Topik: stroke

  • 4 Imbauan dan Warning BMKG di Tengah Cuaca yang Lagi Panas-panasnya

    4 Imbauan dan Warning BMKG di Tengah Cuaca yang Lagi Panas-panasnya

    Jakarta

    Cuaca yang terasa lebih panas dari biasanya ternyata ada benarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi suhu saat ini berada di atas rata-rata, terutama di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan fenomena panas ekstrem merupakan dampak dari pergeseran semu matahari ke selatan, yang meningkatkan intensitas radiasi matahari di wilayah Indonesia bagian selatan. Kondisi ini diperparah oleh minimnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa banyak hambatan.

    “Situasi ini umum terjadi saat masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Namun, suhu udara kali ini memang terasa lebih terik karena kelembapan udara rendah dan langit relatif cerah hampir sepanjang hari,” jelasnya, saat dihubungi detikcom Selasa (14/10/2025).

    Menurut BMKG, suhu udara maksimum di sejumlah wilayah tercatat mencapai 34 hingga 36 derajat Celsius, bahkan terasa lebih tinggi akibat efek panas permukaan. Daerah seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, hingga Bali dan Nusa Tenggara termasuk yang paling terdampak.

    BMKG memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sebelum berangsur mereda dengan datangnya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan.

    Imbauan dan Warning BMKG

    Guswanto mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan risiko paparan panas ekstrem yang bisa berdampak pada kesehatan, mulai dari dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion), hingga heat stroke yang berpotensi fatal.

    Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan berikut:

    Hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.Gunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh.Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

    Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG dan akun media sosial resminya.

    BMKG menegaskan fenomena ini masih tergolong normal untuk periode pancaroba, meski dampaknya kini terasa lebih ekstrem karena perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperparah efek panas permukaan.

    “Yang penting masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Pastikan kondisi tubuh terjaga, kurangi aktivitas di bawah matahari langsung, dan ikuti perkembangan cuaca dari sumber resmi,” tutup Guswanto.

    (naf/naf)

  • 4 Imbauan dan Warning BMKG di Tengah Cuaca yang Lagi Panas-panasnya

    4 Imbauan dan Warning BMKG di Tengah Cuaca yang Lagi Panas-panasnya

    Jakarta

    Cuaca yang terasa lebih panas dari biasanya ternyata ada benarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi suhu saat ini berada di atas rata-rata, terutama di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan fenomena panas ekstrem merupakan dampak dari pergeseran semu matahari ke selatan, yang meningkatkan intensitas radiasi matahari di wilayah Indonesia bagian selatan. Kondisi ini diperparah oleh minimnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa banyak hambatan.

    “Situasi ini umum terjadi saat masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Namun, suhu udara kali ini memang terasa lebih terik karena kelembapan udara rendah dan langit relatif cerah hampir sepanjang hari,” jelasnya, saat dihubungi detikcom Selasa (14/10/2025).

    Menurut BMKG, suhu udara maksimum di sejumlah wilayah tercatat mencapai 34 hingga 36 derajat Celsius, bahkan terasa lebih tinggi akibat efek panas permukaan. Daerah seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, hingga Bali dan Nusa Tenggara termasuk yang paling terdampak.

    BMKG memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sebelum berangsur mereda dengan datangnya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan.

    Imbauan dan Warning BMKG

    Guswanto mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan risiko paparan panas ekstrem yang bisa berdampak pada kesehatan, mulai dari dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion), hingga heat stroke yang berpotensi fatal.

    Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan berikut:

    Hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.Gunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh.Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

    Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG dan akun media sosial resminya.

    BMKG menegaskan fenomena ini masih tergolong normal untuk periode pancaroba, meski dampaknya kini terasa lebih ekstrem karena perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperparah efek panas permukaan.

    “Yang penting masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Pastikan kondisi tubuh terjaga, kurangi aktivitas di bawah matahari langsung, dan ikuti perkembangan cuaca dari sumber resmi,” tutup Guswanto.

