Topik: Puting Beliung

  • BPBD Malang Waspadai Cuaca Ekstrem Saat Pilkada Serentak

    BPBD Malang Waspadai Cuaca Ekstrem Saat Pilkada Serentak

    Malang (beritajatim.com) – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang bersiap menghadapi potensi bencana di masa pancaroba saat pilkada serentak, Rabu 27 November 2024.

    Meski tidak memiliki tugas khusus terkait Pilkada, BPBD telah melakukan langkah antisipasi guna menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem.

    “Kami masih dalam tahap siaga darurat hidrometeorologi hingga 30 November, mengingat awal musim penghujan sering disertai anomali cuaca, termasuk potensi sambaran petir dan angin kencang,” ujar Sadono Irawan, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang, Selasa (26/11/2024).

    BPBD telah berkoordinasi dengan PMI Kabupaten Malang untuk menyiapkan personel relawan sebagai tim respons cepat. Pos siaga didirikan di empat wilayah, yaitu Tirtoyudo, Jabung, Singosari, dan Ngantang, yang juga akan meng-cover kecamatan sekitarnya.

    “Relawan di Ngantang, misalnya, akan meng-cover Pujon dan Kasembon. Sementara relawan di Singosari akan mengawal wilayah mulai Lawang hingga Dau,” tegasnya.

    Tim di Jabung juga akan bertugas mencakup wilayah Pakis, Tumpang, Poncokusumo, Tajinan, dan Wajak. Sedangkan tim di Tirtoyudo akan meng-cover Turen, Dampit, dan Ampelgading.

    Selain sambaran petir, BPBD mencatat angin kencang sebagai ancaman utama. Beberapa waktu lalu, fenomena puting beliung tercatat di Pakisaji. Meski longsor masih berskala kecil, pemantauan tetap dilakukan, seperti di Kromengan, di mana longsor kecil sempat menutup jalur irigasi.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk menangani dampak longsor melalui kegiatan padat karya,” ucapnya.

    Langkah antisipasi ini diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana selama pelaksanaan pilkada serentak, memastikan kelancaran distribusi logistik, dan menjaga keselamatan masyarakat. [yog/suf]

  • BMKG Beri Peringatan Dampak La Nina di RI, Kapan Berakhir?

    BMKG Beri Peringatan Dampak La Nina di RI, Kapan Berakhir?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, akhir-akhir ini sering diguyur hujan sedang hingga lebat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena La Nina Lemah yang tengah berlangsung menyebabkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen.

    BMKG mengingatkan masyarakat agar terus mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bergandengan dengan La Nina Lemah. Menurut prediksi BMKG, fenomena ini berlangsung mulai November 2024 sampai setidaknya Maret atau April 2025 mendatang.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dikutip dari laman resmi BMKG, Senin (25/11/2024).

    Dwikorita mengatakan fenomena La Nina berpotensi mengakibatkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

    Ia mengatakan bencana banjir lahar hujan berpotensi terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari gunung berapi berupa pasir, abu, dan bebatuan serta kayu atau pohon, terutama untuk gunung api yang saat ini sedang atau baru saja mengalami erupsi.

    Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.

    Dwikorita menjelaskan bahwa beberapa faktor utama yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada tahun 2025 adalah penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia.

    Penyimpangan suhu di wilayah ini berhubungan erat dengan fenomena La Nina Lemah, yang berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga memeengaruhi distribusi hujan di wilayah Indonesia.

    Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan lautan, BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia pada 2025 akan mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal, dengan jumlah berkisar antara 1.000 hingga 5.000 mm per tahun.

    Sebanyak 67% wilayah Indonesia diprediksi akan menerima curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun (kategori tinggi), meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung bagian utara, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta sebagian besar wilayah Papua.

    Sementara itu, 15% wilayah diprediksi mengalami curah hujan di atas normal, termasuk sebagian kecil Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku, dan Papua bagian tengah.

    Di sisi lain, 1% wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di bawah normal, seperti di Sumatera Selatan bagian barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara.

    Dampak Positif La Nina

    Meski berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, lanjut Dwikorita, apabila dimitigasi dengan tepat, fenomena La Nina Lemah disebutnya memiliki sejumlah peluang positif yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, keberlimpahan air hujan akibat La Nina dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung ketahanan pangan dan air serta energi.

