Topik: perselingkuhan

  • Ibu Bhayangkari di Palembang Jadi Korban KDRT, Lapor Polda tapi 11 Bulan Tak Ada Perkembangan – Halaman all

    Ibu Bhayangkari di Palembang Jadi Korban KDRT, Lapor Polda tapi 11 Bulan Tak Ada Perkembangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu Bhayangkari berinisial M di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), jadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang pelakunya adalah suaminya sendiri.

    M pun telah melaporkan suaminya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.

    Namun, selama 11 bulan setelah pelaporannya, kasus ini tak ada perkembangan, bahkan M menilai hanya jalan di tempat.

    Mengutip TribunSumsel.com, M mengaku dianiaya oleh suaminya yang berinisial Brigadir AW, anggota Satlantas Polrestabes Palembang.

    Didampingi kuasa hukum dan orang tuanya, M mengaku dilempar HP hingga mengenai wajahnya.

    “Suami saya melakukan kekerasan, melempar HP ke muka saya hingga mengalami luka robek di bawah mata sampai dijahit,” kata M, Sabtu (15/2/2025).

    M dilempar HP oleh suaminya karena ia menduga suaminya berselingkuh.

    Dugaan tersebut muncul karena M melihat ada chat dari seseorang yang diduga selingkuhan suaminya saat sang suami tengah tidur.

    Saat M membangunkan suaminya untuk meminta penjelasan, ia justru mendapat perlakuan kasar.

    “Saat saya bangunkan, suami saya bukan menjelaskan, ia malah marah dan mengambil HP di tangan saya kemudian melemparkan ke muka saya hingga mengalami luka,” kata M.

    M juga menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada Februari 2024 dan sempat didamaikan oleh keluarga.

    M juga dipaksa untuk mengakui bahwa luka yang didapatkannya merupakan luka dari kecelakaan lalu lintas.

    “Saat itu saya di bawah tekanan oleh mertua yang juga anggota di Polrestabes Palembang, agar mengakui luka yang didapat karena lakalantas,” katanya.

    M awalnya tak mempermasalahkan hal tersebut karena masih berharap suaminya bisa berubah dan meninggalkan selingkuhannya.

    Namun, dua bulan setelahnya, sang suami justru makin menjadi-jadi.

    “Dia bukannya berubah malah semakin menjadi-jadi, saya ditelantarkan dan tidak dinafkahi lahir dan batin oleh suami, sehingga pada April 2024 saya memilih pulang ke rumah orang tua sampai saat ini,” katanya.

    Di bulan April 2024 tersebut, M melaporkan perbuatan suaminya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.

    Namun, hingga berganti tahun, kasus tersebut tak ada perkembangan.

    “Saya Laporkan KDRT, Tapi sampai saat ini tidak ada kejelasannya, suami saya tetap belum ditetapkan sebagai tersangka, padahal sudah jelas dia melakukan KDRT,” katanya.

    M juga mengaku telah melakukan laporan ke Propam Polrestabes Palembang dan hingga saat ini belum ada kejelasan.

    “Sudah 10 bulan laporan tersebut saya buat, tapi masih belum ada kejelasannya, dan selama itu pula saya dan anak saya tidak dinafkahi, saya minta keadilan kepada bapak Kapolda dan Kapolri, agar laporan saya bisa diproses dan suami saya diberikan hukuman setimpal, ” ujar M.

    Sementara itu, kuasa hukum M, Frengki Adiatmo menilai penyidik lamban dalam menangani kasus.

    “Saya katakan sangat lamban penanganannya, sudah 11 bulan laporan klien kami mandek tidak ada kejelasannya,” katanya.

    “Kalau alasan penyidik tidak bisa diteruskan karena hasil visum menyatakan luka yang didapat akibat Lakalantas, itu karena kata klien kami ditekan untuk mengakui itu lakalantas, jadi mertua klien kami ini mengatakan kepada pihak rumah sakit luka yang didapat klien kami karena Lakalantas,”  ujarnya.

    Penjelasan Brigadir Arif Widianto

    Sementara itu, Brigadir Arief Widianto selaku suami dari M membantah pernyataan istrinya.

    Kepada TribunSumsel.com, ia menuturkan bahwa tak melakukan KDRT dan istrinya terlilit utang hingga terlibat perselingkuhan dengan anggota polisi lainnya.

    Ia menuturkan istrinya terlibat perselingkuhan dengan anggota Polairud Polda Sumsel berinisial W yang kini telah ditahan di Propam Polda Sumsel.

    Arief juga membantah adanya tekanan dari orang tuanya ke korban.

    “Dia mengklaim kalau saya melakukan KDRT padahal dari hasil visum Rumah Sakit Charitas, padahal itu adalah akibat luka kecelakaan terkena stang motor,”

    “Logika saja saat visum yang pasti hanya pasien dan dokter saja,” ujar Arief, Sabtu (15/2/2025).

    Arief juga menuturkan bahwa laporan yang dibuat istrinya tidak terbukti dan terancam dihentikan oleh penyidik Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel.

    “Laporan dia tidak terbukti makanya tidak puas dengan keputusan penyidik,” katanya.

