Topik: stroke

  • Soroti Populasi RI, Menkes Ungkap Jumlah Lansia Lebih Banyak daripada Balita

    Soroti Populasi RI, Menkes Ungkap Jumlah Lansia Lebih Banyak daripada Balita

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyorti adanya tren pergeseran usia populasi masyarakat di Indonesia. Ia mengungkapkan secara umum angka kelahiran di Indonesia memang masih cukup tinggi, sekitar 4,8 juta setahun.

    Meski begitu, ia menyebut saat ini kelompok populasi lansia memiliki jumlah yang banyak dibandingkan dengan balita.

    “Nah, memang isunya sekarang adalah angka (kelahiran) itu menurun. Jadi populasi Indonesia dulu waktu zamannya Pak Harto, ada dibikin puskesmas, posyadu, itu memang fokusnya ke kesehatan ibu dan anak,” ucap Menkes dalam acara peresmian Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).

    “Kenapa? Karena populasi balita itu tinggi sekali. Nah, sekarang apa yang terjadi di Indonesia, di Jakarta itu sudah lebih banyak lansia daripada balita,” sambungnya.

    Selain Jakarta, Menkes menyebut wilayah Yogyakarta juga memiliki kondisi yang serupa.

    Melihat situasi ini, Menkes menyebut Kementerian Kesehatan harus melakukan antisipasi. Menurutnya, ada kemungkinan layanan bergeser lebih banyak ke arah kesehatan lansia.

    “Perubahan dari epidemiologi populasi Indonesia ini, ini harus diantisipasi oleh saya sebagai Kementerian Kesehatan, juga oleh teman-teman yang bergerak di bidang kesehatan,” ungkapnya.

    “Karena nanti demand dari layanan kesehatan, demand dari dokter, demand dari alat kesehatan, itu akan bergeser ke layanan kesehatan lansia. Jadi semacam, stroke, (penyakit) jantung, alzheimer gitu ya,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Layanan Jantung Terintegrasi dan Berkualitas di BraveHeart Brawijaya Saharjo

    Layanan Jantung Terintegrasi dan Berkualitas di BraveHeart Brawijaya Saharjo

    Jakarta

    Penyakit jantung masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Bahkan, hingga saat ini penyakit jantung masih menjadi penyakit dengan beban pembiayaan tertinggi di Indonesia.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan ada sekitar 200 ribu orang yang meninggal tiap tahun akibat penyakit jantung. Sebagian besar atau hampir 50 persen kasus masalah kesehatan jantung adalah penyakit jantung koroner.

    Tingginya kasus penyakit jantung di Indonesia berkaitan dengan masih tinggi juga angka faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, penyakit diabetes (kadar gula darah tinggi), dan kadar kolesterol tinggi.

    Hal tersebut rupanya dibenarkan oleh spesialis jantung dan pembuluh darah dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP (K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS. dr Yamin menuturkan berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, penyakit jantung koroner masih memiliki beban pembiayaan tertinggi.

    Selanjutnya, baru diikuti kondisi kelainan-kelainan pada jantung, misalnya seperti kelainan katup jantung dan kelainan irama.

    “Kelainan irama itu juga ada yang harus dengan minum obat, tapi ada juga harus tindakan intervensi. Intervensi untuk menertibkan irama ini namanya ablasi kateter. Salah satu contoh adalah atrial fibrilasi yang bisa berisiko untuk stroke dan gagal jantung. Bila gagal dengan obat, maka bisa dinormalkan dengan ablasi kateter,” kata dr Yamin yang juga chairman layanan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    dr Yamin mengungkapkan ada berbagai prosedur yang dapat diberikan pada pasien dengan masalah jantung, salah satunya percutaneous coronary intervention (PCI). Prosedur intervensi ini dilakukan untuk pemasangan ring jantung atau balon bersalut obat (drug-coated balloon).

    Menurut dr Yamin, prosedur PCI saat ini jauh lebih maju dan canggih dari teknologi yang digunakan.

    “Jadi memang PCI ini sekarang menjadi lebih maju karena teknologinya. Misalnya desain dan bahan stent saat ini sudah jauh lebih baik. Teknologi obat yang ‘ditempelkan’ (coated) sudah lebih maju, dan alat-alat yang dipakai menembus sumbatan itu,” sambungnya.

    Ia mencontohkan dalam beberapa kasus, pasien jantung memiliki plak yang sangat terasa sangat keras (calcified plaque), sehingga sulit untuk ditembus dengan cara biasa. Namun, dengan teknologi PCI terkini, problem seperti ini bisa diselesaikan dengan lebih mudah.

    “Kalau dulu, kalau sumbatan itu keras kayak batu karang kita sudah menyerah. Nggak bisa di pecah. Sekarang kita bisa pakai alat pemecah plak dengan ‘mata bor’ (rotational atherectomy), gelombang ultrasound (orbital atherectomy system), dan intravascular lithotripsy balloon (IVL),” ujar dr Yamin.

