Topik: pohon tumbang

  • JATIM TERPOPULER: Anak di Situbondo Temukan Ibunya Tewas di Kamar hingga Pohon Tumbang di Bondowoso

    JATIM TERPOPULER: Anak di Situbondo Temukan Ibunya Tewas di Kamar hingga Pohon Tumbang di Bondowoso

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Jumat 31 Januari 2025.

    Berita pertama kamar rumah warga di Situbondo, terbakar, Kamis (30/01/2025) dini hari.

    Kemudian investigasi yang dilakukan BPN Sidoarjo terhadap lahan yang bersertifikat HGB seluas 656 hektar di laut Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur sudah selesai. 

    Selanjutnya sejumlah pohon tumbang terjadi di beberapa titik Kabupaten Bondowoso akibat angin kencang, pada Kamis (30/1/2025).

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Jumat (31/1/2025) di TribunJatim.com.

    Seorang Anak di Situbondo Temukan Ibunya Tewas di Kamar, Pintu Didobrak Usai Lihat Kepulan Asap

    TEWAS TERBAKAR – Seorang anak Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur temukan ibu tewas di dalam kamarnya yang terbakar, Kamis (25/01/25). Korban saat dievakuasi ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. (Istimewa/BPBD dan Tagana Situbondo)

    Kamar rumah warga di Situbondo, terbakar, Kamis (30/01/2025) dini hari.

    Kebakaran kamar rumah yang terjadi sekitar pukul 21.10 WIB, menyebabkan pemilik rumah bernama Satima, warga Desa Tenggir, Kecamatan Panji, meninggal dunia.

    Belum diketahui penyebab kebakaran yang menewaskan wanita berusia 59 tahun tersebut. Bahkan, korban ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tertelungkup didalam kamarnya.

    Akibat ganasnya si jago merah, korban mengalami luka bakar disekujur tubuhnya.

    Koordinator Pusdalop BPBD Situbondo, Puriyono mmegatakan, peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 02.10 dini hari pada saat pemilik rumah sedang berada di dalam kamarnya.

    Kebakaran itu, kata Puriyono diketahui oleh anaknya yang bernama Sulis dan langsung berteriak meminta pertolongan warga.

    Warga yang mendengar teriakan anak korban, sambungnya, puluhan warga mendatangi sumber warga yang meminta tolong tersebut.

    “Selain berusaha memadam api, para.warga mendobrak pintu karena kondisinya terkunci dari dalam,” ujarnya.

    Menurutnya, setelah pintu rumah dan kamarnya berhasil dibuka paksa, warga menemukan korban sudah dalam kondisi meninggal terbakar.

    Sementara itu, Kapolsek Panji, AKP Nanang Priyambodo membenarkan kebakaran kamar rumah yanv menyebabkan pemillih rumah menggal dunia.

    Baca Selengkapnya

    2. Demo di Kantor BPN Sidoarjo Soal HGB di Laut, Massa Tuntut Sertifikat Tak Diperpanjang

    MASSA DEMO – Kepala BPN Sidoarjo Muh Rizal saat menemui sejumlah pendemo di Kantor BPN Sidoarjo, Kamis (30/1/2025). Massa berunjuk rasa ke BPN Sidoarjo meminta agar HGB Laut seluas 656 hektar di Sidoarjo, Jawa Timur tidak diperpanjang. (TribunJatim.com/M Taufik)

    Investigasi yang dilakukan BPN Sidoarjo terhadap lahan yang bersertifikat HGB seluas 656 hektar di laut Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur sudah selesai.

    Menurut Kepala Kantor BPN Sidoarjo Muh Rizal, hasil investigasi soal HGB 656 hektar di laut Sedati menunjukkan bahwa ratusan hektar lahan tersebut sebelumnya berupa tambak.

    “Namun karena terkena abrasi, wilayah itu kemudian menjadi lautan. Awalnya di sana memang tambak,” kata Rizal kepada sejumlah wartawan di Kantor BPN Sidoarjo, Kamis (30/1/2025).

    Nah, karena sudah berupa lautan, maka HGB atas lahan tersebut tidak bisa diperpanjang.

    Sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria, disebutkan bahwa salah satu alasan menghapus hak guna bangunan adalah tanahnya musnah.

    “Seperti yang ada di Segorotambak tersebut, tanahnya sudah jadi lautan. Berarti sudah musnah sehingga tidak mungkin dilakukan perpanjangan,” ungkapnya. 

    Rizal menegaskan bahwa karena wilayah HGB ratusan hektar tersebut sudah menjadi lautan, sehingga BPN tidak mungkin memberikan perpanjangan.

    Rizal menyatakan bahwa HGB untuk nomor 3 dan 4 bakal berakhir pada tahun 2026. Untuk sektor HGB nomor 5 masa berlakunya sampai 2029. 

    “Kami tegaskan, sesuai ketentuan tidak bisa dilakukan perpanjangan terhadap HGB tersebut. Karena tanahnya sudah jadi laut,” ujarnya. 

    Sebagai antisipasi, dikatakannya bahwa BPN terus melakukan antisipasi dengan melakukan pencatatan di buku tanahnya bahwa lahan tersebut sudah musnah, menjadi lautan. 

    Baca Selengkapnya

    3. Ini Lokasi Pohon Tumbang di Bondowoso Akibat Angin Kencang, 1 Rumah Terdampak dan 5 Orang Luka-Luka

    RUMAH TERTIMPA POHON TUMBANG – Satu rumah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso tertimpa pohon Angsana pada sekitar pukul 15.15 WIB, Kamis (30/1/2025). Total ada 6 pohon tumbang di beberapa titik di Bondowoso akibat angin kencang dalam sehari. (TribunJatim.com/Sinca Ari Pangistu)

    Sejumlah pohon tumbang terjadi di beberapa titik Kabupaten Bondowoso akibat angin kencang, pada Kamis (30/1/2025).

    Tercatat, pohon tumbang terjadi di enam lokasi berbeda di Bondowoso. Di antaranya adalah di Desa Sumber Kalong, Desa Traktakan, Desa Pasarejo, Kecamatan Wonosari; Kelurahan Kademangan, Kelurahan Dabasah dan Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso.

    Salah satu rumah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso tertimpa pohon Angsana pada pukul 15.15 WIB.

    Kemudian juga pada sekitar pukul 10.30 WIB, Pohon Nyamplong di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari menimpa becak bentor dan sepeda motor.

    Akibatnya, satu keluarga yang menaiki bentor dan dua orang pekerja koperasi yang menaiki sepeda motor juga mengalami luka-luka.

    Demikian disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso Yuliono Triandana, dikonfirmasi awak media.

    “Di hari ini Bondowoso mengalami angin kencang,” ujarnya.

    Ia menerangkan, pihaknya membagi dua tim dalam menangani pohon tumbang ini. Mereka silih berganti bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

    “Kita ada dua tim,” ujarnya.

    Pantauan di lokasi, tim Damkar Satpol PP, TNI, dan Polri di masing-masing wilayah bencana juga terjun turut membantu proses evakuasi pohon tumbang.

    Baca Selengkapnya

    Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Akibat Hujan Deras, 6 Pohon di Halaman Kantor KLHK Ambruk dan Longsor

    Akibat Hujan Deras, 6 Pohon di Halaman Kantor KLHK Ambruk dan Longsor

    JAKARTA – Sebanyak 6 pohon di area kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang berada di Jalan DI Panjaitan, RT 15/02, Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, mendadak tumbang.

    “Ada 6 pohon tumbang akibat hujan lebat,” ujar Kasatgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Korwil Jakarta Timur, Sukendar saat dikonfirmasi VOI, Kamis, 30 Januari.

    Akibat pohon tumbang tersebut, sisi jalan yang ada di bantaran kali juga ikut mengalami longsor. Tanah yang ada di bantaran kali longsor sepanjang beberapa puluh meter.

    Tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Sementara lokasi terdampak juga sudah dilakukan evakuasi dan penebangan pohon yang tumbang.

    “Kejadian Selasa 28 Januari, sekitar pukul 13.30 WIB dan 23.30 WIB,” ujarnya.

