Topik: Puting Beliung

  • Jalur Darat Menuju Sibolga dan Tapteng dari Sumut Terputus, Bantuan Dikirim Lewat Singkil
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Jalur Darat Menuju Sibolga dan Tapteng dari Sumut Terputus, Bantuan Dikirim Lewat Singkil Medan 29 November 2025

    Jalur Darat Menuju Sibolga dan Tapteng dari Sumut Terputus, Bantuan Dikirim Lewat Singkil
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Polisi dan TNI terus berupaya mengirimkan bantuan di lokasi banjir dan longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Sumatera Utara, pada Sabtu (29/11/2025).
    Namun, saat ini penyaluran bantuan ke dua tempat tersendat lantaran akses jalan terputus total.
    “Untuk menuju Tapteng dan
    Sibolga
    , jalur darat belum bisa dilalui. Pak Kapolda dan Pangdam menggunakan helikopter dari Bandara Silangit untuk meninjau lokasi dan memastikan semua penanganan berjalan,” ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan dalam keterangan persnya.
    Ferry mengatakan, jalan tidak bisa dilalui akibat material longsor dan banjir yang menimbun badan jalan di berbagai titik.
    Kondisi tersebut membuat mobilisasi petugas dan distribusi logistik menjadi sangat terbatas.
    Kendati akses darat dari Sumut lumpuh, Ferry mengatakan Polda Sumut dan Tim SAR gabungan terus menempuh berbagai cara agar bantuan dapat menjangkau warga terdampak bencana.
    Salah satunya, dengan mengirim personel melalui jalur alternatif Aceh-Singkil untuk membawa pasokan pangan dan kebutuhan darurat.
    “Pasokan bahan makanan tetap kami upayakan, meski masih sedikit-sedikit karena akses sangat terbatas. Beberapa personel kami kerahkan melewati jalur darat untuk menuju lokasi membawa bantuan langsung,” ujarnya.
    Ferry juga mengatakan Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan dan Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto hari ini juga memantau lokasi terdampak bencana di Sibolga dan Tapteng melalui helikopter.
    Fokus keduanya untuk memastikan kelancaran distribusi logistik, memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan BNPB, serta mengarahkan percepatan penanganan darurat, terutama pada wilayah yang masih terisolasi.
    “Bapak Kapolda ingin memastikan semua proses berjalan cepat. Sinergi TNI-Polri di lapangan menjadi kunci percepatan penanganan, terutama di titik-titik yang masih sulit dijangkau,” katanya.
    Berdasarkan data sementara Polda Sumut Sabtu (29/11/2025) pukul 09.00, jumlah korban tewas akibat
    bencana alam
    di Sumut sebanyak 147 orang dan 174 orang masih dalam pencarian.
    “Bencana ini menimbulkan dampak signifikan, tercatat 1.076 korban, 147 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan, dan 174 masih dalam pencarian, serta ada 28.427 pengungsi,” ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan dalam keterangan persnya.
    Ferry juga mengatakan sejak Senin (24/11/2025), tercatat ada 488 bencana alam yang melanda 21 Kabupaten/Kota di Sumut.
    Jenis bencananya mulai dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung.
    “Wilayah paling terdampak berada di Kabupaten
    Tapanuli Tengah
    , yang mencatat 56 kejadian bencana dengan 691 korban, termasuk 47 meninggal dunia dan 51 masih dalam pencarian,” ujarnya.
    Lalu di Kota Sibolga, tercatat 33 orang tewas dan 56 orang dinyatakan hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemenkes Kirim Obat-Nakes Bantu Korban Banjir-Longsor Aceh, Sumut, Sumbar

    Kemenkes Kirim Obat-Nakes Bantu Korban Banjir-Longsor Aceh, Sumut, Sumbar

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memperkuat respons kesehatan akibat cuaca ekstrem yang memicu banjir, banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Bencana alam yang terjadi pada 19-25 November tersebut berdampak pada puluhan ribu penduduk, mengganggu akses komunikasi, dan menghambat layanan kesehatan di sejumlah fasilitas.

    Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha, memastikan seluruh kebutuhan logistik prioritas telah dikirimkan dan siap ditambah sesuai kondisi di lapangan.

