Topik: Protokol Kesehatan

  • Kemenkes Beberkan Kondisi 2 WNI di Rumania yang Tertular Kusta dari Ibunya di Bali

    Kemenkes Beberkan Kondisi 2 WNI di Rumania yang Tertular Kusta dari Ibunya di Bali

    Jakarta

    Dua warga negara indonesia (WNI) yang menjadi kasus pertama di Rumania setelah 44 tahun, rupanya tertular dari ibu mereka di Bali. Kementerian Kesehatan RI sudah melakukan penelusuran awal dan mengonfirmasi penularan tersebut dari hasil epidemiologis.

    “Kasus awal positif berasal dari ibu mereka yang berdomisili di Bali,” beber Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Aji Muhawarman saat dihubungi detikcom Kamis (18/12/2025).

    Meski begitu, pihaknya memastikan kondisi yang bersangkutan relatif baik dan sudah mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    “Kementerian Kesehatan RI melalui International Health Regulation National Focal Point (IHR NFP) di Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerima notifikasi kasus kusta dari IHR NFP Rumania pada awal Desember 2025. Saat ini yang bersangkutan sudah dalam perawatan dan kondisinya baik,” lanjut Aji.

    Bakal Dipulangkan ke RI

    Kemenkes menegaskan, langkah penanganan dilakukan secara lintas negara untuk memastikan pengobatan berjalan optimal serta mencegah potensi penularan lanjutan. Direktorat Penyakit Menular Kemenkes telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk melakukan penelusuran kasus lebih lanjut, baik di Indonesia maupun Rumania.

    “Kedua WNI tersebut direncanakan akan segera dipulangkan ke Indonesia untuk mendapatkan pengobatan sesuai standar nasional,” jelas Aji.

    Selain itu, koordinasi antara IHR NFP Indonesia dan Rumania terus dilakukan guna memastikan penanganan kasus berjalan sesuai protokol kesehatan internasional.

    Aji juga menyebut bahwa secara nasional, Indonesia masih menghadapi beban kasus kusta yang cukup tinggi. Hingga 12 November 2025, tercatat 10.450 kasus baru kusta di Indonesia, dengan jumlah terbanyak ditemukan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

    Meski demikian, Kemenkes menegaskan kusta merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dan risiko penularan akan menurun drastis setelah pengobatan dimulai.

    “Kami memastikan seluruh pasien mendapatkan penanganan yang tepat, serta upaya surveilans dan pengendalian penyakit terus diperkuat,” pungkas Aji.

    (naf/naf)

  • Profil Ardito Wijaya Bupati Lampung Tengah yang Kena OTT KPK

    Profil Ardito Wijaya Bupati Lampung Tengah yang Kena OTT KPK

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya. Pada awal pekan ini, kabar penangkapan Bupati Lampung Tengah menguat, hanya saja belum ada konfirmasi dari KPK.

    “Benar, bupati Lampung Tengah diamankan,” ujar Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (10/12/2025) malam.

    Ardito Wijaya merupakan politisi muda yang memiliki latar belakang sebagai dokter dan pengalaman di bidang kesehatan sebelum terjun ke politik. Meski ia kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ternyata saat maju menjadi calon bupati Lampung Tengah pada 2024, Ardito justru diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan). 

    Perjalanan Karier Dokter

    Ia adalah putra asli Lampung Tengah, Ardito lahir pada 23 Januari 1980. Pendidikan dasar Ardito ditempuh di Sekolah Dasar Bandar Jaya lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Terbanggi Besar dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Terbanggi Besar dan lulus pada 1998.

    Selanjutnya Ardito melanjutkan studinya ke Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta hingga 10 tahun sebelum akhirnya bisa meraih gelar dokter muda pada 2008. Begitu lulus jadi dokter, pada 2010, ia mulai bertugas di Puskesmas Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Selama periode 2010–2011, ia aktif memberikan pelayanan kesehatan sebagai dokter umum sekaligus menghadapi langsung berbagai tantangan pelayanan medis di wilayah pedesaan.

