Topik: polio

  • Pendidikan di Pakistan Dapat Sorotan, Menutup Kesenjangan Infrastruktur dan Sumber Daya – Halaman all

    Pendidikan di Pakistan Dapat Sorotan, Menutup Kesenjangan Infrastruktur dan Sumber Daya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekolah-sekolah di Pakistan kekurangan infrastruktur dan fasilitas dasar. 

    Hal tersebut berdampak terhadap kualitas pendidikan hingga meningkatkan angka putus sekolah. 

    Dikutip dari Islam Khabar, Sabtu (22/2/2025), sekitar 26 juta anak Pakistan masih belum mendapatkan pendidikan dasar formal pada 2024.

    Bahkan, sekitar 80 persen anak-anak putus sekolah, tidak melanjutkan sekolah karena orang tua mengkhawatirkan rendahnya kualitas pendidikan di sekolah negeri Pakistan. 

    Fakta itu dikutip dari Laporan Indeks Kinerja Pendidikan Distrik terbaru dari Komisi Perencanaan.

    Pakar pendidikan Pakistan Nazeer Ahmed Arijo menyinggung pernyataan politikus di sana, yang menurutnya adalah bualan. Terutama, terkait reformasi revolusioner di sektor pendidikan. Dia mengatakan putranya menolak pergi ke sekolah karena panas terik dan kurangnya listrik. 

    “Seluruh bangunan sistem pendidikan negeri kita berdiri di atas fondasi yang rapuh, infrastruktur yang rusak, buku teks yang sudah ketinggalan zaman, dan kurikulum yang gagal mempersiapkan siswa menghadapi dunia modern,” kata Arijo.

    Sekitar setengah dari sekolah negeri di Pakistan tidak memiliki fasilitas toilet dasar. Termasuk ruang kelas yang layak, ungkap Laporan Statistik Pendidikan Pakistan. 

    Hal ini menunjukkan betapa situasi di daerah-daerah terpencil dan terlantar sangat memprihatinkan. Sekitar 77 persen sekolah dasar di provinsi Balochistan tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.

    Sementara itu, di Kashmir yang dikelola Pakistan, jumlah tersebut mencapai 69 persen. Bahkan toilet hilang di 77 persen dan 58 persen sekolah dasar di Balochistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Menurut Laporan Statistik Pendidikan Pakistan terbaru, angka putus sekolah adalah 38 persen. Kurangnya infrastruktur yang memadai menjadi penyebab utama tingginya angka putus sekolah. Hal tersebut, disebabkan kesalahan tata kelola dan kelalaian birokrasi.

    “Meskipun pentingnya pendidikan tidak dapat disepelekan, bukankah pemerintah melakukan pelanggaran konstitusi jika banyak anak-anak di negara ini putus sekolah?” kata Direktur Regional Institut Diplomasi dan Hak Asasi Manusia AS yang berbasis di Washington DC, Muhammad Asad.

    Gaji Guru Tak Layak

    Guru di Pakistan disebutkan terpaksa melakukan kegiatan non-inti seperti pendaftaran pemilih dan vaksinasi polio.

    Sementara banyak guru terlibat dalam membina hubungan politik.

    Hal ini telah menyebabkan keruntuhan pendidikan, kata analis ekonomi Gulab Umid. 

    “Alih-alih membina generasi muda, banyak guru yang berfokus pada mempertahankan kesetiaan politik untuk mengamankan posisi mereka. Hal ini berkontribusi pada penurunan cepat standar akademik di seluruh negeri,” katanya.

    Indikator utama pendidikan di Pakistan buruk meskipun terdapat banyak inisiatif kebijakan, hal ini disebabkan oleh implementasi kebijakan yang tidak konsisten, ketidakstabilan politik, inefisiensi birokrasi, dan kurangnya akuntabilitas, kata peneliti dan analis kebijakan Amal Kamal. 

    “Sistem pendidikan Pakistan menghadapi banyak sekali tantangan, dengan kelemahan struktural dan kebijakan yang menghambat kemampuannya untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi bangsa. Selain itu, pendidikan di negara kita mengalami kekurangan dana yang kronis, sehingga menyebabkan kekurangan sumber daya dan kesulitan memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah,” katanya.

    Anggaran Pendidikan Tak Mengalir

    Banyak sekolah di Pakistan, khususnya yang berada di daerah pedesaan tidak memiliki peralatan dasar dan bahkan listrik.

    Provinsi Khyber Pakhtunkhwa tidak mengeluarkan satu sen pun meskipun ada alokasi anggaran. 

    “Kami membutuhkan 30 kipas langit-langit lagi tetapi tidak punya uang untuk membelinya. Sekolah kami terletak di daerah kanton. Jika kondisinya sangat memprihatinkan, Anda bisa membayangkan hal-hal yang terjadi di sekolah-sekolah negeri yang beroperasi di daerah-daerah terpencil di provinsi ini,” kata seorang guru dari Khyber Pakhtunkhwa.

