Topik: pohon tumbang

  • 8
                    
                        Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel
                        Megapolitan

    8 Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel Megapolitan

    Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pengemudi mobil meninggal dunia setelah tertimpa pohon yang tumbang di Jalan Dharmawangsa Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2025) sore.
    “Korban sudah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina),” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, kepada wartawan, Kamis.
    Selain korban meninggal, satu orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.
    Yohan menjelaskan, pohon jenis rengas itu tumbang karena hujan deras disertai angin kencang.
    “Penyebab pohon tumbang diakibatkan hujan intensitas deras dan angin kencang,” ujarnya.
    Sementara itu, Satpol PP Kelurahan Kramat Pulo, Hendri, menyebut ada empat mobil dan satu sepeda motor yang tertimpa pohon di depan Restoran Plataran.
    “Empat mobil, Lexus satu, Avanza dua, Alphard satu, sama motor Scoopy satu. Perkiraan (kejadian) jam 15.00,” kata Hendri.
    Tak jauh dari lokasi kejadian, pohon lain juga dilaporkan tumbang di Jalan Dharmawangsa X dan menimpa dua unit mobil yang sedang terparkir.
    Petugas gabungan telah mengevakuasi pohon tumbang dan kendaraan yang rusak akibat kejadian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel
                        Megapolitan

    8 Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel Megapolitan

    Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pengemudi mobil meninggal dunia setelah tertimpa pohon yang tumbang di Jalan Dharmawangsa Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2025) sore.
    “Korban sudah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina),” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, kepada wartawan, Kamis.
    Selain korban meninggal, satu orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.
    Yohan menjelaskan, pohon jenis rengas itu tumbang karena hujan deras disertai angin kencang.
    “Penyebab pohon tumbang diakibatkan hujan intensitas deras dan angin kencang,” ujarnya.
    Sementara itu, Satpol PP Kelurahan Kramat Pulo, Hendri, menyebut ada empat mobil dan satu sepeda motor yang tertimpa pohon di depan Restoran Plataran.
    “Empat mobil, Lexus satu, Avanza dua, Alphard satu, sama motor Scoopy satu. Perkiraan (kejadian) jam 15.00,” kata Hendri.
    Tak jauh dari lokasi kejadian, pohon lain juga dilaporkan tumbang di Jalan Dharmawangsa X dan menimpa dua unit mobil yang sedang terparkir.
    Petugas gabungan telah mengevakuasi pohon tumbang dan kendaraan yang rusak akibat kejadian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Juanda Ingatkan Warga Jawa Timur Cuaca Ekstrem 30 Oktober-5 November 2025

    BMKG Juanda Ingatkan Warga Jawa Timur Cuaca Ekstrem 30 Oktober-5 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan kepada masyarakat Jawa Timur agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi pada periode 30 Oktober hingga 5 November 2025.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan, menyatakan bahwa selama periode tersebut, sejumlah wilayah di Jawa Timur berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi. Bencana yang diwaspadai meliputi hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.

    “Peningkatan cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan ini diprakirakan akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (30/10/2025).

    Menurut Taufiq, fenomena ini bisa terjadi didorong oleh beberapa faktor, terutama karena adanya aktivitas atmosfer dan kondisi laut yang mendukung pembentukan awan hujan skala luas.

    “Saat ini, sebagian wilayah Jawa Timur berada pada masa pancaroba, sementara sebagian lainnya telah memasuki awal musim hujan,” urainya.

    Menurut prakiraan BMKG, gangguan atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang melintasi Jawa Timur saat ini, turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih hangat di sekitar Selat Madura (24-31 derajat Celsius dengan anomali mencapai +2 derajat) juga meningkatkan penguapan, sehingga memperbesar peluang terbentuknya hujan lebat,” rincinya.

    Wilayah yang diimbau untuk waspada antara lain mencakup Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lumajang, Pasuruan, Jember, Probolinggo. Kemudian, Blitar, Kediri, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Jombang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep.

