Topik: Puting Beliung

  • Pengendara Motor di Kediri Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

    Pengendara Motor di Kediri Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

    Kediri (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Plosoklaten – Gurah, tepatnya di Dusun Blimbing Timur, Desa Blimbing, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, pada Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Insiden ini melibatkan satu unit sepeda motor yang tertimpa pohon sengon tumbang.

    Kecelakaan ini melibatkan sepeda motor Honda Tiger warna putih dengan nomor polisi AG 2207 EAA. Pengendara motor tersebut diketahui bernama Surya Adyf Pratama (17), seorang pelajar asal Desa Candimulyo, Kabupaten Jombang.

    Akibat kejadian tersebut, Surya meninggal dunia di lokasi kejadian dengan luka di bagian kepala. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, jenazah dibawa ke RSUD Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri.

    Kanit Gakkum Polres Kediri Iptu Budi Winariyanto mengatakan, awalnya korban mengendarai sepeda motor Honda Tiger berwarna putih melaju dari arah Utara ke Selatan. Namun, saat melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba pohon sengon tumbang dan menimpa korban.

    “Insiden ini mengakibatkan pengendara terjatuh dan meninggal dunia,” ujar Kanit Gakkum Polres Kediri Kota Iptu Budi Winariyanto.

    Hingga saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian ini, termasuk kemungkinan faktor cuaca atau kondisi pohon yang menyebabkan tumbangnya pohon sengon tersebut.

    Sementara itu, BMKG Juanda Sidoarjo memberikan peringatan dini terhadap kewaspadaan bencana alam di Jawa Timur pada 27 Januari – 5 Februari 2025. Sejumlah daerah berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung dan hujan es).

    Wilayah yang berpotensi diantaranya, Kota dan Kabupaten Kediri. Saat ini di wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar sudah memasuki puncak musim hujan. [nm/beq]

  • Bojonegoro Waspada Cuaca Ekstrim, Bengawan Solo Kembali Siaga Banjir

    Bojonegoro Waspada Cuaca Ekstrim, Bengawan Solo Kembali Siaga Banjir

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Debit air sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan kenaikan. Tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo pada papan ukur di Taman Bengawan Solo (TBS) sudah menunjukan siaga 2 atau siaga kuning pada pukul 12.00 WIB.

    Kenaikan debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu terjadi saat kondisi potensi cuaca ekstrim di Bojonegoro. Sesuai peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025 Bojonegoro masuk wilayah potensi cuaca ekstrim.

    “Meski sudah masuk siaga 2 (kuning) sampai saat ini belum ada laporan daerah yang tergenang banjir luapan,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo, Rabu (29/1/2025).

    Laela Noer Aeny mengungkapkan, potensi cuaca ekstrim yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro ini berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es.

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” ungkap Any,.sapaan akrab Laela Noer Aeny.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Berkenaan hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.

    Untuk diketahui, meski kondisi debit sungai Bengawan Solo terjadi kenaikan, sejumlah warga masih menggunakan jasa transportasi penyeberangan. Seperti yang dilakukan Muslihah asal Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro. Ia memilih menggunakan jasa transportasi penyeberangan karena jaraknya lebih dekat.

    Perempuan baya itu setiap hari menggunakan jasa transportasi penyeberangan Sungai Bengawan Solo saat hendak beraktivitas di pasar kota sebagai pedagang. Ia menggunakan jasa penyeberangan di Taman Bengawan Solo. “Setiap hari menyeberang sungai, lebih dekat,” ujarnya.

    Meski kondisi arus deras dan debit air tinggi ia mengaku tidak khawatir. Alasannya, menyeberang Sungai Bengawan Solo dengan menggunakan perahu penyeberangan itu sudah biasa dilakukan. Selain itu, di perahu juga telah disediakan pengamanan seperti rompi pelampung dan ring boy. [lus/ian]

  • SDN Dawuhan Bondowoso Rampung Direnovasi Pasca Ambruk Diterjang Puting Beliung

    SDN Dawuhan Bondowoso Rampung Direnovasi Pasca Ambruk Diterjang Puting Beliung

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sejumlah ruang kelas di SDN Dawuhan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, yang ambruk akibat angin puting beliung pada akhir Desember 2023, kini telah rampung direnovasi. Proses renovasi selesai pada November 2024, tepat setahun setelah bencana tersebut.

    Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati, menjelaskan bahwa kerusakan tidak hanya disebabkan oleh bencana alam, tetapi juga karena kondisi bangunan yang sudah lapuk.

    “Setelah ambruk, awalnya renovasi diupayakan menggunakan APBD tahun 2024 tapi tidak bisa, karena tidak ada ploting anggarannya. Akhirnya BPBD mengusulkan ke BPBD Jatim dan itu disetujui,” ujar Haeriyah kepada BeritaJatim.com, Selasa (28/1/2025).

    Setelah mendapatkan persetujuan dari BPBD Provinsi Jawa Timur, perbaikan ruang kelas dan ruang kepala sekolah yang rusak akhirnya dilakukan pada tahun 2024.

    “Ruangan yang sebelumnya rusak selesai direnovasi dan bisa kembali ditempati untuk kegiatan belajar mengajar,” tambahnya.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, juga mengungkapkan bahwa bencana tersebut menyebabkan kerusakan berat pada dua ruang kelas dan satu ruang kepala sekolah.

    “Selama masa itu, para siswa harus belajar di ruang darurat, seperti di area parkir sekolah dan beberapa kelas kosong yang tidak layak digunakan,” jelas Sigit.

    Proses perbaikan sempat berjalan lambat hingga Mei 2024, namun program rehabilitasi yang diajukan BPBD Bondowoso ke BPBD Provinsi Jawa Timur akhirnya disetujui, sehingga pekerjaan renovasi dapat dimulai beberapa bulan kemudian.

    Renovasi dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak guna memastikan standar keamanan dan kebutuhan pendidikan terpenuhi.

    “Renovasi dan rekonstruksi di SD Dawuhan rampung pada November 2024 lalu. Dengan selesainya perbaikan, para siswa kini bisa kembali belajar dengan nyaman di ruang kelas yang lebih aman dan layak,” pungkas Sigit. [awi/beq]

  • Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Selama sepekan kedepan, Kabupaten Bojonegoro diprakirakan berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Dampaknya, bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Sehingga masyarakat diimbau agar lebih waspada.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Jawa Timur itu sesuai dengan surat imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo.

    Dalam surat imbauan bernomor e.B/ME.02.04/006/KSUB/I/2025 tentang Kewaspadaan Cuaca Ekstrem di Jatim itu disebut terjadi antara 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025.

    “Cuaca ekstrem ini dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es, pada periode 27 Januari 2025-5 Februari 2025,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” terangnya.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Lantaran hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya
    jarak pandang.

    “Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stametjuanda.bmkg.go.id/radar/, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan,” pungkasnya. [lus/aje]

  • Jaktim pangkas 78 pohon di Matraman antisipasi pohon tumbang

    Jaktim pangkas 78 pohon di Matraman antisipasi pohon tumbang

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur memangkas 78 pohon di wilayah Kecamatan Matraman untuk mencegah terjadinya pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang.

    “Ada 78 pohon rindang yang tersebar pada 39 titik wilayah Kecamatan Matraman sudah ditoping,” kata Kepala Sudin Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Selain untuk mencegah pohon tumbang, kata dia, pemangkasan itu juga dilakukan untuk membuat lingkungan lebih terang.

    Menurut Dwi, pohon yang ditoping ini memang sebagian ranting dan dahannya sudah menutupi lampu penerang jalan umum (PJU).

    Sehingga, jika dibiarkan akan mengganggu keamanan dan kenyamanan pengendara maupun pejalan kaki saat malam hari.

    “Selain mencegah terjadinya kasus pohon tumbang, ini juga saat malam hari lingkungan semakin terang,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Sudin Tamhut Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita menyebut, penopingan pohon ini melibatkan 70 personel Satuan Tugas (Satgas) hijau, dua unit mobil tangga dan delapan unit dump truk.

