Topik: pohon tumbang

  • Hati-hati! Kemarau Basah Diprediksi Terjadi hingga Oktober 2025

    Hati-hati! Kemarau Basah Diprediksi Terjadi hingga Oktober 2025

    Jakarta

    Fenomena kemarau basah atau hujan yang turun berkala di musim kemarau diperkirakan terjadi hingga bulan Oktober 2025. Masyarakat diminta waspada terhadap risiko bencana hidrometeorologi.

    Mengutip dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hasil prediksi curah hujan bulanan menunjukkan bahwa anomali curah hujan yang sudah terjadi sejak Mei 2025, akan terus berlangsung dengan kondisi curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025.

    “Melemahnya Monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau turut menyebabkan suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat dan hal ini berkontribusi terhadap terjadinya anomali curah hujan tersebut,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (7/7).

    Selain itu, gelombang Kelvin aktif yang terpantau melintas di pesisir utara Jawa, disertai pelambatan dan belokan angin di Jawa bagian barat dan selatan, memicu penumpukan massa udara. Kemudian, konvergensi angin dan labilitas atmosfer lokal juga terpantau kuat sehingga mempercepat pertumbuhan awan hujan.

    Berdasarkan iklim global, BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi ENSO (suhu muka air laut di Samudra Pasifik) dan IOD (suhu muka air laut di Samudra Hindia) akan tetap berada di fase netral pada semester kedua tahun 2025.

    Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan di atas normal dari yang seharusnya terjadi di musim kemarau atau disebut juga dengan kemarau basah.

    Pemantauan hingga akhir Juni 2025 menunjukkan bahwa baru sekitar 30 persen Zona Musim yang telah memasuki musim kemarau. Angka ini hanya setengah dari kondisi normal, di mana secara klimatologis sekitar 64 persen Zona Musim biasanya telah mengalami musim kemarau pada akhir Juni.

    Waspada Bencana Hidrometeorologi

    Saat ini, BMKG terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini. Bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai respon cuaca ekstrem yang berdampak kepada masyarakat.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Masyarakat harus mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.

    (kny/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek Sepekan ke Depan

    BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek Sepekan ke Depan

    BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jabodetabek Sepekan ke Depan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) memperingatkan bahwa
    cuaca ekstrem
    masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah sepekan ke depan, termasuk Jabodetabek.
    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, intensitas hujan lebat tercatat lebih dari 100 mm per hari, bahkan mencapai 150 mm per hari di daerah Puncak, Jawa Barat.
    “Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, termasuk Mataram; Maluku bagian tengah, serta Papua bagian tengah dan utara,” kata Dwikorita dalam siaran pers, Selasa (8/7/2025).
    Dwikorita menjelaskan, hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) terjadi di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan pada Sabtu (5/7/2025) lalu.
    Hujan ekstrem tersebut berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.
    “Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur, dan gangguan aktivitas masyarakat,” paparnya.
    Begitu pula pada Minggu (7/7/2025), hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama Tangerang, yang menyebabkan genangan air, antrean lalu lintas, serta peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.
    “Kemudian, periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis,” tutur Dwikorita.
    Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Tri Handoko Seto menjelaskan, BMKG berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini.
    BMKG bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai respons terhadap cuaca ekstrem yang berdampak pada masyarakat.
    Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta dan Jawa Barat dilaksanakan mulai hari ini dan direncanakan sampai tanggal 11.
    “Tentu nanti kami akan lihat perkembangan cuacanya. Kami terus berkoordinasi dengan Pemda dan BNPB sebagai pihak yang menyediakan anggaran,” jelasnya.
    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta bersiaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
    Masyarakat diminta mewaspadai risiko bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Musim Kemarau Basah Diprediksi hingga Oktober 2025, Waspada Bencana Hidrometeorologi!

    Musim Kemarau Basah Diprediksi hingga Oktober 2025, Waspada Bencana Hidrometeorologi!

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan hujan akan terus turun di musim kemarau.

    Hasil prediksi curah hujan bulanan menunjukkan bahwa anomali curah hujan yang sudah terjadi sejak Mei 2025 akan terus berlangsung, dengan kondisi curah hujan di atas normal terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025.