    “Ukuran bor terbuat dari mata intan yang ukurannya cuma 1,25 mm. Atau ada balon, balonnya itu bisa menghasilkan ultrasound sehingga plak yang keras bisa dipecah. Karena kalau plak ini bisa kita pecahkan dengan baik, maka ring, balon itu bisa mengembang dengan baik dan menempel dengan optimal,” sambungnya.

    dr Yamin mengungkapkan semua layanan tersebut bisa didapatkan di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    dr Yamin merupakan dokter spesialis jantung dengan keahlian intervensi dan aritmia di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo. Ia sudah memiliki pengalaman dalam penanganan pasien dengan berbagai ragam kompleksitasnya.

    Ia mengambil pendidikan kedokteran umum di Universitas Syiah Kuala Aceh pada tahun 1989, pendidikan spesialis jantung di Universitas Indonesia pada tahun 1998, konsultan elektrofisiologi dan pacu jantung pada tahun 2002, dan konsultan kardiologi intervensi pada tahun 2004.

    Tak sampai situ, ia juga mengambil gelar doktornya di Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2012, serta mengambil pendidikan spesialis penyakit dalam pada tahun 2021.

    Untuk pelayanan jantung yang lebih baik, BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga menghadirkan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Dokter dengan spesialisasi ini masih sangat sedikit di Indonesia.

    Salah satu spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dari BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo dr Sugisman, SpBTKV(K) mengungkapkan hingga saat ini baru ada sekitar 250-an dokter spesialis serupa untuk seluruh masyarakat di Indonesia. dr Sugisman bahkan memiliki sub-spesialisasi pada bedah jantung khusus pasien dewasa.

    “Jadi Anda bisa hitung tuh perbandingannya antara satu dokter bedah toraks kardiovaskular dengan jumlah penduduk. Nah, dari 250 dokter bedah toraks kardiovaskular itu mungkin tidak lebih dari 50 orang yang punya spesifikasi melakukan operasi bedah jantung. Jadi lebih sedikit lagi,” ujar dr Sugisman pada detikcom.

    dr Sugisman menuturkan pada saat ini Kemenkes tengah berusaha untuk meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Harapannya, prosedur pembedahan jantung nanti bisa dilakukan setidaknya di setiap ibukota provinsi.

    Proses pelayanan pembedahan jantung biasanya diawali dengan pemeriksaan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Setelah diagnosis ditegakkan, pasien berkonsultasi dengan spesialis bedah toraks dan kardiovaskular untuk menentukan prosedur apa yang dibutuhkan.

    dr Sugisman menjelaskan layanan di BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo dipersonalisasikan dengan kebutuhan pasien. Menurutnya, meski pasien memiliki masalah kesehatan jantung yang sama, penanganannya belum tentu serupa. Dengan begini, pelayanan yang diberikan akan lebih efektif.

    “Penyakit jantung koroner misalnya. Untuk si A mungkin anatominya lebih simpel. Si B mungkin anatominya lebih kompleks. Tentu saja pendekatan operasinya akan berbeda. Pendekatan penanganannya akan berbeda,” jelas dr Sugisman.

    “Walaupun mungkin penyakitnya sama, tetapi anatomi pembuluh darah, bentuknya, tentu saja pasti berbeda. Karena kita kan diciptakan Tuhan nggak sama, pasti berbeda-beda,” sambungnya.

    dr Sugisman adalah dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo yang membantu prosedur bedah dada dan jantung. Beberapa keahlian yang dimiliki dr Sugisman antara lain intervensi perifer dan vaskular, CABG (Mini-CABG, CABG Tanpa Pompa), pembedahan katup jantung, pembedahan jantung bawaan pada orang dewasa, EVAR/TEVAR Hibrida, pembedahan aorta, pembedahan jantung minim sayatan, dan lain-lain.

    dr Sugisman mengambil pendidikan dokter umum di Universitas Indonesia pada tahun 1998, pendidikan dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular pada tahun 2008 di perguruan tinggi yang sama.

    Apa Itu Layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo?

    BraveHeart merupakan bentuk komitmen Brawijaya Hospital Saharjo untuk menyediakan perawatan jantung dan pembuluh darah yang berkualitas. Layanan ini menghadirkan perawatan yang didukung teknologi canggih dan fasilitas kesehatan terkini.

    Salah satu yang menjadi andalan adalah layanan High Quality Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yaitu prosedur pemasangan ring jantung yang menggunakan teknologi Intravascular Ultrasound (IVUS) dan Optical Coherence Tomography (OCT) agar anatomi dan karakteristik plak pembuluh darah dapat dinilai secara detail. Dengan begitu, proses pemasangan ring lebih akurat dan tepat.

    Hasil penilaian IVUS atau OCT tadi akan memandu dokter apakah perlu memakai rotablator dan Orbital Atherectomy System.

    BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga dilengkapi dengan ruang cathlab yang terintegrasi langsung dengan ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Ini sebagai bentuk keamanan ekstra bagi pasien, serta didukung dengan rehabilitasi medik jantung agar kembali optimal.

    Selain menyediakan PCI, BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo juga menyediakan tindakan-tindakan kompleks seperti pemasangan alat pacu jantung, ablasi aritmia, dan perbaikan katup jantung dengan pembedahan minim sayatan (Minimal Invasive Cardiac Surgery/MICS) dengan proses pemulihan lebih cepat.

    Adapun berikut ini sederet layanan dan perawatan kardiovaskular yang dihadirkan oleh BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo.

