Topik: Puting Beliung

  • BPBD Pamekasan Petakan Potensi Bencana Musim Penghujan

    BPBD Pamekasan Petakan Potensi Bencana Musim Penghujan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, memetakan beragam jenis bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah setempat, khususnya memasuki musim penghujan 2025.

    “Berdasarkan dokumen KRB (Kajian Resiko Bencana) Pamekasan, terdapat beragam jenis potensi bencana alam yang berpotensi terjadi selama musim penghujan, di antaranya bencana angin kencang, banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, longsor, serta puting beliung,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Kamis (20/11/2025).

    Berdasar data yang dimilikinya, bencana angin kencang dan cuaca ekstrem berpotensi terjadi hampir di semua kecamatan di Pamekasan, kecuali kecamatan Pasean. Gelombang ekstrem dan abrasi potensi terjadi di wilayah pesisir Pamekasan.

    “Pada musim penghujan, jenis potensi bencana alam bisa berupa banjir biasa terjadi di Kecamatan Pamekasan, Pademawu, dan Pasean. Untuk longsor hampir terjadi di semua kecamatan kecuali Tlanakan, sedangkan cuaca ekstrem potensi terjadi di seluruh kecamatan di Pamekasan,” ungkapnya.

    Sementara dari beragam potensi bencana alam di wilayah setempat, setidaknya terdapat 11 jenis bencana yang berpotensi terjadi di Pamekasan. “Selain potensi bencana di musim hujan, juga terdapat berbagai jenis bencana lainnya. Di antaranya epidemi, gempa bumi, karhutla, kekeringan, kebakaran gedung dan pemukiman hingga gagal teknologi.

    “Dari itu kami kembali mengingatkan seluruh masyarakat, agar selalu waspada terhadap beragam potensi bencana di daerah masing-masing. Setidaknya selalu meningkatkan kewaspadaan serta mengantisipasi terhadap beragam jenis bencana,” sambung Dhofir.

    Sebaran Titik Bencana Alam di Pamekasan Tahun 2024. [Gambar: BPBD Pamekasan]Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas terdekat jika mendapatkan beragam potensi bencana. “Segera hubungi pihak terkait jika ada beberapa kejadian yang berpotensi terhadap bencana, baik di tingkat desa, kecamatan atau bisa juga melalui pos terpadu,” imbaunya.

    “Untuk musim penghujan tahun ini, terdapat bencana angin kencang disertai hujan deras yang mengakibatkan 14 rumah warga maupun bangunan rusak di empat kecamatan berbeda di Pamekasan, Senin (3/11/2025). Jumlah itu tersebar di 5 desa dan satu kelurahan, yakni kecamatan Kadur, Pagantenan, Palengaan dan Pamekasan (Kota),” jelasnya.

    Akibat peristiwa tersebut, belasan rumah warga Sebagian besar rusak pada bagian atap, serta tiga pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik, satu di antaranya menimpa rumah warga. Bahkan sekitar dua hingga tiga rumah juga ambruk dan rata dengan tanah. ”Kejadian ini merupakan peristiwa pertama yang terjadi pada musim penghujan tahun ini,” pungkasnya.

    Sementara untuk menghadapi beragam potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, sudah melaksanakan Apel Bersama Ketenteraman dan Ketertiban Umum, serta Kesiapsiagaan Bencana yang dipimpin langsung oleh Bupati Kholilurrahman di area Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Selasa (11/11/2025).

    Dalam kegiatan tersebut tampak hadir sejumlah unsur OPD di lingkungan Pemkab Pamekasan, di antaranya para camat, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP dan Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perhubungan (Dishub) hingga para petugas parkir.

    Berdasar data BPBD Pamekasan Tahun 2024, terdapat sebanyak 476 total bencana alam, meliputi banir (20 kejadian), tanah longsor (23), cuaca ekstrem (103), gempa bumi (1), karhutla (31), kekeringan (269), kebakaran gedung dan pemukiman (28), gagal teknologi (1). [pin/kun]

  • Bupati Indramayu Pastikan Kepala Patung Soekarno Miring Lekas Diperbaiki

    Bupati Indramayu Pastikan Kepala Patung Soekarno Miring Lekas Diperbaiki

    Indramayu

    Viral kepala Patung Presiden Pertama RI, Soekarno yang berdiri di kawasan Alun-alun Indramayu, miring gegara tertimpa tenda. Bupati Indramayu, Lucky Hakim, memastikan patung itu kini sudah dicopot sementara untuk diperbaiki.

