Topik: Protokol Kesehatan

  • Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di China, Virus Apa Ini?

    Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di China, Virus Apa Ini?

    Beijing mengakui adanya lonjakan kasus human metapneumovirus (HMPV) yang mirip flu, terutama di kalangan anak-anak.

    Menanggapi ini, Indonesia telah memperketat pengawasan, termasuk terhadap penumpang pesawat yang tiba di Bali dari China dan Malaysia.

    Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Denpasar telah mewajibkan penumpang tersebut untuk mengisi Satu Sehat Health Pass (SSHP) tiga hari sebelum keberangkatan.

    Mereka juga diminta mencatat gejala apa pun, seperti suhu tubuh tinggi atau gejala pilek atau flu.

    “Maskapai-maskapai yang dari China dan Malaysia perlu kami atensi khusus, walaupun kami belum menerapkan protokol kesehatan,” kata Kepala KKP Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kesumajaya kepada detikBali.

    Meski terkesan baru, HMPV sebenarnya sudah ada selama 70 tahun.

    Apa kepanjangan dari HMPV?

    Human metapneumovirus.

    Huruf “M” dalam akronim ini penting karena adalah abjad yang membedakannya dari HPV, yang merupakan human papillomavirus — penyakit menular seksual yang memicu hampir semua kasus kutil kelamin dan kanker serviks.

    HMPV dan HPV adalah penyakit yang berbeda.

    Apa itu HMPV?

    Virus ini adalah virus yang menyerang organ pernapasan.

    Situs Dewan Riset Kesehatan dan Medis Nasional (NHMRC) milik pemerintah Australia mengatakan, virus ini biasanya hanya menyebabkan penyakit ringan yang mirip dengan flu.

    Namun, virus ini dapat memicu penyakit yang lebih parah, seperti bronkitis atau pneumonia.

    Situs NSW Health mengatakan anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko tinggi mengalami komplikasi.

    Apakah HMPV merupakan virus baru?

    Tidak, virus ini sudah ada selama lebih dari 70 tahun.

    Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh ilmuwan di Belanda.

    Mereka lalu menemukan bahwa virus ini telah beredar di dalam tubuh manusia selama setidaknya 50 tahun sebelumnya.

    “Studi serologis menunjukkan bahwa pada usia lima tahun, hampir semua anak di Belanda telah terpapar human metapneumovirus,” tulis para peneliti dalam makalah mereka tahun 2001 tentang virus tersebut.

    Virus ini juga pernah beredar di Australia pada bulan Oktober tahun lalu, khususnya di New South Wales pada tahun 2023.

    Jadi mengapa kasusnya bertambah di China?

    Seperti kebanyakan penyakit pernapasan lainnya, HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi.

    Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) menunjukkan adanya peningkatan jumlah infeksi pernapasan umum, termasuk HMPV, flu musiman, dan virus pernapasan syncytial, atau RSV.

    “Tingkat infeksi pernapasan yang dilaporkan di China berada dalam kisaran normal,” ujar Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia.

    “Itulah yang kami perkirakan akan terjadi selama musim dingin.”

    Menteri Kesehatan Australia Mark Butler mengatakan bukan hal yang aneh jika lonjakan penyakit pernapasan terjadi selama musim dingin di China hingga “memengaruhi sistem rumah sakit mereka”.

    “Itu adalah jenis penyakit yang cukup kami kenal [di Australia],” katanya.

    Apa saja gejala HMPV?

    Gejalanya mirip flu, seperti:

    BatukDemamHidung berair atau tersumbatSakit kepalaMerasa lelahBagaimana HMPV menyebar?

    Penyebarannya sama seperti penyakit pernapasan lainnya: melalui droplet atau cipratan liur yang mengandung virus.

    Virus ini terdapat dalam lendir dan air liur orang yang terinfeksi.

    Umumnya, kita mencoba untuk menahan ingus dan ludah kita, tetapi droplet yang sangat kecil dari cairan tubuh ini beredar di udara saat kita bernapas, batuk, dan bersin.

