Topik: Produk Domestik Bruto

  • Ramadan momentum `musim panen` bagi pengusaha UMKM

    Ramadan momentum `musim panen` bagi pengusaha UMKM

    Sekretaris Kementerian (Sesmen) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Arif Rahman Hakim saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi dan Pisah Sambut Ketua dan Sekretaris Forses K/L di Kantor Badan Kepegawaian Negara, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (ANTARA/HO/Kementerian UMKM)

    Sesmen: Ramadan momentum `musim panen` bagi pengusaha UMKM
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Kementerian (Sesmen) UMKM Arif Rahman Hakim mengatakan Ramadan menjadi momentum atau bulan penting bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya mereka yang bergerak di bidang kuliner untuk `memanen` untung.

    “Kita semua tahu, tahun lalu fenomena war takjil yang viral di media sosial membuat pengusaha UMKM di bidang kuliner bisa meningkatkan penghasilan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

    Berdasarkan data dari Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 2020–2023 meningkat menjelang Ramadandan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi inilah yang dimanfaatkan oleh UMKM untuk meraup pendapatan.

    Jika mengutip data tunggal Kementerian UMKM, khusus untuk subsektor kuliner ada sekitar 2,9 juta pengusaha yang terjun ke bidang ini di Indonesia. Data Kementerian Perindustrian pada triwulan III tahun 2024, mencatat industri makanan dan minuman (mamin) bertumbuh sebesar 5,82 persen, di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 4,95 persen.

    Hal ini membuat industri makanan dan minuman tercatat memberikan andil sebesar 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Angka ini sekaligus menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.

    Hasil kajian Dosen Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Zahra Kemala Nindita Murad, menunjukkan bahwa salah satu aspek perputaran uang saat Ramadan bagi UMKM datang dari momen buka puasa karena sering dijadikan ajang pertemuan kerabat, teman, saudara, hingga mitra bisnis.

    Ia berharap, tahun ini para pelaku UMKM bisa kembali memanfaatkan momen bulan puasa sekaligus mengakses kemudahan yang diberikan oleh pemerintah.

    “Kemudahan dan pelindungan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal izin dan legalitas usaha, alokasi khusus pada area publik, pengawasan kualitas hingga dukungan pendanaan,” katanya.

    Dalam hal ini, katanya, pemerintah hadir untuk memastikan pengusaha UMKM dapat berjualan dengan aman dan nyaman, dan juga melakukan pengawasan kualitas makanan dan masakan yang dijual untuk memastikan aman dikonsumsi.

    Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, kata dia, pengusaha kecil dapat lebih mudah berjualan dan meningkatkan penjualan mereka selama bulan Ramadan.

    Sumber : Antara

  • Kasus Sritex Bisa Jadi ‘Bencana’ Padat Karya, Prabowo Turun Tangan

    Kasus Sritex Bisa Jadi ‘Bencana’ Padat Karya, Prabowo Turun Tangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto turun tangan untuk menangani kasus pemutusan hubungan kerja alias PHK massal PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex. Dia memanggil sejumlah menteri ke istana. Salah satu yang tampak adalah Menteri BUMN, Erick Thohir.

    Kehadiran Erick Thohir di rapat tersebut,  memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan BUMN ‘masuk’ dalam skema penyelematan puluhan ribu buruh Sritex. Apalagi, Erick juga ikut dalam konferensi pers pasca rapat yang berlangsung pada, Senin (4/3/2025). 

    Sayangnya, Erick tidak ikut memberikan pernyataan. Dia hanya berdiri di belakang Menteri Sekretariat Negara alias Setneg, Prasetyo Hadi, yang memimpin jalannya konferensi pers tersebut.

    Meski demikian, Prasetyo sempat mengungkapkan saat ini sudah ada investor yang berminat untuk menyewa pabrik ex-Sritex. Harapannya, dalam waktu dekat, para pekerja Sritex yang sebelumnya kena pemutusan hubungan kerja alias PHK secara massal bisa bekerja kembali. Dia juga sempat menyinggung nama BUMN.  

    “Belum tahu kalau investornya dari BUMN, yang pasti teman-teman dari tim kurator menyampaikan bahwa sudah ada investor yang berminat,” kata Prasetyo di Jakarta.

    Sritex telah dinyatakan bangkrut atau dalam status insolvensi pada akhir pekan lalu. Insolvensi adalah kondisi ketika perusahaan sudah tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya secara tepat waktu. Kurator menganggap skema keberlanjutan usaha atau going concern sudah tidak memungkinkan. Sritex tidak mampu membayar utang-utangnya kepada para krediturnya. Lebih dari 10.000 buruh di PHK. Pabrik tutup sejak 1 Maret 2025.

    Istana menggelar konferensi pers terkait kasus Sritex./Akbar Evandio Perbesar

    Dalam catatan Bisnis, total tagihan kreditur yang diberikan kepada tim kurator Sritex mencapai Rp35,7 triliun. Namun demikian, setelah proses verifikasi, jumlah tagihan yang diakui oleh kurator Sritex mencapai Rp29,8 triliun. Sementara yang tidak diakui sebanyak Rp4,3 triliun.

    Adapun dari jumlah Rp29,8 triliun tersebut, mayoritas tagihan berasal dari kreditur konkuren atau yang tidak memiliki hak istimewa dalam pelunasan piutang, senilai Rp28,3 triliun.

    Kemudian kreditur separatis atau yang memiliki hak jaminan kebendaan atas piutangnya senilai Rp919,7 miliar. Sedangkan tagihan kreditur konkuren atau kreditur yang memiliki hak istimewa misalnya pajak dan bea cukai, mencapai Rp619,5 miliar.

    Berdasarkan posisi laporan keuangan kuartal III/2024, SRIL mencatatkan total aset sebesar US$594,01 juta atau susut 8,47% dari posisi total aset yang berakhir 31 Desember 2023.

    SRIL melaporkan total aset lancar sebesar US$167,24 juta dan total aset tidak lancar mencapai US$426,76 juta.

    Di sisi lain, total liabilitas SRIL sampai September 2024 naik ke level US$1,61 miliar, yang berasal dari liabilitas jangka panjang sebesar US$1,48 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$133,84 juta.

