Topik: produk impor

  • Saham Media, Manufaktur, dan Properti Justru Melejit

    Saham Media, Manufaktur, dan Properti Justru Melejit

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah tekanan besar pada pasar modal domestik yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 9,19% pada awal perdagangan hari ini, Selasa 8 April 2025 masih ada sejumlah saham yang mencatatkan kenaikan signifikan. Kondisi pasar yang memicu penghentian sementara (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) justru tidak menyurutkan laju positif pada sebagian emiten tertentu.

    Menurut data dari RTI, beberapa saham dari sektor media, manufaktur, dan properti justru bergerak naik di tengah gejolak pasar. Kenaikan tertinggi terjadi pada saham PT Shield On Service Tbk (SOSS) yang melonjak hingga 24,73% atau naik 92 poin ke posisi Rp 464 per saham.

    Peringkat kedua top gainers dihuni oleh PT Tunas Alfin Tbk (TALF) yang naik 11,76% ke level Rp 304. Sementara itu, di posisi ketiga terdapat PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) yang mencatat kenaikan 10% menjadi Rp 825 per saham.

    Emiten dari sektor media, PT MDTV Media Technologies Tbk (NETV), juga berhasil mencuri perhatian dengan kenaikan 9,79% ke harga Rp 157. Sedangkan PT Indo Straits Tbk (PTIS) naik 9,26% menjadi Rp 236 per saham, menggenapi lima besar top gainers.

    Saham PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) turut mencatatkan penguatan signifikan dengan naik sebesar 6,61 persen dan ditutup di harga Rp 6.450 per saham. Sementara itu, PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) juga berhasil menguat 5,26 persen ke level Rp 100 per saham.

    Kenaikan serupa terjadi pada saham PT Ifishdeco Tbk (IFSH) yang menguat 4,86 persen dan parkir di harga Rp 755. Kemudian, saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) mencatatkan lonjakan 4,13 persen ke posisi Rp 1.260 per saham. Adapun PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) mengakhiri perdagangan dengan kenaikan 3 persen ke harga Rp 206 per saham.

    Sementara itu, IHSG sendiri dibuka di level 5.914,28 dan langsung merosot 598,56 poin ke posisi 5.912,06 hanya dalam hitungan menit. Penurunan tajam ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% untuk produk impor asal Indonesia.

    Perdagangan pasar tercatat cukup aktif meski diwarnai tekanan. Volume transaksi mencapai 1,59 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,92 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 9 saham yang menguat, sementara 552 saham melemah, dan 65 lainnya stagnan.

    Dalam jangka waktu lebih panjang, kinerja IHSG juga menunjukkan pelemahan. Dalam sepekan terakhir indeks turun 5,53%, sebulan terakhir turun 5,72%, tiga bulan melemah 16,82%, dan sepanjang tahun 2025 telah mencatat koreksi sebesar 16,50%.

    Daftar Lengkap 10 Saham Top Gainers Hari Ini (8 April 2025):

    SOSS – Rp 464 (+24,73%) TALF – Rp 304 (+11,76%) TIFA – Rp 825 (+10,00%) NETV – Rp 157 (+9,79%) PTIS – Rp 236 (+9,26%) TGKA – Rp 6.450 (+6,61%) MGLV – Rp 100 (+5,26%) IFSH – Rp 755 (+4,86%) BALI – Rp 1.260 (+4,13%) BEEF – Rp 206 (+3,00%)

     ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mitigasi Kebijakan Tarif Impor Trump, HKI Minta Pemerintah Dengarkan Kebutuhan Pelaku Industri – Halaman all

    Mitigasi Kebijakan Tarif Impor Trump, HKI Minta Pemerintah Dengarkan Kebutuhan Pelaku Industri – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar menyatakan, dalam upaya memitigasi dampak negatif kebijakan tarif impor baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia perlu duduk bareng dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk para pelaku industri serta anggota HKI yang terdiri dari pengembang dan pengelola kawasan industri. 

    Dari para pelaku usaha ini, akan memberikan masukan kepada pemerintah agar bisa merumuskan kebijakan yang tepat dan dapat menguntungkan semua pihak.