    (naf/naf)

  • Waspada Cuaca Panas Ekstrem, Begini Cara Menjaga Tubuh Agar Tetap Fit

    Waspada Cuaca Panas Ekstrem, Begini Cara Menjaga Tubuh Agar Tetap Fit

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca panas ekstrem banyak dikeluhkan masyarakat. Berdasarkan pantauan melalui Accuweather, suhu per Selasa (14/10/2025) ada di 34 derajat Celsius, dengan realfeel shade 36 derajat dan kualitas udara yang kurang sehat.

    Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mereda di akhir Oktober hingga November 2025. Cuaca panas ekstrem ini dipicu oleh pergeseran semu matahari ke selatan Indonesia.

    “Ini seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan,” bebernya pada wartawan, Selasa (14/10).

    Fenomena ini menyebabkan tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari langsung terasa di permukaan. Selain itu, radiasi matahari meningkat, terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Selain itu, kata dia, Indonesia saat ini tengah berada dalam masa pancaroba, yakni peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Dia mengatakan hal ini kerap ditandai dengan cuaca yang tak menentu.

    Cara Menjaga Tubuh Tetap Fit

    Untuk mencegah agar tak mudah tumbang, praktisi kesehatan dr Andi Khomeini Takdir mengingatkan yang mengalami batuk dan pilek untuk menggunakan masker, memperbaiki asupan nutrisi, dan istirahat yang cukup agar tidak menularkan orang lain.

    “Kalau sudah istirahat, makannya bagus, tetapi masih lemas sebaiknya segera ke dokter,” kata pria yang akrab disapa dr Koko pada detikcom, Rabu (8/10)

    dr Koko menyaranka mengonsumsi vitamin. Ia menyarankan untuk mengonsumsi vitamin seperti zinc dan vitamin D yang membantu imun tubuh berfungsi dengan baik.

    Selain itu, dr Koko juga menyarankan beberapa herbal yang bisa dikonsumsi. Misalnya, minum perasan jeruk nipis dengan madu atau wedang jahe demi mencegah batuk berlanjut.

    “Soal herbal sebenarnya saya kurang jago. Tapi, yang biasa saya konsumsi adalah jahe dan madu,” pungkasnya.

    Di sisi lain, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto beberapa waktu lalu memberikan lima hal yang bisa dilakukan demi menghindari risiko di tengah cuaca panas ekstrem agar tak tumbang

    1. Pastikan tetap terhidrasi dengan cara rutin minum air putih secara berkala, meski tidak merasa haus untuk mencegah dehidrasi.

    2. Membatasi aktivitas luar ruangan, utamanya pada rentang waktu 11.00 hingga 15.00 WIB. Bila tetap perlu ke luar rumah, disarankan menggunakan topi, payung, hingga pakaian yang ringan.

    “Menghindari paparan sinar matahari langsung pada siang hari dapat mengurangi risiko heat stroke,” tuturnya beberapa waktu lalu.

    3. Bila memungkinkan, gunakanlah kipas atau pendingin udara di dalam ruangan untuk menjaga tubuh tetap stabil. Memilih tempat-tempat publik yang memiliki AC, untuk bisa meredakan suhu ekstrem.

    4. Kelompok rentan, seperti lansia, anak-anak, dan orang dengan kondisi kesehatan kronis rentan pada serangan panas. Maka dari itu, perlu mendapatkan perhatian khusus, sehingga terhindar dari kemungkinan heatstroke maupun komplikasi kesehatan lainnya.

    5. Memantau laporan dan prediksi cuaca sebelum ke luar rumah juga perlu dilakukan. Akses informasi bisa didapat melalui kanal media sosial @infoBMKG maupun website resmi mereka https://www.bmkg.go.id, juga call center BMKG (196).

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • Wamenkes Ungkap 4,6 Persen Puskesmas di RI Tak Punya Dokter

    Wamenkes Ungkap 4,6 Persen Puskesmas di RI Tak Punya Dokter

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan Indonesia kini masih kekurangan dokter. Setidaknya, 4,6 persen Puskesmas di RI tidak memiliki tenaga medis.

