Topik: penyakit jantung

  • Terungkap Lewat Studi, Orang Kesepian Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung-Diabetes

    Terungkap Lewat Studi, Orang Kesepian Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung-Diabetes

    Jakarta

    Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahaya kesepian jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga diabetes. Data yang ditemukan dalam penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan antara kesepian yang berkelanjutan dengan beberapa kadar protein tertentu yang lebih tinggi dan terkait dengan penyakit dan kematian.

    Secara umum protein adalah kandungan nutrisi yang penting untuk tubuh, namun ahli berpendapat ada beberapa jenis protein tertentu yang kadarnya harus dipantau. Beberapa di antaranya seperti GFRA1, ADM, FABP4, TNFRSF10A, and ASGR1

    Menggunakan data UK Biobank yang dikumpulkan dari 42 ribu peserta, para peneliti mengukur kadar protein setiap individu, penanda penting dari banyak kondisi kesehatan, untuk memahami korelasi antara isolasi sosial dan kesepian dengan kesehatan mereka secara keseluruhan.

    Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, serta tingkat pendidikan, para peneliti menemukan 175 protein yang terkait dengan isolasi sosial dan 26 protein yang terkait dengan kasus kesepian.

    Kadar yang lebih tinggi dari sebagian besar protein ini ditemukan pada peserta yang melaporkan isolasi sosial dengan 9,3 persen atau kesepian dengan 6,4 persen. Ini dikaitkan dengan peradangan, respons antivirus, dan sistem kekebalan tubuh.

    “Kami menemukan sekitar 90 persen protein ini terkait dengan risiko kematian,” kata Dr Chun Shen dari Universitas Fudan China dikutip dari Daily Telegraph, Rabu (8/1/2024).

    Studi ini juga melacak kesehatan seluruh peserta dalam kurun waktu 14 tahun. Mereka menemukan bahwa separuh dari jenis protein tersebut berkaitan dengan berbagai masalah.

    Temuan ini memperlihatkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik dan mengurangi kesepian untuk meningkatkan tingkat kesehatan secara keseluruhan.

    “Yang perlu diperhatikan, lebih dari setengah protein ini secara prospektif dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, stroke, dan mortalitas selama tindak lanjut 14 tahun,” tulis peneliti.

    “Saya pikir pesannya adalah bahwa kita harus mulai membuat orang menyadari bahwa itu (hubungan sosial) adalah bagian dari masalah kesehatan, baik untuk kesehatan mental dan kesejahteraan mereka tetapi juga untuk kesehatan fisik mereka, bahwa mereka harus tetap terhubung dengan orang lain,” jelas Profesor Barbara Sahakian dari Universitas Cambridge.

    (avk/suc)

  • Daftar Penyakit yang Dapat Diperiksa Melalui Program Medical Check Up Gratis 2025

    Daftar Penyakit yang Dapat Diperiksa Melalui Program Medical Check Up Gratis 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah akan meluncurkan program medical check up gratis bagi masyarakat pada Februari 2025. Program ini dirancang untuk memfasilitasi pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan berbagai daftar penyakit yang dapat dideteksi sejak dini.

    Inisiatif ini menjadi salah satu langkah penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Menurut informasi yang disampaikan melalui akun media sosial resmi Partai Gerindra @Gerindra, pelaksanaan program ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

    Pemerintah telah mengalokasikan anggaran dari APBN 2025 sebesar Rp 3,2 triliun untuk mendukung realisasi fasilitas kesehatan tersebut. Dengan adanya medical check up gratis, pemerintah berharap dapat mencegah berbagai kondisi penyakit secara dini, sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.

    Berikut ini daftar penyakit yang dapat diperiksa melalui fasilitas medical check up gratis berdasarkan kelompok usia.

    Medical Check Up untuk Balita
    Pemeriksaan untuk balita mencakup:

    – Pertumbuhan dan perkembangan.
    – Indra pendengaran dan penglihatan.
    – Kesehatan gigi dan mulut.
    – Deteksi hipotiroid kongenital, penyakit jantung bawaan kritis, hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi G6PD, dan talasemia
    – Pemeriksaan kesehatan hati (hepar)

    Medical Check Up untuk Remaja
    Pemeriksaan kesehatan remaja meliputi:

    – Indra pendengaran dan penglihatan.
    – Gigi dan mulut
    – Deteksi talasemia, obesitas, anemia, diabetes melitus, serta hipertensi.
    – Pemeriksaan paru-paru, kesehatan jiwa, kebugaran, dan hepar.