    Setelah menyelesaikan masa tugasnya di Puskesmas Seputih Surabaya, pada 2011 Ardito memutuskan untuk melanjutkan pengabdiannya sebagai dokter muda di Puskesmas Rumbia, Lampung Tengah. Hingga 2012, ia kembali terjun langsung melayani masyarakat dan menangani berbagai kasus kesehatan. 

    Kariernya di bidang kesehatan semakin melejit ketika ia dipercaya menjabat sebagai kepala bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit menular (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan Lampung Tengah pada 2014 hingga 2016. Sebagai Kabid P2PL, Ardito bertanggung jawab menjalankan berbagai program kesehatan masyarakat, terutama pengendalian penyakit menular yang menjadi fokus utama daerah. 

    Harta Kekayaan 

    Berdasarkan data yang tercantum dalam laman e-LHKPN KPK, harta kekayaan Ardito Wijaya yang dilaporkan per 31 Desember 2023, saat masih menjabat sebagai wakil bupati Lampung Tengah, tercatat mencapai Rp 12,3 miliar dalam bentuk berupa aset tanah, bangunan, dan kendaraan.

    Kasus Pelanggaran Protokol Covid-19

    Ardito pernah terseret perkara pelanggaran protokol kesehatan Covid-19. Pada 30 Juli 2021, ia divonis menjalani sanksi kerja sosial oleh hakim tunggal Pengadilan Negeri Gunung Sugih. Perkara tersebut tercatat dengan nomor register 8/Pid.C/2021/PN Gns.

    Dalam putusannya, hakim menyatakan Ardito terbukti melanggar Pasal 99 Peraturan Daerah Lampung Tengah Nomor 10 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Sanksi administratif yang dijatuhkan berupa kerja sosial membersihkan fasilitas umum di Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah lengkap dengan mengenakan atribut bertuliskan “Pelanggar Protokol Kesehatan Covid-19”.

  • Layanan Samsat Keliling tersedia di 13 wilayah Jadetabek pada Senin

    Layanan Samsat Keliling tersedia di 13 wilayah Jadetabek pada Senin

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya membuka layanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), Senin, untuk memudahkan masyarakat dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB).

    Dikutip akun X resmi TMC Polda Metro Jaya, berikut 13 wilayah tersebut:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB;

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat dan parkir Itali Mall Artha Gading pukul 08.00-14.00 WIB;

    3. Jakarta Barat di Mall Citraland pukul 08.00-14.00 WIB;

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat dan Parkiran TMP Kalibata pukul 09.00-14.00 WIB;

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.00 WIB;

    6. Kota Tangerang di Alun-alun Cibodas dan Parkiran Busway Foodmosphere pukul 09.00-14.00 WIB;

    7. Serpong di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan Mal ITC BSD Serpong pukul 16.00-19.00 WIB;

    8. Ciledug di Kantor Kecamatan Pinang dan Ruko Green Village pukul 09.00-12.00 WIB;

    9. Ciputat di Halaman Parkir Samsat dan Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-12.00 WIB;

    10. Kelapa Dua di Halaman GTown Square Gading pukul 08.00-14.00 WIB;

    11. Kabupaten Bekasi di Pasar Bersih Cikarang Jababeka pukul 09.00-14.00 WIB;

    12. Depok di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan Kantor Kecamatan Bojong Gede pukul 09.00-12.00 WIB;

    13. Cinere di halaman kantor Kelurahan Pondok Petir pukul 08.00-12.00 WIB.

    Sejumlah dokumen persyaratan yang harus dibawa, antara lain KTP, BPKB dan STNK asli yang disertai lampiran fotokopi.

    Gerai Samsat Keliling hanya melayani pembayaran PKB tahunan, sedangkan untuk perpanjangan STNK (lima tahunan) dan ganti pelat nomor kendaraan harus dilakukan di kantor Samsat terdekat.

