Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com –
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk memperbaiki ratusan rumah yang rusak akibat
angin puting beliung
.
Dana tersebut akan segera diperhitungkan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkim) Kota Depok.
“Ya ini kita ada Disrumkim, kita punya anggaran namanya belanja tidak terduga atau BTT. Tapi harus dihitung satu rumah ada kebutuhannya berapa,” kata Wali Kota Depok
Supian Suri
kepada wartawan di lokasi, Minggu (8/6/2025).
Supian menjelaskan, mekanisme penganggaran bisa dipercepat melalui pembentukan panitia di tingkat RW atau kelurahan agar dana bisa segera cair.
“Nanti kita bayar dari BTT pas cair. Saya minta tiap kelurahan atau tiap RW bentuk tim kepanitiaan (untuk mendata kebutuhan tiap rumah yang rusak),” ujar Supian.
“Prioritasnya jangan bocor saja dulu (rumah warga), enggak usah rapi-rapi dalam arti harus sempurna, saya minta tolong,” sambungnya.
Rencananya, anggaran tersebut akan digunakan untuk membeli bahan material bangunan serta membayar tukang renovasi.
Sementara itu, Supian menerima data sementara bahwa sebanyak 366 rumah terdampak angin puting beliung yang melanda wilayah Depok pada Sabtu (7/6/2025) sore.
Wilayah yang paling parah terdampak adalah Kelurahan Tapos dan Kelurahan Cilangkap, dengan rincian sebagai berikut:
Supian memastikan, tidak ada korban jiwa yang ditemukan akibat peristiwa rumah rusak di Depok.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Puting Beliung
-

Dapur Rumah dan Kandang Sapi Roboh, Tewaskan Perempuan Tua di Jember
Jember (beritajatim.com) – Kamsiah, seorang perempuan berusia 61 tahun, meninggal dunia setelah tertimpa kayu dapur rumah dan kandang sapinya yang dihantam angin kencang, di Dusun Sumber Gayam, Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (4/6/2025).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Widodo Yulianto mengatakan, insiden itu terjadi pada pukul tujuh pagi. “Saat itu Bu Kamsiah hendak memberi pakan ke sapi miliknya di kandang dekat dapur belakang rumah,” katanya.
Mendadak angin kencang bertiup merobohkan dapur can kandang yang sudah lapuk. Malang tak dapat ditolak, untuk tak busa diraih. Kamsiah tertimpa material atap dapur.
Para tetangga terkejut dengan kejadian itu. Mereka segera membawa Kamsiah ke Klinik Keluarga di Sukowono. “Namun sesampainya di klinik, korban sudah meninggal dunia,” kata Widodo.
Angin kencang merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di Jember selain banjir dan tanah longsor. Berdasarkan data dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jember 2025-2030, sepanjang 2019-2023, terjadi 289 insiden angin puting beliung.
Seluruh kecamatan di Kabupaten Jember memiliki potensi mengalami angin kencang dan puting beliung yang dapat merusak berbagai infrastruktur dan perumahan masyarakat serta dapat menimbulkan korban jiwa. [wir]
-
/data/photo/2025/05/31/683ac831564f2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hujan Deras Disertai Angin Puting Beliung Hancurkan Puluhan Rumah di Bangkalan Surabaya 31 Mei 2025
Hujan Deras Disertai Angin Puting Beliung Hancurkan Puluhan Rumah di Bangkalan
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Hujan deras yang disertai angin kencang terjadi di Desa Batangan,
Kecamatan Tanah Merah
, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, hingga mengakibatkan puluhan rumah rusak.
Kepala Desa Batangan, Zaini, mengatakan hujan mengguyur desanya sejak pukul 14.00 siang tadi. Tak lama kemudian, angin
puting beliung
merusak puluhan rumah warga.
“Untuk rumah rusak sekitar 20 lebih ditambah ada dua sekolah dan satu balai desa juga rusak. Untuk jumlah pastinya kami masih data,” ujar dia, Sabtu (31/5/2025).
Ia juga mengatakan kerusakan terjadi di tiga dusun, yakni Dusun Batangan Timur, Galisan, dan Bajur Barat.
Sedangkan untuk dua bangunan sekolah yang terdampak adalah SDN Batangan 1 dan SMPN 2 Tanah Merah serta atap Balai Desa Batangan.
“Rata-rata mengalami kerusakan atap. Ada juga rumah yang tertimpa batang pohon,” imbuh dia.
Dia juga menegaskan, sampai saat ini belum menerima adanya laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut. .
Sementara itu, salah satu warga Desa Batangan, Mohammad (36) mengatakan, pascabencana masyarakat melakukan bergotong-royong untuk melakukan pembersihan.
“Untuk rumah warga yang kena batang pohon kami bekerja sama untuk evakuasi,” kata dia.
Mohammad mengatakan, angin
puting beliung
umumnya membuat atap rusak. Mayoritas kerusakan berupa genteng yang rusak dan jatuh.
“Banyak atap rumah yang bolong karena gentengnya disapu angin puting beliung,” sebut dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Laut Balikpapan Diterjang Puting Beliung, Warga Rekam Momen Mencekam
Balikpapan, Beritasatu.com — Fenomena alam angin puting beliung muncul di perairan laut Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, membuat warga geger. Detik-detik kemunculannya viral di media sosial (medsos), menampilkan pemandangan mencekam saat angin berputar kencang di tengah laut.
Kemunculan angin puting beliung awalnya diduga terjadi di area padat penduduk, namun setelah dikonfirmasi, angin besar tersebut muncul di tengah laut, jauh dari permukiman warga. Meski demikian, warga tetap dibuat panik karena angin terlihat bergerak ke arah tepi pantai.
“Masyarakat sempat heboh, takut angin puting beliung ini bisa membahayakan nelayan dan aktivitas di tepi pantai,” ujar salah satu warga yang merekam kejadian tersebut.
Merespons video yang ramai diperbincangkan publik, pihak Basarnas Balikpapan memastikan bahwa fenomena tersebut tidak menimbulkan kerusakan maupun korban jiwa.
“Kami konfirmasi, benar terjadi angin puting beliung di wilayah perairan Balikpapan sekitar pukul 14.00 WITA,” kata Kasi Operasi Basarnas Balikpapan Endrow Sasmita kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025).
Ia juga menegaskan, tidak ada keadaan darurat atau laporan permintaan bantuan dari warga maupun nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian.
“Kami pantau tidak ada kejadian yang membahayakan jiwa manusia. Hingga saat ini, tidak ada laporan korban atau kerusakan,” tambahnya.
Meski kejadian tersebut tidak berdampak signifikan, Basarnas Balikpapan tetap siaga 24 jam penuh untuk mengantisipasi potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung dua hari ke depan di wilayah Kalimantan Timur.
Masyarakat diimbau untuk tenang tetapi tetap waspada, terutama yang beraktivitas di perairan atau wilayah pesisir. Cuaca buruk dan fenomena angin kencang kerap terjadi di masa peralihan musim seperti saat ini.
-

