Topik: penyakit jantung

  • Angka Harapan Hidup AS Naik Lagi, Sempat ‘Jeblok’ saat Pandemi COVID-19

    Angka Harapan Hidup AS Naik Lagi, Sempat ‘Jeblok’ saat Pandemi COVID-19

    Jakarta

    Angka harapan hidup di Amerika Serikat meningkat seiring dengan menurunnya angka kematian akibat COVID-19 dan overdosis obat.

    Pada tahun 2019, seseorang yang lahir di AS memiliki harapan hidup 79 tahun. Pada tahun 2020, karena pandemi COVID-19, harapan hidup turun menjadi 77 tahun. Pada tahun 2021, harapan hidup turun lagi – menjadi 76,1 tahun.

    Setelah turun 2,4 tahun antara tahun 2019 dan 2021, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mencatat angka harapan hidup meningkat hampir setahun penuh pada tahun 2023. Orang yang lahir pada tahun 2023 kini diperkirakan hidup selama 78,4 tahun, meski masih ada sedikit perbedaan dari data sebelum pandemi yakni 78,8 tahun.

    “Peningkatan yang terjadi tahun ini – 0,9 tahun – belum pernah terjadi sebelum pandemi,” kata Ken Kochanek, seorang ahli statistik di Pusat Statistik Kesehatan Nasional yang turut menulis laporan tersebut kepada NBC Bews.

    “Harapan hidup di Amerika Serikat tidak pernah naik atau turun lebih dari sepersepuluh atau dua persepuluh. Namun, ketika COVID terjadi, terjadi penurunan yang sangat besar, dan sekarang kita mengalami penurunan COVID yang sangat besar. Jadi, terjadi peningkatan harapan hidup yang sangat besar,” jelas dia.

    Temuan baru ini didasarkan pada analisis sertifikat kematian dari seluruh 50 negara bagian dan Washington, D.C. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kematian keseluruhan untuk populasi AS menurun sebesar 6 persen.

    Namun, Kochanek mencatat bahwa penurunan kematian akibat COVID tidak berarti ancaman virus tersebut telah hilang.

    “Itu tidak akan hilang sepenuhnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa belum diketahui apakah kematian akan terus menurun sebelum mencapai tingkat tahunan yang lebih dapat diprediksi.

    Menurut laporan baru tersebut, lima penyebab kematian teratas di AS tahun lalu adalah penyakit jantung, kanker, cedera yang tidak disengaja, stroke, dan penyakit pernapasan bawah kronis. Angka kematian turun pada sembilan dari 10 penyebab teratas pada tahun 2023, sementara angka kematian akibat kanker tetap tidak berubah.

    (kna/kna)

  • Manfaat Minyak Ikan Bagi Kesehatan, Termasuk Redakan Gejala Asma

    Manfaat Minyak Ikan Bagi Kesehatan, Termasuk Redakan Gejala Asma

    Jakarta – Omega-3 dikenal sebagai salah satu nutrisi yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Kandungan ini dapat ditemukan dalam ikan, minyak ikan, serta beberapa jenis makanan lainnya.

    Minyak ikan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah berbagai manfaat minyak ikan dikutip dari Healthline.

    1. Mendukung Kesehatan Jantung

    Penelitian menunjukkan bahwa individu yang rutin mengonsumsi ikan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung.

    Omega-3 yang terkandung dalam ikan atau minyak ikan dapat membantu menurunkan kolesterol, mengurangi kadar trigliserida, menurunkan tekanan darah, serta mencegah pembentukan plak di pembuluh darah.

    Selain itu, terdapat bukti moderat bahwa omega-3 dapat mengurangi tingkat keparahan dan kematian akibat penyakit jantung, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami peran omega-3 dalam mencegah stroke atau menurunkan angka kematian akibat stroke.

    2. Membantu Mengatasi Kondisi Kesehatan Mental

    Sekitar 20 persen dari berat otak terdiri atas asam lemak tak jenuh ganda, termasuk omega-3. Oleh karena itu, omega-3 sangat penting untuk menjaga fungsi otak.