  • Jumlah Pohon Tumbang Bertambah, BPBD Bondowoso Ingatkan Hal ini: Jangan Bakar Sampah di Bawah Pohon

    Jumlah Pohon Tumbang Bertambah, BPBD Bondowoso Ingatkan Hal ini: Jangan Bakar Sampah di Bawah Pohon

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Pohon tumbang akibat angin kencang di beberapa titik Bondowoso terus bertambah.

    Pada pukul 16.00 WIB, jumlah pohon tumbang mencapai enam. Kini hingga pukul 18.24 WIB, telah bertambah lagi di empat titik berbeda.

    Di antaranya yakni Desa Sumber Kalong, Desa Traktakan, Desa Pasarejo, Desa Tumpeng, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari; Kelurahan Kademangan, Kelurahan Dabasah dan Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso. Kemudian, Desa Gayam, Kecamatan Botolinggo, dan Desa Jurang Sapi, Kecamatan Tapen.
    Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso Yuliono Triandana,  mengatakan, akibat pohon tumbang ini ada 5 orang mengalami luka-luka karena pohon tumbang di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari.

    Kemudian, satu rumah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Badean tertimpa pohon.

    “Dari pagi kita di Bondowoso memang ada angin kencang,” ujarnya.

    Ia menerangkan, pihaknya membagi dua tim dalam menangani pohon tumbang ini. Mereka silih berganti bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

    “Kita ada dua tim,” ujarnya.

    Pria akrab disapa Yuli ini pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak membakar sampah di bawah pohon.

    Karena seperti kejadian pohon tumbang di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari itu diperkirakan karena batang pohon Nyamplong di bawah terlihat gosong, karena terlihat ada bekas bakaran.

    ” kita himbau sekalian ya, masyarakat untuk tidak membakar sampah di bawah pohon. Terkikis. Selain kencang,” urainya.

    Selain itu, kata Yuli, diharapkan masyarakat juga memangkas pohon yang rimbun di sekitarnya.

    “Jika memang tidak ada kegiatan yang penting sebaiknya di rumah,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, 5 orang terluka akibat tertimpa pohon tumbang karena angin kencang di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari, pada Kamis (30/1/2025).

    Data diterima dari BPBD Bondowoso, satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak berkendara becak motor mengalami luka-luka. Di antaranya yakni Misbahul Munir (40), Syifaul Qolbi (5), dan Indrayani (28).

    Kemudian, dua orang pekerja koperasi berkendara sepeda motor Honda Reno vit warna hitam nopol P-5220-JT, juga terluka. Yaitu, Hilal dan Rasudi masing-masing berusia 25 tahun.

  • Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Januari 2025

    Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025 Regional 30 Januari 2025

    Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Wilayah
    Jawa Tengah
    mengalami hujan deras dan cuaca ekstrem sejak 29 Januari 2025.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ahmad Yani telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berlaku hingga 31 Januari 2025.
    Menanggapi potensi risiko yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Provinsi Jawa Tengah telah meminta dukungan untuk melakukan
    Operasi Modifikasi Cuaca
    (OMC) kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
    OMC dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari 29 hingga 31 Januari 2025.
    “OMC sudah mulai dari Rabu (29/1/2025) kemarin, rencana tiga hari, berakhir Jumat (31/1/2025) besok. Operasi ini dilakukan di laut Jawa, tidak ada kendala,” ungkap Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, melalui telepon pada Kamis (30/1/2025).
    Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan dengan menggunakan pesawat Cesna ini dinilai efektif untuk mengendalikan curah hujan di Jawa Tengah.
    OMC diharapkan dapat mengerem pertumbuhan awan Cumulonimbus guna meminimalisir dampak bencana.
    “Kita sudah melakukan OMC ini bukan sekali-dua kali. Hanya saja, berkaitan dengan pertumbuhan awan, ada awan dan angin dari utara bergeser. Jika masih terlihat berada di laut Jawa, akan dilakukan OMC,” jelas Bergas.
    Saat ini, penaburan garam dalam OMC dilakukan di atas laut, yang diharapkan dapat mengurangi debit air hujan yang turun di daratan Jawa Tengah.
    Bergas memperkirakan bahwa OMC akan berlanjut hingga Februari jika masih diperlukan untuk pengendalian cuaca.
    “Menurut jadwal, ketersediaan bisa dilakukan sampai besok. Kami akan melihat kondisi cuaca; bila memungkinkan akan diperpanjang, namun jika sudah dianggap cukup aman, kami tidak akan melanjutkan, tergantung perkembangan,” tuturnya.
    Lebih lanjut, Bergas menyebutkan bahwa cuaca ekstrem telah menyebabkan bencana di beberapa daerah.
    Berdasarkan laporan BPBD, dari Rabu pukul 19.00 WIB hingga pagi tadi pukul 07.00 WIB, tercatat satu bencana dan 21 kejadian bencana di sembilan kabupaten/kota, termasuk tanah longsor, cuaca ekstrem, banjir, serta kejadian lainnya seperti pohon tumbang dan angin kencang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Ekstrem di Kota Malang: Terjadi Pohon Tumbang di 9 Lokasi