    Adapun, SRIL mencatatkan kerugian sebesar US$66,04 juta pada periode 9 bulanan 2024. Posisi rugi itu cenderung berkurang dua kali lipat dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat minus US$155,2 juta.

    Di sisi lain, tim kurator kepailitan PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex menyebutkan bahwa dalam 2 pekan ke depan akan memutuskan investor yang bakal menyewa aset Sritex Group.

    Perwakilan tim kurator Nurma Sadikin menyampaikan, penyewaan alat berat menjadi opsi untuk meningkatkan harta pailit dan menjaga agar nilai aset tidak mengalami penurunan.

    “Dalam 2 minggu ini kurator akan memutuskan siapa investor yang akan menyewa terhadap aset Sritex,” kata Nurma.

    Nurma menyebut, sejauh ini sudah ada sejumlah investor yang telah menghubungi tim kurator. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan investor-investor yang berminat untuk menyewa aset Sritex Group. Dia berharap, opsi ini menjadi peluang untuk menyerap tenaga kerja, utamanya para pekerja Sritex yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

    “Yang mana ini bisa karyawan yang telah ter-PHK dapat kembali di-hire oleh penyewa yang baru,” ujarnya.

    Bencana Industri Padat Karya?

    Kasus Sritex bisa menjadi bencana bagi industri padat karya apanula tidak ditangani dengan baik. Apalagi kasus tersebut telah berimbas kepada lebih dari 10.000 pekerja. Di sisi lain, kejadian tersebut, juga menambah daftar perusahaan yang gulung tikar entah karena bisnis, relokasi industri atau sengketa perdata seperti Sritex.

    Sekadar informasi, selain Sritex, perusahaan-perusahaan lain seperti PT Yahama Indonesia, PT Sanken Indonesia, PT Hung-A, hingga PT Asia Pasific Fiber Tbk (POLY) juga menutup operasional pabriknya dengan alasan tersebut.

    Banyaknya perusahaan yang gulung tikar menjadi alarm dini bagi pemerintah untuk membenahi sektor manufaktur. Manufaktur adalah urat nadi perekonomian. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto alias PDB paling tinggi dibandingkan sektor perekonomian lainnya.

    Sayangnya, data Badan Pusat Statistik alias BPS justru menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur terus melemah dan selalu berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2022, misalnya, pertumbuhan sektor manufaktur masih di angka 4,89%. Namun setelah itu, pada tahun 2023 melambat ke angka 4,64% dan tahun 2024 jatuh ke angka 4,43%.

    Tahun 2022 sengaja dipakai titik poin alias turning point untuk menilai kinerja industri, karena pada waktu itu Indonesia sedang dalam tahap pemulihan pasca pandemi Covid-19. Persoalannya, kendati pada tahun 2022 mampu tumbuh hampir 4,9%, tahun-tahun setelah itu, pertumbuhannya justru melambat.

    Tidak hanya dari sisi pertumbuhan, share manufaktur ke PDB juga berangsur menyusut. Kalau tahun 2022 – 2024 kontribusi manufaktur ke PDB masih stagnan di angka 18%. Memang ada penguatan kinerja dalam kurun waktu tersebut. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2021, misalnya, kontribusi manufaktur ke PDB masih mencapai 19,24%. Tahun 2020, meski pada waktu itu dihantam pandemi, kontribusi manufaktur ke PDB masih bisa mencapai 19,87%.

    Ilustrasi industri manufaktur./IstimewaPerbesar

    Kondisi yang terjadi di Indonesia seperti agak berbanding terbalik dengan Vietnam yang begitu ekspansif. Industri mereka berkontribusi di kisaran 23-24% (data World Bank). Negari Paman Ho itu sedang berada tahap industrialisasi. Aliran investasi ke Vietnam mengucur deras. Apple, misalnya, telah berinvestasi sebanyak Rp256 triliun ke Vietnam. Kontras dengan Indonesia yang hanya di angka Rp2,6 triliun. Itupun masih komitmen. 

    Tak heran, dengan kinerja sektor industri dan manufaktur yang cukup atraktif, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2024 lebih dari 7% year on year. Sesuatu yang masih di dalam angan dan belum pernah dicapai oleh Indonesia sejak era reformasi. 

    Sekadar catatan, kalau mengacu kepada data Bank Dunia, Indonesia memang pernah mencapai pertumbuhan di atas 7%, tetapi itu terjadi pada era Orde Baru. Pada tahun 1968, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan mencapai 10,9%. Tahun 1996 atau setahun tahun sebelum krisis ekonomi dan 2 tahun sebelum reformasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di angka 7,8%. 

    Sementara itu, sejak reformasi bergulir, Indonesia belum pernah mencapai pertumbuhan di level 7%. Paling banter hanya di angka 6,3% pada tahun 2007. Itupun salah satunya karena booming komoditas. Namun setelah itu, ekonomi Indonesia berangsur menyusut, hingga sekarang stagnan di kisaran 5%.

    Adapun pemerintah selama beberapa tahun terakhir cenderung mengarahkan kebijakannya untuk mengakomodasi industri padat modal seperti logam dasar, teknologi, hingga pertambangan. Hal ini terbukti dari data realisasi investasi tahun 2024 yang menunjukkan bahwa kedua sektor itu cukup dominan.

    Industri logam dasar dan barang logam misalnya, realisasi investasinya sebanyak Rp238,4 triliun. Sektor ini menempati peringkat pertama. Sementara itu, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi berada di peringkat kedua dengan total realisasi investasi sebanyak 189,8 triliun. 

    Kedua sektor ini padat modal. Namun tidak cukup signifikan untuk menyerap tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperbarui pada tanggal 5 Februari 2025, mencatat bahwa, proporsi tenaga kerja manufaktur terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jumlahnya hanya di angka 13,83% atau stagnan dibandingkan dengan tahun 2023. Padahal pada tahun 2022 lalu, proporsinya mencapai 14,17%.

    Proporsi pekerja di sektor industri logam dasar hanya 0,16% dari total proporsi pekerja manufaktur yang sebanyak 13,83%. Jika jumlah penduduk yang berkerja sebanyak 144,64 juta, maka orang yang bekerja di sektor manufaktur sekitar 20 juta. Artinya jika proporsi industri logam dasar hanya menyumbang 0,16%, serapan pekerjanya hanya sebanyak 32.000.

    Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan industri makanan minuman alias mamin yang tahun 2024 lalu realisasi investasinya sebanyak Rp117,87 triliun, tetapi memiliki kontribusi ke proporsi pekerjaan hingga 4% atau kalau 800.000 orang. 

    Dengan kondisi tersebut, pemerintah mulai membenahi sektor industri padat karya yang mulai kembang kempis. Apalagi, Presiden Prabowo Subianto memiliki target pertumbuhan ekonomi cukup ambisius di angka 8%. Di sisi lain, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. 

    Pada tahun 2023, total populasi penduduk Indonesia sebanyak 281,3 juta. Jumlah penduduk yang bekerja hanya di angka 144,64 juta. Pada tahun 2030 nanti, populasi penduduk akan mencapai 297 juta dengan 64% di usia produktif.

    Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengemukakan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga telah memberikan arahan khusus terkait isu ini agar dapat disoroti dan dicarikan solusinya dengan segera.

    Meski begitu, saat ditanya mengenai kondisi industri padat karya yang melemah, Yassierli menjelaskan bahwa tidak semua sektor terdampak secara merata. “Ya, tidak semua. Industri tekstil memang agak turun. Tapi kalau industri pakaian jadi malah tumbuh. Ini memang dinamika industri,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Presiden.

  • Indeks Manufaktur Indonesia Belum Kunjung Membaik, Ancaman PHK Sektor Industri Terus Bertambah – Halaman all

    Indeks Manufaktur Indonesia Belum Kunjung Membaik, Ancaman PHK Sektor Industri Terus Bertambah – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia hingga saat ini belum menunjukkan perbaikan. Hal ini berisiko memicu terjadinya lagi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri terutama manufaktur.

    Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, tingginya angka PHK menandakan perekonomian Indonesia kini berada dalam kondisi lampu kuning.

    Maraknya PHK sejak awal 2025 ini menjadi indikator bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

    Gelombang PHK ini bahkan diprediksi akan terus berlanjut di masa mendatang. Dia mengatakan, sektor industri dalam negeri saat ini menghadapi tekanan berat akibat faktor global dan domestik yang kurang menguntungkan.

    Salah satu sektor yang paling terdampak adalah industri tekstil. Permintaan dari dua pasar utama, yakni China dan Amerika Serikat, mengalami penurunan drastis dalam dua tahun terakhir.

    Kondisi ini membuat produksi tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri harus disesuaikan dengan lemahnya permintaan ekspor.

    Industri dalam negeri juga semakin tertekan oleh masuknya produk impor, terutama dari China. 

    Kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 8/2024 yang mempermudah arus barang impor semakin memperburuk situasi. 

    Produk China yang lebih murah lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan produk lokal. Bahkan, dugaan masuknya barang impor secara ilegal semakin menambah tekanan bagi industri domestik.

    Huda memperingatkan bahwa potensi bertambahnya PHK masih sangat terbuka, mengingat indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) masih belum menunjukkan perbaikan.

    Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai tidak berkualitas. Dulu, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen mampu menyerap lebih dari 400 ribu tenaga kerja, tetapi saat ini hanya mampu menyerap sekitar 100 ribu tenaga kerja. 

    Hal ini berisiko memperparah tingkat kemiskinan dan ketimpangan dalam jangka menengah dan panjang.

    Kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga terus menurun. Saat ini, proporsinya hanya sekitar 18%, jauh lebih rendah dibandingkan satu dekade lalu yang sempat menyentuh lebih dari 20%.

    Serbuan barang impor semakin memperlemah industri dalam negeri di tengah permintaan yang belum pulih. 

    Jika kondisi ini berlanjut dalam satu hingga dua tahun ke depan, gelombang PHK diprediksi akan semakin besar, yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi nasional.

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief dalam pernyataanya, Senin (3/2/2025) bilang, Purchasing Managers Index (PMI) sektor Manufaktur Indonesia Januari yang berada di level 51,9 poin atau naik 0,7 poin dari bulan sebelumnya di angka 51,2.

    Menurut dia, fase ekspansif ini merupakan titik tertinggi sejak bulan Mei 2024, dimana geliat industri manufaktur ini ditandai dengan meningkatnya pembelian bahan baku untuk dapat memenuhi lonjakan permintaan pasar pada bulan-bulan berikutnya.

    Laporan Reporter: Arif Ferdianto | Sumber: Kontan

  • Ekonomi Chili Tumbuh Positif, Lampaui Proyeksi Analis Empat Bulan Berturut-turut

    Ekonomi Chili Tumbuh Positif, Lampaui Proyeksi Analis Empat Bulan Berturut-turut

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi Chili tumbuh di atas perkiraan selama empat bulan berturut-turut pada Januari 2025. Kondisi itu menguatkan sikap bank sentral bahwa ada standar yang tinggi untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.

    Dilansir dari Bloomberg, Indeks Imacec per Januari 2025 tercatat meningkat 0,4% dari Desember 2024. Indeks Imacec merupakan proksi untuk produk domestik bruto (PDB) yang mencerminkan ekonomi Chili.

    Berdasarkan analisis para analis yang dihimpun Bloomberg, Indeks Imacec Januari 2025 diperkirakan naik 0,2% dari bulan sebelumnya. Artinya, perekonomian Chili tumbuh di atas ekspektasi.

    Tidak hanya itu, ekonomi Chili juga mencatatkan pertumbuhan keempat berturut-turut. Catatan itu menjadi rentetan pertumbuhan terpanjang sejak 2021.

    Ekonomi Chili mulai membaik setelah goyah pada pertengahan 2024 saat memasuki tahun yang berpuncak pada pemilihan presiden. Pertumbuhan ditopang suku bunga yang lebih rendah dan kenaikan upah riil, keduanya menopang kepercayaan konsumen.

    Sementara aktivitas di mitra dagang utama China menguat, ketegangan perdagangan global masih membayangi sektor pertambangan.

