Topik: stroke

  • 60 Ribu Warga Eropa Meninggal karena Suhu Panas Selama 2024

    60 Ribu Warga Eropa Meninggal karena Suhu Panas Selama 2024

    Madrid

    Lebih dari 60 ribu orang di Eropa meninggal dunia karena suhu panas di tahun 2024. Angka ini dapat dari sebuah studi dalam jurnal Nature Medicine.

    Dilansir AFP, Senin (22/9), suhu Eropa memanas dua kali lebih cepat daripada rata-rata global. Para peneliti yang berbasis di Spanyol menyarankan sistem peringatan darurat agar dapat membantu memperingatkan orang-orang yang rentan, terutama lansia.

    “Eropa mengalami musim panas yang sangat mematikan pada tahun 2024 dengan lebih dari 60.000 kematian terkait panas, sehingga total beban selama tiga musim panas terakhir menjadi lebih dari 181.000,” kata studi tersebut.

    Angka 60 ribu kematian itu didapat para peneliti di Institut Kesehatan Global Barcelona (ISGlobal) usai menganalisis data mortalitas di wilayah-wilayah di 32 negara Eropa yang mencakup populasi 539 juta jiwa. Jumlah korban tewas selama musim panas tahun lalu — yang merupakan musim panas terpanas yang tercatat dalam sejarah, baik di Eropa maupun dunia — diperkirakan mencapai 62.775.

    Namun, terdapat beberapa sumber yang tidak pasti untuk penelitian ini. Sehingga angka-angka tersebut bukan lah angka yang ‘pasti dan akurat’, ungkap penulis utama studi, Tomas Janos dari ISGlobal, kepada AFP.

    Dengan mempertimbangkan ketidakpastian ini, studi tahun 2024 tersebut memberikan kisaran perkiraan yang lebih luas, yaitu antara 35.000 hingga 85.000 kematian. Sulit untuk menentukan berapa banyak orang yang meninggal akibat kenaikan suhu, karena panas sangat jarang tercatat sebagai penyebab kematian.

    Selain efek langsung seperti sengatan panas dan dehidrasi, panas berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan yang berpotensi mematikan, termasuk serangan jantung, stroke, dan gangguan pernapasan.

    Menurut studi tersebut, Italia adalah negara dengan angka kematian akibat suhu panas terbanyak pada musim panas lalu dengan perkiraan 19.000 kematian. Diikuti oleh Spanyol dan Jerman dengan lebih dari 6.000 kematian.

    Ketika jumlah penduduk negara tersebut diperhitungkan, Yunani memiliki tingkat kematian tertinggi dengan 574 kematian per 1 juta penduduk, diikuti oleh Bulgaria dan Serbia.

    Halaman 2 dari 2

    (isa/jbr)

  • Profil Fahmi Bo Artis 90an yang Hidupnya Kini Memprihatinkan, Berjuang Melawan Penyakit!

    Profil Fahmi Bo Artis 90an yang Hidupnya Kini Memprihatinkan, Berjuang Melawan Penyakit!

    GELORA.CO  – Sosok artis Fahmi Bo tengah disorot publik usai kabar kesehatannya yang terus menurun viral di media sosial. Fahmi Bo kini hidupnya sangat memprihatinkan.

    Kabar terkini Fahmi Bo dibagikan oleh rekan sesama artis, Aji Yusman. Dalam unggahan Instagram Aji menunjukkan video kondisi terkini Fahmi Bo yang hanya bisa terbaring di kasurnya.

    Pakaian yang dikenakan sangat lusuh, pun wajahnya. Dia kini berjuang untuk sembuh dari komplikasi penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Tragis, dalam proses pemulihan ini Fahmi hanya seorang diri.

    Kondisi terkini Fahmi Bo yang semakin memprihatinkan. (Foto: Instagram)

    Kondisi terkini Fahmi Bo yang semakin memprihatinkan. (Foto: Instagram)

    Ya, Fahmi dikabarkan hanya tinggal sendiri di sebuah kos di Jakarta. Tidak ada keluarga yang menemaninya melewati masa-masa susah ini. Bantuan datang dari warga sekitar maupun sahabat artis.

    Terlepas dari kondisinya sekarang yang begitu memprihatinkan, sosok Fahmi amat terkenal di era 90an. Memerankan Gusur di Lupus, banyak orang mengenal Fahmi sebagai karakter yang jenaka dan menghibur.

    Berikut ini informasi lengkap tentang profil Fahmi Bo, mulai dari awal karier hingga kondisi terkini yang memprihatinkan, mengacu pada berbagai sumber, dikutip Senin (22/9/2025).

    Profil Fahmi Bo

    Fahmi Bo adalah arti kelahiran 28 Januari 29173 yang terkenal di era 90an. Perannya sebagai Gusur dalam sinetron legendaris Lupus di era 1990-an membawanya ke puncak kesuksesan dunia hiburan Tanah Air.