    Cuaca Ekstrem di Kota Malang: Terjadi Pohon Tumbang di 9 Lokasi

    Malang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Malang, pada Kamis (30/1/2025). Angin kencang yang menyertai cuaca buruk ini menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik di kota tersebut.

    Menurut Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, laporan dari lapangan menyebutkan ada 9 titik kejadian pohon tumbang.

    “Untuk sementara informasi yang masuk kepada kami, ada 9 titik terjadinya pohon tumbang. Tersebar di Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, dan Kecamatan Kedungkandang,” ujar Prayitno.

    Tim gabungan dari BPBD Kota Malang dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang langsung bergerak untuk menangani insiden ini. Faktor utama penyebabnya adalah angin kencang dan kondisi pohon yang sudah lapuk.

    “Enam titik penanganan dilakukan oleh URC BPBD Kota Malang. Sedangkan 3 titik lainnya ditangani oleh DLH Kota Malang. Rata-rata kondisi pohon lapuk, dipicu angin kencang sesaat,” tambah Prayitno.

    Meskipun cuaca ekstrem ini menimbulkan kerusakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Untuk korban jiwa nihil,” ujarnya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memperingatkan bahwa hujan lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Timur hingga 5 Februari 2025. Cuaca ekstrem seperti ini rentan memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es. [luc/suf]

  • Cuaca Ekstrem, Taman Kebon Rojo Kota Blitar Ditutup Sementara

    Cuaca Ekstrem, Taman Kebon Rojo Kota Blitar Ditutup Sementara

    Blitar (beritajatim.com) – Taman Kebon Rojo Kota Blitar ditutup sementara dipicu cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga beberapa hari ke depan. Penutupan dilakukan mulai hari ini, Kamis (30/1/2025) hingga cuaca kembali normal.

    Langkah ini diambil Pemerintah Kota Blitar usai sejumlah pohon yang ada di Taman Kebon Rojo Blitar tumbang usai diterjang angin kencang. Sejumlah pohon yang ada di dalam Taman Kebon Rojo tidak sanggup untuk menahan kencangnya angin, hingga akhirnya tumbang.

    “Benar kita tutup untuk sementara. Akan kita buka jika cuacanya sudah memungkinkan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Blitar, Jajuk Indihartati, Kamis (30/1/2025).

    Taman Kebon Rojo sendiri merupakan tempat wisata berkonsep alam dan berada di tengah kota. Taman ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindia Belanda pada tahun 1890-an.

    Sejak itu, taman ini terus berkembang dan menjadi salah satu aset berharga kota Blitar. Kini Taman Kebon Rojo menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Blitar.

    Di sana wisatawan bisa mengenal flora dan fauna secara gratis. Para pengunjung tidak dipungut biaya seperpun untuk masuk dan menikmati keindahan Taman Kebon Rojo.

    Namun untuk sementara waktu taman yang berada di tengah kota itu harus ditutup. Tentu penutupan terpaksa dilakukan demi keselamatan warga.

    “Ini dilakukan demi keselamatan warga dan mencegah jatuhnya korban jiwa,” tandasnya.