    “Aktivitas Chili meningkat dan permintaan domestik kuat di awal tahun 2025, didukung oleh upah riil yang lebih tinggi. Data Januari menandakan kesenjangan output negatif menyempit lebih cepat daripada yang diantisipasi para pembuat kebijakan. Mereka juga mendukung nada yang kurang dovish dari bank sentral pada pertemuan kebijakan terakhirnya,” ujar Ekonom Amerika Latin di Bloomberg Economics, Felipe Hernandez.

    Felipe juga menjelaskan bahwa pihaknya berharap para pembuat kebijakan akan mempertahankan suku bunga hingga kuartal II/2025.

    Bank Sentral Chili melaporkan bahwa sektor perdagangan melonjak 3,4% pada Januari 2025 karena kenaikan di sektor ritel dan grosir, sementara sektor jasa tumbuh 1% selama periode tersebut. Di sisi lain, sektor pertambangan anjlok 6,1% selama pada awal tahun.

    Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani tindakan eksekutif yang mengarahkan Departemen Perdagangan untuk memeriksa kemungkinan tarif impor pada tembaga. Logam merah tersebut adalah produk ekspor utama Chili, dan AS adalah mitra dagang terbesar kedua negara tersebut.

    PDB Chili diperkirakan tumbuh 2,5% pada 2025 karena pemulihan investasi, menurut laporan keuangan publik terbaru pemerintah yang diterbitkan pada Februari 2025. Bank sentral, yang memperkirakan PDB tumbuh 2,3% tahun lalu, akan menerbitkan data resmi kuartal IV/2024 pada Selasa (18/3/2025).

    Chili akan mengadakan putaran pertama pemilihan presiden pada tanggal 16 November 2025 dan jika diperlukan, putaran kedua akan berlangsung bulan berikutnya.

  • Sritex Bangkrut, Bencana Industri Padat Karya, Bisa Ganjal Ambisi Tumbuh 8%?

    Sritex Bangkrut, Bencana Industri Padat Karya, Bisa Ganjal Ambisi Tumbuh 8%?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex tumbang. Perusahaan resmi dinyatakan berstatus bangkrut atau insolvensi pada Jumat (28/2/2025) lalu. Status itu mengakhiri kiprah emiten tekstil berkode SRIL selama 58 tahun. Sritex kemudian berhenti permanen 1 Maret 2025.

    Terlepas dari drama kepailitan yang berlangsung kurang lebih 5 bulan terakhir, runtuhnya Sritex menjadi alarm dini bagi pemerintah untuk membenahi sektor manufaktur. Manufaktur adalah urat nadi perekonomian. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto alias PDB paling tinggi dibandingkan sektor perekonomian lainnya.

    Sayangnya, data Badan Pusat Statistik alias BPS justru menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur terus melemah dan selalu berada di bawah pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2022, misalnya, pertumbuhan sektor manufaktur masih di angka 4,89%. Namun setelah itu, pada tahun 2023 melambat ke angka 4,64% dan tahun 2024 jatuh ke angka 4,43%.

    Kinerja Manufaktur 2022-2024

    Tahun
    Pertumbuhan
    Kontribusi
    Serapan Pekerja

    2022
    4,89
    18,34
    14,71

    2023
    4,64
    18,67
    13,83

    2024
    4,43
    18,98
    13,83

    Sumber: BPS, dalam persen, data pekerja per Agustus 2022-2023

    Tahun 2022 sengaja dipakai titik poin alias turning point untuk menilai kinerja industri, karena pada waktu itu Indonesia sedang dalam tahap pemulihan pasca pandemi Covid-19. Persoalannya, kendati pada tahun 2022 mampu tumbuh hampir 4,9%, tahun-tahun setelah itu, pertumbuhannya justru melambat.

    Tidak hanya dari sisi pertumbuhan, share manufaktur ke PDB juga berangsur menyusut. Kalau tahun 2022 – 2024 kontribusi manufaktur ke PDB masih stagnan di angka 18%. Memang ada penguatan kinerja dalam kurun waktu tersebut. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2021, misalnya, kontribusi manufaktur ke PDB masih mencapai 19,24%. Tahun 2020, meski pada waktu itu dihantam pandemi, kontribusi manufaktur ke PDB masih bisa mencapai 19,87%.

    Kondisi yang terjadi di Indonesia seperti agak berbanding terbalik dengan Vietnam yang begitu ekspansif. Industri mereka berkontribusi di kisaran 23-24% (data World Bank). Negari Paman Ho itu sedang berada tahap industrialisasi. Aliran investasi ke Vietnam mengucur deras. Apple, misalnya, telah berinvestasi sebanyak Rp256 triliun ke Vietnam. Kontras dengan Indonesia yang hanya di angka Rp2,6 triliun. Itupun masih komitmen. 

    Tak heran, dengan kinerja sektor industri dan manufaktur yang cukup atraktif, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2024 lebih dari 7% year on year. Sesuatu yang masih di dalam angan dan belum pernah dicapai oleh Indonesia sejak era reformasi. 

    Sekadar catatan, kalau mengacu kepada data Bank Dunia, Indonesia memang pernah mencapai pertumbuhan di atas 7%, tetapi itu terjadi pada era Orde Baru. Pada tahun 1968, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan mencapai 10,9%. Tahun 1996 atau setahun tahun sebelum krisis ekonomi dan 2 tahun sebelum reformasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di angka 7,8%. 

    Sementara itu, sejak reformasi bergulir, Indonesia belum pernah mencapai pertumbuhan di level 7%. Paling banter hanya di angka 6,3% pada tahun 2007. Itupun salah satunya karena booming komoditas. Namun setelah itu, ekonomi Indonesia berangsur menyusut, hingga sekarang stagnan di kisaran 5%.

    Pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), sejatinya harapan untuk membenahi struktur produk domestik bruto (PDB) mulai tampak. Konektivitas menjadi salah satu pintu. Sejumlah terobosan pembiayaan dilakukan, salah satunya dengan merasionalisasi subsidi energi. Pemerintah waktu itu, mengalihkannya ke infrastruktur.

    Jalan tol dibangun. Pusat industri juga mulai direvitalisasi. Di Jawa Tengah, tempat yang relatif tertinggal dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur, dibangun tempat-tempat industri. Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal, adalah dua contohnya.