    Ia juga mengatakan, istrinya kabur dari rumah karena takut banyak penagih utang yang mendatangi rumahnya.

    Namun, berselang dua bulan, Arief dilaporkan atas tuduhan KDRT.

    “Dia pergi tanpa sepengetahuan saya. Pas saya pulang saya tanya ke orang tua saya, katanya dia pulang ke tempat ibunya tapi kok tidak pulang-pulang. Eh ternyata dia melaporkan saya menuduh KDRT, ” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ibu Bhayangkari di Palembang Melapor Jadi Korban KDRT Suami, Pertanyakan Kasusnya Mandek 11 Bulan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSumsel.com, Rachmad Kurniawan)

  • Polisi di Palembang dan Istri Saling Lapor Buntut Kisruh Rumah Tangga, Sama-sama Dituduh Selingkuh – Halaman all

    Polisi di Palembang dan Istri Saling Lapor Buntut Kisruh Rumah Tangga, Sama-sama Dituduh Selingkuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Melysa, seorang ibu Bhayangkari dan suaminya, Brigadir Arief Widianto, anggota Polrestabes Palembang saling lapor ke polisi buntut persoalan rumah tangga.

    Melysa melaporkan suaminya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel terkait dugaaan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

    Laporan tersebut dibuatnya pada April 2024 lalu.

    Selain itu, Melysa pun melaporkan suaminya ke Propam Polrestabes Palembang untuk diproses secara etik.

    Sementara Brigadir Arief Widianto, anggota Satlantas Polrestabes Palembang, melaporkan istrinya Melysa ke Pidsus Polrestabes Palembang dan di Polda Sumsel atas pemalsuan tandatangan dan perzinahan.

    Istri Polisi Mengaku Dilempar Handphone Hingga Ditelantarkan

    Didampingi kuasa hukum dan orangtuanya, Melysa mengaku dirinya mendapat tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya yang merupakan oknum anggota Polri.

    “Suami saya melakukan kekerasan, melempar HP ke muka saya hingga mengalami luka robek di bawah mata sampai dijahit,” kata Melysa, Sabtu (15/2/2025).

    Peristiwa tersebut bermula saat ia menduga suaminya berselingkuh karena melihat chat dari terduga selingkuhannya di handphone saat sang suami tertidur.

    Saat Melysa membangunkan suaminya untuk meminta penjelasan, justru dirinya malah mendapatkan perlakuan kasar.

    “Saat saya bangunkan, suami saya bukan menjelaskan, ia malah marah dan mengambil HP di tangan saya kemudian melemparkan ke muka saya hingga mengalami luka,” katanya.

    Kejadian tersebut terjadi pada Februari 2024, sempat didamaikan keluarga, dan meminta dirinya untuk mengakui luka yang didapat karena kecelakaan.

    “Saat itu saya di bawah tekanan oleh mertua yang juga anggota di Polrestabes Palembang, agar mengakui luka yang didapat karena lakalantas,” katanya.

    Melysa  menuturkan, jika saat itu ia belum begitu mempermasalahkan, karena masih berharap suaminya bisa berubah dan meninggalkan selingkuhannya.

    Ditelantarkan Suami

    Tetapi pada bulan April 2024, perlakuan suaminya kepadanya semakin menjadi-jadi.

    “Dia bukannya berubah malah semakin menjadi jadi, saya ditelantarkan dan tidak dinafkahi lahir dan batin oleh suami, sehingga pada April 2024 saya memilih pulang ke rumah orang tua sampai saat ini,” katanya.

    Hingga akhirnya ia pun melaporkannya ke Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel dan Propam Polrestabes Palembang.

    Namun hingga saat ini laporan yang dibuatnya belum ada kejelasan.

    Kuasa Hukum Melysa, Frengki Adiatmo mengatakan jika pihaknya hanya meminta agar Polda Sumsel segera memberikan keadilan kepada kliennya.

    “Sudah 11 bulan laporan dari Klien kami ini belum juga ada hasilnya,” katanya.

    Ia menilai jika Penyidik di Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel lamban dalam menangani kasus yang sepele seperti ini.

    “Saya katakan sangat lamban penanganannya, sudah 11 bulan laporan klien kami mandek tidak ada kejelasannya,” katanya.

    Terpisah, Kasubdit IV PPA AKBP Raswidiati Anggraini ketika dikonfirmasi mengatakan perihal laporan tersebut akan ia sampaikan jawabannya melalui Humas Polda Sumsel.

    “Oke nanti melalui Kabid Humas ya,” katanya.

    Bantahan Brigadir Arief Widianto

    Menyikapi pengakuan istrinya, Brigadir Arief Widianto membantah semua tudingan istrinya.

    Brigadir Arief Widianto membantah telah melakukan KDRT terhadap istrinya.

    Hal tersebut disampaikan Brigadir Arief Widianto didampingi kuasa hukumnya, Rudi Hartono.

    “Dia mengklaim kalau saya melakukan KDRT padahal dari hasil visum Rumah Sakit Charitas, padahal itu adalah akibat luka kecelakaan terkena stang motor. Logika saja saat visum yang pasti hanya pasien dan dokter saja,” ujar Arief kepada Tribunsumsel.com, Sabtu (15/2/2025).