    “Melemahnya Monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau turut menyebabkan suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat dan hal ini berkontribusi terhadap terjadinya anomali curah hujan tersebut,” kata Dwikorita dilansir dari laman resmi BMKG.

    Selain itu, gelombang Kelvin aktif yang terpantau melintas di pesisir utara Jawa, disertai pelambatan dan belokan angin di Jawa bagian barat dan selatan memicu penumpukan massa udara.

    Kemudian, konvergensi angin dan labilitas atmosfer lokal juga terpantau kuat sehingga mempercepat pertumbuhan awan hujan. Adapun berdasarkan iklim global, BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi ENSO (suhu muka air laut di Samudra Pasifik) dan IOD (suhu muka air laut di Samudra Hindia) akan tetap berada di fase netral pada semester kedua tahun 2025.

    Hal ini berarti, dapat dipastikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan di atas normal dari yang seharusnya terjadi di musim kemarau atau disebut juga dengan kemarau basah.

    Lebih lanjut, kondisi ini sejalan dengan prediksi BMKG pada Maret 2025 bahwa kemarau tahun ini akan mengalami kemunduran pada sekitar 29 persen Zona Musim (ZOM). Terutama di wilayah Lampung, sebagian besar Pulau Jawa Bali, NTB, dan NTT.

    Pemantauan hingga akhir Juni 2025 menunjukkan bahwa baru sekitar 30 persen Zona Musim yang telah memasuki musim kemarau. Angka ini hanya setengah dari kondisi normal, di mana secara klimatologis sekitar 64 persen Zona Musim biasanya telah mengalami musim kemarau pada akhir Juni.

    Dwikorita menyoroti cuaca ekstrem yang mengintai sejumlah wilayah destinasi wisata, padat penduduk, dan aktivitas transportasi tinggi. Oleh karena itu, peringatan dini telah dikeluarkan sejak 28 Juni agar aktivitas libur sekolah dapat termitigasi. Beberapa wilayah yang perlu diwaspadai adalah sebagian Pulau Jawa bagian barat dan tengah (terutama Jabodetabek), Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua. Wilayah tersebut sudah terkonfirmasi terjadi hujan intensitas lebat, sangat lebat, hingga ekstrem pada beberapa hari terakhir.

    “Pada 5 Juli 2025, hujan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Hujan ekstrem tersebut berdampak kepada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang. Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur, dan gangguan aktivitas masyarakat,” paparnya.

    Begitu pula pada 6 Juli 2025, hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama Tangerang yang menyebabkan genangan air, antrean lalu lintas, serta peningkatan potensi bencana hidrometeorologi. Intensitas hujan lebat tercatat lebih dari 100 mm per hari, bahkan mencapai 150 mm per hari di daerah Puncak, Jawa Barat.

    Sementara pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek; Kalimantan Timur; Sulawesi Selatan, dan wilayah sekitarnya; Nusa Tenggara Barat, termasuk Mataram; Maluku bagian Tengah; Papua bagian tengah dan utara.

    “Kemudian periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis,” lanjutnya.

    Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Tri Handoko Seto menjelaskan saat ini BMKG terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini. Demikian pula bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai respon cuaca ekstrem yang berdampak kepada masyarakat.

    “Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta dan Jawa Barat dilaksanakan mulai hari ini dan direncanakan sampai tanggal 11. Tentu nanti kami akan lihat perkembangan cuacanya. Kami terus berkoordinasi dengan Pemda dan BNPB sebagai pihak yang menyediakan anggaran,” jelasnya.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta bersiaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Masyarakat harus mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.

  • Topan Danas Terjang Taiwan, 2 Orang Tewas-Ratusan Terluka

    Topan Danas Terjang Taiwan, 2 Orang Tewas-Ratusan Terluka

    Taipei

    Topan Danas menerjang wilayah pantai barat Taiwan pada Senin (7/7) pagi waktu setempat. Sedikitnya dua orang tewas dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka dalam berbagai insiden yang dipicu topan tersebut.

    Nyaris 400.000 rumah tidak mendapatkan pasokan listrik imbas topan Danas.