    Penelitian menunjukkan bahwa pengidap gangguan kesehatan mental tertentu memiliki kadar omega-3 lebih rendah dalam darah. Mengonsumsi lebih banyak omega-3 dapat membantu mencegah munculnya gejala atau memperbaiki kondisi seperti depresi.

    3. Mengurangi Peradangan

    Omega-3 dalam minyak ikan memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan kronis.

    Hal ini bermanfaat bagi pengidap gangguan inflamasi seperti rheumatoid arthritis, dengan mengurangi nyeri sendi, kekakuan, dan kebutuhan akan obat. Namun, peran omega-3 dalam penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

    4. Menjaga Kesehatan Kulit

    Kulit, sebagai organ terbesar tubuh, juga mendapatkan manfaat dari omega-3. Kandungan ini dapat membantu mengatasi gangguan kulit seperti psoriasis dan dermatitis, berkat sifat anti-inflamasinya.

    5. Mengurangi Lemak Hati

    Hati memiliki peran penting dalam metabolisme lemak tubuh. Suplemen minyak ikan dapat membantu meningkatkan fungsi hati dan mengurangi peradangan, sehingga bermanfaat bagi pengidap penyakit perlemakan hati nonalkoholik atau Non-Alcoholic Fatty Liver (NAFLD).

    6. Meredakan Gejala Asma dan Alergi

    Asma, yang ditandai dengan peradangan di saluran napas, semakin umum terjadi. Omega-3 diketahui dapat mengurangi peradangan terkait asma, menurunkan tingkat keparahan gejala, dan bahkan mengurangi kebutuhan obat asma. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami manfaat ini secara menyeluruh.

    (up/up)

  • Beberapa Kondisi Kehamilan Berisiko Tinggi yang Perlu dapat Perhatian Konsultan Fetomaternal – Halaman all

    Beberapa Kondisi Kehamilan Berisiko Tinggi yang Perlu dapat Perhatian Konsultan Fetomaternal – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kehamilan adalah salah satu periode yang penuh kebahagiaan namun juga bisa menjadi fase yang penuh tantangan. 

    Dalam konteks medis yang semakin kompleks, peran konsultan fetomaternal sangat penting. 

    Seiring kemajuan teknologi medis dan pemahaman yang mendalam tentang fisiologi dan patologi kehamilan, kesehatan ibu dan janin dapat lebih efektif dipantau dan dikelola. 

    Dokter Subspesialis Fetomaternal, dr Reza Tigor Manurung, SpOG KFM  mengatakan, kehamilan berisiko tinggi memerlukan perhatian khusus dari seorang konsultan Fetomaternal.

    “Konsultan Fetomaternal memiliki keahlian untuk mengelola kondisi-kondisi ini dengan baik, memastikan kesehatan ibu dan janin tetap optimal,” kata Reza dalam keterangannya, Sabtu (21/10/2024).

    Reza  setidaknya ada 7 kondisi yang membuat seorang ibu hamil harus berkonsultasi dengan konsultan fetomaternal.

    Konsultasi dengan Konsultan Fetomaternal mungkin diperlukan dalam situasi berikut seperti usia ibu hamil di atas 35 Tahun karena memiliki riwayat genetik.

    Kehamilan kembar atau lebih merupakan kehamilan multipel berisiko lebih tinggi dan memerlukan pemantauan yang lebih intensif.

    “Ibu hamil dalam kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung yang dapat mempengaruhi kehamilan,” kata Reza.

    Ibu hamil yang memiliki riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya, seperti keguguran atau persalinan prematur, proses bayi tabung memerlukan pengawasan tambahan sebaiknya juga konsultasi dengan.

    “Juga bila janin dengan gangguan pertumbuhan sehingga memerlukan perhatian khusus untuk memastikan perkembangan janin yang optimal,” kata Reza yang berpraktek di Women’s Health Center Bethsaida Hospital Gading Serpong.

    Ditambahkan Reza, konsultan Fetomaternal adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau kebidanan dan kandungan yang telah menjalani pelatihan tambahan untuk menangani komplikasi medis dan bedah selama kehamilan.

