Topik: pohon tumbang

  • 3 Warga Tewas Imbas Cuaca Ekstrem Terjang Lebak

    3 Warga Tewas Imbas Cuaca Ekstrem Terjang Lebak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Banten, menerima laporan tiga orang meninggal dunia imbas banjir dan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak Selasa (3/12) hingga Kamis (5/12).

    “Cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin kencang terjadi di Lebak dari hari Selasa (3/12) sampai hari ini,” kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama, Kamis (5/12).

    Febby menjelaskan, warga berinisial R (64) meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang di Kecamatan Cibeber, Kamis (5/12). Menurut Febby, korban meninggal ketika perjalanan pulang dari kebun ke rumah.

    “Kondisi hujan deras disertai angin kencang, yang bersangkutan sedang perjalanan pulang dari kebun ke rumah. Di perjalanan itu korban tertimpa pohon dan cukup lama ditemukan warga,” jelas dia, mengutip Detik.

    Febby mengatakan korban sudah dievakuasi dan langsung dimakamkan oleh keluarga.

    “Sudah dibawa ke rumah dan sudah dimakamkan,” tuturnya.

    Selain peristiwa hari ini, Febby mengatakan bahwa BPBD Lebak juga menerima dua laporan lain terkait warga yang meninggal karena cuaca ekstrem. Warga berinisial D (13) meninggal dunia karena tenggelam ketika banjir di Kecamatan Banjarsari, Rabu (4/12).

    Sementara, warga berinisial DA (14) meninggal dunia karena tertimpa tanah longsor di Cipanas pada Selasa (3/12).

    “Cuaca ekstrem selama tiga hari ini, kita menerima laporan tiga orang meninggal,” kata dia.

    Cuaca ekstrem saat Nataru

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya juga sudah mewanti-wanti potensi cuaca ekstrem sepanjang Desember ini. Bahkan, momen libur Natal dan Tahun Baru akan dibarengi dengan curah hujan cukup tinggi karena berada di puncak musim hujan yang disertai dengan fenomena La Nina lemah.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Raker Kesiapan Nataru dengan Komisi V DPR RI, Rabu (4/12).

    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” imbuhnya.

    Dwikorita mengatakan pada Desember puncak musim hujan terjadi di sebagian Jawa terutama bagian selatan. Kemudian, pada Januari itu puncak musim di Jawa terjadi di bagian tengah hingga utara.

    Oleh karena itu, Dwikorita meminta pihak terkait untuk memberi perhatian pada peningkatan curah hujan yang cukup tinggi ini karena mungkin berdampak pada mobilitas masyarakat di momen libur Nataru, khususnya di Sumatera dan Jawa.

    Selain berada pada puncak musim hujan, Dwikorita mengatakan curah hujan juga bisa semakin tinggi karena adanya fenomena La Nina lemah. Fenomena ini berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.

    “Musim hujan ini disertai dengan terjadinya La Nina lemah yang berdampak pada peningkatan curah hujan mencapai diprediksi 20 persen dari normalnya,” jelasnya.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Wali Kota Jakbar instruksikan OPD antisipasi dampak musim hujan

    Wali Kota Jakbar instruksikan OPD antisipasi dampak musim hujan

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat seperti Suku Dinas Sumber Daya Air, Pertamanan dan Hutan Kota dan Sudin Bina Marga untuk mengantisipasi dampak musim hujan pada akhir tahun 2024.

    “Sekarang sudah musim hujan. SDA monitor pompa, baik yang di rumah pompa, mobile maupun apung. Personel juga harus dalam kondisi siap siaga,” kata Uus di Jakarta pada Kamis.

    Selanjutnya, Suku Dinas ​(​​​​​​Sudin) Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) diminta untuk memantau pohon rindang di seluruh wilayah untuk dilakukan pemangkasan.

    “Pohon yang rindang dan rawan roboh segera dipangkas atau ditebang. Fokus utama pohon di jalan agar tidak membahayakan warga, khususnya pengendara yang melintas,” kata Uus.

    Sudin Bina Marga juga diminta untuk memastikan jalan-jalan di Jakarta Barat (Jakbar) tidak ada yang rusak.

    “Ini juga untuk keamanan dan kenyamanan pengendara di jalan. Musim hujan sangat bahaya bagi pengendara, kalau ada jalan lubang atau jalan rusak, diperbaiki,” tegas Uus.

