Topik: Puting Beliung

  • Angin Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Desa Belor Kediri

    Angin Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Desa Belor Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Bencana angin puting beliung terjadi di Desa Belor, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Angin kencang yang disertai hujan lebat menyebabkan sejumlah rumah warga rusak, terutama bagian atap yang tertimpa pohon tumbang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    “Kerusakan akibat angin puting beliung terjadi, pada Sabtu (8/2/2025) sore. Hujan lebat disertai angin yang kencang menerjang rumah warga. Akibatnya, rumah warga banyak yang rusak tertimpa pohon tumbang terutama bagian atap, mulai dari kerusakan ringan hingga kerusakan sedang,” ungkap Danramil Purwoasri Kapten Inf Ansori, pada Minggu (9/2/2025).

    Mendapati situasi tersebut, aparat gabungan dari Koramil Purwoasri Kodim Kediri bersama Polsek Purwoasri segera turun tangan untuk membantu perbaikan rumah-rumah yang rusak.

    “Kami dari Koramil bersama Polsek dan dibantu warga sekitar, bersama-sama bahu membahu membenahi dan perbaiki kerusakan rumah yang mayoritas di bagian atapnya,” tambah Kapten Inf Ansori.

    Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa juga dilakukan untuk penanganan lebih lanjut terhadap kerusakan yang ada.

    “Bahkan kita juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk segera melakukan penanganan cepat terhadap rumah warga yang rusak akibat bencana angin puting beliung ini,” tambahnya.

    Aparat gabungan dari Koramil Purwoasri dan Polsek Purwoasri bantu bersihkan rumah warga yang terdampak puting beliung

    Kehadiran TNI-Polri di lokasi bencana merupakan bentuk kepedulian terhadap warga yang tengah menghadapi musibah.

    “Kehadiran TNI-Polri setidaknya bisa membantu meringankan beban warga utamanya yang saat ini rumahnya rusak akibat bencana angin puting beliung,” ujar Kapten Inf Ansori, sembari mengingatkan pentingnya kewaspadaan di musim penghujan ini.

    Salah satu warga yang rumahnya rusak mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh TNI dan Polri.

    “Alhamdulillah, pasca kejadian angin puting beliung, bapak-bapak TNI dan Polri datang untuk membantu kami warga Desa Belor yang terkena dampak angin puting beliung. Mulai dari membersihkan puing-puing, hingga membantu perbaikan atap rumah,” ujar salah satu warga.

    “Sekali lagi kami sampaikan terima kasih,” tambahnya.

    Kehadiran TNI-Polri di tengah-tengah warga di Desa Belor memberikan harapan bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan akibat bencana alam ini. [nm/aje]

  • PJU Roboh di Magetan Akibat Puting Beliung, Dishub Klaim Kedalaman Lubang Tiang Sudah Sesuai

    PJU Roboh di Magetan Akibat Puting Beliung, Dishub Klaim Kedalaman Lubang Tiang Sudah Sesuai

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah tiang Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jalan Raya Iswahjudi atau Jalan Raya Maospati-Madiun masuk Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati, Magetan, roboh setelah angin puting beliung menerjang kawasan tersebut, pada Sabtu (8/2/2025).

    Beberapa titik jaringan PJU juga mengalami putus. Meski demikian, Dinas Perhubungan (Dishub) Magetan memastikan bahwa kedalaman tiang sudah sesuai dengan standar keamanan, yakni 1,5 meter.

    Kepala Dishub Magetan, Welly Kristanto, menegaskan bahwa pihaknya langsung melakukan perbaikan setelah insiden terjadi. “Hari ini sudah diperbaiki. Beberapa titik yang putus semalam sudah kami sambung dan bisa menyala kembali. Kedalaman untuk mendirikan tiang ini sudah kami sesuaikan,” ujarnya, Minggu (9/2/2025)

    Lebih lanjut, Welly memastikan bahwa tiang PJU yang roboh hanya terjadi di satu lokasi dan tidak ada insiden serupa di tempat lain. “Kalau di tempat lain, seperti di Panean, itu milik PLN,” tambahnya.

    Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati menghadapi cuaca ekstrem yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan lebih lanjut. “Kami mengingatkan masyarakat agar berhati-hati, terutama saat cuaca buruk seperti ini,” pungkasnya.

    Dishub Magetan berkomitmen untuk terus memantau kondisi penerangan jalan dan mengambil langkah-langkah antisipasi guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. [fiq/suf]

  • Puting Beliung Terjang Magetan, Puluhan Rumah dan Taman Ria Iswahjudi Park Rusak Parah

    Puting Beliung Terjang Magetan, Puluhan Rumah dan Taman Ria Iswahjudi Park Rusak Parah

    Magetan (beritajatim.com) – Bencana alam angin puting beliung melanda wilayah Kabupaten Magetan pada Sabtu (8/2/2025) sore. Dalam waktu sekitar 15 menit, terjangan angin kencang merusak puluhan rumah warga serta memporak-porandakan lokasi wisata Taman Ria Iswahjudi (Tamris) Park yang berada di kawasan Komplek Lanud Iswahjudi, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.

    Kondisi di lokasi wisata tersebut sangat memprihatinkan. Pohon-pohon berukuran besar tumbang, menimpa pagar komplek serta merusak berbagai fasilitas di dalam taman. Beberapa kendaraan pengunjung yang sedang terparkir juga ikut tertimpa pohon yang roboh akibat kencangnya angin.

    Menurut rekaman video warga yang beredar, puting beliung datang dengan cepat dan menghancurkan banyak bangunan serta infrastruktur di kawasan terdampak.

    “Angin datang begitu cepat, warga ketakutan karena banyak pohon tumbang. Rumah warga juga banyak yang rusak. Angin juga memporak-porandakan lokasi wisata Taman Ria, puluhan pohon tumbang merusak fasilitas di dalamnya,” ujar Nisa, warga setempat.

    Tak hanya Taman Ria Iswahjudi Park , puluhan rumah warga di Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati, juga mengalami kerusakan cukup parah. Angin kencang yang datang bersamaan dengan hujan deras mengakibatkan atap-atap rumah beterbangan serta merusak bangunan. Selain itu, pohon tumbang juga menutup akses jalan utama di beberapa titik di Magetan.

    Eka Wahyudi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan, membenarkan dampak besar yang ditimbulkan oleh angin puting beliung ini. “Memang kemarin hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan puluhan pohon tumbang, menimpa rumah dan menutup akses jalan warga di sini. Taman Ria juga rusak berat,” ungkapnya.

    Hingga saat ini, petugas gabungan dari TNI, Polri, serta BPBD Kabupaten Magetan masih terus melakukan upaya pembersihan di beberapa lokasi terdampak. Selain di Kecamatan Maospati, angin kencang juga merobohkan puluhan pohon di pinggir jalan Desa Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, yang mengakibatkan akses jalan terputus. Di Desa Klagen, Kecamatan Barat, dua rumah warga tertimpa pohon tumbang akibat kejadian ini.

    Proses evakuasi dan pembersihan material pohon serta bangunan yang rusak masih berlangsung. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayah Magetan dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan.

    Petugas kepolisian saat membantu warga memperbaiki genteng rumah yang tersingkap angin, Minggu (9/2/2025)

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur. Dalam periode 7-16 Februari 2025, diperkirakan akan terjadi hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es di beberapa daerah.

    Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Malang, Batu, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Jombang, Kediri, Blitar, Magetan, Tuban, Tulungagung, Lumajang, dan sejumlah daerah lainnya.

    BMKG menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan oleh puncak musim hujan, aktivitas Monsun Asia, serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa Timur.

    Selain itu, BMKG juga mengingatkan adanya peningkatan kecepatan angin yang dipengaruhi oleh Siklon Tropis Taliah, yang diperkirakan masih bertahan hingga 9 Februari 2025. Angin di wilayah Jawa Timur bertiup dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan mencapai 30 knot (54 km/jam), yang dapat berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di perairan Jawa Timur.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.

    Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan berbukit diharapkan lebih berhati-hati terhadap dampak bencana. BMKG juga menyarankan masyarakat untuk memantau perkembangan cuaca melalui situs resmi https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ serta akun media sosial @infobmkgjuanda.

    Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi layanan BMKG melalui WhatsApp di 0895800300011 atau telepon 24 jam di (031) 8668989. [fiq/suf]

  • DLH Mojokerto Ingatkan Masyarakat untuk Tingkatkan Kewaspadaan

    DLH Mojokerto Ingatkan Masyarakat untuk Tingkatkan Kewaspadaan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada 7-16 Februari 2025. Peringatan ini merujuk pada rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang memperkirakan adanya peningkatan curah hujan dan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur.

    Kepala DLH Kota Mojokerto, Amin Wachid, mengungkapkan bahwa BMKG Juanda memprediksi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat melanda beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk Kota Mojokerto.

    “Seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es,” jelasnya pada Minggu (9/2/2025).

    Faktor utama yang menyebabkan peningkatan cuaca ekstrem ini adalah masih aktifnya Monsun Asia yang membawa angin dari arah barat menuju timur, serta adanya fenomena gelombang atmosfer Kelvin dan Madden Jullian Oscilation (MJO). Kombinasi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan memperparah kondisi cuaca di beberapa wilayah.

    “Monsun Asia yakni angin dari benua Asia bertekanan tinggi ke benua Australia bertekanan rendah serta adanya fenomena gelombang atmosfer secara spasial yakni Kelvin dan Madden Jullian Oscilation (MJO), serta didukung kondisi atmosfer yang labil sehingga mendukung proses konvektif pada skala lokal di Jawa Timur,” tambahnya.

    BMKG juga menyebutkan adanya Siklon Tropis Taliah yang masih bertahan, menyebabkan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur mencapai 30 knot (54 km/jam). Kondisi ini juga berdampak pada peningkatan ketinggian gelombang di perairan Jawa Timur.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan berbukit diminta lebih berhati-hati terhadap risiko banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.

    “Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ dan informasi peringatan dini 3 harian,” pungkasnya.

    BMKG Juanda juga menyediakan layanan informasi peringatan dini 24 jam yang dapat diakses melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon (031) 8668989 dan WhatsApp: 0895800300011. [tin/suf]

  • Angin Kencang Terjang Jombang, Atap Rumah Warga Beterbangan

    Angin Kencang Terjang Jombang, Atap Rumah Warga Beterbangan

    Jombang (beritajatim.com) – Angin kencang melanda Kabupaten Jombang pada Sabtu (8/2/2025) petang, menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah. Salah satu yang terdampak adalah rumah milik Siti Mafrudoh (39), warga Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, yang atapnya terbang tersapu angin.

    “Rumahku… rumahku..,” teriak Siti histeris saat menyaksikan atap rumahnya terlepas dari tempatnya. Petaka ini terjadi saat hujan rintik-rintik yang semakin deras disertai angin kencang menerpa kawasan tersebut.

    Siti yang saat itu berada di ruang tamu dikejutkan dengan jatuhnya bata merah dari atap rumahnya. Bata tersebut menghantam kepala dan tangannya, menyebabkan memar. “Kepala dan tangan saya memar akibat kejatuhan bata,” ujar Siti sembari menunjukkan luka di tangannya, Minggu (9/2/2025).

    Rumah Siti yang terletak di pinggir sawah langsung terkena dampak parah dari angin kencang karena tidak ada penghalang yang bisa meredam hempasan angin. Akibatnya, Sabtu malam Siti memilih mengungsi ke rumah orangtuanya yang berjarak tidak terlalu jauh. Sebab rumahnya tidak lagi memiliki atap dan tidak bisa ditinggali sementara waktu.