    Di sektor pertanian, papar Dwikorita, petani memiliki peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. Tentunya, kata Dwikorita, hal ini selaras dengan Program Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang berkeinginan Indonesia memiliki ketahanan pangan yang kuat dan mencapai swasembada pangan.

    Tidak hanya itu, dengan langkah mitigasi yang tepat, lanjut dia, tingginya curah hujan akibat La Nina juga bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas tampungan air di bendungan dan waduk, yang akan mendukung operasional pembangkit listrik tenaga air secara maksimum sehingga menjamin pasokan energi listrik. Masyarakat, tambah dia, dapat memanen air hujan atau rainwater harvesting dan digunakan saat musim kemarau tiba guna mengantisipasi kekeringan.

    “Untuk itu, penting untuk terus menjaga kualitas infrastruktur seperti bendungan dan waduk agar siap digunakan sepanjang tahun. Selain itu, optimalisasi drainase dan tampungan air harus disiapkan guna menghadapi musim kemarau berikutnya,” tuturnya.

    Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa BMKG mendukung penuh program Asta Cita yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai ketahanan pangan, air, dan energi melalui penyediaan informasi cuaca, iklim, dan potensi bencana yang cepat, tepat, dan akurat.

    Ardhasena menyampaikan, bahwa selama ini BMKG telah menyediakan berbagai layanan iklim yang dapat membantu petani dalam merencanakan musim tanam. Prediksi curah hujan 10 harian, bulanan hingga enam bulan ke depan yang dikeluarkan BMKG memungkinkan petani mengatur pola tanam sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah.

    “Dalam satu dasawarsa terakhir, BMKG dengan berbagai pihak terkait, juga telah membina lebih dari 20.000 petani melalui program Sekolah Lapang Iklim (SLI). Program ini bertujuan untuk membantu petani memahami data iklim yang relevan dan mengambil keputusan strategis, mulai dari waktu tanam hingga pemilihan komoditas yang tepat,” paparnya.

    Sedangkan pada sektor energi, kata Ardhasena, BMKG menyediakan data radiasi matahari dan kecepatan angin guna mendukung optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Dengan informasi tersebut, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan, menjaga ketersediaan air, dan memaksimalkan potensi energi terbarukan secara berkelanjutan.

    “Informasi iklim yang kami sampaikan harus diikuti oleh tindakan lanjut dari sektor terkait. Kami mendorong kementerian/lembaga/daerah dalam penyusunan program dan kebijakan bisa menyesuaikan prediksi iklim yang kami berikan. Tidak hanya antisipasi dan mitigasi bencana, namun juga berbagai sektor lainnya seperti transportasi, pembangunan infrastruktur, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang, kesehatan, pariwisata, industri, hingga pertahanan keamanan,” ia memungkasi.

    (fab/fab)

  • La Nina Berlangsung hingga April 2025, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

    La Nina Berlangsung hingga April 2025, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi musim hujan yang bersamaan dengan fenomena la nina lemah. Fenomena ini diperkirakan akan meningkatkan curah hujan sebesar 20%-40% dan berlangsung hingga Maret atau April 2025.

    La nina sendiri merupakan anomali iklim global yang terjadi akibat penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik hingga lebih dingin dari biasanya.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk lebih siaga, terutama yang tinggal di daerah perbukitan, lereng gunung, dataran tinggi, serta di sepanjang bantaran sungai,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, dikutip Senin (25/11/2024).

    Dwikorita menambahkan, la nina dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, dan puting beliung. Ia juga mengingatkan potensi banjir lahar hujan, terutama di area gunung berapi yang baru mengalami erupsi.

    Berdasarkan analisis BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia pada 2025 akan mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal, yakni 1.000-5.000 mm per tahun. Sekitar 67% wilayah akan mengalami curah hujan tinggi (di atas 2.500 mm per tahun), dan 15% wilayah diperkirakan mengalami curah hujan di atas normal. Hanya 1% wilayah yang diprediksi mengalami curah hujan di bawah normal.

    Meskipun berisiko menimbulkan bencana, Dwikorita menyebut fenomena la nina juga membawa peluang positif apabila dikelola dengan benar. Curah hujan tinggi dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan, air, dan energi.

  • BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Hingga April 2025, Akibat La Nina!

    BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Hingga April 2025, Akibat La Nina!

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bersamaan dengan La Nina Lemah.