    Selain itu, pada tahun 2019, atau di akhir jabatan periode pertamanya, Jokowi juga menerbitkan Peraturan Presiden No.79/2019 dan Perpres No.80/2019 yang berisi blueprint pengembangan sejumlah kawasan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun beleid itu belum juga berlaku optimal, pandemi Covid-19 menyerang. Proyek banyak yang tertunda.

    Sejak pandemi dan politik akomodasi yang berlangsung selama periode ke 2 Jokowi, progres pengembangan ekonomi di dua wilayah itu hanya terdengar sayup-sayup. Satu lagi, kebijakan politik pemerintah pada waktu itu, mengarah ke program-program populis antara lain, bantuan sosial dan tetek bengeknya meroket cukup signifikan. Nilanya Rp476 triliun.

    Realisasi investasi 2024./BKPMPerbesar

    Selain kebijakan populis, arah industrialisasi pada periode kedua pemerintahan Jokowi adalah hilirisasi atau penghiliran produk tambang dan sektor berkembangnya teknologi dan informasi. Hal ini terbukti dari data realisasi investasi tahun 2024 yang menunjukkan bahwa kedua sektor itu cukup dominan.

    Industri logam dasar dan barang logam misalnya, realisasi investasinya sebanyak Rp238,4 triliun. Sektor ini menempati peringkat pertama. Sementara itu, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi berada di peringkat kedua dengan total realisasi investasi sebanyak 189,8 triliun. 

    Kedua sektor ini padat modal. Namun tidak cukup signifikan untuk menyerap tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperbarui pada tanggal 5 Februari 2025, mencatat bahwa, proporsi tenaga kerja manufaktur terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jumlahnya hanya di angka 13,83% atau stagnan dibandingkan dengan tahun 2023. Padahal pada tahun 2022 lalu, proporsinya mencapai 14,17%.

    Proporsi pekerja di sektor industri logam dasar hanya 0,16% dari total proporsi pekerja manufaktur yang sebanyak 13,83%. Jika jumlah penduduk yang berkerja sebanyak 144,64 juta, maka orang yang bekerja di sektor manufaktur sekitar 20 juta. Artinya jika proporsi industri logam dasar hanya menyumbang 0,16%, serapan pekerjanya hanya sebanyak 32.000.

    Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan industri makanan minuman alias mamin yang tahun 2024 lalu realisasi investasinya sebanyak Rp117,87 triliun, tetapi memiliki kontribusi ke proporsi pekerjaan hingga 4% atau kalau 800.000 orang. 

    Dengan kondisi tersebut, sudah sepatutnya, pemerintah mulai membenahi sektor industri padat karya yang mulai kembang kempis. Apalagi, Presiden Prabowo Subianto memiliki target pertumbuhan ekonomi cukup ambisius di angka 8%. Tanpa pembenahan dari sisi industri manufaktur, target tersebut muskil untuk dicapai. Apalagi, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. 

    Saat ini total populasi penduduk Indonesia sebanyak 281,3 juta. Jumlah penduduk yang bekerja hanya di angka 144,64 juta. Pada tahun 2030 nanti, populasi penduduk akan mencapai 297 dengan 64% di usia produktif.

    Namun demikian, adanya gejala deindustrialisasi dini, banyaknya pabrik yang tutup entah karena pailit maupun relokasi industri, hingga badai pemutusan hubungan kerja massal, menjadi alarm bagi pemerintah. Pengembangan industri padat karya perlu diperhatikan secara serius. Supaya bonus demografi tidak menjadi bencana demografi.

  • Sedasawarsa Rencana Induk Industri: Tak Berdaya di Tengah Badai PHK

    Sedasawarsa Rencana Induk Industri: Tak Berdaya di Tengah Badai PHK

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah merancang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035 yang menjadi kiblat bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam mengembangkan dan membangun industri nasional. 

    Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), RIPIN 2015-2035 diundangkan dan ditandatangani pada 6 Maret 2015 lewat Peraturan Pemerintah No 14.2015 tentang RIPIN 2015-2035. 

    Sedawarsa berlalu, jika dilihat dari sasaran indikator pembangunan industri pada tahun ini, nyaris sebagian besar gagal terwujud sesuai target. Indikator pembangunan industri lainnya seperti pertumbuhan sektor industri nonmigas jauh di bawah target RIPIN 2015. 

    Adapun, kala itu pemerintah membidik kinerja industri tumbuh 9,1% pada 2025. Sementara itu, pada tahun lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri hanya tumbuh di angka 4,75% [year-on-year]. 

    Di sisi lain, kontribusi industri nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga ditargetkan tumbuh ke angka 27,4% yoy. Namun, faktanya hingga saat ini baru mencapai 18,98% yoy. Capaian tersebut bahkan jauh lebih rendah dari dua dasawarsa lampau di level 28%. 

    Lebih lanjut, jumlah tenaga kerja di sektor industri dalam RIPIN 2015 dicanangkan dapat mencapai 21,7 juta pada tahun ini. Namun, rata-rata kontribusi jumlah tenaga kerja manufaktur masih dikisaran 20 juta – 21 juta orang dalam 5 tahun terakhir. 

    Bahkan, pertumbuhan proporsi tenaga kerja sektor industri manufaktur stagnan cenderung susut. Pada 2019, industri pengolahan nonmigas menyumbang 14,91% terhadap total angkatan kerja di Indonesia yaitu mencapai 136 juta orang (Februari 2019).  

    Sementara, kontribusinya mengalami penurunan hingga ke titik stagnan dalam dua tahun terakhir 2023-2024 di angka 13,83% dari total angkatan kerja di kisaran 147 juta – 152 juta orang.

    Badai PHK

    Penurunan kinerja industri makin tak terelakkan dengan berbagai kabar penutupan pabrik yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sektor industri, mulai tekstil, alas kaki, hingga peralatan listrik. 

    Melihat kondisi tersebut, Dosen Universitas Paramadina Muhammad Ikhsan mengatakan terdapat sinyal deindustrialisasi dini yang tampak dari sejumlah variabel industri tersebut. 