    Arief menyebut laporan yang dibuat istrinya itu tidak terbukti dan terancam dihentikan penyidik Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel, sebab laporan tidak memiliki bukti yang cukup.

    “Laporan dia tidak terbukti makanya tidak puas dengan keputusan penyidik,” katanya.

    Kata Arief, sebelum membuat laporan dugaan KDRT ke Polda Sumsel, Melysa sempat kabur dari rumah karena takut banyak penagih utang yang mendatanginya ke rumah. 

    Berselang dua bulan tiba-tiba Melysa melaporkannya atas tuduhan KDRT.

    “Dia pergi tanpa sepengetahuan saya. Pas saya pulang saya tanya ke orangtua saya, katanya dia pulang ke tempat ibunya tapi kok tidak pulang-pulang. Eh ternyata dia melaporkan saya menuduh KDRT, ” katanya.

    Istri Disebut Gadaikan Buku Nikah

    Lanjut Arief, berselang waktu lima bulan kemudian istrinya datang menemui ketika saat sedang berdinas di salah satu Pos Lantas.

    Di sana Melysa mengajaknya untuk rujuk.

    “Dia mengajak saya rujuk dan saya disuruh menemui ibu dia di hotel. Saya pikir itu pertanda bagus, ya sudah niat saya mau bertemu ibunya,” katanya.

    Namun ternyata setelah niatan rujuk itu keluar dari mulut Melysa, Brigadir Arief tiba-tiba ditelpon seseorang yang memintanya agar membayar utang istrinya senilai Rp 45 juta.

    Tak hanya itu, setelah ia menelusuri sang istri bahkan menggadaikan buku nikah ke rentenir senilai Rp 2 juta, dan utang di tempat lain juga.

    “Saya ditelepon orang katanya saya mau bayar utang arisan istri karena mau rujuk, padahal saya tidak tahu apa-apa. Dia berhutang tanpa sepengetahuan saya. Melysa ini juga memalsukan tandatangan saya untuk berutang di bank, lalu buku nikah saya juga digadaikan ke rentenir, dan masih banyak lagi,” katanya.

    Karena itulah Arief menduga istrinya berniat mengajak rujuk supaya ia mau membayarkan semua utang-utang tersebut. 

    “Saya jelas tidak mau lah, karena (utang) itu tanpa sepengetahuan saya. Dari situ dia tidak senang dan melaporkan saya di bulan April tahun lalu,” katanya.

    Tuding Istri Berselingkuh

    Arief juga mengungkap adanya perselingkuhan istrinya dengan seorang oknum anggota Polairud Polda Sumsel berinisial W yang saat ini Bripka W sudah ditahan di Propam Polda Sumsel.

    Dugaan perselingkuhan itu ia ketahui di bulan Januari tahun 2025 ini.

    “Awal perselingkuhan dia saya pertama kali lihat di siaran langsung TikTok, ada istri saya bersama teman-temannya sekitar 9 orang. Dua di antaranya menunjukkan foto mesra istri saya bersama anggota Ditpolairud Polda Bripka W,” jelasnya.

    Siaran langsung tersebut ia foto dan rekam sebagai bukti membuat laporan ke Bidang Propam Polda Sumsel.

    Berdasarkan informasi yang ia dapat, istrinya dan Bripka W menjalin hubungan selama kurang lebih 1 tahun.

    “Saat ini oknum polisi Bripka W itu sudah ditahan di Propam Polda Sumsel. Saya juga sudah laporkan istri ke Pidsus Polrestabes Palembang dan di Polda Sumsel atas pemalsuan tandatangan dan perzinahan,” ujarnya.

    (Tribunsumsel.com/ rachmad kurniawan)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ibu Bhayangkari di Palembang Melapor Jadi Korban KDRT Suami, Pertanyakan Kasusnya Mandek 11 Bulan

  • Gadis SMA di Jombang Dirudapaksa hingga Tewas di Sungai, WCC Sebut Kekerasan Gender Paling Ekstrem

    Gadis SMA di Jombang Dirudapaksa hingga Tewas di Sungai, WCC Sebut Kekerasan Gender Paling Ekstrem

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

    TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG – Women Crisis Center (WCC) Kabupaten Jombang tanggapi kasus siswi kelas 3 SMA, PRA (18) yang ditemukan tidak bernyawa di sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Sebut kejadian ini masuk kategori Femisida.

    Seperti diketahui, korban merupakan siswa kelas 3 SMA, yang sudah satu tahun ditinggal meninggal oleh sang ibu. Mulanya korban keluar rumah pada Senin (10/2/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

    la pamit kepada ayahnya menemui seseorang untuk membeli barang atau cash on delivery (COD). Namun tidak lagi kembali ke rumah hingga diketahui jika korban telah meninggal dunia.

    Hasil autopsi menunjukkan sebelum meninggal dunia korban sempat dianiaya dan diperkosa oleh para pelaku. Selanjutnya, korban yang sudah tak berdaya dibuang ke sungai. Sehingga korban meninggal akibat tenggelam.

