Topik: Produk Domestik Bruto

  • PM Prancis Ancam Anggota Parlemen-Pejabat yang Cari Untung!

    PM Prancis Ancam Anggota Parlemen-Pejabat yang Cari Untung!

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Prancis Francois Bayrou melontarkan peringatan keras kepada para anggota parlemen dan pejabat yang mengambil keuntungan dengan tidak semestinya. Dia mengancam akan membeberkan nama-nama mereka, seraya memperingatkan bahwa publik menganggap semua politisi “mencari untung”.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (23/8/2025), Bayrou mengatakan kecurigaan tersebut telah diungkapkan secara luas ketika ia mengajukan permohonan untuk pemangkasan anggaran besar-besaran.

    PM Prancis itu telah menghadapi perlawanan keras dari kubu oposisi atas program pemangkasan defisit sebesar 43,8 miliar euro (sekitar Rp757 triliun). Tujuannya adalah menurunkan defisit anggaran yang tahun lalu mencapai 5,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), hampir dua kali lipat batas maksimum yang ditetapkan Uni Eropa sebesar 3%.

    Rencana pemangkasan anggaran itu mencakup penghapusan dua hari libur nasional untuk meningkatkan produktivitas, pemangkasan jumlah pegawai sektor publik, serta pembekuan pembayaran kesejahteraan dan pensiun yang biasanya disesuaikan dengan inflasi.

    Bayrou telah merilis serangkaian video di media sosial untuk mendukung kampanye reformasi anggarannya. Dalam video terbaru yang dirilis pada hari Jumat (22/8) waktu setempat, ia menyampaikan hasil dari program pemangkasan anggarannya.

    “Banyak orang percaya bahwa pemerintah harus menyentuh hak-hak istimewa — dalam tanda kutip — para pemimpin politik, anggota parlemen, atau anggota pemerintah,” kata Bayrou.

    “Saya menanggapi hal ini dengan sangat serius karena ini berarti ada kecurigaan. Banyak orang Prancis mulai percaya bahwa para politisi hanya mengantongi keuntungan pribadi … bahwa itu adalah pemborosan uang publik,” katanya.

    “Kita perlu mengklarifikasi semua ini. Adakah situasi di mana anggota parlemen atau pemimpin politik Prancis menerima tunjangan yang tidak semestinya, berlebihan, atau tidak dapat diterima?” tanyanya.

    Sebelumnya, tokoh sayap kanan National Rally, Marine Le Pen, telah dinyatakan bersalah atas penggelapan dana Uni Eropa untuk partainya. Sementara sejumlah politisi Prancis lainnya juga tercatat dalam kasus-kasus serupa yang cukup terkenal.

    Sebelumnya, dalam video yang diunggah ke YouTube baru-baru ini, Bayrou mengatakan bahwa total utang Prancis saat ini telah mencapai 3,4 triliun euro atau sekitar Rp58.820 triliun. Jika tidak ada tindakan tegas, ia memperkirakan pembayaran bunga utang bisa mencapai 100 miliar euro (Rp1.730 triliun) per tahun pada 2029.

    “Utang kita sudah mencapai angka yang nyaris tak terbayangkan. Ini adalah bahaya mematikan,” tegas Bayrou, seperti dikutip RT. “Kita harus bertindak sekarang, atau menghadapi krisis fiskal yang jauh lebih besar nanti,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: PM Prancis Terancam Digulingkan oleh Parlemen Lewat Mosi Tidak Percaya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (ita/ita)

  • RI Diramal Surplus Beras 13,78 Juta Ton

    RI Diramal Surplus Beras 13,78 Juta Ton

    Jakarta

    Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksikan ketersediaan beras RI dalam periode Januari sampai September 2025 akan tembus 36,98 juta ton. Diperkirakan produksi beras selama periode tersebut surplus 13,78 juta.

    Plt Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Nurul Qomariyah mengatakan, pada periode Januari sampai September 2025 diproyeksikan kebutuhan beras dalam negeri hanya mencapai 23,2 juta ton, sehingga ketersediaan beras masih surplus.

