Topik: Penyelenggaraan Haji

  • Tiba di Jeddah, Prabowo Akan Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi untuk Bahas Haji – Page 3

    Tiba di Jeddah, Prabowo Akan Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi untuk Bahas Haji – Page 3

    Dia menyampaikan Prabowo akan membaha soal perbaikan penanganan haji. Termasuk, rencana membangun kampung haji di Arab Saudi untuk jemaah Indonesia.

    “Ini waktunya bertepatan sekali dengan selesainya penyelenggaraan haji yang cukup waktu supaya kita penyelenggaraan tahun haji yang berikutnya akan jauh lebih baik lagi,” jelasnya.

    Dari Arab Saudi, Prabowo akan melanjutkan rangkaian kunjungan ke Rio de Janeiro, Brasil. Dia diagendakan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) yang digelar pada 6-8 Juli 2025.

    “Setelah dari Arab Saudi, Bapak Presiden akan melanjutkan hujungan untuk mengadiri BRICS di Brasil,” ujar Prasetyo.

    Setelah itu, Prabowo direncanakan melakukan kunjungan ke Prancis dalam rangka memenuhi undangan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghadiri Bastille Day pada 14 Juli 2025. Dalam acara ini, Indonesia mengirimkan kontingen dari TNI untuk ikut defile.

    “Direncanakan (ke Prancis), nanti dilihat kondisinya setelah dari BRICS,” ucap Prasetyo.

  • Dasco: Kunjungan Prabowo ke Arab Saudi Bahas Evaluasi Pelaksanaan Haji

    Dasco: Kunjungan Prabowo ke Arab Saudi Bahas Evaluasi Pelaksanaan Haji

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa salah satu agenda penting dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi adalah membahas soal penyelenggaraan ibadah haji.

    Menurut Dasco, pemerintah akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan sejumlah masukan dan melakukan evaluasi demi perbaikan penyelenggaraan haji di masa mendatang.

    “Tentunya masukan-masukan kepada pihak pemerintah Indonesia tentang evaluasi pelaksanaan haji ke depan yang tentunya akan menjadi perhatian bagi kita semua dalam memutuskan kebijakan-kebijakan untuk pelaksanaan haji yang akan datang,” ujar Dasco kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (1/7/2025).

    Dasco menambahkan bahwa evaluasi ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan pelayanan kepada jemaah sekaligus menyempurnakan persiapan haji berikutnya.

    Hal tersebut menjadi salah satu topik utama yang akan disampaikan Presiden Prabowo dalam pertemuan dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

    “Jadi Arab Saudi itu tadi kebetulan memang ada beberapa agenda yang memang sudah disampaikan beberapa, antara lain juga mengenai haji dan beberapa dibahas dengan Menteri Sekretariat Negara,” pungkas Dasco.

    Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subianto kembali memulai lawatan luar negerinya dengan agenda kunjungan dengan rencana setidaknya ke dua negara.

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo mengatakan bahwa orang nomor satu di Indonesia itu akan menginjakkan kaki ke Arab Saudi dan Brasil. Adapun, Prancis juga menjadi negara yang tentatif akan dikunjungi.

    “Ada beberapa negara yang akan dikunjungi. yang pertama ke Arab Saudi,” katanya kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).

    Prasetyo menjelaskan, Presiden Ke-8 RI itu akan menjalankan sejumlah agenda di Arab Saudi, meski belum membeberkan detail lengkapnya.

    Namun, dia memastikan ada sejumlah isu penting yang dibawa, termasuk kerja sama geopolitik dan peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

    “Pastilah akan berbicara masalah politik kerja sama politik baik Indonesia antara Arab Saudi maupun politik di Timur Tengah. Kedua juga memang Bapak Presiden sedang berencana untuk membicarakan mengenai perbaikan penanganan haji. Termasuk rencana kita untuk memiliki sendiri kampung haji di Arab Saudi,” sambung Prasetyo.

    Usai kunjungan ke Arab Saudi, Presiden dijadwalkan bertolak ke Brasil untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang akan digelar pada 6-7 Juli 2025.