    Mereka memiliki keahlian khusus dalam menangani kasus kehamilan yang rumit dan berisiko tinggi.

    “Sebagai konsultan, mereka bekerja sama dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan lain, bidan, serta tenaga medis lainnya untuk memastikan perawatan yang terbaik bagi ibu hamil,” katanya.

    Adapun keuntungan mendapatkan perawatan dari konsultan fetomaternal adalah deteksi lebih dini, pemeriksaan ultrasonografi yang mendetail, manajemen kondisi medis.

    “Kemudian mengelola penyakit kronis selama kehamilan dan konsultasi prakonsepsi yang akan membantu mempersiapkan kehamilan dengan memberikan informasi tentang risiko yang mungkin ada dan cara menjaga kesehatan sebelum serta selama kehamilan,” katanya.

    Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr Pitono dengan dengan perawatan yang berkualitas.

    “Calon ibu tidak hanya mendapatkan ketenangan dalam menghadapi masa kehamilan, tetapi juga panduan yang tepat untuk menjaga kesehatan optimal bagi ibu dan janin,” katanya.

     

  • Mudah Dilakukan di Rumah, Kebiasaan Ini Bisa Cegah Lonjakan Tekanan Darah

    Mudah Dilakukan di Rumah, Kebiasaan Ini Bisa Cegah Lonjakan Tekanan Darah

    Jakarta

    Kebiasaan sehari-hari yang sederhana ternyata bisa membantu menurunkan tekanan darah. Dengan tetap menjalankan pengobatan jika memang ada anjuran medis, langkah-langkah ini dapat dilakukan di rumah untuk membantu memperbaiki kondisi tubuh.

    Berikut beberapa kebiasaan yang dapat diterapkan untuk membantu menurunkan tekanan darah dengan cara yang alami, dikutip dari Healthline.

    1. Rutin Olahraga

    Aktivitas fisik secara teratur tidak hanya menurunkan tekanan darah tetapi juga bermanfaat bagi suasana hati, kekuatan, dan keseimbangan tubuh. Selain itu, olahraga mengurangi risiko diabetes dan berbagai penyakit jantung.

    Bagi yang baru memulai, aktivitas seperti jalan kaki, jogging, atau berenang bisa menjadi pilihan. Jika tidak menyukai gym, olahraga di rumah atau mengikuti video latihan di media sosial untuk pemula juga bisa dilakukan.

    Alternatif lain seperti latihan kursi atau olahraga berdampak rendah dapat membantu tubuh tetap aktif. Melakukan aktivitas penguatan otot dua kali seminggu, seperti membawa barang belanjaan, juga dianjurkan.

    2. Terapkan Pola Makan DASH

    Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dapat menurunkan tekanan darah sistolik hingga 11 mmHg. Pola makan ini melibatkan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta produk rendah lemak. Selain itu, makanan olahan, lemak jenuh, dan minuman manis sebaiknya dibatasi.

    3. Batasi Asupan Garam

    Natrium berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan, yang berujung pada peningkatan tekanan darah. Membatasi konsumsi garam hingga 1.500-2.300 mg per hari atau sekitar setengah hingga satu sendok teh sangat disarankan.

    Mengganti garam dengan rempah-rempah untuk menambah rasa pada masakan dan memilih makanan rendah natrium juga dapat membantu.

    4. Jaga Berat Badan

    Menurunkan berat badan, bahkan hanya 10 kilogram, dapat membantu mengurangi tekanan darah. Selain itu, menjaga lingkar pinggang tetap ideal juga penting untuk kesehatan jantung. Lemak di sekitar pinggang, atau lemak visceral, dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

    Bagi pria, lingkar pinggang ideal kurang dari 40 inci atau 101,6 cm, sementara untuk wanita kurang dari 35 inci atau 88,9 cm. Jika sulit menurunkan berat badan, berkonsultasi dengan ahli kesehatan bisa menjadi langkah awal.

    5. Berhenti Merokok

    Merokok menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara yang dapat menjadi masalah jika dilakukan secara rutin. Selain itu, perokok berisiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.

