Topik: pohon tumbang

  • Polsek Gedangan Siapkan Alat Tanggap Bencana

    Polsek Gedangan Siapkan Alat Tanggap Bencana

    Malang (beritajatim.com) – Pasca bencana banjir di Malang Selatan, Kamis (28/11/2024) lalu, Polsek Gedangan, Polres Malang, mulai mengantisipasi terjadinya bencana susulan. Hal itu dilakukan dengan menyiapkan sejumlah alat tanggap bencana seperti, kaleng plastik, mantel, sapu, skrop air, sepatu boot, cangkul, sabit, gergaji manual, senso dan peralatan yang lain.

    Kapolsek Gedangan AKP Slamet Subagyo menegaskan, tujuan disiapkan sejumlah alat tanggap bencana ini, yang pertama adalah banjir, longsor dan pohon tumbang. “Untuk mengantisipasi terjadinya pohon tumbang misalnya, kami siapkan dua gergaji manual dan gergaji senso. Untuk alat yang lain seperti cangkul dan sekrop. Semua alat yang kita siapkan saat ini bisa dipergunakan kembali jika satu saat terjadi banjir susulan,” kata Subagyo, Selasa (3/12/2024).

    Menurut Subagyo,bdi Kecamatan Gedangan, ada empat desa yang terdampak banjir yaitu Desa Gajahrejo, Tumpakrejo, Sindurejo dan Desa Sidodadi. “Seorang guru Madrasah di Dusun Sumberlele, Desa Gajahrejo, meninggal dunia akibat terseret arus sungai,” tegas Mantan Kasatpolairud Polres Malang ini.

    Subagyo melanjutkan, dampak tanah longsor juga terjadi di Dusun Sumberwinong, Desa Sindurejo, satu rumah terdampak longsor. Guna meringankan saudara-saudara kita yang terdampak, pihaknya juga memberikan bantuan berupa semen.

    Adapun dampak banjir juga terjadi di Desa Gajahrejo. Satu rumah dan mushola terendam air hingga lebih dari satu meter. “Setelah air menyusut kita laksanakan kerja bakti bersama warga dan Muspika Gedangan. Kita juga serahkan bantuan berupa alat-alat kebersihan,” pungkasnya. (yog/kun)

  • Hujan dan Angin Kencang Bikin Pohon Tumbang Timpa Atap Rumah di Jakut-Jaktim

    Hujan dan Angin Kencang Bikin Pohon Tumbang Timpa Atap Rumah di Jakut-Jaktim

    Jakarta

    Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di DKI Jakarta. Akibatnya ada dua peristiwa pohon tumbang menimpa atap rumah.

    Informasi pohon tumbang itu disampaikan oleh Kapusdatin Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan, Selasa (3/12/2024) pukul 14.20 WIB. Dua pohon tumbang itu terjadi di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

    “Penyebab (pohon tumbang) hujan intensitas lebat dan angin kencang,” kata Yohan dalam keterangan tertulisnya.

    Meski begitu, Yohan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Menurutnya, pohon tumbang ini sudah selesai dievakuasi.

    “Pohon tumbang selesai ditangani oleh Damkar, Distamhut, TRC BPBD, PPSU Kelurahan,” ucapnya.

    Berikut titik lokasi pohon tumbang timpa rumah di Jakarta Utara dan Jakarta Timur:

    Jalan Ancol Selatan (RPTRA Kampung Indah Lestari) Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok.

    Jakarta Timur

    (bel/fas)

  • BPBD DKI gandeng Distamhut atasi pohon tumbang di Jakarta

    BPBD DKI gandeng Distamhut atasi pohon tumbang di Jakarta

    Selasa, 3 Desember 2024 14:30 WIB

    Pohon tumbang di Jalan Jambore RT 06 RW 13, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur menimpa dua kendaraan roda empat, Sabtu (9/11/2024) sore sekira pukul 15.33 WIB. ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta

    kejadian tersebut sudah ditangani oleh Tim Reaksi Cepat

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng Tanggal 3-5 Desember, Ini Lokasinya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Desember 2024

    Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng Tanggal 3-5 Desember, Ini Lokasinya Regional 3 Desember 2024

    Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng Tanggal 3-5 Desember, Ini Lokasinya
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
    BMKG
    ) memperingatkan
    cuaca ekstrem
    mulai 3 Desember hingga 5 Desember 2024.
    Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan cuaca ekstrem tersebut dapat menyebabkan intensitas hujan sedang hingga lebat.
    “Dan disertai petir atau kilat dan angin kencang di beberapa wilayah
    Jawa Tengah
    ,” kata Yoga, kepada awak media, Selasa (3/12/2024).
    Cuaca ekstrem
    tersebut disebabkan oleh aktifnya MJO pada fase 4 yang berkontribusi pada aktivasi pembentukan awan konvektif di Jawa Tengah.
    “Adanya pola siklonik di perairan barat Kalimantan dan Samudera Hindia barat daya Sumatera menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara dan belokan angin di Jawa Tengah,” ucap dia.
    Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
    “Menyebabkan kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah,” kata Yoga.
    Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan.
    “Dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” lanjut dia.
    Berikut sejumlah daerah di Jawa Tengah yang terdampak cuaca ekstrem hingga Kamis, 5 Desember 2024 : 
    Selasa, 3 Desember 2024
    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Temanggung, Kabupaten Semarang, Salatiga, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Sragen, Blora, Grobogan, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.
    Rabu, 4 Desember 2024
    Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, Kendal, Batang, dan sekitarnya.
    Kamis, 5 Desember 2024
    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Semarang, Boyolali, Karanganyar, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pohon tumbang di Kemayoran saat hujan, 2 korban dilarikan ke RS

    Pohon tumbang di Kemayoran saat hujan, 2 korban dilarikan ke RS

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah pohon di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, tumbang saat hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan dua orang tertimpa rumah dan dilarikan ke rumah sakit (RS).

    “Kejadian pohon tumbang menimpa rumah di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran, terdapat dua orang korban,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Pusat, Subadi saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Saat ini petugas masih melakukan upaya penyelamatan di lokasi kejadian untuk mengantisipasi adanya korban lainnya.

    Selain menutup ruas jalan, batang pohon yang tumbang juga merusak rumah warga yang tertimpa pohon.

    Dua korban tersebut, yakni William (32) dan Kardi (70). Setelah dievakuasi di tempat kejadian perkara (TKP) langsung dilarikan ke rumah sakit.

    Namun, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut lokasi rumah sakit yang menangani korban tersebut. Korban dibawa oleh Pusat Krisis Dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) dan ditangani bersama Dinas Kesehatan Jakarta.

    “Korbannya ada dua tertimpa, mereka luka. Sudah dalam penanganan di TKP terus dibawa ke rumah sakit. Cuma kita belum terinfo lagi karena dibawa oleh petugas kesehatan,” ujar Subadi.

    Hingga saat ini, Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat bersama jajaran dari Sudin Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) serta petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) setempat.

    “Saat ini, kita masih upaya penyelamatan di TKP. Kita masih penanganan bersama jajaran samping,” kata Subadi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pohon Tumbang di Jalur Duri-Tanah Abang, Perjalanan KRL Sempat Terhambat

    Pohon Tumbang di Jalur Duri-Tanah Abang, Perjalanan KRL Sempat Terhambat

    Jakarta

    Perjalanan KRL sempat terhambat karena ada pohon tumbang di antara jalur Stasiun Duri-Tanah Abang. Proses evakuasi pohon tumbang itu pun segera dilakukan.

    Informasi terkait pohon tumbang menghambat perjalanan KRL ini diunggah di akun X KAI Commuter, Minggu (1/12/2024). KRL tidak dapat melintas sebelum pohon tumbang itu dievakuasi pada pukul 18.25 WIB.

    “Adanya Pohon Tumbang di antara jalur hulu Stasiun Duri-Tanah Abang, saat ini dalam proses evakuasi. Perjalanan Commuter Line di antara jalur hulu Stasiun Duri-Tanah Abang belum dapat dilalui,” tulis @CommuterLine seperti dilihat detikcom.

    Pihak KAI Commuter pun menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh pohon tumbang tersebut.

    Petugas segera melakukan evakuasi pohon tersebut. Tak butuh lama, yaitu pukul 18.34 WIB, pohon tumbang tersebut dilaporkan sudah dievakuasi. Perjalanan KRL pun kembali normal

    “Proses evakuasi pohon tumbang di antara jalur hulu Stasiun Duri-Tanah Abang telah selesai, perjalanan Commuter Line di lokasi sudah dapat dilalui. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” imbuhnya.