    Secara khusus, BMKG juga mengingatkan wilayah dengan topografi curam atau bergunung agar lebih waspada terhadap dampak bencana lanjutan, seperti banjir, longsor, pohon tumbang, jalan licin, hingga jarak pandang terbatas.

    “Oleh karena itu, masyarakat dan instansi terkait untuk senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, serta potensi hujan disertai petir dan angin kencang,” tegas Taufiq.

    Untuk memantau kondisi terkini, BMKG Juanda menyediakan citra radar cuaca WOFI dan peringatan dini melalui situs stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, serta layanan telepon dan WhatsApp 24 jam. (rma/ted)

  • BPBD Jaksel tangani pohon tumbang akibat hujan

    BPBD Jaksel tangani pohon tumbang akibat hujan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah Jakarta Selatan menangani satu pohon berjenis Angsana setinggi lima meter dengan diameter 15 sentimeter yang tumbang di Jalan Bangka VII, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, akibat hujan pada Rabu (29/10).

    “Pohon tumbang sudah ditangani oleh unsur terkait dan berhasil tuntas dievakuasi. Sejak semalam, akses jalan sudah tidak ada gangguan,” kata Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan Muhammad Nur di Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan seluruh genangan yang terjadi di 35 RT pagi ini juga dinyatakan surut total setelah hujan berintensitas tinggi dengan durasi cukup lama pada Rabu (29/10).

    “Kali Ciliwung, Kali Mampang, Kali Krukut, dan Kali Uangan meluap hingga menyebabkan genangan di lingkungan permukiman warga maupun jalan,” ucap Nur.

    Dia menjelaskan dari 35 RT yang tergenang, hanya ada tiga wilayah yang tinggi muka airnya lebih dari 30 sentimeter (cm), yaitu di Kompleks Polri, Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan, setinggi 70 cm.

    Kemudian, di Jalan Tegal Parah Selatan, Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan dengan ketinggian air 60 cm, serta di Jalan Poncol II, Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak dengan genangan setinggi 40 cm.

    “Genangan sudah mulai perlahan surut pada pukul 02.00 WIB, dan pagi ini dinyatakan sudah kering,” ungkap Nur.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pram sebut penanganan banjir di Jakarta lebih cepat

    Pram sebut penanganan banjir di Jakarta lebih cepat

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebutkan penanganan banjir dan genangan di ibu kota lebih cepat dibandingkan daerah lainnya.

    “Mohon maaf, bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah sekitar, Jakarta pasti lebih cepat penanganannya, dan kemarin relatif cepat penanganannya,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis.

    Pram, sapaan akrabnya, mengakui genangan air di Jakarta selalu ada, terlebih dalam beberapa hari terakhir mengingat Jakarta kerap diguyur hujan.

    Meski demikian, dia telah meminta kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) agar menyiagakan seluruh pompa yang yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Dengan begitu, lanjut dia, genangan air serta banjir yang terjadi di Jakarta dapat ditangani dengan cepat.

    “Seperti yang saya janjikan berulang kali, kemarin sebelum hujan, semua air saya minta untuk dipompa. Jadi, sumber daya air sekarang ini 600 pompa yang kemarin dipersiapkan,” jelas Pramono.

    Diketahui pada Rabu (29/10), sempat terjadi genangan di beberapa titik di Jakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur menyiagakan 30 personel beserta perahu karet untuk mengantisipasi potensi banjir serta genangan air di sejumlah titik rawan.

    Personel tersebut disiagakan untuk memastikan penanganan cepat dilakukan jika terjadi genangan air, pohon tumbang, maupun peristiwa kebencanaan lain akibat cuaca ekstrem.

    BPBD DKI Jakarta juga sebelumnya melaporkan sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan terendam banjir dengan ketinggian sekitar 30-70 sentimeter (cm) pada Rabu (29/10).

    Namun, kondisi tersebut dapat segera diatasi. Pada pukul 20.00 WIB, genangan air di 26 RT di Kelurahan Petogogan dipastikan sudah surut, dan warga mulai membersihkan rumah mereka masing-masing.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Jaktim siaga evakuasi pohon tumbang saat hujan deras

    Pemkot Jaktim siaga evakuasi pohon tumbang saat hujan deras

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) bersiaga untuk mengevakuasi sejumlah pohon tumbang dan sempal yang terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (29/10) petang.