    Virus ini dapat tetap ada di udara atau menempel di permukaan di dekatnya.

    Virus ini dapat menginfeksi orang lain jika orang tersebut:

    Menghirup droplet yang ada di udaraMenyentuh droplet tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnyaBagaimana cara melindungi diri dari HMPV?

    Mencuci tangan adalah langkah yang penting.

    Berikut adalah daftar lengkap dari NSW Health tentang cara melindungi diri dari penyakit pernapasan apa pun:

    Kenakan masker wajah. Masker memberikan perlindungan ekstra terhadap penyakit virus dan sangat disarankan di tempat-tempat ramai.Cuci tangan secara teratur dan sesegera mungkin setelah bersin atau batuk. Gunakan sabun dan air dan cuci selama 20 detik. Gunakan pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak dapat mencuci tangan dengan sabun dan air.Hindari berbagi cangkir, gelas, dan peralatan makan dengan orang yang sakit. Cuci atau lap peralatan dan permukaan secara teratur dengan pembersih rumah tangga yang mengandung sabun atau deterjen.Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu saat batuk dan bersin, atau gunakan siku Anda. Jangan gunakan tangan Anda. Buang tisu segera ke tempat sampah.Tetaplah di rumah jika Anda merasa tidak sehat sehingga Anda tidak menularkan virus ke orang lain.Jauhkan anak-anak dari sekolah dan tempat pendidikan dan perawatan anak usia dini saat mereka memiliki gejala. Ini termasuk penitipan anak, penitipan anak jangka panjang, penitipan anak keluarga, dan penitipan di luar jam sekolah.Apakah ada vaksin untuk HMPV?

    Belum.

    Namun, para peneliti sedang mengusahakannya di Australia.

    University of the Sunshine Coast saat ini sedang menjalankan uji klinis vaksin dan masih merekrut relawan di Queensland.

    Peserta akan dibayar hingga $2.125 (Rp21 juta) untuk menjadi peserta uji coba, dengan syarat mereka berusia antara 60 dan 83 tahun, dan juga harus memenuhi berbagai kriteria lainnya.

    Diterjemahkan oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

    Lihat juga video: Seberapa Bahayanya Virus HMPV?

  • Dinkes Pastikan Virus HMPV Belum Ditemukan di Sumut

    Dinkes Pastikan Virus HMPV Belum Ditemukan di Sumut

    Medan, CNN Indonesia

    Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah menjadi perhatian di China belum ditemukan di wilayah Sumut. Meski demikian, seluruh rumah sakit telah diminta untuk tetap waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan.

    “Alhamdulillah belum ditemukan, mudah-mudahan jangan sampai ditemukan dan diharapkan rumah sakit siap ya, artinya kita dengan pengalaman yang sudah-sudah dengan kondisi apapun kita harus siap,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy, Rabu (8/1).

    Muhammad Faisal juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Menurutnya, mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan langkah penting dalam menghadapi potensi penyebaran virus.

    “Kita harus teruskan dengan budaya hidup sehat, tetap menggunakan masker kembali, tetap mencuci tangan, tetap menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan intinya tetap menjaga kebugaran dan kondisi fisik,” tegasnya.

    Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumut, dr. Nora Violita, menjelaskan bahwa HMPV sebenarnya bukan virus baru. Virus ini telah lama ada, namun kembali menjadi sorotan karena lonjakan kasus di China baru-baru ini.

    “Panik tidak akan membuat virus pergi, justru dapat membuat masyarakat lebih stres dan malah menurunkan imun. Fokus pada pencegahan, jaga daya tahan tubuh, dan hindari kontak dengan orang yang sakit,” ujarnya.

    Nora mengatakan virus HMPV mirip dengan flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan terkadang sesak napas. Namun pada kondisi individu tertentu seperti anak-anak, lansia atau orang dengan penyakit kronis, virus tersebut bisa menyebabkan komplikasi lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia.