    Selama berada di gerai, penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sekdaprov Jatim Ajak Perkuat Sinergi dan Optimalkan Tata Kelola Anggaran Hadapi Bencana

    Sekdaprov Jatim Ajak Perkuat Sinergi dan Optimalkan Tata Kelola Anggaran Hadapi Bencana

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah di Jawa Timur untuk memperkuat sinergi lintas sektor, membangun budaya antisipatif, serta mengoptimalkan tata kelola anggaran kebencanaan secara efektif dan efisien dalam menghadapi potensi bencana tahun 2026.

    Ajakan tersebut disampaikan Sekda Adhy dalam kegiatan Rapat Koordinasi Kedaruratan dan Logistik bertema “Sinergi Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Kedaruratan Bencana melalui Optimalisasi Anggaran 2026 untuk Penanggulangan Bencana yang Efektif dan Efisien”, yang digelar di Hotel Movenpick Surabaya.

    “Forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi momentum untuk menyusun orkestrasi kerja kebencanaan Jawa Timur tahun 2026 yang lebih presisi, kolaboratif, dan berdampak nyata,” ujar Adhy.

    Dalam arahannya, Sekda Adhy menegaskan bahwa Jawa Timur tengah menghadapi puncak musim penghujan yang berpotensi disertai fenomena cuaca ekstrem sebagaimana peringatan BMKG. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin puting beliung, dan banjir rob di wilayah pesisir.

    “Dampak yang ditimbulkan tidak hanya kerugian material, tetapi juga immaterial. Karena itu, sesuai arahan Ibu Gubernur, kita tidak boleh hanya wait and see. Kita harus selalu dalam kondisi siap siaga, bergerak cepat, terkoordinasi, dan terukur,” tegasnya.

    Adhy menekankan bahwa kesiapsiagaan harus menjadi budaya bersama di seluruh tingkatan pemerintahan. Antisipasi adalah kunci, kesiapsiagaan harus dibiasakan, dan respons cepat merupakan kewajiban bagi semua pihak.

    Dalam kesempatan tersebut, Sekda Adhy memberikan sejumlah instruksi operasional kepada seluruh perangkat daerah dan pemerintah kabupaten/kota agar langkah kesiapsiagaan berjalan konkret dan terukur.

    Pertama, seluruh kabupaten/kota diminta segera mengaktifkan posko kesiapsiagaan 24 jam serta memastikan sistem pelaporan cepat yang terhubung langsung ke posko provinsi. Kedua, Dinas Pekerjaan Umum diminta melakukan inspeksi drainase, normalisasi sungai, dan pengecekan tanggul-tanggul kritis agar tidak terjadi sumbatan yang memperparah banjir.

    Ketiga, Dinas Sosial dan BPBD diinstruksikan memastikan ketersediaan buffer stock logistik dasar di titik-titik strategis, termasuk di gudang logistik regional. Selain itu, para Sekda Kabupaten/Kota juga diminta memimpin langsung koordinasi kesiapsiagaan di wilayah masing-masing.

    “Pastikan aparatur di semua tingkatan mulai dari desa, kecamatan, hingga kabupaten/kota memahami rencana kontinjensi, memetakan jalur evakuasi, dan menyiapkan titik pengungsian yang layak sesuai protokol kesehatan,” tegasnya.

    Sekda Adhy juga menyoroti pentingnya memastikan sistem peringatan dini (Early Warning System) berfungsi optimal serta dipahami oleh masyarakat. “Masyarakat harus tahu langkah apa yang harus diambil saat alarm berbunyi. Libatkan relawan seperti TAGANA dan DESTANA untuk terus melakukan sosialisasi,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Adhy menekankan pentingnya memperkuat sinergi pentahelix antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat sebagai pendekatan strategis dalam mitigasi dan respons kebencanaan.