    “Kami terus siaga untuk mengevakuasi pohon tumbang dan sempal akibat hujan deras seperti kemarin. Ini upaya bagian dari kesiapsiagaan Pemkot Jakarta Timur dalam menghadapi potensi bencana saat musim hujan,” jelas Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita di Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan pohon tumbang terjadi di Jalan Melati, tepatnya di depan Masjid Raya, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara.

    “Pohon berjenis alpukat berdiameter 30 sentimeter ini tumbang sekitar pukul 20.30 WIB,” ujar Widhi.

    Selain itu, dia mengungkapkan pohon tumbang juga terjadi di Jalan Rawamangun Muka Barat, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung.

    “Pohon Beringin dengan diameter 50 sentimeter tumbang dan sempat menutupi sebagian badan jalan,” kata Widhi.

    Menurut dia, pohon sawo berdiameter sekitar 40 sentimeter di Jalan Raya Bogor, tepatnya di dekat Markas Pusbekang TNI AD mengalami sempal pada bagian dahan.

    “Untuk proses evakuasi pohon tumbang dan sempal itu, kami mengerahkan 18 personel pasukan hijau dan tiga unit truk untuk pengangkutan,” terang Widhi.

    Dia menuturkan batang, ranting, dan daun pohon yang tumbang maupun sempal tersebut dibawa ke tempat pembuangan lahan kosong milik Dinas Tamhut di Jalan Rawa Binong, Kelurahan Lubang Buaya.

    “Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa pohon tumbang dan sempal ini. Selain itu, bangunan dan kendaraan juga tidak ada yang tertimpa,” ucap Widhi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Mojokerto

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten dan Kota Mojokerto. Peringatan ini berlaku untuk periode 30 Oktober hingga 5 November 2025.

    Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa kondisi atmosfer dalam sepekan ke depan berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi, mulai dari hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

    “Wilayah Mojokerto perlu mewaspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Masyarakat di daerah rawan seperti lereng perbukitan, tepi sungai, serta kawasan padat pohon besar diminta untuk lebih waspada,” ungkapnya, Rabu (29/10/2025).

    Taufiq menuturkan, potensi peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh gangguan gelombang atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang melintas di wilayah Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar Selat Madura juga memicu pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagian wilayah Jawa Timur sudah memasuki awal musim hujan, sedangkan sebagian lainnya masih dalam masa pancaroba. Kondisi transisi ini membuat cuaca dapat berubah secara cepat dan ekstrem, sehingga masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi dampaknya terhadap aktivitas harian.

    “Kami mengimbau masyarakat Mojokerto agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak dan selalu memperbarui informasi prakiraan serta peringatan dini cuaca dari BMKG Juanda. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI dan peringatan dini yang diperbarui setiap beberapa jam di situs resmi BMKG Juanda,” tegasnya.

    Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, saluran telepon (031) 8668989, atau WhatsApp 0895800300011. Dengan meningkatnya potensi cuaca ekstrem, BMKG Juanda berharap masyarakat serta instansi terkait di Mojokerto dapat lebih siaga dalam mengantisipasi risiko banjir lokal, jalan licin, pohon tumbang, maupun gangguan jarak pandang akibat hujan deras. [tin/beq]

  • ​Jurus Farhan Hadapi Cuaca Ekstrem di Kota Bandung, Siagakan Tim Gabungan Patroli 24 Jam

    ​Jurus Farhan Hadapi Cuaca Ekstrem di Kota Bandung, Siagakan Tim Gabungan Patroli 24 Jam

    Jakarta: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengambil langkah strategis dalam menghadapi cuaca ekstrem yang tengah melanda wilayahnya. Ia menginstruksikan tim gabungan dari berbagai dinas untuk berpatroli selama 24 jam memantau potensi bencana.