    “Patungnya ketiban tenda. Kemarin itu ada acara pelantikan PPPK Paruh Waktu. Di Indramayu saat ini banyak angin puting beliung, sepertinya (tenda) itu kena angin,” ujar Lucky dilansir detikjabar, Rabu (19/11/2025).

    Menurutnya, tenda yang jatuh tepat menimpa bagian leher patung Soekarno sehingga menimbulkan kerusakan yang cukup serius.

    Lucky mengatakan, awalnya patung Soekarno tersebut sempat ditutup untuk menghindari kesan tidak pantas karena bagian yang rusak terlihat jelas.

    Namun belakangan, pihaknya memutuskan mencopot patung tersebut untuk diperbaiki. Patung Mohammad Hatta yang berdiri di sebelahnya pun ikut diturunkan sementara.

    Simak selengkapnya di sini

    (isa/isa)

  • Cuaca Ekstrem Hantam Bogor, 75 Rumah Warga di Dua Kecamatan Rusak

    Cuaca Ekstrem Hantam Bogor, 75 Rumah Warga di Dua Kecamatan Rusak

    BOGOR – Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Bogor, Jawa Barat, Selasa siang 18 November dan mengakibatkan puluhan rumah warga rusak di dua kecamatan.

    Total 75 rumah terdampak, masing-masing 35 rumah di Kecamatan Rumpin dan 40 rumah di Kecamatan Ciseeng.

    Dalam rekaman video amatir warga, terlihat kerusakan parah terutama pada bagian atap rumah di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng. Genteng-genteng beterbangan dan berjatuhan hingga hancur akibat kuatnya embusan angin.

    Dalam rekaman video amatir warga, terlihat kerusakan parah terutama pada bagian atap rumah di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng. Genteng-genteng beterbangan dan berjatuhan hingga hancur akibat kuatnya embusan angin.

    Petugas Kecamatan Ciseeng melaporkan sedikitnya 40 rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat. Jumlah ini diperkirakan masih bertambah karena proses pendataan masih berlangsung.

    Kerusakan juga terjadi di Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, yang berbatasan langsung dengan wilayah Ciseeng. Data sementara mencatat 35 rumah rusak, termasuk sejumlah rumah yang mengalami kerusakan parah.

    Ketua BPD Desa Sukasari Muhammad Ridwan menyebut, kerusakan terparah terjadi di Kampung Janlapa RT 02/03.

    “Kerusakan pada umumnya di bagian atap, tiga di antaranya atapnya sudah rusak semua,” jelas Muhammad Ridwan kepada wartawan.

    Ia menambahkan, jumlah rumah yang rusak kemungkinan bertambah seiring pendataan yang masih dilakukan.

    Aparat kecamatan bersama perangkat desa masih melakukan verifikasi kerusakan. Warga yang terdampak dilaporkan mulai melakukan pembersihan dan memperbaiki rumah secara swadaya sambil menunggu bantuan dari pemerintah daerah.

    Cuaca ekstrem yang kian sering terjadi di wilayah Bogor menjadi perhatian serius, mengingat kawasan tersebut kerap mengalami angin puting beliung dan hujan intensitas tinggi.

  • Lamongan Siaga Bencana! Pemkab Turunkan Pasukan Lengkap Hadapi Cuaca Ekstrem

    Lamongan Siaga Bencana! Pemkab Turunkan Pasukan Lengkap Hadapi Cuaca Ekstrem

    Lamongan (beritakatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seiring kondisi cuaca yang semakin tidak menentu.

    Pemeriksaan kesiapan personel gabungan hingga peralatan penanggulangan dilakukan melalui Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di Alun-Alun Lamongan, Senin (17/11/2025). Apel tersebut digelar untuk memastikan respons cepat ketika terjadi keadaan darurat.

    Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menekankan perlunya konsolidasi seluruh unsur penanganan bencana, terutama setelah munculnya fenomena cuaca ekstrem di beberapa wilayah.

    “Hari ini kita konsolidasi, memastikan seluruh prasarana, sarana, dan perangkat penanggulangan bencana siap digunakan. Tadi kita lihat bersama bahwa alat-alatnya bisa berfungsi, terpelihara, dan siap diterjunkan kapan pun diperlukan,” kata Pak Yes, sapaan akrab Yuhronur.

    Menurutnya, seluruh sarana pendukung seperti kendaraan operasional, peralatan evakuasi, dan perlengkapan darurat harus berada dalam kondisi siap digunakan. “Perubahan iklim saat ini ekstrem. Karena itu semua jenis potensi bencana, mulai banjir, tanah longsor, hingga puting beliung, sudah kita siapkan langkah antisipasinya,” ujarnya.