    “Potensi ketersediaan beras sejak Januari sd September 2025 diperkirakan bisa mencapai 36,98 juta ton dan kebutuhan kita saat ini 23,2 juta ton. Dengan demikian ada surplus beras mulai Januari sd September nanti tahun ini yang diprediksi mencapai 13,78 juta ton,” kata Nurul dalam acara Pesta Rakyat 2025 sesi Bincang Karya Bertajuk ‘Agroindustri 4.0: Teknologi Tani untuk Kemandirian Bangsa’ di Smesco Convention Hall, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

    Hal ini didukung oleh proyeksi Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA), yang menyebut bahwa produksi beras RI pada musim tanam 2024-2025 akan mencapai 34,6 juta ton. Nurul mengatakan, angka ini menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.

    Selain itu, Food and Agriculture Organization (FAO) juga memproyeksikan produksi beras Indonesia bisa tembus sampai 35,6 juta ton pada tahun 2025. Dengan peningkatan produksi ini, menurutnya, fokus pemerintah saat ini adalah memperkuat cadangan beras.

    Penguatan cadangan beras dilakukan melalui penyerapan gabah setara beras oleh Perum Bulog. Nurul mengatakan, saat ini serapan Perum Bulog sudah mencapai 2,85 juta ton.

    “Secara kumulatif stok beras nasional saat ini mencapai 3,9 juta ton dan sebelumnya 4,21 juta ton. Ini prestasi tertinggi sejak 57 tahun terakhir dan sepenuhnya ini berasal dari produksi dalam negeri, tanpa adanya impor,” ujar Nurul.

    Nurul menambahkan, hasil dari peningkatan ini pun terlihat nyata di lapangan. Nilai tukar petani (NTP) terus mengalami peningkatan dan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian terhadap PDB nasional pada triwulan I 2025 secara tahunan (year-on-year/YoY) mencapai 10,52%.

    “Sumbangan PDB sektor pertanian terhadap PDB nasional pada triwulan I 2025 secara YoY ialah 10,52% dan ini pun prestasi tertinggi sepanjang sejarah,” kata dia.

    (acd/acd)

  • Terletak di Khatulistiwa, Modal Besar RI Kembangkan Ekonomi Antariksa

    Terletak di Khatulistiwa, Modal Besar RI Kembangkan Ekonomi Antariksa

    Jakarta

    Indonesia memiliki modal strategis untuk mengembangkan ekonomi antariksa. Letak geografisnya yang berada di garis khatulistiwa, membuatnya ideal untuk peluncuran roket dan satelit.

    Hal ini disampaikan anggota Dewan Penasihat Asosiasi Antariksa Indonesia (ARIKSA) Sofyan Djalil, saat berbicara di acara diskusi panel bertajuk ‘Antariksa: Urgensi dan Relevansi untuk Indonesia’, di The Residence Onfive, Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    “Dunia kita berada di ambang revolusi, ekonomi antariksa bukan lagi sekadar impian,melainkan sumber pendapatan baru yang sangat signifikan,” kata Sofyan.

    Mengutip laporan McKinsey & Company tahun 2024, Sofyan membeberkan bahwa ekonomi antariksa global diperkirakan akan mencapai USD 1,8 triliun pada 2035. Ekonomi sektor ini juga akan tumbuh sebesar 9% per tahun, jauh di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global.

    “Angka ini bukan sekedar statistik, melainkan cerminan potensi besar yang akan berdampak luas pada berbagai industri dari pertahanan, komunikasi digital, hingga agriculture. Ini adalah peluang emas bagi Indonesia yang harus kita realisasikan atau kita akan tertinggal,” bebernya.

    Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Antariksa Indonesia (ARIKSA) Sofyan Djalil Foto: Rachmatunnisa/detikINET

    Lebih dari sekedar keuntungan finansial, lanjut Sofyan, sektor antariksa memegang nilai strategis yang eksklusif. Menurutnya, sektor ini adalah kunci untuk ketahanan pangan, keamanan wilayah, mitigasi bencana alam, pemantuan perubahan iklim, dan lain-lain.

    “Tanpa akses ke antariksa, kita akan tergantung pada bangsa lain dalam aspek-aspek strategis yang seharusnya menjadi hak kedaulatan kita,” tegasnya.

    Keunggulan Alamiah Indonesia

    Indonesia memiliki berbagai keunggulan alamiah yang dapat menjadi modal strategis untuk mendorong kemandirian dan daya saing Indonesia di sektor antariksa global.