    Rusaknya infrastruktur sekolah negeri menghalangi siswa untuk bersekolah dan kuliah, kata Mushtaq Chhapra, salah satu pendiri The Citizen Foundation (TCF), jaringan sekolah amal terbesar di Pakistan. 

    “Sekolah-sekolah pemerintah ditutup. Mereka berada dalam kondisi terpuruk. Guru tidak pergi ke sekolah. Tidak ada toilet, tidak ada perabotan, dan bahkan tidak ada buku. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab, itulah inti masalah dalam sistem kami,” katanya.

    Umid mengatakan korupsi yang merajalela dan salah urus yang dilakukan oleh penguasa telah menyebabkan jutaan anak tidak memiliki pendidikan dasar, sehingga membuat mereka tidak siap menghadapi tantangan modern. 

    “Penyebab utama kejatuhan ini adalah pengabaian pemerintah terhadap pendidikan. Kesengsaraan ekonomi, kesenjangan sosial, dan ketidakstabilan politik di Pakistan semuanya terkait dengan rendahnya pendidikan penduduk. Masa depan Pakistan tergantung pada keseimbangan,” katanya.

    SUMBER

  • Bill Gates Kasih Peringatan Petaka, Dunia Makin Suram

    Bill Gates Kasih Peringatan Petaka, Dunia Makin Suram

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bill Gates memberikan warning kepada generasi muda bahwa ada banyak tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan.

    Ia mengatakan jika saat ini dirinya berada di usia muda, akan ada banyak hal yang lebih menakutkan dari hanya sekadar bom atom.

    Gates, pendiri Microsoft dan Gates Foundation, berbagi perspektifnya tentang risiko yang terus berkembang di tengah masyarakat sekarang.

    “Hari ini saya pikir kita akan menambahkan (kekhawatiran) soal perubahan iklim, bioterorisme/pandemi, dan menjaga kendali atas AI dalam beberapa bentuk,” ujar Gates dalam sebuah wawancara, dikutip dari Business Insider, Rabu (19/2/2025).

    “Jadi, Anda tahu, sekarang kita memiliki empat catatan kaki,” imbuhnya.

    Gates juga menggambarkan polarisasi sosial sebagai sebuah masalah, dan menambahkan generasi muda sekarang seharusnya “takut” akan hal-hal tersebut.

    Ini bukan pertama kalinya Gates mengidentifikasi masalah-masalah di era modern. Dalam sebuah posting blog di 2023, Gates mengatakan bahwa seiring bertambahnya jumlah keluarganya, bertambah pula keinginannya untuk memperbaiki dunia.

    “Seorang cucu membuat Anda berpikir tentang bagaimana kita memastikan masa depan yang lebih baik, politik, kesehatan, iklim, dan lain-lain,” tulisnya.

    Gates berpendapat bahwa masyarakat sedang mengalami kelangkaan kecerdasan. Namun ia percaya bahwa AI dapat memberikan solusi, bukan masalah.

    Meskipun beberapa orang telah memperingatkan potensi bencana AI, Gates berpikir bahwa AI dapat dimanfaatkan secara produktif.

    “Kita tidak memiliki banyak ahli medis, Anda tahu, orang-orang yang bisa menguasai segala hal, atau orang-orang yang bisa memberikan les matematika di pusat kota,” kata Gates.

    “Dan kita memiliki kekurangan kecerdasan, jadi kita menggunakan sistem pasar ini untuk mengalokasikannya,” imbuhnya.

    Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, Gates mengatakan bahwa ia masih berharap masyarakat di masa depan bisa mendapat kualitas hidup yang lebih baik dan mengatasi risiko-risiko yang ada.

    “Alzheimer, obesitas, kita akan memiliki obat untuk HIV, kita akan menyingkirkan polio, campak, malaria. Laju inovasi saat ini lebih besar dari sebelumnya,” ujar dia.

    Meskipun rasa takut sering kali menjadi halangan, Gates percaya bahwa rasa takut bisa menjadi kekuatan yang membangkitkan semangat bagi generasi muda.

    (fab/fab)

  • Trump Akan Bekukan Bantuan ke Sekolah-Universitas yang Wajibkan Vaksin COVID

    Trump Akan Bekukan Bantuan ke Sekolah-Universitas yang Wajibkan Vaksin COVID

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana membekukan bantuan dana ke sekolah dan universitas yang mewajibkan siswa dan mahasiswa divaksinasi COVID-19. Hal ini tercantum dalam perintah eksekutif Trump yang ditandatangani belum lama ini.

    Diberitakan APNews, perintah eksekutif tersebut diperkirakan tidak akan berdampak besar secara nasional karena mandat vaksin COVID-19 sebagian besar telah dibatalkan di sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika Serikat.