    Di awal karier yaitu tahun 1991, Fahmi Bo bermain peran di serial televisi Opera Tiga Jaman. Ia kemudian tampil di film Si Rawing II (Pilih Tanding), sebelum benar-benar melejit lewat sinetron Lupus. Perannya sebagai Gusur sukses melekat di ingatan penonton dan menjadi salah satu karakter ikonik pada masanya.

    Selain Lupus, Fahmi Bo juga membintangi sejumlah sinetron populer lain seperti Istana Impian (1996), Tersayang (1999), Kiamat Sudah Dekat (2005–2007), hingga Tukang Ojek Pengkolan (TOP). Sayangnya, karakter yang ia mainkan di TOP diceritakan meninggal, sehingga perannya di sinetron tersebut berhenti.

    Fahmi Bo Sempat Jadi Sopir hingga Tukang Pecel Lele 

    Seiring berkurangnya tawaran akting, Fahmi Bo tidak malu mencoba berbagai pekerjaan lain. Ia pernah bekerja sebagai sopir untuk komedian Azis Gagap, menjadi tukang parkir, hingga membantu teman berjualan pecel lele dan bebek goreng. Bahkan, ia sempat merilis single lagu sebagai upaya bertahan di dunia seni.

    Cobaan hidup Fahmi Bo tak berhenti sampai di situ. Dia diuji dengan penyakit. Pada 2018, ia mengalami stroke yang memengaruhi mobilitasnya. Kondisi ini diperparah dengan komplikasi diabetes dan asam urat yang membuat tubuhnya semakin lemah.

    Pada Agustus 2025, Fahmi Bo sempat dirawat di rumah sakit dan didiagnosis mengalami serangan jantung. Kini, kondisinya makin memprihatinkan. Tubuhnya tampak kurus, sulit berjalan, dan kerap bergantung pada bantuan teman serta komunitas.

    Situasi keuangan juga ikut memperberat keadaan, termasuk adanya tunggakan BPJS yang sempat diberitakan.

    Itu dia penjelasan mengenai sosok Fahmi Bo, artis 90an yang hidupnya kini memprihatinkan. Banyak dukungan diberikan untuk sang artis, pun doa dari netizen supaya Fahmi Bo sembuh dari segala penyakitnya

  • Pria Ini Ngaku Cuma Makan Junk Food 700 Hari, Begini Efek ke Tubuhnya

    Pria Ini Ngaku Cuma Makan Junk Food 700 Hari, Begini Efek ke Tubuhnya

    Jakarta

    Seorang pria mengaku hanya mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food hampir dua tahun penuh. Hal ini mulai dilakukan sekitar bulan Juli 2023.

    Semasa kecil, pria yang tidak disebutkan namanya ini lebih sering diberikan makanan cepat saji sejak kecil. Tetapi, ia mengaku bahwa tidak makan makanan sehat selama lebih dari 700 hari.

    “Sejak sekitar Juli atau Agustus 2023, saya belum pernah sehari pun tidak makan makanan cepat saji. Itu benar-benar satu-satunya yang saya makan,” tutur pria berusia 32 tahun itu, yang dikutip dari Mirror UK.

    “Setiap hari, saya akan makan satu porsi besar (sekitar 2 ribu kalori) dari gerai makanan cepat saji pilihan saya, yang saya minum bersama soda atau minuman berenergi,” sambungnya.

    Dari mulai bangun tidur, pria itu sudah mengonsumsi minuman berenergi, yang bisa diminum sekitar 2 atau 3 kaleng yang berisi 473 ml setiap hari. Bahkan, ia mengaku tidak minum air putih dalam rentang waktu tersebut.

    Meski gaya hidup yang dijalaninya buruk, pria itu selalu mengaku sehat secara fisik. Indeks Massa Tubuh (IMT) pria tersebut sekitar 20,8 yang termasuk dalam kategori berat badan normal, dengan berat badan 66 kg.

    Ia mengaku sehat dan kabarnya tekanan darahnya normal. Biasanya, ia hanya makan satu kali makanan utama sehari dengan total kalori 2 ribu kalori yang dikonsumsi bersama soda atau minuman berenergi.

    Pria itu menjelaskan bahwa alasan utamanya melakukan semua itu adalah kenyamanan, rasa, kemudahan mendapatkannya, dan harganya. Bahkan, dia mengatakan tubuhnya bereaksi lebih buruk saat mencoba makan makanan sehat.

    “Sistem pencernaan saya hanya terasa tidak enak saat saya mencoba makan sayuran atau minum air putih. Entah kenapa, saya memang selalu seperti ini,” tutur pria tersebut.

    “Saya belum makan buah selama, mungkin 10 atau 15 tahun, tepatnya. Saya benci buah. Salad membuat saya merasa sangat mual,” tambahnya.

    Lantas, apakah makanan cepat saji itu sehat? Tentunya tidak.

    Menurut National Health Service (NHS) di Inggris, rata-rata pria membutuhkan sekitar 2.500 kalori per hari untuk menjaga berat badan yang sehat. Sementara para wanita, rata-rata harus mencapai 2.000 kalori.