    Medical Check Up untuk Dewasa Usia 18-39 Tahun
    Pemeriksaan bagi dewasa muda mencakup:

    – Diabetes melitus, hipertensi, dan faktor risiko jantung serta strok.
    – Penyakit ginjal kronis dan paru-paru.
    – Deteksi kanker leher rahim dan kanker payudara
    – Osteoporosis, kesehatan jiwa, kebugaran, obesitas, serta kesehatan indra (pendengaran dan penglihatan).
    – Pemeriksaan gigi, mulut, dan hati (hepar).

    Medical Check Up untuk Dewasa Usia 40-59 Tahun
    Kelompok usia ini mendapatkan pemeriksaan:

    – Diabetes melitus, hipertensi, kolesterol, serta faktor risiko jantung dan strok.
    – Penyakit ginjal kronis, paru-paru, kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker usus.
    – Pemeriksaan kesehatan indra (pendengaran dan penglihatan), kesehatan gigi dan mulut, serta obesitas
    – Deteksi osteoporosis, kesehatan jiwa, kebugaran, dan kesehatan hati (hepar).

    Medical Check Up untuk Lansia
    Lansia akan mendapatkan pemeriksaan yang mencakup:

    – Penyakit paru-paru, kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker usus
    – Hipertensi, kolesterol, faktor risiko strok, serta faktor risiko jantung.
    – Penyakit ginjal kronis, obesitas, dan diabetes melitus.
    – Pemeriksaan kesehatan jiwa, kebugaran, kesehatan indra (pendengaran dan penglihatan), serta kesehatan gigi dan mulut.
    – Deteksi osteoporosis, kesehatan hati (hepar), serta geriatri.

    Itulah daftar penyakit yang bisa diperiksa melalui program medical check up gratis 2025. Dengan adanya program medical check up gratis 2025, pemerintah berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Program ini diharapkan dapat mengurangi prevalensi penyakit kronis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

  • Mulai 3 Februari 2025, Warga Jawa Barat Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas – Halaman all

    Mulai 3 Februari 2025, Warga Jawa Barat Bisa Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas – Halaman all

    Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat merencanakan, pelaksanaan Medical Check Up (MCU) gratis akan dimulai pada 3 Februari 2025.

    Tayang: Rabu, 8 Januari 2025 11:15 WIB |
    Diperbarui: Rabu, 8 Januari 2025 11:16 WIB

    Freepik

    ilustrasi medical checkup atau cek kesehatan. 

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat merencanakan, pelaksanaan Medical Check Up (MCU) gratis akan dimulai pada 3 Februari 2025.

    Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan, masyarakat cukup mendatangi Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat sesuai tanggal lahir alias saat berulang tahun, dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Rencananya, MCU gratis ini akan disesuaikan dengan domisili KTP warga dan dilakukan di Puskesmas terdekat. Misalnya, warga di sekitar Gedung Sate akan dilayani di Puskesmas kelurahan di wilayah tersebut,” ujar Bey seusai Rapat Pimpinan, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (7/1/2025).

    Pemda Provinsi Jawa Barat akan memanfaatkan anggaran dari APBN senilai Rp31 triliun untuk mendukung program MCU gratis ini.

    Bey memastikan, seluruh puskesmas yang ada di Jabar siap melayani MCU gratis bagi masyarakat.

    “Beberapa provinsi lain, pelaksanaan baru dilakukan di satu kota atau satu Puskesmas sehingga terjadi antrean panjang. Kita harapkan di Jawa Barat bisa lebih merata di seluruh Puskesmas, (di Jabar)” katanya.

    Program tersebut ditujukan untuk seluruh masyarakat Jawa Barat, dengan layanan pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan berdasarkan kelompok usia.

    “Pemeriksaan untuk balita tentu berbeda dengan usia 40-59 tahun yang item pemeriksaannya jauh lebih banyak,” kata Bey.