    Berhenti merokok dapat memberikan manfaat kesehatan yang besar, termasuk membantu menurunkan tekanan darah. Perokok pasif pun berisiko terhadap hipertensi dan penyakit jantung.

    6. Relaksasi

    Stres menjadi salah satu pemicu utama tekanan darah tinggi. Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu meredakan stres. Mengidentifikasi dan mengelola pemicu stres juga penting, seperti masalah pekerjaan, hubungan, atau keuangan.

    Meluangkan waktu untuk beristirahat dari rutinitas sehari-hari dapat memberikan efek positif pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.

    (up/up)

  • Pasien Gagal Ginjal Kronis Berisiko Hiperkalemia, Begini Saran Dokter untuk Mencegahnya – Halaman all

    Pasien Gagal Ginjal Kronis Berisiko Hiperkalemia, Begini Saran Dokter untuk Mencegahnya – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

     

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA –  Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH mengingatkan pentingnya deteksi dini dan intervensi dini bagi pasien penyakit ginjal kronis.

     

    Jika tidak mendapatkan tata laksana yang baik dalam 7 tahun pertama, pasien gagal ginjal bisa mengalami kondisi gagal ginjal kronis (PGK).

    Namun jika terdeteksi sejak awal maka kondisi mengarah ke gagal ginjal kronis bisa tertangani lebih baik.

    “Penyakit ginjal kronis erat kaitannya dengan Hiperkalemia. Ketika seseorang mengalami PGK, ginjal tidak dapat mengeluarkan kalium dengan efektif seperti biasanya. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan kalium dalam darah, yang merupakan karakteristik dari hiperkalemia. Peningkatan kadar kalium dalam darah ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi,” ujar dia di Jakarta ditulis Sabtu (21/12/2024).

    Hiperkalemia merupakan kondisi dengan ditandai tingginya kadar kalium dalam darah yang dapat mengancam jiwa.

     

    Ia menerangkan, pada penderita hiperkalemia, ginjal secara perlahan akan kehilangan fungsinya, yakni untuk menyaring darah, mengeluarkan limbah, dan menjaga keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.

     

    Kondisi hiperkalemia pada pasien dengan PGK bisa meningkatkan kemungkinan kematian dalam waktu satu hari setelah kejadian.

     

    Selain bagi para penderita PGK, hiperkalemia juga bisa dialami oleh pasien gagal jantung, diabetes mellitus dan bagi mereka yang mengonsumsi obat tekanan darah.

     

    Namun bagi penderita PGK, mereka lebih rentan terkena hiperkalemia dengan risiko lebih besar antara 40 persen hingga 50 persen.

     

    Bahkan pada kondisi gagal ginjal level lima maka risiko kemunculan hiperkalemia bisa sampai sebelas kali lebih berpotensi daripada mereka yang tidak menderita PGK memiliki risiko 1 kali saja.

     

    Kasus ringan PGK mungkin tidak menimbulkan gejala, namun jika diagnosisnya terlambat dari hiperkalemia bisa menyebabkan henti jantung dan kematian.

     

    Untuk itu, penting mendorong pemeriksaan segera melalui tes darah dan elektrokardiogram (EKG) agar memungkinkan pasien menerima pengobatan yang tepat sesegera mungkin. Deteksi dini memungkinkan intervensi untuk membantu normalisasi kadar kalium dan mencegah komplikasi yang terkait dengan hiperkalemia, seperti aritmia jantung atau masalah jantung serius lainnya.

     

    “Tidak hanya itu, deteksi dini juga memberikan penghematan biaya karena tidak perlu dilakukan terapi pengganti fungsi ginjal selama bertahun-tahun. Sehingga kualitas hidup pasien bisa menjadi lebih baik,” jelas dr. Pringgodigdo.

     

    Pemeriksaan segera melalui tes darah dan elektrokardiogram (EKG) sangat dianjurkan untuk pasien PGK. Ini memungkinkan pasien untuk menerima pengobatan yang tepat dari dokter mereka sesegera mungkin.