    Perintah tersebut mengarahkan Departemen Pendidikan dan Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk membuat rencana mengakhiri mandat vaksin COVID-19. Badan-badan tersebut diminta untuk mengidentifikasi hibah atau kontrak federal diskresioner yang diberikan kepada sekolah saat melanggar perintah tersebut, serta menghapus pendanaan, sesuai dengan hukum yang berlaku.

    “Mengingat risiko penyakit COVID-19 yang serius sangat rendah bagi anak-anak dan dewasa muda, mengancam untuk mengeluarkan mereka dari pendidikan merupakan pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi terhadap kebebasan pribadi,” tulis laman White House.

    Perintah tersebut hanya berlaku untuk vaksin COVID-19. Semua negara bagian memiliki undang-undang yang mengharuskan anak-anak yang bersekolah divaksinasi terhadap penyakit tertentu termasuk campak, gondongan, polio, tetanus, batuk rejan, dan cacar air.

    Dalam lembar fakta yang diberikan kepada wartawan, Gedung Putih mengatakan perintah itu diperlukan karena mandat vaksin COVID “mengancam kesempatan pendidikan bagi siswa.”

    “Orang tua dipaksa ke posisi yang sulit: mematuhi mandat yang kontroversial atau mempertaruhkan masa depan pendidikan anak mereka,” tulis Gedung Putih.

    Saat ini, semua 50 negara bagian mewajibkan siswa menerima vaksinasi tertentu, termasuk untuk mencegah campak. Namun, banyak negara bagian menawarkan pengecualian karena alasan agama.

    (kna/naf)

  • Video: Efek Domino Penghentian Bantuan Luar Negeri AS di Sektor Kesehatan

    Video: Efek Domino Penghentian Bantuan Luar Negeri AS di Sektor Kesehatan

    Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menarik negaranya dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Tak hanya itu, AS juga menghentikan sumbangan bantuan luar negeri seperti untuk program yang memerangi polio, HIV, dan AIDS. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun menjabarkan efek domino dari keputusan AS di sektor kesehatan ini.

    (/)

  • Fakta tentang Wabah Sindrom GBS di India yang Picu Kelumpuhan

    Fakta tentang Wabah Sindrom GBS di India yang Picu Kelumpuhan

    Jakarta

    Bulan lalu, seorang guru di kota Pune, India barat, mengamati kekesalan anak laki-lakinya yang berusia enam tahun. Awalnya, dia mengira putranya stres karena pekerjaan rumah.

    “Saya menghapus kata-kata yang salah di buku tugasnya. Lalu saya minta anak saya menulis jawaban yang benar. Saya kira dia marah gara-gara ini dan itulah mengapa dia tidak memegang pensil dengan benar,” kata ibu itu kepada surat kabar Indian Express.

    Dia tidak menyangka kesulitan memegang pensil adalah tanda-tanda pertama dari Sindrom Guillain-Barre (GBS).

    Kelainan langka ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel saraf sehingga menyebabkan kelemahan otot dan kelumpuhan.

    Beberapa hari kemudian, bocah laki-laki itu berada dalam perawatan intensif. Dia tidak dapat menggerakkan lengan atau kakinya.

    Kondisinya sempat memburuk sampai-sampai kehilangan kemampuan untuk menelan dan berbicara.

    Dia juga sempat membutuhkan bantuan ventilator untuk bernapas.

    Anak itu kini dalam masa pemulihan.

    Ini hanya satu dari sekitar 160 kasus GBS yang dilaporkan sejak awal Januari di Pune.

    Kota itu merupakan pusat pendidikan dan teknologi yang dikelilingi perindustrian dan pedesaan.

    Sejauh ini, diduga sudah ada lima kematian akibat GBS. Ketika berita ini diturunkan, 48 pasien berada dalam perawatan intensif. Menurut angka resmi, ada 21 pasien yang membutuhkan ventilator, sementaraa 38 lainnya sudah dipulangkan.

    GBS dimulai dengan rasa kesemutan atau mati rasa di bagian kaki dan tangan. Setelah itu, pasien akan mengalami kelemahan otot dan kesulitan menggerakkan sendi.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Gejala kemudian memburuk selama dua hingga empat minggu, biasanya dimulai di lengan dan kaki.

    Tingkat kematian yang dilaporkan bervariasi antara 3% dan 13%, tergantung tingkat keparahan dan kualitas perawatan kesehatan.

    Wabah di Pune diduga berasal dari patogen yang disebut Campylobacter jejuni. Bakteri ini adalah penyebab utama infeksi bawaan makanan dan pendorong terbesar GBS di seluruh dunia.

    Hubungan antara patogen itu dan GBS awalnya ditemukan pada 1990-an di pedesaan China.

    Saat itu, Campylobacter jejuni umum ditemukan pada ayam. Wabah GBS terjadi setiap musim hujan saat anak-anak bermain di air yang terkontaminasi kotoran ayam atau bebek.

    Getty ImagesWabah di Pune diduga berasal dari patogen yang disebut campylobacter jejuni.

    Bukannya GBS tidak pernah terjadi di India.