    Tapi, ini bukan tentang kalori saja, tetapi apa yang dikonsumsi. Meskipun sesekali mengonsumsi makanan cepat saji tidak berbahaya, para ahli sangat menyarankan untuk tidak menjadikannya satu-satunya sumber nutrisi tubuh. Terutama dalam jangka waktu yang lama.

    Dikutip dari WebMD, ini yang terjadi pada tubuh jika terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji:

    1. Berat badan naik

    Makanan cepat saji memang praktis dan murah. Tetapi, burger hingga kentang goreng mengandung lebih banyak lemak, kalori, dan karbohidrat olahan, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas.

    2. Bahaya untuk jantung

    Natrium membuat makanan cepat saji terasa lebih enak dan mencegahnya rusak. Tetapi, terlalu banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah, hingga risiko gagal jantung, serangan jantung, serta stroke.

    3. Lonjakan gula darah

    Makanan berlapis tepung yang tinggi karbohidrat olahan akan dipecah tubuh menjadi gula. Saat kadar gula darah meningkat, tubuh memompa insulin untuk menyeimbangkannya.

    Seiring berjalannya waktu, lonjakan gula ini bisa merusak pankreas, kadar gula darah naik, hingga memicu diabetes tipe 2.

    4. Masalah pencernaan

    Makanan tinggi natrium dapat memicu kembung untuk sementara. Jika dipadukan dengan rendahnya jumlah serat makanan, saluran pencernaan akan tersumbat. Hal ini dapat menyebabkan sembelit yang membuat Anda berisiko terkena wasir, hernia, dan divertikulitis.

    5. Mempengaruhi suasana hati

    Apa yang dimakan dan diminum dapat memengaruhi perasaan Anda secara mental dan fisik. Makanan cepat saji kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan suasana hati.

    Penelitian menunjukkan bahwa makanan cepat saji dan makanan olahan yang dibeli di toko mungkin terkait dengan risiko depresi yang lebih tinggi.

    6. Lebih mudah lelah

    Ketika sejumlah karbohidrat olahan masuk ke tubuh, gula darah naik dengan cepat, lalu turun dengan cepat pula. Hal ini dapat membuat seseorang merasa lelah.

    7. Mempengaruhi kesuburan

    Ftalat, bahan kimia sintetis yang melarutkan material dan membuat plastik tahan lama bisa terdapat di makanan cepat saji. Studi terbaru mengaitkan bahan kimia itu terhadap masalah kesuburan dan risiko lebih tinggi pada gangguan belajar serta perilaku anak-anak.

    8. Mengikis tulang dan sendi

    Kelebihan berat badan dan obesitas yang disebabkan makanan cepat saji memberikan tekanan ekstra pada sendi, terutama pinggul dan lutut. Hal ini membuat seseorang lebih mungkin mengalami patah tulang di sekitar sendi.

    9. Menyebabkan jerawat pada kulit

    Makanan cepat saji penuh dengan bahan-bahan yang tidak cocok untuk kulit. Gula dapat menurunkan kadar kolagen dna menyebabkan tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan.

    Garam dapat menguras kelembapan kulit, dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi dapat memicu hormon yang berperan dalam pembentukan jerawat.

    10. Mempengaruhi daya ingat

    Para ahli berpendapat bahwa lemak jenuh dan lemak trans memberitahu tubuh untuk membentuk plak di otak. Lemak ini menyebabkan demensia dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer tiga kali lebih banyak daripada yang tidak mengonsumsi makanan cepat saji.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Jangan Disepelekan, 10 Tanda Awal Sakit Jantung Ini Sering Terabaikan

    Jangan Disepelekan, 10 Tanda Awal Sakit Jantung Ini Sering Terabaikan

    Jakarta

    Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Sayangnya banyak orang yang mengabaikan tanda-tanda peringatan dini dari penyakit ini.

    Padahal, mengenali gejala-gejalanya sangatlah penting. Sebab, deteksi dini bisa memungkinkan tindakan pencegahan, intervensi medis yang cepat penanganan efektif, hingga mengurangi risiko komplikasi yang serius.

    Gejala Sehari-hari yang Berkaitan dengan Sakit Jantung

    Sebuah penelitian di PubMed menemukan beberapa gejala yang bisa muncul beberapa bulan sebelum ‘cardiac event’. Dikutip dari laman Chemocare, cardiac event merupakan insiden apapun yang menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Berikut di antara gejalanya:

    1. Batuk Terus Menerus

    Batuk yang berkepanjangan memang jarang dikaitkan dengan masalah jantung, namun bisa menjadi tanda peringatan jika seseorang memiliki faktor risiko penyakit jantung.

    Dikutip dari laman Times of India, batuk terus menerus yang mengeluarkan lendir berwarna putih atau merah muda bisa menjadi indikasi gagal jantung, yang terjadi saat jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, sehingga menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru.