    Pada Kamis (13/2/2025), polisi berhasil menangkap pelaku perkosaan dan pembunuhan yang diketahui adalah AP (19 tahun), warga Sembung, Perak, Jombang dia diketahui kekasih dari korban, AT (18 tahun) dan LI (32 tahun) asal Kunjang, Kediri.

    Kini ketiga pelaku dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana atau pasal 339 atau pasal 338 KUHP.

    Menurut Direktur WCC Jombang, Ana Abdillah, kejadian ini masuk dalam kategori Femisida. Femisida ini merupakan penghilangan nyawa terhadap perempuan berbasis gender yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk.

    “Termasuk pembunuhan oleh pasangan intim (intimate partner femicide), pembunuhan terkait kekerasan seksual, pembunuhan akibat eksploitasi seksual, hingga pembunuhan kehormatan keluarga,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (15/2/2025) melalui pesan seluler.

    Pihaknya menyebut jika PRA (18) adalah remaja korban femisida yang merupakan tingkat paling ekstrem kekerasan berbasis gender. Apa yang terjadi pada korban merupakan persoalan sistemik yang secara kultural masih mengakar kuat di sistem masyarakat patriarki.

    “Korban dibunuh karena dia perempuan yang didorong superioritas, dominasi dan hegemoni, agresi maupun misogini terhadap perempuan,” ungkapnya.

    Ana melanjutkan, korban femisida tidak hanya dirampas nyawanya melainkan mengalami penyiksaan berlapis dan sadis oleh pelaku.

    Femisida diketahui terjadi karena kepentingan pelaku yang merasa sebagai gender superior untuk mengontrol hidup dan tubuh korban yang dipandang mereka sebagai objek dan milik, bukan sebagai manusia yang berdaulat atas dirinya.

    “Jika mengutip direktori MA (2022), adapun motif yang biasa mendasari terjadinya Femisida adalah pertengkaran, cemburu, sakit hati, perselingkuhan, kecurigaan perselingkuhan dan faktor ekonomi,” bebernya.

    Lebih lanjut, motif ketiga pelaku dalam kasus ini diketahui adalah ekonomi dengan maksud merampas sepeda motor dan ponsel milik korban, disamping motif merebut kedaulatan tubuh korban.

    Apa yang harus dilakukan Negara? Ana menjelaskan jika negara dan elemen pemerintahan di bawahnya, Provinsi sampai Pemerintah Daerah bisa melakukan identifikasi dampak dan pulihkan keluarga korban femisida.

    “Pemberdayaan masyarakat untuk memahami hak kesehatan seksual dan reproduksi, melalui edukasi tentang hubungan yang sehat,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, polisi amankan tiga pelaku pembunuhan PRA (18) gadis asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang yang ditemukan tewas mengapung di Sungai Kanal Turi Tunggorono, Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada Selasa (11/2/2025) lalu.

    Ketiga pelaku ini adalah AP (18) warga Desa Sembung, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang sebagai pelaku utama. Lalu pelaku kedua adalah AT (18) dan pelaku ketiga yakni LI (32), keduanya merupakan warga Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    Ketiga pelaku ini ditangkap Satreskrim Polres Jombang di Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kasatreskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra mengatakan, dari ketiga pelaku, AP adalah pacar dari korban PRA

  • Pria Pembacok Warga Jakbar Todongkan Senapan Saat Dibekuk Babinsa-Bhabin

    Pria Pembacok Warga Jakbar Todongkan Senapan Saat Dibekuk Babinsa-Bhabin

    Jakarta

    Polisi mengungkap momen penangkapan Sopian Faqih (36) yang mengamuk hingga membacok pria berinisial F secara membabi-buta sampai tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Sopian sempat menodongkan senapan angin ke arah petugas.

    “Pelaku sempat melawan petugas, bahkan sempat menodong anggota dengan senapan angin hingga anggota kami berhasil mengamankan pelaku beserta barang bukti,” kata Kapolsek Kalideres Kompol Arnold Julius Simanjuntak dalam keterangannya, Kamis (13/3/2024).

    Arnold menyebutkan adik korban sempat membantu kakaknya setelah dibacok pelaku Sopian. Namun lagi-lagi Sopian melakukan penyerangan.

    “Melihat kakaknya tersungkur bersimbah darah, adik korban mencoba menolong, namun juga dikejar oleh pelaku,” tuturnya.

    Saat ini Sopian Faqih sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polsek Kalideres. Sopian dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan/atau Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

    Diduga Dipicu Perselingkuhan

    Peristiwa terjadi pada Rabu (12/2), pukul 19.30 WIB, di Jalan Prepedan Dalam, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Polisi mengungkap pembacokan tersebut diduga dipicu asmara perselingkuhan.

    “Keterangan pelaku, berawal dari chat mesra istri pelaku dengan korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (13/2).

    Pelaku sempat memancing korban menggunakan akun WhatsApp milik istrinya. Pelaku mengaku perselingkuhan antara istrinya dan korban sudah berulang kali terjadi.

    “Lalu, sebelum kejadian, pelaku mencoba memancing korban dengan menggunakan WA istrinya. Lalu pelaku emosional karena kejadian sudah berulang kali kalau istri pelaku selingkuh dan diakui oleh istri pelaku,” ujarnya.

