Topik: pohon tumbang

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • BMKG Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem Hantam Jabodetabek, Waspada!

    BMKG Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem Hantam Jabodetabek, Waspada!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek mulai 11 hingga 13 September 2025.

    BMKG meminta masyarakat waspada terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, dan berdampak pada bencana hidrometeorologi.

    Pada 11 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.

    Sementara itu, hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi melanda Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kepulauan Seribu, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, serta Kota Depok.

    Selanjutnya, 12 September 2025, potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kota Bekasi, dan Kota Depok.

    Adapun intensitas hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan terjadi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.

    Sedangkan pada 13 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi melanda Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok.

    BMKG mengingatkan wilayah tersebut berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.

    “Kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem,” tulis BMKG dalam unggahan di Instagram, dikutip Kamis (11/9/2025).

    Informasi detail mengenai cuaca dengan resolusi lebih tinggi hingga level kelurahan/desa dapat diakses melalui website www.bmkg.go.id dan cuaca.bmkg.go.id, atau melalui aplikasi Info BMKG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Sulut hingga Minggu 14 September 2025

    BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Sulut hingga Minggu 14 September 2025

    Berdasarkan hasil pantauan, hujan turun sejak Selasa (9/9) di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem dalam kategori lebat di atas 50 milimeter (mm) per hari hingga kategori ekstrem di atas 150 mm.

    Hujan tersebut bahkan berlanjut hingga Rabu pagi ini, hingga menyebabkan bencana hidrometeorologi, di antaranya banjir di sejumlah titik.

    Dia menambahkan, dari analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi ekstrem tersebut dipicu oleh aktif gelombang ekuatorial Rosby yang berdampak memicu pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan.

    Selain itu, ada juga kelembaban udara dalam kategori lembab hingga lapisan 200 milibar (mb) atau hingga 12.000 meter.

    “Kondisi itu mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir,” ucapnya.

    Sementara itu, banjir terjadi di sejumlah titik di Denpasar, di antaranya di permukiman Pura Demak, kemudian kawasan Pasar Badung yang berada dekat aliran Tukad (Sungai) Badung di Denpasar.

    Banjir juga melanda permukiman di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana mengakibatkan satu orang hilang terseret arus banjir yang saat ini masih dalam pencarian.

    Bencana alam di Jembrana itu juga berdampak terhadap lalu lintas vital jalur Denpasar-Gilimanuk sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah titik menuju Pelabuhan Gilimanuk.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali juga mendata di Tabanan dan Karangasem juga terjadi pohon tumbang yang menutup akses jalan dan menimpa kabel listrik.

     

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]

  • Dispar Bali minta pengelola DTW antisipasi cuaca buruk

    Dispar Bali minta pengelola DTW antisipasi cuaca buruk

    saya mengimbau seluruh pengelola khususnya DTW alam mempersiapkan seluruh sumber daya dalam rangka mitigasi bencana

    Denpasar (ANTARA) – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali meminta pengelola daya tarik wisata (DTW) mengantisipasi cuaca buruk meskipun hingga kini tak ada yang ditemukan terdampak banjir.

    “Sampai saat ini sesuai info kabupaten/kota, belum ada (DTW terdampak), untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka saya mengimbau seluruh pengelola khususnya DTW alam agar mempersiapkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam rangka mitigasi bencana,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali I Wayan Sumarajaya di Denpasar, Rabu.

    Diketahui hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Bali terutama Kota Denpasar selama lebih dari 24 jam sejak Selasa (9/9) pagi kemarin mengakibatkan banjir di hampir seluruh Denpasar dan kabupaten sekitarnya.

    Kepala Dispar Bali menyadari kondisi ini adalah faktor cuaca, sehingga yang dapat dilakukan adalah langkah-langkah pencegahan yang setidaknya dapat memperkecil potensi bencana.

    “Seperti melakukan penataan pohon di lingkungan DTW untuk menghindari terjadinya pohon tumbang akibat hujan, membersihkan semua saluran drainase untuk mencegah banjir, memasang media-media informasi di area DTW sehingga wisatawan mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,” ujarnya.