    Badan Cuaca Pusat Taiwan, seperti dilansir AFP, Senin (7/7/2025), melaporkan bahwa topan Danas membawa hembusan angin “destruktif” dengan kecepatan hingga 222 kilometer per jam ke arah Taiwan bagian barat daya, yang menjadi lokasi topan itu menyentuh daratan pada Minggu (6/7) malam.

    “Ini adalah pertama kalinya dalam cacatan bahwa sebuah topan mendarat di (distrik) Chiayi, itu merupakan jalur yang sangat tidak biasa,” sebut Badan Cuaca Pusat Taiwan.

    Topan Danas bergerak ke arah utara, dekat pantai barat Taiwan, pada malam hari dan meninggalkan negara itu pada Senin (7/7) pagi, tetapi hujan yang sangat deras terus berlanjut.

    Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, sedikitnya 491 orang menjalani perawatan medis karena mengalami luka-luka saat topan menerjang.

    Dua korban tewas, sebut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, terdiri atas seorang pria berusia 60 tahun yang meninggal setelah pemadaman listrik di rumahnya menyebabkan ventilatornya berhenti berfungsi, dan seorang pria berusia 69 tahun yang tewas tertimpa pohon tumbang saat mengemudi.

    Lihat juga Video: Militer Prancis Kirim Bantuan untuk Korban Topan Chido di Kepulauan Mayotte

    Topan Danas ini memicu pemadaman listrik secara luas di seluruh wilayah Taiwan, yang berdampak terhadap sekitar setengah juta rumah. Hampir 400.000 rumah tetap belum mendapatkan aliran listrik pada Senin (7/7) pagi.

    Laporan Badan Cuaca Pusat Taiwan menyebut topan Danas memicu hujan deras dengan curah hujan melebihi 500 milimeter di wilayah Taiwan bagian selatan selama akhir pekan.

    Nyaris 3.500 orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka, sebagian besar di area-area pegunungan di sekitar kota pelabuhan Kaohsiung. Sebanyak 33 penerbangan internasional dari Taiwan dibatalkan sepanjang Senin (7/7).

    Taiwan terbiasa dengan badai tropis yang sering terjadi pada bulan Juli hingga Oktober.

    Lihat juga Video: Militer Prancis Kirim Bantuan untuk Korban Topan Chido di Kepulauan Mayotte

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BMKG Modifikasi Cuaca Hari Ini, Cegah Curah Hujan Deras di Jabodetabek – Page 3

    BMKG Modifikasi Cuaca Hari Ini, Cegah Curah Hujan Deras di Jabodetabek – Page 3

    Dwi menjelaskan, peringatan dini yang disampaikan di BMKG dua hari terakhir yakni 5 dan 6 Juli terkonfirmasi dengan terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dalam beberapa hari terakhir.

    Pada 5 Juli 2025 hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari, kategori lebat dan sangat lebat tercatat di wilayah Bogor, di Mataram pulau Lombok dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai.

    “Artinya, tidak hanya di Jawa saja sebagai wilayah di Indonesia yang mengalami hujan ekstrem tersebut dan berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang. Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur dan gangguan aktivitas masyarakat,” tutur Dwi.

    “Selanjutnya, pada 6 Juli 2025 hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari. Bahkan ada yang mencapai lebih dari 150 mm, terutama yang dari area puncak. Artinya, mencapai ekstrem itu di tanggal 5 Juli yang berwarna merah, sementara Jakarta berwarna hijau kuning cokelat. Artinya hujan, tapi tidak setinggi yang ada di puncak. Itu sangat meluas,” jelas Dwi.

    Diketahui, sejak 5 Juli pukul 16.20 WIB, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Jabodetabek yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat petir dan angin kencang.

    Peringatan dini tersebut diperbarui secara berkala pukul 19.20 WIB, 21.55 WIB dan 23.20 WIB serta hingga pukul 03.00 WIB.

    Sejak 6 Juli 2025, hal senada juga dilakukan pada jam 14.28 WIB. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Jabotabek yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan petir angin kencang.

    Peringatan dini tersebut diperbarui kembali pukul 16.20 WIB serta berlaku hingga 18.30 WIB.

  • BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    Selain hujan, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian berkisar antara 1,25 meter sampai 4 meter. Kawasan perairan yang mengalami gelombang tinggi terletak di Selat Lombok bagian selatan yang berhadapan langsung dengan laut.

