Topik: Puting Beliung

  • Puting Beliung Mengamuk di Kudus, 80 Rumah Warga Rusak

    Puting Beliung Mengamuk di Kudus, 80 Rumah Warga Rusak

    Liputan6.com, Jakarta Kondisi cuaca yang tidak menentu disertai hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dalam tiga hari ini, memunculkan bencana angin kencang. Akibat kondisi itu, perkampungan warga dua desa di Kecamatan Undaan Kudus, dilaporkan porak poranda dihajar angina kencang. Bencana itu terjadi di Desa Medini dan Desa Kalirejo.

    Puluhan rumah di dua desa yang berada di wilayah selatan Kabupaten Kudus mengalami kerusakan bervariasi. Dari keterangan yang dihimpun Liputan6.com, ada sebanyak 80 rumah warga terdampak bencana angin puting beliung.

    Dari keterangan warga desa terdampak bencana, kejadian bencana berlangsung pada Selasa (19/8/2025). Awalnya hujan mengguyur Desa Kalirejo disertai tiupan angin kencang. Kejadian serupa juga dialami Desa Medini, yang diawali hujan disertai angin kencang.

    Akibat dihantam angin putih beliung yang mencekam, sebanyak 80 rumah warga dua desa mengalami kerusakan. Perinciannya di Desa Medini sebanyak 50 rumah serta di Desa Kalirejo sebanyak 30 rumah.

    “Dalam bencana ini, korban jiwa nihil. Kerusakan yang terjadi berupa genteng rumah warga yang tersapu angina,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji.

    Munaji menyebut, kerugian akibat peristiwa tersebut ratusan juta dari hasil penghitungan sementara di dua desa. Pihaknya mengimbau warga tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam susulan.

    Pemkab Kudus bersama BPBD bergerak cepat menyalurkan bantuan warga terdampak bencana di Desa Medini dan Kalirejo, Rabu (20/8/2025).

    Bantuan ini berupa paket sembako, genteng dan galvalum untuk meringankan beban masyarakat yang rumahnya rusak. Tak hanya itu, Pemkab melalui BPBD TNI Polri dan relawan sigap gotong royong memperbaiki puluhan rumah warga yang rusak.

    “Bantuan ini kami serahkan untuk pelipur lara, sekaligus meringankan beban warga. Kami memastikan bahwa pemerintah hadir mendampingi dan memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat.” ujar Bupati Kudus, Samani Intakoris.

    Semangat kebersamaan dan gotong royong, kata Samani, menjadi kunci dalam pemulihan pascabencana. Ia berharap warga terdampak bisa segera bangkit dan menata kembali kehidupan pascabencana.

    Samani juga mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi bencana alam, mengingat kondisi cuaca di Kudus yang tidak menentu.

  • Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Agustus 2025

    Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras Megapolitan 12 Agustus 2025

    Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Christina Induyanti (47), Kepala Sekolah Alternatif untuk Anak Jalanan (SAAJA) masih dibayang-bayangi rasa trauma setiap kali mengajar anak didiknya saat hujan deras turun.
    Pasalnya, bangunan kayu sekolah yang berlokasi di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan, itu  pernah roboh akibat tertimpa pohon saat hujan deras pada penghujung 2017.
    “Itu memang hujannya juga kayak puting beliung gitu ya. Jadi ketimpa batang pohon yang ada di sana, jadi justru yang paling parah di sana. Pohon yang gede,” kenang wanita yang akrab disapa Iin itu, Sabtu (9/8/2025).
    Saat kejadian, anak-anak sedang menjalani evaluasi akhir semester di dalam kelas. Ada sekitar 20 murid, ditambah Iin dan satu pengajar lainnya bernama Nunung.
    Iin nyaris menjadi korban tertimpa pohon jika ia terlambat berpindah dari sudut kelas ke bagian tengah ruangan.
    Akibat peristiwa itu, sejumlah murid dan Nunung mengalami luka-luka. Mereka segera mendapat pertolongan dari petugas kepolisian yang posnya berada tepat di seberang sekolah.
    “Jadi sempat saya duduk di situ, jadi kalau misalkan saya enggak bergerak beda semenit aja, saya yang paling parah. Karena setelah dari sini, saya pindah ke sini belum ada berapa menit rubuh,” jelas dia.
    Meski hampir delapan tahun berlalu, rasa khawatir selalu muncul setiap akhir tahun saat musim hujan tiba.
    Beruntung, hingga kini tidak pernah ada kejadian serupa meski beberapa kali hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah tersebut.
    “Jadi apalagi itu kan kejadian di 2017 akhir, otomatis di 2018-2019 sampai bahkan mau masuk Covid-19 pun kadang kalau hujan deres kami masih ada rasa trauma itu,” kata dia.
    Di sekitar sekolah, masih berdiri beberapa pohon besar yang menaungi bangunan dan halaman. Saat cuaca panas, rimbunnya dedaunan pohon membuat suasana lebih sejuk.
    Kini, bangunan sekolah yang terbuat dari kayu tersebut hampir berusia delapan tahun. Tanda-tanda penuaan mulai terlihat, terutama pada bagian kayu di dalam ruangan yang mulai rapuh.
    Menurut Iin, perbaikan sangat dibutuhkan, terutama pada dinding kelas, mengingat sekolah ini tidak memungut biaya dan bergantung pada donatur.
    “Kalau fasilitas sebenarnya paling kayak ini ya (dinding kelas), perlu diperbaiki,” kata dia sambil menunjuk ke pembatas ruangan dengan dunia luar.
    Selain itu, SAAJA juga kekurangan rak tambahan untuk menampung koleksi buku perpustakaan yang semakin banyak.
    “Yang kurang itu rak ya, sebenarnya rak untuk buku. Karena ya buku memang cukup banyak yang didonasikan ke sini,” tambahnya.
    Adapun SAAJA pertama kali didirikan oleh aktivis kemanusiaan almarhum Farid Fakih pada 2000 di Jakarta Timur dengan nama Sekolah Rakyat Miskin (SRM).
    Pendirian sekolah ini berawal dari keprihatinan Farid melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapat hak pendidikan.
    “Jadi di situ kan karena keprihatinan dari almarhum, melihat bahwa kok anak-anak ini tidak sekolah sama sekali. Dan memang di area situ tidak ada bantuan pemerintah yang masuk,” jelas Iin.
    Dua tahun kemudian, SAAJA berdiri di wilayah Setiabudi dan kini dikelola oleh Iin serta Nunung.
    Keduanya dibantu relawan dari komunitas dan mahasiswa universitas di Jabodetabek untuk mengajar anak-anak.
    “Pengajar cuma dua, saya sama Bu Nunung saja. Selebihnya biasanya teman-teman volunteer, baik itu dari komunitas ataupun teman-teman mahasiswa,” ungkap dia.
    Tak hanya anak jalanan, SAAJA Setiabudi juga hadir sebagai pilihan untuk anak-anak yang datang dari keluarga prasejahtera.
    Kini terdapat 37 anak yang menjalani kegiatan belajar mengajar tingkat TK A dan TK B di SAAJA per tahun ajaran 2025/2026.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Angin Puting Beliung Mengamuk, Sejumlah Bangunan di Ponelo Kepulauan Gorontalo Porak-poranda

    Angin Puting Beliung Mengamuk, Sejumlah Bangunan di Ponelo Kepulauan Gorontalo Porak-poranda

     

    Liputan6.com, Gorontalo – Sebanyak dua unit bangunan milik pemda di Kecamatan Ponelo Kepulauan, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, rusak parah diterjang angin puting beliung, Minggu sore (3/8/2025). Kepala Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Tommy Buheli membenarkan adanya peristiwa itu.

    “Terjadi sekitar pukul 15.30 Wita, sangat tiba-tiba dan sempat membuat warga berhamburan lari ke luar rumah karena riuhnya suara angin,” katanya.

    Dua unit bangunan pemerintah, antara lain fasilitas penginapan atau homestay dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) roboh rata dengan tanah.

    Sejumlah rumah warga pun mengalami kerusakan sedang hingga ringan akibat atap rumah terhempas angin.

    “Kami sementara mendata jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan,” kata Tommy.