    Structural Cardiac Intervention

    Ini adalah pemeriksaan dan terapi medis yang bertujuan mengatasi masalah pada struktur jantung tanpa operasi. Misalnya penyempitan pada katup, kebocoran sekat jantung, atau menutup kuping jantung untuk pencegahan stroke.

    Layanan lain adalah konsultasi jantung anak oleh dokter ahli. Tujuannya adalah mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat untuk kelainan jantung pada anak.

    Arrhythmia & Device Therapy

    Layanan ini berfokus pada diagnostik dan manajemen gangguan irama jantung (aritmia). Terapi yang diberikan seringkali melibatkan penggunaan alat medis seperti pacemaker dan ablasi kateter.

    Adult Cardiac Surgery

    Layanan ini menyediakan pembedahan untuk mengatasi berbagai kelainan pada jantung, toraks, dan pembuluh darah pada pasien dewasa. Prosedur yang dilakukan termasuk operasi bypass serta teknik minimal invasif.

    Cardiac Imaging & Echocardiography

    Ini adalah pemeriksaan penunjang menggunakan pencitraan dan ekokardiografi (transtorakal dan transesopageal) untuk mendiagnosis kelainan jantung. Hasilnya membantu dalam menentukan masalah pada jantung sebelum tindakan intervensi atau operasi, saat operasi, dan saat tindak lanjut.

    Congenital Heart Surgery

    Layanan ini secara spesifik menangani tindakan operasi untuk mengatasi kondisi penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak-anak.

    Cardiac Rehabilitation & Sport Cardiology

    Layanan ini menawarkan program latihan dan edukasi yang bertujuan meningkatkan kesehatan jantung. Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi pasien pasca serangan, pasca intervensi, atau pasca operasi jantung.

    Peripheral & Vascular Intervention

    Layanan ini mencakup pemeriksaan dan terapi untuk gangguan pembuluh darah tepi (di luar jantung). Tujuannya untuk mendeteksi dan mengatasi sumbatan atau masalah lain pada arteri, khususnya yang berada di tungkai.

    Clinical Cardiology Services

    Layanan ini mencakup konsultasi medis mengenai kondisi jantung dan pembuluh darah. Ini merupakan langkah pemeriksaan awal oleh dokter spesialis jantung, bedah toraks, dan pembuluh darah.

    Layanan BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo menghadirkan banyak dokter spesialis multi-disiplin. Selain itu, layanan ini juga menghadirkan fasilitas canggih seperti Cardiac & Vascular Cathlab, HD Grid 3D Mapping System for Arrhythmia, 4D Echocardiography & Transesopaghageal Ecocardiography (TEE), dan Hybrid Operating Theater.

    Untuk informasi lebih lengkap bisa kunjungi www.braveheart.co.id atau hubungi BraveHeart care customer di nomor 0821-2319-1818. Bisa juga kunjungi langsung alamat BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharto Lt 8, Jl Dr Saharjo, No 199, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

    (avk/up)

  • Warga +62 Banyak yang Hipertensi, Berujung Stroke di Usia Muda

    Warga +62 Banyak yang Hipertensi, Berujung Stroke di Usia Muda

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti fenomena stroke di Tanah Air. Kini, kasus stroke tak lagi hanya bisa terjadi pada mereka di usia 50 tahun ke atas, bahkan usia di bawah 40 tahun juga berisiko.

    “Bahkan yang mengalami stroke itu di bawah usia 40 tahun, yang tadinya kita menemukan pada usia-usia lansia atau usia di atas 50 tahun,” kata Direktur P2PTM Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

    Menurut dr Nadia, salah satu penyebab banyaknya stroke di usia dewasa muda, dipengaruhi oleh meningkatnya kasus hipertensi yang mulai meningkat trennya.

    “Kita lihat prevalensinya (hipertensi) agak jauh lebih besar, sekitar 15-18 persen. Lebih tinggi dari yang DM (diabetes melitus),” kata dr Nadia.

    Kemenkes sendiri mencatat tidak sedikit juga kasus hipertensi yang ditemukan di usia 30 tahun. Tentunya, gaya hidup yang buruk menjadi faktor utama dalam kondisi ini.

    “Pola yang sama juga untuk hipertensi. Kita tahu pola konsumsi gula, garam, lemak (GGL),” kata Nadia.

    “Kemudian kita tahu ada sikap masyarakat yang mulai selalu sedentary (malas-malasan), aktivitas berkurang, karena kan semua memudahkan karena ada teknologi informasi,” sambungnya.

    Bagaimana Mencegah Hipertensi?

    Dikutip dari laman UGM, Guru Besar dan Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof dr Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH, PhD mengatakan seringkali hipertensi ini memang tidak disadari oleh dewasa muda.

    “Anak-anak muda tidak menyadari kalau mereka menderita hipertensi karena masih merasa sehat dari sisi kemampuan tubuh,” ujar Prof Fatwa.

    Fatwa menambahkan bahwa pengendalian hipertensi yang paling efektif itu dilakukan seawal mungkin, dimulai saat masih dini dengan menanamkan perilaku hidup sehat.

