Topik: stroke

  • Neurolog Ungkap Kaitan Stroke dan Aritmia, Dialami Kak Seto sampai Dirawat di RS

    Neurolog Ungkap Kaitan Stroke dan Aritmia, Dialami Kak Seto sampai Dirawat di RS

    Jakarta

    Pemerhati anak Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto tengah menjalani perawatan di rumah sakit setelah mengalami stroke ringan dan aritmia atau gangguan irama jantung. Keluhan awal yang dikiranya hanya pusing biasa ternyata merupakan gejala stroke ringan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem peredaran darah di otak.

    Menanggapi kondisi tersebut, neurolog dari Siloam Hospital, dr Pricilla Yani Gunawan, SpN, Subsp ENK(K) menjelaskan bahwa aritmia merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan terhadap stroke, bahkan pada pasien yang tampaknya memiliki tekanan darah, gula, dan kolesterol normal.

    “Gangguan irama jantung bisa meningkatkan risiko stroke hingga tujuh kali lipat, meskipun tensi bagus, kolesterol bagus, dan gula darah juga sudah terkontrol,” jelas dr Pricilla saat ditemui detikcom di Siloam Hospital Lippo Village, Rabu (29/10/2025).

    Menurutnya, aritmia dan tekanan darah tinggi saling berkaitan, karena keduanya sama-sama dapat mengganggu aliran darah ke otak.

    Ia juga menambahkan bahwa faktor usia dan tekanan darah yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko aritmia.

    “Seiring bertambahnya usia, risiko aritmia juga meningkat,” ujar dia.

    Mengutip Medical News Today, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa aritmia, terutama jenis atrial fibrillation (AFib), dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di jantung yang kemudian berpindah ke otak dan menyumbat aliran darah. Kondisi inilah yang dapat memicu stroke iskemik.

    Penelitian juga menyebutkan bahwa pasien dengan aritmia cenderung mengalami stroke yang lebih parah dan memiliki tingkat komplikasi lebih tinggi dibanding pasien tanpa gangguan irama jantung.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Cara Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Turunkan Risiko Serangan Jantung-Stroke

    Cara Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Turunkan Risiko Serangan Jantung-Stroke

    Jakarta

    Jalan kaki bukan sekadar aktivitas sederhana, tapi juga bisa jadi investasi untuk kesehatan jantung dan otak. Sebuah penelitian menunjukkan, cara tertentu untuk berjalan kaki diklaim dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke hingga setengahnya.

    Dikutip dari Times of India, Sebuah studi internasional yang dipimpin oleh para ahli di Sidney University (Australia) dan Europea University (Spanyol) menemukan ada cara berjalan yang efektif untuk jantung dan otak.

    Cara Berjalan Itu Penting

    Jalan kaki memiliki banyak manfaat kesehatan, itu sesuatu yang tidak terbantahkan. Namun, cara untuk berjalan kaki juga penting untuk meningkatkan efektivitasnya.

    Studi terbaru menemukan berjalan kaki 10-15 menit dalam sekali peregangan atau jalan kaki secara terus menerus, alih-alih beberapa kali jalan singkat dapat berdampak baik bagi jantung.

    Dengan cara ini, para peneliti mengklaim dapat mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular hingga dua pertiga dibandingkan mereka yang berjalan kaki kurang dari lima menit.

    Tak hanya soal waktu, jumlah langkah yang lebih banyak memiliki manfaat kesehatan yang lebih besar daripada jalan kaki yang dipecah-pecah waktunya.

    Hasil Penelitian

    Para peneliti yang mempelajari 33.560 orang dewasa 40-79 tahun yang berjalan kurang dari 8.000 langkah per hari. Selama penelitian delapan tahun, ditemukan beberapa fakta.

    Mereka yang rutin jalan kaki 10-15 menit per hari, hanya memiliki risiko 4 persen mengalami kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke.

    “Bagi orang-orang yang paling tidak aktif, beralih dari jalan kaki singkat ke jalan kaki berkelanjutan yang lebih lama mungkin memberikan beberapa manfaat kesehatan,” kata salah satu penulis utama penelitian tersebut, dr Matthew Ahmadi di Sidney University.

    Jalan kaki tersebut tidak harus cepat, ini bisa disesuaikan dengan masing-masing kemampuan tubuh. Selama kecepatan itu nyaman, namun stabil sudah mampu memberikan manfaat yang signifikan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Himbauan Menjaga Kesehatan di Tengah Cuaca Panas”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/suc)

  • Biang Kerok Banyak Penyakit, Berapa Batas Maksimum Konsumsi Gula Garam Lemak Harian?

