Topik: stroke

  • Kisah Pria 20 Tahun Mendadak Kena Stroke saat Mandi, Ini Gejala Awalnya

    Kisah Pria 20 Tahun Mendadak Kena Stroke saat Mandi, Ini Gejala Awalnya

    Jakarta

    Seorang pria di Thai Nguyen utara, Vietnam, tiba-tiba mengalami stroke hemoragik setelah mandi larut malam. Ia tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

    Kondisi ini terjadi pada 19 Februari 2019. Malam itu, ia kembali ke apartemen sewaannya setelah bekerja lembur, dan seperti biasa mandi pukul 23.00 waktu setempat.

    Namun, saat ia berbaring di tempat tidur, pria bernama Au Van Hieu itu tiba-tiba merasakan beberapa gejala. Mulai dari sakit kepala, mual, kehilangan kendali, dan lemas di sisi kiri tubuhnya sebelum akhirnya pingsan.

    Dilarikan ke UGD Keesokan Harinya

    Teman-temannya baru mengetahuinya keesokan paginya, dan segera membawanya ke UGD di Rumah Sakit Umum Provinsi Bac Giang. Dokter memberikan prognosis yang suram, memperkirakan kemungkinan ia bertahan hidup hanya 1-2 persen.

    Tak mau menyerah, keluarga Hieu segera membawanya ke Rumah Sakit Bach Mai di Hanoi. Di sana, dokter mendiagnosisnya dengan stroke hemoragik.

    Kondisi ini seringkali fatal akibat pecahnya pembuluh darah otak. Tetapi, jarang terjadi pada anak muda tanpa kondisi tertentu, meskipun ada lonjakan kasus baru-baru ini seiring dengan munculnya gaya hidup modern.

    Untuk melarutkan gumpalan darah dan mengurangi tekanan intrakranial, dokter terpaksa melakukan kraniotomi pada Hieu. Itu merupakan prosedur bedah saraf di mana sebagian tulang tengkorak (kranium), diangkat untuk mengurangi tekanan berlebih di dalam otak akibat pembengkakan parah atau perdarahan.

    Meskipun tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, Hieu memang menjalani gaya hidup tidak sehat seperti sering begadang, stres akibat pekerjaan, makan di waktu yang tidak teratur, dan mandi larut malam.

    Sadar Setelah 20 Hari Koma

    Hieu sadar kembali setelah koma selama 20 hari, tetapi kehilangan sebagian besar fungsi kognitif dan motoriknya. Empat bulan setelah operasi pertamanya, ia kembali ke Rumah Sakit Bach Mai untuk menjalani cangkok kranial.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Rumah Sakit Militer Pusat 108 telah melaporkan banyak kasus serupa. Termasuk pasien muda tanpa riwayat medis.

    Sempat Ingin Mengakhiri Hidup

    Hieu harus mempelajari kembali keterampilan dasar seperti makan, berbicara, dan berjalan dari awal. Tetapi, stroke tidak hanya berdampak pada tubuhnya.

    Bagi seorang pemuda di puncak masa mudanya, kehilangan kendali atas tubuh dan status sosialnya merupakan pukulan telak. Hieu mengaku pernah mengalami depresi dan bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya demi meringankan beban keluarganya.

    “Saya merasa seperti beban yang sangat berat,” dikutip dari VNExpress.

    Setelah enam tahun menjalani perawatan, Hieu masih belum dapat kembali berintegrasi ke dalam kehidupan sosial. Ia mengatakan lengannya masih memiliki fungsi terbatas, dan diperkirakan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali ke kondisi 70-80 persen.

    Mengingat kondisinya, Hieu berharap hal ini menjadi peringatan bagi kaum muda. Terutama mereka yang tidak memiliki gaya hidup yang sehat.

    Penjelasan Kemenkes Vietnam

    Menurut Kementerian Kesehatan Vietnam, mandi dengan air dingin di malam hari dapat memicu vasospasme dan lonjakan tekanan darah. Kondisi itu yang dapat berujung pada pecahnya pembuluh darah dan stroke hemoragik.

    Suhu dingin juga dapat mengentalkan darah dan meningkatkan produksi sel darah merah dan putih, sehingga memicu pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan infark serebral.

    Maka dari itu, pihaknya menyarankan untuk tidak mandi setelah pukul 22.00, terutama dengan air hangat selama bulan-bulan yang lebih dingin.

    Direktur departemen terapi fisik dan okupasi di Rumah Sakit Hanoi Frenc, Dr Nguyen Thi Dung, mengatakan bahwa harga yang harus dibayar untuk stroke seringkali berupa gejala sisa permanen.