    Menurut Journal of Law, Policy and Globalization tahun 2023, posisi Indonesia yang berada di khatulistiwa, tepatnya di 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan, menjadikan negara kita sebagai lokasi ideal untuk peluncuran roket dan membawa misi satelit ke orbit.

    “Indonesia memiliki keunggulan alamiah yang tak ternilai. Keunggulan ini memungkinkan efisiensi bahan bakar dan muatan roket yang lebih tinggi,” kata Sofyan.

    Foto: Rachmatunnisa/detikINET

    Selain itu, jumlah peluncuran luar angkasa meningkat drastis secara global. Menurut United Nations Office for Outer Space Affairs, pada 2024 saja, terdapat 2.664 objek yang dihuni di luar angkasa. Melihat peningkatan tersebut, Sofyan dan rekan-rekannya di ARIKSA yang baru dibentuk pada Januari 2025, bertekad bahwa Indonesia harus kebagian porsi ‘kue’ di sektor antariksa.

    “Tidak terbantahkan lagi bahwa Indonesia berpotensi menjadi pusat peluncuran regional dan global karena posisi kita tadi. Namun potensi ini hanya akan bisa terwujud dengan dukungan penuh dalam pembangunan spaceport atau bandar antariksa beserta ekosistemnya,” ujarnya.

    Menteri Komunikasi dan Informatika RI ke-2 ini menjelaskan, ARIKSA hadir untuk mewujudkan hal itu. Disebutkannya, ARIKSA dibentuk untuk mengadvokasi pentingnya akses antariksa kepada semua stakeholder, terutama regulator, serta memunculkan kesadaran public akan pentingnya sektor ini.

    “ARIKSA memiliki tiga tujuan utama, mendukung pengembangan teknologi dan perkembangan industri ini, membantu pemerintah merumuskan kebijakan yang tepat, dan yang terpenting adalah mengembangkan sumber daya manusia Indonesia agar siap bersaing di kancah global di era yang unggul di bidang keantariksaan,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • IHSG ditutup melemah di tengah `wait and see` pidato Ketua The Fed

    IHSG ditutup melemah di tengah `wait and see` pidato Ketua The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup melemah di tengah `wait and see` pidato Ketua The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 21 Agustus 2025 – 18:46 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap pidato Ketua The Fed Jerome Powell.

    IHSG ditutup melemah 53,10 poin atau 0,67 persen ke posisi 7.890,72. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,03 poin atau 0,25 persen ke posisi 828,98.

    “Aksi profit taking terhadap beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar membebani IHSG,” sebut Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Dari mancanegara, pelaku pasar global menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole di Amerika Serikat (AS) pada Jumat (22/8).

    Dari dalam negeri, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia mencapai 3 miliar dolar AS pada kuartal II-2025, dari sebelumnya defisit 228 juta dolar AS pada kuartal I-2025, namun relatif sama dibandingkan dengan kuartal IV-2024.

    Data itu menandai defisit neraca transaksi berjalan selama sembilan kuartal berturut-turut dan merupakan defisit terbesar sejak kuartal II-2024, atau setara dengan 0,8 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Bank Indonesia (BI) menargetkan defisit transaksi berjalan sekitar 0,5-1,3 persen PDB pada 2025.

    Kemudian, pelaku pasar akan mencermati data jumlah uang beredar M2 di Indonesia periode Juli 2025, yang diperkirakan meningkat 6,7 persen (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan Juni 2025 yang sebesar 6,5 persen (yoy).

    Akselerasi jumlah uang beredar M2 menandakan aktivitas ekonomi dan likuiditas mulai meningkat, disinyalir salah satunya berkat pemangkasan BI Rate serta adanya bantuan sosial dari pemerintah.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat yaitu sektor industri naik sebesar 1,38 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer dan sektor teknologi yang naik masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,32 persen.

    Sedangkan enam sektor terkoreksi yaitu sektor energi turun paling dalam sebesar 2,16 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 1,28 persen dan 0,62 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ACST, PRIM, ACRO, DFAM, dan DATA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni DSSA, PACK, SAPX, BEER, dan PBSA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.129.608 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 37,80 miliar lembar saham senilai Rp17,00 triliun. Sebanyak 366 saham naik, 283 saham menurun, dan 158 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 248,55 poin atau 0,58 persen ke 42.640,00, indeks Hang Seng melemah 61,33 poin atau 0,24 persen ke 25.101,94, indeks Shanghai naik 4,89 poin atau 0,13 persen ke 3.771,10, dan indeks Strait Times menguat 11,36 poin atau 0,27 persen ke 4.230,90.