    Sejak hari ini, Kota Blitar memang diterjang cuaca buruk dan angin kencang. Akibat hembusan angin kencang yang terjadi di wilayah Kota Blitar, ada 4 titik yang mengalami pohon tumbang diantaranya di Kelurahan Blitar menimpa satu rumah warga.

    Kemudian di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan ada dua titik pohon tumbang, dan dahan patah di wisata Kebon Rojo. Pemerintah Kota Blitar pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati utamanya saat beraktifitas di luar ruangan, karena cuaca buruk dan angin kencang diprediksi terus akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. [owi/beq]

  • Pengendara Motor di Kediri Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

    Pengendara Motor di Kediri Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

    Kediri (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Plosoklaten – Gurah, tepatnya di Dusun Blimbing Timur, Desa Blimbing, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, pada Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Insiden ini melibatkan satu unit sepeda motor yang tertimpa pohon sengon tumbang.

    Kecelakaan ini melibatkan sepeda motor Honda Tiger warna putih dengan nomor polisi AG 2207 EAA. Pengendara motor tersebut diketahui bernama Surya Adyf Pratama (17), seorang pelajar asal Desa Candimulyo, Kabupaten Jombang.

    Akibat kejadian tersebut, Surya meninggal dunia di lokasi kejadian dengan luka di bagian kepala. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, jenazah dibawa ke RSUD Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri.

    Kanit Gakkum Polres Kediri Iptu Budi Winariyanto mengatakan, awalnya korban mengendarai sepeda motor Honda Tiger berwarna putih melaju dari arah Utara ke Selatan. Namun, saat melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba pohon sengon tumbang dan menimpa korban.

    “Insiden ini mengakibatkan pengendara terjatuh dan meninggal dunia,” ujar Kanit Gakkum Polres Kediri Kota Iptu Budi Winariyanto.

    Hingga saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian ini, termasuk kemungkinan faktor cuaca atau kondisi pohon yang menyebabkan tumbangnya pohon sengon tersebut.

    Sementara itu, BMKG Juanda Sidoarjo memberikan peringatan dini terhadap kewaspadaan bencana alam di Jawa Timur pada 27 Januari – 5 Februari 2025. Sejumlah daerah berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung dan hujan es).

    Wilayah yang berpotensi diantaranya, Kota dan Kabupaten Kediri. Saat ini di wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar sudah memasuki puncak musim hujan. [nm/beq]

  • Delapan Dukuh di Petungkriyono Masih Terisolir, 13 Jembatan Putus dan Jalan Tertutup Longsoran

    Delapan Dukuh di Petungkriyono Masih Terisolir, 13 Jembatan Putus dan Jalan Tertutup Longsoran

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN — Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar menyebutkan bahwa ada 8 dukuh, di 4 Desa yang ada di Kecamatan Petungkriyono, masih terisolir.

    Hal itu dikatakan, saat rapat bersama tanggap bencana di kantor DPRD Kabupaten Pekalongan.
    “Akibat tanah longsor dan banjir bandang yang menghantam Kecamatan Petungkriyono, ada 8 dukuh, di 11 Desa yang ada di kecamatan masih terisolir.

    Terisolir karena akses jalan masih tertutup longsoran, dan jembatan juga putus,” kata Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar, Selasa (28/1/2025).

    Kemudian, setelah dihentikannya operasi pencarian korban tanah longsor, di masa sisa hari darurat ini Pemkab Pekalongan masih memfokuskan untuk pembukaan akses jalan di Petungkriyono.

    “Masa darurat sampai tanggal 3 Februari 2025, target semua akses jalan di Petungkriyono terbuka,” imbuhnya.

    Lalu, untuk membuka akses ke Petungkriyono yang terisolir akibat putusnya Jembatan Tembelan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemkab Pekalongan akan bangun jembatan bailey.

    “Akses menuju ke Kecamatan Petungkriyono dari arah bawah atau Doro putus total. Sebab, ada jembatan putus di Desa Kayupuring. Bina Marga Provinsi Jawa Tengah dan PU telah survei ke lokasi. Kita akan buat jembatan bailey di sana agar akses kembali bisa dilalui,” ujarnya.

    Lalu, untuk bencana yang dibawah seperti di Kecamatan Kedungwuni, Wonopringgo, Tirto, dan Wonokerto. “Saat ini masih konsentrasi untuk pembersihan lumpur. Satu hingga 3 hari ini untuk pembersihan lumpur selesai,” katanya.

    13 Jembatan Putus

    Sementara itu, Hadi Surono Camat Petungkriyono mengatakan, berdasarkan data ada 13 jembatan yang putus di wilayah Kecamatan Petungkriyono. Lalu, ada tiga jembatan yang harus diganti jembatan baru, dan ada tiga jembatan yang harus diperbaiki.

    “Saat ini akses masih lewat Banjarnegara, butuh waktu 3-4 jam. Apabila, jembatan bailey dibangun hanya waktu 1,5 jam bisa sampai Petungkriyono,” katanya.

    Saat ini tim gabungan masih melakukan kerja bakti untuk membuka akses jalan yang masih tertutup dengan menggunakan alat seadanya.

    “Alat berat saat ini di Kecamatan Petungkriyono ada 10 unit, 8 alat berat menangani jalur ke arah Doro, dan membuka jalan darurat. Untuk dua alat berat ke Desa Yosorejo, Sawangronggo, dan Sangodadi yang masih terisolir,” tambahnya.

    Ditinjau Menteri PU

    Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo meninjau penanganan pascabencana longsor dan banjir bandang di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (29/1/2025).

    Tinjauan Menteri PU untuk melihat langsung kondisi di lapangan, baik mengenai kerusakan infrastruktur, termasuk dukungan sarana dan prasarana bagi masyarakat terdampak longsor dan banjir.

    Menteri Dody mengatakan, penanganan bencana longsor dan banjir di Pekalongan diprioritaskan pada pembersihan material longsor serta, penanganan pohon tumbang untuk membuka akses masyarakat.

    “Pertama kita lakukan dulu pemetaan secara detail, nanti tim BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) Jawa Tengah-DI Yogyakarta menggunakan drone, tetapi menunggu cuaca tidak hujan dulu.

    Kita prioritaskan, pembukaan akses dulu agar masyarakat tidak ada yang terisolir,” kata Menteri Dody.

    Guna membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan, BBPJN Jateng-DI Yogyakarta telah mengerahkan berbagai alat berat, termasuk mini excavator PC-50 sebanyak 1 unit, PC 75 sebanyak 2 unit, dan PC 70 breaker untuk membantu membuka ruas jalan dari Desa Kasimbar menuju kafe Allo, hingga Jembatan Jimat 2 di Desa Petungkriyono yang terputus untuk membuka akses mobilisasi material jembatan.

    Jembatan Darurat

    Selain pembukaan akses jalan, Kementerian PU juga memprioritaskan pemasangan jembatan darurat (jembatan bailey) untuk penghubung sementara antar desa yang roboh diterjang banjir bandang dari Sungai Welo dan Sungai Kasimpar.

    “Saat ini telah disiapkan 1 unit Jembatan Bailey dari BBPJN Jawa Tengah-DI Yogyakarta yang sudah dimobilisasi ke Pekalongan, dengan panjang 30 meter yang akan digunakan untuk jembatan darurat di Jembatan Jimat 2 di Desa Kayupuring.

    “Jembatan Bailey sudah siap, cuman akses membawanya pakai alat berat masih belum bisa, masih ada batu-batu besar yang harus dibersihkan,” imbuhnya.
    Perakitan hingga pemasangan Jembatan Bailey oleh BBPJN Jateng-DI Yogyakarta akan dibantu oleh TNI AD.

    Dengan selesainya pemasangan jembatan bailey, sambil menunggu pembangunan jembatan permanen.

    “Diharapkan dapat membantu masyarakat, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari pasca bencana banjir di wilayah Kecamatan Petungkriyono,” imbuhnya.

    Kemudian, selain mengerahkan alat berat untuk penanganan jalan dan sungai, Kementerian PU juga mendukung pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat terdampak.

    Saat ini, satuan tugas tanggap darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jateng tengah melakukan assessment kebutuhan sarana dan prasana (sarpras) yang dibutuhkan untuk mendukung masyarakat terdampak, operasional relawan, dan dapur umum di Posko Yosorejo.

    “Kami mengerahkan 6 unit hidran umum kapasitas 2.000 liter, 6 unit toilet portable, 2 unit mobil tanki air kapasitas 4.000 liter,” terangnya.

    Sementara itu, Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar menyampaikan, bahwa Pemerintah Kabupaten Pekalongan akan segera menindaklanjuti arahan Menteri PU untuk mempercepat pembukaan akses untuk warga yang masih terisolir.

    “Pak Menteri sudah meminta Balai PJN untuk membuat akses baru. Setelah cuaca membaik, akan dilakukan survei untuk menentukan langkah teknis yang diperlukan. Fokus utama ada di dua titik, yakni Dukuh Dranan dan Jembatan Tembelan, agar akses bisa segera terbuka,” katanya.
    Lewat Banjarnegara

    Warga Dukuh Tembelan, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan masih terisolir pasca bencana longsor dan banjir bandang yang menimpa di daerah tersebut.
    Mereka terisolir, dikarenakan Jembatan Tembelan Kali Welo yang merupakan akses utama warga Petungkriyono ini terputus. Jembatan ini juga merupakan akses warga Doro dan sekitarnya yang akan ke Petungkriyono. Tidak adanya jembatan ini, mereka harus memutar dengan melintasi jalur Banjarnegara.

    Oleh karena itu, warga dan kepolisian sejak kejadian itu membuat jembatan bambu sementara, agar pengirimanlogistik masih terus dilakukan.

    Pantauan Tribunjateng.com di lokasi, jembatan sementara masih ada akan tetapi cuaca hujan, Rabu (29/1/2025) di Petungkriyono. Bahkan, ketika warga hendak melintasi jembatan itu harus turun ke sungai dengan ketinggian 50 meter. Tidak hanya itu, jalan yang curam dan berbatuan juga membahayakan warga ketika melintasi jembatan darurat.

    Kapolsek Talun Iptu Adi Agung mengatakan, usai kejadian besar tersebut anggota Polsek Talun dan masyarakat membuat jembatan darurat menggunakan bambu.

    “Jembatan darurat ini dibuat di aliran sungai yang menghubungkan Desa Kayupuring dan Desa Kasimpar Kecamatan Petungkriyono,” kata Kapolsek Talun Iptu Adi Agung. Tidak hanya itu, anggota yang di sana pun membantu pengiriman logistik dengan cara digendong.

    Bambang Prasetyo warga sekitar menceritakan, pengiriman logistik secara khusus untuk Dukuh Tembelan masih menggunakan secara manual yaitu melewati jembatan darurat bambu yang berlokasi di bawah jembatan putus.

    “Jadi, warga laki-laki perempuan sama saja, jalan kaki naik turun dibawah jembatan membawa logistik, sehingga membutuhkan extra kehati-hatian karena aliran sungai tidak bisa diduga, dan melewati jembatan darurat menggunakan bambu,” katanya. (dro)

  • Lima Pengguna Jalan di Bondowoso Terluka Tertimpa Pohon Tumbang

    Lima Pengguna Jalan di Bondowoso Terluka Tertimpa Pohon Tumbang

    Bondowoso (beritajatim.com) – Lima pengguna jalan mengalami luka-luka akibat tertimpa pohon tumbang di Jalan Raya Trunojoyo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 10.32 WIB. Pohon tumbang tersebut terjadi akibat angin kencang dipicu cuaca ekstrem.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat melalui WhatsApp mengenai insiden tersebut.

    “Begitu menerima laporan, tim TRC BPBD Bondowoso langsung menuju lokasi untuk melakukan assessment dan evakuasi pohon tumbang yang menutup akses jalan,” kata Sigit Purnomo kepada BeritaJatim.com.

    Menurut data BPBD, lima orang mengalami luka-luka dalam insiden ini. Mereka adalah Hilal (25), warga Bataan, Kecamatan Tenggarang, yang mengalami luka di bagian dagu; Rasudi (26), warga Bataan, yang mengalami luka di tangan; Misbahul Munir (40), warga Dusun Kepondok, Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari, yang mengalami patah hidung dan luka di kepala;

    Kemudian Syifaul Qolbi (5), warga Dusun Kepondok, yang mengalami luka di pelipis mata kiri; serta Indrayani (28), warga Dusun Kepondok, yang mengalami memar di kepala.

    Selain mengakibatkan korban luka, pohon tumbang juga menimpa satu becak motor dan satu sepeda motor. Akibatnya, akses jalan sempat tertutup selama beberapa waktu.

    Selain itu, kabel Telkom dan penerangan jalan umum (PJU) sepanjang 30 meter turut terputus akibat kejadian ini.

    BPBD Bondowoso bersama Polsek Wonosari, Koramil Wonosari, perangkat desa, dan warga setempat segera melakukan evakuasi pohon tumbang agar arus lalu lintas kembali normal.

    “Saat ini, penanganan sudah selesai dilakukan, jalan sudah bisa dilalui kembali, dan situasi di lokasi kejadian sudah aman,” kata Sigit.

    BPBD Bondowoso tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, mengingat kondisi cuaca di Bondowoso saat ini masih mendung.

    “Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait untuk memperbaiki kabel yang terputus serta memastikan tidak ada potensi bahaya lainnya akibat insiden ini,” pungkasnya. [awi/beq]

  • Dampak Cuaca Ekstrem, Angin Kencang, Longsor, Sampai Banjir Terjadi di Kudus

    Dampak Cuaca Ekstrem, Angin Kencang, Longsor, Sampai Banjir Terjadi di Kudus

    TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat ada sejumlah bencana mulai dari longsor, angin kencang, sampai banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus.

    Bencana yang terjadi sejak Rabu 29 Januari 2025 karena sebelumnya hujan disertai angin terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Kudus .

    Kasi Kedaruratan BPBD Kudus Munaji mengatakan, untuk tanah longsor terjadi lebih dari 10 titik di Kecamatan Gebog dan Dawe.

    Dari data yang pihaknya himpun misalnya longsor terjadi tiga titik di jalan antara desa Rahtawu-Semliro. Kemudian di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog longsor terjadi di dua titik.

    Kemudian di Kecamatan Dawe terdapat beberapa titik longsor misalnya di di Desa Soco terdapat dua titik lokasi yang longsor dan di Desa Colo terdapat tiga titik longsor.

    Kemudian di Desa Cranggang dan Ternadi masing-masing ada satu titik longsor.

    “Ini merupakan dampak bencana hidrometeorologi basah yang terjadi di wilayah Kudus,” kata Munaji, Kamis (30/1/2025).

    Sementara itu di bencana angin kencang yang menerjang setidaknya merusak dua rumah.

    Satu rumah rusak ringan terjadi di Dukuh Pulutan, Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo.

    Sedangkan satu rumah rusak berat yang diterjang angin kencang milik Nikmah warga Karangampel, Kecamatan Kaliwungu.

    Angin kencang ini juga menumbangkan sejumlah pohon di Kabupaten Kudus.

    Tercatat ada sebanyak tujuh titik lokasi pohon tumbang yang terjadi karena angin kencang.

    Selanjutnya tingginya intensitas hujan yang terjadi di Kudus juga mengakibatkan banjir.

    Tercatat ada tiga desa yang terjadi banjir akibat limpasan sungai. Yakni di Desa Singocandi, Kecamatan Kota Kudus yang terjadi banjir akibat limpasan Sungai Gelis.

    Untuk banjir yang terjadi di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo terjadi karena limpasan air dari Sungai Piji. Dan banjir juga terjadi di Temulus, Kecamatan Mejobo akibat limpasan dari Sungai Dawe.

    “Dari semua bencana yang terjadi tidak ada korban jiwa,” kata Munaji.

    Sebelumnya Kepala BPBD Kudus Mundir mengatakan, kalau pihaknya telah menyiagakan petugas selama 24 jam yang siap diterjunkan saat terjadi bencana.

    Untuk dukungan penanganan bencana, pihaknya telah menyiapkan alokasi sebesar Rp 4,75 miliar. Alokasi anggaran ini sekaligus untuk melengkapi kesiapan personel dan peralatan yang akan diterjunkan saat bencana. (*)