    Sudin Sumber Daya Air (SDA) setempat telah menyiagakan 148 pompa permanen (stasioner), 70 pompa bergerak (mobile) serta 50 pompa apung untuk mengantisipasi banjir di wilayah tersebut.

    Sedangkan Sudin Tamhut telah memangkas sebanyak 7.701 pohon di wilayah setempat mulai Januari hingga Oktober 2024 untuk mengantisipasi pohon tumbang jika terjadi hujan atau angin kencang.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Cuaca Besok Jumat 6 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Akan Diguyur Hujan Siang Hari – Page 3

    Cuaca Besok Jumat 6 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Akan Diguyur Hujan Siang Hari – Page 3

    Warga Sulut diminta untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat yang dapat disertai petir berpotensi melanda wilayah Sulut.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle, Senin (2/12/2024).

    Dia mengatakan, cuaca ekstrem hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang tersebut berpotensi melanda sebagian besar kabupaten dan kota di Sulut.

    Karena itu, Ben berharap warga tetap berhati-hati apabila melakukan aktivitas dalam kondisi cuaca ekstrem.

    “Waspadai bencana banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang bagi warga yang tinggal di bantaran sungai serta daerah terjal atau berbukit,” ujar Ben.

    Dia memaparkan, cuaca ekstrem melanda di wilayah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara. Kemudian di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Pada 3 Desember 2024, kondisi cuaca serupa diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Sedangkan di 4 Desember 2024, berpeluang terjadi di wilayah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    “Bagi warga yang merencanakan perjalanan agar memperhatikan peringatan dini ini,” ujar Ben.

  • Polda Jabar Kerahkan Brimob untuk Evakuasi Korban Bencana di Sukabumi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 Desember 2024

    Polda Jabar Kerahkan Brimob untuk Evakuasi Korban Bencana di Sukabumi Bandung 4 Desember 2024

    Polda Jabar Kerahkan Brimob untuk Evakuasi Korban Bencana di Sukabumi
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Polda Jawa Barat (Jabar) telah menerjunkan tiga tim
    Brimob
    yang didukung oleh anggota Polres
    Sukabumi
    untuk membantu proses evakuasi warga yang terdampak
    bencana hidrometeorologi
    di Kabupaten Sukabumi.
    Penugasan ini dilakukan pada Rabu (4/12/2024).
    “Tiga tim Brimob Polda sudah dikerahkan untuk membantu Polres Sukabumi dalam penanggulangan bencana,” ungkap Kombes Pol Jules Abraham Abast saat dihubungi.
    Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (2/12/2024) hingga Rabu (4/12/2024) telah memicu bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi.
    Sebanyak 20 kecamatan dilaporkan terdampak oleh bencana tersebut.
    Menurut data yang tercatat oleh
    Polda Jabar
    , sekitar 85 kepala keluarga (KK) atau 201 jiwa terpengaruh oleh bencana ini.
    “Dari korban itu, data mengungsi ada 46 KK, 93 jiwa,” jelas Jules.
    Ketiga tim Brimob Polda Jabar dikerahkan di tiga lokasi bencana.
    Mereka akan bekerja sama dengan instansi lain untuk melakukan evakuasi, salah satunya di Jalur Palabuhanratu – Sagaranten, yang saat ini masih tertutup dan belum dapat dilalui.
    “Masih dalam upaya dari pihak kepolisian maupun instansi terkait, bersama-sama untuk melakukan evakuasi, terutama terhadap korban maupun upaya lain membantu penanganan bencana, baik banjir, tanah longsor, maupun pohon tumbang,” tambah Jules.
    Jules menilai bahwa peristiwa bencana di wilayah Sukabumi ini cukup berat, terutama di daerah yang masih terendam banjir dengan banyak rumah tergenang air deras.
    Pihak kepolisian, instansi terkait, dan pemerintah daerah setempat tengah berupaya keras untuk menyelamatkan para korban.
    “Bersama-sama berusaha yang utama bagaimana menyelamatkan para korban, khususnya yang tertimpa longsoran dan banjir, agar dapat dievakuasi,” tegasnya.
    Dalam bencana tanah longsor ini, dilaporkan terdapat dua orang korban yang tertimbun; satu orang telah ditemukan, sementara satu orang lainnya masih dalam pencarian.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bencana Alam Melanda Kabupaten Sukabumi, 2 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

    Bencana Alam Melanda Kabupaten Sukabumi, 2 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

    Sukabumi, Beritasatu.com – Bencana longsor, banjir hingga pergerakan tanah serta pohon tumbang melanda di berbagai wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat hujan yang terjadi selama tiga hari secara terus menerus. Akibat bencana tersebut, dilaporkan terdapat dua korban jiwa.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena mengatakan, ada 20 kecamatan terdampak dengan sebaran di 27 desa. Bencana tesebut yakni banjir, longsor hingga pergerakan tanah dan pohon tumbang terjadi di berbagai wilayah di Kabupaten Sukabumi.