    2. Rasa Tidak Nyaman di Dada

    Nyeri atau rasa yang tidak nyaman di dada menjadi salah satu tanda penyakit jantung yang paling umum. Rasa nyeri bisa terasa seperti adanya tekanan, sesak, terbakar, atau berat di dada.

    Beberapa orang yang merasakannya menggambarkan seperti ada benda berat yang menekan dada. Ada juga yang merasakan sensasi tajam atau terhimpit.

    Ketidaknyamanan ini bisa berlangsung dalam beberapa menit dan bisa terjadi ketika sedang beristirahat maupun beraktivitas fisik.

    3. Mual

    Terkadang penyakit jantung bisa disertai dengan gejala gastrointestinal, seperti mual, gangguan pencernaan, atau rasa tidak nyaman di perut. Bahkan ada yang sampai muntah saat serangan jantung.

    Meski bisa disebabkan karena masalah perut, gejala ini tidak boleh diabaikan, terutama jika muncul bersamaan dengan rasa tidak nyaman di dada. Wanita lebih mungkin mengalami gejala ini sebagai tanda masalah jantung dibandingkan dengan pria.

    4. Nyeri Menjalar ke Lengan

    Tanda klasik dari serangan jantung adalah nyeri yang menjalar ke lengan kiri. Rasa tak nyaman ini seringkali dimulai dari dada kemudian menjalar ke luar.

    Dalam beberapa kasus, nyeri ini mungkin menjadi satu-satunya gejala yang terlihat dari penyakit jantung. Sehingga menyebabkan kesalahan diagnosa atau keterlambatan dalam mencari pertolongan medis darurat.

    5. Detak Jantung Tidak Teratur

    Jantung yang berdebar kencang saat berolahraga atau bersemangat menjadi hal wajar. Akan tetapi, palpitasi yang sering, sensasi berdebar-debar atau ritme jantung yang tidak teratur tanpa pemicu yang jelas bisa mengindikasikan fibrilasi atrium atau bentuk aritmia lainnya.

    Apabila tidak ditangani, detak jantung yang tidak teratur bisa meningkatkan risiko stroke dan komplikasi serius lainnya.

    6. Pusing

    Pusing, lemas, atau tiba-tiba kehilangan keseimbangan bisa jadi menjadi tanda bahwa tekanan darah turun karena jantung tidak memompa secara efektif. Apabila disertai nyeri dada atau sesak napas, maka hal ini bisa menjadi tanda masalah jantung yang serius.

    7. Sakit Tenggorokan atau Rahang

    Nyeri tenggorokan atau rahang biasanya disebabkan karena masalah seperti infeksi sinus atau ketegangan otot. Tapi, jika nyeri bersamaan dengan tekanan di dada yang menjalar ke tenggorokan atau rahang, mungkin hal ini mengindikasikan serangan jantung. Rasa yang tak nyaman di tenggorokan atau rahang yang tidak bisa dijelaskan disertai gejala lain tidak boleh diabaikan.

    8. Kelelahan yang Tidak Bisa Dijelaskan

    Merasa sangat lelah atau sesak napas tiba-tiba setelah melakukan aktivitas rutin bisa menjadi tanda peringatan dini dari penyakit jantung.

    Kelelahan yang berkepanjangan, terutama pada wanita bisa mengindikasikan bahwa jantung kesulitan memompa darah secara efisien. Gejala ini bisa muncul beberapa hari atau beberapa minggu sebelum serangan jantung.

    9. Mendengkur Keras atau Sleep Apnea

    Mendengkur sesekali wajar, namun mendengkur sangat keras dan terdengar seperti tersedak atau terengah-engah bisa merupakan tanda sleep apnea. Kondisi ini menyebabkan gangguan pernapasan singkat saat tidur, sehingga memberi tekanan ekstra pada jantung. Sleep apnea yang tidak ditangani bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, aritmia, dan gagal jantung.

    10. Kaki, Pergelangan, dan Telapak Kaki Bengkak

    Retensi cairan di tubuh bagian bawah bisa merupakan tanda potensial lain dari gagal jantung. Saat jantung tidak bisa memompa secara efisien, darah akan kembali ke pembuluh darah vena, yang menyebabkan bengkak pada kaki, pergelangan kaki, serta telapak kaki. Hal ini juga bisa memengaruhi ginjal, sehingga mengurangi kemampuannya dalam membuang kelebihan cairan dari tubuh.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Rutin Lari 30 Menit Diklaim Bisa Cegah Stroke

    Rutin Lari 30 Menit Diklaim Bisa Cegah Stroke

    Foto Health

    Andhika Prasetia – detikHealth

    Minggu, 21 Sep 2025 14:30 WIB

    Jakarta – Lari jadi olahraga populer saat ini di Indonesia. Olahraga ini diklaim bisa mencegah berbagai penyakit, seperti stroke dan jantung.