    Farhan menyebut, dalam tiga hari terakhir sejumlah kejadian seperti longsor, pohon tumbang, dan genangan air terjadi di berbagai titik, terutama di kawasan pemukiman dekat bantaran sungai. 

    “Ini fenomena nasional akibat cuaca ekstrem yang telah diperingatkan oleh BMKG,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Selasa 28 Oktober 2025.

    Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bandung memperkuat sistem drainase dan melakukan pembersihan saluran air di berbagai wilayah. Farhan meminta petugas gorong-gorong untuk siap siaga di titik-titik yang kerap terjadi genangan air.

    “Hal yang bisa dilakukan saat ini adalah memperbaiki dan membersihkan saluran air. Kami sudah mulai sejak Maret lalu, tapi memang erosi dari kawasan pegunungan seperti Tangkubanparahu dan Manglayang sangat tinggi,” jelas Farhan.

    Farhan juga telah menginstruksikan untuk memperkuat pompa penyedot air di daerah rawan genangan seperti Gedebage. Hingga kini, terdapat 27 rumah pompa yang disiagakan Pemkot Bandung sebagai upaya untuk mengurangi genangan air.

    “Kita sudah tambah banyak pompa baru, dan itu efektif untuk mengurangi genangan,” sahut Farhan.
     

    Farhan menyebut, fokus utama Pemkot Bandung adalah memastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi. Hingga kini, baru terdapat satu rumah roboh yang terdampak akibat jebolnya kirmir sungai di Pajajaran.

    “Alhamdulillah, sejauh ini belum ada korban jiwa. Hanya satu rumah di Pajajaran yang jebol dan mengakibatkan luka ringan,” tandas Farhan.

    Jakarta: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengambil langkah strategis dalam menghadapi cuaca ekstrem yang tengah melanda wilayahnya. Ia menginstruksikan tim gabungan dari berbagai dinas untuk berpatroli selama 24 jam memantau potensi bencana.
     
    Farhan menyebut, dalam tiga hari terakhir sejumlah kejadian seperti longsor, pohon tumbang, dan genangan air terjadi di berbagai titik, terutama di kawasan pemukiman dekat bantaran sungai. 
     
    “Ini fenomena nasional akibat cuaca ekstrem yang telah diperingatkan oleh BMKG,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Selasa 28 Oktober 2025.

    Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bandung memperkuat sistem drainase dan melakukan pembersihan saluran air di berbagai wilayah. Farhan meminta petugas gorong-gorong untuk siap siaga di titik-titik yang kerap terjadi genangan air.
     
    “Hal yang bisa dilakukan saat ini adalah memperbaiki dan membersihkan saluran air. Kami sudah mulai sejak Maret lalu, tapi memang erosi dari kawasan pegunungan seperti Tangkubanparahu dan Manglayang sangat tinggi,” jelas Farhan.
     
    Farhan juga telah menginstruksikan untuk memperkuat pompa penyedot air di daerah rawan genangan seperti Gedebage. Hingga kini, terdapat 27 rumah pompa yang disiagakan Pemkot Bandung sebagai upaya untuk mengurangi genangan air.
     
    “Kita sudah tambah banyak pompa baru, dan itu efektif untuk mengurangi genangan,” sahut Farhan.
     

     
    Farhan menyebut, fokus utama Pemkot Bandung adalah memastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi. Hingga kini, baru terdapat satu rumah roboh yang terdampak akibat jebolnya kirmir sungai di Pajajaran.
     
    “Alhamdulillah, sejauh ini belum ada korban jiwa. Hanya satu rumah di Pajajaran yang jebol dan mengakibatkan luka ringan,” tandas Farhan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Farhan Soroti Wilayah Hulu Bikin Saluran Air Kota Bandung Cepat Tersumbat

    Farhan Soroti Wilayah Hulu Bikin Saluran Air Kota Bandung Cepat Tersumbat

    Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menilai sedimentasi dari daerah hulu membuat saluran air di Kota Bandung cepat dangkal dan tersumbat. Hal ini menyebabkan genangan air saat hujan deras mengguyur Bandung.