    “Selama dua hari terakhir, Kabupaten Sukabumi diguyur hujan deras yang merata di seluruh wilayah. Akibatnya, 20 kecamatan dan 27 desa terdampak bencana,” ujar kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena kepada awak media, Rabu (4/12/2024).

    Adapun kecamatan paling terdampak terjadi di wilayah Kecamatan Sagaranten. Sedikitnya 177 kepala keluarga mengungsi, 20 rumah terendam, delapan rumah dan delapan kendaraan roda empat hanyut terbawa banjir.

    Sedangkan untuk bencana longsor, wilayah paling terdampak ada di Kecamatan Gegerbitung dan Simpenan. Dilaporkan ada satu orang yang tertimbun di Gegerbitung dan satu orang anak tertimpa lemari akibat longsor di Simpenan.

    “Saat ini pencarian masih berlangsung, kami terus bergerak untuk membantu warga,” jelasnya.

    Bencana pergerakan tanah juga terjadi di beberapa ruas jalan nasional maupun provinsi yang mana ada beberapa ruas jalan tidak bisa di lewati atau terputus.

    Pertama ada di jalan Provinsi Baros-Sagaranten, kemudian jalur Geopark Ciletuh terdampak. Satu jalur Simpenan-Loji terputus total dan beberapa jembatan di berbagai wilayah juga banyak yang terputus.

    “Geopark jalur Simpenan-Loji, titik longsornya di daerah Sangrawayan. Satu lagi jembatan Cisanti, Simpenan,” tuturnya.

    Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui BPBD Kabupaten Sukabumi masih terus mendata korban terdampak akibat bencana banjir, longsor, pergerakan tanah dan pohon tumbang.

  • Anggota DPRD Jakarta Minta Pemprov Mitigasi Pohon Tumbang

    Anggota DPRD Jakarta Minta Pemprov Mitigasi Pohon Tumbang

    loading…

    Anggota Komisi A DPRD Jakarta Kevin Wu meminta Pemprov Jakarta, khususnya Distamhut beserta BPBD melakukan mitigasi pohon tumbang akibat angin kencang. Foto: Ist

    JAKARTA – Anggota Komisi A DPRD Jakarta Kevin Wu meminta Pemprov Jakarta, khususnya Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan mitigasi pohon tumbang akibat angin kencang. Setiap hujan deras disertai angin kencang ada saja kejadian pohon tumbang di beberapa wilayah Jakarta.

    “Hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Jakarta mengindikasikan perlunya pendekatan lebih serius terhadap manajemen pohon di perkotaan,” ujar Kevin, Selasa (3/12/2024).

    Menurut dia, pada dasarnya pohon tumbang tidak terjadi semata karena cuaca ekstrem, tetapi juga menunjukkan kelemahan dalam pemeliharaan pohon-pohon.

    “Banyak pohon tua dengan kondisi akar yang melemah atau tidak dirawat secara berkala, sehingga tidak mampu menahan tekanan angin kencang. Ini harus menjadi momentum bagi Pemprov untuk memperkuat tata kelola dan pemantauan pohon di seluruh wilayah Jakarta,” katanya.

    Politikus PSI itu mendorong Distamhut dan BPBD lebih terintegrasi dalam melakukan mitigasi risiko pohon tumbang di Jakarta. Salah satunya dengan melakukan pemetaan lokasi pohon rawan tumbang, terutama di jalan-jalan utama dan kawasan padat aktivitas masyarakat.

    Selain itu, BPBD perlu memastikan kolaborasi aktif dengan Dinas Pertamanan untuk menyiapkan rencana aksi cepat tanggap jika insiden terjadi.

    Pria yang menjabat Kepala Dharmapala Nusantara itu juga mendorong BPBD Jakarta menerapkan sistem peringatan dini berbasis data cuaca dari BMKG yang dapat langsung menyasar masyarakat melalui kanal resmi seperti aplikasi JAKI atau pesan singkat.

    Dinas terkait juga perlu menggunakan teknologi modern seperti sensor pohon untuk memantau kelembapan tanah dan stabilitas akar, terutama di lokasi yang sering dilanda banjir atau angin kencang.