     

    dr. Pringgodigdo menyebut prioritas untuk mengidentifikasi diagnosis, intervensi maupun tata pelaksana awal bagi pasien PGK akan berkaitan dengan mobilitas dan mortalitas atau angka kematian akibat penyakit tertentu, baik akibat Kardiorenal yang mengacu pada hubungan kompleks antara penyakit jantung (kardiovaskular) dan penyakit ginjal (renal).

     

    Dokter Pringgodigdo menyebut, hipertensi dan diabetes merupakan penyebab tertinggi terjadinya PGK hingga penyakit kardiovaskular lainnya.

     

    Untuk itu, dia menyarankan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat.

     

    Mulai dari diet seimbang, mencegah kelebihan berat badan serta mengonsumsi garam dan gula sesuai dengan rekomendasi, hingga menjalankan olahraga dan aktivitas fisik teratur.

     

    Bila sudah mengarah pada hiperkalemia, maka yang juga harus dilakukan adalah pemantauan secara rutin kadar kalium dalam darah. Hingga penyesuaian diet dan penggunaan obat-obatan tertentu untuk dapat membantu mengendalikan kadar kalium dan mencegah kemungkinan komplikasi.

     

    Sebab sinergi antara penanganan PGK dan pengelolaan hiperkalemia menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan juga mengurangi risiko komplikasi yang bisa terjadi karenanya.

     

  • Beberapa Makanan ini Bisa Merusak Organ Ginjal, Salah Satunya Gorengan

    Beberapa Makanan ini Bisa Merusak Organ Ginjal, Salah Satunya Gorengan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Ginjal merupakan organ vital yang berperan penting dalam proses penyaringan limbah dan kelebihan cairan dari darah. Akan tetapi, beberapa zat dalam makanan dapat membebani kinerja ginjal secara signifikan.

    Natrium atau garam, misalnya, jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang berpotensi merusak struktur dan fungsi ginjal. Sementara itu, fosfor yang tinggi dalam darah dapat menimbulkan kompleksitas kesehatan lebih lanjut, seperti masalah pada tulang dan meningkatkan risiko penyakit jantung, khususnya pada penderita penyakit ginjal kronis.

    Potasium pun memiliki peran kritis dalam dinamika kesehatan ginjal. Peningkatan kadar potasium dalam darah dapat mengganggu irama jantung, terutama pada individu yang sudah mengalami gangguan ginjal. Protein menjadi komponen penting lainnya yang perlu diperhatikan.

    Ginjal harus bekerja ekstra keras untuk memproses protein, sehingga bagi penderita penyakit ginjal, konsumsi protein perlu diatur dengan cermat dan dibatasi. Mengutip dari berbagai sumber, berikut beberapa makanan merusak ginjal:

    1. Daging Olahan

    Secara umum, daging olahan mengandung kalori yang banyak karena bahan tambahan yang ada di dalam adonannya. Lemak jenuh dan lemak trans dalam daging olahan dapat menaikkan kadar kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Daging olahan seperti sosis, ham, bacon, dan nugget seringkali tinggi garam, pengawet, dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak ginjal. Seperti sosis yang tinggi akan garam atau natrium, yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan memicu hipertensi. Sosis juga mengandung lemak jenuh sebesar 15%.

    2. Acar

    Acar, salah satu makanan olahan yang populer, ternyata mengandung risiko kesehatan akibat kadar garam yang tinggi. Khususnya acar mentimun, makanan ini memiliki konsentrasi garam yang dapat meningkat seiring waktu penyimpanan.

    Tingginya kandungan garam dalam acar memiliki dampak kompleks terhadap sistem kardiovaskular dan ginjal. Ketika tubuh menerima asupan garam berlebih, mekanisme retensi cairan pun terjadi, membuat tubuh menampung air secara berlebihan.

    Kondisi ini menyebabkan tekanan pada dinding pembuluh darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan darah. Dampak paling serius dari konsumsi acar yang berlebihan adalah potensi kerusakan ginjal.