    Dua ilmuwan bernama Monojit Debnath dan Madhu Nagappa, dari Institut Kesehatan Mental dan Ilmu Saraf Nasional (NIMHANS) yang berbasis di Bangalore, meneliti 150 pasien GBS selama periode lima tahun antara 2014 dan 2019.

    Temuan mereka menunjukkan 79% pasien memiliki bukti infeksi sebelumnya dan sepertiganya dinyatakan positif campylobacter.

    Infeksi ganda terjadi cukup sering yakni 65% yang menunjukkan interaksi kompleks antara bakteri dan virus.

    Baru-baru ini, wabah terkait patogen ini dilaporkan dari seluruh dunia.

    Dalam tujuh bulan pertama tahun 2023, Peru melaporkan lebih dari 200 kasus dugaan GBS yang menyebabkan setidaknya empat kematian.

    Laporan ini mendorong pemerintah untuk menyatakan darurat kesehatan nasional dan memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat. Dua pertiga kasus terkait dengan campylobacter.

    Para ahli menyebut negara-negara dengan kebersihan yang baik lebih jarang melaporkan kasus GBS yang terkait dengan campylobacter dengan infeksi pernapasan sebagai kontributor utama.

    Namun, campylobacter bukanlah satu-satunya pemicu.

    Baca juga:

    Pada 2015, Brasil melaporkan kelompok kasus GBS yang terkait dengan virus Zika.

    Vaksin jarang memicu GBS, tetapi satu vaksin Covid dilaporkan terkait dengan beberapa ratus kasus GBS di Inggris pada tahun 2021.

    “Campylobacter bersifat endemik. Ratusan ribu kasus terjadi setiap saat, selalu ada di lingkungan,” kata Hugh Willison, profesor neurologi di University of Glasgow.

    Di sisi lain, para ilmuwan mengatakan sindrom GBS tidak berkembang dengan mudah.

    Terdapat strain spesifik campylobacter yang memiliki lapisan luar yang dilapisi gula.

    Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, struktur molekulnya cocok dengan lapisan sel saraf manusia.

    Ketika sistem kekebalan pasien menyerang bakteri, saraf akhirnya juga bisa menjadi target. Proses yang disebut peniruan molekuler ini menyebabkan GBS.

    Hanya sebagian kecil strain campylobacter yang memiliki lapisan seperti saraf ini.

    “Di Pune, kemungkinan besar strain campylobacter dengan fitur molekuler ini sedang beredar, dan lonjakan infeksi dengan strain ini menyebabkan jumlah kasus GBS yang lebih tinggi,” kata Prof Willison.

    Getty ImagesPara ahli mengatakan sebagian besar kasus GBS di seluruh dunia berasal dari unggas yang kurang matang

    Sebagian besar ahli memperkirakan sekitar satu dari 100 strain campylobacter membawa risiko GBS. Satu dari 100 orang yang terinfeksi strain tersebut mengembangkan GBS.

    Jadi, risiko keseluruhannya kira-kira satu dari 10.000.

    Prof Willison menggambarkan ini sebagai “rolet Rusia imunologis” dan memicu “tsunami neurologis akut” yang menyerang sistem saraf.

    Serangan akan melemah dengan sendirinya setelah respons imun mereda. Akan tetapi, tubuh masih membutuhkan waktu, perawatan medis, dan dukungan untuk memperbaiki kerusakan.

    Permasalahannya adalah tidak ada obat untuk GBS.

    GBS terjadi ketika tubuh memproduksi antibodi terhadap campylobacter, yang kemudian menyerang saraf.

    Untuk menangani GBS, dokter menggunakan metode “pertukaran plasma” yakni menyaring darah untuk menghilangkan antibodi berbahaya.

    Baca juga:

    Selain itu, dokter juga menggunakan imunoglobulin intravena (IVIG) alias antibodi terapeutik yang berasal dari darah normal, untuk membantu mengurangi tingkat keparahan penyakit.

    Tantangan lainnya adalah tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis GBS.

    Para dokter mengatakan diagnosis GBS terutama didasarkan pada fitur klinis. Gejala GBS hadir dalam bentuk kelumpuhan yang juga dapat disebabkan polio, virus, atau penyakit neurologis langka.

    “Diagnosis GBS merupakan konstelasi fitur klinis. Sangat mungkin terjadi salah diagnosis, tidak ada diagnosis, atau diagnosis terlambat,” kata Prof Willison.

    Sistem kesehatan masyarakat India yang tidak merata juga menjadi tantangan. Dokter-dokter di pedesaan mungkin kesulitan mendiagnosis GBS.

    Tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berada di Pune telah bekerja sama dengan petugas kesehatan federal dan negara bagian India untuk melacak, menguji, dan memantau kasus, serta menganalisis tren demi menemukan pengobatan yang efektif.

    Pihak berwenang mengatakan telah memantau lebih dari 60.000 rumah. Mereka mengambil 160 sampel air untuk pengujian, dan meminta masyarakat untuk minum air rebusan dan makan makanan segar serta bersih.