    Sementara Plt Kalaksa BPBD Lamongan, M. Na’im, menyebut beberapa kecamatan masuk dalam wilayah yang perlu diwaspadai. “Puting beliung tercatat muncul tiba-tiba di kawasan Sukodadi, Pucuk, Ngimbang, dan Sambeng,” kata Na’im.

    Sementara potensi banjir di Bengawan Jero diantisipasi melalui normalisasi saluran air dan pengaktifan kembali pompa penyedot.

    Na’im menekankan bahwa seluruh unsur kebencanaan mulai TNI, Polri, instansi pemerintah, forum pencegahan bencana, hingga relawan telah disiagakan agar dapat bergerak cepat jika terjadi kondisi darurat. “Mitigasi terus diperkuat untuk memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat Lamongan,” ucapnya. (fak/kun)

  • BPBD Tuban Apel Kesiapsiagaan Bencana untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

    BPBD Tuban Apel Kesiapsiagaan Bencana untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Alun-alun Tuban pada Senin, 17 November 2025. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka antisipasi potensi kerawanan bencana alam hidrometeorologi yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

    Bencana hidrometeorologi, yang terjadi akibat interaksi antara fenomena atmosfer (meteorologi) dan hidrologi (air), mencakup bencana seperti hujan ekstrem, angin kencang, tanah longsor, gelombang pasang, abrasi, hingga banjir. Kesiapan dalam menghadapi bencana ini menjadi sangat penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan, terutama mengingat kerawanan yang terus meningkat.

    Kepala Pelaksana BPBD Tuban, Sudarmaji, menegaskan bahwa apel kesiapsiagaan ini bukan sekadar rutinitas. Menurutnya, kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat strategis untuk mengecek kesiapan personel dan peralatan dalam menghadapi potensi bencana.

    “Memang keliatannya rutin dilakukan, tapi kegiatan ini sangat penting, utamanya dalam menghadapi bencana hidrologi (air) di Kabupaten Tuban,” ungkap Sudarmaji.

    BPBD Tuban mencatat beberapa jenis bencana yang menjadi perhatian utama. Sudarmaji mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, empat jenis bencana mendominasi tingkat kerawanan di Kabupaten Tuban.

    Pertama, banjir bandang yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Rengel, Plumpang, Montong, Kerek, dan Merakurak. Kedua, angin kencang serta puting beliung yang sering terjadi di berbagai titik. Ketiga, tanah longsor yang berpotensi terjadi di sejumlah daerah, dan keempat, abrasi serta banjir rob yang sering melanda wilayah tepi laut Tuban.

    Untuk itu, BPBD Tuban mengundang berbagai elemen masyarakat, mulai dari Pemerintah Kabupaten Tuban, relawan, industri, akademisi, hingga media untuk bergabung dalam upaya kolaboratif dalam penanganan keadaan darurat jika bencana alam terjadi.

    “Persiapan ini kita lakukan dengan berkoordinasi dan menguatkan satu komando, bahkan beberapa waktu lalu kami sudah berkoordinasi intensif dengan stakeholder untuk semuanya menyiapkan pasukan dan perlengkapan apabila terjadi keadaan darurat di Kabupaten Tuban,” ujar Sudarmaji.

    Melalui apel ini, diharapkan seluruh elemen dapat saling bersinergi dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di masa depan. Kolaborasi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat merupakan kunci penting dalam penanggulangan bencana yang lebih efektif. [dya/suf]

  • Sekdaprov Jatim Ajak Perkuat Sinergi dan Optimalkan Tata Kelola Anggaran Hadapi Bencana

    Sekdaprov Jatim Ajak Perkuat Sinergi dan Optimalkan Tata Kelola Anggaran Hadapi Bencana

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah di Jawa Timur untuk memperkuat sinergi lintas sektor, membangun budaya antisipatif, serta mengoptimalkan tata kelola anggaran kebencanaan secara efektif dan efisien dalam menghadapi potensi bencana tahun 2026.

    Ajakan tersebut disampaikan Sekda Adhy dalam kegiatan Rapat Koordinasi Kedaruratan dan Logistik bertema “Sinergi Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Kedaruratan Bencana melalui Optimalisasi Anggaran 2026 untuk Penanggulangan Bencana yang Efektif dan Efisien”, yang digelar di Hotel Movenpick Surabaya.