    Beberapa perilaku yang bisa dihindari menurut Prof Fatwa untuk mencegah hipertensi, di antaranya:

    MerokokPola makan tinggi lemakKurang konsumsi sayur dan buahKurang aktivitas fisik (mager)Stres

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Pram bahas pembangunan RS tipe A dengan Menteri Kesehatan

    Pram bahas pembangunan RS tipe A dengan Menteri Kesehatan

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana untuk membahas pembangunan rumah sakit tipe A pada lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang berada di samping Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

    “Dalam waktu satu, dua hari ini saya akan bertemu dengan Menteri Kesehatan untuk duduk bersama,” jelas Pramono saat dijumpai di Jakarta Barat, Senin.

    Pramono mengatakan pertemuan itu untuk membahas pembagian tanggung jawab pembiayaan pembangunan rumah sakit tersebut antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Pramono menjelaskan, rencana pembangunan rumah sakit tersebut akan berkebalikan dengan pembangunan gedung Bank Jakarta di kawasan SCBD.

    Jika pembangunan gedung Bank Jakarta dilakukan di lahan pemerintah pusat dan dibiayai Pemerintah Jakarta, pembangunan rumah sakit ini rencananya akan dibangun di atas lahan pemerintah Jakarta dan dibiayai pemerintah pusat.

    Untuk itu, Pramono akan membahas hal itu lebih lanjut bersama Kementerian Kesehatan.

    Selain itu, Pramono juga belum memutuskan apakah pembangunan ini akan memindahkan Rumah Sakit Tarakan yang tempatnya terbatas, namun sudah menjadi rumah sakit kelas A di Jakarta atau membangun rumah sakit baru dengan nama baru.

    “Itu juga akan dibahas dengan pemerintah pusat,” katanya.

    Kendati demikian, Pramono menyebut pemerintah pusat sudah memberikan dukungan kepada Jakarta untuk membangun rumah sakit di lokasi itu.

    Sebelumnya, Pramono juga pernah mengatakan akan menjadikan rumah sakit tersebut menjadi ikonik karena memiliki tempat yang strategis.

    Ia memberikan contoh, nantinya rumah sakit tersebut akan memiliki ornamen Betawi yang melambangkan Jakarta.

    Rumah sakit itu juga akan memiliki fasilitas pemeriksaan kesehatan yang lengkap termasuk penyakit stroke, kanker dan jantung.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tak Sekedar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatal Diabetes

    Tak Sekedar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatal Diabetes

    Jakarta

    Diabetes kerap disebut ‘mother of all disease’ karena dapat memicu komplikasi serius pada hampir semua organ vital. Namun, banyak orang yang menyadari dampaknya ketika masalah sudah berat.

    Untuk itu, penting mengenali komplikasi diabetes sejak dini agar lebih waspada dan bisa melakukan pencegahan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Tangerang, dr. Luse, Sp.PD-KEMD, FINASIM, mengatakan diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak ginjal, mata dan saraf.

    “diabetes yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil atau mikroangiopati, yang berisiko merusak ginjal, mata, dan saraf,” ungkapnya, dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).

    Selain itu, dr. Luse menjelaskan, komplikasi diabetes juga dapat menyerang ginjal atau Nefropati Diabetik, yang sering kali tidak bergejala hingga fungsi ginjal menurun berat.

    “Tanda yang muncul biasanya pembengkakan di kaki dan kencing berbusa, bahkan bisa berujung gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah. Karena itu, pemeriksaan rutin urin dan fungsi ginjal sangat penting,” jelasnya.

    Lebih lanjut ia menambahkan, komplikasi juga dapat menyerang organ mata yang disebut Retinopati Diabetik.

    “Gejala awal kerusakan pembuluh darah di mata ditanda dengan penglihatan buram dan melihat bayangan melayan (floaters). Hal ini bisa berujung pada kebutaan permanen jika tidak ditangani. Oleh karena itu, pasien diabetes disarankan periksa mata minimal 1 tahun sekali,” imbuhnya.

    dr. Luse menjelaskan selain mata, diabetes juga dapat merusak saraf Neuropati Diabetik yang membuat pasien kehilangan sensasi di tangan dan kaki.

    “Gejalanya berupa kesemutan, baal, atau rasa terbakar, dan berisiko menyebabkan luka tak terasa hingga infeksi yang bisa berujung amputasi atau dikenal sebagai kaki diabetes,” ungkap dr. Luse.

    Ia juga menyampaikan, tidak hanya pada mata dan saraf, diabetes juga merusak pembuluh darah besar atau makroangiopati yang memicu komplikasi kronis seperti risiko serangan jantung, stroke, serta penyumbatan darah di kaki.

    “Pasien diabetes memiliki resiko 2-4 kali lipat lebih tinggi untuk terkena serangan jantung atau stroke. Kondisi fatal ini dapat ditandai dengan gejala nyeri dada, sesak napas, kelemahan mendadak, bahkan dapat berujung pada kematian,” tuturnya.

