Topik: Puting Beliung

  • Pasca Angin Puting Beliung, Personel Gabungan Gerak Cepat Melakukan Bantuan dan Bersih-Bersih

    Pasca Angin Puting Beliung, Personel Gabungan Gerak Cepat Melakukan Bantuan dan Bersih-Bersih

    Tuban (beritajatim.com) – Pasca terkena bencana angin puting beliung beserta hujan deras yang melanda wilayah Desa Tanjungrejo dan Mergosari, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, petugas gabungan dari TNI, Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban gerak cepat memberikan bantuan kepada masyarakat.

    Adapun dampak dari angin puting beliung tersebut, sejumlah bangunan sekolah dan rumah warga mengalami kerusakan, serta beberapa pohon juga ikut tumbang, sehingga menutup akses jalan.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Tuban Sudarmadji mengatakan bahwa sejumlah aparat Kepolisian dari Polres Tuban dan Polsek Singgahan bersama TNI, BPBD dibantu masyarakat setempat mendatangi lokasi yang bertujuan untuk membantu pemulihan kondisi kedua desa pasca terjadinya bencana angin puting beliung.

    “Kita lakukan pemulihan terutama rumah warga agar bisa segera ditempati kembali,” ucap Sudarmadji. Selasa (30/09/2025).

    Sedangkan untuk fasilitas-fasilitas umum lainnya yang terdampak akan segera dilakukan assessment sebelum dilakukan pembenahan. “Untuk hari ini kita fokus pembenahan tempat tinggal,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale, S.I.K., mengatakan bahwa personel Polres Tuban hari ini ikut hadir di tengah-tengah masyarakat.

    “Kami turut membantu membersihkan puing-puing dan ranting pohon yang berserakan di jalan hingga ada yang menimpa rumah warga,” tutur Kapolres Tuban.

    Dari hasil assesment sebanyak 28 rumah di Desa Tanjungrejo dan 9 rumah di Desa Mergosari mengalami kerusakan yang sebagian besar atapnya runtuh akibat di terjang angin, beruntung dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya kerugian materil,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Puluhan Rumah Warga di Malang Tersapu Angin Puting Beliung

    Puluhan Rumah Warga di Malang Tersapu Angin Puting Beliung

    Malang (beritajatim.com)- Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (28/9/2025) sore. Akibatnya, 21 rumah warga di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, mengalami kerusakan ringan pada bagian atap.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 WIB. Angin kencang menerjang beberapa RT di Dusun Mangir, Desa Mangunrejo, hingga membuat warga panik. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, mengatakan laporan kejadian awal diterima melalui layanan darurat Call Center Polri 110. Personel Polsek Kepanjen bersama aparat gabungan langsung turun ke lokasi untuk membantu warga.

    “Begitu laporan masuk melalui 110, tim gabungan dari Polri, TNI, BPBD, hingga pemerintah desa langsung bergerak melakukan penanganan. Kami pastikan respons cepat selalu diberikan untuk membantu masyarakat,” kata Bambang, Senin (29/9/2025).

    Ia menambahkan, petugas bersama relawan telah melakukan pembersihan material serta memberikan bantuan darurat berupa terpal untuk menutup atap rumah warga yang rusak. Selain itu, dilakukan pula pendataan untuk penyaluran paket sembako bagi keluarga terdampak.

    “Kerusakan tercatat pada 21 rumah, kategori ringan di bagian atap. Untuk kebutuhan mendesak, sudah disiapkan terpal dan paket sembako agar masyarakat bisa tetap beraktivitas dengan baik pascakejadian,” kata Bambang.

    Dalam penanganan kejadian ini, sejumlah unsur terlibat mulai dari BPBD, TNI-Polri, Muspika Kepanjen, Tagana, pemerintah desa, hingga kelompok masyarakat setempat. Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan kondisi pascaangin kencang.

    “Kami mengimbau warga tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Jika ada kejadian darurat, segera hubungi Call Center Polri 110 untuk mendapatkan respons cepat,” pungkas Bambang.

    Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menambahkan, cuaca ekstrem angin kencang disertai hujan deras juga melanda kawasan Dusun Krajan RT 20 RW 03, Desa Urek Urek,

    Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

    “Terjadinya cuaca ekstrem mengakibatkan 4 rumah rusak dan akses jalan terhambat di wilayah Gondanglegi dan dusun Urek Urek. Ada pohon tumbang juga,” tutur Sadono. [yog/aje]

  • Angin puting beliung rusak rumah di delapan desa Temanggung

    Angin puting beliung rusak rumah di delapan desa Temanggung

    ANTARA – Rumah milik warga di delapan desa di Temanggung, Jawa Tengah mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung, Minggu (28/9). Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. (Firman Eko Handy/Arif Prada/Ahmad Faishal Adnan)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hujan Disertai Angin Kencang di Madiun Rusakkan Puluhan Rumah

    Hujan Disertai Angin Kencang di Madiun Rusakkan Puluhan Rumah

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, pada Minggu (21/9/2025) sore. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB itu mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan di sejumlah titik wilayah Kecamatan Dagangan.

    Angin kencang yang datang tiba-tiba dari arah timur merobohkan pohon hingga menimpa bagian teras salah satu rumah warga. Beberapa rumah lain juga dilaporkan mengalami kerusakan di bagian atap akibat genteng beterbangan.