    “HMPV dan virus lain seperti Influenza A dan Rhinovirus, sudah lama ada dan cenderung menyebabkan infeksi musiman. Lonjakan yang terjadi di China karena kombinasi beberapa virus. Jadi, bukan hanya HMPV yang beraksi sendirian, tapi dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus,” tuturnya.

    Menurut Nora, lonjakan kasus di China disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk musim dingin yang menjadi lingkungan ideal bagi virus pernapasan untuk berkembang. Selain itu, masyarakat yang baru pulih dari pandemi mungkin memiliki sistem imun yang belum sepenuhnya optimal.

    “Virus-virus pernapasan sangat suka cuaca dingin dan musim flu biasanya berlangsung dari November hingga Maret. Kedua, setelah memakai masker dan menjaga jarak selama dua tahun lebih, sekarang perlindungan tersebut mulai longgar dan akibatnya virus punya panggung bebas untuk menyebar,” ungkapnya.

    (fnr/ugo)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Panik Terkait Virus HMPV Ditemukan di Indonesia

    Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Panik Terkait Virus HMPV Ditemukan di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada terkait virus Human Metapneumovirus atau HMPV yang sudah ditemukan di Indonesia.

    HMPV merupakan penyakit pernapasan bagian atas dan bawah pada orang-orang di segala usia. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, drg Widyawati mengatakan, HMPV bukan virus baru. Namun, sudah terindentifikasi sejak 2001.

    “Tidak perlu panik, tetap waspada. Sekali lagi, virus ini adalah bukan virus baru. Sistem imunitas manusia sudah lama mengenal dan mampu merespons dengan baik. Jadi, tidak benar kalau virus ini fatality rate-nya itu tinggi,” ujar Widyawati kepada Beritasatu.com, Selasa (7/1/2025).

    Gejala dari virus HMPV, kata Widyawati, sama seperti penyakit influenza seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat. Anak-anak, lansia dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah rentan terhadap virus ini.

    “Kalau misalnya berat, dia akan sesak nafas. Nah, ini kalau misalnya dia berkembang lebih lagi, dia akan menjadi bronchitis atau pneumonia. Sebetulnya, virus ini sama dengan virus lain yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan,” jelasnya lagi.

    Ia meminta agar masyarakat dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah antisipasi. Termasuk mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga 30 menit sehari, 5 kali dalam seminggu.

    Apabila tubuh kurang fit, maka sebaiknya tidak keluar rumah. Beristirahat sampai kondisi tubuh bugar kembali.

    “Kalau memang harus pergi keluar rumah karena kebutuhan atau memang ada pekerjaan, maka protokol kesehatan kembali diterapkan. Pakai masker, kemudian juga antara lain cuci tangan dengan baik dan benar,” tegasnya.

  • Cara Penularan Virus HMPV, Waspadai karena Sudah Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    Cara Penularan Virus HMPV, Waspadai karena Sudah Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut inilah cara penularan virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    Virus HMPV dilaporkan sudah terdeteksi di Indonesia dan semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.

    Untuk menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    HMPV ini merupakan virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari kemkes.go.id, Selasa (7/1/2025).

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Meskipun umumnya virus ini tidak membahayakan, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Cara Penularan Virus HMPV

    Melansir laman Kemenkes RS Radjiman Wediodiningrat, HMPV ditularkan melalui:

    Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui bersin atau batuk.
    Kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti pegangan pintu, mainan, atau benda lain yang tersentuh oleh penderita.
    Melalui udara, ketika droplet yang mengandung virus dihirup oleh individu sehat.
    Virus ini dapat bertahan di permukaan benda selama beberapa jam, sehingga kebersihan menjadi faktor penting dalam mencegah penyebarannya.

    HMPV Bukan Virus yang Mematikan

    Menkes Budi menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.

    Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Selain itu, Menkes menjelaskan virus HMPV berbeda dengan virus penyebab COVID-19.

    Menurutnya, penyebab Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.

    Lebih lanjut, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tegasnya.