    Ia menyebut, berkat kolaborasi tersebut, Indeks Risiko Bencana (IRB) Jawa Timur terus menurun hingga mencapai 95,75 pada tahun 2024 dan masuk kategori sedang. Meski demikian, sebagai provinsi dengan risiko bencana tinggi, Jawa Timur tetap harus unggul dalam perencanaan, cepat merespons, dan tepat dalam mengelola anggaran.

    “Kita harus mampu mengorkestrasi anggaran, sumber daya, dan kebijakan dalam sistem kerja yang solid dan terpadu. Terlebih tahun depan kita menghadapi tantangan berkurangnya dana transfer dari pusat, tentu ini berpengaruh pada alokasi anggaran penanggulangan bencana,” jelasnya.

    Untuk itu, Adhy mendorong penerapan collaborative governance dengan memperkuat perencanaan lintas sektor melalui joint budgeting, berbagi data secara real time, serta memanfaatkan sumber daya bersama melalui resource pooling.

    “Ini bukan tentang siapa yang paling berwenang, tetapi siapa yang paling cepat memberi solusi dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan jiwa,” tegas Adhy.

    Ia pun mengajak seluruh pihak memperkuat koordinasi dan menumbuhkan semangat kebersamaan menghadapi potensi bencana.

    “Mari rapatkan barisan, hilangkan ego sektoral, dan buktikan bahwa Jawa Timur tangguh, sigap, dan resilien menghadapi bencana,” pungkasnya. (tok)

  • Kemenkes RI Ungkap Tren COVID-19 Dirawat di RS, Terbanyak Kasusnya di Usia Ini

    Kemenkes RI Ungkap Tren COVID-19 Dirawat di RS, Terbanyak Kasusnya di Usia Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan tren pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan di ICU cenderung stabil pada tahun 2025. Pada minggu ke-41, terdapat 2 kasus COVID 19 yang dirawat di ICU. Meski begitu, kondisi ini bersifat sementara dan bisa berubah di kemudian hari, sehingga masyarakat tetap perlu waspada.

    Berdasarkan data dari 35 rumah sakit sentinel SARI pada minggu ke-41 tahun 2025, proporsi kasus COVID-19 di rumah sakit sentinel meningkat. Ditemukan juga 2 kasus positif COVID-19 di rumah sakit sentinel pada minggu ini.

    “Kelompok umur balita (0-4 tahun) dan lansia (≥60 tahun) sering ditemukan selama satu bulan terakhir,” ucap Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 pada 18 Oktober 2025 atau Minggu ke 42 yang dipublikasikan oleh Kemenkes, dikutip Rabu (22/10/2025).

    Di sisi lain, berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 12-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

    Adapun varian tengah merebak di Indonesia saat ini adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) di bulan Agustus.

    “Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” kata Kemenkes.

    Sebagai kewaspadaan, Kemenkes mengimbau untuk menerapkan pencegahan untuk menghindari kemungkinan terpapar, seperti berikut:

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risikoBagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN setempat.

    Tonton juga video “Menkes saat Konpers KLB gegara MBG: Teringat Covid Dulu” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Mengenal Varian COVID-19 LF.7 yang Merebak di RI, Ini Gejalanya

    Mengenal Varian COVID-19 LF.7 yang Merebak di RI, Ini Gejalanya

    Jakarta

    Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 pada 18 Oktober 2025 atau Minggu ke 42 yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), mencatat proporsi positif COVID-19 di Indonesia meningkat menjadi 3 persen dari 1 persen di minggu sebelumnya.

    Berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 12-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

    Adapun varian tengah merebak di Indonesia saat ini adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) di bulan Agustus.

    “Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” kata laporan Kemenkes, dikutip Rabu (22/10/2025).

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan LF.7 adalah subvarian Omicron yang awalnya terdeteksi di India, khususnya di Gujarat.