    “Logistik yang disediakan mencakup obat-obatan, pangan tambahan untuk balita dan ibu hamil, serta oxygen concentrator. Semua sudah kami kirimkan,” kata Kunta, dikutip dari lama Kemenkes RI, Sabtu (29/11/2025).

    Selain pengiriman logistik, Kemenkes juga berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk menjamin keberlangsungan pelayanan kesehatan di posko pengungsian, fasilitas kesehatan, serta layanan mobile.

    Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Bayu Teja, menjelaskan bahwa sejak awal kejadian Kemenkes telah mengaktifkan langkah-langkah tanggap cepat guna memastikan kebutuhan medis masyarakat terpenuhi.

    “Bersama dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, kami melakukan rapid health assessment untuk memetakan kebutuhan, memberikan layanan di posko pengungsian, serta mengoperasikan layanan kesehatan mobile di wilayah terdampak,” terang Bayu.

    Bayu menambahkan bahwa seluruh puskesmas dan rumah sakit telah disiagakan untuk melayani warga terdampak, didukung pengiriman obat-obatan dan bahan medis habis pakai.

    Respons Kemenkes turut diperkuat dengan penyaluran pangan tambahan bagi balita dan ibu hamil guna mencegah risiko gizi buruk selama masa tanggap darurat. Dukungan tenaga kesehatan juga ditingkatkan melalui mobilisasi tenaga cadangan kesehatan, dokter, perawat, tenaga kesehatan lingkungan, dan epidemiolog untuk membantu dinas kesehatan setempat.

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan seluruh dinas kesehatan agar pelayanan kesehatan tetap berjalan dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menkes Pastikan Korban Longsor dan Banjir Sumut Dapat Layanan Kesehatan “
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Menkes Pastikan Layanan Kesehatan Korban Banjir-Longsor Sumut Tertangani Baik

    Menkes Pastikan Layanan Kesehatan Korban Banjir-Longsor Sumut Tertangani Baik

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan korban-korban banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut) mendapatkan penanganan terbaik.

    Namun, Menkes Budi menambahkan bahwa untuk saat ini pihaknya masih memberikan kewenangan kepada Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat.

    “Kami bikinnya itu berjenjang, kami selalu ada di pusat krisis nasional yang mem-back up Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota, kalau mereka nggak bisa, kami akan masuk,” kata Menkes Budi, di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2025).

    Menkes Budi juga memastikan bahwa Kemenkes terus berkomunikasi dengan Dinkes setempat terkait bencana alam tersebut.

    Terpisah, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bayu Teja mengatakan Kemenkes mengaktifkan seluruh layanan kesehatan di daerah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat untuk memastikan kebutuhan medis warga tetap terpenuhi selama masa tanggap darurat bencana.

    Selain itu, ia juga memastikan penebalan bantuan logistik kesehatan berupa obat-obatan, bahan medis habis pakai, serta makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil sudah disiapkan.

    “Kami sudah mengirimkan dokter, perawat, ahli kesehatan lingkungan, dan epidemiolog untuk membantu penanganan kesehatan di sana. Untuk pengiriman bantuan dilakukan secara bertahap menyesuaikan akses wilayah dan koordinasi dengan pemerintah daerah,” kata Bayu Teja selepas rapat terbatas di Kantor BNPB Jakarta.

    Polda Sumut mencatat bahwa berdasarkan data sementara, ada 34 korban tewas saat bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Sumut. Korban jiwa paling banyak terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan mengatakan jumlah tersebut merupakan data sementara terhitung sejak 24-26 November. Korban meninggal dunia terbanyak adalah Tapsel, sebanyak 17 orang.

    “Untuk Tapsel, meninggal dunia 17 orang, luka berat 4 orang dan ringan 69 orang. Yang belum ditemukan nihil,” kata Ferry, dikutip dari detikSumut, Jumat (28/11/2025).

    Lalu, data korban meninggal lainnya, yakni 8 orang di Sibolga, 4 orang di Tapteng, 2 korban di Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan 2 orang, dan Nias Selatan 1 orang.