    “Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang,” pungkas Satria.

    Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal memerintahkan organisasi perangkat daerah untuk segera mendistribusikan selimut, makanan, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh para korban banjir.

    Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut banjir yang merendam Mataram terjadi di Lingkungan Sweta Timur, Kelurahan Mayura belakang Transmart, BTN River Side depan Vihara Avalokotesvara, Lingkungan Gedur, Kelurahan Abian Tubuh, BTN Sweta.

    Selain Kelurahan Mandalika, Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, Bertais, Lingkungan Kebon Duren, Kelurahan Sayang Sayang, Sekarbela, dan Kekalik.

     

  • Jakut pangkas 3.810 pohon rawan tumbang

    Jakut pangkas 3.810 pohon rawan tumbang

    Petugas Sudin Tamhut Jakarta Utara atau \”Pasukan Hijau\” melakukan perawatan terhadap sejumlah pohon yang rawan tumbang di daerah setempat. ANTARA/HO-Pemkot Jakut

    Jakut pangkas 3.810 pohon rawan tumbang
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 06 Juli 2025 – 20:33 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Utara sejak Januari hingga Juni 2025 telah memangkas 3.810 pohon yang rawan tumbang di enam kecamatan di wilayah tersebut.

    “Upaya preventif ini tidak ada lagi pohon tumbang. Sehingga, masyarakat atau penggunaan jalan bisa merasa lebih aman dan nyaman,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Utara, Christian Tamora Hutagalung di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, pemangkasan dan penebangan ini juga diiringi dengan penanaman pohon karena penting untuk penghijauan dan meningkatkan kualitas udara.

    “Kami juga mengajak masyarakat untuk gencar melakukan penghijauan di lingkungannya masing-masing,” katanya.

    Ia merinci dari 3.810 pohon tersebut, sebanyak 106 pohon terpaksa dilakukan penebangan karena kondisi batang lapuk dan akarnya sudah tidak kuat menyangga.

    Sementara sebanyak 845 pohon dilakukan penanganan pemangkasan ringan dan sebanyak 2.464 batang pohon dilakukan pemangkasan sedang. Selanjutnya ada 283 pohon dilakukan pemangkasan berat.

    Pihaknya juga melakukan penangan kasus pohon tumbang sebanyak 97 dan 15 pohon sempal pada Sabtu (5/6).

    “Hampir semua kejadian pohon tumbang dan sempal dipicu hujan deras disertai angin kencang,” kata dia.

    Saat melakukan penanganan pohon pihaknya mengerahkan personel dari Satuan Pelaksana Tamhut Kecamatan dengan jumlah 15 sampai 20 personel.

    “Selain itu, ada juga dari tim sudin atau tingkat kota. Biasanya, petugas melakukan penanganan di jalur hijau maupun pemukiman warga,” terangnya.

    Selain itu, “Pasukan Hijau” setiap hari juga melakukan penyisiran di wilayah Jakarta Utara untuk mengawasi batang pohon yang berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat.

    “Penanganan pohon yang bertujuan mengurangi gangguan terhadap aktivitas masyarakat sekaligus menjaga estetika lingkungan,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Antisipasi tumbang, Jaksel pangkas 9.418 pohon

    Antisipasi tumbang, Jaksel pangkas 9.418 pohon

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Kota Administrasi Jakarta Selatan memangkas 9.418 pohon hingga Juni 2025 sebagai antisipasi agar pohon tidak tumbang pada saat hujan.

    “Pemangkasan dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana pohon tumbang dan perawatan rutin ruang terbuka hijau,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Selatan, Djauhar Arifien saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Djauhar mengatakan berdasarkan data yang dikumpulkan, pemangkasan terbanyak terjadi pada bulan Februari 2025 dengan total 1.871 pohon. Disusul Januari sebanyak 1.782 pohon dan Maret 1.725 pohon.

    Adapun pemangkasan pohon dibagi menjadi tiga kategori, yakni pangkas ringan (merapikan), sedang (banyak cabang yang dipotong) dan berat (memotong ketinggian dan cabang yang dikhawatirkan tumbang).