    Biang Kerok Banyak Penyakit, Berapa Batas Maksimum Konsumsi Gula Garam Lemak Harian?

    Jakarta

    Penyakit degeneratif kini semakin banyak ditemui pada usia yang masih tergolong muda. Mengenali anjuran batas maksimum konsumsi gula, garam, dan lemak harian dapat mengurangi risiko tersebut.

    Kondisi seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung dulu lebih sering dialami orang lanjut usia, tetapi sekarang makin banyak terjadi di usia produktif. Salah satu pemicu utamanya adalah pola makan tinggi Gula, Garam, dan Lemak (GGL).

    Di tengah gaya hidup yang serba cepat, pilihan makanan sering ditentukan oleh faktor praktis dan rasa. Makanan-makanan yang tinggi gula memang terasa lebih memuaskan dan makanan asin lebih menggugah selera. Namun konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat memberi dampak besar pada kesehatan tubuh.

    Apa itu Penyakit Degeneratif?

    Penyakit degeneratif adalah penyakit yang muncul akibat penurunan fungsi atau kerusakan organ tubuh secara bertahap. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan berlangsung perlahan dan sering tanpa disadari.

    Ada dua faktor risiko yang tidak bisa diubah, yaitu:

    1. Usia

    Semakin bertambah usia, metabolisme mulai melambat, pembuluh darah mengalami penurunan elastisitas, dan respons sel tubuh terhadap hormon seperti insulin ikut menurun.

    2. Keturunan/Genetik

    Seseorang bisa memiliki risiko/kecenderungan alami lebih tinggi mengalami hipertensi, diabetes, stroke, atau penyakit jantung karena faktor riwayat penyakit keluarga.

    Meski demikian, ada satu faktor risiko yang sangat berpengaruh dan sepenuhnya dapat dikendalikan, yaitu pola makan. Jadi penyakit degeneratif dapat kita cegah dengan mengurangi konsumsi GGL.

    Asupan gula yang berlebihan dapat memicu lonjakan glukosa darah yang membuat pankreas bekerja berat untuk memproduksi insulin. Garam berlebih bisa memicu peningkatan tekanan darah, sementara asupan lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh dan lemak trans, mempercepat pembentukan plak pada pembuluh darah. Ketiganya saling berhubungan dan penyebab kesehatan menjadi buruk.

    Anjuran Batas Konsumsi GGL

    Kementerian Kesehatan RI menganjurkan batas konsumsi GGL harian berikut:

    Gula: maksimal 50 gram per hari.

    World Health Organization tahun 2015 menjelaskan konsumsi gula tambahan di atas 10% total energi harian meningkatkan risiko inflamasi sistemik, obesitas, dan diabetes.

    Garam: maksimal 5 gram per hari atau setara satu sendok teh.

    Studi dari jurnal Frontiers in Physiology tahun 2015 menunjukkan bahwa penurunan asupan garam

    Lemak: maksimal sekitar 67 gram per hari

    Laporan American Heart Association tahun 2019 menyebutkan bahwa mengurangi lemak jenuh dan trans menurunkan kadar kolesterol LDL serta risiko penyakit jantung koroner.

    Anjuran pembatasan GGL oleh Kementerian Kesehatan RI, bukan hanya angka yang dibuat tanpa dasar, melainkan hasil tinjauan ilmiah jangka panjang terhadap data kesehatan masyarakat dunia. Konsumsi yang melebihi batas yang dianjurkan dalam waktu lama akan meningkatkan beban kerja organ, mempercepat peradangan, dan memicu kerusakan jaringan.

    Penyakit Degeneratif yang Berkaitan dengan Konsumsi GGL Berlebih

    Beberapa penyakit yang berkaitan dengan konsumsi GGL berlebih adalah sebagai berikut.

    1. Stroke

    Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti atau berkurang. Kondisi ini sangat berkaitan dengan hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Penelitian dari Jurnal Lancet Neural tahun 2021 menjelaskan bahwa ketiga faktor tersebut merupakan penyumbang utama risiko stroke secara global.

    Gula berlebih dapat merusak pembuluh darah halus (kapiler) di otak. Garam berlebih meningkatkan tekanan darah sehingga pembuluh darah dapat pecah. Kolesterol berlebih mempersempit aliran darah. Ketiganya saling berinteraksi dan mempercepat kerusakan.

    2. Hipertensi

    Garam menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh. Semakin banyak garam yang dikonsumsi, tubuh akan menahan air lebih banyak untuk menyeimbangkannya. Hal ini menyebabkan volume darah meningkat dan tekanan pada dinding pembuluh darah naik.