    “Sejak kemarin sampai sekarang warga masih membersihkan rumah masing-masing. Yang terdampak ada di bagian teras depan dan genteng rumah,” kata Sarkus, warga RT 07 Desa Ngranget, Senin (22/9/2025).

    Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan membuat sejumlah penghuni rumah harus menata ulang bangunan yang terdampak. Warga bersama perangkat desa terlihat bergotong-royong menyingkirkan pohon tumbang serta membersihkan puing-puing rumah.

    Hingga saat ini, pemerintah desa bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun masih melakukan pendataan lebih lanjut terkait jumlah kerusakan rumah yang terdampak puting beliung. Data ini akan menjadi dasar untuk langkah penanganan dan bantuan bagi warga yang terdampak. [rbr/beq]

  • Momen Angin Puting Beliung Terjang Serang Banten, 14 Rumah Rusak

    Momen Angin Puting Beliung Terjang Serang Banten, 14 Rumah Rusak

    Angin Puting Beliung menerjang kawasan permukiman di Kampung Darul Mawar, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa (16/9). Sebanyak 14 rumah dan 1 masjid rusak diterpa angin.

    Polisi mengatakan peristiwa tersebut terjadi sebanyak dua kali di hari yang sama. Tak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

  • Diterjang Puting Beliung, Masjid dan 14 Rumah di Serang Rusak

    Diterjang Puting Beliung, Masjid dan 14 Rumah di Serang Rusak

    Jakarta

    Bencana puting beliung menerjang kawasan permukiman di Kampung Darul Mawar, Desa Bojong Pandan, Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang, Banten. Akibat kejadian itu, satu masjid dan 14 rumah warga rusak.

    Kapolsek Petir, AKP Priyanto, mengatakan jajarannya telah mengecek lokasi kejadian. Ia menyebut terdapat masjid dan 14 rumah rusak akibat puting beliung.

    “Kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan pada genteng, atap asbes, dan plafon di Masjid Darul Mawar, serta atap rumah warga yang terbuat dari genteng dan asbes,” kata Priyanto, Selasa (16/9/2025).

    Menurut Priyanto, peristiwa puting beliung itu terjadi pada siang hari. Angin kencang membuat atap rumah terangkat. Polisi juga menerima laporan bahwa angin puting beliung terjadi dua kali.

    “Sekira pukul 14.30 WIB terjadi bencana alam puting beliung. Dari keterangan beberapa saksi warga setempat, angin puting beliung tersebut terjadi sebanyak dua kali,” ujarnya.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

    “Dari kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Kerugian materi diperkirakan sekitar Rp 50 juta,” katanya.

    (aik/whn)

  • Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Surabaya (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Juanda telah memberikan peringatan bahwa mulai tanggal 12 sampai 17 September 2025 akan terjadi potensi cuaca ekstrem. Yakni, hujan intensitas sedang hingga deras.

    “Maka telah dilakukan koordinasi antara Gubernur Jatim dan Kepala BNPB. Sehingga, hasilnya adalah akan dilaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Timur mengingat adanya potensi cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas sedang hingga deras. Pos operasi sejak tanggal 12 September itu ada di Lanudal Base Ops Juanda menggunakan anggaran APBN BNPB,” kata Sekretaris BPBD Jatim yang juga Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Senin (15/9/2025).

    Posko OMC ada di Lanudal Base Ops Juanda ini dalam rangka penanganan darurat Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Jatim Tahun 2025.

    Bencana Hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es ini melanda 22 dilayah di Jatim.

    Dalam rilis BMKG Stasiun Juanda, ada 22 kabupaten/kota yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Daerah-daerah itu yakni di Bondowoso, Jember, Kabupaten Kediri, Jombang, Kota Malang.

    Kemudian Kota Batu, Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Kabupaten Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    Pantauan beritajatim.com di Posko OMC, sejumlah pihak dari BNPB, BMKG Stasiun Juanda, BPBD Jatim, Alkonost (operator penerbangan) dan Puspenerbal sedang menggelar rapat evaluasi pelaksanaan OMC yang sudah dilakukan tiga kali sejak Sabtu (13/9/2025). Yakni, pertama dilakukan di Mojokerto, Tuban, dan Bojonegoro. Kemudian, kedua dilakukan di perairan timur dan selatan Banyuwangi serta ketiga di Tuban dan Lamongan. [tok/aje]

  • Pacitan Waspada Cuaca Ekstrem 10–17 September

    Pacitan Waspada Cuaca Ekstrem 10–17 September

    Pacitan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Kabupaten Pacitan berpotensi dilanda cuaca ekstrem pada 10–17 September 2025. Peringatan ini dikeluarkan melalui rilis resmi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda yang memetakan wilayah Jawa Timur, termasuk Pacitan, sebagai daerah terdampak.

    Cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi berupa hujan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Kondisi ini dikhawatirkan menimbulkan dampak berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta pohon tumbang.

    Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, menyebut fenomena tersebut dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer, di antaranya Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan Low Frequency. Faktor itu memicu peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Pacitan.

    “Gelombang laut relatif normal, berkisar 1,5–2,5 meter. Namun hujan berpotensi turun di beberapa kecamatan, seperti Tulakan, Tegalombo, dan wilayah perkotaan Pacitan,” jelas Erwin, Kamis (11/9/2025).

    Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi genangan, jalan licin, pohon tumbang, maupun luapan aliran sungai. BPBD juga mengingatkan agar masyarakat dan instansi terkait selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.

    “Kami mengimbau masyarakat agar senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak yang dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari,” pungkas Erwin. [tri/aje]

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]