    Terkait undangan menghadiri peringatan Hari Revolusi Prancis pada 14 Juli mendatang mengingat Prabowo memang diundang secara langsung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Prasetyo menyebut Presiden belum memastikan kehadirannya.

    “Direncanakan [ke Prancis, tetapi] nanti dilihat kondisinya setelah BRICS,” pungkas Prasetyo.

    Menurut pantauan, Presiden bertolak menggunakan pesawat kenegaraan melalui Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Keberangkatan Presiden turut dilepas oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco, serta Ketua Komisi I DPR RI Budi Djiwandono.

     

  • Presiden ke Arab Saudi bahas isu Timur Tengah hingga kampung haji

    Presiden ke Arab Saudi bahas isu Timur Tengah hingga kampung haji

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto melakukan lawatan kenegaraan ke Arab Saudi guna membahas sejumlah isu di kawasan Timur Tengah hingga rencana pembangunan kampung haji jamaah Indonesia di negara tersebut.

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi yang turut melepas keberangkatan Presiden Prabowo di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa, mengatakan Arab Saudi menjadi negara pertama yang dikunjungi dalam lawatan kenegaraan Presiden sebelum melanjutkan ke Brasil.

    “Ada beberapa agenda yang akan dibicarakan kedua pemimpin negara. Pastilah akan berbicara masalah kerja sama politik, baik politik Indonesia dengan Arab Saudi maupun politik di Timur Tengah,” kata Prasetyo.

    Prasetyo menjelaskan bahwa Presiden Prabowo sedang melakukan perbaikan pelaksanaan haji tahun 2026, termasuk dengan penempatan khusus jamaah haji asal Indonesia di Kampung Haji Mekah, Arab Saudi.

    Kunjungan Presiden ke Arab Saudi ini juga bertepatan dengan selesainya penyelenggaraan haji 1446 Hijriah.

    “Ini waktunya bertepatan sekali dengan selesainya penyelenggaraan haji, yang cukup waktu bagi kita supaya penyelenggaraan haji tahun berikutnya akan jauh lebih baik lagi,” kata Prasetyo.

    Adapun kunjungan ini merupakan kunjungan perdana Presiden Prabowo ke Arab Saudi sejak resmi menjabat Kepala Negara.

    Kunjungan ini juga menandai komitmen Pemerintah Indonesia untuk mempererat hubungan bilateral dengan Arab Saudi sebagai mitra strategis di kawasan Timur Tengah.

    Presiden Prabowo dijadwalkan menggelar pertemuan dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud di Istana Al-Salam, Jeddah.

    Melalui kunjungan ini, penguatan kerja sama kedua negara pada sejumlah bidang strategis diharapkan dapat terjalin makin kuat.

    Kunjungan ini juga menjadi bagian dari upaya Indonesia dalam menjalankan diplomasi aktif yang berlandaskan pada kepentingan nasional dan perdamaian global.

    Tampak melepas keberangkatan Presiden Prabowo menuju Jeddah, Arab Saudi, yakni Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    Selain itu, terlihat juga Wakil Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mushari Althiyabi.

    Sementara dalam penerbangan menuju Jeddah, Presiden Prabowo didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo bertolak ke Arab Saudi untuk cek kampung haji Indonesia

    Prabowo bertolak ke Arab Saudi untuk cek kampung haji Indonesia

    ANTARA – Presiden RI Prabowo Subianto bertolak menuju Arab Saudi dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa sore (1/7). Kunjungan kerja tersebut dijadwalkan untuk meninjau kampung haji dan umrah Indonesia serta membahas berbagai hal terkait penyelenggaraan haji bersama Pemerintah Arab Saudi. (Setyanka Harviana Putri/Pradanna Putra Tampi/Sandy Arizona/Rijalul Vikry)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo titip pesan ke Gibran sebelum lawatan ke Arab Saudi-Brasil

    Prabowo titip pesan ke Gibran sebelum lawatan ke Arab Saudi-Brasil

    “Mau tau aja. Itu percakapan rahasia. Tapi kan tadi liat, bicaranya sambil ketawa-ketawa kan,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto disebut menitipkan pesan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang melepas keberangkatan Presiden sebelum memulai lawatan kenegaraan ke Arab Saudi hingga Brasil.