    “4,6 persen puskesmas tidak ada dokternya, 38,8 persen puskesmas belum lengkap tenaga medisnya, dan sepertiganya dari rumah sakit itu tidak punya 7 spesialis dasar yang harusnya bisa melayani pasien dengan baik,” kata Dante, di Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).

    Menurut Dante, ini adalah permasalahan yang harus segera diatasi. Pasalnya, Puskesmas dan rumah sakit termasuk garda terdepan dalam membantu pasien.

    “Kita masih menghadapi persoalan kesehatan secara menyeluruh di Indonesia. Baik itu prevalensi stunting, kematian ibu, kematian bayi, dan angka penyakit-penyakit penting seperti tuberculosis, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan sebagainya,” ujar Dante.

    “Karena itulah maka kita harus melakukan akselerasi secepat-cepatnya karena masalahnya ada dua. Satu, masalah jumlahnya yang kurang. Dan dua, adalah masalah distribusinya yang tidak merata,” sambungnya.

    Dante menegaskan, Kemenkes bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dokter dan tenaga medis di seluruh Indonesia, serta distribusinya yang merata.

    “Karena itu kami sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab untuk melahirkan dokter, dalam hal ini Kemendikti Saintek dan Kementerian Kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk melahirkan dokter-dokter ini, sehingga cukup di seluruh Tanah Air,” tutur dia.

    Meluncurkan SOP Uji Kompetensi

    Kemenkes bersama Kemendikti Ristek resmi menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Uji Kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Nasional.

    Penetapan ini merupakan amanat dari Pasal 591 ayat (5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.

    Sebagai tindak lanjut dari penetapan SPO, pemerintah akan membentuk Tim Ad Hoc Nasional paling lambat November tahun ini.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kata Dokter IQ Anak Bisa Dioptimalkan dengan Stimulasi dari Bayi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Siasat Kemenkes RI Jamin Kompetensi Lulusan University-Hospital Based Setara

    Siasat Kemenkes RI Jamin Kompetensi Lulusan University-Hospital Based Setara

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Uji Kompetensi. Hal ini untuk memastikan kompetensi tenaga medis dan kesehatan lulusan university dan hospital based.

    SPO ini diluncurkan Kemenkes sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.

    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dante Saksono Harbuwono mengatakan saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan banyaknya masalah kesehatan, seperti stunting, kematian ibu, kematian bayi, dan angka penyakit-penyakit penting seperti tuberculosis (TB), hipertensi, diabetes, jantung, dan stroke.

    “Yang berada di garda depan untuk menangani permasalahan tersebut adalah para tenaga medis dan tenaga kesehatan. Paradoksnya adalah, tenaga medis dan kesehatan itu masih kurang di Indonesia,” kata Dante dalam sambutannya di Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).

    “4,6 persen puskesmas tidak ada dokternya, 38,8 persen puskesmas belum meningkat tenaga medisnya, dan sepertiganya dari rumah sakit tidak punya 7 spesialis dasar yang harusnya bisa melayani pasien dengan baik,” sambungnya.

    Dante menambahkan ada masalah lain terkait jumlah tenaga medis dan kesehatan yang masih kurang, serta distribusi mereka yang belum merata.

    Oleh karena itu, melalui SPO Uji Kompetensi ini, Kemenkes dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berharap tenaga medis dan tenaga kesehatan lulusan hospital dan university based bisa mendapatkan sertifikasi, sehingga kualitasnya terjamin untuk terjun melayani masyarakat.

    “Jadi uji kompetensi ini dilakukan secara nasional dan berstandar nasional. Nanti ada untuk vokasi dan profesi, dan ada spesialis dan sub-spesialis,” kata Dante.

    “Yang lulus nanti akan mendapat sertifikat dan sertifikat itu akan berlaku secara nasional. Yang tidak lulus juga boleh mengulang lagi berdasarkan waktu tertentu yang disepakati Undang-Undang,” lanjutnya.