    Ferry menjelaskan berdasarkan laporan hingga Rabu (26/11) pukul 22.00 WIB, ada 148 kejadian bencana alam yang terjadi. Bencana terjadi di sekitar 12 kabupaten/kota di Sumut. Bencana tersebut terdiri dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, hingga angin puting beliung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • 1.030 Personel Polri Diterjunkan Tangani Bencana Banjir di Sumut

    1.030 Personel Polri Diterjunkan Tangani Bencana Banjir di Sumut

    Bisnis.com, JAKARTA — Mabes Polri telah menerjunkan 1.030 personel untuk menangani bencana alam yang melanda wilayah Sumatra Utara (Sumut) sejak 24 hingga 27 November 2025.

    Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko ribuan anggota itu terdiri dari 545 personel Satwil, 121 personel Ditsamapta, 345 personel Satbrimob, 8 personel Bid TIK dan 11 personel Biddokkes. 

    “Polri mengerahkan 1.030 personel dalam operasi kemanusiaan untuk menangani bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara,” ujar Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Kamis (27/11/2025).

    Ribuan personel bakal melakukan operasi pembersihan akses jalan, evakuasi korban, operasi pencarian, pelayanan kesehatan, pemasangan jaringan komunikasi darurat Starlink, hingga pengaturan lalu lintas.

    Trunoyudo menambahkan sejauh ini total ada 221 kejadian bencana yang terdiri 119 longsor, 90 banjir, 10 pohon tumbang, dan 2 angin puting beliung. Peristiwa tersebut tersebar di 12 kabupaten atau kota.

    Akibatnya, total sudah ada 212 orang yang menjadi korban dari peristiwa bencana ini. Dari ratusan korban ini tercatat ada 43 orang dinyatakan meninggal dunia.

    “Dampak bencana mengakibatkan 212 korban jiwa, dengan rincian 43 meninggal dunia, 81 luka-luka, dan 88 masih dalam proses pencarian, serta 1.168 warga mengungsi,” Imbuhnya.

    Adapun, Trunoyudo menekankan bahwa penanganan bencana ini harus dilakukan bersama. Khusus Polri, dia memastikan bahwa penanganan bencana dilakukan cepat, terukur, dan berkelanjutan untuk mempercepat pemulihan masyarakat.

    “Kami mengajak pemerintah daerah, relawan, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang terdampak. Operasi kemanusiaan ini membutuhkan kolaborasi penuh,” pungkasnya.

  • Infografis Duka Bencana Beruntun di Sumut

    Infografis Duka Bencana Beruntun di Sumut

    Liputan6.com, Jakarta – Bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, menerjang sebagian besar wilayah Sumatera Utara (Sumut) dalam tiga hari terakhir.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak dari Siklon Tropis Senyar.

    Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Hendro Nugroho mengatakan, Siklon Tropis Senyar merupakan Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka.

    “Dampaknya dalam satu minggu terakhir wilayah Sumatera Utara dilanda hujan setiap hari,” kata Hendro, Rabu 26 November 2025.

    Sementara itu, berdasarkan data rekapitulasi yang dikeluarkan Polda Sumut mencatat, total 86 kejadian bencana hidrometeorologi di 11 kabupaten/kota, yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.

    Bencana yang paling mendominasi adalah tanah longsor dengan 59 kejadian, diikuti banjir 21 kejadian, pohon tumbang 4 kejadian, dan puting beliung 2 kejadian.

    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan membenarkan data tersebut dan menyampaikan duka cita mendalam atas korban yang berjatuhan.

    Lantas, seperti apakah bencana beruntun yang terjadi di Sumut? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • 7 Fakta Terkait Bencana Banjir dan Longsor di Sumut, Tiga Daerah Berstatus Tanggap Darurat Bencana

    7 Fakta Terkait Bencana Banjir dan Longsor di Sumut, Tiga Daerah Berstatus Tanggap Darurat Bencana

    Bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, menerjang sebagian besar wilayah Sumut dalam tiga hari terakhir. Data rekapitulasi yang dikeluarkan Polda Sumut mencatat, total 86 kejadian bencana hidrometeorologi di 11 kabupaten/kota, yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.

    Bencana yang paling mendominasi adalah tanah longsor dengan 59 kejadian, diikuti banjir 21 kejadian, pohon tumbang 4 kejadian, dan puting beliung 2 kejadian.

    Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan membenarkan data tersebut, dan menyampaikan duka cita mendalam atas korban yang berjatuhan.

