seminggu.

    Sebuah studi tahun 2022 menemukan 15-20 menit aktivitas fisik intens per minggu, meskipun dalam sesi singkat, dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini. Temuan ini menunjukkan risiko kesehatan dapat dikurangi melalui jumlah olahraga yang relatif sederhana, asalkan olahraga tersebut cukup meningkatkan detak jantung.

    3. Merokok

    Dalam beberapa penelitian, disebutkan merokok dapat memangkas usia seseorang hingga 10 tahun. Ketika berhenti merokok, tekanan dan aliran darah akan membaik, serta risiko kanker menurun setiap tahunnya.

    Selain dapat menyebabkan kanker, rokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan paru. Perlu diingat, asap rokok juga membahayakan orang-orang di sekitar.

    4. Begadang

    Durasi dan kualitas tidur memengaruhi usia harapan hidup seseorang. Menurut meta-analisis tahun 2017, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit dari rata-rata optimal tujuh jam dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

    Tidur malam yang baik juga dapat membantu melawan stres, depresi, dan penyakit jantung, yang semuanya termasuk faktor-faktor berpengaruh terhadap umur panjang.

    5. Sering Stres

    Stres memberi beban pada tubuh dan mempercepat proses penuaan. Ini juga bisa semakin parah bila dikombinasikan dengan isolasi sosial.

    Mengelola stres akan membantu meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan jangka panjang. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan stres seperti menulis jurnal, bermeditasi, melakukan hobi, hingga mempelajari teknik relaksasi.

    Tetap aktif secara sosial juga dapat memperpanjang umur. Cara ini bisa membantu mengelola stres dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hubungan sosial yang baik membuat seseorang lebih kuat, sedangkan hubungan yang buruk dapat memicu kondisi mental negatif dan meningkatkan risiko depresi.

    (avk/up)

  • Sering Ngantuk Meski Tidur Cukup? Hati-hati Diabetes

    Sering Ngantuk Meski Tidur Cukup? Hati-hati Diabetes

    Jakarta

    Ada beragam ciri-ciri seseorang mengalami penyakit diabetes, salah satunya kerap merasa ngantuk meskipun telah tidur cukup. Rasa kantuk tersebut bahkan kerap muncul setiap hari.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM mengatakan rasa kantuk berlebihan termasuk gejala yang sering dialami penderita diabetes, terutama saat kadar gula darah tidak stabil.

    “Jika gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), tubuh membuang glukosa melalui urine (glukosuria), mengakibatkan tubuh banyak kehilangan cairan, darah mengental, dan oksigen ke otak berkurang, hingga tubuh terasa lelah dan mengantuk,” kata dr. Herry dalam keterangan tertulis, Jumat (15/8/2025).

    Sebaliknya, saat gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), otak kekurangan glukosa sebagai sumber energi, bahkan bisa mengganggu fungsi sel-sel saraf otak (neuroglikopenia). Gejalanya bisa berupa gemetar, berkeringat, lapar, dan jantung berdebar.

    “Jika gejalanya terjadi secara perlahan, terutama saat malam hari, dan tidak segera ditangani, dapat menimbulkan kelelahan berat, bingung, mengantuk, hingga pingsan atau koma,” jelasnya.

    “Waspadai juga gejala lainnya seperti sering haus, sering buang air kecil, mudah lapar, pandangan kabur, berat badan turun drastis, sulit berkonsentrasi, hingga merasa lemas sepanjang hari,” sambungnya.

    Dalam jangka panjang, diabetes yang tidak terkontrol juga bisa menimbulkan komplikasi yang merusak saraf-saraf otonom yaitu sistem yang mengatur fungsi tubuh secara otomatis, seperti tekanan darah.

    “Ketika fungsi ini terganggu, tekanan darah bisa turun secara tiba-tiba saat berdiri (hipotensi ortostatik). Akibatnya, aliran darah ke otak berkurang sementara dan memicu rasa pusing, lemas, dan mengantuk,” tuturnya.

    Meski sering dianggap sepele, kantuk terus menerus bisa berdampak besar bagi kesehatan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga dapat menurunkan kualitas hidup. Dia mengatakan gangguan yang bisa dirasakan mulai dari hilangnya fokus hingga pola makan dan aktivitas fisik yang menjadi tidak teratur.