    “Forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi momentum untuk menyusun orkestrasi kerja kebencanaan Jawa Timur tahun 2026 yang lebih presisi, kolaboratif, dan berdampak nyata,” ujar Adhy.

    Dalam arahannya, Sekda Adhy menegaskan bahwa Jawa Timur tengah menghadapi puncak musim penghujan yang berpotensi disertai fenomena cuaca ekstrem sebagaimana peringatan BMKG. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin puting beliung, dan banjir rob di wilayah pesisir.

    “Dampak yang ditimbulkan tidak hanya kerugian material, tetapi juga immaterial. Karena itu, sesuai arahan Ibu Gubernur, kita tidak boleh hanya wait and see. Kita harus selalu dalam kondisi siap siaga, bergerak cepat, terkoordinasi, dan terukur,” tegasnya.

    Adhy menekankan bahwa kesiapsiagaan harus menjadi budaya bersama di seluruh tingkatan pemerintahan. Antisipasi adalah kunci, kesiapsiagaan harus dibiasakan, dan respons cepat merupakan kewajiban bagi semua pihak.

    Dalam kesempatan tersebut, Sekda Adhy memberikan sejumlah instruksi operasional kepada seluruh perangkat daerah dan pemerintah kabupaten/kota agar langkah kesiapsiagaan berjalan konkret dan terukur.

    Pertama, seluruh kabupaten/kota diminta segera mengaktifkan posko kesiapsiagaan 24 jam serta memastikan sistem pelaporan cepat yang terhubung langsung ke posko provinsi. Kedua, Dinas Pekerjaan Umum diminta melakukan inspeksi drainase, normalisasi sungai, dan pengecekan tanggul-tanggul kritis agar tidak terjadi sumbatan yang memperparah banjir.

    Ketiga, Dinas Sosial dan BPBD diinstruksikan memastikan ketersediaan buffer stock logistik dasar di titik-titik strategis, termasuk di gudang logistik regional. Selain itu, para Sekda Kabupaten/Kota juga diminta memimpin langsung koordinasi kesiapsiagaan di wilayah masing-masing.

    “Pastikan aparatur di semua tingkatan mulai dari desa, kecamatan, hingga kabupaten/kota memahami rencana kontinjensi, memetakan jalur evakuasi, dan menyiapkan titik pengungsian yang layak sesuai protokol kesehatan,” tegasnya.

    Sekda Adhy juga menyoroti pentingnya memastikan sistem peringatan dini (Early Warning System) berfungsi optimal serta dipahami oleh masyarakat. “Masyarakat harus tahu langkah apa yang harus diambil saat alarm berbunyi. Libatkan relawan seperti TAGANA dan DESTANA untuk terus melakukan sosialisasi,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Adhy menekankan pentingnya memperkuat sinergi pentahelix antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat sebagai pendekatan strategis dalam mitigasi dan respons kebencanaan.

    Ia menyebut, berkat kolaborasi tersebut, Indeks Risiko Bencana (IRB) Jawa Timur terus menurun hingga mencapai 95,75 pada tahun 2024 dan masuk kategori sedang. Meski demikian, sebagai provinsi dengan risiko bencana tinggi, Jawa Timur tetap harus unggul dalam perencanaan, cepat merespons, dan tepat dalam mengelola anggaran.

    “Kita harus mampu mengorkestrasi anggaran, sumber daya, dan kebijakan dalam sistem kerja yang solid dan terpadu. Terlebih tahun depan kita menghadapi tantangan berkurangnya dana transfer dari pusat, tentu ini berpengaruh pada alokasi anggaran penanggulangan bencana,” jelasnya.

    Untuk itu, Adhy mendorong penerapan collaborative governance dengan memperkuat perencanaan lintas sektor melalui joint budgeting, berbagi data secara real time, serta memanfaatkan sumber daya bersama melalui resource pooling.

    “Ini bukan tentang siapa yang paling berwenang, tetapi siapa yang paling cepat memberi solusi dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan jiwa,” tegas Adhy.

    Ia pun mengajak seluruh pihak memperkuat koordinasi dan menumbuhkan semangat kebersamaan menghadapi potensi bencana.

    “Mari rapatkan barisan, hilangkan ego sektoral, dan buktikan bahwa Jawa Timur tangguh, sigap, dan resilien menghadapi bencana,” pungkasnya. (tok)

  • Warga Pulau Seribu diajak waspadai cuaca ekstrem

    Warga Pulau Seribu diajak waspadai cuaca ekstrem

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu mengajak seluruh warga kepulauan setempat dan jajaran lintas instansi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah itu.