    “Bencana alam ini diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi di beberapa hari terakhir. Secara keseluruhan, kami mencatat ada 72 korban dalam rentang waktu tersebut, di mana 24 orang meninggal dunia, 37 luka ringan, 6 luka berat, dan masih ada 5 orang dalam pencarian,” kata Ferry.

    Diketahui sebanyak 11 kabupaten/kota yang terdampak, antara lain Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Nias Selatan (Nisel), Pakpak Bharat, Serdang Bedagai (Sergai), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Nias, Tapanuli Selatan (Tapsel), Humbahas, Kota Padang Sidempuan, dan Kota Sibolga.

    Ferry merinci, wilayah yang mencatat jumlah korban meninggal dunia paling banyak berada di Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) 20 kejadian bencana dan 49 korban, termasuk 12 meninggal dunia dan 34 luka ringan.

    Kemudian, Polres Sibolga 6 kejadian bencana (longsor) dan 12 korban, termasuk 5 meninggal dunia dan 4 orang masih dalam pencarian. Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) 14 kejadian bencana dan 5 korban, termasuk 4 meninggal dunia.

    “Meskipun cuaca secara keseluruhan masih hujan dengan intensitas tinggi, personel di lapangan terus bekerja keras. Saat ini, debit air di lokasi banjir masih mencapai ketinggian sekitar 1 meter di beberapa titik,” katanya.

    Untuk penanggulangan bencana, Polda Sumut telah mengerahkan total 492 personel yang terdiri dari Satbrimob (352 Personel), Dit Samapta (121), Bid Dokkes (11), dan Bid TIK (8).

    Tindakan kepolisian yang telah dilakukan mencakup melaksanakan TPTKP (Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara) di lokasi bencana. Melakukan evakuasi terhadap korban bencana alam. Melaksanakan pengamanan dan pengaturan di lokasi jalan yang terdampak material longsor. Serta melanjutkan pencarian bersama BPBD dan stakeholder terhadap 5 korban yang belum ditemukan.

    Polda Sumut juga telah menyiapkan sejumlah langkah lanjutan sebagai respons cepat terhadap situasi ini.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat di seputaran lokasi bencana agar selalu waspada dan antisipatif mengingat situasi cuaca yang belum membaik. Selain melanjutkan pencarian, kami akan berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk menyediakan tempat pengungsian dan membangun Posko Darurat Bantuan/Posko Tanggap Bencana sebagai Quick Respond Polri,” kata Ferry menutup.

    Sementara itu, Basarnas mengintensifkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban yang terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara meliputi Kota Sibolga dan Tapanuli Raya, seiring meluasnya titik bencana dan bertambahnya laporan warga hilang.

    Kepala Kantor SAR Nias Putu Arga Sudjarwadi dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu malam (26/11/2025) mengatakan, tim SAR gabungan telah dikerahkan secara penuh dalam 24 jam terakhir ke seluruh titik prioritas untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir maupun tertimbun material longsor.

    “Sudah disebar di beberapa titik pada hari kedua operasi SAR digelar,” ujarnya.

    Operasi SAR melibatkan tim sar gabungan dari Pos SAR Sibolga, TNI/Polri, BPBD, Polairud, serta unsur relawan di Sumatera Utara. Masing-masing dilengkapi peralatan lengkap dan profesional meliputi armada kendaraan SAR darat dan air, peralatan medis, alat komunikasi, dan drone thermal.

    Putu mengungkapkan bahwa mulai dari putusnya akses jalan penghubung utama, tingginya gelombang air laut hingga padamnya jaringan listrik dan gangguan jaringan telekomunikasi menjadi tantangan serius yang dihadapi tim petugas gabungan.

    “Upaya pencarian tetap dilakukan dengan menyesuaikan kondisi keselamatan petugas,” katanya.

    Basarnas mengkonfirmasi berdasarkan data pusat pengendalian operasi, banjir bandang – tanah longsor menimbulkan dampak signifikan pada sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah; mulai dari Kecamatan Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang.

    Data terkini sementara mencatat ada lebih dari 1.902 keluarga menjadi korban bencana di Tapanuli Tengah dengan jumlah korban terbanyak di Kecamatan Kolang 1.261 keluarga.