    (fas/gbr)

  • Lestari Penjual Kopi Cemas Selamatkan Penumpang Bus Tertimpa Longsor, Semua Berhamburan ke Warungnya

    Lestari Penjual Kopi Cemas Selamatkan Penumpang Bus Tertimpa Longsor, Semua Berhamburan ke Warungnya

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang penjual kopi menceritakan momen menyelamatkan penumpang bus yang tertimpa longsor.

    Diketahui, longsor itu terjadi di Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Selasa (26/11/2024).

    Penjual kopi tersebut bernama Lestari Situmorang.

    Wanita berusia 48 tahun ini menceritakan, malam itu hujan lebat turun cukup lama.

    Sekitar pukul 22.00 WIB, dia bergegas menutup warung kopinya.

    Tiba-tiba ada empat pengendara sepeda motor yang parkir di depan warungnya.

    Tak enak hati menolak pelanggan, Lestari mempersilakan para pengendara untuk duduk.

    Tak berapa lama, dia mendapat kabar longsor terjadi di jalan yang berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya.

    Teriakan histeris minta tolong pun memecah suasana malam yang berisik karena hujan.

    Arus lalu lintas macet parah.

    Beberapa orang meninggalkan kendaraan untuk menyelamatkan diri.

    Cukup ramai pula orang mendatangi warungnya untuk berlindung.

    Kecemasan pengunjung mulai menyelimuti warung kopinya.

    Suasana semakin menegangkan ketika dia mendapat informasi bahwa ada dua unit bus pariwisata yang terkena longsor.

    Parahnya, satu unit bus itu terdorong material longsor sampai masuk ke jurang.

    Sejumlah penumpang dari bus pun berusaha menyelamatkan diri dan meminta pertolongan ke warungnya.

    “Jadi orang sudah berhamburan ke sini. Yang dari bus pariwisata itu pun datang semua ke sini,” kata Lestari saat diwawancarai di warungnya pada Kamis (28/11/2024), melansir dari Kompas.com.

    Dia melihat ada seorang penumpang bus yang mengalami luka di bagian kepala.

    Dengan sigap, Lestari membantu memberikan obat dan selimut untuk menutupi luka.

    Korban itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit oleh warga lainnya.

    Setelah itu, longsor tiba-tiba terjadi di seberang rumahnya.

    Dia bersama keluarga dan warga yang mengungsi seketika berlari masuk ke dalam rumah untuk berlindung.

    Satu pohon tumbang tepat di samping warungnya.

    Hanya cabang pohon yang terkena seng.

    “Udah gitu menjerit-jerit kami semua. Itu lah namanya juga panik, ada juga yang nakut-nakuti kami. ‘Udah hati-hati kalian, nanti nyusul lagi longsornya,’ katanya,” ucap Lestari.

    Lestari lekas berpikir rumahnya yang berdiri di atas tanah timbun cukup berisiko menampung pengungsi.

    Alhasil, dia bersama keluarganya membantu untuk mengevakuasi.

    Sebelum itu, mereka pun berdoa bersama untuk meminta perlindungan.

    “Siap berdoa, mereka udah pergi, kami evakuasi ke belakang sana, ladang Daulay, Desa Sibolangit. Itu ada rumah keluarga,” ungkap Lestari.

    Dia menyampaikan, setelah peristiwa itu, dia tidak berani tidur di warungnya dan memilih mengungsi di kediaman keluarganya.

    Hanya saja, sesekali dia datang ke warung untuk membersihkan lumpur.

    Sampai saat ini, Lestari masih cemas untuk tinggal di warungnya.

    “Sudah pasti cemas. Cuma sebagai anak Tuhan kita kan harus banyak berdoa. Kalau enggak sih, ya gimana, karena musim hujan ini, kita jadi was-was. Sementara dari belakang longsor, di depan diterpa longsor. Ya dari saya pribadi banyak berdoa. Baru ini titik terparah, semua kami kena,” tutupnya.

    Sebelumnya diberitakan, Kepala Polrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan sudah ada sembilan orang yang tewas akibat longsor tersebut.

    Sampai saat ini, jalur Medan-Berastagi pun masih ditutup karena proses evakuasi dan pembersihan material belum selesai.