    Keesokan paginya, aktivitas warga tampak ramai di rumah Siti. Sejumlah orang bergotong royong memperbaiki atap yang hancur akibat bencana tersebut.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Syamsul Bahri, membenarkan adanya bencana angin puting beliung yang melanda kawasan tersebut. Selain Desa Ngumpul, angin kencang juga menerjang Desa Keras, Kecamatan Diwek, yang menyebabkan tiga pohon tumbang. “Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata Syamsul. [suf]

  • Puting Beliung Terjang Luwu, 52 Rumah Rusak di Dua Kecamatan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Februari 2025

    Puting Beliung Terjang Luwu, 52 Rumah Rusak di Dua Kecamatan Regional 8 Februari 2025

    Puting Beliung Terjang Luwu, 52 Rumah Rusak di Dua Kecamatan
    Tim Redaksi
    LUWU, KOMPAS.com –

    Puting beliung
    yang melanda Desa Dadeko dan Kelurahan Bone Pute, Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten
    Luwu
    , Sulawesi Selatan, pada Jumat (7/2/2025) siang, menyebabkan kerusakan yang lebih luas.
    Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, Karyadi, mengungkapkan bahwa bencana ini juga berdampak di Kecamatan Lamasi Timur.
    “Data sementara yang masuk menunjukkan bahwa
    puting beliung
    juga terjadi di Desa Bulu Londong, Kecamatan Lamasi Timur dengan jumlah rumah yang rusak sebanyak 10 unit,” kata Karyadi saat dikonfirmasi pada Sabtu (8/2/2025) siang.
    Karyadi menjelaskan bahwa lokasi kejadian di dua kecamatan tersebut cukup berjauhan, dengan Kecamatan Larompong Selatan berada di ujung selatan Kabupaten Luwu, sementara Kecamatan Lamasi Timur terletak di bagian utara.
    “Lokasinya cukup jauh dari ibu kota Kabupaten, harus melewati Kota Palopo untuk menuju ke sana. Hari ini tim menuju ke lokasi untuk melakukan asesmen dan membantu warga,” tambahnya.
    Salah seorang warga Dusun Tabi, Desa Bulu Londong, Lumeon, mengungkapkan bahwa angin puting beliung terjadi pada Jumat (8/2/2025) siang sekitar pukul 13.00 Wita.
    “Banyak atap rumah warga yang diterbangkan angin, termasuk pohon-pohon banyak yang tumbang. Kalau rumah saya, atapnya habis,” ujar Lumeon.
    Ia menjelaskan bahwa setelah diterjang angin, warga langsung bergotong royong untuk memperbaiki rumah.
    “Untuk sementara saya pakai atap bekas keluarga yang belum terpakai, karena takutnya nanti hujan deras bisa basah semua. Yang penting ada beberapa yang bisa tertutupi, meski di bagian dapur dan teras belum tertutupi sepenuhnya,” tutur Lumeon.
    Lumeon juga menambahkan bahwa saat kejadian, atap rumahnya terbang sekitar 70 meter dan menghantam rumah tetangganya. “Atap seng rumah saya terbang, itu yang rusak atap genteng tetangga, padahal ada dua rumah yang dilewati,” jelasnya.
    Beruntung, dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa maupun luka.
    Warga yang terdampak kini berupaya bergotong royong memperbaiki rumah mereka.
    Sebelumnya, bencana puting beliung yang terjadi di Desa Dadeko, Kecamatan Larompong Selatan, telah menyebabkan 40 unit rumah terdampak, dan kini bertambah menjadi 42 unit rumah di dua lokasi berbeda.
    Camat Larompong Selatan, Herman Alias, menyatakan bahwa ada dua lokasi yang diterjang angin puting beliung, yakni Desa Dadeko dan Kelurahan Bone Pute.
    “Yang paling parah saya lihat ini di Desa Dadeko. Data sementara menunjukkan ada 40 unit rumah, dengan 15 unit yang parah. Sementara di Kelurahan Bone Pute ada 2 unit rumah yang rusak, satu di antaranya sangat parah dan sudah tidak bisa ditinggali,” kata Herman saat dikonfirmasi di lokasi pada Jumat (7/2/2025) malam.
    Herman menambahkan bahwa kejadian ini berlangsung sebelum warga melaksanakan Shalat Jumat hingga usai shalat. “Ini kejadian langka dan luar biasa dirasakan oleh warga, khususnya di Desa Dadeko, karena Dadeko berada di tengah-tengah dan agak jauh dari laut. Namun, kejadiannya hanya berlangsung sekitar 10 menit,” ucap Herman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Angin Puting Beliung Terjang Luwu, 40 Rumah Rusak, Warga Mengungsi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Februari 2025