    “Diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Variant Under Monitoring,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (22/10).

    Aji mengatakan, gejala LF. 7 serupa dengan varian COVID-19 lainnya, bahkan mirip seperti flu biasa. Varian ini juga tergolong lebih ringan dibandingkan varian Delta.

    Meski demikian, lanjutnya, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama bagi kelompok rentan, seperti lanjut usia hingga komorbid.

    “Mirip flu biasa tapi perlu waspada untuk kelompok rentan,” ucapnya lagi.

    Adapun gejala COVID-19 di antaranya:

    Demam atau menggigilBatukSesak napas atau kesulitan bernapasSakit tenggorokanHidung tersumbat atau berairKehilangan rasa atau penciuman baruKelelahanNyeri otot atau badanSakit kepalaMual atau muntahDiare

    Tonton juga video “Menkes saat Konpers KLB gegara MBG: Teringat Covid Dulu” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Tren COVID-19 di RI Naik, Ini Varian yang Lagi Merebak

    Tren COVID-19 di RI Naik, Ini Varian yang Lagi Merebak

    Jakarta

    Tren COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini diketahui melalui Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 pada 18 Oktober 2025 atau Minggu ke 42 yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

    Adapun proporsi positif COVID-19 di Indonesia meningkat menjadi 3 persen dari 1 persen di minggu sebelumnya. Berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 12-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

    Secara kumulatif sepanjang tahun 2025 (M1-M42), tercatat 447 kasus positif dari 16.617 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate 2,69 persen. Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.

    “Sementara itu, pada sentinel site hingga minggu ke-25 (M25), tercatat 82 kasus positif dari 2.613 spesimen yang telah diperiksa,” demikian laporan Kemenkes, dikutip Rabu (22/10/2025).

    “Varian dominan di Indonesia adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) di bulan Agustus.”

    Kemenkes mengatakan varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan.

    “Subvarian LF.7.9.1 dan LP.7, secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1 JN.1 masih menjadi Variants of Interest (VoI) sejak ditetapkan pada Desember 2023,” demikian laporan Kemenkes.

    (suc/kna)

  • Kasus ISPA Capai 30 Ribu, Pemkot Medan Minta Warga Waspada

    Kasus ISPA Capai 30 Ribu, Pemkot Medan Minta Warga Waspada

    Liputan6.com, Medan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan mengeluarkan imbauan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang berisi enam poin di mana menindaklanjuti kasus tersebut yang mencapai 30.592 kasus hingga September 2025.

     

    “Diperlukan kewaspadaan dini dari kita semua untuk mengantisipasi peningkatan kasus ISPA,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Iriyan Saputra, Selasa (21/10/2025).

    Dia mengimbau masyarakat untuk kembali meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, antara lain menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit.

    Selain itu, lanjut Iriyan, meminta masyarakat di Kota Medan untk tidak menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih, terutama area mata dan mulut, guna mencegah masuknya bakteri atau virus ke dalam tubuh.

    “Masyarakat juga diimbau berhenti merokok dan menghindari asap rokok, terutama pada ruang tertutup,” kata dia.

     

  • 2
                    
                        Kasus Influenza A Meningkat, Puan: Kalau Tak Ditangani, Bebani Fasilitas Kesehatan
                        Nasional