    Sementara itu, dinding dapur rumah milik Nur Taufik di Dusun/Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar jebol diterjang material tanah longsor pada Kamis (28/11/2024). 

    Tebing setinggi lebih kurang 15 meter di belakang rumah Taufik longsor setelah diguyur hujan seharian. 

    “Sejak kemarin hingga hari ini di sini (Desa Kemirigede) diguyur hujan dan mengakibatkan tanah longsor,” kata Taufik, Jumat (29/11/2024). 

    Taufik mengatakan tanah longsor yang terjadi kemarin merupakan longsor susulan. 

    Sekitar seminggu lalu, sudah terjadi tanah longsor di tebing belakang rumahnya. 

    “Longsor pertama hanya membuat dinding dapur retak. Terus kemarin terjadi longsor susulan yang mengakibatkan dinding dapur ambrol,” ujarnya.

    Kepala Dusun Kemirigede, Acen Indriyanto mengatakan perangkat desa bersama warga melakukan kerja bakti membersihkan material longsor di lokasi. 

    Menurutnya, kejadian tanah longsor kali ini merupakan longsor susulan. Seminggu sebelumnya sudah terjadi tanah longsor di lokasi. 

    “Kemarin hujan deras dan berlangsung lama, lalu terjadi longsor susulan di lokasi,” katanya. 

    Dikatakannya, longsor susulan kali ini merusak dinding dan atap bagian dapur rumah warga. 

    “Kami mengimbau warga waspada, karena kondisi cuaca ekstrem. Hari ini di lokasi juga masih diguyur hujan,” ujarnya. 

    Sebelumnya, hujan yang menguyur sejak Kamis (28/11/2024) hingga Jumat (29/11/2024) pagi menyebabkan bencana tanah longsor dan banjir di sejumlah desa di Kabupaten Blitar. 

    Bencana tanah longsor terjadi di Desa Kemirigede Kecamatan Kesamben, Desa Pagerwojo Kecamatan Kesamben, dan Desa Ngadirejo Kecamatan Wlingi. 

    Sedang bencana banjir terjadi di Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun. 

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir di Kampung Raas dan Solusi Pencegahan Jangka Panjang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 November 2024

    BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir di Kampung Raas dan Solusi Pencegahan Jangka Panjang Surabaya 30 November 2024

    BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir di Kampung Raas dan Solusi Pencegahan Jangka Panjang
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto meninjau banjir yang melanda
    Kampung Raas
    , Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Sabtu (30/11/2024).
    Ia tampak mengelilingi perkampungan yang tergenang air setinggi sekitar 1 meter itu menggunakan perahu karet, serta meninjau drainase yang tersumbat sampah, yang disebut-sebut menjadi salah satu pemicu terjadinya genangan itu.
    Gatot mengatakan solusi jangka pendek untuk menanggulangi genangan air itu yakni menunggu surutnya air laut.
    “Kalau nanti sudah surut, saya suruh BPBD Kabupaten Malang untuk membersihkan drainase itu, agar ketika air laut pasangan kembali, Kampung Raas ini tidak tergenang lagi,” ungkapnya saat ditemui, Sabtu.
    Sedangkan jangka panjangnya, ia akan membuat bangunan fondasi di bibir drainase, untuk menahan sampah agar tidak masuk ke dalam drainase.
    “Drainasenya yang dimaksud di sini, yakni ada lubang besar seperti goa. Lubang itulah yang selama ini menjadi tempat mengalirnya air dari perkampungan menuju pantai,” jelasnya.
    “Nah, lubang serupa goa ini, saat ini tersumbat oleh sampah warga, sehingga air tidak bisa mengalir ke laut, dan memicu genangan di perkampungan,” imbuhnya.
    Di sisi lain, Kampung Raas itu, menurut Gatot secara geografis letaknya juga lebih rendah dibanding pantai. Akibatnya, ketika laut pasang, air mengalir ke perkampungan.
    “Kita akan tunggu surutnya air laut ini, kemungkinan 3-5 hari ke depan. Lalu kita akan bergerak menanggulangi genangan air ini,” bebernya.