    Fasilitas penerangan desa pun ikut roboh. Sebanyak tiga unit lampu penerangan desa terhempas angin. “Musibah ini cukup memprihatinkan dan sangat mengagetkan warga,” katanya.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun warga sempat panik saat angin puting beliung melanda, mengingat angin masih berhembus kencang serta hujan masih mengguyur.

    Camat Ponelo Kepulauan Royin Buheli mengatakan masih berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan pemerintah desa untuk menindaklanjuti bencana angin puting beliung tersebut.

    “Pemerintah desa masih melakukan pendataan dampak yang ditimbulkan, menghitung jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan, serta mengumumkan imbauan melalui pengeras suara agar warga tetap waspada mengingat angin kencang masih berhembus,” kata Royin.

     

  • BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    Selain hujan, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian berkisar antara 1,25 meter sampai 4 meter. Kawasan perairan yang mengalami gelombang tinggi terletak di Selat Lombok bagian selatan yang berhadapan langsung dengan laut.

    “Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang,” pungkas Satria.

    Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal memerintahkan organisasi perangkat daerah untuk segera mendistribusikan selimut, makanan, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh para korban banjir.

    Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut banjir yang merendam Mataram terjadi di Lingkungan Sweta Timur, Kelurahan Mayura belakang Transmart, BTN River Side depan Vihara Avalokotesvara, Lingkungan Gedur, Kelurahan Abian Tubuh, BTN Sweta.

    Selain Kelurahan Mandalika, Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, Bertais, Lingkungan Kebon Duren, Kelurahan Sayang Sayang, Sekarbela, dan Kekalik.

     

  • Plafon Ruang Yankes Dinkes Bangkalan Ambruk, Wakil Bupati Soroti Kualitas Bangunan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Juni 2025

    Plafon Ruang Yankes Dinkes Bangkalan Ambruk, Wakil Bupati Soroti Kualitas Bangunan Surabaya 21 Juni 2025

    Plafon Ruang Yankes Dinkes Bangkalan Ambruk, Wakil Bupati Soroti Kualitas Bangunan
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Ruang pelayanan kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten
    Bangkalan
    , Jawa Timur, mengalami kerusakan parah setelah plafonnya ambruk akibat
    puting beliung
    beberapa waktu lalu.
    Menanggapi insiden tersebut, Wakil Bupati Bangkalan Moh Fauzan Jakfar, menyoroti
    kualitas bangunan
    yang dinilai buruk.
    Setelah meninjau lokasi, Fauzan menyatakan, banyak serpihan material plafon yang menunjukkan kualitas proyek yang perlu dipertanyakan.
    Bangunan yang telah berdiri selama 10 tahun itu rusak akibat angin puting beliung yang cukup kencang.
    “Melihat kerusakan ini mencerminkan bahwa banyak kualitas proyek di Bangkalan perlu dipertanyakan. Ke depan tidak boleh ada seperti ini lagi,” ungkapnya pada Sabtu (21/6/2025).
    Wakil Bupati juga menekankan pentingnya perbaikan segera terhadap gedung
    Dinkes Bangkalan
    .
    Ia berencana untuk berkoordinasi dengan instansi terkait agar perbaikan bisa dilakukan secepatnya.
    “Akan kami koordinasikan dengan dinas teknis terkait. Dinkes ini merupakan salah satu instansi vital untuk melaksanakan pelayanan masyarakat, sehingga perlu segera dilakukan perbaikan,” imbuhnya.
    Sementara itu, Kepala Dinkes Bangkalan, Nur Hotibah menjelaskan, kerusakan terjadi beberapa waktu lalu dan tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
    Ia menambahkan, insiden terjadi saat libur, sehingga hanya ada petugas piket di lokasi.
    “Ini sudah beberapa waktu yang lalu. Tidak ada korban karena waktu kejadian libur dan hanya ada petugas piket,” jelas Nur Hotibah.
    Ia dan seluruh stafnya segera melakukan evakuasi terhadap aset penting agar tidak tertimpa runtuhan plafon.
    “Alhamdulillah tidak ada korban, kami juga segera selamatkan aset-aset penting dan sekarang staf kami di Yankes sementara pindah ke ruangan lain,” pungkasnya.
    Nur Hotibah berharap agar kerusakan tersebut segera mendapat perhatian dan perbaikan, sehingga tim Yankes Dinkes Bangkalan dapat kembali bekerja di ruangan yang semestinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab Magetan Bahas 3 Raperda, Salah Satunya Rencana Perubahan Organisasi BPBD