  • Benarkah Konsumsi Air Rebusan Serai Bisa Turunkan Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Benarkah Konsumsi Air Rebusan Serai Bisa Turunkan Gula Darah? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Serai adalah tanaman bertangkai dengan aroma lemon segar dan rasa jeruk. Salah satu cara populer untuk mengonsumsinya adalah dengan cara merebusnya.

    Selain menyegarkan, air rebusan atau teh serai memiliki banyak manfaat kesehatan. Ada yang mempercayai bahwa air rebusan serai bisa menurunkan kadar gula darah. Benarkah demikian?

    Sebuah studi pada tahun 2021 yang diterbitkan di Atlantis Press menganalisis dampak pemberian serai terhadap pengelolaan kadar gula darah. Hasilnya, penelitian menemukan komponen bioaktif yang terkandung dalam serai bisa menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada tikus dengan atau tanpa diabetes.

    Selain itu, peneliti menemukan kombinasi serai dan jahe yang bisa meningkatkan efektivitas dalam menurunkan kadar gula darah. Hal tersebut karena kandungan gingerol pada jahe yang bisa menunjang kerja insulin, hormon yang berfungsi memproses gula dalam tubuh.

    Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan, konsumsi air rebusan serai dan jahe bisa memberi manfaat signifikan dalam menurunkan kadar gula darah ataupun mencegah diabetes.

    Manfaat Air Rebusan Serai Lainnya

    Selain menurunkan kadar gula darah, berikut beberapa manfaat air rebusan serai lainnya:

    1. Memiliki Sifat Antioksidan

    Tinjauan studi di tahun 2021 menunjukkan, serai mengandung beberapa antioksidan yang bisa membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Diketahui bahwa radikal bebas bisa menyebabkan penyakit.

    2. Memiliki Sifat Antiinflamasi

    Peradangan diduga berperan dalam banyak kondisi, termasuk penyakit jantung dan stroke. Pada penelitian tahun 2024, diungkapkan bahwa serai diduga memiliki manfaat anti-inflamasi. Senyawa-senyawanya berpotensi membantu menghambat pelepasan beberapa penanda yang memicu peradangan dalam tubuh.

    3. Mengurangi Risiko Kanker

    Senyawa citral dalam serai dianggap memiliki kemampuan antikanker yang ampuh terhadap beberapa garis sel kanker. Dikutip dari laman Healthline, beberapa komponen serai bisa membantu melawan kanker.

    Hal ini terjadi baik secara langsung menyebabkan kematian sel, maupun dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mampu melawan kanker sendiri.

    Bahkan, teh serai terkadang digunakan untuk terapi tambahan selama kemoterapi dan radiasi. Namun, penggunaannya hanya boleh dilakukan di bawah bimbingan ahli onkologi.

    Menurut berbagai penelitian pada manusia dan hewan, serai memiliki sifat antihipertensi. Para peneliti percaya, citral dalam serai membantu menurunkan tekanan darah melalui:

    Vasodilatasi: Membantu memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi tekanan darahEfek menenangkan: Bisa menenangkan sistem saraf, menurunkan detak jantung, dan kecemasan.Meningkatnya frekuensi buang air kecil: Dapat membantu membuang kelebihan cairan dalam tubuh.Air Rebusan Serai Aman untuk Semua Orang?

    Beberapa orang dianjurkan untuk tidak mengonsumsi air rebusan serai. Mereka adalah:

    Ibu Hamil

    Dikutip dari laman WebMd, serai kemungkinan tidak aman dikonsumsi selama kehamilan. Srai bisa merangsang rahim dan aliran menstruasi yang menyebabkan keguguran.

    Orang yang Mengidap Sakit Ginjal

    Sebuah penelitian dalam Journal of Renal Nutrition menemukan, konsumsi serai dalam dosis tinggi atau dosis rendah dalam jangka panjang bisa mengurangi laju filtrasi glomerulus, yaitu laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus. Peneliti menyimpulkan, laju filtrasi glomerulus yang menurun bisa beresiko memengaruhi fungsi renal lainnya.

    Orang yang Mengonsumsi Obat Diuretik

    Obat diuretik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dengan merangsang urinasi. Serai memiliki sifat diuretik. Apabila keduanya dikonsumsi bersamaan, tekanan darah bisa turun terlalu drastis dan memicu tekanan darah rendah atau hipotensi.

    Ditinjau oleh: Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/suc)

  • Bisa Picu Stroke, Berapa Tekanan Darah Tinggi yang Berbahaya?

    Bisa Picu Stroke, Berapa Tekanan Darah Tinggi yang Berbahaya?

    YOGYAKATA – Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung dan stroke. Saat tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh arteri yang betugas mengalirkan darah kaya oksien dari jantung ke seluruh tubuh, mendapat tekanan yang melebihi batas normal. Akibatnya, jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah. Lantas, berapa tekanan darah tinggi yang berbahaya? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan dalam artikel berikut ini.

    Berapa Tekanan Darah Tinggi yang Berbahaya?