    Cek Kesehatan Gratis pada Balita

    Hipotiroid kongenital
    Penyakit jantung bawaan kritis

    Hiperplasia adrenal kongenital
    Defisiensi G6PD
    Pertumbuhan
    Perkembangan
    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Hepar

    Cek Kesehatan Gratis pada Remaja

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Anemia
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Hepar

    Cek Kesehatan Gratis pada Dewasa (18-39 tahun)

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes Melitus
    Hipertensi
    Faktor risiko jantung stroke
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis

    Cek Kesehatan Gratis pada Dewasa (40-59 tahun):

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes Melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis

    Cek Kesehatan Gratis pada Lansia (60 tahun ke atas):

    Indra pendengaran
    Indra penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes Melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Hepar
    Osteoporosis

    (Tribunnews.com/Widya)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Wanita Meninggal 9 Hari usai Melahirkan, Gagal Jantung akibat Kondisi Langka

    Wanita Meninggal 9 Hari usai Melahirkan, Gagal Jantung akibat Kondisi Langka

    Jakarta

    Seorang wanita Utah, Amerika Serikat, meninggal karena penyakit jantung langka, hanya sembilan hari setelah melahirkan anak kembar.

    Morgan Hughes, 23, selalu ingin menjadi seorang ibu dan sangat gembira ketika melahirkan anak laki-laki dan perempuan pada 19 Desember 2024. Hughes pulih dengan baik setelah melahirkan dan dipulangkan dari rumah sakit beberapa hari kemudian.

    “Si kembar, yang lahir prematur sekitar enam minggu, dikirim ke unit perawatan intensif neonatal untuk menjadi lebih kuat,” kata ayah Hughes, Brian Hodson dikutip dari NBC News, Selasa (7/1/2025).

    Morgan dan suaminya, Sam Hughes, memberi nama si kembar Hudson dan Georgia dan mengunjungi mereka di NICU, ingin segera membawa mereka pulang.

    Namun sekitar seminggu setelah melahirkan, Morgan mulai merasa tidak enak badan. Ayahnya mengatakan dia muntah dan pingsan, dan mengira dia mungkin mengalami kejang. Saat dibawa ke RS, dokter menemukan cairan di sekitar jantungnya.

    Mereka mendiagnosisnya dengan kardiomiopati pascapersalinan, yang juga disebut kardiomiopati peripartum, suatu bentuk gagal jantung langka yang terjadi ketika otot jantung melemah menjelang akhir kehamilan atau hingga sekitar lima bulan setelah melahirkan.

    Dalam beberapa kasus, kardiomiopati peripartum dapat ditangani dengan pengobatan untuk meningkatkan fungsi jantung dan mengatasi retensi cairan jika didiagnosis cukup dini. Namun, kondisi tersebut sulit dideteksi karena gejala gagal jantung – seperti sesak napas dan pembengkakan pada kaki dan tungkai – dapat menyerupai gejala kehamilan.

    Kondisi Morgan memburuk dengan cepat dan dirawat di unit perawatan intensif. Pada tanggal 28 Desember, ia meninggal setelah mengalami serangan jantung.

    “Ini sangat menghancurkan. Kami sama sekali tidak menduga hal ini,” kata suaminya.

    Penyebab kardiomiopati peripartum tidak jelas. Para ahli mengatakan tampaknya ada beberapa faktor risiko, termasuk kehamilan yang melibatkan anak kembar atau kelipatan lainnya, usia ibu 35 tahun atau lebih, dan tekanan darah tinggi, termasuk preeklamsia, komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Hodson mengatakan Morgan telah didiagnosis dengan preeklamsia di akhir kehamilannya tetapi sehat-sehat saja.

    Kardiomiopati peripartum diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 2.000 kelahiran hidup, dengan wanita kulit hitam lebih mungkin mengalaminya, menurut Dr. Patrick S. Ramsey, kepala kedokteran ibu-janin di UT Health San Antonio di Texas.

    “Ini adalah kondisi yang frekuensinya meningkat selama beberapa dekade terakhir, dan kami tidak tahu persis mengapa,” kata Ramsey, yang membantu menulis panduan American College of Obstetricians and Gynecologists tentang penyakit kardiovaskular dan kehamilan tetapi tidak merawat Hughes.

    (kna/kna)

  • 10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Tidak Disadari

    10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Tidak Disadari

    Jakarta, Beritasatu.com – Perut buncit sering kali dianggap sebagai masalah penampilan, tetapi sebenarnya ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Lalu, apa penyebab perut buncit?