    “Kepulauan Seribu memiliki karakteristik risiko bencana yang berbeda dari wilayah lain di DKI Jakarta,” kata Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan dalam Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan selain curah hujan tinggi juga menghadapi potensi kenaikan muka air laut, angin kencang dan puting beliung yang sering melanda perairan.

    Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah bersama unsur Polres, Koramil, KPLP Tanjung Priok, dan PBB terus melakukan berbagai langkah antisipasi untuk memastikan kesiapan seluruh pihak di lapangan.

    Menurut dia, langkah-langkah yang disiapkan antara lain meliputi penyiapan personel dan peralatan di seluruh pulau berpenduduk.

    Kemudian, penetapan jalur evakuasi dan titik pengungsian sementara bagi warga terdampak banjir rob dan angin kencang.

    Selanjutnya, pemantauan transportasi laut dan komunikasi darat untuk memastikan proses evakuasi serta distribusi bantuan berjalan lancar.

    Pihaknya juga melakukan peremajaan dan pemotongan pohon dan pembersihan saluran air oleh petugas penanganan prasaran dan sarana umum (PPSU) dan unit kerja teknis (UKT).

    Setelah itu, melakukan peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda cuaca ekstrem dan langkah mitigasi bencana.

    Pihaknya juga melakukan penguatan koordinasi lintas sektor antara pemerintah, TNI-Polri, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat.

    Ia mengatakan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

    “Semangat gotong royong yang dimiliki warga Kepulauan Seribu adalah kekuatan besar dalam menghadapi potensi bencana,” kata dia.

    Fadjar menambahkan apel dan simulasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat kesiapan seluruh unsur menghadapi dampak musim penghujan.

    “Sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif dalam membangun ketangguhan masyarakat pesisir terhadap bencana alam,” kata dia.

    Kunci utama

    Sebelumnya Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Argadija Putra menegaskan kesiapsiagaan seluruh unsur menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat.

    “Kesiapan bukan hanya soal peralatan, tapi juga kecepatan dan koordinasi di lapangan,” kata Argadija setelah kegiatan itu.

    Menurut dia, kesiapsiagaan seluruh unsur merupakan bagian dari tanggung jawab dalam Jaga Jakarta, termasuk wilayah Kepulauan Seribu.

    “Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapan bersama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang dan gelombang tinggi yang kerap terjadi saat musim penghujan,” ujar Argadija.

    Apel tersebut diikuti oleh 250 personel gabungan dari unsur Sudin Sumber Daya Air, Sudin Lingkungan Hidup, UKT 1 dan UKT 2, Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK 3D), tim kesehatan, PMI, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), PPSU, Satpol PP, Gulkarmat, organisasi masyarakat, pasukan pelajar dan Pramuka, serta dukungan aparat TNI-Polri dan Basarnas.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG Juanda: Siaga Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur

    BMKG Juanda: Siaga Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan siaga cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Timur. Prakiraan cuaca menunjukkan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai masyarakat mulai 6 hingga 12 November 2025.

    Bencana hidrometeorologi merupakan bencana alam yang dipicu oleh faktor cuaca dan iklim ekstrem. Jenis-jenis bencana hidrometeorologi meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, gelombang pasang, badai, serta abrasi.

    Berdasarkan data nasional, jenis bencana ini menempati urutan pertama dalam frekuensi kejadian di Indonesia setiap tahunnya. Dampaknya tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi, gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan, hingga hilangnya korban jiwa.

    Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, memprediksi bahwa cuaca ekstrem berpotensi melanda 34 wilayah kabupaten dan kota di Jawa Timur, di antaranya: Surabaya, Malang, Blitar, Kediri, Jember, Banyuwangi, Sidoarjo, Pasuruan, Lamongan, Bojonegoro, dan Sumenep. Kondisi ini juga berpotensi terjadi di wilayah pegunungan dan pesisir seperti Kota Batu, Lumajang, Trenggalek, dan Situbondo, yang rawan longsor serta banjir bandang.

    “Peningkatan intensitas hujan dan angin yang terjadi di beberapa daerah karena diakibatkan adanya aktivitas gelombang atmosfer Equatorial Rossby serta gangguan atmosfer Low Frequency,” terangnya.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam dua hari ke depan.