    Kepada pengelola aktivitas wisata, terutama wisata alam seperti wisata petualangan pendakian, wisata air arung jeram, selam, snorkeling, memancing, wisata udara paragliding dan paralayang diminta memperhatikan kondisi cuaca.

    Sumarajaya mengingatkan rutin memantau perkiraan cuaca dari BMKG dan menginformasikan kepada wisatawan kapan bisa beraktivitas kapan tidak.

    “Kepada seluruh pengelola atau biro perjalanan pengelola akomodasi agar selalu memberikan informasi kepada wisatawan tentang hal-hal yang mesti dilakukan jika berwisata di Bali pada musim hujan, dengan rutin memantau perkiraan cuaca dari BMKG,” kata dia.

    Tidak lupa Kepala Dispar Bali mengingatkan wisatawan yang sedang berada di Bali agar mematuhi segala aturan yang ada, baik peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, aturan-aturan yang ada di tempat menginap, dan aturan-aturan di tempat wisata.

    “Selalu waspada dan berhati-hati jika melakukan wisata, mempersiapkan segala perlengkapan agar tidak basah jika hujan serta selalu mengajak pemandu yang profesional,” ujarnya.

    Ia meyakini semua pihak sudah menjalankan tanggung jawab dengan baik di kondisi saat ini, dengan menaati imbauan ini, Sumarjaya juga meyakini seluruh proses pariwisata dapat berjalan dengan baik.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 September 2025

    Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya Surabaya 10 September 2025

    Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya
    Tim Redaksi
    BLITAR, KOMPAS.com
    – Seperangkat alat pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud yang ada di Stasiun Jura, stasiun pemantauan yang terletak di sisi selatan Kelud di wilayah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, hilang dicuri.
    Petugas pemantauan Gunung Kelud, Budi Prianto mengatakan bahwa setidaknya terdapat 12 item peralatan yang terpasang di Stasiun Jura yang terletak di lereng Gunung Kelud sisi selatan hilang.
    “Beberapa hari lalu kita lihat alat di Stasiun Jura mati. Biasanya karena aki ngedrop atau panel tertimpa pohon tumbang. Setelah kita datangi, ternyata sudah dibobol maling,” kata Budi saat dikonfirmasi, Rabu (10/9/2025).
    Barang-barang yang dicuri tersebut, kata Budi, antara lain GNSS Leica GR30,
    seismic broadband certimus
    , kabel
    grounding tower
    , perangkat penangkal petir, kabel solar panel, 6 unit accu merek Panasonic, dan
    switch hub moxa.
    Budi mengatakan bahwa peralatan yang hilang tersebut bernilai sekitar Rp 1,5 miliar.
    Menurut Budi, pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud secara umum masih dapat dilakukan karena masih ada sejumlah stasiun pemantauan lainnya.
    Namun, hilangnya peralatan di Stasiun Jura, kata dia, akan mengurangi akurasi analisis aktivitas vulkanik Gunung Kelud karena tidak melibatkan data yang dideteksi dari lereng sisi selatan.
    “Dapat dikatakan ini akan menghambat kemampuan pengamat dalam mendapatkan gambaran utuh aktivitas Gunung Kelud. Analisis menjadi kurang komprehensif,” ujarnya.
    Stasiun Jura yang letaknya tidak jauh dari jalur pendakian Gunung Kelud dari sisi selatan merupakan bagian dari sistem pemantauan vulkanik Gunung Kelud.
    Data dari sejumlah stasiun pemantauan, kata Budi, dikumpulkan untuk dianalisis dengan pengiriman melalui transmisi radio.
    Kaki Gunung Kelud di sisi selatan berada di wilayah utara Kabupaten Blitar, sedangkan sisi barat berada di wilayah Kabupaten Kediri.
    Gunung Kelud merupakan gunung berapi aktif meskipun sudah lebih dari 10 tahun tidak terjadi peningkatan aktivitas vulkanik hingga erupsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir

    Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir

    Liputan6.com, Jakarta Banjir menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Bali. Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan, sebagian besar kabupaten kota di Bali mengalami curah hujan lebat hingga ekstrem di atas 150 milimeter per hari, pada periode 9-10 September 2025.