    Statistik menunjukkan hanya 25-30 persen pasien stroke yang pulih dan menjadi mandiri. Sisanya harus hidup bergantung, dengan 15-20 persen membutuhkan bantuan orang lain bahkan untuk tugas sehari-hari.

    Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di The Lancet menunjukkan bahwa hampir sepertiga penyintas stroke harus menghadapi depresi dalam lima tahun pertama. Depresi pasca-stroke bukan hanya respons psikologis terhadap situasi, tetapi berasal dari kerusakan fisik di bagian otak yang mengatur emosi, menciptakan lingkaran setan yang menghambat proses pemulihan dan meningkatkan risiko kematian.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/naf)

  • Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya

    Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya

    Jakarta

    Sebuah penelitian mengungkapkan ada golongan darah tertentu yang memiliki risiko serangan stroke lebih besar. Golongan darah memiliki penanda kimia, seperti A, B, AB, dan O, yang disebut antigen dan ada di permukaan sel darah merah. Namun, pada golongan darah utama itu, juga ada variasi halus yang disebabkan oleh mutasi gen tertentu.

    Para peneliti menganalisis data dari 48 studi genetik, mencakup sekitar 17 ribu pasien stroke dan hampir 600 ribu orang tanpa stroke. Semua peserta berusia antara 18 hingga 59 tahun.

    Hasilnya menunjukkan hubungan yang jelas antara gen yang bertanggung jawab atas subtipe darah A1 dan risiko stroke pada usia muda.

    “Jumlah orang yang mengalami stroke dini meningkat. Mereka yang terkena lebih mungkin meninggal akibat kejadian yang mengancam jiwa ini, dan para penyintas berpotensi menghadapi puluhan tahun disabilitas. Meski begitu, penelitian tentang penyebab stroke dini masih sangat sedikit,” ucap peneliti neurolog vaskular dari University of Maryland, Steven Kittner, dikutip dari ScienceDirect, Jumat (12/12/2025).

    Pemeriksaan genom secara luas menemukan dua lokasi yang sangat terkait dengan peningkatan risiko stroke lebih awal. Salah satunya bertepatan dengan lokasi gen penentu golongan darah.

    Analisis kedua yang berfokus pada jenis gen golongan darah tertentu menemukan orang dengan variasi gen golongan darah A memiliki risiko stroke sebelum usia 60 tahun sebesar 16 persen lebih tinggi dibanding populasi dengan golongan darah lain.

    Sementara itu, mereka yang memiliki gen golongan darah O1 memiliki risiko 12 persen lebih rendah.

    Meski demikian, peneliti menekankan peningkatan risiko stroke pada orang dengan golongan darah A tergolong kecil, sehingga tidak diperlukan kewaspadaan atau pemeriksaan khusus bagi kelompok ini.

    “Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A dapat meningkatkan risiko, tetapi kemungkinan hal ini berkaitan dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein lain dalam sirkulasi, yang semuanya berperan dalam proses pembentukan bekuan darah,” ungkap Kittner.

    Kittner menuturkan studi lanjutan perlu dilakukan untuk pada kelompok etnis lainnya. Pada penelitian tersebut, peserta studi berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia.

    Jumlah orang non-Eropa yang terlibat dalam penelitian hanya sekitar 35 persen. Sampel yang beragam dapat memperjelas makna temuan tersebut.

    “Kami jelas memerlukan studi lanjutan untuk memperjelas mekanisme peningkatan risiko stroke ini,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Istri Jelaskan Video Epy Kusnandar Minta Dikubur di Garut yang Viral

    Istri Jelaskan Video Epy Kusnandar Minta Dikubur di Garut yang Viral

    Jakarta, Beritasatu.com – Istri almarhum aktor Epy Kusnandar, Karina Ranau, memberikan penjelasan terkait video lama yang kembali viral dan memperlihatkan Epy menyebut keinginan untuk dimakamkan di Garut, Jawa Barat. Video itu ramai dibicarakan publik beberapa hari setelah Epy meninggal dunia pada Rabu, 3 Desember 2025 di usia 61 tahun. 
    Wikipedia

    Epy menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 14.24 WIB di RS Pusat Otak Nasional, Cawang, Jakarta Timur akibat penyumbatan pembuluh darah di batang otak (brainstem stroke), menurut data yang dirangkum dari sumber publikasi dan rekam medis keluarga. 