    Saat hari kejadian, pada Rabu (12/2) malam, korban mendatangi pelaku di tukang pecel lele mencoba mengklarifikasi persoalan yang ada. Pelaku sudah kadung emosional, lalu secara membabi-buta membacok korban.

    “Karena pelaku sudah sangat emosional melihat korban dari jauh segera pelaku berlari sambil menenteng sebuah golok dan korban menghindar, lalu jatuh. Pada saat korban jatuh, pelaku langsung membabi-buta membacok korban secara acak dan pelaku meninggalkan korban begitu saja,” jelasnya.

    Korban sempat dilarikan ke klinik setelah dibacok pelaku. Namun nahas, korban dinyatakan meninggal dunia.

    Sopian dibekuk anggota TNI-Polri yang merespons laporan warga Jalan Prepedan Dalam RT 07 RW 07, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

    “Aksi heroik dilakukan oleh Koptu Jamaludin, Babinsa Koramil 06/KD, bersama Aiptu Hermanto Bhabinkamtibmas Kelurahan Kamal, saat mengamankan pelaku pembacokan,” demikian keterangan Penerangan Kodim 0503/Jakarta Barat, Kamis (13/2).

    Dalam foto yang diunggah, terlihat anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas berhadapan langsung dengan Sopian yang telah menyerang korban. Dalam peristiwa tersebut, Sopian membawa sebilah golok dan senapan angin. Namun Sopian akhirnya dapat dilumpuhkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

    “Kami bergerak cepat untuk memastikan keamanan masyarakat di lokasi kejadian dan menyerahkan pelaku ke pihak yang berwenang,” kata Koptu Jamaludin.

    (wnv/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tak Diberi Nafkah setelah Suami Tepergok Selingkuh, Iris Wullur: Katanya Enggak Punya Uang

    Tak Diberi Nafkah setelah Suami Tepergok Selingkuh, Iris Wullur: Katanya Enggak Punya Uang

    Jakarta, Beritasatu.com – Rumah tangga Iris Wullur saat ini sedang diambang masalah, karena sang suami, Andreas Wullur diduga telah berselingkuh dengan seorang wanita konglomerat. Namun, hal tersebut tak membuat Iris diam saja dan ia berani mengungkapkan perselingkuhan suaminya itu kepada publik.

    Setelah perselingkuhan itu terungkap, Iris Wullur kini seolah diabaikan oleh suaminya. Bahkan ia mengaku tidak lagi menerima nafkah dari Andreas. 

    Iris Wullur mengatakan, saat dirinya meminta uang mingguan, tetapi Andreas mengaku tidak bisa memberikannya dengan dalih tidak memiliki uang.

    “Jadi tadi gue habis minta uang mingguan, tetapi enggak dikasih sama sekali. Katanya enggak punya uang,” kata Iris Wullur, mengutip video TikToknya pada Kamis (13/2/2025).

    Sebagai wanita yang sedang menghadapi situasi sulit, Iris Wullur kemudian memberikan pesan kepada para netizen, terutama wanita. Ia mengingatkan agar perempuan dapat mandiri secara finansial dan memiliki penghasilan dari usahanya sendiri.

    Meskipun sudah menikah, Iris Wullur menekankan pentingnya agar perempuan tidak sepenuhnya bergantung kepada suami. Ia menyadari bahwa masalah dalam rumah tangga bisa saja terjadi dan menyebabkan kesulitan finansial.

    “Pesan buat perempuan, kalian itu harus punya penghasilan sendiri. Jangan kayak gue, semuanya dibatasi dan akhirnya gue menyesal sekarang,” tutur Iris Wullur.

    Setelah masalah rumah tangganya, Iris Wullur bertekad untuk bangkit dan tidak bergantung pada suaminya lagi. Dirinya pun berjanji akan berusaha untuk berdiri di kakinya sendiri demi masa depannya dan anak-anaknya.

    “Namun, sekarang gue mau berdiri di kaki gue sendiri untuk masa depan gue dan anak-anak. Memang ini berat banget karena harus mulai dari nol lagi, tetapi gue yakin Tuhan selalu membantu,” pungkas Iris Wullur.

  • Kronologi Wartawan Gadungan Peras Pria Puluhan Juta di Jaksel, Buntuti Korban dari Hotel – Halaman all

    Kronologi Wartawan Gadungan Peras Pria Puluhan Juta di Jaksel, Buntuti Korban dari Hotel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Enam wartawan gadungan yang melakukan pemerasan terhadap korban berinisial SA (42) berhasil ditangkap polisi di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

    Mereka adalah MS (40), FFH (63), DP (57), HPSS (52), MN (52), JP (40). Komplotan itu kerap disebut sebagai ‘Paparazi’.

    Mereka menyasar pasangan yang datang ke hotel atau penginapan.

    Selanjutnya, komplotan ini mencari tahu apakah para calon korban pasangan resmi atau selingkuhan.

    Jika sasaran mereka ternyata adalah pasangan selingkuh, para pelaku akan memerasnya.

    Caranya dengan memberikan teror dan ancaman akan membongkar skandal perselingkuhan.