    Studi ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Nutrients tahun 2019 menunjukkan bahwa pengurangan garam secara konsisten menurunkan tekanan darah, termasuk pada individu yang sebelumnya tidak memiliki hipertensi.

    Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sering berlangsung tanpa gejala, tetapi menjadi penyebab penyakit yang lebih berat seperti serangan jantung dan stroke.

    3. Diabetes

    Konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang memicu resistensi insulin. Tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga gula tidak dapat masuk ke sel dan tetap tinggi dalam darah. Diabetes tipe 2 kemudian dapat memicu komplikasi lain seperti kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf.

    4. Penyakit Jantung Koroner

    Asupan lemak jenuh dan lemak trans berlebih meningkatkan kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. LDL yang tinggi dapat memicu pembentukan plak di dinding pembuluh darah (aterosklerosis).

    Ketika plak menebal, pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke jantung berkurang. Kondisi ini dapat memicu nyeri dada (angina) hingga serangan jantung.

    Penelitian yang berjudul Reduction in Saturated Fat Intake for Cardiovascular Disease tahun 2020 menyatakan bahwa pengurangan lemak trans dan jenuh secara konsisten menurunkan risiko penyakit jantung koroner dalam jangka panjang.

    5. Penyakit Ginjal Kronis

    Tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi merupakan dua penyebab utama kerusakan ginjal. Pembuluh darah pada ginjal menjadi kaku dan rusak, menyebabkan fungsi filtrasi menurun. Data dari National Kidney Foundation tahun 2025 mencatat bahwa 66% kasus penyakit ginjal kronis berhubungan dengan diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol.

    Kesimpulan

    Penyakit degeneratif bukan terjadi tiba-tiba. Ia terbentuk dari kebiasaan sehari-hari yang tampak sederhana tetapi berlangsung bertahun-tahun. Usia dan faktor keturunan memang tidak dapat diubah, namun pola makan dan gaya hidup dapat dikendalikan sepenuhnya.

    Membatasi konsumsi GGL bukan berarti harus menghindari penggunaan GGL dalam makanan, tetapi memahami bahwa tubuh harus membatasi konsumsi GGL. Apabila konsumsi GGL dilewati terus-menerus dari batas anjuran, akan berujung pada peningkatan risiko penyakit degeneratif.

    Terkait asupan GGL, detikcom Leaders Forum akan hadir dengan tema ‘Ancaman Gula Berlebih: Manis Sesaat, Diabetes Sepanjang Hayat’. Hadir sebagai pembicara, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, CEO Nutrifood Mardi Wu mewakili pelaku usaha pangan, dan dokter spesialis penyakit dalam dari Brawijaya Hospital dr Erpryta Nurdia Tetrasiwi, SpPD.

    Nantikan penayangannya, Jumat (31/10/2025) di detikcom.

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “BPOM Akan Edukasi Masyarakat soal Labeling Gula, Garam, Lemak”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Waspadai Gejala Stroke Ringan dan Aritmia, Dialami Kak Seto Sampai Dirawat RS

    Waspadai Gejala Stroke Ringan dan Aritmia, Dialami Kak Seto Sampai Dirawat RS

    Jakarta

    Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto dirawat di rumah sakit setelah mengalami stroke ringan dan aritmia. Ia diketahui mulai menjalani perawatan sejak Sabtu (15/10).

    Melalui akun Instagram pribadinya @kaksetosahabatanak, Kak Seto membagikan kisah saat pertama kali mengalami gejala hingga kondisinya kini.

    Pada 20 Oktober, Kak Seto mengaku sempat merasakan pusing dan linglung, namun tetap beraktivitas seperti biasa. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk memeriksakan diri setelah keluhan tersebut tak kunjung membaik.

    “Namun meski sudah tidur dan beristirahat, sampai hari Kamis (23/10) tak kunjung mereda juga. Hingga pada akhirnya di hari Jumat (24/10), saya baru ke Unit Gawat Darurat (UGD) melakukan serangkaian pemeriksaan yaitu: MRI (Magnetic Resonance Imaging), EKG (Elektrokardiogram) dan Cek Darah,” ucapnya, dikutip melalui akun instagram pribadinya, Rabu (29/10)

    Setelah menjalani pemeriksaan, Kak Seto didiagnosis mengalami stroke ringan atau mild stroke yang menyerang fungsi kognitifnya dan aritmia.

    Dikutip dari Archive of Physical Medicine and Rehabilitation (ACRM), seseorang yang mengalami stroke ringan atau mild stroke dapat merasakan berbagai gejala mental, perilaku, maupun fisik, mirip dengan gejala pada pengidap stroke berat.