    “Satu keluarga berjumlah empat orang dinyatakan meninggal dunia akibat tertimbun longsor,” kata Putu.

    Sedangkan di Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor melanda wilayah Aek Ngadol, Hutagodang, Garoga, Batuhoring, dan Hapesong Baru dalam wilayah administrasi Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Basarnas mencatat ada sebanyak enam warga meninggal akibat banjir bandang dan tujuh warga terdampak longsor di Parsariran, Hapesong Baru.

    Lalu di Kota Sibolga mayoritas korban berada di Kecamatan Sibolga Selatan dengan korban meninggal sementara sebanyak delapan orang, dan 21 orang dilaporkan hilang.

    Putu Arga mengungkapkan sedikitnya ada tiga lokasi pengungsian yang disiapkan antara lain GOR Pandan di Tapanuli Tengah, gedung SMPN 5 Parombunan di Kota Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru dan lokasi pengungsian desa setempat untuk wilayah Tapanuli Selatan.

     

  • 24 Orang Meninggal dan 11 Kabupaten/Kota Terdampak

    24 Orang Meninggal dan 11 Kabupaten/Kota Terdampak

    Jakarta – Sebanyak 24 orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Jumlah korban meninggal berdasarkan dari tujuh kabupaten/kota di Sumut yang dilanda bencana hidrometeorologi.

    “Totalnya ada 72 orang, 24 orang meninggal dunia, luka ringan 37 orang, luka berat 6 orang, dan dalam pencarian 5 Orang,” kata kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintuka, seperti dilansir detikSumut, Rabu (26/11/2025).

    Ferry mengatakan ada puluhan lokasi yang terdampak bencana alam yang terdiri dari banjir, longsor, pohon tumbang, dan puting beliung.

    “Jumlahnya 86 bencana alam, tanah longsor 59 titik, banjir 21 titik , pohon jatuh 4 titik, dan puting beliung 2 titik,” ungkapnya.

    Korban itu dari bencana alam di 11 kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara, meliputi Kabupaten Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Pakpak Bharat, Sergai, Tapteng, Taput, Humbahas, Padang Sidempuan, dan Kota Sibolga.

    Puan Minta Evakuasi Korban Banjir Bandang Dipercepat

    Merespon banjir bandang yang terjadi di sejumlah daerah di Sumut, Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah mempercepat proses evakuasi korban. Puan mengatakan kebutuhan logistik warga terdampak harus dipenuhi pemerintah.

    “DPR RI menyampaikan keprihatinan dan dukacita mendalam atas bencana alam di sejumlah daerah di Sumatera Utara. Kita harap proses evakuasi yang masih dilakukan tim SAR berjalan dengan lancar,” kata Puan dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025).

    Puan mengatakan bencana itu berdampak pada kehidupan masyarakat. Puan mengatakan pemerintah juga harus menyiapkan trauma healing bagi korban.

    “Pemda beserta stakeholder terkait perlu juga menyiapkan layanan trauma healing bagi warga. Bencana alam tidak pernah mudah untuk dilalui, apalagi bagi mereka yang kehilangan,” ujarnya.

    Bantuan Logistik ke Korban Banjir Terkendala Akses

    Sementara itu, Pemprov Sumut mengirimkan bantuan logistik, tim dan peralatan evakuasi ke sejumlah daerah yang terkena bencana banjir dan longsor. Namun hingga saat ini bantuan logistik masih belum tersalurkan karena terkendala akses.
    “Personel BPBD juga telah dikirim ke lokasi bencana, beserta alat-alat yang dibutuhkan,” kata Kadis Kominfo Sumut Erwin Hotmansah Harahap dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025).

    BPBD Sumut juga telah menyiapkan bantuan paket senilai Rp 60 juta beserta peralatan penanganan bencana. Peralatan yang dikirim untuk evakuasi dan penyelamatan berupa 4 unit perahu karet, 2 unit mesin perahu, 2 unit dongkrak angin, 2 unit genset, 6 unit pompa jinjing, 4 unit pompa kohler, 2 tenda pengungsi, 2 unit starlink, 2 unit chainsaw, dan 42 unit lampu lentera.