    “Kontribusi [industri] terhadap PDB kita pernah sampai 32% paling tinggi setelah krisis tahun 2000-an, tapi sekarang angkanya di 18% jadi cenderung turun kalau kita bandingkan dengan negara yang lain seperti China, Thailand atau lainnya. Kita mungkin sedikit lebih baik dari Filipina,” jelasnya beberapa waktu lalu. 

    Kendati demikian, jika melihat dari segi kinerja investasi dan ekspor industri pengolahan nonmigas, kondisinya relatif menggembirakan. Sepanjang 2024, ekspor manufaktur naik 5,33% dengan total nilai US$196,54 miliar dibandingkan tahun lalu. 

    Capaian ekspor tahun lalu itu berkontribusi 74,25% dari total nilai ekspor nasional yang mencapai US$264,70 miliar. Industri manufaktur juga memberikan andil terhadap capaian surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$31,04 miliar pada 2024. 

    Bahkan dari sisi realisasi investasi sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp721,3 triliun atau berkontribusi 42,1% terhadap total realisasi investasi nasional sebesar Rp1.714,2 triliun. 

  • Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Indonesia memeringati lima tahun sejak kasus pertama  virus Covid-19 terdeteksi di Tanah Air, yaitu tepatnya pada 2 Maret 2025. 

    Kejadian tersebut menjadi titik balik yang mengubah banyak aspek kehidupan di Indonesia, mulai dari sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

    Pada 2 Maret 2020, Indonesia mengonfirmasi dua kasus pertama Covid-19, yakni dua warga negara Indonesia yang terpapar virus SARS-CoV-2 setelah kontak dengan warga negara Jepang. Kasus pertama ini menandai awal dari perjalanan panjang pandemi di Indonesia.

    Setelah penemuan dua kasus pertama, kasus Covid-19 mulai meningkat pesat. Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan berbagai langkah pembatasan sosial, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, termasuk Jakarta, yang menjadi pusat penyebaran awal. 

    Pada akhir Juni 2020, jumlah kasus secara keseluruhan terdapat 56.385 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kala itu, kasus sembuh secara total mencapai 24.806 kasus dan untuk kasus meninggal dunia mencapai 2.876 orang serta secara total terdapat 803.898 spesimen terkait virus corona yang sudah diuji di Indonesia.

    Pada Juli 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus terbesar yang disebut dengan Gelombang Kedua yang berhubungan erat dengan varian Delta yang lebih menular.

    Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan, 37.284 terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (31/7/2021). Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terhitung sejak Maret 2020 menjadi 3.409.658 orang.

    Pasien sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 mencapai 2.770.092 orang. Sementara, kasus kematian di Tanah Air jumlahnya menjadi 94.119 orang.

    Pada periode ini, kapasitas rumah sakit penuh dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat untuk membatasi mobilitas warga. Program vaksinasi nasional juga dimulai pada Januari 2021, meskipun distribusi vaksin masih terhambat pada tahap awal. 

    Pandemi Covid telah menyebabkan lonjakan angka kematian dan peningkatan jumlah kasus sakit. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2022, setelah program vaksinasi berjalan dengan lebih lancar, angka kasus Covid-19 mulai menurun. Kasus terkonfirmasi mencapai 5,5 juta, dengan tingkat kematian tercatat sekitar 150.000.

    Lalu, pada 202 Pandemi Covid-19 makin terkendali berkat vaksinasi yang masif dan protokol kesehatan yang diperketat. Jumlah kasus menurun, tetapi angka kematian total mencatatkan lebih dari 160.000 orang. 

    Sejak 2019, angka kematian akibat Covid-19 terus mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid-19.Virus tersebut memberikan dampak yang signifikan di berbagai aspek terutama kesehatan, hingga menyebabkan kematian. Kasus konfirmasi positif hingga kematian yang disebabkan paparan Covid-19 cukup tinggi baik di dunia dan Indonesia.

    erdasarkan hasil data Satgas Covid-19 Kementerian Kesehatan hingga 2022 menunjukkan jumlah kematian akibat Covid-19 dari tahun 2019 hingga 2022, yaitu 155.000 kematian atau sebesar 2,6% dari kasus konfirmasi. 

    Memasuki 2024, Indonesia memasuki fase pemulihan, dengan angka kasus yang sangat rendah. Namun, Covid-19 tetap menjadi ancaman dengan beberapa lonjakan kasus sporadis. Meski begitu, tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai lebih dari 95%, berkat pengobatan yang lebih efektif, serta vaksinasi yang makin luas.

    Perbesar

    Dampak Ekonomi

    Pandemi Covid-19 juga membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Banyak sektor ekonomi, terutama pariwisata, transportasi, dan UMKM, mengalami penurunan signifikan.

    Misalnya, pada 2020, Indonesia mencatatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar -2,07%, yang merupakan resesi pertama dalam dua dekade terakhir 

    Meskipun sempat mencatat pertumbuhan negatif saat diterpa badai pandemi Covid-19 pada 2020, tetapi perekonomian nasional terus menunjukan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat.  

    Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh makin kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan, yakni mencapai 3,70% pada 2021.

    Tahun 2022, secara full year, pertumbuhan ekonomi Indonesiajuga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31% (ctc). Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2% (ctc), dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi. Adapun, pada 2023 perekonomian Indonesia juga masih berada di level 5% yaitu 5,05%.

    Pemerintah Indonesia mengimplementasikan berbagai kebijakan stimulus ekonomi, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi listrik, dan dukungan untuk UMKM. Selain itu, program vaksinasi yang massif juga mempercepat pemulihan sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi 

    Saat ini, setelah lima tahun berlalu, Indonesia telah melalui banyak tantangan dan mengalami proses pemulihan. Namun, Covid-19 masih tetap menjadi ancaman yang memerlukan kewaspadaan. Pandemi ini mengajarkan pentingnya ketahanan sistem kesehatan, pentingnya solidaritas sosial, serta perlunya transformasi digital dalam menghadapi krisis.

    Baiknya, peringatan lima tahun ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi pandemi global yang mungkin akan datang di masa depan.

  • Peluncuran Bank Emas Bisa Tingkatkan PDB Rp245 T, Harapan Daulat Finansial Indonesia  – Halaman all

    Peluncuran Bank Emas Bisa Tingkatkan PDB Rp245 T, Harapan Daulat Finansial Indonesia  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bank Emas diresmikan Presiden Prabowo Subianto di Gedung The Gade Tower, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025) lalu.