    Sebagian gejala bisa menghilang dengan cepat, namun ada juga yang bertahan lebih lama. Gejala yang paling umum meliputi kelelahan, gangguan emosi, serta kesulitan memori, bahasa, fungsi fisik, dan sensorik.

    Setelah mengalami stroke ringan, seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke kembali. Sebagian besar gejala dapat pulih seiring waktu, namun beberapa gejala mungkin bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

    Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, kehidupan sosial, pekerjaan, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

    baca juga

    === break===

    Sementara aritmia (juga disebut disritmia) adalah gangguan irama jantung, saat detak jantung menjadi tidak normal, bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

    Dalam kondisi normal, jantung berdetak secara teratur dan terkoordinasi, memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Namun, gangguan pada sistem listrik jantung atau bahkan masalah pada aliran darah yang dipompa jantung dapat mengubah irama tersebut.

    Menjaga irama jantung tetap normal sangat penting, karena jantung berperan sebagai “mesin utama” yang memasok oksigen dan nutrisi ke seluruh organ tubuh.

    baca juga

    ==break===

    Adapun gejala gangguan irama jantung bisa bervariasi, tergantung jenis dan keparahannya. Dikutip dari Cleveland Clinic, beberapa tanda yang umum antara lain:

    Jantung berdebar atau berdetak tidak beraturan.

    Pusing atau merasa seperti hendak pingsan.

    Pingsan tiba-tiba (fainting episodes).

    Sesak napas.

    Rasa tidak nyaman di dada.

    Lemas atau mudah lelah tanpa sebab yang jelas.

    Namun, tidak semua aritmia menimbulkan gejala. Dalam beberapa kasus, gangguan ini bisa terjadi secara “diam-diam” (silent) dan baru diketahui setelah pemeriksaan medis rutin.

    (suc/kna)

  • Kenali Golden Hour Penanganan Strok untuk Cegah Tingkat Keparahan

    Kenali Golden Hour Penanganan Strok untuk Cegah Tingkat Keparahan

    Tangerang, Beritasatu.com – Strok masih menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Namun, peluang pemulihan pasien dapat meningkat signifikan jika dilakukan deteksi dini dan tindakan medis segera.

    Keterlambatan penanganan, bahkan hanya beberapa menit, dapat menyebabkan kerusakan jutaan sel otak yang berdampak pada gangguan fungsi tubuh permanen.

    Dokter spesialis saraf dr Pricilla Yani Gunawan Siloam Hospital Lippo Village (SHLV) mengatakan, penanganan strok harus dilakukan secara cepat dan di fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan lengkap, bukan dengan cara-cara tradisional yang tidak berdasar ilmiah.

    “Masih banyak mitos yang beredar luas di masyarakat. Misalnya, jika seseorang mengalami gejala strok, jarinya ditusuk agar darah keluar supaya sumbatannya hilang. Itu sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan data ilmiah,” tegas dr Pricilla saat memperingati World Stroke Day 2025 di SHLV, Tangerang, Banten pada Rabu (29/10/2025).

    Ia menjelaskan, strok merupakan kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera di rumah sakit, terutama yang telah berstatus stroke ready hospital.

    “Kalau seseorang mulai menunjukkan gejala seperti bibir mencong atau tangan melemah, jangan menunggu. Segera bawa ke rumah sakit yang siap menangani strok,” ujarnya.

    Menurut dr Pricilla, rumah sakit yang memiliki fasilitas penunjang seperti CT Scan sangat penting dalam menentukan tindakan medis yang tepat.

    Sebaliknya, jika pasien dibawa terlebih dahulu ke klinik kecil, proses penanganan bisa tertunda karena pasien harus dirujuk kembali ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap.

    “Kalau pasien harus berhenti di dua atau tiga tempat, waktu berharga bisa terbuang. Padahal ada masa emas penanganan strok, yaitu 4,5 jam pertama sejak serangan. Dalam waktu itu, kita masih bisa memberikan obat penghancur sumbatan darah agar otak tidak mengalami kerusakan lebih lanjut,” jelasnya.

    Namun, lanjut dia bahwa pemberian obat tersebut hanya bisa dilakukan setelah dokter memastikan waktu pasti terjadinya serangan dan hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan pasien memenuhi kriteria.