    “Kami dari HKI akan mendukung dan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden, termasuk juga dari kementerian-kementerian terkait . Jadi, kami berharap Pemerintah Indonesia harus lebih jeli dalam memutuskannya, jangan terlalu buru-buru atau gegabah. Ini kan ibaratnya perang, kalau dengan emosi, tidak akan menguntungkan kita,” ujarnya di Jakarta, Minggu (7/4/2025).

    Sanny menyampaikan, pentingnya pemerintah menerima saran dari sisi pelaku usaha, termasuk juga yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), karena dari mereka akan memetakan kebutuhan dari masing-masing sektor industri. 

    “Karena setiap sektor memiliki kekhasan, jadi harus dilihat satu-satu masalahnya dan kebutuhannya, tidak bisa satu kebijakan disamaratakan untuk semua sektor,” tuturnya.

    HKI juga berharap agar komitmen insentif dan kebijakan industri yang saat ini sudah digulirkan oleh pemerintah agar dapat terus dipertahankan dan bahkan lebuh dikembangkan agar iklim investasi semakin tumbuh. 

    “Yang diharapkan oleh para pelaku industri dan juga anggota HKI, salah satunya adalah kepastian hukum, sehingga para investor ini dapat memiliki kepercayaan yang tinggi dalam menjalankan usahanya di Indonesia,” imbuhnya.

    HKI turut mendukung pengoptimalan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dapat tetap dipertahankan karena apabila dilakukan pelonggaran TKDN akan dimanfaatkan oleh produk impor negara lain. 

    “Kita juga harus melihat dampaknya sejauh mana, produk yang kita ekspor ke Amerika, dan juga sebaliknya produk Amerika yang masuk ke Indonesia. Kita tidak bisa memberikan privilege pelonggaran TKDN kepada satu negara saja, tetapi kepada semua negara,” jelas Sanny.

    Lebih lanjut, pemerintah perlu hati-hati terkait relaksasi kebijakan TKDN, karena hal ini memiliki dampak berkurangnya minat investasi pada sektor industri tersebut. “Apabila ini terjadi, tentunya secara tidak langsung akan menyebabkan rendahnya tingkat okupansi kawasan industri kita,” ungkap Sanny.

    Sebab, kawasan industri turut berperan penting dalam memacu perekonomian nasional. Apalagi, saat ini kawasan industri sudah tersebar di 24 provinsi Indonesia dengan jumlah 120 kawasan industri. 

    “Kami mewadahi pengembang dan pengelola kawasan industri, yang ikut mendukung upaya pemerintah untuk menarik investasi di Indonesia. Apalagi sudah ada peraturan, industri harus beroperasi di kawasan industri, kecuali untuk industri kecil dan menengah (IKM),” terangnya.

    Melalui industri beroperasi di kawasan industri, diyakini akan memacu produktivitas dan daya saingnya, karena di kawasan industri telah dilengkapi sarana dan prasarana yang terintegrasi. 

    “Jadi, di kawasan industri itu sudah dilengkapi dengan infrastruktur dan berbagai fasilitas penunjang sehingga industri bisa lebih efisien dan dapat meningkatkan daya saing,” tandasnya.

    Sanny mencontohkan, di kawasan industri sudah jelas tata ruang wilayahnya dan dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (Ipal) yang terpusat. 

    “Jadi, dengan tata ruang yang jelas, pabrik tidak akan mudah dipindah, dan buangan air limbah dari pabrik akan diolah dahulu di Ipal sehingga aman untuk lingkungan sekitar,” jelasnya.

    Bahkan, sejumlah kawasan industri sudah berstatus sebagai objek vital nasional untuk menghindari gangguan keamanan. “Sebab, keamanan ini sangat penting untuk mendukung aktivitas industri. Jika ada pihak-pihak yang mau mengganggu, kita sebagai pengelola akan koordinasi dengan kepolisian,” pungkas Sanny.

  • 60% Ekspor Furnitur RI ke AS, Bagaimana Nasib Industri Jelang Tarif Trump Berlaku?

    60% Ekspor Furnitur RI ke AS, Bagaimana Nasib Industri Jelang Tarif Trump Berlaku?

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) memproyeksi kebijakan tarif impor resiprokal yang akan diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke RI sebesar 32% per 9 April 2025 akan berdampak pada penurunan utilitas industri. 

    Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengatakan, apabila utilitas produksi menurun maka akan memengaruhi penyesuaian atau pengurangan tenaga kerja di sektor padat karya ini. 