    Masyarakat juga diminta untuk tidak mengonsumsi “makanan basi dan ayam atau daging kambing yang dimasak setengah matang”.

    Para ahli mengatakan sebagian besar kasus GBS di seluruh dunia berasal dari unggas yang kurang matang. Namun, penyakit ini juga dapat menyebar melalui air, seperti halnya kolera atau salmonella.

    Air yang terkontaminasi dan digunakan untuk mencuci atau menyiapkan jajanan kaki lima memudahkan penyebaran bakteri.

    Fenomena ini jelas-jelas terjadi di Pune: strain campylobacter dengan fitur molekuler khas sedang beredar dan berdampak ke banyak orang.

    Belum dapat dipastikan apakah wabah ini disebabkan oleh kontaminasi skala besar pasokan air atau konsumsi unggas yang terinfeksi.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik,” ujar departemen kesehatan.

    Di tengah ketidakpastian, imbauan lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Singapura Temukan 1 Kasus Polio Paralitik, Anak Usia 5 Bulan Asal RI

    Singapura Temukan 1 Kasus Polio Paralitik, Anak Usia 5 Bulan Asal RI

    Jakarta – Kementerian Kesehatan Singapura mengonfirmasi satu kasus impor polio paralitik di negaranya. Kasus ini teridentifikasi pada
    pasien anak usia lima bulan asal Indonesia. Ia memang datang ke Singapura pada 26 Januari untuk perawatan medis.

    Anak tersebut disebut mengalami gangguan kekebalan tubuh dan sebelumnya sudah mendapatkan vaksin polio oral (OPV) dan satu dosis vaksin polio inaktif (IPV) di Indonesia.

    “Dia mengalami demam, lemas akut, dan kelumpuhan pada tungkai bawah pada bulan Desember 2024 saat berada di Indonesia. Polio tidak dicurigai oleh dokternya saat itu,” kata kementerian tersebut.

    Pada 26 Januari, dia dievakuasi secara medis untuk perawatan gejalanya dan langsung dirawat di Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH) setibanya di Singapura. Bayi tersebut saat ini dalam kondisi stabil.

    “Temuan kami sejauh ini menunjukkan risiko rendah penularan di masyarakat. Kasus tersebut dibawa langsung ke NUH setibanya di Singapura dan diisolasi setelah masuk. Dia juga ditempatkan di bawah tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut setelah diduga terinfeksi polio,” kata MOH.

    “Saat ini tiga kontak dekat, yang merupakan anggota keluarga atau pengasuh kasus tersebut, telah dikarantina sebagai tindakan pencegahan.”

    Baca juga:

    Poliomielitis disebabkan oleh virus polio dan terutama ditularkan melalui makanan yang terinfeksi bahan feses.

    Vaksinasi adalah perlindungan paling efektif terhadap poliomielitis, di samping menjaga standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi, kata kementerian kesehatan.

    Ada dua vaksin untuk polio OPV, yang mengandung virus polio yang dilemahkan, dan IPV, yang tidak mengandung virus polio hidup.

    Banyak negara secara bertahap beralih ke IPV, dan Singapura berhenti menggunakan OPV pada tahun 2021, kata MOH.

    “Poliomielitis paralitik terkait vaksin merupakan kejadian buruk yang sangat langka yang terjadi ketika seseorang mengalami polio paralitik setelah menerima OPV. Risikonya lebih tinggi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, yang mana IPV direkomendasikan sebagai pengganti OPV.”

    Singapura belum melaporkan kasus polio yang didapat secara lokal sejak 1978. Kasus polio terakhir yang dilaporkan pada 2006 merupakan kasus impor, imbuh kementerian tersebut.

    “Singapura telah mempertahankan status bebas polio dengan melanjutkan cakupan vaksinasi polio yang tinggi, standar kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tinggi, dan memiliki sistem pengawasan yang mapan untuk mendeteksi kemungkinan kasus poliomielitis.”

    Berdasarkan Jadwal Imunisasi Anak Nasional (NCIS), anak-anak menerima total lima dosis vaksin – tiga dosis IPV untuk bayi pada usia dua bulan, empat bulan, dan enam bulan, dengan dua dosis penguat IPV lainnya pada usia masing-masing 18 bulan dan 10 hingga 11 tahun.

    “Karena IPV tidak mengandung virus hidup, maka tidak ada risiko polio paralitik terkait vaksin. Vaksinasi di NCIS tersedia gratis untuk semua anak Singapura di klinik dan poliklinik Dokter Umum Community Health Assist Scheme,” kata kementerian tersebut.

    Baca juga:

    (naf/naf)

  • Penutupan USAID oleh Donald Trump Berdampak ke Indonesia, Menkes Sibuk Cari Donor Dana Baru – Halaman all

    Penutupan USAID oleh Donald Trump Berdampak ke Indonesia, Menkes Sibuk Cari Donor Dana Baru – Halaman all

    Indonesia pun kini berupaya mencari sumber donor baru untuk menutupi kekurangan dana dari program kesehatan yang berjalan di tanah air.