    Menurutnya, banyak yang menyadari bahwa kantuk terus-menerus bisa menjadi gejala awal prediabetes atau diabetes. Tanpa pemeriksaan dan perubahan gaya hidup, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes.

    “Jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi serius seperti luka yang sulit sembuh, gagal ginjal, stroke, serangan jantung, hingga kebutaan,” jelasnya.

    Namun, jangan khawatir! Rasa kantuk akibat gangguan gula darah dapat dicegah dengan menerapkan pola makan seimbang, tidur yang cukup, pengelolaan gula darah, pengelolaan stres, dan rutin beraktivitas fisik. Dokter Herry menambahkan, “Segera periksa ke dokter untuk memastikan kemungkinan prediabetes atau diabetes, atau gangguan metabolik lainnya.”

    Sebagai langkah antisipatif terhadap risiko diabetes, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic sebagai pusat layanan kesehatan GRATIS bagi semua kalangan. Layanan ini membantu mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, memberikan manajemen menyeluruh, serta panduan gaya hidup guna menjaga metabolisme tetap sehat. Layanannya mencakup skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.

    Layanan ini tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Untuk booking skrining bisa dilakukan melalui MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.

    MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi dan tips seputar kesehatan tubuh, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, yang memantau langkah, kalori, detak jantung, hingga BMI.

    Unduh MyCare sekarang dan dapatkan reward poin potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akd/akd)

  • Dokter Beberkan Kebiasaan Pagi yang Ternyata Bisa Merusak Jantung

    Dokter Beberkan Kebiasaan Pagi yang Ternyata Bisa Merusak Jantung

    Jakarta

    Salah satu kebiasaan pagi yang tidak boleh terlewatkan adalah sarapan. Ada kebiasaan sarapan yang ternyata dapat membahayakan kesehatan jantung.

    Spesialis jantung Dr Robert Segel, MD, mengungkapkan sarapan dengan menu yang tinggi garam perlahan dapat merusak jantung. Kandungan natrium (sodium) bukan hanya terkandung dalam sosis, tetapi bisa juga pada makanan yang tidak terasa asin, seperti roti, bagel, muffin, dan pastry.

    “Asupan natrium tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan memicu risiko gagal jantung,” terang Dr Segel yang dikutip dari Eating Well.

    Sebuah penelitian menunjukkan orang yang mengonsumsi natrium tinggi dapat berisiko 19 persen lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Sebagai rekomendasi, American Heart Association membatasi konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari.

    Jumlah itu jauh di bawah rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg. Produk daging olahan seperti sosis bukan hanya tinggi garam, tetapi juga tinggi lemak jenuh yang bisa meningkatkan kolesterol jahat.

    Studi menunjukkan mengonsumsi lebih dari 140 gram daging olahan per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46 persen. Selain itu, pola makan tinggi garam juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2.

    Penelitian menemukan bahwa konsumsi natrium tertinggi dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 80 persen dibanding orang yang rendah mengonsuminya. Diabetes sendiri dapat melipatgandakan risiko penyakit jantung.

    Banyak menu sarapan yang dikonsumsi rendah serat. Padahal, serat terutama serat larut membantu menurunkan kolesterol tinggi dan melindungi jantung.

    Beberapa contohnya seperti oatmeal dan buah-buahan, misal apel, pir, pisang, dan jeruk. Makanan-makanan tersebut merupakan sumber serat larut yang baik untuk kesehatan kardiovaskular.

    Untuk menjaga kesehatan jantung, ahli gizi merekomendasikan beberapa cara, yakni:

    Minum air putih sebelum kopi untuk membantu sirkulasi dan tekanan darah.Tambahkan serat minimal 5 gram di menu sarapan.Pilihlah protein berkualitas tinggi, seperti telur, plain yogurt, atau keju rendah garam.Batasi konsumsi gula tambahan demi mengurangi risiko stroke dan gagal jantung.Bergerak ringan sekitar 10-15 menit di pagi hari, untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol.Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri dan mengelola stres.Cobalah untuk berjemur di pagi hari, sebab paparan sinar matahari pagi dapat membantu menurunkan tekanan darah malam hari.

    Dr Segel menekankan mengurangi konsumsi garam pada sarapan dan mengkombinasikannya dengan kebiasaan sehat lain, dapat membantu melindungi jantung dalam jangka yang panjang.