    “Saat ini, pasar Amerika Serikat adalah tujuan ekspor utama Indonesia. Dari total nilai ekspor mebel Indonesia sebesar US$2,2 miliar, porsi ekspor ke AS mencapai 60%,” ujar Dedy dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (8/4/2025). 

    Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor furnitur ke AS dalam masa pemulihan pascapandemi. Pada 2021, nilainya telah mencapai US$1,79 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$1,28 miliar. 

    Kemudian, pada 2022, nilai ekspor furnitur ke AS kembali turun tipis ke angka US$1,73 miliar. Tren penurunan kembali terjadi seiring melemahnya permintaan global yang merosot ke US$1,30 miliar pada 2023. 

    Pada 2024, nilai ekspor furnitur lokal ke AS mencapai US$1,43 miliar. Menurut Dedy, kebijakan Trump dipastikan akan berdampak signifikan terhadap kelangsungan industri mebel nasional. 

    “Terlepas pada dampaknya bagi Indonesia, namun kita perlu untuk memahami langkah yang ditempuh oleh Presiden Trump dalam menetapkan kebijakan proteksi untuk melindungi industri dalam negerinya. Untuk itu kita tetap harus bersikap bijak dan tenang dalam menyikapinya,” tuturnya. 

    Kendati demikian, pelaku usaha mulai meningkatkan kewaspadaan terhdap dampak kebijakan AS dengan segera menyusun sejumlah langkah antisipasi.

    Lebih lanjut, Dedy mengatakan bahwa untuk merespon kebijakan tarif AS, pemerintah Indonesia dapat melakukan penyesuaian terhadap sejumlah tarif bagi impor produk dari AS. Namun, dengan tetap mempertimbangkan bahwa dampak yang ditimbulkan harus seminimal mungkin, supaya tidak menggangu hubungan bilateral dengan AS.

    “Untuk mengantisipasi penurunan ekspor di Pasar AS. Pemerintah bisa mengoptimalkan pembukaan akses pada pasar nontradisional yang sudah diinisiasi oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini,” jelasnya. 

    Meskipun, dia menerangkan bahwa pasar tradisional seperti AS dan Uni Eropa masih bisa menjadi tumpuan tujuan ekspor mebel Indonesia. Untuk itu, pemerintah juga perlu memperkuat diplomasi ekonomi untuk menurunkan sejumlah hambatan-hambatan perdagangan untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan ekspor Indonesia.

    Di sisi lain, industri Indonesia juga harus dapat mengoptimalkan serapan pasar dalam negeri. Dalam hal ini, peningkatan belanja pemerintah terhadap produk buatan dalam negeri akan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi. 

    “Untuk itu realokasi anggaran dengan meningkatkan belanja pemerintah perlu didorong untuk menggerakkan industri dalam negeri. Meningkatkan serapan pasar dalam negeri dan melindungi industri dalam negeri dengan penggunaan komponen lokal telah dilakukan melalui implementasi TKDN secara konsisten,” terangnya. 

    Tak hanya itu, dia juga menyoroti pentingnya tata kelola yang efektif untuk mengurangi produk impor murah dan ilegal yang menggangu industri nasional Indonesia.

  • Berapa UMR Cirebon 2025 Lokasi Pabrik Tekstil PT Yihong?

    Berapa UMR Cirebon 2025 Lokasi Pabrik Tekstil PT Yihong?

    PIKIRAN RAKYAT – Kota Cirebon, yang dikenal dengan warisan budaya dan kulinernya yang kaya, kini tengah menghadapi dinamika ekonomi yang kompleks. Di satu sisi, kabar mengenai kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) untuk tahun 2025 membawa angin segar bagi para pekerja.

    Namun, di sisi lain, bayang-bayang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang melanda salah satu pemain utama di sektor industri tekstil, PT Yihong, menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan besar mengenai masa depan lapangan pekerjaan di wilayah ini.

    Artikel ini akan mengupas tuntas penetapan UMK Cirebon 2025, menelusuri lebih dalam kronologi dan dampak PHK di PT Yihong, serta menganalisis implikasi ganda dari dua isu krusial ini terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Cirebon.

    UMK Cirebon 2025

    Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561.7/kep.798-kesra/2024 secara resmi menetapkan Upah Minimum Kota (UMK) Cirebon tahun 2025 sebesar Rp2.697.685,74. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 6,5 persen dibandingkan dengan UMK tahun 2024.