    Dikutip dari laman FDA (Food and Drug Administrasion/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat), tekanan darah diartikan sebagai kekuatan darah yang mendorong dinding arteri saat jantung memompa darah. Jika tekanan ini melebihi batas normal, kondisi ini disebut sebagai hipertensi.

    Hipertensi termasuk penyakit serous lantaran bisa menimbulkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, hingga kerusakan organ tubuh lainnya.

    Dalam pemeriksaan tekanan darah, yang menjadi acuan adalah tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik mengukur tekanan darah dalam pembuluh arteri ketika jantung berdetak. Sementara tekanan diastolik, yakni tekanan darah dalam arteri ketika jantung beristirahat di antara detak. Angka tekanan sistolik akan selalu lebih tinggi ketimbang tekanan diastolik.

    Tekanan darah disebut normal jika angka sistoliknya kurang dari 120 milimeter merkuri (mmHg) dan distolik kurang dari 80 mmHg), atau bisa ditulis dengan 120/80 mmHg.

    Jika hasil pengukuran tekanan darah nilainya berada di antara 120/80 mmHg hingga 139/89 mmHg, kondisi ini disebut prahipertensi. Dalam kondisi ini, tekanan darah tidak serendah yang seharusnya, namun juga belum dikategorikan sebagai hipertensi.

    Tekanan darah yang berada di rentang 140/90 mmHg hingga 159/99 mmHg dikategorikan sebagai hipertensi stadium 1. Individu yang tekanan darahnya berada pada rentang ini sudah memerlukan pengobatan, sebab risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi lebih tinggi.

    Selanjutnya, tekanan darah yang melebihi 160/100 mmHg dikategorikan sebagai hipertensi stadium 2. Dalam kondisi ini, penderitanya biasanya membutuhkan lebih dari satu obat darah tinggi. Kerusakan tubuh mungkin sudah terjadi, begitu juga dengan kelainan kardiovaskular, meskiipun belum tentu bergejala.

    Sementara tekanan darah yang melebihi 180/120 mmHg disebut sebagai hipertensi krisis. Pada kondisi ini, penderitanya harus segera menghubungi dokter, terlebih jika mengalami tenda-tanda kerusakan organ seperti nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitn berbicara.

    Berapa tekanan darah tinggi yang berbahaya? Dari penjelan di atas, seseorang perlu waspada jika tekanan darahnya berada di rentang 140/90 mmgHg hingga 159/99 mmHG. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, hipertensi dapat berkembang menjadi hipertensi stadium 2, bahkan memicu krisis hipertensi.

    Selain itu, hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah dan organ tubuh seperti jantung, otak, ginjal, dan mata, dikutip dari Mayo Clinic.

    Bagaimana Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi?

    Mengontrol tekanan darah merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Kerusakan yang disebabkan oleh hipertensi pada organ dalam sering kali tidak bergejala hingga terjadi kerusakan serius. Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui bagaimana cara mencegah tekanan darah tinggi agar dapat menghindari penyakit ini.

    Berikut beberapa tips yang dapat membantu menurunkan atau mencegah tekanan darah tinggi:

    Mengurangi konsumsi garamMengurangi konsumsi minuman berkafeinMengurangi konsumsi alkoholRajin berolahragaMenjaga berat badanMengelola stres

    Demikian ulasan tentang berapa tekanan darah tinggi yang berbahaya. Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan pembaca. Untuk mendapatkan update berita pilihan lainnya, baca terus VOI.ID.

  • Perlukah Minum Obat Hipertensi saat Tekanan Darah Sudah Normal?

    Perlukah Minum Obat Hipertensi saat Tekanan Darah Sudah Normal?

    Jakarta

    Untuk menurunkan tekanan darah ke kisaran normal, banyak orang yang mengonsumsi makanan sehat, menurunkan berat badan, serta berolahraga secara teratur. Selain itu, obat tekanan darah tak luput menjadi asupan.

    Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, apakah ada batas waktu untuk berhenti minum obat hipertensi? Apakah obat bisa dihentikan saat tekanan darah sudah normal?

    Apakah Asupan Obat Tekanan Darah Bisa Dihentikan?

    Menurut ahli jantung yang juga direktur layanan gagal jantung di NYU Langone Hospital, Long Island, New York, dr Shaline Rao, bagi sebagian orang, risiko tekanan darah tinggi bersifat genetik atau persisten. Sehingga, dibutuhkan pengobatan seumur hidup.

    “Namun, banyak orang dapat mengurangi konsumsi pil atau berhenti minum obat sepenuhnya dengan perubahan gaya hidup yang konsisten.” kata Rao.

    Dulu, pengobatan darah tinggi dianggap sebagai terapi seumur hidup. Namun, beberapa pedoman baru menunjukkan hal ini mungkin tidak berlaku untuk semua orang.

    Ada kondisi tertentu yang memungkinkan pasien bisa berhenti minum obat, seperti memiliki perbaikan parameter tekanan darah dengan baik dan memiliki riwayat komunikasi yang baik dengan tim medis. Penghentian obat tekanan darah ini sangat bergantung pada masing-masing individu dan bisa sangat berbeda pada setiap orang.