    Tayang: Kamis, 6 Februari 2025 21:36 WIB

    Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini

    INDONESIA KENA DAMPAK PENUTUPAN USAID – Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penutupan USAID oleh Presiden Donald Trump membuat Indonesia turut terdampak. Hal itu ia sampaikan saat ditemui awak media di Jakarta Selatan pada Kamis (6/2/2025). Indonesia kini berupaya cara donor baru ke negara-negara lain. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penutupan Badan Kemanusiaan Internasional atau USAID oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat Indonesia turut terdampak. Indonesia pun kini berupaya mencari sumber donor baru untuk menutupi kekurangan dana dari program kesehatan yang berjalan di tanah air.

    “Nanti saya akan berusaha mencari sumber-sumber donor-donor lain juga,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin (BGS) saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025).

    Budi menerangkan, dari komunikasi resmi yang didapat dari pihak USAID bahwa bantuan bukan dihentikan sama sekali tetapi ditahan sementara.

    “Ini di hold dulu. Bukan dihentikan sama sekali,” sebut dia.

    Mantan dirut Bank Mandiri ini menjelaskan, total bantuan USAID ke Indonesia sekitar 100 juta dolar AS atau sekitar hampir Rp 1 triliun. Adapun bantuan itu, tidak semua diberikan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tetapi kepada pihak-pihak ketiga.

    “Beberapa juga langsung diberikan enggak melalui kemenkes, tapi ke mitra-mitra pihak ketiga. Nah kekurangan ini yang nanti pasti akan ada dampaknya. Indonesia juga masih ada negara donor-donor lain,” tutur BGS.

    Salah satu calon pendonor baru adalah negara Australia. Budi mengatakan, Indonesia sudah mendapatkan komitmen bantuan pendanaan dari negara kangguru itu sekitar 130 juta dolar Australia.

    Sudah sejak lama USAID bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dalam berbagai program kesehatan.

    Seperti pemberantasan tuberkulosis (TBC), vaksinasi polio, pelayanan kesehatan ibu dan anak maupun penanganan stunting di Papua.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Donald Trump Tutup USAID, Menkes Bicara Dampaknya ke Indonesia    
        Donald Trump Tutup USAID, Menkes Bicara Dampaknya ke Indonesia

    Donald Trump Tutup USAID, Menkes Bicara Dampaknya ke Indonesia Donald Trump Tutup USAID, Menkes Bicara Dampaknya ke Indonesia

    Jakarta

    United States Agency for International Development (USAID) atau Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) akan ditutup.

    Ribuan pegawai di USAID mulai diliburkan atau menjalani cuti administratif mulai Jumat malam, berdasarkan pernyataan resmi di website mereka.

    Arahan ini ditujukan untuk personel yang direkrut langsung, kecuali mereka yang memegang kepemimpinan inti, dan program yang ditunjuk secara khusus.

    Tidak jelas pekerjaan mana saja yang terkena dampak. Pernyataan yang dimuat di situs web agensi tersebut mengatakan karyawan baru akan diberitahu pada Kamis sore.

    Trump menuding USAID hanya membuang-buang uang dan perlu menyesuaikan diri dengan prioritas kebijakan presiden. Staf lembaga, yang didukung oleh anggota parlemen Demokrat, telah memprotes pemotongan dana tersebut, dengan mengatakan pemotongan dana akan membahayakan nyawa dan menghambat keamanan nasional.

    Kisaran Bantuan Dana USAID ke RI

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut menyoroti kabar tersebut. Menurutnya, USAID memang memberikan bantuan ke Indonesia sekitar 100 juta dollar atau sekitar Rp 1 triliun-an.

    Menkes mengatakan beberapa bantuan yang diberikan oleh USAID memang tak semuanya melalui Kemenkes, tetapi ada pihak mitra ketiga. Menurutnya, kekurangan tersebut kemungkinan akan berdampak pada Indonesia.

    Meski begitu, Menkes tak menjabarkan dampak seperti apa yang mungkin akan dirasakan oleh Indonesia.

    “Nah kekurangan ini yang nanti akan, pasti akan ada dampaknya,” katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025)

    Dirinya juga menyebut, selain USAID, beberapa negara lainnya seperti Australia juga masih memberikan bantuan.

    “Tapi kita juga masih ada negara donor-donor lain. Kemarin kan saya ke Australia, kita juga dapat komitmen men-secure 130 juta dolar. Walaupun dolar Australia sama dolar USA beda ya. Tapi setidaknya kan komitmen itu sudah kita dapatkan,” katanya.

    “Nanti saya akan berusaha mencari sumber-sumber donor-donor lain juga,” sambungnya lagi.