    “Targetnya, Jumat (24/1) nanti penopingan pohon ini akan rampung,” ucap Made.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memasang sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di 32 lokasi di Jakarta Timur seiring tingginya intensitas hujan pada awal 2025.

    “Kita pasang EWS sekaligus sosialisasi kebencanaan kepada warga di lokasi-lokasi yang selama ini rawan banjir,” kata Kepala Satgas Korwil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jakarta Timur, Sukendar saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (20/1).

    Pemasangan EWS di 32 titik ini dapat membantu penyampaian informasi secara cepat kepada masyarakat yang berada di daerah rawan banjir, memantau data cuaca, tinggi muka air (TMA) sungai dan kecepatan angin.

    Sistem ini juga dapat membantu masyarakat untuk lebih cepat mengantisipasi ancaman banjir, cuaca ekstrem, puting beliung atau rob, sehingga dapat meminimalisir kerugian dan korban jiwa.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sederet Bencana Ponorogo di 2024: Longsor, Banjir, dan Cuaca Ekstrem

    Sederet Bencana Ponorogo di 2024: Longsor, Banjir, dan Cuaca Ekstrem

    Ponorogo (beritajatim.com) – Sepanjang 2024, Kabupaten Ponorogo tercatat mengalami 347 kejadian bencana alam. Tiga jenis bencana dominan melanda wilayah ini, yaitu tanah longsor sebanyak 110 kejadian, banjir 89 kejadian, dan cuaca ekstrem seperti angin puting beliung dan angin kencang yang tercatat sebanyak 67 kejadian. Total warga terdampak dari seluruh bencana ini mencapai 7.382 kepala keluarga (KK).

    “Sepanjang tahun 2024 lalu, ada 347 kejadian bencana alam. Yang mana didominasi oleh kejadian tanah longsor, banjir dan cuaca ekstrem,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Kamis (23/1/2025).

    Dari total bencana tanah longsor, mayoritas tergolong skala kecil. Namun, beberapa kejadian sempat mengganggu aktivitas warga karena menutup akses jalan. Contohnya, longsor di wilayah Sekodok di Kecamatan Ngebel dan di Desa Sriti Kecamatan Sawoo yang memerlukan penanganan cepat agar lalu lintas dapat kembali normal.

    “Bencana longsor ini ya mayoritas skala kecil, tetapi ada longsor yang menutup beberapa akses jalan, yang harus memerlukan penangan cepat, agar lalu lintas dapat normal,” katanya.

    Bencana banjir juga menjadi sorotan. Dari 89 kejadian, terdapat dua banjir besar yang terjadi pada 24 November di Kelurahan Singosaren dan banjir yang terjadi pada 15-16 Desember. Banjir Desember tersebut melanda 47 desa/kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan, dengan dampak paling signifikan di Kecamatan Ponorogo, Jetis, dan Siman. Sebanyak 2.357 KK di tiga kecamatan tersebut mengalami dampak langsung dari bencana ini.

    Lebih lanjut, Masun menyebutkan bahwa cuaca ekstrem seperti angin puting beliung dan angin kencang juga dilaporkan terjadi sebanyak 67 kali sepanjang tahun. Kejadian ini menambah deretan bencana hidrometeorologi yang melanda Ponorogo selama 2024.

    “Total warga terdampak dari seluruh bencana ini mencapai 7.382 kepala keluarga (KK),” tutupnya. [end/beq]

  • Lampung Alami 24 Kejadian Cuaca Ekstrem Sepanjang 2024, Posisi Keenam Nasional

    Lampung Alami 24 Kejadian Cuaca Ekstrem Sepanjang 2024, Posisi Keenam Nasional

    Liputan6.com, Lampung – Sebanyak 24 kejadian cuaca ekstrem tercatat melanda Provinsi Lampung sepanjang Januari hingga Desember 2024. Data ini menempatkan Lampung pada peringkat keenam dalam daftar 10 provinsi dengan bencana cuaca ekstrem terbanyak di Indonesia.