    Penyebab perut buncit beragam, mulai dari pola makan, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di area perut.

    Mengenali penyebab perut buncit adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah ini. Berikut ini 10 penyebab perut buncit yang sering kali tidak disadari, dikutip dari WebMD, Selasa (7/1/2025).

    1. Makan terlalu banyak
    Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibakar, tubuh akan menyimpan kalori berlebih tersebut sebagai lemak, termasuk di perut. Untuk menurunkan berat badan, Anda perlu mengurangi kalori sekitar 500 per hari. Gantilah makanan tinggi kalori, seperti kue dan minuman manis, dengan pilihan yang lebih sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

    2. Faktor genetik
    Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk menambah berat badan di bagian perut meskipun sudah berolahraga dan makan dengan baik. Faktor genetik memengaruhi bagaimana tubuh membakar kalori dan menyimpan lemak. Walau demikian, dengan diet dan olahraga yang tepat, Anda bisa tetap mengontrol berat badan.

    3. Perubahan hormon (menopause)
    Wanita yang memasuki masa menopause sering mengalami peningkatan lemak di bagian perut. Penurunan kadar estrogen, perubahan metabolisme, dan pengurangan massa otot bisa menyebabkan timbunan lemak di perut. Perubahan hormon ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika tidak dikelola dengan baik.

    4. Kurang aktivitas fisik
    Kebiasaan duduk terlalu lama atau kurang bergerak dapat memperburuk masalah perut buncit. Untuk mencegah penumpukan lemak di perut, usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit dalam seminggu, seperti berjalan cepat atau bersepeda.

    5. Kurang tidur
    Tidur yang tidak cukup dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, Anda cenderung makan berlebihan, terutama makanan berkalori tinggi, yang dapat menyebabkan penambahan lemak di perut.

    6. Stres berlebihan
    Stres yang kronis dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penumpukan lemak di sekitar perut. Stres juga dapat mengganggu tidur dan pola makan, yang semakin memperburuk masalah perut buncit.

    7. Merokok
    Meskipun perokok cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah, mereka cenderung memiliki lebih banyak lemak di perut, terutama lemak visceral yang berbahaya. Leptin, hormon yang mengatur rasa kenyang, juga terpengaruh oleh kebiasaan merokok.

    8. Konsumsi lemak trans berlebihan
    Lemak trans, yang ditemukan dalam makanan olahan dan cepat saji, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan memperburuk kondisi perut buncit. Lemak trans cenderung menyebabkan penumpukan lemak di perut dan dapat meningkatkan risiko diabetes serta penyakit jantung.

    9. Bakteri usus yang tidak sehat
    Usus yang tidak seimbang, dengan lebih banyak bakteri yang tidak bermanfaat, dapat menyebabkan tubuh menyerap lebih banyak kalori dari makanan dan menyimpan lebih banyak energi sebagai lemak perut. Mengonsumsi makanan fermentasi atau probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan bakteri usus dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    10. Pengaruh obat-obatan
    Beberapa jenis obat, termasuk obat diabetes, antidepresan, dan steroid, dapat menyebabkan kenaikan berat badan, khususnya di area perut. Beta-blocker yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi juga dapat berkontribusi pada penumpukan lemak perut.

    Penyebab perut buncit bervariasi antara satu individu dengan lainnya. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya, Anda bisa mengambil langkah yang lebih tepat untuk mengatasi masalah perut buncit ini.

  • Efek Samping Terlalu Banyak Minum Air Rebusan Daun Salam, Termasuk Diare

    Efek Samping Terlalu Banyak Minum Air Rebusan Daun Salam, Termasuk Diare

    Jakarta

    Minum air rebusan daun salam umumnya aman dan memberikan manfaat untuk kesehatan. Minuman herbal ini dapat membantu mengatasi masalah kesehatan tertentu.

    Namun, efek samping minum rebusan daun salam juga perlu diwaspadai. Seperti apa efek sampingnya?

    Dikutip dari Healthshot, rebusan daun salam dapat diminum setiap hari, terutama di pagi hari. Untuk membuatnya, siapkan tiga lembar daun salam, sejumput bubuk kayu manis, dan air lemon atau madu jika diinginkan.

    Cuci daun salam dan didihkan air dalam panci.Tambahkan daun salam dan bubuk kayu manis, biarkan mendidih selama 10 menit.Matikan api dan saring teh atau rebusan daun salam ke dalam cangkir.Tambahkan madu atau air lemon sesuai selera.