    Karina mengatakan keputusan memakamkan Epy di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, adalah pilihan terbaik yang dibuat keluarga berdasarkan komunikasi terakhir mereka.  “Kalau kita memilih memakamkan almarhum di tempat yang sekarang, itu adalah keputusan terbaik dari kami,” ujar Karina dikutip dari kanal YouTube, Jumat (12/12/2025). 

    Ia menjelaskan masyarakat sering kesulitan memahami konteks beberapa ucapan almarhum, terutama saat kondisinya kurang stabil, yang kemudian memicu perdebatan di media sosial dan di kalangan netizen.  “Netizen, masyarakat atau media mungkin tidak bisa membedakan mana omongan dia benar, mana hanya akting, atau mana omongan saat dia sedang kacau. Akhirnya kan ramai,” tambah Karina.

    Karina menegaskan bahwa keluarga sangat menghormati amanah Epy. Jika memang Epy benar-benar menginginkan pemakaman di Garut, mereka tidak akan menolak. “Kalau memang amanah beliau pengin ke sana, kita akan antar. Saya menghormati dia sebagai suami, dia punya amanah ingin di tempat ibunya, pasti kita antar,” katanya.

    Namun, ia juga mengingatkan bahwa ada percakapan lain yang menjadi pertimbangan keluarga. Dalam satu momen, saat dirinya menanyakan ulang keinginan Epy soal lokasi pemakaman, Epy menjawab, “di mana pun aku, yang penting dekat sama Bunda.”

    Pernyataan itu, menurut Karina, menjadi salah satu pertimbangan kuat sebelum keluarga akhirnya memutuskan lokasi pemakaman almarhum di Jakarta.

  • Wamenkes Soroti Obat Bahan Alam RI yang Bisa untuk Pasien Stroke-Diabetes

    Wamenkes Soroti Obat Bahan Alam RI yang Bisa untuk Pasien Stroke-Diabetes

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan RI Prof Dante Saksono Harbuwono menegaskan pentingnya pemanfaatan obat berbahan alam Indonesia.

    Hilirisasi riset kesehatan, kata dia, termasuk inovasi obat dari bahan alam, harus dipercepat agar Indonesia tidak selamanya menjadi pasar bagi produk impor.

    “Kita hanya punya dua dekade untuk menyiapkan generasi emas. Mereka harus sehat, kuat, cerdas, dan mampu bersaing secara global,” kata Dante.

    “Kita harus bertransformasi dari user menjadi producer. Indonesia punya biodiversitas yang sangat besar, dan itu harus diterjemahkan menjadi inovasi nyata lewat riset dan uji klinis yang kuat,” lanjut Dante.

    Obat Bahan Alam di Era Medis Modern

    Pengembangan obat dari bahan alam kini tidak lagi sebatas ramuan tradisional, melainkan melalui:

    pemetaan biomolekuler,uji praklinis standar internasional,uji klinis multi-senter,hingga evaluasi keamanan dan efektivitas jangka panjang.

    Pendekatan komprehensif ini membuat sejumlah produk fitofarmaka mulai masuk dalam berbagai pedoman klinis nasional, terutama untuk penyakit kronis seperti stroke, diabetes, gangguan hormon, serta masalah gastrointestinal.

    Obat bahan alam yang dikembangkan dengan standar ilmiah tinggi disebutnya dapat menjadi alternatif terapi yang aman, berpotensi mengurangi ketergantungan impor, serta membuka peluang hilirisasi ekonomi kesehatan berbasis biodiversitas Indonesia.

    “Jika kita ingin menjadi negara maju pada 2045, sektor kesehatan harus berdiri di atas kaki sendiri. Inovasi obat berbahan alam adalah salah satu kekuatan yang kita miliki, dan itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tutupnya.

    (naf/naf)

  • Jangan Abaikan Kesemutan Berulang, Bisa Jadi Gejala Kena Stroke

    Jangan Abaikan Kesemutan Berulang, Bisa Jadi Gejala Kena Stroke

    Jakarta

    Stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian ‘diam-diam’ atau silent killer terbanyak. Meski kerap terjadi secara diam-diam, tanda-tanda awal stroke sebenarnya bisa muncul sejak dini dan sering terlewatkan.

    Spesialis bedah saraf Siloam Hospital Agora dr Thomas Tommy, SpBS, mengungkapkan bahwa stroke kini semakin banyak terjadi pada usia muda. Hal ini tidak lepas dari perubahan pola hidup.