    “Dalam tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu (10/09/2025).

    Berdasarkan hasil pantauan, hujan turun sejak Selasa (9/9) di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem dalam kategori lebat di atas 50 milimeter (mm) per hari hingga kategori ekstrem di atas 150 mm.

    Hujan tersebut bahkan berlanjut hingga Rabu pagi ini, hingga menyebabkan bencana hidrometeorologi, di antaranya banjir di sejumlah titik.

    Dia menambahkan, dari analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi ekstrem tersebut dipicu oleh aktif gelombang ekuatorial Rosby yang berdampak memicu pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan.

    Selain itu, ada juga kelembaban udara dalam kategori lembab hingga lapisan 200 milibar (mb) atau hingga 12.000 meter.

    “Kondisi itu mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir,” ucapnya.

    Sementara itu, banjir terjadi di sejumlah titik di Denpasar, di antaranya di permukiman Pura Demak, kemudian kawasan Pasar Badung yang berada dekat aliran Tukad (Sungai) Badung di Denpasar.

    Banjir juga melanda permukiman di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana mengakibatkan satu orang hilang terseret arus banjir yang saat ini masih dalam pencarian.

    Bencana alam di Jembrana itu juga berdampak terhadap lalu lintas vital jalur Denpasar-Gilimanuk sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah titik menuju Pelabuhan Gilimanuk.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali juga mendata di Tabanan dan Karangasem juga terjadi pohon tumbang yang menutup akses jalan dan menimpa kabel listrik.

  • Hujan Angin, Pohon Tumbang Timpa Sejumlah Mobil di Kecamatan Kebon Jeruk

    Hujan Angin, Pohon Tumbang Timpa Sejumlah Mobil di Kecamatan Kebon Jeruk

    Jakarta

    Hujan deras disertai angin kencang terjadi di kawasan Jakarta, termasuk di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sejumlah pohon tumbang lalu menimpa beberapa mobil di kantor Kecamatan Kebon Jeruk.

    “Dugaan penyebab angin kencang,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, saat dihubungi terkait penyebab tumbangnya sejumlah pohon di daerah itu, dilansir Antara, Selasa (9/9/2025).

    Dijelaskan, pohon tumbang itu menimpa mobil Dinas Perhubungan (dishub), polisi, dan angkot yang terparkir di halaman kantor kecamatan.

    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kebon Jeruk, Joko Suparno, mengatakan selain di kantor kecamatan, ada beberapa titik pohon tumbang di Kebon Jeruk.

    “Di Kelurahan Kelapa Dua ada dua titik, di dekat Lapangan Bola (Kebon Jeruk) ada atap terbang ke jalan,” kata Joko.

    Saat ini, kata Joko, tim gabungan dari Sudin Pertamanan, Gulkarmat, Satpol PP hingga PPSU melakukan pemangkasan pohon-pohon yang tumbang itu.

    “Saat ini masih dalam proses penanganan. Yang pertama disingkirkan dulu, dipinggirkan dan sekarang dipotong-potong agar tak ganggu lalu lintas,” kata Joko.

    Tak jauh dari kawasan Kebon Jeruk, tepatnya di Jalan Jenderal Supeno Arteri Permata Hijau, yang jadi perbatasan antara Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, juga ada pohon tumbang.

    Pohon tumbang itu membuat arus lalu lintas dari arah Kebon Jeruk menuju Kebayoran Lama macet cukup panjang lantaran petugas sedang memotong pohon yang tumbang dengan menggunakan gergaji mesin.

    Tidak ada korban maupun bangunan yang tertimpa dalam peristiwa pohon tumbang itu. Hanya saja terlihat seperti kabel udara, putus karena pohon yang tumbang.