    Bagi orang-orang dengan tekanan darah yang terkontrol baik selama bertahun-tahun, mempertahankan tekanan darah normal setelah menghentikan pengobatan mungkin masih memungkinkan. Menurut pedoman pada 2022 dari para peneliti Taiwan yang diterbitkan di Acta Cardiologica Sinica, berikut beberapa kriterianya:

    Hanya mengonsumsi satu jenis obat antihipertensiBerusia di bawah 50 tahunTidak mengalami kerusakan organMengalami hipertensi tahap 1 (tekanan sistolik 130-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg, yang relatif lebih ringan) sebelum pengobatanMenjalani gaya hidup sehatPenyebab hipertensi awal sudah diatasi atau dalam proses pemulihan, seperti sindrom cushing atau gangguan tiroid.Kapan Tidak Boleh Menghentikan Obat Tekanan Darah?

    Meski tekanan darah terkontrol dengan baik dan menjalani hidup sehat, ada beberapa orang yang memiliki faktor risiko tekanan darah tinggi yang tidak bisa diubah, sehingga perlu terus mengonsumsi obat. Beberapa faktornya meliputi:

    Berusia di atas 55 tahunMemiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi atau penyakit jantungMemiliki kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk tekanan darah tinggi.

    Apabila seseorang memiliki satu atau lebih dari faktor risiko ini, menghentikan pengobatan isa membuatnya kembali berisiko mengalami komplikasi hipertensi, seperti stroke atau serangan jantung. Dr Rao mengingatkan, hal ini juga bisa memperburuk kondisi kesehatan kronis yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi, seperti diabetes, sleep apnea, atau penyakit ginjal.

    (elk/naf)

  • CKG Ungkap Deretan Masalah Kesehatan di RI, Terbanyak Risiko Stroke dan Kurang Gerak

    CKG Ungkap Deretan Masalah Kesehatan di RI, Terbanyak Risiko Stroke dan Kurang Gerak

    Jakarta

    Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan Kemenkes RI pada Februari 2025 saat ini telah menjangkau 32 juta orang. CKG telah memperlihatkan banyak temuan penting seputar kondisi kesehatan masyarakat. Dua masalah yang paling menonjol adalah risiko stroke dan kurangnya aktivitas fisik.

    Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi mengatakan per 17 September 2025, setidaknya sudah 29,8 juta pendaftar CKG yang telah diperiksa. Angka ini akan terus bertambah setiap hernia.

    “Laju kita sekitar 600 ribu (pemeriksaan) per hari sekarang,” kata Maria Endang di Kantor Badan Komunikasi Pemerintahan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

    Temuan Penyakit Terbanyak Berdasarkan Usia

    Saat ini, CKG bisa dinikmati di 10.226 Puskesmas di Indonesia. Kemenkes menyebut masih ada sekitar 60 Puskesmas yang belum melaksanakan CKG karena berada di daerah terpencil dan sosialisasi ke masyarakat setempat belum sampai.

    Berikut adalah daftar penyakit yang paling banyak ditemukan melalui program CKG hingga 17 September 2025 berdasarkan kategori usia.

    1. Bayi Baru Lahir

    Berat lahir rendah (9.307 kasus)Kelainan saluran empedu (7.928 kasus)Penyakit jantung bawaan kritis (6.972 kasus)Hipotiroid kongenital (1.015 kasus)Defisiensi enzim G6PD (250 kasus)

    2. Balita dan Anak Prasekolah

    Gigi – Karies (264.360 kasus)Stunting (39.999 kasus)Gizi kurang (25.323 kasus)Perkembangan tidak normal (7.156 kasus)Anemia (1.482)

    3. Dewasa

    Tingkat aktivitas fisik kurang (10.800.770 kasus)Obesitas sentral (4.116.343 kasus)Gigi-Karies (3.289.903 kasus)Obesitas/overweight (3.024.952 kasus)Hipertensi (1.993.578 kasus)Pemeriksaan Lanjutan pada Dewasa Berisiko

    Orang dengan usia 40 tahun atau lebih dengan hipertensi atau diabetes melitus (DM).

    Risiko kanker usus (337.645 kasus)Risiko stroke – dislipidemia (286.346 kasus)Anemia pada catin perempuan (11.367 kasus)

    4. LansiaAktivitas fisik kurang (2.094.260 kasus)Hipertensi (953.134 kasus)Karies (813.266 kasus)Obesitas sentral (800.976 kasus)Gangguan kognitif (253.221 kasus)Pemeriksaan Lanjutan Lansia

    Orang usia 40 tahun atau lebih dengan hipertensi/DM, hepatitis B, hepatitis C, dislipidemia, dan obesitas sentral.