    Pembinaan, pengampuan, dan pengawasan dari ‘uji kompetensi’ ini dilakukan oleh Kemenkes, Kemendiktisaintek, dan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI). Hal ini untuk menjamin bahwa lulusannya memiliki kualitas yang sama.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: AIPKI Menampik Ada ‘Permainan’ di Uji Kompetensi Dokter”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Japanese Walking Vs Lari, Mana yang Lebih Banyak Bakar Kalori?

    Japanese Walking Vs Lari, Mana yang Lebih Banyak Bakar Kalori?

    Jakarta

    Japanese walking atau jalan kaki ala Jepang melibatkan jalan lambat dan cepat secara bergantian. Disebut juga sebagai latihan jalan interval atau Interval Walking Training (IWT), aktivitas ini melibaka jalan lambat dan cepat yang dilakukan masing-masing 3 menit selama setengah jam.

    Dikutip dari laman Very Well Health, menurut Direkur Program Magister Sains Pendidikan Gizi di America University, Dara Ford, PhD, RD, Japanese walking ataupun berlari merupakan aktivias kardiovaskular yang memberikan manfaat untuk kesehatan jantung.

    “Keduanya dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke, menurunkan tekanan darah, menurunkan risiko diabetes melitus tipe 2, membantu mengelola berat badan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan,” kata Ford.

    Kendati demikian, lari menawarkan latihan kardiovaskular yang lebih intens, sehingga memberikan manfaat kesehatan jantung yang lebih besar. Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan, latihan ketahanan yang berlebihan dan berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan kardiovaskular pada beberapa orang, terutama mereka yang tidak aktif dan memiliki kondisi jantung bawaan.

    Pada kesimpulannya, aktivitas apapun yang meningkatkan detak jantung akan bermanfaat bagi ksehaan jantung. Tapi, olahraga yang paling bermanfaat adalah ketika dilakukan secara konsisten.

    “Jika seseorang menikmati atau bisa menoleransi jalan interval dengan waktu yang signifikan dihabiskan untuk jalan cepat atau lari sepanjang latihan, silakan saja, jika secara medis memungkinkan,” kata Ilmuwan penyakit meabolik dan keua departemen nutrisi dan studi makanan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas, Martin Binks, PhD.

    “Namun, jangan lupa bahwa Anda juga bisa mencapai tujuan ksehatan melalui jalan kaki dengan intensitas sedang secara konsisten,” kata Binks.

    Mana yang Lebih Banyak Membakar Kalori?

    Secara umum berlari lebih membakar banyak kalori, karena intensiasnya secara konsisten lebih tinggi. Selain itu, berlari juga bisa lebh efisien waktu dalam hal pembakaran kalori.

    Lari selama 30 menit kemungkinan akan membakar lebih banyak kalori dibandingkan jalan interval selama 30 menit. Tapi, baik Ford maupun Binks mengingatkan, pembakaran kalori bukanlah satu-satunya manfaat utama dari olahraga.

    “Jika seseorang ingin meningkatkan aktivitas fisik dan merasa berjalan lebih menyenangkan daripada berlari, dan akan melakukannya secara konsisten, maka itu adalah pilihan yang lebih tepat,” kata Ford.

    Mana yang Lebih Mudah Dilakukan?

    Menurut Ford, jalan kaki adalah cara termudah untuk memulai. Jika siap untuk intensitas lebih tinggi, maka beralih ke japanese walking adalah cara yang baik untuk meningkatkan intensitas tanpa menimbulkan dampak negatif.

    “Jika ada kekhawatiran tentang dampak atau cedera, mengatur durasi atau intensitas interval berjalan adalah cara yang baik untuk menyeimbangkan semuanya,” kata Ford.

    “Jika itu bukan masalah, dan ada minat untuk beralih ke lari, hal itu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak meningkatkan kecepatan atau jarak terlalu tiba-tiba,” ungkapnya.