    “Stroke di usia muda, kita harus mengetahui kebiasaan masa lalu dan kebiasaan yang sekarang itu berbeda. Dari pola makan, pola kebiasaan, semuanya berubah,” terang dr Thomas pada detikcom dalam Health Talk di Siloam Hospital Agora, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).

    Menurutnya, stroke pada usia muda kerap berkaitan dengan konsumsi makanan berlebihan, obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, konsumsi alkohol, serta kebiasaan merokok.

    Gejala Stroke yang Perlu Diwaspadai

    dr Thomas menekankan stroke sering kali tidak memberikan gejala yang jelas dan bisa datang secara tiba-tiba. Tetapi, ada sejumlah tanda awal yang patut diwaspadai.

    “Tapi, kalau saya sederhanakan, mungkin sering mengalami kesemutan, terus ‘kok ini ada tangan yang mengalami kelemahan terus membaik lagi’, ada baiknya diperiksa,” jelasnya.

    Faktor Risiko Stroke

    Ia juga mengingatkan pentingnya mewaspadai faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah yang tidak terkontrol, kebiasaan tidak minum obat secara teratur, serta kolesterol tinggi. Ia menyarankan masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

    Penanganan stroke harus dilakukan secepat mungkin. Saat gejala mulai terlihat, pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan medis.

    Penanganan stroke juga harus sesegera mungkin. Mulai dari tahap pre-hospital atau pertolongan pertama, tindakan emergency, hingga perawatan pascastroke harus dilakukan secara terintegrasi.

    “Seperti yang tadi saya jelaskan, bahwa berobat tetapi bukan stroke tetap lebih baik dibandingkan dengan stroke terlambat berobat,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video 548 Pasukan Putih Dikerahkan Pramono untuk Bantu Penanganan Stroke “
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Leher Kaku Pertanda Kolesterol Tinggi? Ini Kata Dokter

    Leher Kaku Pertanda Kolesterol Tinggi? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Kolesterol adalah zat alami yang diproduksi di hati dan bisa diserap melalui makanan yang dikonsumsi. Lipoprotein ini penting untuk pola makan sehat, tapi jika dikonsumsi berlebihan bisa berbahaya bagi tubuh.

    Pernah merasakan leher yang kaku? Hal ini bisa menjadi sinyal dari kolesterol tinggi. Begini penjelasan dari dokter.

    Leher Kaku Pertanda Kolesterol?

    Pada umumnya, kolesterol tinggi tidak memicu gejala. Akan tetapi, jika kadarnya berlebihan, maka kolesterol tinggi akan menyebabkan plak dan menyempitkan pembuluh darah, seperti di leher.

    Spesialis gizi klinik dr Putri Sakti MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF mengatakan, hal inilah yang bisa memicu gejala sakit pada leher dan pundak.

    “Jadi kalau misal kolesterol tinggi kan bikin menumpuk di pembuluh darah, bikin kaku,” kata dr Putri pada detikcom beberapa waktu lalu.

    “Nah itu lah yang memicu gejala kok leher-pundak sakit, kaku, itu bisa efek hypercholesterol yang memicu penumpukan lemak di dinding pembuluh darah,” terangnya.

    Senada dengan hal tersebut, spesialis penyakit dalam, dr Ray Rattu, SpPD, kadar kolesterol yang terlalu banyak dalam tubuh bisa membuat nyeri atau rasa tegang pada pundak atau leher. Menurutnya, gejala seperti ini muncul karena penyerapan asam lemak berlebihan yang memengaruhi sistem kardiovaskular dan menyebabkan gangguan pada otot dan saraf di sekitar area tersebut.

    “Ini ada hubungannya dengan setelah dilakukan penyerapan dari asam lemak yang ada, maka akan kemungkinan terjadi suatu perubahan secara kardiovaskular, terutama di pembuluh-pembuluh darah yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan otot dan saraf,” katanya kepada detikcom beberapa waktu lalu

    Meski demikian, dr Ray mengatakan, rasa tegang di kuduk yang dirasakan setelah makan makanan berlemak tak selalu dikaitkan dengan kolesterol tinggi. Ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan gejala serupa. Jadi, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Jadi ada begitu banyak, begitu banyak variabel atau komponen lain menjadi juga gejala-gejala seperti itu,” imbuhnya lagi.