    Erwin juga mengungkapkan, Pemprov telah berkoordinasi dengan BNPB Republik Indonesia untuk bantuan dana siap pakai kepada kabupaten terdampak. Pemprov juga berkoordinasi dengan BUMN untuk bantuan pada masyarakat.

    “Pemprov juga telah berkoordinasi dengan BUMN seperti Pertamina, Inalum, PLN, Antam untuk bantuan masyarakat yang terdampak,” ujarnya.

    Lalu, bagaimana kondisi terkini banjir bandang yang menerjang sejumlah daerah di Sumut? Simak laporan langsung dari lokasi bersama detikSumut hanya di detikPagi edisi Kamis (27/11/2025).

    Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

    “Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!”

    (vrs/vrs)

  • Banjir Bandang dan Longsor Menyapu Sumut, 24 Orang Tewas, Tapanuli Selatan Paling Terdampak

    Banjir Bandang dan Longsor Menyapu Sumut, 24 Orang Tewas, Tapanuli Selatan Paling Terdampak

    Liputan6.com, Medan – Wilayah Sumatera Utara (Sumut) dilanda serangkaian bencana hidrometeorologi dengan intensitas tinggi selama 3 hari, terhitung sejak 24 hingga 26 November 2025.

    Data rekapitulasi yang dikeluarkan Polda Sumut mencatat total 86 kejadian bencana hidrometeorologi di 11 kabupaten/kota, yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan pengerahan ratusan personel kepolisian untuk penanganan darurat.

    Bencana yang paling mendominasi adalah tanah longsor dengan 59 kejadian, diikuti banjir 21 kejadian, pohon tumbang 4 kejadian, dan puting beliung 2 kejadian.

    Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan membenarkan data tersebut, dan menyampaikan duka cita mendalam atas korban yang berjatuhan.

    “Bencana alam ini diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi di beberapa hari terakhir. Secara keseluruhan, kami mencatat ada 72 korban dalam rentang waktu tersebut, di mana 24 orang meninggal dunia, 37 luka ringan, 6 luka berat, dan masih ada 5 orang dalam pencarian,” kata Ferry.

    Wilayah Terdampak Paling Parah

    Diketahui, 11 kabupaten/kota yang terdampak meliputi Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Nias Selatan (Nisel), Pakpak Bharat, Serdang Bedagai (Sergai), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Nias, Tapanuli Selatan (Tapsel), Humbahas, Kota Padang Sidempuan, dan Kota Sibolga.

    Kabid Humas merinci, wilayah yang mencatat jumlah korban meninggal dunia paling banyak berada di Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) 20 kejadian bencana dan 49 korban, termasuk 12 meninggal dunia dan 34 luka ringan.

    Kemudian, Polres Sibolga 6 kejadian bencana (longsor) dan 12 korban, termasuk 5 meninggal dunia dan 4 orang masih dalam pencarian. Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) 14 kejadian bencana dan 5 korban, termasuk 4 meninggal dunia.

    “Meskipun cuaca secara keseluruhan masih hujan dengan intensitas tinggi, personel di lapangan terus bekerja keras. Saat ini, debit air di lokasi banjir masih mencapai ketinggian sekitar 1 meter di beberapa titik,” katanya.

     

  • Antisipasi Kejadian Menonjol, Polsek Geger Tingkatkan Kapasitas Petugas Lini Depan

    Antisipasi Kejadian Menonjol, Polsek Geger Tingkatkan Kapasitas Petugas Lini Depan

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya meningkatkan kesiapsiagaan petugas lini depan kembali dilakukan Polsek Geger. Selasa pagi (25/11/2025), pendopo Kantor Kecamatan Geger menjadi tempat digelarnya coaching clinic First Responder yang diikuti 65 peserta dari beragam unsur keamanan dan masyarakat.

    Dalam kegiatan tersebut, Polsek Geger menghadirkan Bhabinkamtibmas dari seluruh desa, Babinsa Koramil 0803/11, Linmas kecamatan, hingga perwakilan pengamanan organisasi kemasyarakatan seperti PSHT, PSHW, serta Banser.

    Kapolsek Geger, AKP Hafiz Prasetia Akbar, mengatakan pelatihan ini disusun untuk memperkuat kemampuan personel yang selama ini berada di garis paling awal saat terjadi insiden maupun laporan warga.