    Usai menyaksikan kesiapan kontingen TNI yang berpartisipasi dalam defile Hari Bastille pada 14 Juli mendatang di Prancis, Presiden Prabowo sempat berbincang cukup lama dengan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, serta Wapres Gibran.

    “Mau tau aja. Itu percakapan rahasia. Tapi kan tadi liat, bicaranya sambil ketawa-ketawa kan,” kata Dasco menjawab pertanyaan soal perbincangan dirinya dengan Presiden di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.

    Sebelum memasuki pesawat bernomor PK-GRD, Prabowo yang mengenakan kemeja safari berwarna krem dan peci hitam itu, tampak berdiskusi dengan Dasco yang diapit di antara Presiden dan Gibran.

    Ketika ditanya lebih lanjut soal pesan yang dititipkan sebelum Presiden melakukan kunjungan kenegaraan selama lebih dari sepuluh hari itu, Dasco menjawab singkat.

    “Kalau soal titipan pergi lama tentunya tadi sudah dibicarakan dengan Mas Wapres ya, kalau tadi ada deh yang dibicarakan,” kata Dasco.

    Adapun Presiden Prabowo Subianto memulai rangkaian lawatan luar negerinya dengan melakukan kunjungan kenegaraan dan kunjungan kerja ke Arab Saudi.

    Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Arab Saudi selain membahas kerja sama politik dua negara dan politik di Timur Tengah, juga terkait penyelenggaraan haji tahun 2026, serta kampung haji Indonesia di Arab Saudi.

    Setelah dari Arab Saudi, Presiden Prabowo akan melanjutkan kunjungannya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Brasil.

    Tampak melepas keberangkatan Presiden menuju Jeddah, Arab Saudi yakni Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Selain itu, turut melepas pula Wakil Duta Besar Arab Saudi untuk Republik Indonesia, Mushari Althiyabi.

    Sementara itu dalam penerbangan menuju Jeddah, Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menag Bertolak ke Arab Saudi, Dampingi Kunjungan Presiden Bahas Kampung Haji

    Menag Bertolak ke Arab Saudi, Dampingi Kunjungan Presiden Bahas Kampung Haji

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar bertolak menuju Jeddah, Arab Saudi, Selasa (1/7/2025) dalam rangka mendampingi kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto untuk membahas rencana pembangunan kampung haji di Makkah. 

    Menag menyampaikan bahwa selain kampung haji, rencananya Presiden Prabowo akan bertemu dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk membahas tentang penyelenggaraan haji. 

    “Salah satu agendanya adalah rencana pembangunan perkampungan haji Indonesia di Makkah,” ujar Menag, saat ditemui di Terminal VIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (01/07/2025).

    Menurut Menag, pembangunan perkampungan haji dan umrah menjadi langkah strategis mengingat besarnya jumlah jemaah Indonesia yang beribadah ke Tanah Suci setiap tahunnya. 

    “Kita bisa bayangkan, 1,5 juta orang umrah setiap tahun dan lebih dari 220.000 orang menunaikan ibadah haji. Sudah saatnya Indonesia memiliki gagasan konstruktif untuk mendukung pelayanan jemaah secara jangka panjang,” sambungnya.

    Menag menambahkan, pemerintah Arab Saudi juga telah memberikan apresiasi atas penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan Misi Haji Indonesia tahun ini. Apresiasi ini disampaikan Wakil Menteri Urusan Haji Kerajaan Saudi saat berkunjung ke Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah baru-baru ini.

    “Alhamdulillah, pelaksanaan haji Indonesia secara umum dinilai baik dan mendapat apresiasi langsung dari pemerintah Saudi. Bahkan, mereka menilai jemaah haji Indonesia sebagai yang paling tertib,” jelas Menag.

    Dia menambahkan bahwa meskipun pelaksanaan haji tidak sepenuhnya sempurna, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang paling siap menghadapi berbagai perubahan regulasi dalam sistem penyelenggaraan haji yang baru.

    “Ini menjadi bukti bahwa sistem dan kesiapan kita sudah berada di jalur yang benar,” jelas Menag.