    Seiring bertambahnya usia, risiko cedera meningkat dan pemulihan pasca latihan menjadi lebih lambat. Jadi, aktivias lari yang berdampak tinggi bisa menjadi lebih berat bagi tubuh.

    Penting untuk mendiskusikan rencana aktivitas dengan penyedia layanan kesehatan. Pastikan untuk memiliki alas kaki yang sesuai dan pilih rute berjalan atau berlari yang sesuai dengan kondisi, stabilitas kaki, dan kesehatan sendi.

    “Hal yang baik dari jalan interval adalah Anda bisa mendorong diri sedikit lebih keras, bahkan hanya selama beberapa detik atau menit, sambil tetap memerhatikan bagaimana respons tubuh Anda,” kata Binks.

    “Latihan ini bisa membantu Anda secara bertahap meningkatkan intensitas program jalan kaki seiring waktu,” tambahnya.

    Jadi, Mana yang lebih baik secara keseluruhan?

    Menurut Binks dan Ford, gerakan apapun lebih baik dari pada tidak sama sekali, terutama karena banyak orang yang kurang berolahraga dalam kesehariannya. Tepat atau tidaknya Japanese walking dan berlari ergantung pada kesehatan, tingkat kebugaan, dan preferensi masing-masing.

    “Meskipun keduanya meningkatkan hasil kardiovaskular, meningkatkan kekuatan otot dan tulang, serta meningkatkan kesejahteraan psikologis, berjalan adalah aktivitas berdampak rendah , yang mungkin cocok untuk individu dengan cedera atau nyeri sendi,” kata Ford.

    “Jika itu bukan masalah, berlari memang membakar lebih banyak kalori, semuanya tergantung pada preferensi dan kemampuan pribadi,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video KuTips: Sinyal Tubuh Kelelahan Pas Lari, Segera Lakukan Ini detikers!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/kna)

    Tren Japanese Walking

    4 Konten

    Berbagai tren jalan kaki bermunculan, banyak digemari karena lebih low impact dibanding olahraga lain seperti lari. Salah satu yang diklaim ampuh menurunkan berat badan adalah Japanese Walking.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Pilu! Cerita Wanita di AS Temani Kedua Orang Tuanya Jalani ‘Bunuh Diri Medis’

    Pilu! Cerita Wanita di AS Temani Kedua Orang Tuanya Jalani ‘Bunuh Diri Medis’

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa. Konsultasi online secara gratis juga bisa diakses melalui laman Healing119.id.

    Corrine Gregory Sharpe (61) menceritakan pengalaman pilu menemani kedua orang tuanya, Eva dan Druse Neumann ,untuk menjalani bunuh diri medis melalui prosedur Medical Aid in Dying (MAID). Setelah empat tahun berlalu sejak prosedur MAID dilaksanakan pada 2021, Corrine akhirnya berani menceritakan kisahnya.

    Prosedur MAID dapat dilakukan karena Undang-undang negara bagian Washington, Amerika Serikat, tempatnya tinggal memperbolehkan pasien penyakit terminal untuk mengakhiri hidup secara medis. Berbeda dengan euthanasia atau suntik mati, MAID dilakukan dengan resep obat dari dokter.

    Corrine menceritakan ibunya yang bernama Eva pada usia 92 dikenal sangat aktif. Sampai, pada Mei 2018 Eva didiagnosis mengalami aortic stenosis, penyempitan katup jantung yang menghambat aliran darah. Saat itu, dokter memperkirakan Eva hanya akan hidup 18 bulan sampai 2 tahun, tanpa operasi.

    Corrine menuturkan saat itu ibunya enggan menjalani operasi, karena tak ada jaminan itu akan memperpanjang hidupnya. Eva lantas memutuskan untuk menjalani hidupnya secara alami.

    Ayah Corrine, Druse sulit menerima keputusan yang diambil istrinya itu, sampai pada April 2021, Eva jatuh sakit dan harus dirawat. Seminggu setelah kejadian itu, Druse mulai menunjukkan gejala mirip stroke, bicaranya mulai tidak jelas dan melantur.