    “Memulai hari dengan nutrisi yang tepat, tubuh rutin bergerak, dan pikiran tenang adalah investasi kesehatan terbaik,” pungkasnya.

    (sao/naf)

  • Hati-hati! Serangan Stroke Sering Muncul di Pagi Hari, Ini Alasannya

    Hati-hati! Serangan Stroke Sering Muncul di Pagi Hari, Ini Alasannya

    Jakarta

    Stroke merupakan kondisi yang perlu ditangani secara cepat. Penyakit ini memicu aliran darah ke otak terganggu, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Gangguan ini bisa disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah di otak (stroke hemoragik).

    Kekurangan suplai dalam hitungan menit saja dapat memicu kerusakan otak permanen. Oleh karena itu, pertolongan medis dengan cepat sangat penting dalam penanganan stroke.

    Stroke sebenarnya bisa terjadi kapan saja, tapi dalam beberapa kasus, pagi hari disebut menjadi ‘waktu rawan’ serangan stroke. Kenapa hal ini bisa terjadi?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Melisa Aziz, SpJP menuturkan ini berkaitan dengan pola alami tekanan darah pada tubuh. Ia menuturkan, saat malam hari, tekanan darah cenderung menurun. Ini merupakan siklus tubuh yang normal ketika organ beristirahat dan memulihkan diri.

    Menjelang pagi, sekitar pukul 2-3 pagi, tekanan darah mulai meningkat kembali. Bagi orang yang memiliki masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi tak terkontrol, lonjakan tekanan darah ini dapat meningkatkan risiko stroke saat pagi hari.

    Lonjakan tekanan darah dapat mengganggu pasokan darah ke otak.

    “Tapi memang banyak kejadian (di pagi hari) bukan serangan jantung, tapi mungkin stroke ya,” kata dr Melisa ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

    “Orang-orang yang tekanan darahnya tidak terkontrol berisiko tekanan darahnya melonjak saat itu,” tandasnya.

    Gejala Serangan Stroke di Pagi Hari

    Secara umum gejala stroke yang muncul di pagi hari sama dengan serangan stroke di waktu lainnya. Beberapa di antaranya seperti kelemahan pada wajah sebelah, kelemahan tubuh di satu sisi, dan perubahan kemampuan berbicara.

    “Jika melihat wajah yang menurun sebelah, lengan melemah saat diangkat, atau ada perubahan pada bicara, waktu menjadi sangat penting. Jika memungkinkan, hubungi 911 atau minta bantuan,” kata dokter saraf Weill Cornell Medical Center New York, Dr Baxter Allen, dikutip dari Health Matters, Selasa (12/8/2025).

    “Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Semakin cepat mereka tiba, semakin cepat kami dapat memberikan perawatan,” sambungnya.

    Dikutip dari Healthline, berikut beberapa gejala stroke lain yang muncul saat bangun tidur:

    Kesulitan memahami orang lainKebingungan atau disorientasiPenglihatan menghitam, buram, atau gandaKesulitan berjalan atau kehilangan keseimbanganSakit kepala berat yang muncul tiba-tibaMual, muntah, atau pusingKejang atau kehilangan kesadaran

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • 11 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui

    11 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui

    Jakarta

    Kopi adalah minuman populer yang dikonsumsi oleh banyak orang. Beberapa orang menikmati kopi dengan tambahan gula untuk menyeimbangkan rasa pahitnya.

    Padahal menurut ahli gizi Riya Desai, minum kopi dengan banyak gula, pemanis, krim kocok, dan susu secara teratur bisa menyebabkan masalah kesehatan.

    Gula bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, kardiovaskular, masalah kulit, kurang tidur, Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau penyakit perlemakan hati yang tidak berhubungan dengan alkohol, hingga ginjal.

    Oleh karena itu, sebaiknya mengonsumsi kopi hitam atau tanpa tambahan gula untuk menghindari risiko penyakit.

    Manfaat Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

    Kopi hitam dikenal dengan rasanya yang kuat dan berani. Minuman ini memungknkan rasa murni dari biji kopi untuk meresap, memberi pengalaman kopi yang kaya tanpa tambahan rasa manis atau krim. Berikut sejumlah manfaat minum kopi hitam tanpa gula.