    Ginjal sebagai organ penyaring akan mengalami beban kerja ekstra untuk mengelola kelebihan garam dan cairan. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memperburuk fungsi ginjal, terutama pada individu yang sudah memiliki riwayat gangguan ginjal atau tekanan darah tinggi.

     

  • Pertama Kali dalam 30 Tahun, BPOM AS Revisi Kriteria Makanan Sehat

    Pertama Kali dalam 30 Tahun, BPOM AS Revisi Kriteria Makanan Sehat

    Jakarta

    Amerika Serikat melakukan revisi pada definisi makanan sehat yang selama ini digunakan. Revisi ini akhirnya mengeluarkan beberapa jenis makanan dari daftar tersebut.

    Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), mereka melakukan redefinisi tersebut dalam rangka mencegah perkembangan penyakit kronis yang dapat dicegah melalui gaya hidup. FDA saat ini juga sedang merancang labeling kemasan untuk kriteria makanan ‘sehat’.

    “Penyakit yang terkait dengan pola makan, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes, adalah penyebab utama kecacatan dan penyakit di Amerika Serikat dan berkontribusi pada status Amerika yang memiliki harapan hidup terendah di antara negara-negara berpenghasilan tinggi yang besar,” kata pejabat senior FDA, Jim Jones dikutip dari Science Alert, Sabtu (21/12/2024).

    “Klaim sehat telah diperbarui untuk membantu memastikan bahwa konsumen memiliki akses ke informasi nutrisi yang lebih lengkap, akurat, dan terkini pada label makanan,” sambungnya.

    Berdasarkan aturan baru, makanan yang mendapat label ‘sehat’ harus mengandung satu atau lebih kelompok makanan yang direkomendasikan dalam pedoman diet FDA. Kelompok makanan tersebut meliputi sayur, protein, produk susu, atau biji-bijian.

    Selain itu, bahan-bahan seperti lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan dalam produk juga harus berada di bawah batas yang ditentukan.

    Claudine Kavanaugh dari FDA menuturkan revisi ini juga meliputi penekanan bahwa tidak semua lemak buruk untuk kesehatan.

    “Ketika aturan asli diperkenalkan pada tahun 1990-an, fokusnya adalah pada penurunan semua lemak. Saat ini, penekanannya adalah pada pengurangan lemak jenuh sambil mengakui manfaat lemak sehat,” kata Kavanaugh.

    Alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan berlemak tinggi, telur, dan minyak zaitun termasuk yang memenuhi syarat ‘sehat’. Sedangkan makanan seperti snack bar manis, sereal sarapan, yogurt atau minuman buah tinggi gula sekarang sudah tidak lagi masuk dalam kategori ‘sehat’.

    FDA belum memberikan waktu pasti kapan labeling tersebut akan diberlakukan. Kavanaugh berharap aturan tersebut nantinya dapat mempermudah orang-orang untuk memilih makanan yang lebih sehat.

    “Simbol baru tersebut akan berfungsi sebagai sinyal cepat untuk memberdayakan konsumen, termasuk mereka yang kurang familiar dengan informasi nutrisi, untuk mengidentifikasi makanan yang menjadi dasar pola makan sehat,” tandasnya.

    (avk/up)

  • 8 Bahaya Berlebihan Makan Durian bagi Kesehatan

    8 Bahaya Berlebihan Makan Durian bagi Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Durian (Durio zibethinus) adalah buah tropis yang terkenal di Asia Tenggara dan sering disebut sebagai raja buah karena bentuk dan aromanya yang khas. Meskipun durian kaya akan nutrisi, makan durian secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi kesehatan.

    Setiap 100 gram durian mengandung 27,1 gram karbohidrat, 3,8 gram serat, 5,33 gram lemak, dan berbagai nutrisi lainnya. Namun, jika dimakan terlalu banyak, durian dapat menimbulkan efek samping yang merugikan tubuh.

    Berikut ini delapan bahaya berlebihan makan durian yang perlu Anda ketahui, dikutip dari laman Steemit, Jumat (20/12/2024).

    1. Gangguan pencernaan
    Konsumsi durian berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, gas, dan sembelit. Untuk menghindari hal ini, disarankan untuk mengonsumsi durian dalam jumlah wajar, yakni sekitar dua porsi atau empat buah durian dalam sehari.