    Risiko stroke dislipidemia (159.924 kasus)Fungsi ginjal abnormal (13.257 kasus)Risiko fibrosis/sirosis (4.622 kasus)

    Daerah dengan Peserta CKG Terbanyak dan Tersedikit

    Endang menambahkan bahwa saat ini Provinsi Jawa masih menjadi wilayah dengan pendaftar paling banyak. Pendaftar juga didominasi oleh perempuan, dengan perbandingan 2:3.

    “51 persen dari 29,8 juta (pendaftar CKG) adalah penduduk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Tentu kami bisa mengerti karena jumlah populasi yang sangat besar di provinsi-provinsi tersebut,” kata Endang.

    “Tapi tentu kami menginginkan supaya provinsi lain itu juga segera mengejar rate yang sama,” lanjutnya.

    Sementara itu, pendaftar CKG terendah ada di Provinsi Papua, Papua Barat, dan Papua Pegunungan.

    “Ini karena masih awal ya, kami baru mulai Februari jadi pendekatannya masih umum, mengajaknya masih umum, belum berupa pesan-pesan yang mungkin pakai bahasa daerah dan seterusnya,” kata Endang.

    “Jadi pendekatan khusus itu masih kami kembangkan. Kedua juga ada masalah link internet untuk memasukkan data,” sambungnya.

    Halaman 2 dari 4

    (dpy/up)

  • Apa Itu Lemak Visceral? Ini Pengertian, Efek Negatif, dan Cara Hilangkannya

    Apa Itu Lemak Visceral? Ini Pengertian, Efek Negatif, dan Cara Hilangkannya

    YOGYAKARTA – Di dalam tubuh manusia ada banyak jenis lemak salah satunya adalah lemak visceral. Apa itu lemak visceral dapat dipamahi sebagai lemak yang memicu perut buncit. Keberadaan lemak visceral tak bisa dianggap sepele. Artikel ini akan membahas pengertian visceral fat untuk Anda.

    Mengenal Apa Itu Lemak Visceral

    Dilansir dari AI Care, lemak viseral adalah lemak putih yang ditimbun di perut dan sekitarnya. Lemak ini biasanya juga mengelilingi bberapa organ seperti hati, pankreas, atau usus.

    Dalam situs Health Direct, lema tubuh visceral juga dikenal sebagai lemak ‘toksik’. Penamaan itu bukan tanpa alasan karena lemak ini mampu menghasilkan zat kimia dan hormon yang berpotensi meracuni tubuh. Bahkan, racun yang dihasilkan lema ini lebih banyak dibanding racun yang dihasilkan oleh lemak subkutan.

    Tak heran lemak visceral dikaitkan dengan gangguan metabolisme dan risiko penyakit kardiovaskular. Beberapa penyakit yang bisa diidap oleh pemilik lemak ini seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, penyakit arteri komplikasi kehamilan, gangguan hormon, hingga berpotensi terserang berbagai jenis kanker.

    Penyebab Kemunculan Lemak Visceral

    Pemicu kemunculan lema visceral sebenarnya mirip dengan lemak lain, yakni terlalu banyak kalori yang tidak terbakar karena kurangnya aktivitas fisik. Namun, kemunculan lemak ini juga dipicu oleh hal lain yakni sebagai berikut.

    Jenis kelamin laki-lakiWanita yang sudah masuk masa menopauseOrang yang punya berat badan lahir rendahGenetikPeminum alkohol berlebih

    Selain itu stres juga dapat menjadi pemicu penumpukan lemak putih viscarel. Produksi hormon kartisol lebih banyak saat tubuh stres. Saat itu terjadi, penumpukan lemak di perut juga lebih cepat.

    Cara Mendeteksi Lemak Visceral

    Berdsaarkan penelitian, lemak visceral di badan jumlanya sekitar 10% dari total lemak tubuh. Dengan begitu Anda bisa mendeteksi seberapa banyak Anda memilik jenis lemak ini. Untuk mengetahuinya Anda harus tahu cara menghitung lemak perut.

    Selain itu mendeteksi lemak putih ini bisa dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang dan indeks massa tubuh (IMT). Pada pria, jika lingkar pingganya lebih dari 94cm maka kecenderungan memiliki lemak perut cukup tinggi. Sedangkan wanita ukuran minimal lingkar pingganya adalah 80 cm.

    Keberadaan lemak visceral juga bisa dilihat menggunakan pemeriksaan CT Scan atau MRI. Hanya saja bagi sebagian orang pemeriksaan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal.

    Cara Menghilangkan Lema Perut Visceral

    Banyak orang berpendapat bahwa menghilangkan lemak perut visceral cukup sulit. Hal itu wajar terjadi mengingat keberadaan lemak ini bisa disebabkan karena faktor genetik. Namun, Anda perlu berupaya keras untuk membakar lemak tersebut. Untuk melakukannya, beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

    Perbanyak aktivitas fisik termasuk olahraga setidaknya 30 menit per hariKonsumsi makanan sehat sajaHindari merokok dan alkoholKurangi konsumsi minuman manisTidur cukup

    Itulah informasi terkait apa itu lemak visceral. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.