    Pencegahan Infeksi Virus HMPV

    Meskipun belum ada vaksin khusus untuk HMPV, langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah infeksi:

    Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah menyentuh wajah atau benda di tempat umum.
    Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, dengan tangan yang tidak bersih.
    Gunakan masker, terutama di tempat umum atau saat berinteraksi dengan orang yang menunjukkan gejala sakit.
    Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, menggunakan tisu atau siku bagian dalam untuk mencegah penyebaran droplet.
    Jaga kebersihan lingkungan, termasuk membersihkan permukaan benda yang sering disentuh.
    Tingkatkan daya tahan tubuh, dengan pola makan sehat, istirahat cukup, dan olahraga rutin.
    Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.

    (Tribunnews.com/Latifah)

  • Virus HMPV Beda dengan Covid-19, Begini Faktanya

    Virus HMPV Beda dengan Covid-19, Begini Faktanya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) tidak mematikan. Virus ini berbeda dengan Covid-19 meski penyebarannya sama-sama berasal dari China.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah memastikan bahwa virus HMPV berbeda dengan virus Covid-19. Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Dia mengatakan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujarnya, dikutip Selasa (7/1/2025).

    Budi juga menekankan bahwa pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di China, sama sekali tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti China sering terjadi saat musim dingin.

    “Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” katanya. 

    Teridentifikasi di Indonesia

    Adapun sejauh ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menemukan kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. 

    Kemenkes mencatat semua kasus virus HMPV yang ditemukan di Indonesia ternyata melibatkan anak-anak.

    Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, meski virus tersebut sudah masuk ke Tanah Air. Pasalnya, kata dia, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus,” ujarnya. 

    Dia menuturkan penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Karena itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” imbuhnya. 

  • Virus HMPV Sudah Terdeteksi di RI, Menkes Minta Masyarakat Tak Perlu Panik

    Virus HMPV Sudah Terdeteksi di RI, Menkes Minta Masyarakat Tak Perlu Panik

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Dia menegaskan virus HMPV berbeda dengan COVID-19. Kata dia, HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Penularan virus HMPV yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti COVID-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tutup Menkes.

    (kna/kna)

  • Cara Penularan Virus HMPV, Waspadai karena Sudah Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    Kenali Gejala Virus HMPV yang Sedang Merebak, Penyakit Pernapasan yang Mirip Flu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) baru-baru ini dilaporkan merebak di Indonesia, setelah sebelumnya merebak di China.

    Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan semua kasus yang ditemukan di Indonesia melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku Kemkes.

    Budi menjelaskan bahwa virus HMPV ini berbeda dengan Covid-19.

    Menurutnya, HMPV adalah virus lama yang memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa.

    Menkes mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat.

    Tidak hanya itu, Menkes juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti COVID-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” jelas  Menkes.

    Apa Itu Virus HMPV?

    Human metapneumovirus, yang juga dikenal sebagai HMPV, adalah jenis virus pernapasan umum.

    Virus ini termasuk dalam famili virus yang disebut pneumoviridae – kelompok yang sama dengan respiratory syncytial virus (RSV), dikutip dari laman Web MD.

    HMPV adalah virus yang menyerang saluran pernapasan, mirip dengan virus penyebab flu dan pneumonia.

    Infeksi HMPV lebih umum terjadi pada musim dingin dan awal musim semi, dikutip dari My Cleveland Clinic.

    Gejala

    Demam
    Pilek
    Sesak napas
    Pilek
    Hidung tersumbat
    Sakit tenggorokan

    Cara Penularan

    Virus HMPV memiliki cara penularan yang sama dengan virus flu lainnya yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Untuk mencegah terkena virus HMPV, ambil langkah yang sama untuk mencegah virus pernapasan lainnya, artinya cuci tangan dengan sabun dan air dan hindari kontak dekat dengan orang sakit, dikutip dari CBS News.

    Kelompok yang Rentan Terinfeksi HMPV

    Bayi baru lahir
    Anak-anak di bawah 5 tahun
    Orang yang berusia lebih dari 65 tahun
    Orang dengan asma yang menggunakan steroid
    Mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

    – Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi seperti kanker atau HIV atau yang telah menjalani transplantasi organ.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Virus HMPV

  • Virus HMPV Sudah Ada di Indonesia, Gimana Penyebarannya?