    Selain komplikasi kronis, gula darah yang sangat tinggi bisa memicu kondisi gawat darurat seperti Ketoasidosis Diabetik (DKA) pada diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes tipe 1 akan memicu gejala mual, muntah, napas berbau buah, hingga koma. Pada diabetes tipe 2 juga bisa terjadi Hiperosmolar Hiperglikemik dengan gejala dehidrasi berat dan penurunan kesadaran. Kedua kondisi ini tidak bisa ditangani di rumah dan harus segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

    Meski begitu, menurut dr. Luse komplikasi diabetes sebenarnya bisa dicegah dengan rutin memantau gula darah, mengikuti pola makan sehat, dan berobat teratur.

    “Sayangnya, banyak pasien datang ke rumah sakit setelah komplikasi muncul, misalnya gagal ginjal atau kebutaan. Diabetes itu bukan hanya soal gula tinggi, tapi penyakit sistemik yang bisa merusak hampir seluruh organ tubuh. Karena itu, deteksi dini dan kontrol ketat sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen,” katanya.

    Kabar baiknya, langkah pencegahan diabetes semakin mudah dilakukan, salah satunya dengan layanan Sugar Clinic Mayapada Hospital, yang menyediakan pemeriksaan skrining diabetes berbasis AI serta tes gula darah (pemeriksaan HbA1c dan Kolesterol) untuk mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes dan menjaga metabolisme tubuh tetap optimal.

    Sugar Clinic Mayapada Hospital tersedia di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter dan melihat jadwal praktik yang tersedia di aplikasi MyCare, serta mengakses layanan darurat melalui fitur Emergency Call atau dengan menghubungi 150990.

    Untuk informasi lengkap seputar layanan di Mayapada Hospital. Yuk, unduh aplikasi MyCare dan kunjungi fitur Health Articles & Tips. Ada juga fitur Personal Health untuk memantau kebugaran (langkah kaki, detak jantung, kalori terbakar, dan BMI).

    (anl/ega)

  • Tak Sekedar Kadar Gula Tinggi, Ini Deretan Komplikasi Fatal Diabetes

    Mulai Banyak Anak Muda Kena Penyakit Gula, Bebani BPJS Kesehatan Triliunan Rupiah

    Jakarta

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan angka diabetes terus mengalami peningkatan. Tak terkecuali bagi generasi muda di bawah usia 40 tahun, sudah mengidap diabetes tipe 2.

    “Angka diabetes terus terjadi peningkatan. Sekarang (prevalensi) sempat 8 persen, sekarang jadi 10 persen,” kata Nadia saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

    “Tadi kita lihat pada peluncuran ini, di bawah 40 tahun itu sudah ada yang terkena diabetes. Usia 30 tahun ke atas itu juga sudah terkena diabetes tipe 2, artinya diabetes yang didapat. Walaupun jumlahnya masih sedikit, tetapi ada tren peningkatan,” sambungnya.

    Gaya Hidup Buruk Jadi Faktornya

    Nadia menambahkan, gaya hidup yang buruk masih menjadi faktor utama dari dewasa muda sudah mengidap diabetes tipe 2.

    “Kita tahu pola konsumsi gula, garam, lemak (GGL). Kemudian kita tahu ada sikap masyarakat yang mulai selalu sedentary (malas-malasan), aktivitas berkurang, karena kan semua memudahkan karena ada teknologi informasi,” katanya.

    Senada, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan pembiayaan peserta JKN terkait diabetes telah menelan anggaran cukup tinggi.

    “Tahun 2024, ada 20,5 juta peserta JKN terdiagnosis hipertensi dan 7,4 juta peserta JKN terdiagnosis diabetes melitus. Total biaya pelayanan kesehatan kedua penyakit tersebut mencapai Rp 30,5 triliun, termasuk untuk penanganan penyakit penyerta seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung,” ujar Ghufron.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Mau Hidup Sehat dan Panjang Umur? Kata Pakar, Rutinkan Minum Teh

    Mau Hidup Sehat dan Panjang Umur? Kata Pakar, Rutinkan Minum Teh

    Jakarta

    Teh adalah minuman terpopuler kedua di dunia setelah air putih. Selain rasanya yang menenangkan, minuman ini adalah gudang nutrisi yang hebat.

    Sebuah studi besar pada tahun 2022 menunjukkan bahwa orang yang rutin minum teh memiliki risiko kematian 9 hingga 13 persen lebih rendah selama satu dekade dibandingkan mereka yang tidak minum teh.

    Menurut ahli diet Whitney Linsenmeyer, teh bebas kalori dan sangat kaya akan antioksidan. Kandungan ini membantu melawan kerusakan sel, menurunkan risiko stroke, meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, serta memperkuat fungsi kekebalan tubuh.

    “Teh bebas kalori dan sangat kaya akan antioksidan,” kata Linsenmeyer dikutip dari National Geographic.

    Teh adalah booster yang efektif berkat kombinasi unik antara kafein dan L-theanine. Teh bisa menjadi asupan energi yang lebih stabil.

    Kafein dalam teh diserap lebih lambat daripada kopi, memberikan energi stabil dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa efek gelisah (jitters).

    Di samping itu, L-theanine adalah asam amino yang hampir secara eksklusif ditemukan dalam teh. L-theanine dikenal meningkatkan konsentrasi, mempertajam daya ingat, membantu meredakan stres, dan bahkan dapat melindungi dari penyakit kronis.