    Hal ini mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini berlangsung mulai November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025.

    Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari laman resmi BMKG.

    Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina ini berpotensi mengakibatkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

    Termasuk, kata dia, bencana banjir lahar hujan yang berpotensi terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari gunung berapi berupa pasir, abu, dan bebatuan serta kayu atau pohon, terutama untuk gunung api yang saat ini sedang atau baru saja mengalami erupsi. Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.

    Dwikorita menjelaskan bahwa beberapa faktor utama yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada tahun 2025 adalah penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia. Penyimpangan suhu di wilayah ini berhubungan erat dengan fenomena La Nina Lemah, yang berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga mempengaruhi distribusi hujan di wilayah Indonesia.

    Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan lautan, BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia pada 2025 akan mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal, dengan jumlah berkisar antara 1.000 hingga 5.000 mm per tahun. Sebanyak 67% wilayah Indonesia diprediksi akan menerima curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun (kategori tinggi), meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung bagian utara, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta sebagian besar wilayah Papua.

    Sementara itu, 15% wilayah diprediksi mengalami curah hujan di atas normal, termasuk sebagian kecil Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku, dan Papua bagian tengah. Di sisi lain, 1% wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di bawah normal, seperti di Sumatera Selatan bagian barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara.

    Dampak Positif La Nina

    Meski berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, lanjut Dwikorita, apabila dimitigasi dengan tepat, fenomena La Nina Lemah disebutnya memiliki sejumlah peluang positif yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, keberlimpahan air hujan akibat La Nina dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung ketahanan pangan dan air serta energi.

    Di sektor pertanian, papar Dwikorita, petani memiliki peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. Tentunya, kata Dwikorita, hal ini selaras dengan Program Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang berkeinginan Indonesia memiliki ketahanan pangan yang kuat dan mencapai swasembada pangan.

    Tidak hanya itu, dengan langkah mitigasi yang tepat, lanjut dia, tingginya curah hujan akibat La Nina juga bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas tampungan air di bendungan dan waduk, yang akan mendukung operasional pembangkit listrik tenaga air secara maksimum sehingga menjamin pasokan energi listrik. Masyarakat, tambah dia, dapat memanen air hujan atau rainwater harvesting dan digunakan saat musim kemarau tiba guna mengantisipasi kekeringan.

    “Untuk itu, penting untuk terus menjaga kualitas infrastruktur seperti bendungan dan waduk agar siap digunakan sepanjang tahun. Selain itu, optimalisasi drainase dan tampungan air harus disiapkan guna menghadapi musim kemarau berikutnya,” tuturnya.

    Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa BMKG mendukung penuh program Asta Cita yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai ketahanan pangan, air, dan energi melalui penyediaan informasi cuaca, iklim, dan potensi bencana yang cepat, tepat, dan akurat.

    Ardhasena menyampaikan, bahwa selama ini BMKG telah menyediakan berbagai layanan iklim yang dapat membantu petani dalam merencanakan musim tanam. Prediksi curah hujan 10 harian, bulanan hingga enam bulan ke depan yang dikeluarkan BMKG memungkinkan petani mengatur pola tanam sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah.

    “Dalam satu dasawarsa terakhir, BMKG dengan berbagai pihak terkait, juga telah membina lebih dari 20.000 petani melalui program Sekolah Lapang Iklim (SLI). Program ini bertujuan untuk membantu petani memahami data iklim yang relevan dan mengambil keputusan strategis, mulai dari waktu tanam hingga pemilihan komoditas yang tepat,” paparnya.

    Sedangkan pada sektor energi, kata Ardhasena, BMKG menyediakan data radiasi matahari dan kecepatan angin guna mendukung optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Dengan informasi tersebut, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan, menjaga ketersediaan air, dan memaksimalkan potensi energi terbarukan secara berkelanjutan.

    “Informasi iklim yang kami sampaikan harus diikuti oleh tindakan lanjut dari sektor terkait. Kami mendorong kementerian/lembaga/daerah dalam penyusunan program dan kebijakan bisa menyesuaikan prediksi iklim yang kami berikan. Tidak hanya antisipasi dan mitigasi bencana, namun juga berbagai sektor lainnya seperti transportasi, pembangunan infrastruktur, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang, kesehatan, pariwisata, industri, hingga pertahanan keamanan,” pungkasnya. 