    “Kadang pasien atau keluarga tidak bisa memastikan kapan serangan terjadi, misalnya saat pasien bangun tidur dan tiba-tiba wajahnya sudah mencong. Dalam kasus seperti ini, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan MRI, karena hasilnya bisa memberikan gambaran yang lebih jelas dibandingkan CT Scan,” tuturnya.

    dr Pricilla juga menambahkan bahwa banyak praktik yang justru dapat memperburuk kondisi pasien karena tidak memiliki dasar ilmiah.

    “Ada yang menyarankan pasien dipijat, ditarik-tarik, atau dikompres dengan daun tertentu. Semua itu tidak membantu, malah bisa berbahaya. Penanganan terbaik tetap di rumah sakit yang memiliki tim dan peralatan lengkap,” tegasnya.

    Sementara, Hospital Director SHLV dr Erick Prawira Suhardhi mengatakan, edukasi, deteksi dini, dan respons cepat merupakan kunci untuk menekan angka kematian serta kecacatan akibat strok.

    “Kami tidak hanya berfokus pada penyembuhan, tetapi juga pada pencegahan dan peningkatan kualitas hidup pasien,” ucapnya.

    SHVL merupakan salah satu layanan kesehatan yang sudah mendapat pengakuan stroke ready hospital. Jaringan rumah sakit tersebut memiliki layanan terpadu dengan teknologi modern untuk menangani kasus strok secara cepat dan efisien.

    “Proses diagnosis dan tindakan medis dilakukan dalam waktu kurang dari 45 menit setelah pasien tiba di instalasi gawat darurat (IGD), mulai dari pemeriksaan CT Scan otak hingga pemberian obat trombolitik, bila pasien memenuhi kriteria,” ucapnya.

    Komitmen itu telah mengantarkan rumah sakit di wilayah Tangerang tersebut penghargaan Diamond Award dari Angels Initiative, penghargaan internasional bergengsi bagi rumah sakit dengan standar penanganan strok terbaik di dunia.

  • Takut Rumah Sakit, Ini yang Membuat Fahmi Bo Mau Ditolong Raffi Ahmad

    Takut Rumah Sakit, Ini yang Membuat Fahmi Bo Mau Ditolong Raffi Ahmad

    Jakarta, Beritasatu.com – Raffi Ahmad menunjukkan kepeduliannya kepada rekan seprofesi, Fahmi Bo, yang tengah menghadapi masalah kesehatan serius. Diketahui, Fahmi Bo menderita komplikasi penyakit, termasuk stroke dan gangguan jantung, yang membuatnya harus beristirahat di rumah dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.

    Mengetahui kondisi tersebut, Raffi menyempatkan diri untuk datang menjenguk pada Selasa (28/10/2025). Dalam kunjungannya, suami Nagita Slavina itu tampak berbincang hangat dengan Fahmi dan keluarganya. Ia juga menegaskan komitmennya untuk membantu proses pengobatan sang sahabat secara penuh dengan menanggung biaya perawatan rumah sakit.

    “Yang penting sekarang fokus sembuh dahulu. Urusan biaya atau rumah sakit biar saya bantu,” ujar Raffi dengan nada tegas namun penuh empati dikutip dari akun Instagram @raffinagita1717, Rabu (29/10/2025). 

    Menurut Raffi, dirinya tidak ingin Fahmi menunda perawatan medis hanya karena kekhawatiran soal biaya. Ia bahkan berjanji akan mencarikan rumah sakit terbaik agar Fahmi bisa segera mendapatkan perawatan intensif.

    “Nanti saya bantu carikan rumah sakit yang bagus, yang penting kamu sehat lagi,” tambahnya.

    Namun, Fahmi sempat mengungkapkan rasa takut untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Mendengar hal itu, Raffi kemudian menghubungi mertuanya, Rieta Amilia, melalui panggilan video agar bisa memberikan dukungan langsung.

    Melalui video call tersebut, Rieta berpesan agar Fahmi tidak menyerah dan segera bersedia dirawat. Ia juga meminta menantunya, Raffi, untuk segera mengurus Fahmi agar mendapatkan perawatan terbaik.

    “Yang penting kamu sembuh dahulu ya, janji mau ke rumah sakit,” kata Rieta melalui sambungan video call.

    Usaha dan perhatian Raffi akhirnya membuat Fahmi luluh. Terkini, pada Rabu (29/10/2025), Raffi membagikan potret Fahmi Bo yang sudah dirawat di rumah sakit. Dalam unggahannya di Instagram @raffinagita1717, Raffi menuliskan harapan agar sahabatnya itu bisa segera pulih dari penyakit yang dideritanya.

    Raffi menunjukkan komitmennya untuk terus membantu Fahmi berjuang melawan penyakitnya. Unggahan itu langsung menuai banyak pujian dari warganet dan rekan sesama artis yang mengapresiasi kepedulian Raffi.