    Virus HMPV Sudah Ada di Indonesia, Gimana Penyebarannya?

    Jakarta

    Sejumlah anak di Indonesia dilaporkan terinfeksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) menyusul laporan merebaknya infeksi HMPV di China yang memicu kekhawatiran global. Dunia seperti diingatkan peristiwa lima tahun lalu saat kemunculan Covid-19 di China berubah menjadi pandemi global dengan tujuh juta kematian dilaporkan.

    Pejabat senior bidang kesehatan di China mengatakan bahwa jumlah infeksi virus HMPV khususnya pada kelompok usia 14 tahun ke bawah mengalami peningkatan.

    Namun mereka membantah klaim bahwa rumah sakit di China kewalahan menangani virus tersebut.

    Kasus HMPV juga telah dilaporkan di Indonesia dan India.

    Di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi kasus yang terjadi di Indonesia melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Budi seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Kesehatan yang dirilis pada Senin (06/01).

    Apa saja gejala dan bagaimana penyebaran HMPV? Apa bahwa HMPV dan apakah dunia perlu khawatir?

    Apakah HMPV virus baru?

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa HMPV bukan virus baru dan sudah lama dikenal di dunia medis. Virus ini juga berbeda dengan virus Covid-19.

    Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    “Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Budi.

    Senada, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS, mengungkap bahwa virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001, namun para ahli mengatakan virus ini kemungkinan sudah ada selama beberapa dekade lebih lama dari itu.

    Apa saja gejalanya?

    Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.

    Namun bagi sebagian orang, gejala yang dialami bisa jauh lebih serius.

    CDC mengatakan virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan atas dan bawah seperti bronkitis atau pneumonia pada orang-orang dari segala usia.

    BBC

    Akan tetapi, virus ini paling banyak menyerang anak-anak, orang dewasa lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Masa inkubasi virus ini sekitar tiga hingga enam hari, dengan durasi rata-rata penyakit bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami.

    Data pengawasan CDC menunjukkan HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi di daerah beriklim sedang.

    Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    EPASejumlah warga Beijing melakukan upaya preventif dengan mengenakan masker setelah kasus HMPV yang dilaporkan melonjak di China.

    Bagaimana penyebaran virus ini?

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak erat, seperti menyentuh atau berjabat tangan, atau menyentuh benda atau permukaan yang terdapat HMPV dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata.

    HMPV biasanya menyebar pada musim dingin ketika orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.

    Getty ImagesOrang-orang memakai masker di tengah lonjakan penyakit pernafasan di Huai’an, Provinsi Jiangsu, China, pada 5 Januari 2025.

    Mengapa anak-anak dan orang lanjut usia sangat rentan?

    Seseorang dapat tertular HMPV beberapa kali.

    Para ahli mengatakan gejala yang dialami orang yang pertama kali terinfeksi virus ini biasanya adalah yang paling parah.

    Setelah itu, kekebalan tubuh akan terbentuk dan paparan terhadap HMPV berikutnya kemungkinan tidak akan terlalu parah, selama sistem kekebalan tubuh tetap kuat dan tidak melemah akibat penyakit lain seperti HIV atau kanker.

    Baca juga:

    Hal ini dapat menjelaskan mengapa anak-anak berusia di bawah lima tahun, serta orang lanjut usia di atas 65 tahun yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih lemah serta mereka yang memiliki masalah pernafasan sangat rentan dengan HMPV.

    Namun, mengingat HMPV diperkirakan sudah ada selama beberapa dekade, para ahli meyakini ada kekebalan yang terbentuk secara global yang dapat menghalau virus ini menyebar luas.

    Getty ImagesSejumlah warga di rumah sakit di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, pada 11 Desember 2023.

    Kendati begitu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada.”

    “Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tutup Menkes.

    Apa yang terjadi di China?