    Dokter mengatakan Druse terkena stroke ringan akibat stres berat istrinya jauh sakit. Akhirnya, Druse dan Eva dirawat di pusat rehabilitasi yang sama.

    Pada Juni 2021, Eva memutuskan untuk menjalani prosedur MAID. Corrine mengatakan ibunya itu tidak pernah takut akan kematian.

    Berbeda dengan Eva, Druse sangat takut mati. Ketika mendengar keputusan istrinya itu, Druse merasa begitu terpukul.

    “Apa yang terjadi padaku jika dia pergi lebih dulu?” kata Corrine menirukan ucapan ayahnya yang takut ditinggal Eva dikutip dari Mirror, Jumat (10/10/2025).

    Setelah melalui proses berpikir panjang, Druse juga akhirnya juga mengikuti program MAID. Corrine menyebut itu adalah momen yang begitu menyakitkan, mengingat ia akan kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Namun, di satu sisi ia berusaha menghargai keputusan kedua orang tuanya.

    Eva dan Druse memilih 13 Agustus 2021 sebagai tanggal kematian mereka. Semenjak tanggal itu ditentukan, Corrine, Eva, dan Druse lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Corrine bahkan ikut tidur bersama sang ibu, sehari sebelum waktu itu tiba.

    “Aku duduk di teras bersama ibu, lalu dia naik ke tempat tidur. Aku bertanya apakah aku boleh berbaring di sebelahnya sebentar, itu terasa sempurna,” kata Corinne.

    Keesokan harinya, Corrine bersama sang suami menemani Eva dan Druse ketika obat untuk MAID disiapkan. Prosesnya biasanya berlangsung selama beberapa jam, tapi kedua orang tua Corrine meninggal dalam waktu kurang dari satu jam.

    “Mereka duduk di tempat tidur mereka sendiri, saling bergandengan tangan, berbicara satu sama lain, lalu meminum obat itu. Kami menyalakan musik, bersulang dengan segelas anggur, dan sekitar 10 menit setelah mereka meminumnya, mereka tertidur,” cerita Corrine.

    “Mereka pergi ke tempat yang tidak bisa kami ikuti, dan rasanya sungguh tak terbayangkan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • Dari Sukabumi ke Brunei, Camilan Singkong Difabel Ini Tembus Pasar Ekspor

    Dari Sukabumi ke Brunei, Camilan Singkong Difabel Ini Tembus Pasar Ekspor

    Jakarta

    Camilan singkong buatan tangan difabel asal Sukabumi resmi menembus pasar luar negeri. Produk keripik singkong “Yammy Babeh” milik PT Gemilang Agro Inovasi hari ini melakukan ekspor perdana ke Brunei Darussalam senilai USD 18.000 atau sekitar Rp 288 juta untuk satu kontainer 20 ft.

    UMKM ini didirikan oleh Ade Soelistyowati, penyandang disabilitas tuna rungu, yang kini bekerja sama dengan perusahaan asal Brunei, SP Setia SDN BHD, untuk pengiriman berkelanjutan. Ekspor perdana ini dilepas secara simbolis di Gedung Juang 45 Sukabumi, Jawa Barat, dan dihadiri oleh Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, serta Bupati Sukabumi Ayep Zaki.

    PT Gemilang Agro Inovasi dikenal lewat produk Cassava Crackers “Yammy Babeh”, camilan berbahan dasar singkong lokal yang diolah higienis dan dikemas modern agar sesuai standar pasar global. Selain itu, Ade juga mengembangkan produk turunan mangrove-seperti kapsul, teh, dan bubuk-yang kini mulai dipasarkan ke Korea Selatan.

    Usaha ini dijalankan Ade bersama sang suami yang tengah berjuang melawan sakit stroke. Dalam keterbatasan tersebut, keduanya tetap mempertahankan usaha sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Saat ini, PT Gemilang Agro Inovasi mempekerjakan 10 karyawan tetap dan 25 siswa magang dari SMA Hassina Sukabumi.