    “Kita kejar-kejaran dengan hujan. Baru dibersihkan bulan Maret, bulan Juni sudah penuh lagi, dan begitu terus,” kata Farhan di Balai Kota, Selasa (28/10/2025).

    Dalam tiga hari terakhir, sejumlah kejadian seperti longsor, pohon tumbang dan genangan air dilaporkan terjadi di beberapa titik, terutama di kawasan permukiman dekat bantaran sungai.

    Sebagai langkah antisipasi, pemerintah kota memperkuat sistem drainase dan membersihkan saluran air di berbagai wilayah.

    “Hal yang bisa dilakukan saat ini adalah memperbaiki dan membersihkan saluran air. Kami sudah mulai sejak Maret lalu, tapi memang erosi dari kawasan pegunungan seperti Tangkubanparahu dan Manglayang sangat tinggi,” jelasnya.

    Selain pembersihan, Pemkot Bandung juga memperkuat pompa penyedot air di wilayah rawan genangan seperti Gedebage.

    “Kita sudah tambah banyak pompa baru, dan itu efektif untuk mengurangi genangan,” tutur Farhan.

    Fokus utama Pemkot Bandung, kata dia, adalah memastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi.

    “Alhamdulillah, sejauh ini belum ada korban jiwa. Hanya satu rumah di Pajajaran yang jebol dan mengakibatkan luka ringan,” tambahnya.

    Pemkot juga terus memperbaiki tanggul dan saluran yang jebol di sejumlah titik. Farhan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor bila menemukan potensi bahaya di lingkungannya.

    “Kami langsung perbaiki yang bisa diselesaikan tuntas, terutama yang membahayakan warga. Kita semua harus siaga pisan. Cuaca ekstrem ini belum berakhir,” tegasnya.

  • Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan

    Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Memasuki awal musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mencatat peningkatan aktivitas bencana alam di wilayah Bumi Reog. Dalam kurun waktu 21 hingga 27 Oktober 2025, tercatat delapan peristiwa bencana terjadi di berbagai kecamatan.

    Dari data BPBD, enam kejadian berupa tanah longsor dan dua lainnya merupakan peristiwa cuaca ekstrem. Seluruh kejadian tersebut menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang tanpa menelan korban jiwa.

    “Dari enam bencana longsor di Bumi Reog, lima di antaranya menimpa bangunan rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Selasa (28/10/2025).

    Satu kejadian longsor lainnya mengakibatkan talud jalan poros di Kecamatan Sawoo ambrol. Berdasarkan pendataan, longsor tercatat melanda Desa Tempuran dan Desa Sawoo di Kecamatan Sawoo, Desa Wagir Kidul di Kecamatan Pulung, Desa Wonodadi di Kecamatan Ngrayun, serta Desa Pupus di Kecamatan Ngebel.

    Sementara dua bencana cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di Desa Karangan dan Sambirejo Kecamatan Balong, serta Desa Sempu Kecamatan Ngebel. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan sejumlah atap rumah warga mengalami kerusakan ringan.

    “Di awal-awal musim penghujan ini memang sering kali terjadi cuaca ekstrem, diikuti dengan angin kencang, lalu hujan begitu lebat. Nah, kombinasi ini mengakibatkan longsor terutama di daerah lereng yang awalnya kering. Kemudian angin kencang tadi mengakibatkan pohon-pohon roboh,” jelas Masun.

    Masun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di awal musim hujan. Warga yang tinggal di kawasan perbukitan atau lereng diminta rutin memeriksa kondisi drainase di sekitar rumah agar air hujan tidak menggenang dan meresap ke tanah.

    Menurutnya, drainase yang buruk menjadi salah satu penyebab utama terjadinya longsor. “Jadi sering kali longsor itu terjadi akibat drainase yang buruk, meskipun ada faktor kemiringan,” tambahnya.

    BPBD Ponorogo kini terus memantau kondisi cuaca dan berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah rawan bencana. Petugas lapangan juga disiagakan untuk melakukan langkah cepat bila terjadi kejadian serupa dalam beberapa hari mendatang, terutama di wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi seperti Ngebel, Pulung, dan Sawoo. [end/beq]