    Berdasarkan data Geoportal Data Bencana Indonesia, terdapat 461 kejadian bencana cuaca ekstrem secara nasional pada 2024. Sebagian besar berupa hujan deras yang disertai angin kencang atau angin puting beliung, yang menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan bangunan.

    Sebanyak 30 provinsi di Indonesia dilaporkan mengalami bencana cuaca ekstrem sepanjang tahun lalu. Wilayah dengan kejadian terbanyak berada di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Provinsi lain yang masuk 10 besar meliputi Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Aceh, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, dan DI Yogyakarta.

    Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Pesawaran, Indra Purna, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang melanda Lampung dipengaruhi oleh letak geografis serta kompleksitas kontur wilayahnya. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah keberadaan dataran tinggi, dataran rendah, dan daerah pesisir.

    “Imbauan kami kepada masyarakat adalah tetap waspada terhadap potensi bencana meteorologis, karena bulan ini diprediksi menjadi puncak musim hujan di Lampung,” ujar Indra saat dikonfirmasi, Selasa (14/1/2025).

    Ia menambahkan, cuaca ekstrem di Lampung diperkirakan masih berlangsung hingga Februari 2025, beriringan dengan puncak musim hujan. Kondisi ini berpotensi memicu bencana seperti tanah longsor, banjir bandang, serta hujan lebat disertai angin kencang, khususnya di daerah dataran tinggi dan bantaran sungai.

    “Masyarakat perkotaan juga harus waspada terhadap banjir yang bisa terjadi akibat buruknya sistem drainase. Kami imbau agar masyarakat tetap siaga,” kata Indra.

    Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung merilis prospek cuaca mingguan untuk 13-19 Januari 2025. Sebagian besar wilayah diperkirakan cerah berawan, namun potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang tetap ada, terutama pada siang hingga dini hari.

    Meski secara umum cerah, indeks kenyamanan mencatat beberapa wilayah di Lampung akan terasa kurang nyaman, terutama pada siang dan sore hari akibat suhu yang tinggi. Namun, wilayah Lampung Barat masih masuk kategori cukup nyaman untuk beraktivitas.

    Masyarakat diminta tetap memperhatikan prakiraan cuaca dan menjaga kewaspadaan terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem.

  • Angin Puting Beliung Landa Kawasan Pantai Pasuruan, 2 Bangunan Rusak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Januari 2025

    Angin Puting Beliung Landa Kawasan Pantai Pasuruan, 2 Bangunan Rusak Regional 19 Januari 2025

    Angin Puting Beliung Landa Kawasan Pantai Pasuruan, 2 Bangunan Rusak
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com

    Hujan deras
    yang disertai angin kencang melanda pesisir Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (19/01/2025).
    Dua bangunan di Desa Jatirejo, Kecamatan Lekok rusak parah setelah tersapu
    angin puting beliung
    . Selain itu, sejumlah pohon besar roboh.
    Sebelum terjadi angin puting beliung,
    hujan deras
    mengguyur seluruh pesisir wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan.
    Di tengah hujan deras, mendung tebal terlihat jelas.
    Pusaran angin berupa awan hitam menjulur hingga ke bibir pantai Lekok yang tidak jauh dari tempat pelelangan ikan (TPI) dan tiba-tiba menghempaskan bangunan.
    “Iya, tadi sempat terekam orang-orang di sini.
    Palak taon
    (puting beliung) terlihat jelas,” ujar M. Jamil, warga Jatirejo, Minggu (19/01/2025).
    Sebelum pusaran angin melanda sampai di pesisir Desa Jatirejo, warga sempat melihat dari arah Pantai Pasir Panjang atau Pantai Karang Hitam, Kecamatan Lekok.
    Namun, di lokasi tersebut tidak sampai ke daratan.
    “Angin tadi itu dari arah timur hingga geser ke barat. Setelah menerpa lokasi penyimpanan ikan, angin begitu cepat ke laut dan reda,” katanya.
    Akibat kejadian angin puting beliung, dua bangunan berupa warung dan gudang penyimpanan ikan pun rusak, serta tempat pengeringan porak-poranda.
    Bagian atap rontok berhamburan, dan sejumlah pohon besar roboh tersapu angin.
    Sementara itu, di wilayah tengah Kabupaten Pasuruan, banjir menggenangi beberapa titik, di antaranya, di Kelurahan Kauman dan Pandean, dan Kecamatan Bangil.
    Jalan raya pantura, Jalan A Yani, juga tergenang air.
    Sejumlah kendaraan harus mengurangi kecepatan karena arus deras air menutup jalan tersebut.
    Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi saat dihubungi
    Kompas.com
     menyampaikan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan.
    Karena kondisi di wilayah Pasuruan masih diguyur hujan ringan hingga Minggu (19/01/2025) malam, petugasnya belum mengecek total di lokasi.
    “Dari laporan sementara yang kami terima, kerusakan di Kecamatan Lekok ada dua bangunan. Sedangkan di Kecamatan Nguling ada sekitar 50 rumah yang terdampak, rusak ringan,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Angin Puting Beliung Terjang Tabanan, Sejumlah Bangunan Porak-poranda