    “Kami ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Dengan dukungan berbagai pihak, kami siap membawa produk lokal naik kelas dan menembus pasar internasional,” ujar Ade Soelistyowati, owner PT Gemilang Agro Inovasi.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman turut mengapresiasi capaian ini. Ia menilai keberhasilan Ade membuktikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dalam memperkuat daya saing pelaku usaha mikro.

    “Keberhasilan ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Atas arahan Presiden Prabowo, pemerintah akan memprioritaskan pelaku usaha disabilitas untuk mendapat pembinaan, pelatihan, dan penguatan agar lebih berdaya saing di tingkat global,” ujarnya.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menilai ekspor “Yammy Babeh” sejalan dengan upaya mendorong wirausaha lokal agar bisa menembus pasar dunia.

    “Pertamina percaya bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada ekonomi bangsa, tanpa terkecuali. Keberhasilan UMKM binaan seperti PT Gemilang Agro Inovasi menunjukkan bahwa semangat inklusivitas, inovasi, dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan,” katanya.

    Ia menambahkan, hingga Oktober 2025, sudah ada delapan UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor secara berkelanjutan.

    “Pertamina akan terus memperluas dukungan kepada UMKM di seluruh Indonesia agar mampu menembus pasar global. Sejak awal tahun 2025 sampai hari ini, Pertamina telah mengantarkan delapan UMKM binaan yang melakukan ekspor berkelanjutan ke berbagai negara, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal serta menciptakan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” lanjutnya.

    (fdl/fdl)

  • 40 Juta Orang Ikut CKG, Banyak yang Tensi-Gula Darah Tinggi! Hati-hati Stroke-Jantung

    40 Juta Orang Ikut CKG, Banyak yang Tensi-Gula Darah Tinggi! Hati-hati Stroke-Jantung

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, hingga awal Oktober 2025, sebanyak 40 juta warga Indonesia telah mendaftar program cek kesehatan gratis (CKG). Dari jumlah tersebut, 36 juta orang sudah menjalani pemeriksaan, dengan masalah kesehatan terbanyak berupa sakit gigi.

    “Sudah ada hasilnya, sudah kelihatan masalah kesehatannya di mana. Dari 36 juta yang sudah diperiksa, paling banyak sakit gigi, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi. Ini yang harus segera ditangani,” kata Budi dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Pangsar Soedirman, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    Menurut Budi, program CKG merupakan inisiatif pemerintah untuk menjaga masyarakat agar tetap sehat dan mencegah penyakit berat sejak dini.

    Ia menjelaskan, penyakit serius seperti kanker atau jantung umumnya tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan didahului tanda-tanda awal yang bisa terdeteksi beberapa tahun sebelumnya.

    “Biasanya yang paling sering diabaikan itu darah tinggi, gula darah tinggi, atau kolesterol. Didiamkan bertahun-tahun, tahu-tahu sudah kena stroke atau jantung. Itu sebabnya program ini dijalankan,” ujar Budi.

    Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau para wartawan yang hadir untuk ikut melakukan pemeriksaan kesehatan.

    “Jangan lupa cek kesehatan gratis. Ini hadiah dari Bapak Presiden Prabowo setiap tahun, supaya kita semua bisa tetap sehat, tidak pernah sakit, tidak perlu masuk rumah sakit,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan seluruh awak media juga bisa mendapatkan pengobatan gratis di RSPPN.

    “Semua awak media berobat ke sini gratis,” ujar Sjafrie.

    Ia menambahkan, kebijakan pengobatan gratis di rumah sakit di bawah Kementerian Pertahanan itu berlaku mulai 5 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 TNI.

    “Tanpa BPJS juga tetap gratis,” tegasnya.

    Program CKG sendiri terus diperluas cakupannya. Berdasarkan data Kemenkes sebelumnya, hampir 36 persen peserta CKG mengalami obesitas, dan program ini telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

    (naf/kna)

  • Kebiasaan Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

    Kebiasaan Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

    Jakarta

    Semakin banyak penelitian menunjukkan cara sederhana untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Salah satunya diungkap profesor kedokteran kardiovaskular sekaligus kepala departemen kedokteran klinis dan Eksperimental di Surrey University, Christian Heiss.