    Angin Puting Beliung Terjang Luwu, 40 Rumah Rusak, Warga Mengungsi Regional 7 Februari 2025

    Angin Puting Beliung Terjang Luwu, 40 Rumah Rusak, Warga Mengungsi
    Tim Redaksi

    LUWU, KOMPAS.com –

    Angin puting beliung menerjang Desa Dadeko, Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (7/2/2025) sore.
    Peristiwa ini menyebabkan sejumlah rumah warga rusak parah, beberapa di antaranya kehilangan atap hingga rata dengan tanah. Kejadian berlangsung sekitar pukul 12.15 Wita, tepat saat warga bersiap menunaikan salat Jumat.
    Seorang warga yang rumahnya rata dengan tanah, Sabaruddin (43), menceritakan detik-detik angin kencang datang secara tiba-tiba.
    “Pas adzan di masjid datang juga angin puting beliung, langsung saja menghantam rumah, tidak ada ancang-ancang. Langsung berputar dari arah barat,” kata Sabaruddin, Jumat (7/2/2025) petang.
    Saat kejadian, ia sedang berada di dalam rumah, sementara anaknya sudah lebih dulu ke masjid, dan istrinya berada di rumah mertua untuk pemulihan setelah menjalani perawatan medis.
    “Beruntung istri saya di rumah mertua karena dia sakit. Kalau di dalam rumah ini, saya tidak tahu bagaimana nasibnya karena rumah kami sudah rata tanah,” ucapnya.
    Setelah angin mereda, ia kembali untuk melihat kondisi rumahnya dan berusaha menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan.
    Warga Mengungsi, Pemerintah Salurkan Bantuan
    Bencana ini membuat banyak warga kehilangan tempat tinggal dan memilih mengungsi, terutama untuk menghindari hujan deras yang turun setelahnya.
    Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, Karyadi, menyebut bahwa data sementara menunjukkan sebanyak 40 rumah terdampak, dengan tiga rumah mengalami kerusakan berat.
    “Setelah melihat kondisi di lokasi memang cukup parah, ada rumah rubuh dan ada juga yang ditimpa pohon. Untuk sementara ada 40 rumah dan 3 rumah di antaranya rusak berat,” ujar Karyadi.
    Hingga saat ini, belum ada laporan terkait korban jiwa atau luka-luka.
    Sebagai langkah penanganan, BPBD Luwu bersama Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, serta Dinas Perumahan dan Permukiman telah turun ke lokasi untuk membagikan bantuan logistik seperti terpal dan bahan makanan.
    “Pendataan insha Allah akan kami lanjutkan besok,” tambah Karyadi.
    Sementara itu, warga terdampak berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah mereka yang hancur akibat bencana ini.
    “Mudah-mudahan pemerintah bisa melihat kondisi kami yang tidak mampu dan membantu meringankan beban kami,” harap Sabaruddin.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Jaktim pangkas 48 pohon di Cipayung antisipasi tumbang

    Pemkot Jaktim pangkas 48 pohon di Cipayung antisipasi tumbang

    Jenis pohon yang dipangkas antara lain mahoni, angsana, glodogan tiang, beringin, dan tanjung dengan diameter  50 hingga 80 centimeter, serta tinggi sekitar lima sampai tujuh meter

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Sudin Tamhut) Jakarta Timur memangkas 48 pohon di wilayah Kecamatan Cipayung untuk mengantisipasi tumbang selama musim hujan.

    “Kami dibantu petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Satpol PP untuk memangkas 48 pohon yang tersebar di wilayah Kecamatan Cipayung,” kata Kepala Sudin Tamhut Jakarta Timur, Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Dwi menyebut pemangkasan pohon dilakukan untuk mengantisipasi kasus pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang.

    Selain itu, pemangkasan juga dilakukan untuk menambah terang pencahayaan lampu penerangan jalan (PJU) di area sekitar saat malam hari.

    “Pemangkasan pohon ini tindak lanjut instruksi pimpinan untuk mengantisipasi adanya kasus pohon tumbang di wilayah Kecamatan Cipayung,” ujar Dwi

    Menurut Dwi, untuk pemangkasan 48 pohon ini pihaknya mengerahkan 84 Satuan Tugas (Satgas) Pertamanan dan dua unit mobil tangga.