    Kolesterol Menyebabkan Penyakit Jantung

    Seiring berjalannya waktu, kolesterol jahat yang dikenal sebagai LDL bisa menumpuk di sekitar arteri yang mengalirkan suplai darah ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Jika arteri tersumbat, penyakit jantung koroner bisa terjadi. Adapun beberapa gejala penyakit jantung yang paling umum meliputi:

    Angina, nyeri dadaMualKelelahan ekstremSesak napasNyeri pada leher, rahang, perut bagian atas atau punggung

    Lakukan pemeriksaan kolesterol lebih sering jika memiliki riwayat keluarga dengan serangan jantung atau stroke. Sebab kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala di tahap awal, penting untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi dan menjaga rutinitas olahraga.

    (elk/kna)

  • Cerita Warga Indramayu Saat Pertama Kalinya Gunakan Hak Pilih di Pilwu Digital
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        10 Desember 2025

    Cerita Warga Indramayu Saat Pertama Kalinya Gunakan Hak Pilih di Pilwu Digital Bandung 10 Desember 2025

    Cerita Warga Indramayu Saat Pertama Kalinya Gunakan Hak Pilih di Pilwu Digital
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Pemilihan kuwu (pilwu) serentak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, digelar hari ini, Rabu (10/12/2025). Beberapa warga berkesempatan mencoba menyalurkan hak pilihnya secara digital.
    Total ada 139 TPS digital yang disebar di 139 desa yang hari ini melaksanakan pilwu.
    Pemilihan secara
    e-voting
    ini merupakan hal yang baru dan
    Indramayu
    pun ditunjuk sebagai
    pilot project
    pilwu digital
    di Jawa Barat.
    Sumiati (55), salah satu warga Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu, berbagi pengalaman saat menggunakan
    hak pilih
    secara digital tersebut.
    “Bagi saya sih susah. Beda sama anak zaman sekarang, mereka
    mah
    gampang. Kalau
    nyoblos
    pakai paku kan enak, saya sudah biasa,” ujar Sumiati sembari tersenyum.
    Hak pilih Sumiati sendiri tercatat di TPS 12 Pabean Udik, yang ditunjuk menjadi TPS digital di desanya.
    Di sana tersedia dua bilik suara yang di dalamnya sudah tersedia layar monitor seukuran tablet.
    Saat menyalurkan hak pilih, kata Sumiati, ia sempat panik karena calon yang ingin ia pilih tidak kunjung bisa dipilih.
    Baru pada percobaan kedua, pilihannya bisa terekam setelah dipandu oleh petugas.
    “Mungkin gemetar ya karena layar sentuh, ini kok enggak
    nyambung-nyambung
    , tetapi karena memang saya tidak pas saat milih, pilihannya jadi tidak kepencet,” ujar dia.
    Pada kesempatan itu, Sumiati datang ke TPS bersama anaknya, Anisa (30). Berbeda dengan ibunya, Anisa justru cepat menyelesaikan hak pilihnya.
    Menurut Anisa, pilwu digital jauh lebih mudah dan praktis.
    Ia juga tidak mendapati kendala apa pun walau baru pertama kali mencoba sistem pemilihan baru tersebut.
    “Bagi kami yang muda sebenarnya ini justru lebih mudah, soalnya kan tinggal klik saja mau pilih calon yang mana, tidak perlu ribet buka-buka kertas lagi,” ucap dia.
    Di sisi lain, baik Sumiati maupun Anisa, ketika diberi pertanyaan lebih memilih pelaksanaan pilwu digital atau pilwu konvensional, keduanya kompak memilih pilwu digital.
    Alasannya karena lebih modern, praktis, serta tidak ribet.
    Warga lainnya, Ali Udi (59), juga sepakat dengan Sumiati dan Anisa.
    Ia menilai pelaksanaan pilwu digital jauh lebih baik dibanding konvensional.
    Ali sendiri tidak mendapat kendala apa pun saat menyalurkan hak pilihnya.
    Menurutnya, sistem pemilihan digital tersebut tidak ada bedanya dengan bermain ponsel.
    “Memang kalau dibandingkan lebih baik cara begini, lebih transparan, praktis, dan mudah juga,” ujar dia.
    Namun, di balik itu, kata Ali, pemilih jadi tidak bisa golput dan pemilih wajib untuk memilih salah satu calon.
    “Kekurangannya mungkin tidak bisa golput ya, jadi harus pilih salah satu. Kalau pilih semua itu tidak bisa, dikosongin juga tidak bisa,” ujarnya sembari tertawa.
    Lain halnya dengan Anton Rafendi (52), ia menilai kekurangan pilwu digital ini lebih kepada perangkat layar yang kurang besar.
    Fasilitas berupa tablet dinilainya menyulitkan bagi pemilih yang sudah lansia.
    “Harusnya
    digedein
    lagi biar kelihatan, layarnya itu kekecilan kalau menurut saya,” ujarnya.
    Kekurangan lainnya, menurut Anton, sistem pilwu digital ini mengharuskan pemilih wajib datang ke TPS walau bagaimana pun kondisinya.
    Anton bercerita, ada tetangganya yang mengalami sakit stroke dan tidak bisa datang langsung ke TPS sehingga tidak bisa menyalurkan hak pilihnya.
    “Tadi keluarganya datang nanya bisa tidak pilihnya dari rumah, ternyata tidak bisa, harus di TPS. Kalau yang konvensional kan ada kebijakan tuh petugasnya datang ke rumah biar dia bisa milih, tetapi mungkin karena ini pakai tablet, jadi tidak bisa dibawa ke mana-mana,” ujar Anton.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Cara Tetap Aman Saat Olahraga dan Hindari Risiko Kolaps