    2. Memperburuk penyakit ginjal
    Bagi penderita gangguan ginjal, makan durian secara berlebihan sangat berbahaya. Durian mengandung kalium dalam jumlah tinggi, dan ginjal yang tidak berfungsi dengan baik kesulitan menyaring kalium. Penumpukan kalium dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan serius pada ginjal dan kesehatan secara keseluruhan.

    3. Meningkatkan gula darah
    Durian mengandung gula sederhana yang bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Jika makan berlebihan, durian dapat memperparah kondisi diabetes dan meningkatkan bahaya dan risiko komplikasi terkait gula darah tinggi.

    4. Kematian janin pada ibu hamil
    Ibu hamil disarankan untuk membatasi konsumsi durian. Mengonsumsi durian dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan suhu tubuh yang berisiko memengaruhi janin, karena janin tidak dapat menangani panas berlebihan yang ditimbulkan oleh konsumsi durian. Hal ini bisa meningkatkan risiko kematian janin.

    5. Penyakit jantung
    Bagi orang dengan riwayat penyakit jantung, makan durian secara berlebihan dapat memperburuk kondisi tersebut. Durian yang mengandung kalori dan lemak tinggi bisa memicu peningkatan beban pada jantung dan meningkatkan risiko komplikasi jantung yang lebih serius, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

    6. Meningkatkan kolesterol
    Durian mengandung lemak, dan jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan kolesterol dalam darah meningkat. Hal ini berisiko meningkatkan masalah kesehatan jantung dan pembuluh darah, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat kolesterol tinggi.

    7. Menyebabkan mabuk durian
    Durian mengandung senyawa yang bisa memengaruhi tubuh jika dimakan terlalu banyak. Salah satu efeknya adalah mabuk durian, yang terjadi ketika tubuh menyerap gula alami durian secara berlebihan. Hal itu bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang mengakibatkan gejala, seperti mual, pusing, bahkan pingsan.

    8. Tubuh menjadi panas
    Konsumsi durian dalam jumlah berlebihan juga bisa menyebabkan tubuh merasa panas. Hal ini disebabkan oleh kandungan sulfur yang terkandung dalam durian. Ketika diterima tubuh secara berlebihan, kandungan sulfur ini dapat menimbulkan sensasi panas yang menyebar ke seluruh tubuh.

    Meskipun durian kaya akan nutrisi dan memiliki banyak manfaat, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, pastikan untuk menikmati durian dengan bijak agar Anda tidak mengalami efek samping yang merugikan tubuh.

  • 8 Manfaat Durian bagi Kesehatan

    8 Manfaat Durian bagi Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Durian (Durio zibethinus) adalah buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara dan terkenal di negara-negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Buah durian memiliki beragam manfaat kesehatan.

    Durian juga terkenal karena ciri khas dari bentuk dan aroma yang menyengat, serta rasa yang manis sedikit pahit. Selain keunikannya, durian juga kaya akan nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan.

    Beberapa kandungan penting dalam durian antara lain vitamin C, kalium, dan vitamin B. Durian juga mengandung senyawa antioksidan dan antiinflamasi yang bermanfaat untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit.

    Berikut ini delapan manfaat durian bagi kesehatan, yang dikutip dari laman Health, Jumat (20/12/2024).

    1. Membantu kesehatan pencernaan
    Durian kaya akan serat, yang penting untuk kesehatan pencernaan. Serat membantu mencegah sembelit dengan memperlancar proses pencernaan. Selain itu, serat juga merangsang pertumbuhan bakteri probiotik yang bermanfaat untuk usus dan dapat mengurangi peradangan usus.

    2. Meningkatkan kesehatan jantung
    Kandungan serat dalam durian turut berperan dalam melindungi tubuh dari penyakit jantung. Durian juga mengandung lemak tak jenuh tunggal, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

    3. Mendukung kesehatan otak
    Vitamin C yang terkandung dalam durian bermanfaat untuk kesehatan otak. Kadar vitamin C yang cukup dalam tubuh dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta melindungi otak dari kerusakan akibat radikal bebas.