    Banyak selebritas yang juga turut mendoakan kesembuhan Fahmi Bo. 

    “Alhamdulillah,” tulis akun @armandmaulana.

    “Lekas sembuh, Fahmi,” tulis akun @marcelsiahaans.

    “Masyaallah, Alhamdulillah, terima kasih Aa sudah saling membantu,” tulis akun @adysky99.

  • Kak Seto Dirawat di RS gegara Stroke Ringan dan Aritmia, Begini Kondisinya

    Kak Seto Dirawat di RS gegara Stroke Ringan dan Aritmia, Begini Kondisinya

    Jakarta

    Pemerhati anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, dirawat di rumah sakit karena stroke ringan dan aritmia atau gangguan irama jantung.

    Kak Seto menjalani perawatan di RS sejak Sabtu lalu (15/10). Ia pun membagikan cerita terserang stroke ringan hingga kondisinya dalam akun Instagram @kaksetosahabatanak.

    “Seminggu yang lalu, saya merasakan gejala yang tidak seperti biasanya yaitu pusing di bagian kepala dan seperti linglung,” tulis Kak Seto.

    Meski mengalami sejumlah gejala, Kak Seto menjalankan tugas seperti biasanya. Namun meski sudah beristirahat, gejala yang dia alami tak kunjung reda.

    Sehari setelah itu, pada Jumat (24/10), dia dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan menjalani pemeriksaan MRI, EKG dan cek darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan Kak Seto terkena stroke ringan atau mild stroke dan aritmia.

    “Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” beber Kak Seto.

    Kondisi Kak Seto Stabil

    Kak Seto menyebut meski mengalami kedua kondisi tersebut, kondisinya masih baik. Organ vitalnya masih optimal dan disarankan beristirahat.

    Atas saran dokter, ia pun memutuskan untuk dirawat di rumah sakit sejak Sabtu (25/10) agar dapat beristirahat dan memulihkan kondisi secara optimal.

    “Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!” seru Kak Seto.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • ​Sempat Alami Stroke Ringan, Ini Profil Kak Seto

    ​Sempat Alami Stroke Ringan, Ini Profil Kak Seto

    Jakarta: Psikolog sahabat anak Indonesia, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto baru-baru ini didiagnosis mengalami mild stroke (stroke ringan). Di usianya yang menginjak 74 tahun, kabar kesehatan ini sontak mengejutkan publik, meski ia tetap memberikan pesan positif dan penuh semangat dari rumah sakit.

    ​Seto Mulyadi adalah salah satu tokoh kunci dalam perkembangan pendidikan dan perlindungan anak di Indonesia. Kiprahnya membentang dari dunia akademik hingga aktivitas sosial.

    Lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 28 Agustus 1951, Kak Seto telah mengabdikan hidupnya di dunia anak-anak sejak era 1970-an, dimulai dengan membantu mendiang pasangan legendaris, Pak Kasur dan Ibu Kasur. 

    Perjalanan akademisnya pun membuktikan dedikasi totalnya, di mana ia berhasil meraih gelar Sarjana, Magister, hingga Doktoral di bidang Psikologi dari Universitas Indonesia (UI).

    ​Di ranah hiburan dan edukasi, Kak Seto dikenal luas sebagai pencipta karakter Si Komo, boneka komodo yang sangat populer di program televisi anak-anak pada era 1990-an. 

    Kontribusi visionernya tak berhenti di situ, ia juga tercatat sebagai pendiri Yayasan Mutiara Indonesia pada tahun 1982 dan memprakarsai pembangunan Istana Anak-Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Selain itu, ia juga merupakan sosok di balik pendirian Homeschooling Kak Seto.
     

    Namun, peran Kak Seto yang paling melekat adalah sebagai aktivis dan pelopor dalam perlindungan anak. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) selama periode 1998 hingga 2010. 

    Saat ini, Kak Seto masih aktif menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), menjadikan namanya sinonim dengan perjuangan hak dan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Ia juga diketahui memiliki saudara kembar, Kresno Mulyadi, yang juga merupakan seorang psikiater anak.

    Pada akhir Oktober 2025, Kak Seto mengumumkan bahwa ia harus menjalani perawatan intensif setelah didiagnosis mengalami stroke ringan (mild stroke) yang menyerang fungsi kognitif, serta detak jantung tidak beraturan (Aritmia).

    ​”Ternyata saya terdiagnosa ‘Mild Stroke’ yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik,” ungkap Kak Seto. Ia menjelaskan bahwa stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah, dan bukan karena masalah jantung, berkat pola hidup sehat yang selama ini ia jalani.