    Foto dan video orang-orang mengenakan masker di rumah sakit di China beredar di sejumlah platform media sosial. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan di China kewalahan menangani penyakit ini.

    Sejumlah laporan media setempat kemudian membandingkan peristiwa ini dengan awal wabah Covid-19.

    Menkes Budi Gunadi Sadikin menampik pemberitaan itu seraya mengatakan “informasi tersebut tidak benar”.

    Getty ImagesOrang-orang terlihat di rumah sakit di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China pada 11 Desember 2023. Laporan menunjukkan bahwa infeksi saluran pernafasan mulai sering terjadi saat musim dingin di banyak daerah.

    Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa terjadi di negara dengan empat musim seperti di China, yang kerap mengalami peningkatan kasus flu saat musim dingin.

    “Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar),” kata Menkes.

    Kepala Penyakit Menular di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Kan Biao, mengatakan bahwa negara tersebut kemungkinan besar akan terkena berbagai penyakit menular pernafasan pada musim dingin dan musim semi.

    Dia mengatakan bahwa jumlah kasus HMPV di antara orang-orang di bawah usia 14 tahun “menunjukkan tren peningkatan.”

    Getty ImagesPasien menunggu di ruang gawat darurat anak-anak sebuah rumah sakit di tengah lonjakan penyakit pernapasan di Shanghai, Tiongkok, pada 27 Desember 2024.

    Namun dia juga mengatakan bahwa jumlah kasus pernafasan di China secara keseluruhan pada 2024 kemungkinan akan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

    Menurut Profesor Tulio de Oliveira, direktur pendiri Pusat Respons dan Inovasi Epidemi, HMPV hanyalah satu dari empat virus yang saat ini menyebabkan epidemi musim dingin yang muncul di Chinavirus lainnya adalah virus pernapasan, Covid, dan influenza.

    Dia menjelaskan bahwa tekanan terhadap rumah sakit di China diperkirakan akan terjadi mengingat keberadaan musim dan peredaran keempat virus ini.

    Pada Jumat (03/01) China mengumumkan bahw mereka sedang menguji coba sistem pemantauan untuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya, dengan kasus beberpa penyakit pernapasan diperkirakan akan meningkat selama musim dingin.

    Hal ini berbeda dengan tingkat kesiapsiagaan yang lebih rendah lima tahun lalu kala Covid pertama kali muncul di negara itu.

    (ita/ita)

  • Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Jangan Panik, Mirip Flu Biasa

    Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Jangan Panik, Mirip Flu Biasa

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. Virus HMPV baru-baru ini menjadi sorotan setelah merebak di China. 

    Kemenkes mencatat semua kasus virus HMPV yang ditemukan di Indonesia ternyata melibatkan anak-anak.

    Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, meski virus tersebut sudah masuk ke Tanah Air. Pasalnya, kata dia, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/1/2024). 

    Dia menuturkan penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Karena itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” imbuhnya. 

    Perbesar

    HMPV Beda dengan Covid-19

    Lebih lanjut, Budi Gunadi menjelaskan virus HMPV berbeda dengan virus Covid-19. Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Dia mengatakan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujarnya. 

    Mengenai pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di China, Budi Gunadi menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti China sering terjadi saat musim dingin.

    “Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” katanya. 

  • Alert! Virus HMPV Masuk ke Indonesia, Kasus Ditemukan pada Anak-anak

    Alert! Virus HMPV Masuk ke Indonesia, Kasus Ditemukan pada Anak-anak

    Bisnis.com, JAKARTA – Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan semua kasus virus HMPV yang ditemukan melibatkan anak-anak.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada [virusnya]? itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes dalam keterangan resmi yang dikutip, Selasa (7/1/2025). 

    Menkes menjelaskan virus HMPV berbeda dengan virus Covid-19. Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Dia mengatakan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujarnya. 

    Mengenai pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di China, Budi Gunadi menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti China sering terjadi saat musim dingin.

    “Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar),” katanya. 

    Gejala dan Penularan Virus HMPV 

    Budi Gunadi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Karena itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” imbuhnya.