    4. Membantu mengatur berat badan
    Serat dalam durian juga dapat membantu mengatur berat badan. Dengan mengonsumsi durian, Anda akan merasa kenyang lebih lama, yang dapat mengurangi nafsu makan berlebih dan mendukung upaya penurunan berat badan.

    5. Menjaga kadar gula darah
    Durian memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti buah ini dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes dalam jumlah terbatas. Durian juga mengandung mangan yang dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan respons insulin tubuh.

    6. Meningkatkan kekebalan tubuh dan metabolisme
    Kandungan vitamin C dalam durian sangat bermanfaat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh, yang membantu tubuh tetap sehat dan bugar.

    7. Menurunkan risiko kanker
    Durian mengandung antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, durian juga mengandung polifenol yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan membantu membunuh sel kanker, sehingga menurunkan risiko terkena penyakit ini.

    8. Menyembuhkan anemia
    Anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi dan folat dalam tubuh. Durian adalah sumber yang baik untuk kedua zat ini. Dengan mengonsumsi durian, Anda dapat meningkatkan produksi sel darah merah, yang membantu menyembuhkan anemia.

    Secara keseluruhan, durian bukan hanya dikenal karena rasa dan aromanya yang khas, tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang luar biasa. Durian dapat memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi tubuh, mulai dari menjaga kesehatan pencernaan hingga mengurangi risiko penyakit serius.

  • 4 Jenis Penyakit yang Tidak Boleh Makan Durian

    4 Jenis Penyakit yang Tidak Boleh Makan Durian

    Jakarta, Beritasatu.com – Di balik rasanya yang lezat, durian ternyata tidak boleh dikonsumsi oleh penderita jenis penyakit tertentu. Penyakit tidak boleh makan durian menjadi topik penting karena kandungan durian dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan jika tidak dikonsumsi secara bijak.

    Durian mengandung banyak nutrisi, seperti serat, antioksidan, vitamin C, karbohidrat, dan zat aktif lainnya. Meski demikian, konsumsi durian secara berlebihan dapat memicu peningkatan kadar kolesterol dan gula darah.

    Oleh karena itu, beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu perlu menghindari konsumsi durian untuk mencegah risiko komplikasi penyakit yang lebih serius. Berikut ini empat jenis penyakit yang dilarang mengonsumsi durian beserta alasannya, dikutip dari Jumat (20/12/2024).

    1. Diabetes
    Penderita diabetes sebaiknya menghindari durian karena meskipun memiliki indeks glikemik rendah, kandungan gula alami dan kalorinya tetap tinggi. Konsumsi durian dapat memicu peningkatan kadar gula darah secara signifikan, yang berbahaya bagi penderita diabetes.

    2. Gangguan ginjal
    Kandungan potasium dalam durian menjadi tantangan bagi penderita gangguan ginjal kronis. Potasium dapat memperberat kerja ginjal dalam menyaring racun dan limbah tubuh, sehingga mengonsumsi durian hanya akan memperburuk kondisi kesehatan ginjal.

    3. Obesitas
    Durian memiliki kandungan kalori yang tinggi, sehingga tidak disarankan bagi penderita obesitas. Konsumsi durian dapat memperburuk kondisi obesitas yang dapat berujung pada gangguan kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung dan gangguan pernapasan.

    4. Ibu hamil dengan komplikasi
    Meskipun ibu hamil boleh mengonsumsi durian dalam jumlah kecil, mereka yang memiliki komplikasi seperti diabetes gestasional disarankan untuk menghindari buah ini. Kandungan gula dan kalori pada durian dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil dengan kondisi tersebut.

    Durian memang kaya akan manfaat, tetapi penderita penyakit tidak boleh makan durian harus lebih berhati-hati. Buah ini mengandung nutrisi yang dapat menjadi masalah jika dikonsumsi oleh penderita diabetes, gangguan ginjal, obesitas, atau ibu hamil dengan komplikasi tertentu.