    Bank Emas diharapkan Prabowo dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp245 triliun.

    Selain itu, Bank Emas berpeluang pula akan membuka 1,8 juta lapangan kerja baru.

    Prabowo juga mengungkapkan layanan Bank Emas akan membantu menghemat devisa negara lantaran pengolahan bijih emas akan dilakukan dari hulu hingga hilir di Indonesia.

    Dia mengatakan adanya Bank Emas menjadi sejarah karena baru pertama kali diluncurkan selama 80 tahun Indonesia merdeka.

    “Hari ini menjelang 80 tahun kita merdeka, dengan bangga pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia yang punya cadangan emas keenam terbesar di dunia, untuk pertama akali memiliki Bank Emas, saya mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang bekerja keras untuk mencapai hari ini,” ungkap Prabowo.

    “Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini pada hari Rabu 26 Februari 2025, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia dengan ini meresmikan layanan bank emas pegadaian dan bank syariah Indonesia,” ujarnya.

    Tanggapan Pengamat

    Ekonom dari Bina Nusantara University (Binus), Moch Doddy Ariefianto, menilai Indonesia berpeluang besar mengoptimalkan ekosistem emas dengan cadangan emas melimpah yang dimiliki.

    Ia menilai meskipun transaksi emas telah meluas, peran intermediasi emas secara wholesale masih sangat terbatas, dan Bank Syariah Indonesia dapat memainkan peran besar dalam sektor ini.

    “Emas sering digunakan sebagai instrumen lindung nilai, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.”

    “Dengan adanya bank emas, BSI dapat memobilisasi emas yang dimiliki masyarakat sehingga memberikan nilai tambah yang lebih besar,” ungkapnya dalam keterangan, Jumat (28/2/2025).

    Sementara itu, Direktur Hubungan Investor PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), Thendra Chrisnanda, menegaskan Indonesia memiliki potensi besar dalam bisnis emas.

    Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara produsen emas terbesar di dunia. 

    Tetapi, Indonesia masih berada di rantai nilai bawah, dengan ekspor emas dore sekitar USD5 miliar dan impor emas batangan sekitar USD2 miliar per tahun.

    Menurut Thendra, dengan adanya bank emas, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi tersebut dan berperan lebih besar dalam ekosistem bisnis emas global. 

    Menurutnya, peluang utama bisnis emas terletak pada tingginya permintaan emas batangan fisik serta kenaikan harga emas di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. 

    “Di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas tetap menjadi safe haven yang diminati banyak pihak,” pungkasnya.

    Tanggapan OJK

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pembentukan bank emas penting dalam pengembangan ekosistem emas nasional.

    “OJK berharap pemberian izin kegiatan usaha bullion bagi PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia dapat menjadi titik awal bagi pengembangan ekosistem bullion yang terintegrasi di Indonesia,” ujar Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi dalam keterangan resminya, Rabu (26/2/2025) dikutip dari Kontan.

    Terlebih, Ismail melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pemanfaatan komoditas emas. 

    Ia mencontohkan pada tahun 2023, Indonesia berada di posisi ke-8 sebagai negara penghasil emas terbesar dengan produksi tahunan mencapai 160 ton dan berada di peringkat ke-6 sebagai negara dengan cadangan emas terbesar.

    Menurutnya, dengan jumlah cadangan yang besar dan produksi emas yang solid, Indonesia memiliki potensi besar untuk lebih mengoptimalkan monetisasi emas untuk mendorong perekonomian nasional yaitu melalui pembentukan kegiatan usaha bullion. 

    Lebih lanjut, ia bilang kegiatan usaha bullion menjadi bentuk diversifikasi produk jasa keuangan yang memanfaatkan monetisasi emas sebagai sumber pendanaan dalam rangka mendukung kebutuhan pembiayaan pada rantai pasok emas di dalam negeri, mulai dari sektor pertambangan, pemurnian, manufaktur, hingga penjualan emas ke konsumen ritel. 

    “Langkah ini tidak hanya memperluas pilihan investasi, tetapi juga akan semakin memperdalam pasar keuangan di Indonesia melalui monetisasi emas yang disalurkan kepada Lembaga Jasa Keuangan (LJK),” tambahnya.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Yohanes Liestyo P) (Kontan.co.id)

  • Keir Starmer dan Trump Bertemu di Gedung Putih, Inggris Ingin Tiru AS Pangkas Bantuan Luar Negeri – Halaman all

    Keir Starmer dan Trump Bertemu di Gedung Putih, Inggris Ingin Tiru AS Pangkas Bantuan Luar Negeri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Kamis (27/2/2025), Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat (AS).

    Di Amerika, Starmer bertemu dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih.

    Pertemuan ini merupakan salah satu upaya Inggris mempererat hubungan bilateral dengan AS.

    Dalam pertemuan tersebut, Starmer dan Trump membahas jaminan keamanan untuk Ukraina.

    Selain membahas isu-isu internasional, pertemuan ini juga mencakup pemberian surat undangan resmi dari Raja Charles kepada Trump untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris.

    Undangan tersebut disambut dengan baik oleh Presiden Amerika, dikutip dari CNN.

    Kunjungan Starmer berlangsung di tengah kebijakan baru terkait pengeluaran negara Inggris.

    Inggris memutuskan untuk mengikuti langkah Amerika Serikat melakukan efisiensi anggaran luar negerinya.

    Pada Selasa (25/2/2025), Starmer mengatakan London akan menaikkan anggaran pertahanan militer dari semula 2,3 persen produk domestik bruto (PDB) menjadi 2,5 persen pada 2027 dan 2,6 persen pada tahun berikutnya.

    “Keputusan ini bukanlah yang paling menyenangkan, namun ini adalah keputusan yang harus diambil untuk fokus pada keamanan nasional dan memastikan Inggris tetap aman dalam menghadapi ancaman global,” kata Starmer.

    Langkah pemotongan anggaran bantuan luar negeri ini mendapat tanggapan dari berbagai organisasi kemanusiaan.