    Teh Matcha, khususnya varietas ceremonial-grade, memiliki konsentrasi L-theanine tertinggi. Selain itu, kehangatan dan aroma teh secara fisik telah terbukti menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres) dan mengurangi kecemasan.

    Senyawa Pelawan Penyakit yang Kuat

    Teh adalah sumber antioksidan, terutama flavonoid seperti katekin. Senyawa ini adalah petarung utama yang melawan kerusakan sel, mengurangi peradangan, dan berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker tertentu.

    Berikut adalah jenis teh yang direkomendasikan.

    Teh Hijau: Jenis ini unggul karena kandungan katekin yang sangat tinggi. Salah satu katekin utamanya adalah EGCG (epigallocatechin gallate). EGCG telah terbukti dapat membantu mengatur kadar gula darah, mengurangi lemak perut, dan meningkatkan pembakaran lemak saat berolahraga.Teh Hitam: Walaupun melalui proses fermentasi yang mengurangi katekin, teh hitam menghasilkan senyawa unik seperti theaflavin dan thearubigin yang tetap memberikan manfaat antioksidan kuat.

    Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa antioksidan dalam teh mendukung kesehatan mikrobioma usus dengan mendorong pertumbuhan bakteri baik. Kesehatan usus yang baik ini memengaruhi segala hal, mulai dari pencernaan hingga fungsi kekebalan tubuh.

    Intinya, para ahli menyimpulkan bahwa manfaat teh bekerja secara sinergis, di mana seluruh komponennya berinteraksi untuk memberikan manfaat kesehatan yang maksimal. Minum teh bukan hanya soal asupan cairan, tapi investasi jangka panjang untuk hidup sehat.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Gelar ASEAN Car Free Day, Kenalkan Gaya Hidup Sehat di CFD”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • 8
                    
                        Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol
                        Internasional

    8 Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol Internasional

    Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol
    Tim Redaksi
    BANGKOK, KOMPAS.com
    – Ibu Suri Thailand, Sirikit, yang juga dikenal sebagai permaisuri mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, wafat pada Jumat (24/10/2025) di Bangkok dalam usia 93 tahun.
    Dalam pernyataan resmi, Istana Kerajaan Thailand menyebutkan bahwa Sirikit meninggal akibat komplikasi kesehatan. Sejak mengalami stroke berat pada 2012, ia jarang tampil di hadapan publik, sebagaimana dilaporkan
    The New York Times
    .
    Mendiang Raja Bhumibol, yang memegang gelar sebagai kepala negara terlama di dunia saat itu, wafat pada 2016 dan digantikan oleh putra mereka, Maha Vajiralongkorn.
    Sebagai bentuk penghormatan, Raja Vajiralongkorn memerintahkan penyelenggaraan upacara pemakaman kerajaan dengan penghormatan tertinggi sesuai tradisi monarki Thailand.
    Jenazah Ratu Sirikit akan disemayamkan di Balairung Dusit Maha Prasat, Kompleks Istana Agung Bangkok, sebagaimana dilaporkan
    AFP.
    Raja juga menetapkan masa berkabung selama satu tahun bagi keluarga kerajaan dan seluruh pejabat istana.
    Ia berasal dari keluarga bangsawan dan dikenal dengan sebutan “Ratu Ibu” di Thailand.
    Kisah cintanya dengan Bhumibol Adulyadej dimulai di Eropa. Mereka bertemu saat masih remaja di Perancis, ketika ayah Sirikit menjabat sebagai duta besar.
    Kedekatan mereka semakin terjalin setelah Bhumibol mengalami kecelakaan mobil di Lausanne, Swiss, pada 1948.
    Sirikit kerap menjenguknya di rumah sakit, hingga mereka bertunangan secara diam-diam pada Juli 1949.
    Pasangan ini menikah pada 28 April 1950, sepekan sebelum penobatan Bhumibol sebagai Raja Rama IX.
    Usai penobatan, mereka sempat kembali ke Swiss untuk melanjutkan pendidikan sebelum menetap di Thailand.
    Setelah penobatan, Sirikit menerima gelar kehormatan Somdet Phra Nang Chao Sirikit Phra Borommarachininat. Dari pernikahan mereka, lahir empat orang anak, yakni satu putra dan tiga putri.
    Pada era 1960-an, Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit aktif melakukan lawatan kenegaraan ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Keanggunan Ratu Sirikit kerap mencuri perhatian dunia.
    Ia dikenal dengan senyum ramah dan selera busana yang elegan, baik saat mengenakan gaun bergaya Barat maupun kain sutra khas Thailand.
    Sang Ratu bahkan masuk dalam daftar International Best-Dressed List sebanyak empat kali pada dekade tersebut.
    Dia mendirikan Support Foundation untuk memberdayakan perempuan pedesaan agar mampu memproduksi dan memasarkan kerajinan tangan.
    Di wilayah selatan Thailand, yang kerap dilanda konflik separatis, Ratu Sirikit mendukung berbagai kelompok Buddhis dan lembaga sosial.
    Memasuki dekade 1980-an, kesehatan Ratu Sirikit dilaporkan menurun. Ia mengalami depresi dan gangguan saraf.
    Putrinya, Putri Chulabhorn, pernah mengungkapkan pada 1986 bahwa sang ibu menderita insomnia dan kelelahan berat.
    Dalam wawancara langka bersama
    BBC
    pada 1980, Ratu Sirikit berbicara soal peran keluarga kerajaan di Thailand.
    “Raja dan ratu Thailand selalu dekat dengan rakyat. Mereka menganggap raja sebagai ayah bangsa, sebab itu kami tidak memiliki banyak kehidupan pribadi. Kami dianggap sebagai ayah dan ibu bangsa,” ujar Sirikit.
    Ia menyebutkan bahwa kasih sayang terhadap rakyat menjadi sumber semangat dalam menjalankan tugas kenegaraan.
    Pada 2008, ia sempat menghadiri pemakaman salah satu demonstran pro-monarki yang tewas dalam bentrokan dengan polisi. Kehadirannya saat itu dianggap sebagai sinyal politik yang kuat.
    Putri sulungnya, Ubol Ratana, pernah menikah dengan warga Amerika, Peter Ladd Jensen, sebelum kembali ke Thailand untuk menjalankan peran kerajaan.
    Putri kedua, Maha Chakri Sirindhorn, dikenal luas atas dedikasinya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
    Putri bungsu, Chulabhorn, merupakan doktor kimia organik dan menikah dengan warga biasa.
    Tanggal kelahiran Ratu Sirikit, 12 Agustus, ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional di Thailand sebagai bentuk penghormatan atas peran dan pengabdiannya sepanjang hidup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu Suri Thailand Sirikit Meninggal Dunia Usia 93 Tahun, Ini Profilnya