    Meski bermanfaat, pastikan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Sebab, efek samping minum rebusan daun salam bisa saja terjadi pada tubuh.

    Efek Samping Minum Rebusan Daun Salam

    Dikutip dari laman Tau Saude, terlalu banyak minum rebusan daun salam dapat menyebabkan kantuk. Sebab, rebusan daun salam memiliki kemampuan untuk memperlambat sistem saraf.

    Selain itu, teh daun salam juga dapat memperlambat pernapasan. Pastikan untuk tidak minum air daun salam jika sudah mengkonsumsi obat penenang.

    Hal ini juga dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti diare dan kembung, serta sakit kepala.

    Rebusan daun salam juga berpengaruh terhadap kadar gula darah. Jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia. Maka dari itu, sebaiknya orang dengan diabetes harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya.

    Manfaat Rebusan Daun Salam

    Meski efek samping minum rebusan daun salam bisa terjadi, mengkonsumsinya dengan tepat dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Berikut daftar manfaatnya.

    Mengelola diabetes

    Minum air daun salam di pagi hari dapat membantu mengelola gula darah. Ini dapat menjaga kadar glukosa darah tetap stabil dan menahan rasa lapar.

    Konsumsi rempah-rempah ini dikaitkan dengan peningkatan metabolisme insulin dan glukosa. Polifenol, senyawa aktif dalam daun salam, dapat membantu mengelola kadar glukosa. Menurut National Institutes of Health, konsumsi daun salam menurunkan faktor risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.

    Mengatasi gangguan pencernaan

    Daun salam juga dapat meredakan gangguan pencernaan, termasuk sakit perut. Senyawa dalam rempah kering ini sangat efektif mengobati sakit perut dan melancarkan pencernaan.

    Mengurangi risiko radang sendi

    Rempah ini memiliki anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronis, mulai dari penyakit jantung, asma, hingga radang sendi. Ini dapat meredakan gejala radang sendi seperti nyeri sendi, pembengkakan, dan kekakuan.

    Menjaga kesehatan paru-paru

    Minum air rebusan daun salam saat perut kosong dapat mencegah gangguan pernapasan. Selain itu, dengan menghirup uap daun salam juga membantu mengencerkan dahak serta menghilangkan patogen berbahaya yang terperangkap di paru-paru.

    Memiliki efek antikanker

    Daun salam dapat membantu mencegah kanker tertentu, seperti sel kanker payudara dan kolorektal. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan kaitannya.

    Meredakan stres dan kecemasan

    Air daun salam juga dapat membantu mengatasi stres dan menghilangkan masalah kecemasan dengan sifatnya yang menenangkan. Mungkin karena senyawa yang disebut Linalool yang dapat menurunkan hormon stres dalam tubuh.

    Obat alami ini dapat memastikan bebas stres dan membantu membuat keputusan dengan kepala yang tenang.

    Meredakan Batuk dan pilek

    Daun salam cukup efektif untuk mengatasi gejala seperti flu. Membantu membersihkan lendir di paru-paru, mengobati pilek dan batuk, serta meredakan sakit tenggorokan.

    (sao/kna)

  • Otak Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Akan Dijemput Polisi dari Rumah Sakit – Halaman all

    Otak Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Akan Dijemput Polisi dari Rumah Sakit – Halaman all

    TRIBUNNEWSCOM, GOWA-  Polisi berencana akan menjemput tersangka utama sindikat uang palsu Annar Salahuddin Sampetoding yang saat ini dirawat di RS Bhayangkara, Makassar.

    Menurut doker, Annar telah dianjurkan pulang atau rawat jalan setelah dapat perawatan medis.

    “Masih dirawat di rumah sakit, koordinasi sama pihak kedokteran apa sudah bisa dihentikan bantarnya, kita jemput atau bagaimana,” ujar Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Senin (6/1/2025).

    Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan RS Bhayangkara untuk mengetahui kondisi pasti Annar Salahuddin Sampetoding.

    Terlihat, AKBP Reonald Simanjuntak berkomunikasi dengan penyidik ihwal kondisi dan rencana penjemputan Annar Salahuddin Sampetoding.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menyebutkan bahwa Annar syok dan drop setelah statusnya ditingkatkan menjadi tersangka dan penahanan dijadwalkan.