    2 Kasus Influenza A Meningkat, Puan: Kalau Tak Ditangani, Bebani Fasilitas Kesehatan Nasional

    Kasus Influenza A Meningkat, Puan: Kalau Tak Ditangani, Bebani Fasilitas Kesehatan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti lonjakan kasus Influenza A yang tengah terjadi di Indonesia.
    Menurutnya, jika tidak ditangani, peningkatan kasus ini akan membebani fasilitas kesehatan.
    “Lonjakan kasus Influenza A ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah. Jika tidak ditangani serius, ini bisa membebani fasilitas kesehatan dan mengancam keselamatan masyarakat secara luas,” ujar Puan dalam siaran pers, Sabtu (18/10/2025).
    Puan mengungkapkan, peningkatan kasus bukan hanya menjadi indikator risiko kesehatan yang meningkat, tetapi juga peringatan penting agar pemerintah segera memperkuat sistem kesehatan nasional secara menyeluruh.
    Oleh karenanya, ia menegaskan pemerintah perlu memberikan respons strategis dan terintegrasi.
    “Penguatan sistem kewaspadaan dini di seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit, menjadi keharusan. Kita harus memastikan deteksi dan respons cepat agar penanganan dilakukan secara efektif dan tepat sasaran,” paparnya.
    Selain itu, Puan mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan yang harus terus dijaga.
    Edukasi itu meliputi perilaku hidup bersih dan sehat, memakai masker di tempat ramai, menjaga sirkulasi udara yang baik, serta melakukan vaksinasi influenza bila vaksin sudah tersedia.
    Ia pun meminta pemerintah memastikan ketersediaan obat-obatan dan fasilitas pelayanan kesehatan memadai, terutama di daerah padat penduduk.
    Terlebih, anak kecil dan lansia dilaporkan menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi berat akibat influenza A.
    “Maka sistem kesehatan nasional harus diperkuat agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat saat terinfeksi penyakit,” tegasnya.
    Sebagai informasi, Kemenkes mengingatkan potensi lonjakan kasus influenza A, khususnya subtipe H3N2, yang kini mulai mendominasi di kawasan Asia Tenggara.
    Mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui sistem FluNet, Kemenkes menyatakan sebagian besar kasus influenza di Indonesia terkait dengan varian H3N2.
    Namun, hingga saat ini belum ada rincian spesifik mengenai wilayah di Indonesia yang mencatat jumlah kasus tertinggi.
    Tren peningkatan kasus influenza A juga terlihat di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang didominasi virus influenza tipe A.
    Kasus influenza A, khususnya subtipe H3N2 kini dilaporkan mendominasi di kawasan Asia Tenggara.
    Salah satu lonjakan terbesar terjadi di Thailand, dengan 61 kematian dari 702.308 kasus sejak 1 Januari hingga 8 Oktober 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aktivitas Waskita Karya Infrastruktur di Serang Tak Terkontaminasi Radiasi Cs-137 – Page 3

    Aktivitas Waskita Karya Infrastruktur di Serang Tak Terkontaminasi Radiasi Cs-137 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) menyatakan, hasil pemeriksaan internal terhadap 21 pekerja di Workshop Cikande, Kabupaten Serang, Banten, menunjukkan semuanya dalam kondisi sehat dan bebas dari kontaminasi radiasi Cs-137.

    Berdasarkan keterangan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, tingkat risiko paparan di lokasi workshop relatif kecil, karena tidak bersentuhan langsung dengan sumber radiasi.

    Maka, anak usaha Waskita Karya ini menegaskan, pencemaran radioaktif di Kawasan Industri Modern (KIM) Cikande tidak memengaruhi aktivitas WKI yang berjarak sekitar 1,2 kilometer (km) dari titik paparan.

    Plt Direktur Marketing, Operasi, dan QHSE PT Waskita Karya Infrastruktur Fatkhur Rozaq memastikan, seluruh kegiatan di workshop berjalan normal dengan sistem kerja Work From Office (WFO).

    Ia menjelaskan, WKI mewajibkan setiap pekerja maupun tamu yang memasuki area operasional untuk mematuhi protokol kesehatan secara ketat serta menjaga kondisi tubuh agar selalu prima.

    “Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dilakukan secara berkelanjutan, termasuk pengendalian mobilisasi dan demobilisasi. Lalu bagi pekerja di luar mess namun masih berada di kawasan industri, perusahaan mengimbau supaya menerapkan langkah-langkah preventif yang lebih disiplin di lingkungan masing-masing,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/10/2025).