    Bersama timnya, mereka meneliti senyawa pada tumbuhan yang disebut flavan-3-ol yang membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi pembuluh darah. Hasil penelitian menunjukkan senyawa yang dikonsumsi sehari-hari ini memiliki potensi nyata untuk melindungi jantung.

    Apa Itu Flavan-3-ol?

    Flavan-3-ol yang memiliki sebutan yakni flavanol atau katekin adalah senyawa tumbuhan alami yang termasuk dalam famili flavonoid. Senyawa ini adalah bagian dari zat yang memberi warna pada tumbuhan dan membantu melindungi dari sinar matahari serta hama.

    Flavonoid terdapat dalam beberapa makanan yang sering dikonsumsi, seperti kakao, teh hijau dan hitam, anggur, apel, bahkan pada beberapa buah beri. Rasa sedikit asam atau pahit yang dirasakan dalam cokelat hitam atau teh, itulah cara kerja flavan-3-ol.

    Selain efeknya pada kesehatan, para ilmuwan juga menemukan bahwa flavanol kakao, tetapi bukan mengurangi multivitamin, dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 27 persen.

    “Studi kami bertujuan untuk menggali lebih dalam, dengan fokus khusus pada efeknya terhadap tekanan darah dan fungsi endotel (seberapa baik pembuluh darah melebar dan merespons aliran darah),” terang Heiss yang dikutip dari ScienceAlert.

    “Kami menganalisis data dari 145 uji coba terkontrol acak yang melibatkan lebih dari 5.200 partisipan.”

    Studi-studi ini menguji berbagai makanan dan minuman kaya flavan-3-ol, termasuk kakao, teh, anggur, apel, dan senyawa terisolasi seperti epikatekin. Mereka mengukur efeknya pada dua penanda kardiovaskular utama, yakni tekanan darah dan dilatasi yang dimediasi aliran (FMD), serta ukuran seberapa baik lapisan dalam pembuluh darah.

    Hasilnya, rata-rata peserta mengonsumsi 586 mg flavan-3-ol setiap hari. Itu sama dengan 2-3 cangkir teh, 1-2 porsi cokelat hitam, dua sendok makan bubuk kakao, atau beberapa buah apel.

    Konsumsi flavan-3-ol secara teratur menyebabkan penurunan tekanan darah rata-rata di tempat kerja sebesar 2,8 mmHg sistolik (angka atas) dan 2,0 mmHg diastolik (angka bawah). Tetapi, bagi orang dengan hipertensi manfaatnya lebih besar, dengan penurunan 6-7 mmHg sistolik dan 4 mmHg diastolik.

    Hal ini sebanding dengan efek beberapa obat tekanan darah resep dan dapat secara signifikan menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

    “Kami juga menemukan bahwa flavan-3-ol meningkatkan fungsi endotel, dengan peningkatan FMD rata-rata 1,7% setelah asupan berkelanjutan,” kata Heiss.

    “Manfaat ini muncul bahkan pada peserta yang tekanan darahnya sudah normal, menunjukkan bahwa senyawa ini dapat membantu melindungi pembuluh darah melalui berbagai jalur,” sambungnya.

    Namun, efek samping masih bisa terjadi, meski cukup ringan. Biasanya terbatas pada masalah pencernaan ringan, yang menunjukkan bahwa menambahkan makanan kaya flavan-3-ol ke dalam pola makan masih tergolong aman.

    Mendukung Kesehatan Kardiovaskular

    Meski manfaatnya paling terasa bagi orang dengan hipertensi, orang yang memiliki tekanan darah normal juga mengalami peningkatan fungsi pembuluh darah. Ini menunjukkan flavan-3-ol dapat membantu mencegah masalah kardiovaskular sebelum muncul.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)