    Sumber : Antara

  • Proyeksi BI: Defisit Transaksi Berjalan 0,5% – 1% PDB Tahun Ini

    Proyeksi BI: Defisit Transaksi Berjalan 0,5% – 1% PDB Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2025 akan tetap sehat dengan perkiraan defisit transaksi berjalan berada di kisaran 0,5% sampai dengan 1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

    Untuk diketahui, defisit transit atau transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal II/2025 melebar ke US$3,0 miliar atau 0,8% terhadap PDB. 

    Sebelumnya, CAD pada kuartal I/2025 tercatat sebesar US$0,2 miliar atau 0,1% dari PDB. Pada saat itu, CAD mengalami tren penyusutan sejak kuartal IV/2024 sebesar US$1 miliar dari sebelumnya kuartal III/2024 US$2 miliar. 

    Meski demikian, BI menyatakan bakal tetap mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI. Bank sentral juga akan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah serta otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. 

    “Kinerja NPI 2025 diprakirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial serta defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan melalui siaran pers, Kamis (21/8/2025). 

    Proyeksi NPI 2025 itu ditopang oleh kinerja surplus transaksi modal dan finansial, berkat aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik.

    Sebelumnya, pada kuartal II/2025, defisit transaksi berjalan atau CAD tercatat melebar ke US$3,0 miliar dari defisit kuartal I/2025 yakni US$0,2 miliar.

    Secara terperinci, neraca perdagangan nonmigas tetap membukukan surplus yakni US$14,8 miliar, meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yakni US$17,7 miliar. 

    Surplus itu sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas. 

    Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menyusut ke US$4,2 miliar pada kuartal II/2025, sejalan dengan harga minyak global yang lebih rendah. Pada kuartal I/2025, defisit neraca perdagangan migas tercatat sebesar US$4,7 miliar. 

    Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat pada kuartal II/2025 menjadi US$9,8 miliar dari sebelumnya pada kuartal I/2025 sebesar 9,3 miliar. Kenaikan defisit itu seiring dengan kenaikan pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan. 

    Adapun neraca pendapatan sekunder mencatatkan surplus US$1,7 miliar pada kuartal II/2025, atau lebih tinggi dari kuartal I/2025 sebesar US$1,6 miliar.

    “Surplus neraca pendapatan sekunder meningkat dipengaruhi kenaikan hibah dan remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri,” tulis Junanto. 

    BI turut mencatat bahwa kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. 

    Investasi langsung membukukan peningkatan surplus pada kuartal II/2025 yakni arus masuk neto sebesar US$2,6 miliar, atau naik tipis dari US$2,5 miliar pada kuartal I/2025. BI memandang hal itu sebagai cerminan dari terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik. 

    Sementara itu, investasi portofolio mencatat defisit hingga US$8 miliar pada kuartal II/2025 atau berbalik arah dari surplus pada kuartal I/2025 US$1,5 miliar. 

    “Terutama didorong oleh aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang domestik. Sementara itu, investasi lainnya mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2025 mencatat defisit sebesar 5,2 miliar dolar AS,” terang Junanto. 

    Dengan perkembangan tersebut, BI mencatat NPI pada kuartal II/2025 sebesar US$6,7 miliar, dengan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 tetap tinggi sebesar US$152,6 miliar. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

    “Posisi cadangan devisa tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” terang Junanto.

  • Manufaktur Harus Tumbuh di Atas 5% Demi Kejar Ekonomi RI 5,4% di 2026

    Manufaktur Harus Tumbuh di Atas 5% Demi Kejar Ekonomi RI 5,4% di 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai pertumbuhan kinerja industri pengolahan atau manufaktur harus didorong naik ke atas 5% jika Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,4% pada 2026. 

    Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) David Leonardi mengatakan, dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun depan, maka industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesti tumbuh 6%-7%. 