    Kenaikan ini tentu menjadi kabar yang disambut baik oleh mayoritas pekerja di Kota Cirebon, mengingat adanya peningkatan biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari.

    Penetapan UMK ini merupakan hasil dari serangkaian diskusi dan pertimbangan antara pemerintah daerah, perwakilan serikat pekerja, dan asosiasi pengusaha, dengan memperhatikan berbagai faktor seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi regional, serta produktivitas pekerja.

    Kenaikan UMK ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

    Dengan upah yang lebih tinggi, pekerja memiliki kemampuan finansial yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dasar dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.

    Ilustrasi – Ironi Pekerja PT Yihong di Cirebon, Demo Minta Perusahaan Ditutup, Kini Minta Diperkerjakan Kembali.

    Namun, di balik kabar gembira ini, tantangan besar menghadang, terutama bagi sektor industri yang tengah mengalami tekanan, seperti yang terjadi pada PT Yihong.

    Badai PHK di PT Yihong

    Di tengah optimisme terkait kenaikan UMK, Kota Cirebon dikejutkan dengan kabar mengenai PHK massal yang terjadi di PT Yihong, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor industri tekstil dan berlokasi di wilayah tersebut.

    Meskipun detail kronologis lengkap mengenai PHK ini memerlukan investigasi lebih lanjut, indikasi adanya pengurangan tenaga kerja dalam skala besar menimbulkan pertanyaan serius mengenai kondisi industri tekstil di Cirebon dan dampaknya terhadap lapangan pekerjaan.

    Sektor industri tekstil, yang pernah menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, kini menghadapi berbagai tantangan global dan domestik.

    Persaingan yang ketat dari negara-negara lain dengan biaya produksi yang lebih rendah, fluktuasi nilai tukar mata uang, serta perubahan tren pasar menjadi beberapa faktor yang menekan keberlangsungan bisnis di sektor ini.

    Kenaikan UMK, meskipun bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, juga dapat menjadi beban tambahan bagi perusahaan, terutama bagi mereka yang sudah beroperasi dengan margin keuntungan tipis.

    Pemerintah daerah dan pusat perlu bekerja sama untuk mencari solusi jangka panjang bagi industri tekstil dan sektor manufaktur lainnya di Indonesia.

    Hal ini dapat berupa pemberian insentif fiskal, peningkatan daya saing melalui inovasi dan teknologi, serta perlindungan terhadap praktik dumping dan persaingan tidak sehat dari produk impor.

    Selain itu, program pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja juga penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di era global.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pantang Mundur, Trump Tetap Berlakukan Tarif Resiprokal Rabu 9 April

    Pantang Mundur, Trump Tetap Berlakukan Tarif Resiprokal Rabu 9 April

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan tetap memberlakukan kebijakan tarif resiprokal alias tarif timbal balik untuk produk impor dari berbagai negara, tidak terkecuali produk dari Indonesia, mulai 9 April 2025 waktu setempat.

    Melansir CNBC International, Senin (07/04/2025), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan Pemerintahan Trump akan tetap teguh dalam tarif timbal baliknya pada mitra dagang utama AS, bahkan dalam menghadapi aksi jual di pasar saham global.

    Aksi jual di bursa saham AS dan di seluruh dunia kompak terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif baru pada Rabu (02/04/2025) waktu setempat. Selain bea masuk dasar 10% pada semua barang impor, Trump mengumumkan pungutan yang lebih tinggi pada impor dari 57 negara, yang akan diberlakukan mulai 9 April 2025 mendatang.

    “Tarif akan tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif akan datang. Tentu saja mereka (berlaku),” kata Lutnick, dilansir CNBC International, Senin (07/04/2025).

    Dia mengatakan bahwa Gedung Putih tidak mempertimbangkan perpanjangan tenggat waktu awal.

    “Tidak ada penundaan. Mereka pasti akan tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang memiliki surplus perdagangan dan kita memiliki defisit perdagangan,” tambahnya.

    Ditambah, dalam dua sesi perdagangan setelah pengumuman Trump, saham global menghapus nilai pasar sebesar US$7,46 miliar, berdasarkan kapitalisasi pasar Indeks Pasar Luas Global S&P.