    Angin Puting Beliung Terjang Tabanan, Sejumlah Bangunan Porak-poranda

    Video: Angin Puting Beliung Terjang Tabanan, Sejumlah Bangunan Porak-poranda

    110 Views | Sabtu, 18 Jan 2025 22:21 WIB

    Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, diterjang angin puting beliung pada Sabtu (18/1) sore. Sejumlah bangunan pun porak-poranda.

    Ahmad Firizqi Irwan – 20DETIK

  • Terkikis Banjir, Jalan Penghubung 3 Desa di Bangka Barat Ambruk
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Januari 2025

    Terkikis Banjir, Jalan Penghubung 3 Desa di Bangka Barat Ambruk Regional 18 Januari 2025

    Terkikis Banjir, Jalan Penghubung 3 Desa di Bangka Barat Ambruk
    Tim Redaksi
    BANGKA BELITUNG, KOMPAS.com
    – Ruas jalan kabupaten di
    Desa Sekar Biru
    , Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, ambruk akibat diterjang banjir pada Sabtu (18/1/2025).
    Kepala Desa Sekar Biru, Munarfarzah, menjelaskan bahwa
    jalan ambruk
    karena debit air yang besar, sementara penampang alirannya kecil.
    “Lama-lama terkikis dan membesar sehingga jalan putus terbawa arus,” kata Munarfarzah saat dihubungi pada Sabtu.
    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, sementara nilai kerugian masih dihitung oleh Dinas Pekerjaan Umum.
    Munarfarzah mengatakan, jalan yang ambruk tersebut terbilang strategis karena menjadi jalan lingkar penghubung antara Desa Sekar Biru, Desa Puput, dan Desa Telak.
    Selanjutnya, pihak desa akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk perbaikannya.
    Untuk sementara, jalan ditutup untuk lalu lintas kendaraan. “Jalan kabupaten, jadi kami laporkan ke pemkab,” ujar Munarfarzah.
    Selain badan jalan yang ambruk, aliran air juga mengikis fondasi rumah warga yang lokasinya berdekatan.
    Kini, warga diminta berhati-hati karena dikhawatirkan terjadi longsoran di sekitar badan jalan yang terban.
    Wilayah Bangka Barat diguyur hujan lebat sejak pagi tadi.
    Ratusan rumah warga terendam banjir di wilayah Mentok, Parittiga, dan Jebus.
    Di beberapa lokasi, ketinggian air mencapai satu meter sehingga tidak bisa dilewati kendaraan seperti sepeda motor dan minibus.
    “Tim reaksi cepat telah di lokasi untuk membantu warga. Ini karena hujan yang terjadi sejak pagi,” kata Kepala BPBD Bangka Barat, Bastomi, pada Sabtu.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang memprakirakan bahwa hujan disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Bangka Barat sampai Minggu (19/1/2025).
    Kecepatan angin berkisar 7-17 knot dengan ketinggian gelombang bisa mencapai 2,5 meter.
    Selain banjir dan ombak besar, masyarakat diminta waspada akan potensi angin puting beliung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.