    Pemerintah Indonesia berharap kerja sama bilateral khususnya pada penyelenggaraan haji dan umrah akan semakin erat dan memberikan manfaat besar bagi seluruh umat Islam Indonesia di masa yang akan datang.

  • Arab Saudi Memulai Langkah Awal Persiapan Haji 2026

    Arab Saudi Memulai Langkah Awal Persiapan Haji 2026

    Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi mulai melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2026 saat fase pemulangan jemaah haji 1446 H/2025 M masih berlangsung dan dijadwalkan berakhir pada 11 Juli 2025. 

    Hal itu disampaikan Koordinator dan Supervisor (Musyrif Aam) Kantor Urusan Haji, Badr al-Sulami saat mendampingi Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashat berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Makkah. 

    Badr al-Sulami mengatakan bahwa Kementerian Haji Arab Saudi telah memulai langkah awal persiapan haji 1447 H/2026 M, termasuk pembentukan kelompok kerja lintas sektor yang akan mulai bekerja pekan depan.

    “Kelompok kerja ini akan membahas berbagai kebijakan baru dan timeline teknis yang harus dipatuhi bersama oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menghindari kendala dan menyempurnakan pelayanan haji tahun depan,” katanya saat kunjungan dikutip melalui keterangan pers, Minggu (29/6/2025).

    Kementerian Arab Saudi telah menyampaikan tahapan penyelenggaraan haji 2026 pada 12 Zulhijjah 1446 H atau 8 Juni 2025. 

    Informasi itu disampaikan pada malam penutupan penyelenggaraan haji 2025 yang digelar Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. 

    Oleh karena itu, Arab Saudi meminta Pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan penyelenggaraan haji tahun depan lebih awal. 

    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang juga Penanggung Jawab PPIH Arab Saudi Hilman Latief menerima pesan itu saat bertemu Deputi Bidang Hubungan Luar Negeri Kemenhaj Arab Saudi Hasan Munakirah. 

    Keduanya mendiskusikan sejumlah hal yang terjadi pada penyelenggaraan haji 2025 sekaligus persiapan haji tahun depan.

    “Tahapan itu mulai dari penetapan kuota, penetapan lokasi di Masya’ir, persiapan kontrak, penentuan jemaah, pelunasan dan lainnya. Ini memang disarankan lebih awal. Tentu kami akan menyampaikan ini kepada stakeholders terkait untuk penyelenggaraan haji 1447 H,” terangnya jelang bertolak ke Tanah Air di Jeddah, Kamis (26/6/2025).

  • Masyhur Sejak Dulu, Orang Nusantara Paling Banyak Berhaji ke Tanah Suci

    Masyhur Sejak Dulu, Orang Nusantara Paling Banyak Berhaji ke Tanah Suci

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia sudah lama dikenal sebagai negara penyumbang jemaah haji terbesar di dunia. Jika dirunut ke belakang, tradisi tersebut telah terjaga hingga setengah abad terakhir.

    Adapun, penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/ 2025 telah sampai pada fase akhir yakni pemulangan jemaah haji gelombang II dari Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah. Pemulangan jemaah haji gelombang II akan berlangsung hingga 12 Juli 2025 yang juga menandai berakhirnya operasional penyelenggaraan haji tahun ini.

    Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga Minggu (29/6/2025) pukul 17:00 WIB, sudah sebanyak 316 kelompok terbang (kloter) dari 512 kloter yang dipulangkan ke Tanah Air. Jumlah tersebut mencaakup 123.173 jemaah.

    Tahun ini, Indonesia mengantongi 221.000 kuota jemaah haji dari Pemerintah Arab Saudi, terdiri atas 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.

    Jumlah itu menempatkan Indonesia di posisi teratas pengirim jemaah haji tahun ini atau 13,20% dari total 1.673.230 jemaah haji seluruh dunia. Menyusul kemudian Pakistan dengan kuota 180.000 jemaah, India 175.025, Bangladesh 127.198, dan Nigeria 95.000.

    Tak hanya di era kekinian, menukil buku Tawaf Bersama Rembulan (Muhammad Subarkah, 2020) menonjolnya Indonesia di dunia perhajian telah berlangsung sejak sekitar setengah abad terakhir. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, jumlah jemaah haji dari Nusantara berkisar antara 10% hingga 20% dari seluruh peziarah sejagad.