    “Setiap hari mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena itu, kemampuan merespons cepat dan tepat perlu terus diperbarui,” ujarnya.

    Selama kegiatan, peserta berkeliling mengikuti empat pos materi.

    Di pos pertama, Unit Identifikasi Polres Madiun menguraikan teknik menjaga keutuhan lokasi kejadian perkara mulai dari pengamanan area hingga menghindari kontaminasi barang bukti.

    Pos kedua menghadirkan Damkar Kabupaten Madiun yang memberikan praktik lapangan penggunaan APAR dan langkah pemadaman awal sebelum unit pemadam tiba di lokasi.

    Materi kebencanaan ditempatkan pada pos ketiga, di mana BPBD Kabupaten Madiun menekankan metode penanganan puting beliung kerawanan yang kerap muncul di Geger serta melatih peserta menggunakan gergaji mesin untuk evakuasi.

    Sementara pos terakhir dari Puskesmas Geger memberikan simulasi pertolongan pertama, termasuk penanganan korban kecelakaan dan tata cara menghadapi korban dengan kondisi kritis.

    AKP Hafiz berharap pelatihan tersebut tidak hanya menambah keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat koordinasi antar lembaga ketika terjadi keadaan darurat di lapangan.

    “Harapan kami, semua unsur memiliki persepsi dan langkah yang sama ketika menghadapi situasi mendesak, sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa lebih optimal,” pungkasnya.

    Kegiatan berjalan lancar dan seluruh peserta terlihat aktif mengikuti setiap sesi pelatihan. (rbr/ian)

  • Tim Kaisar KKSP Salurkan Bantuan Sembako

    Tim Kaisar KKSP Salurkan Bantuan Sembako

    Setelah berhasil mencapai lokasi, Tim Sobat Kaisar langsung menyalurkan bantuan berupa satu paket sembako untuk setiap Kepala Keluarga (KK) terdampak. Bantuan disalurkan berdasarkan data dan koordinasi dengan perangkat desa.

    Di lokasi banjir, kondisi masih mengkhawatirkan. Menurut keterangan Bapak Untung selaku warga Desa Sidamulya saat diwawancarai, debit air masih cukup tinggi.

    “Saat ini debit air kurang lebih masih tinggi sekitar 50 cm Pak. Di beberapa jalan utama juga masih terendam Pak,” kata Bapak Untung.

    Bapak Untung juga mengeluhkan buruknya sistem drainase, yang membuat air sulit surut dan meningkatkan kekhawatiran akan terbatasnya akses desa jika terjadi hujan susulan. Ia menambahkan, “Di sini banjir setiap tahun Pak, yang paling parah tahun 2002, waktu itu banjirnya sampai atap rumah.”

    Meskipun demikian, dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam dua bencana ini. Korban banjir mengungsi di pos ronda dan Kantor Desa Sidamulya, sementara korban puting beliung ditampung di rumah Kepala Dusun. Sayangnya, fasilitas umum seperti jalan, sekolah, dan fasilitas air bersih juga terdampak parah.

    Saat dihubungi wartawan melalui pesan WhatsApp, Kaisar KKSP mengungkapkan keprihatinan mendalam atas rentetan musibah ini:

    “Iya Mas, belum habis luka kita akibat bencana longsor. Saya dapat info dari tim saya, Sobat Kaisar, ada bencana puting beliung dan banjir di dapil,” kata Kaisar.

    Ia memastikan bahwa bantuan dan komunikasi akan terus berjalan. “Saya sudah infokan kepada tim di dapil untuk segera membantu mengirimkan bantuan sosial dan menggali informasi apa saja yang menjadi kebutuhan di sana. Saya juga minta kepada tim untuk tetap berkomunikasi dan aktif memberikan bantuan.”

    Mengakhiri pesannya, ia mengajak semua pihak waspada. “Mohon doanya Mas, semoga Allah melindungi kita semua tidak ada lagi bencana yang terjadi. Belakangan ini cuaca sedang tidak menentu, saya berpesan tetap waspada. Adapun banjir yang terjadi di tiap tahunya saya akan komunikasikan dengan pemerintah terkait agar bencana banjir dapat segera ditangani dan tidak menjadi rutinitas di tiap tahun.”