    Annar diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

    Annar mengalami syok setelah namanya disebut terlibat dalam sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Hal ini menjadi alasan Annar tidak memenuhi panggilan pemeriksaan pertama pada Senin (23/12) lalu.

    Pada Kamis (26/12) sekitar pukul 19.00 WITA, Annar akhirnya memenuhi panggilan penyidik Satreskrim Polres Gowa.

    Pemeriksaan dilakukan maraton hingga sekitar pukul 04.00 WITA, dan setelah istirahat, penyidik melaksanakan gelar perkara yang berakhir dengan penetapan Annar sebagai tersangka.

    Meski Annar sakit, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan.

    Satu DPO Ditangkap

    Sementara satu orang yang masuk dalam Daftar Pencairan Orang (DPO) kasus uang palsu UIN Alauddin, AR, jadi tersangka.

    Penangkapan AR diungkap Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.

    “Sudah ditangkap satu orang (DPO) inisial AR,” ujar Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak, kepada Tribun-Timur.com, Minggu (29/12/2024).

    “Jadi DPO saat ini sisa dua orang,” ucap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar.

    Dua orang masih buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO).

    AR menjadi tersangka ke-19 kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Penangkapan AR hanya selang sehari penetapan tersangka Annar Salahuddin Sampetoding.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, mengungkap peran tersangka Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dalam sindikat uang palsu tersebut dalam rilis akhir tahun di Mapolda Sulsel, Senin (30/12).

    Kombes Pol Dedi Supriyadi menyebutkan bahwa ASS merupakan otak dari pencetakan dan peredaran uang palsu.

    Selain itu, ASS juga merupakan ideator, pemodal, dan pengadaan mesin uang palsu.

    “Otak pelaku adalah inisial ASS. Perannya pertama sebagai pemberi ide, kemudian ikut memodali, membeli mesin, dan juga pengatur pemerintahan terkait,” jelasnya.

    Daftar 19 Tersangka Uang Palsu UIN

    Hingga kini polisi telah menetapkan 19 tersangka sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Satu  orang yang masuk dalam Daftar Pencairan Orang (DPO) kasus uang palsu UIN Alauddin, AR, jadi tersangka.

    Penangkapan AR diungkap Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.

    “Sudah ditangkap satu orang (DPO) inisial AR,” Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak, kepada Tribun-Timur.com, Minggu (29/12/2024)

    “Jadi DPO saat ini sisa dua orang,” ucap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar.

    AR menjadi tersangka ke-19 kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar.

    Penangkapan AR hanya selang sehari penetapan tersangka Annar Salahuddin Sampetoding.

    Berikut nama, profesi, dan peran 19 tersangka:

    1. Dr Andi Ibrahim (54)

    Dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar warga BTN Minasa Maupa.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    2. Mubin Nasir bin Muh Nasir (40)

    Karyawan honorer, warga Bukit Tamarunang, Gowa.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan  transaksi jual beli uang palsu.

    3. Kamarang Dg Ngati bin Dg Nombong (48)

    Juru masak, warga Gantarang, Gowa perannya, melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    4. Irfandy MT, SE bin Muh Tahir (37)

    Karyawan swasta, warga Minasa Upa, Makassar.

    Perannya membantu mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    5. Muhammad Syahruna (52)

    Wiraswasta, warga Ujung Pandang Baru, Makassar.

    Perannya:

    – memproduksi uang palsu.

    – melakukan transaksi jual beli uang palsu dan bahan baku produksi yang digunakan pelaku untuk memproduksi pembuatan mata uang palsu merupakan hasil pengiriman uang biaya pembelian bahan baku produksi berinisial AAS.

    6. John Biliater Panjaitan (68 tahun)

    Wiraswasta, warga Mangkura, Makassar.

    Peran melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    7. Sattariah alias Ria binti Yado (60)

    Ibu rumah tangga, warga Batua, Makassar.

    Perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    8. Dra Sukmawati (55)

    PNS guru, warga Makassar.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dengan membeli kebutuhan sehari-hari dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    9. Andi Khaeruddin (50 tahun)

    Pegawai bank, warga Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    10. Ilham (42) 

    Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    11. Drs. Suardi Mappeabang (58)

    PNS, warga Simboro, Sulawesi Barat, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    12. Mas’ud (37) 

    Wiraswasta, warga Lekopadis, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    13. Satriyady (52)

    PNS, warga Binanga, Sulawesi Barat.

    Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    14. Sri Wahyudi (35)

    Wiraswasta, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    15. Muhammad Manggabarani (40 tahun)

    PNS, warga Rimuku, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan  melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    16. Ambo Ala, A.Md (42)

    Wiraswasta, warga Batua, Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu, dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    17. Rahman (49)

    Wiraswasta, warga Simboro, Sulawesi Barat.

    Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

    18. Annar Salahuddin Sampetoding (ASS)

    Pengusaha asal Toraja.

    Peran pemberi ide, pemodal.

    19. AR

     

     

  • 5 Nutrisi Penting untuk Mengelola Diabetes, Bantu Stabilkan Kadar Gula Darah – Halaman all

    5 Nutrisi Penting untuk Mengelola Diabetes, Bantu Stabilkan Kadar Gula Darah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebiasaan makan Anda memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan secara keseluruhan, terutama dalam hal pengelolaan kadar gula darah.

    Sebagai contoh, meskipun diet tinggi kalium dapat bermanfaat bagi banyak orang, bagi penderita diabetes, hal tersebut justru bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. 

    Sebaliknya, mengonsumsi makanan yang kaya serat dapat menjadi solusi efektif untuk mengendalikan kadar gula darah sekaligus membantu mengatur berat badan, suatu tantangan yang sering dihadapi oleh penderita diabetes.

    Itulah mengapa sangat penting bagi penderita diabetes untuk memastikan asupan nutrisi yang tepat dalam jumlah yang seimbang.

    Selain menjaga kadar gula darah, pola makan yang sehat juga dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan secara keseluruhan.

    Ilustrasi Diabetes (Freepik)

    Nutrisi Penting untuk Penderita Diabetes

    Berdasarkan informasi dari HealthShots, berikut ini adalah beberapa nutrisi penting yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita diabetes:

    1. Serat

    Penelitian yang diterbitkan oleh Public Library of Science Medicine menunjukkan bahwa serat dapat membantu mengatur kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan gula ke dalam tubuh.

    Ada dua jenis serat: larut dan tidak larut. “Serat larut, yang ditemukan dalam buah-buahan, kacang-kacangan, dan gandum, membantu memperlambat masuknya gula ke aliran darah,” kata Dr. Rohini Patil, ahli gizi.

    Serat larut juga mendukung pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama, yang bermanfaat dalam manajemen berat badan.

    2. Magnesium

    Magnesium berperan penting dalam sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa.

    Penelitian yang diterbitkan di World Journal of Diabetes menunjukkan bahwa penderita diabetes sering mengalami kekurangan magnesium, yang dapat memperburuk pengendalian gula darah.

    Mengonsumsi makanan kaya magnesium, seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum utuh, dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah.

    Ilustrasi pemeriksaan diabetes (freepik)

    3. Vitamin D

    Selain mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin D juga berperan dalam metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.

    Penelitian yang diterbitkan di Cureus mengungkapkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

    Untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah, pastikan Anda mendapatkan cukup vitamin D melalui paparan sinar matahari atau mengonsumsi makanan yang diperkaya, ikan berlemak, dan telur.

    4. Kromium

    Kromium adalah mineral yang penting untuk membantu insulin bekerja secara efektif dan menjaga metabolisme glukosa tetap stabil.

    “Suplemen kromium telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah puasa,” kata Dr. Patil.

    Makanan yang kaya kromium meliputi kacang hijau, brokoli, barley, oat, dan almond.

    Ilustrasi pemeriksaan diabetes (freepik)

    5. Seng

    Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews, seng merupakan mineral yang berperan penting dalam pengendalian gula darah. 

    Walaupun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memperkuat bukti ini, seng diketahui mendukung produksi dan sekresi insulin.

    Makanan kaya seng termasuk daging, kerang, kacang-kacangan, dan biji-bijian. (Tribunhealth.com)

     

  • Menkes Budi Sebut Virus HMPV Mirip Flu Biasa, Tak Mematikan seperti Covid-19 – Halaman all

    Menkes Budi Sebut Virus HMPV Mirip Flu Biasa, Tak Mematikan seperti Covid-19 – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kemunculan informasi wabah HMPV atau Human Metapneumovirus (HMPV).