    Pemkab Magetan Bahas 3 Raperda, Salah Satunya Rencana Perubahan Organisasi BPBD

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan mengajukan tiga Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) baru dalam Rapat Paripurna DPRD pada Jumat, (13/6/2025). Ketiganya dianggap memiliki nilai strategis dalam penguatan tata kelola pemerintahan, kesiapsiagaan daerah, serta peningkatan pelayanan publik.

    Tiga Raperda yang disampaikan Bupati Nanik Endang Rusminiarti tersebut meliputi:

    Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024
    Raperda tentang Perubahan Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPBD
    Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Lawu Tirta

    Dalam penjelasannya, Bupati menyatakan bahwa seluruh Raperda ini disusun berdasarkan urgensi regulasi dan kebutuhan aktual pemerintahan daerah.

    “Ketiga Raperda ini sangat penting untuk memperkuat fondasi regulasi daerah, menjawab tantangan saat ini, serta mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Bupati Nanik, Senin (16/3/2025).

    1. Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2024

    Raperda ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan APBD tahun sebelumnya, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. Laporan keuangan telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk ke-11 kalinya secara berturut-turut sejak 2014.

    “Ini adalah bentuk akuntabilitas publik. Kami bersyukur opini WTP berhasil kita pertahankan, namun tentu masih ada catatan dari BPK yang harus kita benahi bersama,” terang Bupati.

    2. Raperda Perubahan Perda Organisasi dan Tata Kerja BPBD

    Perubahan ini didasarkan pada kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Magetan dinilai memiliki potensi bencana tinggi, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan angin puting beliung. Data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2024 menempatkan Magetan pada kelas risiko sedang dengan skor 98,12.

    “Kami menilai bahwa BPBD perlu ditingkatkan dari klasifikasi B menjadi klasifikasi A agar mampu bekerja lebih efektif dalam mitigasi dan penanganan bencana,” ujar Bupati Nanik.

    Perubahan mencakup penyesuaian struktur organisasi, jabatan struktural, serta penambahan pasal tentang tugas pokok dan fungsi serta perencanaan anggaran.

    3. Raperda Perusahaan Umum Daerah Air Minum Lawu Tirta

    Raperda ini merupakan penyesuaian atas terbitnya Permendagri Nomor 23 Tahun 2024 tentang Organ dan Kepegawaian BUMD Air Minum. Tujuannya adalah untuk memperkuat tata kelola dan daya saing Perumdam Lawu Tirta dalam pelayanan air bersih.

    “Kami ingin agar Perumdam Lawu Tirta menjadi perusahaan daerah yang profesional, transparan, dan berkelanjutan, sesuai tuntutan regulasi baru dan kebutuhan masyarakat,” ujar Bupati.

    Dalam Raperda ini, modal dasar Perumdam ditetapkan sebesar Rp200 miliar, dengan modal disetor per 2024 sebesar Rp108,87 miliar. Raperda ini juga mengatur mekanisme pelaporan, pembagian laba, kerjasama, serta kemungkinan penggabungan atau pembubaran badan usaha.

    Ketiga Raperda ini akan segera memasuki tahap pembahasan bersama DPRD dan harmonisasi oleh Kanwil Kemenkumham Provinsi Jawa Timur.

    “Besar harapan saya agar ketiga Raperda ini dapat segera dibahas bersama dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Magetan,” pungkas Bupati Nanik Endang Rusminiarti. [fiq/beq]

  • Cuaca Ekstrem Ancam Sebagian Besar Kalteng, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Juni 2025

    Cuaca Ekstrem Ancam Sebagian Besar Kalteng, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor Regional 16 Juni 2025

    Cuaca Ekstrem Ancam Sebagian Besar Kalteng, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor
    Tim Redaksi
     