    Kejadian ini diketahui dari Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/B/13/II/2025/SPKT/Sek Panc/Restro Jaksel/PMJ, tanggal 3 Februari 2025 terkait tindak pidana pemerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368 KUHP.

    Peristiwa Pemerasan

    Pemerasan itu, terjadi di kediaman orang tua korban di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 18.30 WIB, setelah pulang dari hotel.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi berujar, awalnya korban keluar dari salah satu hotel di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, bersama seorang wanita.

    “Modus operandi, yakni para pelaku mengaku sebagai wartawan dan mengikuti korban sampai ke depan rumah korban dan mengancam akan memviralkan korban dengan alasan pelanggaran undang-undang,” kata Ade Ary, dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025), dilansir Warta Kota.

    Saat korban keluar dari parkiran hotel, ada dua mobil lain yang menyalip mobilnya. Kala itu, korban tak menaruh curiga.

    Kemudian, ketika menurunkan sang wanita di sebuah restoran cepat saji yang lokasinya tak jauh dari hotel, korban melihat mobil yang menyalipnya tadi ikut berhenti.

    “Namun pada saat itu korban tetap tidak merasa curiga, dan korban melanjutkan kembali perjalanan. Sekitar pukul 18.30 WIB, korban tiba di rumah orang tua korban,” terang Ade.

    Saat korban sedang memarkirkan mobil, ia tiba-tiba didatangi seorang wanita yang memakai kemeja putih, jaket warna hitam, dan menggunakan masker.

    “Dan pada saat itu wanita tersebut berkata kepada korban ‘Bisa ikut kami keluar sebentar’ dan korban menjawab ‘Ada apa nih?’,” tuturnya.

    Setelah korban memberikan jawabannya, tujuh orang pria datang dan mengancam akan memviralkan kejadian di hotel apabila SA tidak menyerahkan sejumlah uang.

    Para wartawan gadungan ini, lalu meminta korban ke sebuah warung untuk memulai aksi pemerasannya.

    Mereka menunjukkan bukti foto mobil SA di area parkiran hotel.

    “Dan selanjutnya salah satu pelaku tersebut berkata ‘Ini kami dari media, mau diramaikan di rumah sekarang atau ada kebijaksanaan?’ dan korban jawab ‘kebijaksanaan apa?’.”

    “Saat itu korban melihat ada seorang laki-laki menghampiri ketujuh laki-laki tersebut dan berbisik ke salah satu laki-laki tersebut, dan setelah itu salah satu laki-laki tersebut berkata ‘Kami sudah mengantongi identitas abang, abang kan jaksa’ dan korban jawab ‘bukan’ dan dijawab laki-laki tersebut ‘jangan bohonglah sama kami’,” sambung Ade Ary.

    Pelaku pun meminta uang kepada korban dengan mengatakan, “Kami 30 media hari ini biasanya per media Rp30 juta.”

    Korban kemudian menjawab, “Tidak ada. Kalau mau Rp3 juta.”

    Para pelaku pun memberikan respons, “Oh tidak bisa. Ini sama saja ngeledek kita”.

    Ketika para pelaku menelepon rekan-rekannya untuk menggeruduk rumah orang tuanya, korban pun panik.

    Akhirnya, para pelaku berdiskusi dan sepakat dengan nominal Rp10 juta dan sisanya menyusul.

    Polisi yang memperoleh laporan pemerasan itu, lantas melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap para pelaku di berbagai wilayah di kota/kabupaten Bekasi.

    “Dan dalam keadaan panik korban memperlihatkan handphone korban yang pada saat itu korban menunjukkan saldo pada tabungan korban sebesar Rp10.300.000.”

    “Pada saat itu salah satu dari ketujuh laki laki tersebut berkata ‘Oh tidak bisa’ dan korban jawab ‘adanya segitu’,” lanjut Ade.

    Para pelaku akhirnya berdiskusi, kemudian sepakat dengan nominal Rp10 juta, sedangkan sisanya menyusul.

    “Setelah itu mereka berdiskusi, selanjutnya salah satu laki-laki tersebut berkata kepada korban ‘Ya sudah Rp10 juta sekarang dan sisanya Rp20 juta 3 minggu lagi’,” ucap Ade.

    Korban lalu meminta nomor rekening pelaku dan mengirimkan uang ke rekening yang dituju melalui m-banking.

    Setelah ditransfer, para pelaku pergi dan korban menuju ke rumah orang tuanya.

    Polisi yang mendapatkan laporan pemerasan itu melakukan penyelidikan hingga akhirnya berhasil menangkap para pelaku.

    “Pada hari Jumat, tanggal 7 Februari 2025 sekira jam 23.00 WIB, tim berhasil mengamankan 1 pelaku inisial MS.” 

    “Kemudian tim melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan 5 pelaku lainnya,” tutur Ade Ary.

    Selanjutnya, para pelaku dibawa ke Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan ditetapkan sebagai tersangka.

    “Iya betul (sudah jadi tersangka),” ujar Kanit 3 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol I Kadek Dwi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Bekerja bak Paparazi, 6 Wartawan Gadungan Memeras Warga Puluhan Juta Rupiah, Kini Jadi Tersangka.