    (jbr/imk)

  • Banjir dan Longsor Melanda Pesisir Barat Lampung, Puluhan Rumah Warga Terdampak

    Banjir dan Longsor Melanda Pesisir Barat Lampung, Puluhan Rumah Warga Terdampak

    Liputan6.com, Lampung – Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur Kabupaten Pesisir Barat Lampung, sejak Senin (8/9/2025). Akibatnya, sejumlah wilayah dilanda banjir dan longsor, hingga pohon tumbang yang mengganggu akses lalu lintas.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat bencana tersebut melanda lima kecamatan.

    Di Kecamatan Pesisir Tengah, banjir merendam area perkantoran Pemkab Pesisir Barat, Pasar Mulya Barat, Pasar Ulu 2, dan Lebak. Sebanyak 32 rumah serta tujuh kendaraan di area kantor pemerintahan ikut terendam.

    Sementara itu, di Kecamatan Way Krui, longsor terjadi di Pekon Labuhan Mandi hingga menimpa satu rumah warga dan menutup akses jalan.

    Di Kecamatan Krui Selatan, banjir di Pekon Mandiri Sejati merendam 38 rumah serta lahan persawahan.

    Bencana juga melanda Kecamatan Karya Penggawa, di mana banjir di Pekon Laay berdampak pada 20 rumah warga dan menghambat arus lalu lintas.

    Sedangkan di Kecamatan Lemong, pohon tumbang di Pekon Rata Agung sempat menutup jalur lintas Krui-Bengkulu.

    “Untuk longsor terjadi di Pekon Labuhan Mandi, Kecamatan Way Krui, menutup jalan dan menimpa satu rumah warga. Pohon tumbang juga menghambat akses lalu lintas di jalur Krui–Bengkulu,” ujar Humas BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, Selasa (9/9/2025).

    Wahyu memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, total 90 rumah warga dan tujuh mobil yang terparkir di basement Kantor Pemkab Pesisir Barat sempat terendam.

    Proses penyedotan air sempat terkendala karena keterbatasan mesin penyedot (alkon).

    Petugas BPBD bersama instansi terkait telah dikerahkan ke lokasi terdampak untuk membantu warga, membersihkan material longsor, mengevakuasi pohon tumbang, hingga melakukan pendataan.

    “Alhamdulillah, berdasarkan laporan terakhir, genangan banjir sudah mulai surut sejak dini hari tadi. Petugas tetap siaga untuk penanganan pascakejadian,” katanya.

  • Pohon Kapuk di Bondowoso Roboh Diterjang Badai, Timpa Mobil Zebra

    Pohon Kapuk di Bondowoso Roboh Diterjang Badai, Timpa Mobil Zebra

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan angin yang melanda wilayah Bondowoso pada Sabtu (6/9/2025) sore menyebabkan sebuah pohon kapuk berukuran besar roboh.

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Bondowoso–Jember, tepatnya di Desa/kecamatan Maesan. Pohon tersebut tumbang menimpa mobil minibus jenis Zebra yang sedang melintas.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 15.40 WIB melalui grup WhatsApp internal.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan. “Pohon kapuk tumbang akibat angin kencang. Pohon sempat menutup akses jalan dan mengenai satu unit mobil Zebra beserta pengendaranya,” kata Sigit.

    Kemudian, TRC BPBD Bondowoso langsung melakukan evakuasi dengan memotong batang pohon agar jalan kembali bisa dilalui.

    “Korban diketahui bernama Ahmad (45), warga Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Jember. Tidak ada laporan korban meninggal dunia dalam peristiwa ini,” paparnya.

    Penanganan di lokasi melibatkan aparat Polsek dan Koramil Maesan, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta masyarakat sekitar.

    Menurut Sigit, hingga laporan ini diterima, situasi di wilayah Maesan terpantau aman terkendali. “Arus lalu lintas sudah kembali lancar, sementara cuaca di sekitar lokasi masih berawan,” katanya.

    BPBD Bondowoso mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berisiko menimbulkan pohon tumbang maupun bencana lainnya. (awi/ian)