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com –
    Sebagian besar wilayah
    Kalimantan Tengah
    (Kalteng) berpotensi mengalami
    cuaca ekstrem
    berupa turunnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
    Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Chandra Mukti Wijaya mengatakan, kondisi cuaca di Kalteng pada umumnya berawan hingga turun hujan ringan,
    “Sehingga berpotensi hujan sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalteng,” ucap Chandra kepada Kompas.com melalui keterangan tertulisnya, Senin (16/6/2025).
    Adapun wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem, lanjut Chandra, cukup merata di sebagian besar wilayah Kalteng dalam waktu 16-18 Juni 2025 mendatang.
    “Pada 16-18 Juni 2025, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat adalah Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Kotawaringin Timur, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Kapuas, Pulang Pisau, dan Palangka Raya,” sebut Chandra.
    Kemudian, pada 19 – 22 Juni 2025, cuaca ekstrem juga berpotensi kembali melanda daerah-daerah yang sama, kecuali Kotawaringin Barat.
    “Waspada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang,” ujarnya.
    Selain hujan merata di masing-masing wilayah, Chandra juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi hujan lokal intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat yang dapat disertai petir dan angin kencang maupun angin puting beliung.
    “Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air,
    banjir
    , tanah longsor, dan pohon tumbang,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    SUMUT – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara (Sumut) mencatat 104 rumah di Kabupaten Batubara rusak akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut yang diterima Senin, 9 Juni, cuaca ekstrem yang terjadi Satu 7 Juni itu melanda dua Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Lima Puluh Persisir.

    Pusdalops PB Sumut mencatat cuaca ekstrem yang diakibatkan hujan deras disertai angin kencang itu menyebabkan bencana alam angin puting beliung.

    Atas kejadian tersebut Pusdalops PB Sumut mendata 103 rumah dan satu rumah ibadah di Kecamatan Medang Deras mengalami rusak sedang. Sedangkan di Kecamatan Lima Puluh Persisir tercatat hanya satu rumah yang mengalami rusak ringan.

    Sebanyak 103 rumah yang mengalami rusak tersebar di Desa Pemalang Nibung sembilan rumah, Desa Pakam 22 rumah, Desa Medang 40 rumah, Desa Durian dua rumah, Desa Pematang Cengkering tiga rumah dan Desa Medang Baru empat rumah.

    Lalu, Desa Lalang 13 rumah dan satu rumah ibadah, Desa Pakam Raya empat rumah, Desa Mandarsah satu rumah, Desa Nenassiam dua rumah dan Desa Pangkalan Dodek 1 rumah.

    Sedangkan, di Kecamatan Lima Puluh Persisir terjadi di Desa Gambus Laut yang melanda satu rumah rusak ringan.

    Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan berdasarkan laporan yang diterima tidak ada pengungsian.

    “Jumlah luka-luka dan meninggal dunia berdasarkan laporan yang diterima juga nihil,” ujar Sri Wahyuni.

    Yuyun, sapaan akrabnya mengatakan berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan sejumlah pemangku kebijakan terkait

    “Pemerintah setempat melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, lalu melakukan asesmen dan menyalurkan

    bantuan berupa sembako serta perlengkapan lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut, kondisi terkini atas kejadian bencana alam tersebut dalam proses pemulihan atau pembersihan material.

  • Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung Megapolitan 8 Juni 2025

    Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Plafon di area loket pembelian tiket
    Terminal Jatijajar
    , Tapos, Kota Depok, ambruk akibat
    angin puting beliung
    pada Sabtu (7/6/2025) sore.
    Insiden ini terjadi saat hujan deras disertai angin kencang tengah berlangsung. Kemudian, angin besar masuk melalui celah di antara atap dan plafon terminal.
    “Karena memang ada musibah angin besar, jadi di sela-sela atap (terminal) itu ada celah angin sehingga angin masuk ke celah itu dan memberikan tekanan ke bawah,” ucap Kepala Terminal Jatijajar Rafik Hidayat saat ditemui
    Kompas.com
    , Minggu (8/6/2025).
    Rafik menjelaskan, tekanan angin yang terlalu besar itu membuat plafon ambruk secara tiba-tiba. Padahal, pihak terminal tidak menemukan bagian atap yang rusak.
    “Ketika saya lihat dari plafon juga tidak basah dan tidak bocor, jadi benar-benar didorong karena angin,” ungkap Rafik.
    Saat kejadian, petugas di area loket sedang menerima pelayanan pembelian tiket dari calon penumpang.
    Rafik mengonfirmasi terdapat sejumlah penumpang dan berbagai penjaga loket setiap agen bus di area tersebut.
    “Tapi Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa ataupun luka. Jadi, tidak ada korban lah intinya seperti itu,” ujar Rafik.
    Saat ini, material plafon yang ambruk sudah dibersihkan dan area loket disterilkan sementara waktu.
    Pihak terminal tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk rencana perbaikan plafon.
    Sementara itu, aktivitas layanan penumpang membeli tiket bus tetap beroperasi normal karena loket dipindahkan ke lobi terminal.
    “Saat ini sudah dilakukan pembersihan, jadi kami padamkan semua listriknya, habis itu kita bersihkan plafon-plafon bekas ambruk tersebut,” lanjutnya.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, area loket yang menjadi tempat ambruknya plafon tampak ditutupi oleh dua papan besar yang dimanfaatkan menutup akses.
    Meja loket untuk membeli tiket bus tampak berjejer di area lobi, dekat ruang tunggu penumpang.
    Diperkirakan luas plafon yang ambruk sekitar 5 x 3 meter. Beberapa rangka plafon terlihat menjuntai ke bawah bersama dengan sejumlah kabel, sedangkan bagian atap terminal tidak terlihat mengalami kerusakan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung Megapolitan 8 Juni 2025

    Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Salah seorang warga Cilangkap, Depok, bernama Lili (49) menceritakan pertemuannya dengan Wali Kota Depok
    Supian Suri
    yang meninjau kondisi rumahnya usai diterjang
    angin puting beliung
    , Minggu (8/6/2025).
    Supian mendatangi rumahnya sebagai lokasi kedua setelah sebelumnya meninjau salah satu rumah di daerah Cilodong, Kota Depok. Dalam pertemuan itu, Lili dan suaminya menceritakan kronologi kejadian sebelum plafon di kamar tidur dan dapur rumahnya ambruk.
    Berdasarkan hasil tinjauan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Supian berjanji akan memberikan material bangunan untuk memperbaiki plafon rumah Lili dengan ukuran sekitar 3,5 meter di kamar dan 5-6 meter di dapur.
    “Pak Supian juga bilang ada bantuan material, nanti akan datang sama tukang atau pekerjanya. Kayaknya sih hari ini juga coba dikirim. Intinya Alhamdulillah dapat bantuan dari Pemkot,” ujar Lili kepada
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu.
    Di akhir percakapan, Supian menyerahkan sebuah kantong besar warna hitam yang berisi sembako kepada Lili dan keluarga.
    “Tadi ada sembako kayak mie, gula. Terus kami dikasih terpal juga untuk dipakai sementara waktu,” ucap Lili.
    Lili menceritakan, awalnya hujan deras turun mengguyur wilayah Tapos, Kota Depok, Sabtu (7/6/2025) sore. Hujan deras itu disertai angin puting beliung.
    Hujan deras dan angin kencang menyebabkan bagian atap bocor parah, sesuatu yang belum pernah dialami Lili selama menempati rumah itu.
    “Itu enggak kayak seperti biasa bocornya, engga pernah bocor tapi itu bocornya banyak. Pas saya sama anak sulung keluar, itu langsung ambruk yang di kamar awalnya,” ujar Lili.
    “Lalu ke belakang di dapur ambruk lagi, itu kejadiannya cepat banget sampai pada teriak dan nangis,” tambahnya.
    Terpisah, Wali Kota Depok Supian Suri berencana memperbaiki rumah Lili dan ratusan rumah warga Depok lainnya yang terdampak akibat peristiwa angin puting beliung.
    Perbaikan akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dengan prioritas memperbaiki rumah agar tidak bocor dan aman dari hujan.
    Pendataan rumah warga terdampak dan penyusunan akan dibuat oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkim) Kota Depok.
    Diperkirakan, sebanyak 366 rumah di Cilangkap, Tapos, Cimpaeun, dan Jatijajar menjadi wilayah yang terdampak akibat peristiwa ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.