    (Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Ramadhan L Q)

  • Ramai Kabar Perselingkuhan, Ini Beberapa Alasan Pria Melakukannya

    Ramai Kabar Perselingkuhan, Ini Beberapa Alasan Pria Melakukannya

    JAKARTA – Beberapa waktu terakhir ramai kabar perselingkuhan yang dialami dua seleb TikTok, yakni Agnes Jennifer dan Iris Wullur. Perselingkuhan yang dialami mereka mencuri perhatian dan dibicarakan oleh banyak netizen di media sosial.

    Alasan seorang pria berselingkuh dari pasangannya juga menjadi perdebatan. Dikutip dari Times of India, meskipun tidak bisa menjadi bentuk pembelaan, ternyata terdapat beberapa alasan yang menyebabkan seorang pria berselingkuh dari pasangannya.

    1. Butuh validasi

    Pria yang berselingkuh biasanya membutuhkan validasi atau pengakuan. Dalam masyarakat, kejantanan sering didefinisikan dengan kekuatan, kesuksesan, dan prestasi. Pria yang demikian ingin melihat diri mereka tidak hanya layak dalam karier profesional, tetapi juga dalam kehidupan cinta.

    Sebagai cara untuk menentukan kelayakan dan daya tarik seseorang di hadapan orang lain, maka perselingkuhan atau perzinahan menjadi pelampiasan. Hal ini mengisi kekosongan emoional yang besar untuk sementara waktu, baik dalam bentuk penaklukan atau sekedar perasaan bahwa diinginkan seseorang.

    2. Kebosanan

    Menjalani hubungan dengan orang yang sama bertahun-tahun mungkin membuat gairah seorang pria memudar, hingga berujung pada rasa bosan. Rasa bosan yang timbul memicu sensasi tak terduga jika terperangkap dalam perselingkuhan.

    Ini bukan berarti mereka tidak bahagia dengan pasangannya, tetapi sensasi akan hal baru dan tidak kepastian menjadi hal yang menarik bagi mereka. Berselingkuh dianggap bisa menghilangkan rasa kebosanan pria, walaupun efeknya hanya sementara.

    3. Emosional tidak terpenuhi

    Selain butuh validasi dan bosan, seorang pria bisa berselingkuh juga bisa berkaitan dengan pengabaian akan emosional. Mereka berselingkuh karena merasa ditolak, tidak mendapat dukungan emosional secara penuh, hingga diabaikan oleh pasangan. Tanpa keintiman emosional dengan pasangannya, beberapa orang akan mencari tempat atau orang lain untuk mendapatkannya.

    4. Tidak sadar konsekuensi

    Alasan lainnya yang menyebabkan pria berselingkuh adalah kurangnya pemahaman konsekuensi akibat perbuatannya. Mereka merasa tidak akan ketahuan oleh pasangannya, atau mereka tidak peduli dengan akibat dari tindakan itu. Hal ini sering terjadi dalam lingkungan budaya yang lebih luas, di mana perselingkuhan terlalu sering diabaikan atau diremehkan.

  • Tak Lagi Harmonis Alasan Riyuka Bunga Gugat Cerai Heri Horeh, Jadi Bukan karena Suami Selingkuh?

    Tak Lagi Harmonis Alasan Riyuka Bunga Gugat Cerai Heri Horeh, Jadi Bukan karena Suami Selingkuh?

    GELORA.CO – Selebgram Riyuka Bunga mengungkapkan alasan mengugat cerai suaminya, Heri Horeh di Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat.

    Menurut dia, hubungan rumah tangganya dengan Heri Horeh, sudah tidak lagi harmonis sejak munculnya dugaan perselingkuhan.

     “Karena sudah agak enggak harmonis aja sih,” ujar Riyuka ketika ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2025).

    Keputusan untuk bercerai kemudian disayangkan oleh beberapa pihak termasuk kedua keluarga. 

    Namun hal ini sudah disepakati oleh kedua belah pihak sebagai jalan keluar.

    “Ada ada, banyak sih, keluarga terutama. kenapa gitu ya gitu,” ucap Riyuka.

    Riyuka kemudian mengungkapkan ia dan Heri sudah pisah rumah sejak 7 bulan lalu. Pisah rumah tersebut dilakukan buntut munculnya dugaan perselingkuhan yang dilakukan Heri Horeh. 

    “Pisah rumah tuh sudah tujuh bulan. eh tujuh atau enam bulan aku lupa, pokoknya setelah kejadian itu (dugaan perselingkuhan) aku langsung pisah rumah sih,” ujarnya.

    Namun demikian komunikasinya dengan Heri Horeh sejauh ini di tengah proses cerai terjalin baik.

    “Komunikasi masih lancar lancar aja. tadi pagi juga habis ketemu jadi memang baik baik aja sih,” ungkap Riyuka.

    Riyuka Bunga sebelumnya telah melayangkan gugatan cerai terhadap Heri Horeh. Gugatan tersebut dilayangkan di Pengadilan Agama Depok pada tanggal 13 Januari lalu.

  • Heri Horeh dan Riyuka Bunga Sepakat Bercerai

    Heri Horeh dan Riyuka Bunga Sepakat Bercerai

    Jakarta, Beritasatu.com – Komedian Heri Horeh dan istrinya, Riyuka Bunga telah bersepakat untuk mengakhiri rumah tangga yang sudah dijalani secara bersama sejak 10 tahun.