    Bahkan pada dasawarsa 1920-an, sekitar 40% dari seluruh jemaah haji berasal dari Indonesia. Van der Plas yang pernah menjabat Konsul Belanda di Jeddah pada 1931 menulis bahwa sekurang-kurangnya jumlah jemaah Nusantara saat itu berkisar 10.000 jiwa dari total jemaah haji seluruh dunia sebanyak 30.000 jiwa.

    Peneliti masalah keislaman asal Belanda, Martin van Bruinesen juga pernah menulis dalam hasil kajiannya bertajuk “Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang Nusantara Naik Haji” bahwa sejak 1860, Bahasa Melayu adalah bahasa kedua di Makkah setelah Bahasa Arab.

    Semenatara itu menurut Martin, dari data yang berhasil dilacak, pada 1853 ada 1.100 jemaah haji Indonesia mendarat di Makkah. pada 1858 jumlahnya naik menjadi 3.900 orang dan terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya.

    Arus orang Nusantara berhaji hanya terjeda ketika pada 1916 hingga 1917 dunia dilanda wabah kolera. Saat itu, jumlah jemaah haji Nusantara hanya mencapai 70 orang.

    Pada 1935 keadaannya kembali normal, dan pada 1930 hingga 1931 tercatat ada 17.000 jemaah atau 42% dari jumlah jemaah haji tahun itu. Sedangkan pada 1935 hingga 1936 jumlahnya menurun menjadi 4.000 jemaah atau mencapai 12% dari keseluruhan jemaah haji yang saat itu mencapai 34.000.

    Jemaah wafat dan aspek kesehatan

    Pada masa itu, Belanda juga mencatat bahwa banyak orang Indonesia yang berangkat ke Makkah tidak kembali lagi. Hal itu menunjukkan kerasnya medan perjalanan haji yang memakan waktu hingga satu tahun lebih.

    Antara 1853 dan 1858, jemaah haji yang pulang dari Makkah ke Nusantara tidak sampai separuh dari mereka yang berangkat. Banyak di antaranya yang meninggal di perjalanan.

    Jemaah haji Indonesia berjalan meninggalkan tenda Mina di Makkah, Arab Saudi, Minggu (8/6/2025)./Dok. Media Center Haji

    Sekitar 1930-an ketika fasilitas kesehatan sudah lebih baik dibandingkan dengan abad sebelumnya, setiap tahun sekitar 10% jemaah haji Indonesia meninggal di Tanah Suci.

    Sementara itu, pada tahun ini, jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci tercatat sebesar 412 jiwa, terdiri atas 249 laki-laki dan 163 perempuan.

    Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat dalam kunjungannya ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (28/6/2025) memberikan perhatian khusus pada aspek kesehatan jemaah haji Indonesia. Ada dua aspek yang menjadi perhatian, yaitu tingkat istitha‘ah kesehatan dan jumlah jemaah wafat.

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” sebutnya.

    Asisten Deputi Bidang Operasional Haji, Eyad Rahbini menambahkan pentingnya menjadikan pengalaman tahun ini sebagai pelajaran bersama untuk peningkatan layanan haji di masa mendatang. Di samping itu dia juga turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara PPIH Arab Saudi dan Kementerian Haji dalam mengatasi tantangan penyelenggaraan haji.

    “Catatan teknis lapangan telah ditangani dengan baik sepanjang operasional haji berlangsung,” ujarnya.

  • Soal Isu Nota Diplomatik Dubes Arab Saudi, Ini Isi Subtansi Pokoknya

    Soal Isu Nota Diplomatik Dubes Arab Saudi, Ini Isi Subtansi Pokoknya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kabar terkait isu Nota Diplomatik Dubes Arab Saudi jadi pembahasan hangat.

    Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mendapatkan Nota Diplomatik dari Duta Besar Arab Saudi.

    Adapun untuk nota diplomatik ini terkait penyelenggaraan haji 1446 H atau 2025 M.