    Salah satunya adalah Save The Children UK yang menyatakan kekhawatirannya bahwa keputusan ini akan berisiko membahayakan anak-anak di seluruh dunia.

    Meskipun demikian, Starmer menegaskan keputusan ini diambil demi menjaga keamanan Inggris di tengah ancaman global yang semakin meningkat.

    Poin Pertemuan Trump dan Starmer

    Trump dan Starmer juga membahas sejumlah isu penting yang mempengaruhi hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Inggris.

    Dikutip dari Al Jazeera, berikut adalah ringkasan dari lima poin krusial yang dibahas:

    1. Undangan dari Raja Charles III

    Keir Starmer membawa undangan resmi dari Raja Charles III kepada Trump untuk mengunjungi Inggris.

    Trump menerima undangan tersebut, meskipun umumnya presiden AS tidak melakukan dua kunjungan kenegaraan ke Inggris dalam satu masa jabatan.

    Starmer menekankan bahwa meskipun mereka berasal dari latar belakang politik yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan dalam memahami pentingnya kemenangan dalam politik.

    “Bukan rahasia lagi bahwa kami berasal dari tradisi politik yang berbeda. Namun, ada banyak kesamaan di antara kami,” ujar Starmer.

    2. Penolakan terhadap Kritik Perdagangan

    Trump mengkritik hubungan perdagangan antara AS dan Inggris yang dianggapnya tidak adil.

    Namun, Starmer membela hubungan tersebut dengan pernyataan, “Hubungan dagang kita tidak hanya kuat, tetapi juga adil, berimbang, dan saling menguntungkan.”

    Starmer juga menanggapi kritik Wakil Presiden AS JD Vance terkait kebebasan berbicara di Inggris, menegaskan Inggris memiliki sejarah panjang dalam menjunjung tinggi kebebasan berbicara.

    3. Komitmen pada NATO

    Trump menegaskan dukungannya terhadap Pasal 5 NATO, meskipun ia menyatakan tidak melihat alasan untuk penerapannya saat ini.

    4. Negosiasi Perdamaian di Ukraina

    Trump mengejutkan banyak pihak dengan menyalahkan Ukraina atas konflik yang terjadi dan mengusulkan negosiasi langsung dengan Rusia.

    Starmer, meskipun memuji upaya perdamaian Trump, memperingatkan bahwa “tidak mungkin perdamaian yang memberi penghargaan kepada agresor.”

    Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas kesepakatan yang memberikan akses AS ke mineral langka Ukraina, tetapi jaminan keamanan yang akan diberikan AS kepada Ukraina masih belum jelas.

    5. Konflik Israel-Palestina dan Solusi Dua Negara

    Dalam pertemuan ini, Trump menghindari pernyataan kontroversial terkait Gaza dan lebih memilih untuk berbicara secara umum mengenai upaya mencari solusi di Timur Tengah.

    Pertemuan ini berlangsung hanya 24 jam sebelum Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melakukan perjalanan ke Washington untuk menandatangani perjanjian mineral penting.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Pemerintah-Aprindo gelar program diskon dorong konsumsi saat Ramadhan

    Pemerintah-Aprindo gelar program diskon dorong konsumsi saat Ramadhan

    Friday Mubarak yang diselenggarakan Aprindo kali ini berlangsung sampai 30 Maret 2025 dengan target penjualan Rp75 triliun

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah bersama pelaku usaha menggelar program diskon belanja nasional guna mendorong konsumsi masyarakat di bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

    Salah satunya, Program Friday Mubarak yang menjadi inisiatif Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk mendorong konsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan tahun ini.

    “Friday Mubarak yang diselenggarakan Aprindo kali ini berlangsung sampai 30 Maret 2025 dengan target penjualan Rp75 triliun. Di mana, setiap hari Jumat akan lebih banyak promosi dan diskonnya,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara peluncuran Friday Mubarak di Jakarta, Jumat.

    Sepanjang 2024, Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen (ctc). Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi 54,04 persen dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun 2024.

    Hal ini menunjukkan konsumsi rumah tangga menjadi motor penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat.

    Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 yang berada pada level optimis sebesar 127,2.

    Untuk menjaga momentum positif ini, pemerintah mendorong konsumsi masyarakat selama libur Ramadhan dan Lebaran hingga perayaan Nyepi dengan juga memberikan berbagai kemudahan.

    Stimulus yang diberikan antara lain berupa diskon harga tiket pesawat lebih dari 10 persen (selama dua minggu untuk penerbangan domestik), diskon tarif tol sebesar 20 persen, program pariwisata mudik Lebaran, program mudik gratis bersama 74 BUMN kolaborator, tiket gratis angkutan laut Lebaran 2025, dan Operasi Pasar (OP) untuk menjaga stabilitas bahan pokok.

    Sementara itu, mengingat di tahun ini jarak waktu antara Natal dan Tahun Baru dan Lebaran lebih dekat, maka Menko Airlangga mengarahkan agar ada tambahan satu musim (season) lagi untuk penyelenggaraan program belanja nasional, misalnya pada masa back to school nanti.

    “Saya titip di antaranya nanti setelah bulan April sampai Desember harus ada satu season lagi agar bisa mendongkrak sales. Tadi dengan Badan Pangan kita sudah cek dengan beberapa daerah relatif kondisi suplai pangan aman, dan mereka membuat rata-rata diskon dari 30 persen sampai 50 persen. Hal itu tentu akan sangat membantu masyarakat,” tutur Airlangga.

    Pada kesempatan yang sama, juga diadakan temu wicara secara daring (online) antara Airlangga dengan para pengusaha ritel atau swalayan yang berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, seperti dari Sumatra Utara, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Maluku Utara.

    Menko juga mengecek ketersediaan stok bahan pangan dan kestabilan harga menjelang Ramadhan di masing-masing daerah tersebut.

    Selain Program Friday Mubarak yang diselenggarakan Aprindo, rencananya turut akan diadakan program BINA Lebaran oleh HIPPINDO, Pasar Kreatif Ramadhan oleh Pemprov DKI Jakarta, Bazar Ramadhan serta Ramadhan Sale yang akan diselenggarakan Indonesian E-commerce Association (IdEA).

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025