    1. Meningkatkan Suasana Hati dan Produktivitas

    Kafein dalam kopi hitam bisa menstimulasi otak. Sehingga bisa membantu meningkatkan fokus, konsentrasi dan waktu reaksi.

    Dalam meningkatkan suasana hati, kopi meningkatkan neurotransmitter, seperti dopamin dan serotonin. Dikutip dari laman Manipal Hospitals, keduanya berkaitan dengan perasaan bahagia dan sejahtera.

    2. Mendukung Kesehatan Kardiovaskular

    Penelitian telah menunjukkan bahwa kopi bisa membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Antioksidan dalam kopi hitam juga bisa membantu melawan peradangan, faktor utama dalam penyakit jantung.

    3. Meningkatkan Kesehatan Hati

    Salah satu manfaat penting dari mengonsumsi kopi hitam adalah melindungi hati. Senyawa tertentu dalam kopi, seperti cafestol dan kahweol bisa membantu melindungi hati dari kerusakan akibat racun.

    Sebuah studi bahkan menunjukkan, dua cangkir kopi sehari bisa menurunkan risiko kondisi seperti fibrosis hati atau sirosis. Penelitian juga mengungkapkan, orang yang minum lebih dari tiga cangkir sehari cenderung memiliki jaringan hati yang lebih fleksibel dan sehat.

    Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa minum kopi hitam bisa membantu tubuh melawan risiko diabetes secara efektif. Kopi bisa membantu meningkatkan produksi insulin tubuh yang dapat mengatur kadar glukosa darah. Tapi, jangan berlebihan dalam mengkonsumsi kopi. Konsultasikan dengan dokter untuk dosis yang tepat.

    5. Mendukung Upaya Penurunan Berat Badan

    Kopi hitam adalah minuman bebas kalori yang bisa menjaga berat badan yang sehat. Kopi ini kaya akan kafein yang bisa merangsang metabolisme dan meningkatkan energi, sehingga menekan rasa lapar.

    Kandungan asam klorogenat dalam kopi hitam membantu memperlambat produksi glukosa. Sehingga, minum kopi hitam setelah makan membantu memperlambat pembentukan glukosa. Kandungan antioksidan kopi hitam juga bisa membantu mengelola berat badan.

    Kendati demikian, penurunan berat badan memerlukan kombinasi olahraga teratur dan makan sehat, di samping bahan alami seperti kopi agar mendukung upaya tersebut mendapat hasil yang lebih baik.

    6. Mencegah Kerusakan Gigi

    Dikutip dari laman Healthshots, minum kopi tanpa tambahan gula atau krimer bisa mengurangi bakteri di mulut dan mengurangi risiko kerusakan gigi. Sebuah studi dalam Journal of Conservative Dentistry menemukan, minum kopi tanpa tambahan apapun bisa mengurangi risiko karies gigi.

    7. Mencegah Risiko Kanker

    Kopi hitam mengandung antioksidan kuat yang bisa membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Antioksidan ini melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas dengan melawannya.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan orang yang minum kopi mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena kanker usus besar dan risiko perkembangan kanker, terutama kanker hati dan kanker endometrium.

    8. Meningkatkan Daya Ingat

    Minum kopi hitam bisa membantu menjaga otak tetap tajam. Studi menunjukkan konsumsi secara teratur dikaitkan dengan peningkatan daya ingat dan penurunan risiko penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson.

    9. Melindungi Kesehatan Otak

    Kafein dan antioksidan dalam kopi bisa melindungi sel-sel otak dari kerusakan, menurunkan risiko penurunan kognitif dan demensia di kemudian hari. Hal ini bisa membantu menstimulasi sistem saraf pusat dan meningkatkan waktu reaksi serta kinerja mental. Kopi juga bisa membantu memperlambat penurunan kognitif terkait usia dan mendukung kesehatan otak jangka panjang.

    10. Melawan Stres Oksidatif

    Kopi hitam kaya antioksidan yang penting untuk melawan stres oksidatif dan peradangan pada tubuh. Antioksidan tersebut membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

    11. Melancarkan Pencernaan

    Kopi hitam merangsang pencernaan dengan lembut dan melancarkan buang air besar. Sifat diuretik juga mendorong detoksifikasi dan membantu meredakan kembung. Penting untuk mengonsumsi kopi secukupnya, sebab minuman ini bisa mengiritasi lambung pada beberapa orang.

    (elk/suc)