    Dalam Nota Diplomatik itu, ada lima substansi pokok terkait Dinamika Haji.

    Poin pertama, terkait Data jemaah perlu di crosscheck kesesuaiannya baik data yang ada pada E-Haj, Siskohat Kementrian Agama, dan Manivest Penerbangan.

    Dimana, ada beberapa data nama jemaah haji yang berbeda antara Manifest dan Jemaah yang ikut terbang dalam pesawat.

    Untuk poin kedua, terkait pergerakan jemaah untuk gelombang I dari Madinah ke Mekah.

    Di Madinah, jemaah haji yang satu penerbangan ditempatkan pada satu hotel. Namun, saat di Mekah, konfigurasi berubah berbasis Syarikah.

    Sementara konfigurasi sebagian kecil jemaah berbeda-beda Syarikah. Jemaah ini untuk sementara tinggal dulu di Madinah.

    Inilah maksud dalam Nota Diplomatik sebagai memberangkatkan tidak sesuai prosedur.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Wamenhaj Arab Saudi Kunjungi PPIH, Sampaikan Apresiasi dan Catatan Haji 2025

    Wamenhaj Arab Saudi Kunjungi PPIH, Sampaikan Apresiasi dan Catatan Haji 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat memberikan sejumlah catatan sekaligus apresiasi terhadap penyelenggaraan haji tahun ini saat berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (28/6/2025). 

    Kunjungan ini adalah kali pertama dilakukan salah satu petinggi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi ke kantor PPIH Daker Makkah. Pada kesempatan itu, Wamenhaj Abdul Fattah Mashat menyampaikan selamat kepada jemaah haji Indonesia yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji tahun ini. 

    Menurutnya, penyelenggaraan haji 2025 diwarnai sejumlah catatan teknis. Namun, karena jumlah jemaah Indonesia sangat besar, hal itu sangat dipahami. Catatan teknis itu juga bukan hanya terjadi pada satu misi haji saja, melainkan menjadi evaluasi umum. 

    “Catatan tersebut tidak sampai menodai kesuksesan haji tahun ini dan tidak sampai pada tingkat krisis. Semua berhasil dimitigasi dan diantisipasi, berkat koordinasi yang solid antara seluruh pihak, termasuk PPIH Arab Saudi, Kementerian Haji, dan para syarikah layanan,” ujar Abdul Fattah. 

    Lebih lanjut, Abdul Fattah menambahkan bahwa Kementerian Haji juga memberikan perhatian khusus pada aspek kesehatan jemaah haji Indonesia. Ada dua aspek yang menjadi perhatian, yaitu tingkat istitha‘ah kesehatan dan jumlah jemaah wafat. 

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” sebutnya.

    Asisten Deputi Bidang Operasional Haji, Eyad Rahbini menambahkan pentingnya menjadikan pengalaman tahun ini sebagai pelajaran bersama untuk peningkatan layanan haji di masa mendatang. Di samping itu dia juga turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara PPIH Arab Saudi dan Kementerian Haji dalam mengatasi tantangan penyelenggaraan haji.

    “Catatan teknis lapangan telah ditangani dengan baik sepanjang operasional haji berlangsung,” sambungnya. 

    Sementara itu, Koordinator dan Supervisor Kantor Urusan Haji Badr al-Sulami menyampaikan bahwa Kementerian Haji telah memulai langkah awal persiapan Haji 1447 H/2026, termasuk pembentukan kelompok kerja lintas sektor yang akan mulai bekerja pekan depan. 

    “Kelompok kerja ini akan membahas berbagai kebijakan baru dan timeline teknis yang harus dipatuhi bersama oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menghindari kendala dan menyempurnakan pelayanan haji tahun depan,” tegasnya.

    Menanggapi berbagai pernyataan tersebut, Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi, Muchli M Hanafi juga menyampaikan apresiasi dan rasa hormat atas keberhasilan Kerajaan Arab Saudi dalam menyelenggarakan ibadah haji 1446 H/2025 di tengah tantangan global dan regional. 

    “Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah kedua negara, khususnya Kementerian Haji dan Umrah Saudi dengan Kementerian Agama Republik Indonesia,” ujarnya.