  • Pj Gubernur minta KPU siapkan TPS aman dari banjir

    Pj Gubernur minta KPU siapkan TPS aman dari banjir

    Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Demak pada Pemilu 2024 cukup menjadi pengalaman berharga

    Semarang (ANTARA) – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana meminta KPU setempat untuk menyiapkan tempat pemungutan suara (TPS) di lokasi yang aman dari potensi banjir.

    “Kami wanti-wanti dari awal kepada KPU untuk menyiapkan TPS-TPS yang tidak rawan banjir, cari tempat yang permanen,” kata Nana Sudjana di Semarang, Senin.

    Hal tersebut disampaikannya di sela Apel Kesiapsiagaan Bencana Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Musim Hujan Tahun 2024—2025 di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang.

    Menurut dia, banjir menjadi bencana alam yang patut diwaspadai seiring dengan masuknya musim hujan bersamaan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada).

    Nana Sudjana mengatakan bahwa hari pemungutan dan penghitungan suara pada hari Rabu, 27 November 2024, merupakan hari libur nasional.

    Oleh karena itu, kata dia, kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) bisa memanfaatkan gedung seperti sekolah, balai desa, atau tempat lain yang representatif bagi masyarakat sebagai TPS.

    Nana menyatakan bahwa bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Demak pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 cukup menjadi pengalaman berharga karena setidaknya terdapat 114 TPS yang terdampak banjir sehingga pihak KPU melaksanakan pemilu susulan.

    “Kami terus koordinasi dengan BBWS ataupun Kementerian PUPR agar kasus tanggul jebol ini tidak terjadi, dan penguatan-penguatan sudah dilakukan selama 1 tahun terakhir,” katanya.

    Dalam satu bulan terakhir ini, kata dia, sudah ada beberapa kejadian bencana hidrometeorologi yang cukup menonjol akibat hujan dengan intensitas tinggi, antara lain, bencana longsor di Kabupaten Kebumen dan Pekalongan serta angin puting beliung di Kabupaten Sukoharjo.

    Untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi bencana hidrometeorologi, Pemprov Jateng sudah melakukan berbagai upaya, mulai rapat koordinasi antarinstansi, pengecekan sarana dan prasarana di masing-masing pemangku kepentingan, serta apel siaga personel dan peralatan.

    “Jadi, apel ini sengaja kami laksanakan dalam rangka untuk mengingatkan dan juga kesiapsiagaan menghadapi musim hujan pada tahun 2024/2025,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Bergas Catursasi mengatakan bahwa apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi untuk melakukan pengecekan kesiapsiagaan personel dan peralatan serta mengonsolidasikan sumber daya penanggulangan bencana.

    Apel kesiapsiagaan bencana diikuti 250 personel yang mewakili 25 instansi, yakni TNI/ Polri, organisasi perangkat daerah, instansi vertikal, Baznas, Forum Zakat, PMI Jateng, Pramuka, unit pelayanan disabilitas, RS dr. Kariadi, organisasi sukarelawan di Jateng, serta sarana dan prasarana yang telah dilengkapi.

    Bergas mengaku telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk mengingatkan masyarakat melalui jejaring yang dimiliki agar selalu waspada terhadap bencana longsor atau rawan banjir.

    “Minimal mengingatkan supaya mereka bisa antisipasi apa-apa yang bisa merugikan, apalagi sampai membahayakan,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • BRIN Sebut Fenomena di Rancaekek Puting Beliung atau Tornado Skala Kecil

    BRIN Sebut Fenomena di Rancaekek Puting Beliung atau Tornado Skala Kecil

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan fenomena yang terjadi di Rancaekek merupakan kejadian cuaca ekstrem yang memperlihatkan karakteristik puting beliung yang sangat kuat. Dalam bahasa Inggris, istilah puting beliung dikenal sebagai microscale tornado atau tornado skala kecil.

  • BMKG Prediksi Potensi Banjir Rob di Bandar Lampung 15-20 November 2024

    BMKG Prediksi Potensi Banjir Rob di Bandar Lampung 15-20 November 2024

    Sementara itu, terkait dengan musim hujan, Tarjono menyebutkan bahwa beberapa wilayah di Lampung, seperti Pesisir Barat, Lampung Barat, Lampung Utara, dan Way Kanan, sudah memasuki musim penghujan pada dasarian ketiga bulan Oktober. Wilayah lain di Lampung diprediksi akan mengikuti pada awal November.