Angin Puting Beliung Terjang Bangkalan, Puluhan Rumah Rusak Parah dan Pohon Tumbang
Bangkalan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Madura. Puluhan rumah warga di Desa Batangan, Kabupaten Bangkalan, dilaporkan mengalami kerusakan serius usai diterjang angin puting beliung pada Sabtu (31/5/2025).
Kepala Desa Batangan, Zaini, membenarkan adanya peristiwa angin puting beliung yang terjadi bersamaan dengan hujan deras di wilayahnya. Kerusakan paling banyak terjadi pada bagian atap rumah warga.
“Ada puluhan, kami masih data saat ini karena kejadiannya baru saja terjadi,” tuturnya.
Tak hanya merusak rumah warga, angin kencang juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Beberapa batang pohon bahkan menimpa bangunan rumah dan menutup akses jalan.
“Kami juga bergotong royong karena ada jalan yang tertutup pohon dan juga ada pohon yang menimpa atap,” imbuhnya.
Meski kerusakan yang terjadi cukup parah, Zaini memastikan sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa. Namun ia mengakui bahwa warga mengalami kerugian secara materiil akibat bencana tersebut.
“Insyaallah tidak ada. Karena sampai saat ini belum ada informasi dari warga terkait korban akibat puting beliung ini,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pendataan kerusakan masih terus dilakukan oleh aparat desa bersama warga setempat. Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk memberikan bantuan dan penanganan pasca-bencana. [sar/ian]
-

Banyuwangi Siaga Angin Kencang hingga Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem
Banyuwangi (beritajatim.com) – masyarakat Banyuwangi diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang tengah melanda, seperti angin kencang dan bencana Hidrometeorologi. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan di sejumlah titik.
Dijelaskan oleh Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur diprediksi terjadi mulai tanggal 18 hingga 27 Mei 2025.
Secara klimatologi, wilayah Banyuwangi saat ini sudah memasuki musim kemarau, meskipun sebagian daerah masih berada dalam fase peralihan.
“Di masa peralihan atau pancaroba itulah sehingga masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.
Rahmayani menyebut bahwa dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa. Fenomena tersebut diperparah dengan gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MGO) dan gelombang low yang diperkirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur dalam waktu sepuluh hari ke depan.
“Adanya fenomena itu masyarakat harap waspada adanya angin kencang dan angin puting beliung sehingga banyak pohon tumbang, termasuk bencana Hidrometeorologi seperti banjir, hingga tanah longsor,” tuturnya.
“Untuk kecepatan 17 hingga 24 knots yang masuk kedalam kategori tinggi,” imbuh Rahmayani.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Menurutnya, potensi angin kencang, hujan dengan intensitas tinggi disertai petir, serta banjir masih mengancam wilayah Banyuwangi.
“Jika tidak ada kepentingan, sebaiknya tetap berdiam diri saat kondisi cuaca tidak mendukung untuk keluar rumah,” ucapnya.
Sebagai catatan, sebelumnya pada Kamis (22/5/2025) lalu, banjir telah terjadi di wilayah Desa Jelun, Kecamatan Licin. Kejadian ini menyebabkan terputusnya arus lalu lintas antara Kecamatan Licin dan Kecamatan Glagah karena banjir dari sebuah sungai.
“Dari banjir tersebut mengakibatkan jalan rusak. Banjir itu diakibatkan oleh sampah ranting pohon yang menyumbat gorong-gorong,” terang Danang.
Kasus lain di hari yang sama juga terjadi di Desa Setail, Kecamatan Genteng, di mana pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang mengganggu arus lalu lintas.
“Masyarakat terus waspada dan mempersiapkan segala sesuatu seperti mantel saat keluar hingga menjaga kondisi fisik tubuh. Dalam 3 hari ini masyarakat juga dianjurkan untuk memantau kondisi cuaca melalui website, dan media sosial BMKG Banyuwangi,” imbuhnya.
Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan masyarakat Banyuwangi dapat lebih waspada, mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca buruk, serta memantau informasi terkini dari instansi resmi untuk menghindari risiko bencana. [tar/ian]
-