    “Saat ini, kontribusi industri TPT terhadap PDB [produk domestik bruto] nasional tercatat di kisaran 1,02%. Dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun depan, sektor ini perlu tumbuh minimal 6–7% agar kontribusinya signifikan,” kata David kepada Bisnis, Kamis (21/8/2025). 

    Menurut David, jika industri TPT hanya mampu tumbuh di bawah 5% maka dampak terhadap laju ekonomi nasional tidak akan signifikan. 

    Adapun, pada kuartal II/2025, industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh 4,35% (year-on-year/yoy) atau turun dari sebelumnya kuartal sebelumnya 4,64% yoy. 

    “Namun, jika mampu didorong, industri TPT bukan hanya akan memperkuat ekspor nonmigas, tetapi juga menjadi penopang daya serap tenaga kerja yang saat ini mencapai sekitar 3 juta orang,” tuturnya. 

    Senada, Wakil Ketua Umum Kadin Perindustrian Saleh Husin mengatakan, kontribusi manufaktur terhadap PDB saat ini masih stagnan di kisaran 18%-19%. 

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi industri pengolahan terhadap PDB mencapai 18,67% yoy pada kuartal II/2025. 

    Namun, angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya yakni 19,25% yoy. Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal II/2024 yang mencapai 18,52% yoy, kontribusi periode kuartal kedua tahun ini masih lebih tinggi. 

    “Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 5,4%, maka manufaktur perlu tumbuh di kisaran 4,8%–5,5%,” jelasnya. 

    Menurut Saleh, angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan tren 5 tahun terakhir yang cenderung stagnan di bawah 4,5%. Artinya, dibutuhkan akselerasi signifikan melalui perbaikan iklim usaha, dorongan investasi, serta peningkatan ekspor produk bernilai tambah.

    Lebih lanjut, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menilai industri manufaktur sebagai tulang punggung pertumbuhan dan sektor padat karya sebagai fungsi pemerataannya harus tumbuh lebih tinggi dibandingkan laju ekonomi nasional.

    “Kalau target pertumbuhan ekonomi 5,4% sektor manufaktur harus 8,7%. Maka ini akan menjadi kontributor terhadap PDB-nya di atas 25%,” pungkasnya. 

  • Manufaktur Harus Tumbuh di Atas 5% Demi Kejar Ekonomi RI 5,4% di 2026

    Manufaktur Harus Tumbuh di Atas 5% Demi Kejar Ekonomi RI 5,4% di 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai pertumbuhan kinerja industri pengolahan atau manufaktur harus didorong naik ke atas 5% jika Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,4% pada 2026. 

    Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) David Leonardi mengatakan, dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun depan, maka industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesti tumbuh 6%-7%. 

    “Saat ini, kontribusi industri TPT terhadap PDB [produk domestik bruto] nasional tercatat di kisaran 1,02%. Dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun depan, sektor ini perlu tumbuh minimal 6–7% agar kontribusinya signifikan,” kata David kepada Bisnis, Kamis (21/8/2025). 

    Menurut David, jika industri TPT hanya mampu tumbuh di bawah 5% maka dampak terhadap laju ekonomi nasional tidak akan signifikan. 

    Adapun, pada kuartal II/2025, industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh 4,35% (year-on-year/yoy) atau turun dari sebelumnya kuartal sebelumnya 4,64% yoy. 

    “Namun, jika mampu didorong, industri TPT bukan hanya akan memperkuat ekspor nonmigas, tetapi juga menjadi penopang daya serap tenaga kerja yang saat ini mencapai sekitar 3 juta orang,” tuturnya. 

    Senada, Wakil Ketua Umum Kadin Perindustrian Saleh Husin mengatakan, kontribusi manufaktur terhadap PDB saat ini masih stagnan di kisaran 18%-19%. 

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi industri pengolahan terhadap PDB mencapai 18,67% yoy pada kuartal II/2025. 

    Namun, angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya yakni 19,25% yoy. Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal II/2024 yang mencapai 18,52% yoy, kontribusi periode kuartal kedua tahun ini masih lebih tinggi. 

    “Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 5,4%, maka manufaktur perlu tumbuh di kisaran 4,8%–5,5%,” jelasnya. 

    Menurut Saleh, angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan tren 5 tahun terakhir yang cenderung stagnan di bawah 4,5%. Artinya, dibutuhkan akselerasi signifikan melalui perbaikan iklim usaha, dorongan investasi, serta peningkatan ekspor produk bernilai tambah.