    7 Cara Tetap Aman Saat Olahraga dan Hindari Risiko Kolaps

    Jakarta, Beritasatu.com – Berolahraga merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat karena dapat meningkatkan kebugaran, menjaga kesehatan jantung, hingga mengelola stres.

    Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur juga membuat tubuh lebih bertenaga dan membantu meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

    Tidak mengherankan jika semakin banyak orang menjadikan olahraga sebagai rutinitas mingguan, mulai dari latihan ringan hingga program intens di pusat kebugaran.

    Ketika dilakukan dengan tepat, olahraga memberikan manfaat besar bagi tubuh. Namun di balik manfaat tersebut, aktivitas fisik tetap memiliki risiko jika dilakukan tanpa persiapan yang baik.

    Salah satu kondisi yang sering dibahas adalah kolaps saat berolahraga, yang dapat terjadi pada siapa saja. Meskipun tidak selalu berbahaya, kondisi ini menunjukkan tubuh memiliki batas yang perlu dipahami.

    Kolaps akibat olahraga atau exercise associated collapse (EAC) adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu berdiri atau berjalan sendiri selama atau setelah melakukan aktivitas fisik berat.

    Dahulu, kondisi ini dikenal sebagai heat syncope. EAC umumnya terjadi akibat penurunan tekanan darah sementara yang berkaitan dengan mekanisme tubuh dalam menstabilkan aliran darah. Dehidrasi, pelebaran pembuluh darah, dan berkurangnya gaya dorong darah juga dapat memperburuk kondisi ini.

    Meskipun sering tampak serius, EAC berbeda dari kondisi berat seperti henti jantung mendadak atau heat stroke. Dalam banyak kasus, EAC tidak mengancam nyawa, tetapi tetap memerlukan penanganan cepat.

    Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara hindari kolaps saat olahraga agar latihan tetap aman dan manfaatnya tetap optimal seperti berikut ini yang dikutip dari John Hopkins Medicine, Selasa (9/12/2025).

    Cara Hindari Kolaps Saat Olahraga

    1. Pemanasan secara cukup

    Pemanasan selama sekitar 10 menit sangat dianjurkan untuk mempersiapkan tubuh. Peregangan ringan atau lari kecil bisa membantu meningkatkan suhu tubuh, melancarkan aliran darah ke otot, dan menurunkan risiko cedera.

    Meski sederhana, tahapan ini sering diabaikan padahal menjadi faktor penentu kesiapan tubuh sebelum masuk ke sesi latihan inti.

    2. Perhatikan sinyal tubuh sejak pemanasan

    Saat pemanasan, tubuh memberikan sinyal apakah Anda dalam kondisi prima. Tanda seperti pusing, mual, atau napas terasa berat dapat menunjukkan tubuh belum siap untuk aktivitas fisik.

    Tanda-tanda tersebut harus diperhatikan agar olahraga tidak memicu kondisi yang lebih serius. Jika gejala muncul, latihan sebaiknya ditunda.

    3. Jaga kebutuhan cairan tubuh

    Hidrasi memiliki peran besar dalam menjaga performa dan mencegah dehidrasi. Untuk olahraga di bawah satu jam, konsumsi air putih sudah cukup.

    Jika durasi latihan lebih lama, minuman isotonik dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit agar tubuh tidak cepat lelah.

    4. Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat

    Kenyamanan selama latihan dipengaruhi oleh pakaian yang dipakai. Pilih bahan yang ringan dan mudah menyerap keringat agar suhu tubuh tetap stabil.

    Jika panas tubuh terperangkap, risiko overheating meningkat. Selain pakaian, sepatu yang sesuai juga penting untuk mencegah cedera.