    Ibu Suri Thailand Sirikit Meninggal Dunia Usia 93 Tahun, Ini Profilnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sirikit, mantan ratu sekaligus ibu suri Thailand, meninggal dunia. Ibunda Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, yang juga merupakan istri dari mendiang raja yang paling lama memerintah di negara itu, Bhumibol Adulyadej, wafat saat usia 93 tahun.

    “Kondisi Yang Mulia memburuk hingga Jumat dan beliau meninggal dunia pukul 21.21 di Rumah Sakit Chulalongkorn pada usia 93 tahun,” demikian pengumuman pihak istana pada Sabtu (25/10/2025) sebagaimana dilansir Aljazeera.

    Sirikit menikah dengan Raja Bhumibol yang telah berkuasa di Thailand selama tujuh dekade. Raja Bhumibol meninggal pada 2016.

    Ia sudah jarang tampil di publik, setelah menderita berbagai penyakit. Kondisi Sirkit melemah seusai terkena stroke pada 2012 silam, dan dirawati di rumah sakit sejak September 2019.

    Pada 17 Oktober lalu, Sirkit juga berjuang melawan infeksi darah.eskipun tim medis telah berupaya, kondisinya tidak kunjung membaik, menurut laporan yang diterima Aljazeera.

    Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul juga telah membatalkan penerbangannya pada Sabtu ini ke Malaysia setelah mengetahui kematian Sirkit. Ia dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin ASEAN pada Minggu hingga Selasa.

    Pemimpin Thailand itu langsung mengadakan rapat kabinet pada Sabtu pagi untuk membahas prosesi pemakaman. Suasana pertemuan itu muram, menurut media berita Thailand, The Nation, dengan semua yang hadir mengenakan pakaian hitam.

    Anutin kembali terjadwal terbang ke Malaysia pada Minggu, menurut The Nation, mengingat Presiden AS Donald Trump juta akan menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja setelah sengketa perbatasan meningkat menjadi konflik habis-habisan pada Juli.

    Raja Vajiralongkorn telah menetapkan bahwa masa berkabung resmi selama satu tahun akan dijalani oleh anggota keluarga kerajaan dan pelayan kerajaan sejak tanggal kematiannya, menurut outlet media Thai PBS.

    Jenazah mendiang Ibu Suri akan diabadikan di Istana Agung Bangkok.

    Meskipun dibayangi oleh catatan kekuasaan putranya, Raja Thailand Vajiralongkorn, Sirikit adalah sosok yang dicintai di sebagian besar negaranya. Ulang tahunnya tanggal 12 Agustus bahkan dirayakan sebagai Hari Ibu.

    Selama protes besar-besaran yang dipimpin mahasiswa pada 2020 dan 2021 – yang berubah menjadi kritik publik yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap monarki dan seruan untuk mencabut undang-undang penghinaan terhadap raja yang kejam – kemarahan para pengunjuk rasa sebagian besar ditujukan kepada Raja, bukan kepada orang tuanya.

    Keluarga kerajaan dihormati di Thailand, dan monarki dilindungi oleh beberapa hukum paling keras di dunia yang melarang kritik terhadap institusi tersebut.

    Mereka diperlakukan oleh banyak orang sebagai tokoh semi-dewa dan diliput media dengan gemilang serta potret-potret berhiaskan emas yang tergantung di tempat umum dan rumah-rumah pribadi di seluruh negeri.

    Meninggalnya Raja Bhumibol pada 2016 diikuti oleh ungkapan duka cita publik yang mendalam dan masa berkabung resmi selama setahun, dengan banyak warga Thailand memilih mengenakan pakaian hitam selama masa berkabung tersebut.