    ​Meski sedang dalam masa pemulihan dan disarankan untuk beristirahat total, Kak Seto tetap menunjukkan semangat yang tak pernah pudar. Dalam unggahannya, ia menyelipkan pesan penting kepada seluruh masyarakat Indonesia:

    ​“Terima kasih atas perhatian dan do’a para sahabat! Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!”

    ​Pesan ini menegaskan keyakinannya bahwa konsistensi dalam menjaga pola hidup sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan. Kak Seto, si Sahabat Anak Indonesia, telah memberi teladan tidak hanya dalam mengasuh generasi, tetapi juga dalam menghadapi tantangan usia dengan ketabahan dan optimisme.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Psikolog sahabat anak Indonesia, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto baru-baru ini didiagnosis mengalami mild stroke (stroke ringan). Di usianya yang menginjak 74 tahun, kabar kesehatan ini sontak mengejutkan publik, meski ia tetap memberikan pesan positif dan penuh semangat dari rumah sakit.
     
    ​Seto Mulyadi adalah salah satu tokoh kunci dalam perkembangan pendidikan dan perlindungan anak di Indonesia. Kiprahnya membentang dari dunia akademik hingga aktivitas sosial.
     
    Lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 28 Agustus 1951, Kak Seto telah mengabdikan hidupnya di dunia anak-anak sejak era 1970-an, dimulai dengan membantu mendiang pasangan legendaris, Pak Kasur dan Ibu Kasur. 

    Perjalanan akademisnya pun membuktikan dedikasi totalnya, di mana ia berhasil meraih gelar Sarjana, Magister, hingga Doktoral di bidang Psikologi dari Universitas Indonesia (UI).
     
    ​Di ranah hiburan dan edukasi, Kak Seto dikenal luas sebagai pencipta karakter Si Komo, boneka komodo yang sangat populer di program televisi anak-anak pada era 1990-an. 
     
    Kontribusi visionernya tak berhenti di situ, ia juga tercatat sebagai pendiri Yayasan Mutiara Indonesia pada tahun 1982 dan memprakarsai pembangunan Istana Anak-Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Selain itu, ia juga merupakan sosok di balik pendirian Homeschooling Kak Seto.
     

    Namun, peran Kak Seto yang paling melekat adalah sebagai aktivis dan pelopor dalam perlindungan anak. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) selama periode 1998 hingga 2010. 
     
    Saat ini, Kak Seto masih aktif menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), menjadikan namanya sinonim dengan perjuangan hak dan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Ia juga diketahui memiliki saudara kembar, Kresno Mulyadi, yang juga merupakan seorang psikiater anak.
     
    Pada akhir Oktober 2025, Kak Seto mengumumkan bahwa ia harus menjalani perawatan intensif setelah didiagnosis mengalami stroke ringan (mild stroke) yang menyerang fungsi kognitif, serta detak jantung tidak beraturan (Aritmia).
     
    ​”Ternyata saya terdiagnosa ‘Mild Stroke’ yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik,” ungkap Kak Seto. Ia menjelaskan bahwa stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah, dan bukan karena masalah jantung, berkat pola hidup sehat yang selama ini ia jalani.
     
    ​Meski sedang dalam masa pemulihan dan disarankan untuk beristirahat total, Kak Seto tetap menunjukkan semangat yang tak pernah pudar. Dalam unggahannya, ia menyelipkan pesan penting kepada seluruh masyarakat Indonesia:
     
    ​“Terima kasih atas perhatian dan do’a para sahabat! Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!”
     
    ​Pesan ini menegaskan keyakinannya bahwa konsistensi dalam menjaga pola hidup sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan. Kak Seto, si Sahabat Anak Indonesia, telah memberi teladan tidak hanya dalam mengasuh generasi, tetapi juga dalam menghadapi tantangan usia dengan ketabahan dan optimisme.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Dialami Kak Seto Sampai Dirawat di RS, Apa Itu Stroke Ringan?

    Dialami Kak Seto Sampai Dirawat di RS, Apa Itu Stroke Ringan?

    Jakarta

    Selebritas sekaligus psikolog anak Kak Seto baru-baru ini membagikan kabar bahwa dirinya terkena stroke ringan. Sosok legendaris sahabat anak Indonesia itu menceritakan awal mula dirinya mengalami kondisi tersebut.