Warga Banyuwangi Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem, Potensi Angin Kencang dan Banjir Melanda
Banyuwangi (beritajatim.com) – Masyarakat Banyuwangi diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang melanda wilayahnya sejak beberapa hari terakhir. Fenomena ini diprediksi berlangsung hingga 27 Mei 2025 dan berpotensi menimbulkan dampak signifikan, termasuk angin kencang, puting beliung, hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Rahmayani, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Laut Jawa, ditambah gangguan atmosfer berupa gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang low yang akan melintasi Jawa Timur dalam sepuluh hari ke depan.
“Di masa peralihan musim kemarau ini masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem, dengan kecepatan angin antara 17 hingga 24 knots yang masuk kategori tinggi,” kata Rahmayani.
Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan. “Potensi angin kencang, hujan lebat disertai petir, serta banjir masih mengancam. Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari keluar rumah saat cuaca buruk,” ujarnya.
Peristiwa banjir yang terjadi pada 22 Mei 2025 di Desa Jelun, Kecamatan Licin, sempat memutus akses jalan antara Kecamatan Licin dan Glagah akibat sungai meluap yang dipicu oleh sampah dan ranting pohon menyumbat gorong-gorong. Pohon tumbang juga dilaporkan mengganggu arus lalu lintas di Desa Setail, Kecamatan Genteng akibat hujan deras dan angin kencang.
Danang mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca melalui media resmi BMKG Banyuwangi dan mempersiapkan diri dengan perlengkapan seperti mantel hujan serta menjaga kondisi kesehatan.
Dengan peringatan dini ini, diharapkan warga Banyuwangi dapat lebih waspada dan mengurangi aktivitas di luar ruangan demi menghindari risiko bencana akibat cuaca ekstrem. [alr/beq]
-

BPBD Sumenep Keluarkan Peringatan Dini Tiga Jenis Bencana
Sumenep (beritajatim.com) – Kabupaten Sumenep berpotensi mengalami tiga jenis bencana alam selama masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, yaitu angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep mengeluarkan peringatan dini guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
“Peringatan ini berdasarkan pola cuaca dan catatan kejadian selama tiga tahun terakhir. Biasanya kalau masa peralihan musim, tiga jenis bencana itu selalu berulang,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumenep, Ach. Laili Maulidy, Jumat (23/5/2025).
BPBD menyebarkan peringatan dini melalui berbagai saluran informasi serta melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih siap menghadapi potensi bencana. Beberapa wilayah di Sumenep telah terdampak bencana serupa pada tahun-tahun sebelumnya, mulai dari angin puting beliung, tanah longsor di kawasan perbukitan, hingga banjir di sejumlah titik.
Laili menyoroti persoalan banjir yang diperparah oleh perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan ke sungai. “Jadi banjir yang terjadi itu bukan sekadar akibat hujan deras, tapi juga disebabkan saluran air yang mampet karena sampah,” tegasnya.
Untuk mengurangi dampak bencana, BPBD intens berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Sinergi lintas sektor juga terus didorong, termasuk dengan tokoh masyarakat dan dunia pendidikan, guna menumbuhkan budaya sadar bencana.
“Masyarakat harus mulai memiliki budaya sadar bencana. Karena keselamatan itu dimulai dari diri sendiri. Ini perlu peran semua pihak terkait. Jadi meski bencana tidak bisa dihindari, tetapi setidaknya dampaknya bisa ditekan seminim mungkin,” jelasnya.
Laili menambahkan, saat ini terjadi fenomena kemarau basah yang menurut prakiraan BMKG berpotensi memicu bencana seperti banjir. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk proaktif menghadapi potensi bencana dan mulai mengubah perilaku.
“Bencana ini bukan soal alam yang marah, tetapi karena manusia yang lalai. Jadi mulai sekarang harus sama-sama belajar mengubah perilaku, yakni jangan buang sampah sembarangan,” pungkasnya. [tem/beq]
/data/photo/2025/06/08/6845316197bb1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/08/68453f499ae8e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1427649/original/005692600_1481005908-Cuaca_jakarta.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)