    NEXT: Pengaruh Tutupnya USAID ke Indonesia

    USAID sudah dibentuk sejak 1961 di bawah kepemimpinan John F. Kennedy. Sejak berdiri, USAID membantu mengelola program bantuan kemanusiaan AS, dalam aspek kesehatan, ekonomi, hingga masalah iklim atau lingkungan.

    Vaksinasi Polio

    Sejak 2023, USAID juga memberikan bantuan dana lebih dari 3,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 48,4 miliar untuk mendukung penanganan wabah polio di Indonesia dan dua putaran imunisasi nasional.

    USAID bekerja sama dengan WHO telah membantu pemerintah mendistribusikan 31 juta dosis vaksin polio nOPV2 ke jutaan anak di Aceh hingga Papua. Terlebih, pasca polio kembali ditemukan pada 2022, saat Indonesia melaporkan tiga kasus polio di Pidie, Aceh.

    Stunting di Papua

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama PT Freeport Indonesia (PTFI), United States Agency for International Development (USAID) meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)-Papua, Jumat (13/9).

    Program ini bertujuan untuk mempercepat penurunan stunting dan peningkatan status gizi anak di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire (Papua Tengah) serta Kabupaten Asmat (Papua Selatan).

    Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi kala itu menekankan kerja sama ini sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yaitu untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, dengan mengalokasikan dana sebesar USD 4 juta.

    Mengingat, menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Papua Tengah memiliki angka prevalensi stunting sebesar 39,4 persen dengan jumlah kasus stunting sebanyak 46.128 kasus. Sementara angka prevalensi stunting di Papua Selatan mencapai 25 persen, dengan jumlah kasus stunting sebanyak 33.304 kasus.

    Penanganan HIV-AIDS dan Sanitasi Air Minum

    Pada 2023, AS, menggelontorkan USD 72 miliar ke berbagai belahan dunia guna mendanai berbagai program, mulai dari kesehatan perempuan, akses terhadap air bersih penanganan HIV-AIDS, keamanan energi, hingga persoalan antikorupsi.

    USAID juga mendukung pemerintah untuk mencapai target akses air minum aman hingga 45 persen pada 2030 mendatang.

    Program USAID untuk air minum dan sanitasi berketahanan iklim (IUWASH Tangguh) bertujuan untuk memperkuat akses air minum yang dikelola dengan aman. Salah satunya melalui dukungan pada Kementerian Pekerjaan Umum dalam uji coba Zona Air Minum Prima (ZAMP) di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

    Pada tanggal 10 Desember 2024, sistem ZAMP di Perumahan Meranti Permai, Pematangsiantar secara resmi diluncurkan oleh Walikota Pematangsiantar. Sistem ZAMP menyediakan akses air berkualitas tinggi selama 24 jam setiap hari, untuk 213 rumah tangga di Perumahan Meranti Permai.

    ZAMP dirancang untuk menyediakan air siap minum yang memenuhi standar kualitas yang disyaratkan oleh Kementerian Kesehatan.

    Simak Video “Video Respons Menkes Budi soal Trump Tutup USAID, Apa Dampaknya ke RI?”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Trump Tutup USAID, Ini Proyek-proyeknya di Bidang Kesehatan yang Beroperasi di Indonesia – Halaman all

    Trump Tutup USAID, Ini Proyek-proyeknya di Bidang Kesehatan yang Beroperasi di Indonesia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump memutuskan menutup Badan Kemanusiaan Internasional Amerika Serikat (USAID).

    Staf dan seluruh karyawan USAID di Amerika Serikat dan seluruh dunia harus cuti sementara terhitung mulai 7 Februari 2025.

    Staf yang diinstruksikan cuti adalah semua personel yang direkrut langsung USAID, kecuali staf yang ditunjuk yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting, kepemimpinan inti, dan program-program yang ditunjuk secara khusus.

    Dalam situs resmi USAID disampaikan juga bagi staf yang berada di luar Amerika Serikat, Departemen Luar Negeri sedang mempersiapkan, mengatur dan membayar perjalanan pulang ke Amerika Serikat dalam waktu 30 hari kedepan.

    Sudah sejak lama USAID bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dan sejumlah lembaga kesehatan.

    Berikut proyek-proyek USAID bidang kesehatan di Indonesia dikutip dari situs Kemenkes dan US Embassy, Rabu (5/2/2025).

    1. Pemberantasan Tuberkulosis

    Program ini memberikan bantuan teknis ke Program TBC Nasional untuk meningkatkan kualitas pelayanan TBC dengan memperkenalkan dan menguji coba pendekatan dan rejimen pengobatan baru.

    Program ini dijalankan di 4 provinsi berpenduduk padat dengan beban TBC tinggi yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    2.  Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

    Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir di Indonesia melalui USAID dan Kemenkes meluncurkan Program MOMENTUM pada 2021 lalu.

    Program ini adalah hibah dari USAID kepada Kementerian Kesehatan di rentang tahun 2021 sampai 2025.