    Namun, peralihan musim ini juga berpotensi membawa cuaca ekstrem, meski durasinya tidak lama. 

    “Cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, dan bahkan angin puting beliung atau hujan es bisa terjadi, seperti yang pernah tercatat di Lampung Barat,” sebutnya.

    Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat dan pihak terkait agar mulai mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.

    “Pemda dan stakeholder terkait perlu segera membenahi fasilitas seperti drainase dan memangkas pohon yang rapuh agar tidak menimbulkan dampak negatif,” tambahnya.

  • Belasan Rumah Warga di Lampung Selatan Rusak Akibat Angin Puting Beliung

    Belasan Rumah Warga di Lampung Selatan Rusak Akibat Angin Puting Beliung

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Hujan deras disertai angin puting beliung menyebabkan belasan rumah warga di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Palas, Lampung Selatan mengalami kerusakan. Terjangan angin puting beliung menyebabkan atap rumah warga rusak hingga roboh, pohon tumbang, dan arus listrik terputus.

    Hujan deras disertai angin puting beliung yang terjadi Sabtu (9/11/2024) sekitar pukul 13.30 WIB mengakibatkan belasan rumah di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan rusak.

    Kerusakan terparah terjadi di Dusun Indragiri. Di Dusun ini tiga rumah warga rusak parah tertimpa pohon tumbang dan atap rumah yang terbuat dari asbes dan genting terbawa angin.

    Dalam video amatir dari ponsel warga terlihat sejumlah rumah mengalami kerusakan dan tiga rumah rusak berat akibat tertimpa pohon besar. Beberapa pohon mangga yang sedang berbuah juga roboh akibat angin puting beliung. 

    Dalam rekaman video terlihat buah mangga dari pohon yang roboh berhamburan di halaman rumah warga. Warga setempat terlihat mengumpulkan buah mangga ke dalam ember.

    Tidak hanya merusak belasan rumah warga dan sejumlah pohon roboh, peristiwa hujan deras disertai angin puting beliung ini juga menyebabkan aliran listrik ke rumah warga terputus.

    Nurhidayat (41 tahun) salah seorang warga yang rumahnya terdampak peristiwa angin puting beliung mengatakan, kejadian yang merusak rumah tersebut ditandai hujan disertai angin kencang dari arah barat.

    “Kejadiannya begitu cepat dan langsung menggulung benda-benda yang di sekitar rumah,” kata Nurhidayat,

    Nurhidayat mengatakan, melihat kejadian tersebut, ia langsung mengajak semua anggota keluarganya untuk menyelamatkan diri menjauh dari lokasi.

    “Yang terpenting keluarga selamat, soal kerusakan rumah ya namanya juga bencana, yang terpenting keluarga selamat,” ucap Nurhidayat.

    Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan, peristiwa angin puting beliung di Desa Tanjung Sari menyebabkan 15 rumah mengalami kerusakan.

    Jumlah tersebut belum termasuk dua dusun yang terdampak angin puting beliung yang belum terdata.

    Saat ini BPBD Lampung Selatan masih melakukan pendataan dan validasi rumah warga yang terdampak bencana angin puting beliung sehingga tidak menutup kemungkinan jumlah rumah warga yang rusak akan bertambah.

    Meski banyak rumah yang rusak akibat angin puting beliung, BPBD Lampung Selatan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di Desa Tanjung Sari ini.

    Kepala Desa Tanjung Sari, Jarwono mengatakan, paska kejadian ia  telah menghubungi pihak BPBD dan melakukan gotong-royong membersihkan lokasi dari sisa material.

    “Setelah kejadian, kami langsung menghubungi BPBD dan melakukan gotong royong,” kata Jarwono.

    Jarwono menjelaskan, dari hasil penelusuran BPBD dan perangkat desa,  terdapat puluhan rumah di enam Dusun di Desa Tanjung Sari yang terdampak angin puting beliung.

    “Beruntung tidak ada korban jiwa dan tadi sudah didata. Pihak desa juga telah menyalurkan bantuan seperlunya untuk meringankan korban,” ujar Jarwono.

    Hingga Minggu siang (10/11/2024) pihak pemerintah desa bersama pihak kecamatan dan BPBD Lampung Selatan masih berada di lokasi kejadian untuk melakukan perbaikan rumah warga secara gotong royong.