    Sirikit dilahirkan dalam keluarga bangsawan kaya di Bangkok pada 1932, tahun ketika monarki absolut digantikan oleh sistem konstitusional di Thailand.

    Ia bertemu Bhumibol pada 1948 di Paris, tempat ayahnya menjadi duta besar Thailand dan Sirikit yang berusia 16 tahun sedang belajar musik serta bahasa.

    Pasangan itu menikah dua tahun kemudian pada 28 April 1950, seminggu sebelum Bhumibol secara resmi dinobatkan sebagai Rama IX dari Dinasti Chakri.

    Sirikit diberi gelar kerajaan Somdet Phra Nang Chao Sirikit Phra Borommarachininat. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak – Raja Vajiralongkorn, dan putri-putri Ubolratana, Sirindhorn, dan Chulabhorn.

    Selama dekade-dekade awal mereka di atas takhta, para bangsawan muda Thailand berkelana di seluruh dunia sebagai duta besar yang berniat baik, menjalin hubungan pribadi dengan para pemimpin dunia, dengan Sirikit yang dikenal secara internasional karena selera busananya.

    Pada 1970-an, para bangsawan mulai memperhatikan masalah dalam negeri Thailand dengan menyiapkan program pembangunan guna mengatasi masalah sosial dan lingkungan, termasuk penggundulan hutan, kemiskinan di pedesaan, dan kecanduan opium di kalangan suku pegunungan.

    Kegiatan amal mereka disiarkan setiap malam di Royal Bulletin negara itu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ibu Suri Thailand Meninggal di Usia 93 gegara Sakit Komplikasi Sepsis Darah

    Ibu Suri Thailand Meninggal di Usia 93 gegara Sakit Komplikasi Sepsis Darah

    Jakarta

    Ibu Suri Thailand, Ratu Sirikit, meninggal dunia di usia 93 tahun pada 24 Oktober 2025. Pihak istana mengatakan Ratu Sirikit telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena beberapa penyakit. Dalam sebuah pernyataan, Istana menyebut penyebab kematian adalah komplikasi akibat sepsis darah.

    Pada 17 Oktober, Ratu Sirikit diketahui sempat mengalami infeksi aliran darah sebelum akhirnya meninggal pada Jumat malam. Pemerintah kerajaan menetapkan masa berkabung selama satu tahun bagi anggota keluarga kerajaan dan staf istana.

    Dikutip dari Guardian, Ratu Sirikit memang sudah lama tidak menunjukkan diri ke publik. Ini dimulai sejak diagnosis stroke yang dialaminya pada tahun 2012. Suami Ratu Sirikit, Raja Bhumibol Adulyadej, lebih dulu meninggal dunia pada tahun 2016.

    Lalu pada tahun 2019, putra Ratu Sirikit yang bernama Raja Maha Vajiralongkorn dinobatkan menjadi Raja Thailand yang baru, dan Ratu Sirikit mendapatkan gelar resmi Ibu Suri atau Queen Mother.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, sepsis merupakan keadaan darurat medis mengancam jiwa yang disebabkan respons tubuh yang berlebihan terhadap suatu infeksi. Tanpa penanganan segera, kondisi ini dapat memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, bahkan kematian.

    Saat seseorang terinfeksi, sistem kekebalan tubuh berusaha melawan infeksi tersebut. Namun, sistem kekebalan terkadang berhenti melawan penyebab infeksi dan justru mulai merusak jaringan serta organ normal tubuh, sehingga menimbulkan peradangan luas di seluruh tubuh.

    Pada saat yang sama, reaksi berantai abnormal pada sistem pembekuan darah dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Hal ini mengurangi aliran darah ke berbagai organ tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan serius.

    Sepsis bisa menyerang siapa saja yang mengalami infeksi, terutama bakteremia, berisiko lebih tinggi. Beberapa faktor risiko sepsis meliputi:

    Berusia di atas 65 tahun.Sedang hamil.Memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, obesitas, kanker, atau penyakit ginjal.Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.Sedang dirawat di rumah sakit karena alasan medis lain.Mengalami cedera berat seperti luka bakar besar atau luka terbuka.Menggunakan kateter, infus IV, atau alat bantu pernapasan.

    Sepsis dapat memengaruhi banyak bagian tubuh, sehingga gejalanya bisa sangat beragam. Jika kondisi ini dipicu oleh infeksi seperti keracunan darah (septicemia), tubuh mungkin mengalami ruam sepsis pada kulit.

    Ruam ini membuat kulit tampak kemerahan dan berubah warna, kadang disertai bintik-bintik kecil berwarna merah tua. Gejala sepsis yang mungkin muncul meliputi:

    Masalah buang air kecil, seperti frekuensi berkurang atau dorongan kuat untuk buang air kecil.Tubuh terasa lemas atau tidak bertenaga.Detak jantung cepat.Tekanan darah rendah.Demam atau hipotermia (suhu tubuh sangat rendah).Menggigil atau gemetar.Kulit terasa hangat, lembap, atau berkeringat.Kebingungan atau gelisah.Pernapasan cepat (hiperventilasi) atau sesak napas.Nyeri atau ketidaknyamanan ekstrem.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Data WHO: 3 Juta Orang Tewas dalam 10 Terakhir karena Tenggelam”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)