    Jenis pohon yang dipangkas antara lain mahoni, angsana, glodogan tiang, beringin, dan tanjung dengan diameter 50 hingga 80 centimeter, serta tinggi sekitar lima sampai tujuh meter.

    “Sejauh ini tidak ada kendala dalam proses pemangkasan pohon ini,” ucap Dwi.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memasang sistem peringatan dini (early warning system/ EWS) di 32 lokasi di Jakarta Timur seiring tingginya intensitas hujan pada awal 2025.

    Pemasangan EWS di 32 titik ini dapat membantu penyampaian informasi secara cepat kepada masyarakat yang berada di daerah rawan banjir, memantau data cuaca, tinggi muka air (TMA) sungai dan kecepatan angin.

    Sistem ini juga dapat membantu masyarakat untuk lebih cepat mengantisipasi ancaman banjir, cuaca ekstrem, puting beliung atau rob, sehingga dapat meminimalisir kerugian dan korban jiwa.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kurun Waktu Sebulan, Dua Orang Meninggal dan Belasan Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Pasuruan

    Kurun Waktu Sebulan, Dua Orang Meninggal dan Belasan Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Peristiwa angin kencang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk di Pasuruan raya. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, angin kencang ini terjadi mulai dari 7-16 Februari 2025.

    Akibat angin kencang ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat puluhan pohon tumbang. Ada sekitar 19 kejadian pohon tumbang yang terjadi di Kabupaten Pasuruan dalam periode satu bulan terakhir.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi mengungkapkan dari kejadian pohon tumbang ini terdapat dua korban yang tertimpa. Korban mengalami luka berat dan akhirnya meninggal dunia.

    “Untuk korban sendiri ada dua orang yang meninggal dunia karena tertimpa pohon. Beberapa lainnya dalam peristiwa ini mengakibatkan beberapa bangunan rusak,” jelas Sugeng, Jumat (7/2/2025).

    Sementara itu, data dari BMKG mengatakan bahwa cuaca ekstrem ini dapat memicu beberapa bencana. Diantaranya yakni seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es di berbagai wilayah.

    Kepala BMKG Juanda Surabaya, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa saat ini Jawa Timur tengah berada pada puncak musim hujan. Kondisi ini diperparah oleh aktifnya Monsun Asia serta fenomena gelombang atmosfer Kelvin dan Madden Julian Oscillation (MJO).

    “Kombinasi faktor ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat memicu banjir dan tanah longsor,” ujar Taufiq.

    Selain itu, angin kencang juga diprakirakan terjadi akibat pengaruh Siklon Tropis Taliah yang saat ini berada di Samudra Hindia selatan Jawa Barat.

    Berdasarkan analisis angin gradien pada ketinggian 3.000 kaki, keberadaan Siklon Tropis Taliah di Samudra Hindia selatan Jawa Barat turut berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan angin di Jawa Timur. BMKG memantau bahwa siklon ini bergerak ke arah barat dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.

    Selisih tekanan udara yang cukup signifikan antara Asia (BBS 1022 mb) dan Australia (BBU 1004 mb) juga menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur.

    Selain itu, Monsun Asia yang aktif sejak Januari 2025 diprediksi masih berlangsung hingga Februari dengan intensitas lebih kuat dari kondisi normal.

    BMKG juga mencatat bahwa nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) pada periode 6–16 Februari 2025 diprakirakan cenderung netral hingga negatif, yang menunjukkan adanya tutupan awan signifikan di Jawa Timur.  [ada/aje]

  • 65 Rumah Rusak-1 Warga Luka

    65 Rumah Rusak-1 Warga Luka

    Video Dampak Angin Puting Beliung di Bekasi Utara: 65 Rumah Rusak-1 Warga Luka

    641 Views | Kamis, 06 Feb 2025 22:35 WIB

    Angin puting beliung menerjang perumahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kamis (6/2) dini hari. Tercatat 65 rumah rusak imbas kejadian tersebut.

    Bagus Putra Laksana – 20DETIK