    Dalam 5 tahun ini, kegiatan tersebut menyasar 6 provinsi diantaranya Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

    3. Percepatan Penanganan Stunting di Papua

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat (USAID) meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)-Papua.

    Program ini untuk mempercepat penurunan stunting serta meningkatkan status gizi anak di Kabupaten Mimika, Nabire (Papua Tengah), dan Kabupaten Asmat (Papua Selatan).

    Program ini diluncurkan pada 14 September 2024.

    4. Vaksinasi Polio di Indonesia

    Sejak 2023, USAID menyalurkan 3,2 juta dolar AS (sekitar Rp48,4 miliar) untuk mendukung penanganan wabah polio di Indonesia dan dua putaran imunisasi nasional.

    Sasarannya untuk menurunkan wabah polio di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah, selain mengurangi risiko penularan secara global.

     

  • Apa Itu USAID yang Hendak Ditutup Trump? Ini Penjelasannya

    Apa Itu USAID yang Hendak Ditutup Trump? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    United States Agency for International Development (USAID) atau Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dilaporkan hendak ditutup. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan sedang mempertimbangkan masa depan badan tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2025), Trump mengungkapkan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan masa depan USAID, yang selama ini banyak memberikan bantuan kemanusiaan di luar negeri. Dia juga menuduh USAID dikelola oleh “orang-orang gila yang radikal” dan mengatakan pemerintahannya akan mengeluarkan “orang-orang gila” dari badan tersebut.

    “Ini (USAID) dikelola oleh sekelompok orang gila yang radikal, dan kita akan mengeluarkan mereka. USAID, dikelola oleh orang gila yang radikal, dan kita akan mengeluarkan mereka, lalu kita akan mengambil keputusan (mengenai masa depannya),” ucap Trump pada Minggu (2/2/2025) malam tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Trump kemudian menegaskan dukungannya untuk Elon Musk yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE), dengan mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya merasa miliarder AS itu “melakukan pekerjaan dengan baik” meskipun mereka tidak sepakat dalam setiap hal. Dia juga memuji Musk “sangat cerdas”.

    Diketahui, serangan terhadap USAID kerap dilontarkan oleh Elon Musk, dengan menyebut USAID sebagai badan sayap kiri yang tidak bertanggung jawab kepada Gedung Putih. Pernyataan Musk tersebut disebut sebagai tuduhan serius dan sering diajukan tanpa bukti, dan mungkin didorong oleh ideologinya saja.

    Apa Itu USAID?

    Mengutip dari website resmi pemerintah AS (USA.gov), Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau USAID adalah badan utama Amerika Serikat yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara-negara yang baru pulih dari bencana, yang sedang berusaha keluar dari kemiskinan, dan yang sedang melakukan reformasi demokratis. USAID dibentuk berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Kongres AS sejak awal tahun 1960-an.

    Menurut Congressional Research Service, USAID telah mempekerjakan sekitar 10 ribu orang, yang dua pertiganya bekerja di luar negeri. Badan ini memiliki kantor di lebih dari 60 negara dan bekerja di puluhan negara lainnya. Namun, sebagian besar pekerjaan di lapangan dilakukan oleh organisasi lain yang dikontrak dan didanai oleh USAID.

    Cakupan kegiatan yang dilakukan USAID sangat luas. Sebagai contoh, badan ini tidak hanya menyediakan makanan di negara-negara di mana banyak orang kelaparan, tetapi juga mengoperasikan sistem pendeteksi kelaparan berstandar emas di dunia, yang menggunakan analisis data untuk mencoba memprediksi di mana kekurangan makanan akan muncul. Sebagian besar anggaran USAID juga dihabiskan untuk program-program kesehatan, seperti memberikan vaksinasi polio di negara-negara di mana penyakit ini masih beredar dan membantu menghentikan penyebaran virus yang berpotensi menyebabkan pandemi, demikian laporan yang dilansir BBC, Rabu (5/2/2025).

    Nasib Karyawan USAID

    Ribuan karyawan di USAID akan ditempatkan cuti mulai Jumat (7/2/2025) malam, demikian yang disampaikan dalam keterangan tertulis yang dilansir website resmi badan tersebut (USAID.gov). Cuti administratif ini berlaku secara global, dengan pengecualian bagi personel tertentu yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting, kepemimpinan inti, dan program-program khusus.

    Dalam pernyataannya tersebut, USAID mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS untuk mengatur dan membiayai perjalanan pulang bagi personil yang ditempatkan di luar AS dalam waktu 30 hari. Para karyawan yang termasuk dalam pengecualian akan diberitahu pada Kamis (6/2/2025) sore waktu setempat. Pernyataan itu pun diakhiri dengan pesan: “Terima kasih atas pelayanan Anda.”

    Menurut laporan BBC, Kamis (6/2/2025), langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari serangkaian pemangkasan anggaran yang telah diberlakukan Donald Trump sejak kembali menjabat bulan lalu melalui koordinasi dengan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang tidak resmi milik Elon Musk.

    (wia/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu