Topik: pohon tumbang

  • Pengendara Tertimpa Pohon Tumbang di Sumbersalam Bondowoso

    Pengendara Tertimpa Pohon Tumbang di Sumbersalam Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Tiga pengendara motor tertimpa pohon tumbang saat melintas di ruas jalan Desa Sumbersalam, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Minggu (9/2/2025) sore.

    Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bondowoso. Di antaranya di Desa Maskuning Wetan, Kecamatan Pujer dan Desa Kajar dan Desa Sumbersalam di Kecamatan Tenggarang.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso mencatat tiga korban luka-luka dalam kejadian ini, yakni Arin (5), P. Mail, dan B. Misriy (40).

    Para korban luka merupakan warga Desa Pringgodani, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Ketiga korban langsung dievakuasi ke RSUD dr. H. Koesnadi untuk mendapatkan perawatan medis.

    Korban pohon tumbang di ruas jalan Desa Sumbersalam, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, Minggu (9/2/2025) sore.

    “Kejadian pohon tumbang pertama kali dilaporkan pukul 12.24 WIB di Jalan Raya Pakisan, Desa Maskuning Wetan,” kata Kalaksa BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo kepada BeritaJatim.com, Minggu (9/2/2025) petang.

    Tak lama berselang, BPBD Bondowoso menerima laporan tambahan mengenai pohon tumbang di Jalan Pujer dan Desa Kajar, Kecamatan Tenggarang.

    “Salah satu pohon tumbang menimpa pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi saat melewati lokasi kejadian di Sumbersalam,” sebutnya.

    Selain itu, pohon tumbang juga menyebabkan tertutupnya akses jalan dan merusak satu kios warung di Desa Sumbersalam, Kecamatan Tenggarang.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama aparat kepolisian, TNI, serta pemerintah desa dan kecamatan segera melakukan evakuasi korban serta pemotongan pohon tumbang agar arus lalu lintas kembali normal.

    “Hingga saat ini, situasi di Bondowoso terpantau aman, arus lalu lintas sudah lancar, dan cuaca berawan. Namun, kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem,” imbau Sigit. (awi/but)

  • Panggung Ambruk, ‘Prajurit Kulon Bersholawat’ di Mojokerto Batal

    Panggung Ambruk, ‘Prajurit Kulon Bersholawat’ di Mojokerto Batal

    Mojokerto (beritajatim.com) – Angin kencang menerjang panggung ‘Prajurit Kulon Bersholawat’ di Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. ‘Prajurit Kulon Bersholawat’ tersebut merupakan rangkaian kegiatan Ruwah Desa 2025 yang digelar Kelurahan Prajurit Kulon.

    Namun angin kencang disertai hujan yang terjadi pada, Minggu (9/2/2025) sekira pukul 14.30 WIB tersebut merobohkan panggung yang ada di Lapangan Kelurahan Prajurit Kulon. Tak hanya menerjang panggung, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang dan menimpa gerobak milik Pedagang Kaki Lima (PKL).

    Gerobak tersebut berada tepat di depan Makam Kelurahan Prajurit Kulon. Tak hanya menimpa gerobak PKL, pohon juga menimpa pagar Makam Kelurahan Prajurit Kulon dan menutup jalan. Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dibantu sejumlah relawan dan warga mengevakuasi pohon tumbang.

    Lurah Prajurit Kulon, Muhamad Nurhadi mengatakan, ada sekitar 12 pohon yang tumbang dan menimpa dua rumah serta panggung ‘Prajurit Kulon Bersholawat’. “Satu rumah bagian atap roboh sendiri dan yang satu rumah tertimpa pohon. Angin juga merusak panggung tapi alhamdulillah tidak ada korban,” ungkapnya.

    Masih kata Lurah, agenda Kelurahan Prajurit Kulon yakni Ruwah Desa. Rangkaian agenda kegiatan digelar mulai Minggu pagi hingga Minggu malam, mulai dari pawai budaya hingga ‘Prajurit Kulon Bersholawat’. Namun angin kencang merusak panggung yang akan digunakan agenda ‘Prajurit Kulon Bersholawat’.

    “Acaranya mulai pagi tadi, pawai budaya sampai jam 12.00 WIB. Ini istirahat dan nanti malam rencananya ada Sholawatan tapi karena ada bencana, ‘Prajurit Kulon Bersholawat’ kita cancel. Pohon tumbang ini juga menimpa gerobak PKL yang nanti malam akan berjualan di sini. Tidak ada korban, alhamdulillah selamat,” katanya.

    Lurah menjelaskan jika pihaknya bersama relawan dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Perlindunga. Masyarakat (Linmas) berbagi tugas untuk mengevakuasi pohon tumbang. [tin/but]

  • Pohon Tumbang Timpa Warung, Jalan Majapahit Kota Mojokerto Ditutup

    Pohon Tumbang Timpa Warung, Jalan Majapahit Kota Mojokerto Ditutup

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tak hanya terjadi di Kecamatan Prajurit Kulon dan Magersari, pohon tumbang juga terjadi di Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, Minggu (9/2/2025). Sebuah pohon di Jalan Majapahit Kelurahan Kranggan tumbang menimpa sebuah warung.

    Warung yang berada tepat di depan di depan Kraton Swalayan tersebut tertimpa pohon tumbang sekira pukul 14.30 WIB. Angin kencang yang disertai hujan tersebut menyebabkan dua pohon tumbang di jalan protokol di Kota Mojokerto tersebut.

    Salah satu warga, Muhammad Naufal raifaldo (19) mengatakan, pohon di Jalan Majapahit tumbang sekira pukul 14.30 WIB tersebut terjadi setelah ada angin kencang disertai hujan deras. “Ada dua titik. Satu titik, pohon tumbang timpa warung sehingga Jalan Majapahit ditutup karena jalan tertutup pohon tumbang,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan, ada lima lokasi pohon tumbang di Kota Mojokerto yakni di Surodinawan, Cinde, Blooto, Kuwung dan Mojopahit. “Di Jalan Majapahit ada dua pohon, satu pohon menimpa sebuah warung,” katanya.

    Sejumlah pohon tumbang menutup jalan sehingga arus lalu-lintas ditutup akibat kendaraan tidak bisa lewat. Karena banyaknya titik pohon tumbang sehingga pihaknya bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto untuk mengevakuasi pohon tumbang.

    “Alhamdulillah nihil korban jiwa. Kami bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Mojokerto, Satpol PP, TNI/Polri dan relawan untuk evakuasi pohon tumbang. Kami akan melakukan mitigasi pemangkasan dahan dan ranting karena saat ini cuaca ekstrem, angin kencang diprediksi terjadi hingga tanggal 16 Februari,” jelasnya. [tin/but]

  • Angin Kencang, Pohon Tumbang Tutup Akses Alternatif Mojokerto-Jombang

    Angin Kencang, Pohon Tumbang Tutup Akses Alternatif Mojokerto-Jombang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Setidaknya 15 bangunan rumah dan warung di Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto diterjang angin kencang pada, Minggu (9/2/2025). Pohon tumbang juga menutup jalur alternatif Mojokerto-Jombang sehingga kendaraan roda empat tak bisa lewat.

    Lurah Blooto, Wahyudi mengatakan, angin kencang disertai hujan deras terjadi sekira pukul 14.30 WIB. “Awalnya angin kencang dari arah barat terus ke timur, utara langsung menghantam ke arah selatan. Jadi anginnya meter. Tidak lama kemudian hujan, gerimis terus hujan lebat dan angin tambah kencang,” ungkapnya.

    Akibatnya 15 bangunan rumah dan warung di Kelurahan Blooto tertimpa pohon tumbang. Sementara lima pohon yang tumbang menutup akses jalan termasuk jalan alternatif Mojokerto-Jombang. Warga sekitar bekerja bakti mengevakuasi pohon tumbang di Kelurahan Blooto tersebut.

    “Rata-rata pada bagian atap berterbangan, ada juga yang parah sampai ambruk yakni warung. Menyingkap total. Sementara yang sudah didata ada 15 bangunan rumah dan warung. Ada 5 pohon yang menghalangi jalan, sembari menunggu peralatan dari DLH, warga kerja bakti,” katanya.

    Pasalnya jalur tersebut merupakan jalur alternatif Mojokerto-Jombang. Pihaknya juga menutup jalur tersebut lantaran batang pohon dan warung menutup akses jalan. Selain menyebabkan bangunan rumah dan warung rusak akibat pohon tumbang, pohon tumbang juga mengenai kabel PLN.

    “Mengenai kabel PLN juga jadi aliran listrik terputus. Mengganggu sekali, apalagi ini jalan alternatif Mojokerto-Jombang yang memang ramai dilewati warga. Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya bangunan saja yang terdampak angin kencang,” ujarnya.

    Tidak hanya menerjang Kelurahan Blooto, angin kencang juga terjadi di sejumlah wilayah di Kota Mojokerto. Seperti di Kelurahan Prajurit Kulon Kecamatan Prajurit Kulon, Kelurahan Kranggan dan Kelurahan Meri di Kecamatan Kranggan. [tin/but]

  • Pohon Tumbang di Jalur Pacitan-Solo, Lalu Lintas Sempat Macet

    Pohon Tumbang di Jalur Pacitan-Solo, Lalu Lintas Sempat Macet

    Pacitan (beritajatim.com) – Arus lalu lintas di jalur utama Pacitan-Solo sempat terganggu, akibat pohon Jati yang tumbang di Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Minggu siang (9/2/2025). Insiden ini sempat menyebabkan kemacetan, karena pohon melintang di tengah jalan. Sehingga menghalangi akses kendaraan dari kedua arah.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 13.34 WIB di perbatasan Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Punung. Tumbangnya pohon jati itu, diperkirakan karena adanya angin kencang yang terjadi di daerah tersebut.

    Sejumlah kendaraan, termasuk truk dan sepeda motor, terpaksa berhenti dan menunggu proses evakuasi selesai. Tumbangnya pohon Jati itu juga menimbulkan kabel listrik juga terdampak. Proses evakuasi pohon, dengan sangat hati-hati menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

    “Kami (BPBD-red) berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk melakukan evakuasi,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, Minggu (09/02/2025) sore.

    Tidak hanya petugas dari BPBD Pacitan, evakuasi pohon yang melintang ke jalan itu, juga dibantu oleh warga sekitar dan para pengendara yang terjebak macet. Mereka melakukan evakuasi secara manual. Berkat kerja sama mereka, akses jalan akhirnya kembali normal.

    “Saat ini lalu lintas sudah kembali lancar,” pungkas Radit. [end/aje]

  • Angin Kencang Sebabkan Hampir Seluruh Wilayah Banyuwangi Alami Pohon Tumbang

    Angin Kencang Sebabkan Hampir Seluruh Wilayah Banyuwangi Alami Pohon Tumbang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Angin kencang dengan intensitas tinggi melanda sebagian wilayah di Kabupaten Banyuwangi, Minggu (9/2/2024). Akibat dari fenomena tersebut, banyak pohon tumbang, bangunan rumah warga, papan reklame hingga tiang listrik jalan raya mengalami kerusakan cukup parah.

    Plt Kalaksa Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Danang Hartanto mengatakan, terkain insiden pohon tumbang akibat angin kencang yang terjadi, pihaknya telah mendapat banyak laporan.

    Sambil melakukan pendataan di beberapa titik yang mengalami kerusakan, pihaknya juga menerjunkan anggota untuk menangani laporan warga setelah fenomena angin kencang terjadi.

    “Kejadian terjadi sekitar pukul 11.00 siang hingga sekitar pukul 13.00 usai mulai banyak laporan masuk. Dari catatan yang kami terima, kurang lebih ada 20 titik lokasi pohon tumbang. Baik daerah perkotaan maupun kecamatan,” kata Danang.

    Dari fenomena yang terjadi, Danang turut mengimbau kepada warga agar tetap tenang dan tidak panik saat terjadi cuaca buruk. Menurutnya, memasuki musim penghujan seperti saat ini, cuaca buruk juga berpotensi menjadi bencana hidrometeorologi di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi.

    “Saya berharap masyarakat tetap tenang dan saling berlindung. Karena jika panik akan semakin berbahaya. Saya juga meminta masyarakat untuk melaporkan jika memang memerlukan bantuan untuk evakuasi bencana,” jelasnya.

    Salah satu warga Kecamatan Blimbingsari, Suprapto menjelaskan, angin kencang yang terjadi cukup membuat panik warga. Dia menceritakan tidak hanya pohon tumbang, namun beberapa genteng rumah warga sempat ada yang terbang terbawa sapuan angin.

    Selain itu, kondisi tanaman padi yang ada disekitar rumahnya dikabarkan juga rata dengan tanah akibat kencangnya angin. Meski demikian, dia bersyukur tidak ada korban jiwa.

    Menurutnya, Kecamatan Blimbingsari merupakan salah satu titik lokasi yang rawan terjadi pohon tumbang akibat angin kencang. Karena selain banyak pohon berukuran besar, sekitar lokasi tersebut juga tidak begitu banyak bangunan rumah.

    “Beruntung tidak ada korban jiwa. Hanya tadi ada korban cedera di kepala dan motor hancur bagian stir akibat tertimbun. Korban juga sudah dibawa ke klinik untuk diobati,” pungkasnya. [alr/aje]

  • Angin Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Desa Belor Kediri

    Angin Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Desa Belor Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Bencana angin puting beliung terjadi di Desa Belor, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Angin kencang yang disertai hujan lebat menyebabkan sejumlah rumah warga rusak, terutama bagian atap yang tertimpa pohon tumbang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    “Kerusakan akibat angin puting beliung terjadi, pada Sabtu (8/2/2025) sore. Hujan lebat disertai angin yang kencang menerjang rumah warga. Akibatnya, rumah warga banyak yang rusak tertimpa pohon tumbang terutama bagian atap, mulai dari kerusakan ringan hingga kerusakan sedang,” ungkap Danramil Purwoasri Kapten Inf Ansori, pada Minggu (9/2/2025).

    Mendapati situasi tersebut, aparat gabungan dari Koramil Purwoasri Kodim Kediri bersama Polsek Purwoasri segera turun tangan untuk membantu perbaikan rumah-rumah yang rusak.

    “Kami dari Koramil bersama Polsek dan dibantu warga sekitar, bersama-sama bahu membahu membenahi dan perbaiki kerusakan rumah yang mayoritas di bagian atapnya,” tambah Kapten Inf Ansori.

    Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa juga dilakukan untuk penanganan lebih lanjut terhadap kerusakan yang ada.

    “Bahkan kita juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk segera melakukan penanganan cepat terhadap rumah warga yang rusak akibat bencana angin puting beliung ini,” tambahnya.

    Aparat gabungan dari Koramil Purwoasri dan Polsek Purwoasri bantu bersihkan rumah warga yang terdampak puting beliung

    Kehadiran TNI-Polri di lokasi bencana merupakan bentuk kepedulian terhadap warga yang tengah menghadapi musibah.

    “Kehadiran TNI-Polri setidaknya bisa membantu meringankan beban warga utamanya yang saat ini rumahnya rusak akibat bencana angin puting beliung,” ujar Kapten Inf Ansori, sembari mengingatkan pentingnya kewaspadaan di musim penghujan ini.

    Salah satu warga yang rumahnya rusak mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh TNI dan Polri.

    “Alhamdulillah, pasca kejadian angin puting beliung, bapak-bapak TNI dan Polri datang untuk membantu kami warga Desa Belor yang terkena dampak angin puting beliung. Mulai dari membersihkan puing-puing, hingga membantu perbaikan atap rumah,” ujar salah satu warga.

    “Sekali lagi kami sampaikan terima kasih,” tambahnya.

    Kehadiran TNI-Polri di tengah-tengah warga di Desa Belor memberikan harapan bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan akibat bencana alam ini. [nm/aje]

  • Puting Beliung Terjang Magetan, Puluhan Rumah dan Taman Ria Iswahjudi Park Rusak Parah

    Puting Beliung Terjang Magetan, Puluhan Rumah dan Taman Ria Iswahjudi Park Rusak Parah

    Magetan (beritajatim.com) – Bencana alam angin puting beliung melanda wilayah Kabupaten Magetan pada Sabtu (8/2/2025) sore. Dalam waktu sekitar 15 menit, terjangan angin kencang merusak puluhan rumah warga serta memporak-porandakan lokasi wisata Taman Ria Iswahjudi (Tamris) Park yang berada di kawasan Komplek Lanud Iswahjudi, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.

    Kondisi di lokasi wisata tersebut sangat memprihatinkan. Pohon-pohon berukuran besar tumbang, menimpa pagar komplek serta merusak berbagai fasilitas di dalam taman. Beberapa kendaraan pengunjung yang sedang terparkir juga ikut tertimpa pohon yang roboh akibat kencangnya angin.

    Menurut rekaman video warga yang beredar, puting beliung datang dengan cepat dan menghancurkan banyak bangunan serta infrastruktur di kawasan terdampak.

    “Angin datang begitu cepat, warga ketakutan karena banyak pohon tumbang. Rumah warga juga banyak yang rusak. Angin juga memporak-porandakan lokasi wisata Taman Ria, puluhan pohon tumbang merusak fasilitas di dalamnya,” ujar Nisa, warga setempat.

    Tak hanya Taman Ria Iswahjudi Park , puluhan rumah warga di Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati, juga mengalami kerusakan cukup parah. Angin kencang yang datang bersamaan dengan hujan deras mengakibatkan atap-atap rumah beterbangan serta merusak bangunan. Selain itu, pohon tumbang juga menutup akses jalan utama di beberapa titik di Magetan.

    Eka Wahyudi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan, membenarkan dampak besar yang ditimbulkan oleh angin puting beliung ini. “Memang kemarin hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan puluhan pohon tumbang, menimpa rumah dan menutup akses jalan warga di sini. Taman Ria juga rusak berat,” ungkapnya.

    Hingga saat ini, petugas gabungan dari TNI, Polri, serta BPBD Kabupaten Magetan masih terus melakukan upaya pembersihan di beberapa lokasi terdampak. Selain di Kecamatan Maospati, angin kencang juga merobohkan puluhan pohon di pinggir jalan Desa Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo, yang mengakibatkan akses jalan terputus. Di Desa Klagen, Kecamatan Barat, dua rumah warga tertimpa pohon tumbang akibat kejadian ini.

    Proses evakuasi dan pembersihan material pohon serta bangunan yang rusak masih berlangsung. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayah Magetan dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan.

    Petugas kepolisian saat membantu warga memperbaiki genteng rumah yang tersingkap angin, Minggu (9/2/2025)

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur. Dalam periode 7-16 Februari 2025, diperkirakan akan terjadi hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es di beberapa daerah.

    Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Malang, Batu, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Jombang, Kediri, Blitar, Magetan, Tuban, Tulungagung, Lumajang, dan sejumlah daerah lainnya.

    BMKG menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan oleh puncak musim hujan, aktivitas Monsun Asia, serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa Timur.

    Selain itu, BMKG juga mengingatkan adanya peningkatan kecepatan angin yang dipengaruhi oleh Siklon Tropis Taliah, yang diperkirakan masih bertahan hingga 9 Februari 2025. Angin di wilayah Jawa Timur bertiup dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan mencapai 30 knot (54 km/jam), yang dapat berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di perairan Jawa Timur.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.

    Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan berbukit diharapkan lebih berhati-hati terhadap dampak bencana. BMKG juga menyarankan masyarakat untuk memantau perkembangan cuaca melalui situs resmi https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ serta akun media sosial @infobmkgjuanda.

    Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi layanan BMKG melalui WhatsApp di 0895800300011 atau telepon 24 jam di (031) 8668989. [fiq/suf]

  • DLH Mojokerto Ingatkan Masyarakat untuk Tingkatkan Kewaspadaan

    DLH Mojokerto Ingatkan Masyarakat untuk Tingkatkan Kewaspadaan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada 7-16 Februari 2025. Peringatan ini merujuk pada rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang memperkirakan adanya peningkatan curah hujan dan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur.

    Kepala DLH Kota Mojokerto, Amin Wachid, mengungkapkan bahwa BMKG Juanda memprediksi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat melanda beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk Kota Mojokerto.

    “Seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es,” jelasnya pada Minggu (9/2/2025).

    Faktor utama yang menyebabkan peningkatan cuaca ekstrem ini adalah masih aktifnya Monsun Asia yang membawa angin dari arah barat menuju timur, serta adanya fenomena gelombang atmosfer Kelvin dan Madden Jullian Oscilation (MJO). Kombinasi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan memperparah kondisi cuaca di beberapa wilayah.

    “Monsun Asia yakni angin dari benua Asia bertekanan tinggi ke benua Australia bertekanan rendah serta adanya fenomena gelombang atmosfer secara spasial yakni Kelvin dan Madden Jullian Oscilation (MJO), serta didukung kondisi atmosfer yang labil sehingga mendukung proses konvektif pada skala lokal di Jawa Timur,” tambahnya.

    BMKG juga menyebutkan adanya Siklon Tropis Taliah yang masih bertahan, menyebabkan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur mencapai 30 knot (54 km/jam). Kondisi ini juga berdampak pada peningkatan ketinggian gelombang di perairan Jawa Timur.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan berbukit diminta lebih berhati-hati terhadap risiko banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.

    “Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ dan informasi peringatan dini 3 harian,” pungkasnya.

    BMKG Juanda juga menyediakan layanan informasi peringatan dini 24 jam yang dapat diakses melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon (031) 8668989 dan WhatsApp: 0895800300011. [tin/suf]

  • Angin Kencang Terjang Jombang, Atap Rumah Warga Beterbangan

    Angin Kencang Terjang Jombang, Atap Rumah Warga Beterbangan

    Jombang (beritajatim.com) – Angin kencang melanda Kabupaten Jombang pada Sabtu (8/2/2025) petang, menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah. Salah satu yang terdampak adalah rumah milik Siti Mafrudoh (39), warga Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, yang atapnya terbang tersapu angin.

    “Rumahku… rumahku..,” teriak Siti histeris saat menyaksikan atap rumahnya terlepas dari tempatnya. Petaka ini terjadi saat hujan rintik-rintik yang semakin deras disertai angin kencang menerpa kawasan tersebut.

    Siti yang saat itu berada di ruang tamu dikejutkan dengan jatuhnya bata merah dari atap rumahnya. Bata tersebut menghantam kepala dan tangannya, menyebabkan memar. “Kepala dan tangan saya memar akibat kejatuhan bata,” ujar Siti sembari menunjukkan luka di tangannya, Minggu (9/2/2025).

    Rumah Siti yang terletak di pinggir sawah langsung terkena dampak parah dari angin kencang karena tidak ada penghalang yang bisa meredam hempasan angin. Akibatnya, Sabtu malam Siti memilih mengungsi ke rumah orangtuanya yang berjarak tidak terlalu jauh. Sebab rumahnya tidak lagi memiliki atap dan tidak bisa ditinggali sementara waktu.

    Keesokan paginya, aktivitas warga tampak ramai di rumah Siti. Sejumlah orang bergotong royong memperbaiki atap yang hancur akibat bencana tersebut.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Syamsul Bahri, membenarkan adanya bencana angin puting beliung yang melanda kawasan tersebut. Selain Desa Ngumpul, angin kencang juga menerjang Desa Keras, Kecamatan Diwek, yang menyebabkan tiga pohon tumbang. “Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata Syamsul. [suf]