    “Masyarakat dihimbau untuk waspada potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang selama dua hari ke depan. Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini,” ujarnya. (fyi)

  • Polres dan BPBD Tuban Cek Kesiapan Tim dan Perlengkapan Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

    Polres dan BPBD Tuban Cek Kesiapan Tim dan Perlengkapan Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

    Tuban (beritajatim.com) – Polres Tuban bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban melakukan pengecekan kesiapan personel dan perlengkapan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi saat musim penghujan. Kegiatan siaga tanggap bencana tersebut melibatkan unsur TNI/Polri, BPBD, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, serta berbagai elemen relawan kebencanaan di Kabupaten Tuban.

    Wakapolres Tuban Kompol Achmad Robial menjelaskan, langkah kesiapsiagaan ini merupakan tindak lanjut arahan Kapolri agar setiap daerah memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman bencana. Indonesia yang berada di cincin api atau Ring of Fire termasuk salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia.

    “Data BNPB hingga 19 Oktober 2025 mencatat telah terjadi 2.606 bencana di Indonesia, meliputi 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, 4 erupsi gunung berapi, serta bencana lainnya yang mengakibatkan 361 orang meninggal dunia, 37 hilang, 615 luka, dan lebih dari 5,2 juta warga mengungsi,” ujar Kompol Robial, Rabu (5/11/2025).

    Ia menegaskan, apel siaga ini menjadi langkah awal untuk memastikan seluruh personel, sarana, dan prasarana siap digunakan dalam situasi darurat. Pemeriksaan meliputi kendaraan operasional, perahu karet, alat evakuasi, hingga perlengkapan medis yang akan digunakan jika bencana terjadi.

    “Berdasarkan data BMKG, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Untuk Kabupaten Tuban, potensi banjir, tanah longsor, puting beliung, dan gelombang tinggi perlu diantisipasi sejak dini,” imbuhnya.

    Kompol Robial juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem dan segera melapor ke layanan darurat apabila menemukan potensi bencana di lingkungan sekitar. Menurutnya, penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi membutuhkan sinergi seluruh elemen masyarakat.

    “Kami berharap masyarakat ikut berperan aktif. Kesiapsiagaan ini penting agar kita bisa mengurangi risiko dan dampak bencana sejak awal,” tegasnya.

    Dari hasil pemetaan, terdapat empat kecamatan di Kabupaten Tuban yang tergolong rawan banjir karena dilalui aliran Sungai Bengawan Solo, yaitu Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang. Selain menjadi sumber air bagi pertanian, wilayah ini juga berpotensi mengalami banjir akibat curah hujan tinggi maupun luapan air kiriman dari wilayah hulu. [dya/beq]

  • Kepala BMKG Ungkap Udara DKI Paling Tak Sehat: Yang Kita Hirup Sehari-hari

    Kepala BMKG Ungkap Udara DKI Paling Tak Sehat: Yang Kita Hirup Sehari-hari

    Jakarta

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal mengatakan DKI Jakarta menempati peringkat pertama dengan kualitas udara terburuk di RI. Teuku mengatakan DKI dikategorikan wilayah dengan udara tak sehat selama 100 hari.

    Hal itu disampaikan Teuku dalam Rapat Kerja dengan Timwas DPR RI terhadap Pelaksanaan Penanganan Bencana, Rabu (5/11/2025). Teuku mulanya menyampaikan cuaca ekstrem di Indonesia yang didominasi oleh hujan lebat.

    “Kami sampaikan bahwa hingga November 2025, kejadian cuaca ekstrim di Indonesia didominasi oleh hujan lebat sekitar 65%, angin kencang 27%, dan selanjutnya puting beliung, petir, dan hujan es dengan frekuensi tertinggi di Provinsi Jawa Barat,” kata Teuku dalam pemaparannya.

    Potensi iklim ekstrim lain di RI meliputi kekeringan dan penurunan kualitas udara. Teuku mengatakan potensi peningkatan kekeringan di Tanah Air mencapai 60 persen.

    “Peta kekeringan meteorologis tahun 1991 hingga tahun 2020 menunjukkan bahwa banyak wilayah Indonesia rentan kekeringan dengan peningkatan kejadian hingga 60 persen,” ucapnya.

    Adapun Jakarta berada di tingkat pertama. Disebut DKI mengalami udara tak sehat selama 100 hari.

    “Sementara itu, berdasarkan pemantauan dari Particulate Matter (PM) 2,5 mikro tahun 2024 di 27 lokasi, menunjukkan variasi kualitas udara dari kategori baik hingga tidak sehat,” kata Teuku.

    (dwr/lir)