    Peristiwa itu terjadi pada 20 Oktober lalu, ketika ia tiba-tiba merasakan pusing. Awalnya, Kak Seto memilih menahan diri dan beristirahat. Namun setelah gejala tak kunjung membaik, ia akhirnya memutuskan memeriksakan kondisinya secara menyeluruh pada 24 Oktober. Hasilnya baru ketahuan, ia mengalami stroke ringan menyerang fungsi kognitifnya.

    “Ternyata saya terdiagnosa ‘Mild Stroke’ (Stroke Ringan) yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik,” tulisnya melalui akun Instagram @kaksetosahabatanak, Selasa (28/10/2025).

    “Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” lanjutnya.

    Dirinya juga harus dirawat di rumah sakit sejak hari Sabtu untuk menjalani perawatan lebih lanjut.

    Apa itu stroke ringan atau mild stroke?

    Dikutip dari Archive of Physical Medicine and Rehabilitation (ACRM), orang yang mengalami stroke ringan (mild stroke) umumnya dirawat di rumah sakit dalam waktu singkat, dengan gejala stroke yang berlangsung lebih dari satu hari. Dalam banyak kasus, gejalanya akan mereda setelah beberapa waktu.

    Jika gejala stroke berlangsung kurang dari 24 jam, biasanya disebut serangan iskemik sementara atau Transient Ischemic Attack (TIA). Namun, jika ditemukan adanya lesi atau kerusakan otak pada hasil pemindaian otak (seperti MRI atau CT scan), maka diagnosis tetap ditetapkan sebagai stroke ringan atau mild stroke, meskipun gejala berlangsung kurang dari 24 jam.

    Pengidap stroke ringan atau mild stroke biasanya masih mampu melakukan aktivitas dasar seperti pergi ke kamar mandi atau berbelanja, tetapi mungkin mengalami kesulitan dalam aktivitas kompleks.

    Meski terkesan ringan, stroke ringan tidak boleh diabaikan, baik oleh pasien maupun tenaga kesehatan, karena orang yang mengalaminya tetap berisiko mengalami hal-hal berikut:

    Mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.Mengalami kesulitan dalam aktivitas kompleks, misalnya mengemudi.Mengalami stroke kembali di masa mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Kondisi Terkini Kak Seto usai Alami Stroke Ringan, Berjuang Sembuh!

    Kondisi Terkini Kak Seto usai Alami Stroke Ringan, Berjuang Sembuh!

    GELORA.CO  – Kondisi terkini pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto menjadi sorotan publik saat ini. Bagaimana kabar Kak Seto usai didiagnosis stroke ringan?

    Melalui unggahan Instagram, Kak Seto mengabarkan dirinya kena stroke ringan atau mild stroke. Masalah kesehatan itu menyerang fungsi kognitifnya, bukan motorik.

    Karena itu, Kak Seto mesti banyak beristirahat dan disarankan dirawat di rumah sakit. Hingga berita ini dibuat, Kak Seto dikabarkan masih dirawat di rumah sakit.

    Lantas, seperti apa kondisi Kak Seto sekarang? Simak berita selengkapnya.

    Kondisi Terkini Kak Seto usai Alami Stroke Ringan

    Kak Seto bercerita, stroke ringan yang diidapnya disebabkan oleh faktor kekentalan darah. Itu juga yang membuat fungsi jantung tetap dalam keadaan sehat.

    Meski begitu, Kak Seto mengaku mengalami aritmia atau kondisi di mana detak jantung tidak beraturan. Syukurnya, semua gangguan kesehatan itu dikenali lebih awal dan dapat ditangani secara maksimal.

    Selain itu, berkat pola hidup sehat yang dijalani Kak Seto. Makanya, stroke ringan yang terjadi tidak terlalu mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.

    “Setelah ditangani dokter ahli syaraf (neurologist) dan ahli jantung (kardiolog), dijelaskan bahwa semua organ vital masih berfungsi dengan baik,” kata Kak Seto, dikutip Rabu (29/10/2025).

    “Hanya saja, karena saya tidak bisa diam, dokter menyarankan alangkah baiknya untuk beristirahat sejenak dan dirawat di rumah sakit,” tambahnya.

    Pemerhati anak itu mulai dirawat di rumah sakit sejak Sabtu, 25 Oktober 2025. Dia berharap setelah selesai beristirahat, dapat kembali sehat dan beraktivitas lincah seperti sebelumnya.

    Lewat pesan di Instagram, Kak Seto menghaturkan banyak terima kasih atas perhatian yang diberikan masyarakat kepadanya. Dia pun mengajak semua orang untuk hidup lebih sehat.

    “Terima kasih atas perhatian dan doa para sahabat. Ayo mulai hidup sehat dari sekarang, karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat!” ujar Kak Seto