    Lebih lanjut, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menilai industri manufaktur sebagai tulang punggung pertumbuhan dan sektor padat karya sebagai fungsi pemerataannya harus tumbuh lebih tinggi dibandingkan laju ekonomi nasional.

    “Kalau target pertumbuhan ekonomi 5,4% sektor manufaktur harus 8,7%. Maka ini akan menjadi kontributor terhadap PDB-nya di atas 25%,” pungkasnya. 

  • Rupiah Tertekan 21 Agustus 2025, Bisa Tembus 16.350 per Dolar AS – Page 3

    Rupiah Tertekan 21 Agustus 2025, Bisa Tembus 16.350 per Dolar AS – Page 3

    Data terbaru disebut kian memperkuat kekhawatiran terhadap inflasi, sekaligus mempertanyakan ketahanan pasar tenaga kerja AS, sehingga investor masih ragu terkait arah kebijakan The Fed ke depan.

    Selain itu, tekanan politik tetap berlanjut yang dilakukan Trump dengan mendesak Gubernur Fed Lisa Cook untuk mengundurkan diri terkait dugaan penipuan hipotek, sekaligus terus mendorong penurunan suku bunga.

    “Dengan masa jabatan Powell berakhir pada Mei 2026, Trump tengah mempertimbangkan calon pengganti, sementara Menteri Keuangan Scott Bessent baru-baru ini mendukung pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 bps pada September 2025,” kata Josua.

    Di ranah domestik, sentimen berasal dari keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 5 persen untuk mendukung pertemuan ekonomi.

    “Hari ini, BI akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk posisi kuartal II 2025, di mana kami memperkirakan defisit transaksi berjalan tetap terkendali di sekitar 1 persen dari PDB (produk domestik bruto), meskipun melebar dibandingkan posisi kuartal I 2025,” ucap dia.

  • Presiden Prabowo pimpin ratas bahas perkembangan investasi, ekonomi

    Presiden Prabowo pimpin ratas bahas perkembangan investasi, ekonomi

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto kembali memimpin rapat terbatas di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu malam, membahas situasi ekonomi terkini dan perkembangan investasi nasional.

    Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, yang mengikuti pertemuan tersebut, saat dihubungi di Jakarta, Rabu, menjelaskan rapat terbatas dengan para menteri itu merupakan yang terakhir dari rangkaian tiga rapat yang dipimpin oleh Presiden Prabowo sejak Rabu siang sampai dengan malam hari.

    “Terakhir, rapat bersama para menteri, (rapat) terbatas yang membahas mengenai perkembangan ekonomi dan investasi nasional,” kata Seskab Teddy.

    Dalam rapat terakhir di Hambalang hari ini, Seskab Teddy menyebutkan, jajaran menteri yang hadir, memberikan laporan dan mendengarkan arahan-arahan Presiden, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

    Percepatan investasi merupakan salah satu sasaran prioritas Presiden Prabowo sebagaimana disampaikan dalam pidatonya mengenai RUU APBN 2026 beserta Nota Keuangannya pada 15 Agustus 2025. Dalam pidatonya itu, Presiden Prabowo optimistis Danantara, yang menjadi sovereign wealth-nya Indonesia dapat menjadi katalisator.

    “Kita percepat investasi dan perdagangan global. APBN sebagai katalis, peran Danantara Indonesia dan swasta harus semakin diperkuat sebagai motor penggerak ekonomi,” kata Presiden Prabowo.

    “Melalui Danantara Indonesia kita perkuat investasi produktif, dan mewujudkan Indonesia lebih kuat dalam rantai pasok dunia. Profesionalisme, kompetensi, dan integritas akan menjadi pijakan, didukung tata kelola, transparan, dan akuntabel,” kata Presiden Prabowo menambahkan.

    Presiden kemudian melanjutkan bahwa pemerintah juga akan mempercepat berbagai proyek hilirisasi.

    “Inilah momentum bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi global. Berbagai proyek hilirisasi dengan nilai investasi sekitar 38 miliar dolar (AS) akan kita percepat. Proyek ini mencakup berbagai sektor, termasuk pertambangan mineral, hilirisasi batubara, pertanian, perikanan, serta energi baru dan terbarukan,” sambung Presiden dalam pidato yang sama.

    Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan Indonesia membutuhkan total investasi sebesar Rp7,45 kuadriliun agar perekonomian nasional dapat mencapai pertumbuhan 5,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun 2026.

    “Untuk mencapai 5,4 persen pertumbuhan kita di tahun 2026 dibutuhkan Rp7.450 triliun dari total investment (investasi) di dalam GDP (Gross Domestic Product/Produk Domestik Bruto/PDB) kita,” ujar Sri Mulyani saat Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta, minggu lalu.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Primayanti
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Insentif Pajak Manufaktur Naik tapi Tak Mampu Dongkrak Kinerja, Ada Apa?

    Insentif Pajak Manufaktur Naik tapi Tak Mampu Dongkrak Kinerja, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali menaikkan belanja perpajakan untuk sektor industri pengolahan menjadi Rp141,7 triliun pada 2026 atau naik dari proyeksi tahun ini yang mencapai Rp137,2 triliun. 

    Kenaikan belanja pajak sektor industri pengolahan telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, insentif pajak yang diberikan pemerintah ke sektor manufaktur mencapai Rp72,3 triliun. 

    Stimulus yang diberikan meningkat pada 2022 menjadi Rp82,2 triliun, kemudian naik menjadi Rp88,8 triliun pada 2023 dan mencapai Rp98,9 triliun pada 2024. 

    Meski terus meningkat, kinerja industri pengolahan dari segi laju pertumbuhan industri dan kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) masih stagnan. 

    Dari segi kinerja pertumbuhan, industri pengolahan nonmigas tumbuh pesat ke angka 5,60%% yoy pada kuartal II/2025 atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya 4,31% yoy.

    Capaian pertumbuhan periode baru ini juga naik dibanding periode yang sama tahun lalu 4,63% yoy dan 4,67% pada kuartal II/2023. Angkanya nyaris sama dengan kinerja tahun kuartal II/2022 yakni 5,47% yoy. Meskipun stagnan sedekade terakhir atau pada periode yang sama 2015 lalu sebesar 5,22% yoy.

    Tak hanya itu, laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan sektor industri pengolahan masih memberikan sumbangsih terhadap PDB mencapai 18,67% (year-on-year/yoy).

    Jika dilihat secara tahunan, capaian kuartal kedua tahun ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya, yakni 18,52% yoy pada kuartal II/2024 dan 18,25% pada kuartal II/2023. Angka tersebut terus tumbuh sejak terperosok ke level 17,84% yoy pada 2022.

    Sayangnya, kontribusi manufaktur periode baru ini masih cenderung stagnan, bergeming jika dibandingkan sedekade lalu atau kuartal II/2015 yang mampu tembus ke angka 20,91% yoy.

    Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Ariyo Irhamna mengatakan, industri dalam negeri sudah mendapatkan banyak insentif perpajakan, tetapi kemajuannya tidak sepesat Vietnam, Thailand dan Malaysia. 

    “Kenapa tidak optimal insentif-insentif pajak tersebut karena insentif itu seperti icing on the cake atau hanya pemanis saja, jadi hal-hal lain yang lebih fundamental tidak dibenahi maka industri tidak akan bisa optimal,” kata Ariyo kepada Bisnis, Rabu (20/8/2025). 

    Menurut dia, insentif fiskal yang diberikan pemerintah harus sejalan dengan perbaikan polemik fundamental seperti kepastian hukum untuk industri, persaingan usaha, dan penguatan inovasi dan teknologi pelaku industri. 

    “Jadi belanja perpajakan harus dievaluasi terkait efektivitasnya, sebab ini salah satu sumber kebocoran APBN, insentif-insentif yang tidak optimal,” jelasnya. 

    Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, turunnya kontribusi sektor manufaktur perlu menjadi perhatian karena sektor ini memiliki daya ungkit atau multiplier effect yang besar terhadap PDB, lapangan kerja, dan ekspor. 

    “Dengan kebijakan yang pro-manufaktur dan responsif terhadap kebutuhan industri, kontribusi sektor industri terhadap PDB berpeluang tumbuh kembali di atas 19% dalam beberapa kuartal ke depan,” kata Saleh, dihubungi terpisah.