    Dalam kesempatan itu, Gatot juga menyalurkan ratusan paket bantuan dari BPBD Jawa Timur warga terdampak banjir, meliputi perlengkapan keluarga, seperti makanan siap saji, sandang, dan air bersih.
    “Bantuan ini kami salurkan kepada warga terdampak untuk membantu beban mereka akibat bencana. Sedangkan untuk pengungsian, saat ini warga terdampak mengungsi ke rumah keluarganya yang relatif aman,” tuturnya.
    Selain meninjau Kampung Raas, Gatot juga meninjau beberapa titik di Kabupaten Malang yang diterjang bencana, seperti di kawasan Kecamatan Bantur, Pagak, dan Donomulyo, yang sebelumnya juga diterjang banjir.
    “Peninjauan ini, kami didampingi anggota Dinas Pekerjaaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Pengarian Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, untuk meninjau insfrastruktur apa saja yang rusak dan perlu diperbaikan akibat bencana yang sudah terjadi,” pungkasnya.
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah kawasan di Kabupaten Malang terkepung bencana, mulai banjir hingga lonsor.
    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang beberapa bencana itu tersebar di Desa Bantur, Kecamatan Bantur; Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare; Kampung Raas, Desa Tambakrejo, dan Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
    Kemudian, tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Pagak, dan pohon tumbang di Kecamatan Singosari, hingga menewaskan 2 orang warga.
    Bencana-bencana itu, mayoritas terjadi akibat tingginya curah hujan selama 3 hari berturut-turut, sejak Kamis (28/11/2024) lalu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada Musim Hujan, BPBD Pasuruan Imbau Masyarakat Pangkas Pohon

    Waspada Musim Hujan, BPBD Pasuruan Imbau Masyarakat Pangkas Pohon

    Pasuruan (beritajatim.com) – Peralihan musim dari kemarau ke penghujan membawa sejumlah tantangan, salah satunya adalah ancaman pohon tumbang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan pun mengimbau masyarakat untuk proaktif melakukan pemangkasan pohon, terutama di sekitar rumah dan jalan raya.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, menjelaskan bahwa kondisi pohon yang terlalu rimbun dan berusia tua sangat rentan tumbang saat hujan deras disertai angin kencang.

    “Beban pohon yang terlalu berat menjadi faktor utama. Pohon yang terlalu rimbun dan usianya tia sangat rentan,” ujarnya.

    Ancaman pohon tumbang bukan sekadar isapan jempol. Dalam beberapa hari terakhir, BPBD Kabupaten Pasuruan telah menerima laporan mengenai tiga pohon tumbang di wilayah Kecamatan Bangil, Pandaan, dan Purwodadi.

     

    Kejadian terbaru ini terjadi di Kecamatan Wonorejo yang mengakibatkan tiga orang luka-luka. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini telah mengganggu lalu lintas dan menimbulkan kerugian materi.

    Untuk mengantisipasi kejadian serupa, BPBD Kabupaten Pasuruan telah membentuk tim reaksi cepat yang siap siaga 24 jam. Selain itu, koordinasi dengan berbagai pihak seperti PLN, pemerintah kecamatan, dan desa juga terus dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. “Kami berharap masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi bencana ini,” tutup Sugeng. (ada/kun)

  • Sedih, YouTuber Petualang Kirim Pesan Terakhir Sebelum Wafat Kena Badai

    Sedih, YouTuber Petualang Kirim Pesan Terakhir Sebelum Wafat Kena Badai

    Jakarta

    Storm De Beul, YouTuber petualang berusia 22 tahun, meninggal dalam badai salju dahsyat di alam liar Swedia. Ia meninggal tak lama setelah mengirim pesan terakhir yang memilukan kepada neneknya.

    Storm yang kerap mendokumentasikan petualangannya di channel YouTube StormOutoodrsy, ditemukan tewas di Lapland pada 30 Oktober 2024 setelah menghabiskan sebagian besar tahun ini dengan mendaki sendirian melalui wilayah Jokkmokk yang terpencil.

    Dikutip dari Daily Mail, dia terjebak dalam badai salju pada malam sebelumnya. Ia sempat memberi kabar pada neneknya dalam pesan terakhir. “Di sini turun salju lebat. Tapi jangan khawatir, aku akan selamat dan pulang ke rumah,” ucapnya.

    Storm juga mengirim video kepada seorang temannya yang menunjukkan bagaimana hujan salju yang lebat telah memenuhi sepatu dan ranselnya, sementara angin menghantam tendanya.