    (wia)

  • Tarif Trump Bikin Industri Maritim RI Waswas

    Tarif Trump Bikin Industri Maritim RI Waswas

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang dunia dagang dengan mengumumkan kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff untuk barang-barang impor dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Imbasnya, Indonesia dikenakan tarif sebesar 32% untuk produk ekspor ke Negeri Paman Sam.

    Kebijakan ini mencakup barang-barang seperti elektronik, makanan, pakaian, kendaraan, hingga minuman keras. Namun, sektor-sektor strategis seperti farmasi, semikonduktor, dan mineral penting dikecualikan dari tarif tersebut.

    Tarif Trump ini menggunakan skema bea ad valorem, yaitu tarif bea masuk berdasarkan persentase nilai barang. Secara umum, tarif dasar yang ditetapkan adalah 10%, tetapi dapat disesuaikan tergantung negara mitra. Dalam kasus Indonesia, tarif melesat hingga 32%.

    Menanggapi kebijakan tersebut, Ketua Umum Iperindo (Institusi Perkapalan dan Sarana Lepas Pantai Indonesia), Anita Puji Utami, menyebut tarif tinggi ini berpotensi menekan industri maritim nasional, terutama sektor galangan kapal yang masih sangat bergantung pada bahan baku impor.

    “Industri galangan kapal kita masih perlu dukungan kebijakan impor yang ramah. Kalau bahan bakunya sulit masuk, tentu produksinya akan terganggu,” ujar Anita dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).

    Iperindo juga mewanti-wanti potensi membanjirnya barang-barang dari negara lain ke Indonesia, pasca tertutupnya pasar AS akibat tarif tersebut. Menurut Anita, Indonesia akan jadi target pasar baru karena memiliki populasi besar dan daya beli yang menarik.

    “Karena itu, kami minta pemerintah segera memperkuat perlindungan pasar domestik,” tegasnya.
    Selain itu, Iperindo mendesak agar kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tetap dipertahankan. Menurut mereka, TKDN tidak berkaitan langsung dengan ekspor ke AS, sehingga tetap relevan untuk menjaga kemandirian industri nasional.

    Lebih jauh, Anita juga menyarankan agar pemerintah Indonesia mempertimbangkan kebijakan balasan terhadap AS dengan menaikkan tarif bea masuk produk impor dari AS. Langkah ini diyakini bisa membuat produk AS tidak kompetitif di pasar Indonesia.

    “Kalau perlu, naikkan tarif impor dari AS juga, supaya ada efek jera. Jangan hanya sibuk bahas Non-Tariff Barrier atau Non-Tariff Measure,” pungkasnya.

    (rrd/rir)

  • Indonesia Berencana Tingkatkan Volume Impor dari AS untuk Negosiasi Tarif Impor Trump – Halaman all

    Indonesia Berencana Tingkatkan Volume Impor dari AS untuk Negosiasi Tarif Impor Trump – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) mencatat defisit impor 18 miliar dolar AS dari Indonesia. Artinya nilai impor AS dari Indonesia lebih besar daripada nilai ekspornya.

    Dari defisit ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif impor baru untuk produk yang didatangkan dari Indonesia sebesar 32 persen.

    Dengan penerapan tarif impor yang besar, Indonesia tentu akan mendapatkan dampak dari berbagai sisi. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia akan bernegosiasi dengan AS untuk mendapatkan tarif impor yang ideal.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut saat ini sedang dikaji berbagai komponen yang bisa dibahas dalam proses negosiasi dengan AS terkait tarif impor baru itu.

    Indonesia juga akan mengkaji PPH dan PPN impor untuk produk-produk yang didatangkan langsung dari Amerika Serikat.

    “Sedang dikaji, pertama kita melihat impor. Sebetulnya impor tarif kita terhadap produk yang diimpor dari Amerika relatif rendah 5 persen, bahkan untuk wheat (gandum) maupun soya bean itu sudah nol persen. Kita akan lihat terkait PPH dan PPN impor, kemudian yang lain tentu kita meningkatkan jumlah volume beli sehingga trade deficit yang 18 billion itu bisa dikurangkan,” tutur Airlangga dalam Konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Airlangga, menyatakan Indonesia akan menegosiasikan 10 produk impor teratas dari AS dalam pembahasan tarif impor yang diterapkan Trump.

    “Kita ambil yang top 10 Indonesia impor dan top 10 Indonesia ekspor. Contohnya kalau ekspor Indonesia elektronik dan sepatu. Tetapi kita juga tahu bahwa ada komponen yang Amerika butuhkan tidak diberlakukan tarif, contohnya semikonduktor, kemudian furniture produk daripada kayu, copper and gold itu juga tidak ada,” jelasnya.

  • Hadapi Tarif Impor Trump, Ini Langkah Industri Baja Nasional – Halaman all

    Hadapi Tarif Impor Trump, Ini Langkah Industri Baja Nasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk semua produk impor ke Amerika Serikat serta bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar negara tersebut.

    Vietnam terkena tarif timbal balik resiprokal tertinggi 46%, sementara Indonesia terkena tarif 32%.

    Untuk menghadapi tantangan tersebut, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mengambil langkah strategis.

    Krakatau Steel berupaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat pasar di Asia Tenggara serta Timur Tengah.

    Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyoroti pentingnya pembenahan tata niaga impor baja.

    “Kami menekankan perlunya mengendalikan praktik perdagangan tidak adil seperti dumping dan subsidi, serta mengusulkan peran Krakatau Steel sebagai Pusat Logistik Baja untuk mengoptimalkan ketahanan industri nasional,” jelas Akbar dikutip Senin (7/4/2025).

    Ia menyebut, Indonesia perlu memperkuat industri hilir, memperluas jaringan perdagangan ke wilayah lain, serta meningkatkan efisiensi dan daya saing industri dalam negeri.

    Dengan langkah-langkah ini, Akbar meyakini industri baja Indonesia dapat tetap tangguh menghadapi ketidakpastian perdagangan global di masa depan.

    Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya regulasi yang kondusif untuk mendukung daya saing industri nasional.

    “Regulasi yang kondusif menjadi kunci agar industri baja dan logam tetap bertahan. Kita harus memastikan kebijakan dalam negeri mendukung daya saing industri nasional,” ungkap Agus.

    Tantangan tidak hanya berasal dari kebijakan global, tetapi juga tekanan internal. Meskipun ada ancaman proteksionisme, industri logam Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif.

    Realisasi investasi tahun 2024 mencapai Rp697,5 triliun, tumbuh 23,4% dibandingkan tahun 2023.

    Sektor logam dasar menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi Rp231,1 triliun.

    Subsektor seperti industri logam dasar dan otomotif juga berkontribusi signifikan terhadap investasi asing langsung (PMA).

  • RI Tambah Volume Impor dari AS Imbas Tarif 32%, Ini Komoditasnya

    RI Tambah Volume Impor dari AS Imbas Tarif 32%, Ini Komoditasnya

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia berencana menambah volume impor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul tambahan tarif balasan atau resiprokal 32% dari AS untuk Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu hal yang menjadi alasan AS menaikkan tarif impornya terhadap Indonesia karena AS mengalami defisit perdagangan terhadap Indonesia sebesar US$ 18 miliar.

    Hal ini menjadi salah satu pokok bahasan dalam rapat koordinasi bersama lebih dari 100 asosiasi pengusaha terkait penerapan tarif perdagangan baru AS. Sektor yang paling terdampak dari kebijakan ini adalah makanan dan pakaian jadi yang merupakan andalan ekspor Indonesia.

    “Terkait dengan tarif dan bagaimana kita meningkatkan impor, arahan Bapak Presiden (Prabowo) bagaimana delta daripada impor ekspor kita yang bisa sampai US$ 18 miliar,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025).

    Untuk memenuhi defisit tersebut, Airlangga mengatakan, peningkatan volume impor dari AS akan didorong dengan produk-produk yang sudah biasa diimpor seperti gandum, kapas, hingga minyak dan gas (migas).

    Airlangga menambahkan, pihaknya akan mengambil dari 10 produk impor dan ekspor teratas, seperti elektronik, mebel kayu, sepatu, tembaga, hingga emas dari sisi ekspor, dan impor produk semikonduktor.

    Tawaran untuk meningkatkan volume impor ini akan dimasukan ke dalam proposal yang akan digodok Indonesia untuk AS sebagai bagian dari negosiasi. Indonesia juga akan mengkaji perhitungan lainnya untuk memenuhi angka defisit tersebut, salah satunya melalui kebijakan non tariff measures.

    “Ada beberapa yang sedang dikaji pertama tentu kita melihat impor sebetulnya import tariff kita terhadap produk yang diimpor Amerika relatif rendah, 5% bahkan untuk wheat maupun soya bean itu sudah 0%. Hal lain tentu kita akan lihat terkait PPH dan PPN impor,” ujarnya.

    Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, salah satu fokus pemerintah saat ini dalam mengurangi defisit tersebut melalui peningkatan impor. Meski begitu, ia memastikan langkah ini sudah diantisipasi.

    “Itu pasti kita antisipasi dan ini kan tadi juga diskusi dengan asosiasi-asosiasi kita menerima banyak masukan. Pertama adalah kita melihat juga bagaimana kemampuan dari pelaku usaha kita,” kata Febrio.

    “Kalau kita lihat top 10 dari ekspor kita ke Amerika, nomor satu kan elektronik, nomor dua itu TPT, nomor tiga itu sepatu dan sebagainya. Jadi teman-teman pengusaha juga sudah memiliki cara untuk menavigasi ini. Dan ketika mereka melakukan navigasi itu mereka juga berkonsultasi dengan pemerintah,” sambungnya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza mengatakan, penambahan volume impor RI untuk sejumlah produk akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi industri dalam negeri.

    “Tentu ini menjadi PR buat industri kita. Tapi ini itu sudah dibahas oleh asosiasi dan asosiasi sudah bahas itu,” kata Fasiol.

    Lihat juga Video: Grafik Tarif Terbaru untuk 185 Negara, Indonesia Kena 32%

    (shc/ara)

  • Taiwan Tunduk Patuh ke AS, Dukung Kebijakan Tarif Impor 32 Persen

    Taiwan Tunduk Patuh ke AS, Dukung Kebijakan Tarif Impor 32 Persen

    PIKIRAN RAKYAT – Pemimpin Taiwan Lai Ching-te menyatakan bahwa negaranya akan tunduk pada tarif impor yang ditetapkan Amerika Serikat, Minggu, 6 April 2025. Pekan sebelumnya, Donald Trump mengumumkan tarif impor minimal 10 persen ditambah biaya timbal balik bagi sejumlah negara.

    “Taiwan tidak memiliki rencana untuk mengambil tindakan tarif balasan terhadap tarif timbal balik Amerika Serikat,” ujar Lai. Ia juga menegaskan bahwa investasi perusahaan Taiwan di AS tetap berjalan tanpa perubahan besar.

    Presiden AS Donald Trump.

    Setelah pengumuman tarif tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyarankan negara-negara terdampak agar tidak langsung membalas. Ia meminta agar mereka diam dan mengamati perkembangan situasi terlebih dahulu.

    Scott memperingatkan bahwa akan terjadi peningkatan ketegangan jika negara-negara tersebut membalas. “Karena jika kalian membalas, maka akan terjadi eskalasi,” tegasnya.

    Produk impor Taiwan kini dikenai tarif sebesar 32 persen. Lai Ching-te mengakui bahwa kebijakan ini berpengaruh terhadap perekonomian. Namun, ia mengimbau masyarakat tetap tenang.

    Selain tidak melakukan pembalasan, Lai mengatakan pihaknya akan membentuk tim negosiasi untuk berdiskusi dengan pemerintah Trump. Tujuan pembentukan tim ini adalah untuk mengurangi dampak dari kebijakan perdagangan tersebut.

    Dukungan penuh

    Lai juga menegaskan bahwa pemerintah Taiwan tetap mendukung investasi perusahaan dalam negeri di Amerika Serikat. Fokus utama investasi berada di sektor elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, petrokimia, serta gas alam.

    Sementara itu, China mengambil langkah berbeda dari Taiwan. Pemerintah China secara tegas membalas kebijakan tarif AS.

    Produk dari Amerika Serikat akan dikenai tarif sebesar 34 persen. Sebelumnya, Trump telah memberlakukan tarif sebesar 54 persen terhadap produk China.

    China juga melaporkan kebijakan ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Negeri Tirai Bambu itu menilai langkah Trump bertentangan dengan aturan perdagangan internasional.

    Di sisi lain, pemerintah Indonesia masih menghitung dampak kebijakan tarif impor Amerika. Pemerintah juga tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapinya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News