    Kevin mengajak masyarakat dilibatkan secara aktif, bukan hanya untuk melaporkan potensi bahaya, tapi juga diberikan edukasi bagaimana mengenali pohon yang berisiko tumbang.

    “Pemprov juga dapat membuka kanal komunikasi langsung di tingkat kelurahan atau RW untuk mempermudah pelaporan dan mempercepat penanganan. Misalnya, pemerintah bisa memberikan panduan visual tentang kondisi pohon berbahaya, sehingga masyarakat memiliki pemahaman lebih baik dan dapat berkontribusi secara nyata dalam mitigasi risiko,” ungkapnya.

    (jon)

  • Longsor Melanda 4 Titik di Sukabumi, Akses Jalan Sukabumi-Palabuhanratu Terputus

    Longsor Melanda 4 Titik di Sukabumi, Akses Jalan Sukabumi-Palabuhanratu Terputus

    Longsor juga mengakibatkan akses jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tertutup material longsor. Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Bantargadung Sihabudin di Sukabumi, Rabu (4/12/2024) mengatakan, hujan deras yang turun sejak Selasa (3/12/2024) kemarin hingga Rabu pagi tadi, mengakibatkan tebing tanah setinggi kurang lebih lima meter yang berada di pinggir jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tepatnya di Jalan Raya Bojonggaling longsor.

    “Longsor menutup akses jalan dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu maupun sebaliknya,” katanya.

    Menurut Sihabudin, diperkirakan longsor terjadi pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB saat hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Bantargadung dan sekitarnya. Akibat dari kejadian itu arus lalu lintas dari kedua arah hingga pukul 09.00 WIB belum normal.

    Petugas gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah berada di lokasi untuk membantu evakuasi material longsoran yang menutup akses jalan kendaraan. Hingga saat ini, baru satu arah yang bisa dilintasi kendaraan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan dari arah Sukabumi maupun Palabuhanratu, personel Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sukabumi melakukan buka tutup jalan.

    Untuk mempercepat proses evakuasi material longsor, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan instansi terkait untuk mengirimkan alat berat seperti backhoe.

    “Petugas gabungan masih berupaya menormalisasi akses jalan utama yang menghubungkan Sukabumi dengan Palabuhanratu dan diharapkan seluruh material longsoran yang menutup jalan bisa segera dievakuasi agar arus lalu lintas kembali normal,” ujarnya.

    Sihab mengatakan selain bencana tanah longsor yang menutup akses jalan nasional, cuaca ekstrem juga memicu terjadinya bencana serupa di Kampung Cijambe dan pohon tumbang di Kampung Linggaresmi, Desa Bantargadung. Namun, belum ada informasi terkait jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat terdampak bencana.

    Warga diimbau untuk selalu waspada karena hujan deras disertai angin kencang atau cuaca ekstrem masih berpotensi melanda wilayah Kota Sukabumi dalam beberapa hari ke depan sesuai prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Hujan deras juga berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pergerakan tanah dan angin kencang atau puting beliung. Untuk meminimalkan dampak dari bencana, pihaknya sudah menyiagakan puluhan personel penanggulangan bencana dan berkoordinasi dengan instansi lainnya baik dari unsur TNI, Polri, Pemkot Sukabumi, lembaga kemanusiaan maupun komunitas lainnya.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 4 Desember 2024: Langit Malam Indonesia Mayoritas akan Turun Hujan Ringan – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 4 Desember 2024: Langit Malam Indonesia Mayoritas akan Turun Hujan Ringan – Page 3

    Warga Sulut diminta untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat yang dapat disertai petir berpotensi melanda wilayah Sulut.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle, Senin (2/12/2024).

    Dia mengatakan, cuaca ekstrem hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang tersebut berpotensi melanda sebagian besar kabupaten dan kota di Sulut.

    Karena itu, Ben berharap warga tetap berhati-hati apabila melakukan aktivitas dalam kondisi cuaca ekstrem.

    “Waspadai bencana banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang bagi warga yang tinggal di bantaran sungai serta daerah terjal atau berbukit,” ujar Ben.

    Dia memaparkan, cuaca ekstrem melanda di wilayah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara. Kemudian di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Pada 3 Desember 2024, kondisi cuaca serupa diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Sedangkan di 4 Desember 2024, berpeluang terjadi di wilayah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

    “Bagi warga yang merencanakan perjalanan agar memperhatikan peringatan dini ini,” ujar Ben.