    “Malam ini, (badai) akan semakin parah. Ya Tuhan,” kata Storm dalam video tersebut.

    Temannya memperingatkannya tentang risikonya, tetapi Storm tampak berani dan tidak khawatir pada saat itu. “Dia seperti itu. Rasanya saya belum pernah melihatnya ketakutan,” kata ayahnya, Bout.

    Tidak jelas mengapa ia meninggalkan tempat penampungannya. Namun menurut ibunya, Elisabeth Rademaker, kondisi tersebut mungkin membuatnya tak punya pilihan.

    “Pohon-pohon tumbang malam itu. Mungkin tendanya juga tertiup angin dan ia tidak punya pilihan selain harus segera meninggalkan tempat itu,” duga sang ibu.

    Foto: Screenshot YouTube StormOutoodrsy

    “Saat itu suhunya -6C, dan karena badai itu bahkan terasa seperti -18C. Kaki dan tungkai bawahnya membeku. Tangannya tidak, ia mungkin masih membawa penghangat tangannya,” jelasnya.

    Rademaker mengatakan putranya juga mengalami patah hidung saat ditemukan, yang menunjukkan bahwa ia terjatuh. “Ia pasti menderita dalam waktu yang lama dan meninggal sendirian. Saya terus membayangkan saat-saat terakhirnya. Itu membuat hati saya hancur,” tutur Rademaker dengan pilu.

    Storm ditemukan tewas di Lapland pada 30 Oktober setelah menghabiskan sebagian besar tahun dengan berpetualang sendirian di wilayah tersebut. Pemuda itu menghabiskan sebagian besar tahunnya di alam liar Swedia dan mencintai alam terbuka.

    Orang tua Storm menyadari bahwa putranya mungkin akan selamat jika bantuan lebih cepat datang dan Storm masih sanggup bertahan sehari lagi. Pasalnya, Storm sebenarnya sudah dekat dengan mobilnya untuk segera pulang. Ia juga menghubungi layanan darurat larut malam untuk memberi tahu mereka bahwa dia terluka dan butuh bantuan. Sayangnya, badai kencang terlanjur menghantam.

    Pihak berwenang tidak dapat mengirim bantuan karena cuaca buruk, dan ketika sebuah helikopter akhirnya dapat dikerahkan untuk menemukannya keesokan harinya, sudah terlambat.

    Foto: Screenshot YouTube StormOutoodrsy

    Petualang muda itu ditemukan agak jauh dari tendanya dan ranselnya hampir kosong, hanya ada kantong tidur dan sikat gigi di dalamnya. Tim penyelamat tidak dapat mencari secara ekstensif di lokasi tempat dia ditemukan setelah terputus oleh kondisi beku.

    Ayahnya berjanji akan kembali ke sana setelah salju mencair di musim semi untuk mencari barang-barang milik putranya. “Video-videonya adalah hal berharga bagi kami. Kameranya ada di sana, di suatu tempat di tengah salju, penuh dengan gambar-gambar dari perjalanan terakhirnya. Kami sangat ingin mendapatkannya kembali,” kata sang ayah.
    Ia mengatakan bahwa begitu salju mulai mencair pada Mei, ia akan menyusuri tempat putranya ditemukan, dengan harapan menemukan barang-barang penting milik Storm.

    “Semoga kamera beserta kartu memorinya masih ada di sana. Saya tahu kemungkinannya kecil, tetapi saya harus mencoba,” Bout tak dapat menahan kesedihannya.

    Storm memiliki lebih dari 1.000 subscriber di YouTube-nya StormOutdoorsy, dan secara rutin mengunggah konten tentang dirinya yang berkemah di lokasi terpencil.

    Orang tuanya mengatakan bahwa kisah hidup dan kematiannya memiliki banyak kemiripan dengan film Into the Wild. Film yang disutradarai oleh Sean Penn ini didasarkan pada kisah nyata seorang pria yang pergi ke alam liar Alaska sendirian.

    Tragisnya, dia juga meninggal sendirian. Sangat mirip. Bukan berarti kami ingin menjadikan Storm pahlawan. Kami hanya ingin dia dikenang sebagaimana adanya. Putra kami bagaikan air yang sangat tenang dan tanah yang sangat dalam,” kata ibunya.

    (rns/fay)