    5. Pastikan tubuh tidak sedang sakit

    Olahraga saat sakit dapat memperburuk kondisi tubuh. Ketika sakit, tubuh membutuhkan istirahat, bukan aktivitas fisik tambahan. Memaksakan diri justru membuat risiko komplikasi meningkat.

    6. Istirahat yang cukup sebelum berlatih

    Tidur dan istirahat yang memadai menjadi bagian penting dari persiapan aktivitas fisik. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko cedera dan membuat performa menurun. Jangan memaksakan diri berolahraga intens jika tubuh masih terasa lelah.

    7. Sesuaikan jenis olahraga dengan kondisi tubuh

    Aktivitas fisik harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika sedang sibuk atau kurang tidur, latihan berat dapat diganti dengan aktivitas ringan. Berjalan cepat, bersepeda, atau lompat tali selama total 150 menit per minggu sudah cukup untuk menjaga kesehatan jantung.

    Faktor Risiko Kolaps Saat Olahraga

    EAC paling sering dialami dalam olahraga ketahanan, seperti maraton, ultramaraton, dan triatlon. Aktivitas berat lain seperti latihan militer juga dapat memicu kondisi ini. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko meliputi:

    Riwayat pernah kolaps saat berolahraga.Dehidrasi.Berlatih dalam cuaca panas dan lembap.Kurang asupan kalori.Memiliki penyakit kronis tertentu.Konsumsi alkohol sebelum olahraga.

    Sedangkan usia, jenis kelamin, atau etnis tidak terbukti meningkatkan risiko EAC.

    Tanda Kolaps Saat Olahraga

    EAC biasanya terjadi ketika seseorang tiba-tiba menghentikan aktivitas berat, terutama olahraga luar ruangan seperti maraton atau pendakian. Kondisi ini dapat tampak mirip dengan berbagai masalah medis lain seperti henti jantung, heat stroke, atau kadar natrium rendah.

    Beberapa gejala yang sering muncul meliputi pusing atau sensasi melayang, lemas menyeluruh, bingung atau gangguan kesadaran, serta pingsan sesaat setelah berhenti berolahraga.

    Penanganan Awal jika Terjadi KolapsStabilisasi tekanan darah

    Langkah awal yang dilakukan tenaga medis adalah menormalkan tekanan darah dengan meminimalkan gejala awal.

    Jika suhu tubuh tidak berbahaya, pasien dibaringkan dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah ke otak.

    Setelah gejala mereda, pasien dibantu untuk bergerak perlahan agar tubuh beradaptasi dengan perubahan posisi.

    Berikan cairan secara bertahap

    Cairan diberikan hanya jika tidak ada tanda cedera panas atau kondisi medis lain yang memerlukan penanganan khusus.

    Pemantauan gejala tambahan

    Tenaga medis harus mengamati tanda cedera panas maupun EAH karena kedua kondisi ini memerlukan protokol berbeda.

    Evaluasi jika tidak ada perbaikan

    Jika gejala tidak membaik dalam lima menit, penyebab lain harus dipertimbangkan.

    Jalur infus dan pemeriksaan cepat

    Pemasangan infus dapat dilakukan untuk membantu stabilisasi. Pemeriksaan elektrolit dan gula darah penting untuk mendeteksi ketidakseimbangan.

    Rujukan ke fasilitas lanjutan

    Jika kondisi tidak membaik atau muncul tanda bahaya, pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan penanganan lebih lengkap.

    Memahami cara hindari kolaps saat olahraga bukan hanya soal meningkatkan performa, tetapi juga menjaga keselamatan tubuh setiap kali beraktivitas fisik. Setiap orang perlu mengenali batas tubuh, mempersiapkan diri dengan baik, serta memastikan kondisi fisik benar-benar siap sebelum berlatih.

  • Kemenkes: 350.000 Orang Meninggal karena Strok Setiap Tahunnya

    Kemenkes: 350.000 Orang Meninggal karena Strok Setiap Tahunnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dante Saksono Harbuwono, menyampaikan 350.000 kematian setiap tahun di Indonesia tercatat karena penyakit strok sebagai penyebabnya. 

    Angka tersebut disampaikan Wamenkes Dante ketika hadir dalam peluncuran program Jakarta Siaga Stroke 2026 yakni program percepatan penanganan darurat strok di Jakarta.

    “Strok itu menyebabkan lebih dari 350.000 kematian setiap tahun,” ujar Dante, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (8/12/2025). 