  • Waspada Cuaca Ekstrem, DKI Diminta Antisipasi Banjir hingga Pohon Tumbang

    Waspada Cuaca Ekstrem, DKI Diminta Antisipasi Banjir hingga Pohon Tumbang

    Jakarta

    BMKG memprediksi fenomena angin kencang di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek terjadi hingga akhir tahun. Anggota DPRD DKI Jakarta F-NasDem Wibi Andrino memberikan sejumlah imbauan kepada Pemprov DKI.

    Wibi mengatakan salah satunya yakni pemangkasan dan perawatan pohon-pohon untuk menghindari pohon tumbang yang bisa berakibat korban jiwa. Selain itu, katanya, pemerintah juga harus melakukan pengerukan saluran air.

    “Pengerukan saluran air dan kesiapan pompa. Memastikan saluran air, waduk, dan embung dikuras secara rutin agar mampu menampung volume air yang meningkat akibat curah hujan tinggi. Selain itu, menyiagakan pompa air, termasuk pompa mobile, di daerah rawan banjir untuk mempercepat proses pengeringan jika terjadi genangan,” ujar Wibi kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).

    “Pemangkasan dan perawatan pohon. Melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi tumbang akibat angin kencang, serta memastikan perawatan rutin untuk mencegah risiko bagi masyarakat,” tambahnya.

    Kemudian, menurutnya, sosialisasi dan edukasi masyarakat juga perlu dilakukan. Pemerintah disarankan untuk mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang.

    “Koordinasi antardinas dan lembaga. Memperkuat koordinasi antara dinas terkait, seperti Dinas Sumber Daya Air, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, untuk memastikan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap potensi bencana,” katanya.

    “Dengan langkah-langkah tersebut, saya percaya dan yakin dampak dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir, sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung dengan aman dan lancar,” pungkasnya.

    Penjelasan BMKG

    Fenomena angin kencang terjadi di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek. BMKG memperkirakan fenomena ini akan berlangsung sampai akhir tahun.

    Ia menjelaskan angin kencang ini terjadi karena efek dari low pressure area. Salah satunya yang terdeteksi di samping laut selatan. Selain itu, hal ini juga karena kemunculan bibit siklon.

    “Itu ada juga low presser area di samping laut selatan. Ada bibit siklon juga,” ujarnya.

    (azh/jbr)

  • 44 pohon di Jakpus terkena dampak hujan disertai angin kencang

    44 pohon di Jakpus terkena dampak hujan disertai angin kencang

    Petugas tengah menangani pohon yang roboh akibat angin kencang di wilayah Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta.

    44 pohon di Jakpus terkena dampak hujan disertai angin kencang
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 03 Desember 2024 – 16:29 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 44 pohon di Jakarta Pusat terkena dampak (roboh hingga patah dahan) akibat hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Senin (2/12) sore.

    “Sebanyak 44 pohon tersebut terdiri atas 26 pohon patah dahan atau ranting (sempal) yang menutupi rambu-rambu lalu lintas ataupun lampu di jalanan dan 18 pohon tumbang,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Jakarta Pusat Mila Ananda saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
     

    Akibat peristiwa tersebut, Suku Dinas Tamhut Jakarta Pusat menurunkan lebih dari 100 personel Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) yang terdiri atas Tim Penanganan Pohon, Tim Truk, dan PJLP Perawat Ruang Terbuka Hijau (RTH).

    Tim tersebut di bawah koordinasi langsung Wali kota Jakarta Pusat. Selain itu, penanganan pohon tumbang dan sempal juga didukung personel Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) di wilayah Jakarta Pusat, yaitu Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup, Kecamatan, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan.

    Lalu, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Suku Dinas Perhubungan. Sebelumnya di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, dua orang harus dilarikan ke rumah sakit karena rumahnya tertimpa pohon besar yang tumbang akibat hujan disertai angin kencang pada Senin (2/12).

    “Kejadian pohon tumbang menimpa rumah di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran, terdapat dua orang korban,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Pusat, Subadi saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/12).
     

    Selain menutup ruas jalan, batang pohon yang tumbang juga merusak rumah warga yang tertimpa pohon. Dua korban tersebut, yakni William (32) dan Kardi (70). Setelah dievakuasi di tempat kejadian perkara (TKP) langsung dilarikan ke rumah sakit. Korban dibawa oleh Pusat Krisis Dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) dan ditangani bersama Dinas Kesehatan Jakarta.

    Sumber : Antara