    Tim gabungan bersama warga juga membersihkan sisa-sisa material atap rumah yang berterbangan dan pohon tumbang yang menutupi jalan.

     

  • Atap Seng Rumah Warga Jatuh di Jalur Whoosh, Perjalanan Jakarta-Bandung Terganggu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 November 2024

    Atap Seng Rumah Warga Jatuh di Jalur Whoosh, Perjalanan Jakarta-Bandung Terganggu Megapolitan 9 November 2024

    Atap Seng Rumah Warga Jatuh di Jalur Whoosh, Perjalanan Jakarta-Bandung Terganggu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Atap seng rumah warga di Cimahi, Jawa Barat, terbang terbawa angin kencang, Sabtu (9/11/2024). Atap itu pun jatuh ke jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sehingga mengganggu operasional. 
    Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa menyampaikan, akibat insiden itu, perjalanan KCJB mengalami keterlambatan. 
    “Mulai pukul 13.00 WIB ini, sejumlah perjalanan Whoosh dari dan menuju Halim mengalami keterlambatan,” ujar Eva dalam keterangan yang diterima, Sabtu sore. 
    Mewakili PT KCIC, Eva menyampaikan permintaan maaf atas tertahannya perjalanan kereta Whoosh. Tim prasarana sedang berusaha memindahkan seng tersebut.
    “Tim prasarana KCIC harus melalukan evakuasi pada atap seng dari perumahan warga yang terjatuh di jalur rel kereta Whoosh KM 118+500 karena terbawa angin kencang,” ujarnya.
    Eva menuturkan, dari keterangan warga setempat, kawasan tersebut memang sering dilanda hujan deras disertai angin kencang.
    “Sebelumnya pada kawasan tersebut memang terjadi hujan besar yang disertai dengan angin puting beliung,” ucap dia. 
    Untuk memastikan keselamatan dan keamanan penumpang serta operasional kereta, tim prasarana KCIC melakukan penyisiran di seluruh jalur.
    “Untuk memastikan tidak ada benda asing lain dan jalur telah steril serta aman untuk dilalui,” imbuhnya.
    PT KCIC menyediakan Service Recovery berupa makanan dan minuman bagi penumpang yang mengalami keterlambatan dan harus menunggu di stasiun.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Strategi Andika Hazrumy dan Ratu Zakiyah Atasi Bencana di Serang

    Strategi Andika Hazrumy dan Ratu Zakiyah Atasi Bencana di Serang

    Jakarta

    Dua cabup Serang memiliki strategi dalam mengatasi bencana di Kabupaten Serang, Banten. Cabup nomor urut 1 Andika Hazrumy akan melakukan mitigasi, sementara cabup nomor urut 2, Ratu Rachmatuzakiyah akan turun ke lapangan.

    Andika mengatakan keselamatan masyarakat merupakan hal yang utama. Maka dari itu, mitigasi harus dilakukan, salah satu caranya dengan memetakan wilayah rawan bencana.

    “Tentu pemerintah daerah ke depan harus dapat memetakan mitigasi bencana, untuk mengetahui wilayah mana saja yang rawan bencana,” kata Andika dalam sesi tanya jawab debat Pilbup Serang, Jumat (8/11/2024).

    Andika mengatakan pemerintah daerah memiliki anggaran tak terduga yang bisa digunakan ketika terjadi bencana. Anggaran tersebut akan digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana.

    “Belanja tak terduga (BTT) disinkronkan dengan anggaran dari pemerintah pusat dan Pemprov Banten. Sehingga pelayanan terkait kebencanaan bisa dilaksanakan sebaiknya,” jelasnya.

    Sementara itu, Ratu akan turun ke lapangan ketika terjadi bencana. Menurutnya, pemerintah daerah harus membantu para korban terdampak bencana.

    Ratu juga menyampaikan baru-baru ini terjadi bencana angin puting beliung di Kecamatan Anyer dan Cikeusal. Pemerintah daerah harus mengeluarkan anggaran untuk membantu para korban bencana.

    “Sekarang bencana tiba-tiba datang, tidak pernah kita tahu, termasuk yang hari ini, kemarin, sudah ada bencana. Di sana harus memastikan pemerintah hadir membantu korban bencana,” jelasnya.

    (rfs/rfs)