    Heri Horeh pada awalnya sudah berupaya untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Riyuka Bunga, meski ia tidak tak terima dengan tuduhan berselingkuh yang dilontarkan istrinya.

    “Sidang mediasi gagal, padahal aku sudah meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat. Aku berusaha keras agar pernikahan tetap utuh, tetapi karena selalu dituduh seperti itu (selingkuh) aku enggak mau karena sudah merusak nama baik aku dan keluarga,” ungkap Heri Horeh dikutip dari channel YouTube, Senin (10/2/2025).

    Heri Horeh tidak mengerti apa yang menjadi alasan Riyuka Bunga yang ngotot bercerai dengannya.  

    “Aku enggak mengerti kenapa dia mau cerai, fair saja kalau memang sudah enggak ada perasaan. Kalau mau pisah enggak apa-apa, cuma keberatan kalau tuntutannya berselingkuh,” tambahnya.

    Heri Horeh siap membuktikan tuduhan Riyuka Bunga tentang perselingkuhan yang dilakukannya adalah tidak benar, meski nantinya tidak bisa mempertahankan biduk rumah tangganya.

    “Saya buktikan di persidangan. Aku sadar kalau memang sudah bukan jodoh mau ngapain juga enggak akan bisa bertahan, tetapi caranya saya enggak terima,” tandas Heri Horeh yang sepakat bercerai dengan Riyuka Bunga.

  • Momen Langka, Istri Sah Labrak Selingkuhan Suaminya dengan Lemah Lembut

    Momen Langka, Istri Sah Labrak Selingkuhan Suaminya dengan Lemah Lembut

    GELORA.CO – Sebuah momen langka terjadi di sebuah toko ritel pakaian ketika seorang istri sah mendatangi selingkuhan suaminya dengan cara yang tak biasa.

    Alih-alih meluapkan emosi dengan amarah, perempuan tersebut memilih untuk berhadapan secara langsung dengan ketenangan, meski tetap diselimuti kekecewaan mendalam.

    Dengan menggendong anaknya, istri sah itu menghampiri perempuan yang diduga menjadi selingkuhan suaminya, Rifan. Tanpa basa-basi, ia langsung menanyakan kebenaran hubungan mereka.

    “Pacarnya Rifan ya? Saya istrinya, ini anaknya. Dia (Rifan) itu nggak punya apa-apa, saya yang punya, yang usaha saya,” ungkap istri sah, dilansir TikTok @joker_001111.

    Perempuan yang dituduh sebagai selingkuhan itu pun tampak terkejut. Ia mengaku telah menjalin hubungan dengan Rifan selama dua bulan, tanpa mengetahui bahwa pria tersebut masih berstatus suami orang

    “Oh masih sama Rifan? Video call (Rifan) aja teh, tau dari mana saya di sini?” ucapnya dengan ekspresi bingung.

    Ternyata, istri sah mengetahui perselingkuhan itu setelah mendapati ponsel Rifan dalam keadaan tidak terkunci. Dari sana, ia menemukan berbagai percakapan mesra serta bukti transfer uang kepada perempuan lain. Hal ini semakin menguatkan kecurigaannya bahwa suaminya telah mengkhianatinya.

    “Handphone dia (Rifan) kebuka, saya lihat chat banyak sayang-sayangan, terus udah transfer ke teteh, sering transfer ya ke teteh, ke istri mah nggak pernah ngasih nafkah,” ujarnya dengan nada yang semakin emosional.

    @joker_001111 #fypage #fyppppppppppppppppppppppp #video #viralvideo #viraltiktok ♬ suara asli – ⭐ DJ JOKER ⭐

    Lebih lanjut, istri sah mengaku tidak berniat mempertahankan Rifan. Dengan suara lirih namun penuh ketegasan, ia menyatakan bahwa dirinya siap melepaskan suaminya jika memang selingkuhannya masih menginginkannya.

    “Aku mah ke sini bukan mau marah, aku cuma nyerahin kalau teteh mau (Rifan) silakan ambil. Silakan ambil sampah dalam hidup saya,” katanya.

    Mendengar itu, perempuan yang diduga selingkuhan tersebut tetap bersikeras bahwa dirinya tidak mengetahui status Rifan yang masih beristri. Ia bahkan meminta agar Rifan segera dihubungi untuk memberikan klarifikasi.

    “Saya nggak tau sama sekali, emang lebih enak coba telfon (Rifan) aja,” ucapnya.

    Ketika istri sah akhirnya melakukan panggilan video kepada Rifan, pria itu tampak terkejut mengetahui bahwa istri dan selingkuhannya berada di tempat yang sama. Tanpa memberikan penjelasan, Rifan buru-buru memutus sambungan telepon, meninggalkan keduanya dalam kebingungan.

    Meski awalnya mencoba berbicara dengan tenang, istri sah tak bisa menahan emosinya. Suaranya sempat meninggi, menarik perhatian para pengunjung dan pegawai toko yang kemudian menyaksikan momen dramatis itu dengan seksama.