    Ia menegaskan, HMPV memiliki gejala yang mirip seperti flu biasa dan tidak mematikan seperti Covid-19.

    “Kalau virus baru Covid-19, tubuh manusia belum tahu bagaimana meresponsnya. Akibatnya, kalau menyerang tubuh, tubuh bingung bagaimana merespons Covid-19. Sehingga kemungkinan besar risiko fatalitasnya tinggi. HMPV ini tidak mematikan. Sama seperti flu biasa,” kata dia saat ditemui di Ditjen Tenaga Kesehatan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Ia mengatakan, virus tersebut sudah ada sejak tahun 2001 dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes.

    Berbagai referensi menyatakan, HMPV merupakan virus yang sudah lama ada sehingga respons imun tubuh bisa biasa mengenali dan melawan virus tersebut.

    “Seperti itu (HMPV) supaya tidak panik. Semua orang bisa terkena flu. Kalau daya tahan tubuh  baik, HMPV itu otomatis akan bisa ditahan oleh sistem imun kita,” ungkap dirut Bank Mandiri ini.

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Meski tidak mematikan, Budi pun mengingatkan agar waspada dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat.

    Makan yang cukup, olahraga dan istirahat yang cukup.

    Saat mulai batuk, pilek segeralah beristirahat.

    “Tips-nya 3M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker. Sama seperti Covid-19,” ujar BGS.

    Diketahui, virus HMPV memiliki risiko tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

  • VIDEO HMPV Cepat Menyebar di China: Indonesia Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI dan Pesan Menkes – Halaman all

    VIDEO HMPV Cepat Menyebar di China: Indonesia Perketat Pengawasan di Pintu Masuk RI dan Pesan Menkes – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan situasi wabah Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini sedang merebak di China dan beberapa negara lainnya.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, drg Widyawati MKM, menyampaikan salah satu langkah yang diambil untuk mencegah penyebaran virus tersebut ke Tanah Air adalah dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara. 

    Hal ini dilakukan melalui pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif.”

    “Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” ujar Widyawati di Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

    Kemenkes: Belum Masuk Indonesia

    Lantas, apakah virus HMPV sudah ada di Indonesia? 

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg Widyawati MKM mengungkapkan jika saat ini belum ada laporan kasus virus HMPV di Indonesia.

    “Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia,” ungkap Widyawati pada keterangannya, Minggu (5/1/2024). 

    Walau begitu, pihaknya mengimbau pada masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan. 

    “Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati.

    Sebagai informasi, HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. 

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. 

    Meski begitu, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

    Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. 

    Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan.

    Jangan lupa segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

    Menkes: Masyarakat Jangan Panik

    Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dengan kemunculan informasi wabah HMPV yang kini sedang melanda China.

    Ia menegaskan, HMPV memiliki gejala yang mirip seperti flu biasa dan tidak mematikan seperti Covid19.

    “Kalau virus baru Covid-19, tubuh manusia belum tahu bagaimana meresponsnya. Akibatnya, kalau menyerang tubuh, tubuh bingung bagaimana merespons Covid-19.”

    “Sehingga kemungkinan besar risiko fatalitynya tinggi. HMPV ini tidak mematikan. Sama seperti flu biasa,” kata dia saat ditemui di Ditjen Tenaga Kesehatan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Ia mengatakan, virus tersebut sudah ada sejak tahun 2001 dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

    Berbagai referensi menyatakan, HMPV merupakan virus yang sudah lama ada sehingga respons imun tubuh bisa biasa mengenali dan melawan virus tersebut.

    “Seperti itu (HMPV) supaya tidak panik. Semua orang bisa terkena flu. Kalau daya tahan tubuh  baik, HMPV itu otomatis akan bisa ditahan oleh sistem imun kita,” ujar eks dirut Bank Mandiri ini.

    Meski tidak mematikan, Budi pun mengingatkan agar waspada dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Makan yang cukup, olahraga dan istirahat yang cukup.

    Saat mulai batuk, pilek segeralah beristirahat. “Tips-nya 3M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker. Sama seperti Covid-19,” ujar BGS.

    Diketahui, virus HMPV memiliki risiko tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

    Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

    Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.(Tribunnews/Rina Ayu/Aisyah Nursyamsi)