    Ia menekankan pasien yang selamat pun tetap berisiko mengalami kecacatan permanen akibat strok, sehingga penanganan cepat sangat krusial. Keberhasilan penyelamatan pasien, sangat bergantung pada golden period 4,5 jam sejak gejala strok pertama muncul.

    “Golden period hanya 4,5 jam dari mulai gejala sampai ditangani dengan masuknya obat,” tegasnya.

    Melihat data tersebut, sebagai salah satu langkah penanganan, Dante meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menjadi pelopor penanganan cepat stroke melalui inovasi layanan kesehatan. Menurutnya, Jakarta sebagai smart city menjadikan wilayah ini strategis untuk mempelopori respons cepat kasus penyakit strok.

    Sementara itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan program Jakarta Siaga Stroke dipilih karena relevan dengan kondisi kesehatan masyarakat saat ini.

    “Stroke adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia,” ujar Pramono.

    Untuk memperkuat respons, Pemprov Jakarta mengerahkan sebanyak 584 anggota pasukan putih yang sebelumnya membantu disabilitas dan lanjut usia.

    Pemprov Jakartaa diketahui juga telah meluncurkan sistem digital bernama Jakarta sistem informasi manajemen puskesmas (JakSimpus) yang bertujuan menyederhanakan proses laporan dan meningkatkan efisiensi layanan kesehatan bagi masyarakat. 

    Wamenkes Dante menyambut baik inisiatif tersebut, ia menegaskan ke depan sistem digital itu akan diintegrasikan dengan platform nasional SatuSehat.

    “Kita mengidentifikasi ada ratusan laporan yang harus diisi petugas kesehatan. Ini disimplifikasi dengan JakSimpus. Langkah Jakarta bisa ditiru daerah lain untuk melakukan program-program inovatif seperti ini,” tutup Dante.  

  • Pemkab Mojokerto dan Baznas Bedah Dua Rumah Warga Prasejahtera di Jetis

    Pemkab Mojokerto dan Baznas Bedah Dua Rumah Warga Prasejahtera di Jetis

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Mojokerto kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program bedah rumah. Dua rumah warga prasejahtera di Kecamatan Jetis menjadi sasaran kegiatan renovasi total.

    Dua rumah tersebut tersebut terletak di Desa Mlirip dan Desa Penompo, Kecamatan Jetis. Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra meninjau langsung kondisi rumah Mbah Siatun, warga Desa Penompo yang menjadi salah satu penerima manfaat. Rumah nenek berusia 75 tahun itu diketahui berada dalam kondisi sangat memprihatinkan.

    Melalui dialog singkat, Gus Barra (sapaan akrab, red) ini turut mengetahui bahwa Mbah Siatun merupakan tulang punggung keluarga yang tinggal bersama putrinya yang disabilitas karena stroke. Mbah Siatun juga tinggal bersama tiga cucu yang masih menjadi tanggungannya.

    “Mbah Siatun ini menjadi tulang punggung keluarga, putrinya disabilitas, dengan tiga cucu yang juga tinggal di dalam rumah. Rumahnya sudah sangat memprihatinkan kondisinya, maka pada kali ini kita memberikan program bedah rumah untuk keluarga Mbah Siatun. Semoga cepat selesai dan bermanfaat,” ungkapnya, Minggu (7/12/2025).

    Tak hanya memberikan bantuan renovasi rumah, Gus Barra juga menekankan pentingnya penanganan medis untuk putri Mbah Siatun yang mengalami stroke. Ia mengingatkan bahwa Kabupaten Mojokerto telah menerapkan Program BPJS Kesehatan UHC (Universal Health Coverage) Prioritas 100 persen, sehingga seluruh biaya pengobatan telah ditanggung.

    “Terkait biaya sudah dicover BPJS, gratis semuanya, tidak ada biaya apa pun. Tinggal antar jemputnya pakai ambulans puskesmas, 24 jam kok,” tegas orang nomor satu di lingkungan Pemkab Mojokerto ini.

    Layanan ambulans gratis di Kabupaten Mojokerto memang telah beroperasi 24 jam dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Cukup menghubungi nomor darurat 112 melalui telepon atau HP, Call Center Surya Mojo Siaga akan merespons segala bentuk kegawatdaruratan di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto.

    Program bedah rumah tersebut menjadi wujud nyata sinergi Pemkab Mojokerto dan Baznas dalam menghadirkan hunian layak bagi warga kurang mampu, sekaligus memastikan jaminan kesehatan dan pelayanan darurat yang inklusif bagi seluruh masyarakat. [tin/but]