    Rinciannya, yakni kategori ringan 1.225 pohon, sedang sebanyak 4.978 pohon, berat sebanyak 2.565 pohon, tebang 383 pohon dan tumbang 267 pohon.

    Dengan demikian, pemangkasan kategori sedang paling mendominasi dengan total hampir 5.000 kasus.

    “Pemangkasan dilakukan rutin dan juga sebagai bentuk respon terhadap laporan masyarakat, khususnya menghadapi cuaca ekstrem,” ujarnya.

    Pohon-pohon yang dipangkas juga dinilai rawan tumbang saat kondisi cuaca ekstrem atau curah hujan tinggi, berada di akses infrastruktur misalnya di saluran air, sisi jalan serta pohon yang keropos, kering dan mati.

    Kegiatan pemangkasan dilakukan oleh petugas lapangan dan tim reaksi cepat di seluruh wilayah kecamatan di Jakarta Selatan (Jaksel). “Upaya ini juga untuk memastikan keselamatan warga dan menjaga estetika kota,” katanya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bangunan bekas pabrik roti ambruk di Tebet akibat hujan lebat

    Bangunan bekas pabrik roti ambruk di Tebet akibat hujan lebat

    Jakarta (ANTARA) – Sebuah bangunan bekas pabrik roti ambruk di Jalan Bukit Duri Tanjakan, Gang 1 RT012/RW012, Bukit Duri, Tebet akibat hujan lebat.

    “Info dari bapak ketua RT 11 bahwa bangunan tersebut bukan rumah tempat tinggal melainkan eks pabrik roti yang sudah tidak dihuni,” kata Kepala Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Korwil Jakarta Selatan Sukendar saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Sukendar mengatakan informasi tersebut didapatkan dari pihak kelurahan dan RT setempat.

    Bekas pabrik roti itu merupakan bangunan tua yang ambruk saat hujan lebat.

    “Untuk korban jiwa nihil,” tambahnya.

    Hingga kini, sejumlah personel BPBD Jakarta Selatan dikerahkan ke lokasi untuk perkembangan terbaru.

    Sebelumnya, BPBD DKI juga menangani pohon tumbang dan menimpa kios akibat hujan deras di Jalan Tebet Timur Dalam No 126, Tebet, Jakarta Selatan.

    Selain menimpa kios, pohon tumbang itu juga mengenai tiang listrik dan sejumlah sepeda motor yang sedang terparkir di lokasi yang sama.

    Akibatnya, arus lalu lintas di Jalan Tebet Timur Dalam sempat terhambat karena ruas jalan tertutup batang pohon yang melintang.

    Hingga pukul 20.00 WIB, BPBD DKI mencatat banjir masih terjadi di 15 RT Jakarta Selatan dan satu ruas jalan di Jakarta Pusat.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPBD DKI tangani pohon tumbang akibat hujan deras di Tebet

    BPBD DKI tangani pohon tumbang akibat hujan deras di Tebet

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menangani pohon tumbang dan menimpa kios akibat hujan deras di Jalan Tebet Timur Dalam No 126, Tebet, Jakarta Selatan.

    “Pohon menimpa satu kios dan tiang listrik juga menimpa motor-motor yang terparkir. Lokasi kejadian berada di Jalan Tebet Timur Dalam No 126,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Yohan mengatakan peristiwa itu terjadi pukul 17.00 WIB yang berawal dari angin kencang disertai hujan intensitas sedang. Kemudian, pohon mahoni yang sudah lapuk tumbang.

    Selain menimpa kios, pohon tumbang itu juga mengenai tiang listrik dan sejumlah sepeda motor yang sedang terparkir di lokasi yang sama.

    Akibatnya, arus lalu lintas di Jalan Tebet Timur Dalam sempat terhambat karena ruas jalan tertutup batang pohon yang melintang.

    Petugas gabungan dari BPBD, Dinas Pertamanan dan PLN telah dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi pohon tumbang dan tiang listrik yang roboh.

    “Saat ini sudah dalam penanganan,” ujarnya.

    Atas kejadian pohon tumbang tersebut, diperkirakan kerugian mencapai Rp25 juta.

    Hingga pukul 20.00 WIB, BPBD DKI mencatat banjir masih terjadi di 15 RT Jakarta Selatan dan satu ruas jalan di Jakarta Pusat.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.