Topik: penyakit jantung

  • Terungkap Lewat Studi! Golongan Darah Ini Paling Rentan Kena Penyakit Jantung

    Terungkap Lewat Studi! Golongan Darah Ini Paling Rentan Kena Penyakit Jantung

    Jakarta

    Sebuah studi menunjukkan bahwa golongan darah ternyata sangat berkaitan dengan risiko kesehatan, khususnya penyakit jantung dan pembekuan darah.

    Penelitian yang dipublikasikan di American Heart Association, Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology ini melibatkan lebih dari 400 ribu orang. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara gen ABO (yang terdapat pada golongan darah A, B, atau AB) dengan risiko penyakit jantung.

    Risiko Pembekuan Darah Melonjak Drastis

    Temuan paling signifikan adalah terkait pembekuan darah berbahaya di pembuluh darah vena:

    Dibandingkan dengan orang bergolongan darah O, individu dengan golongan darah A atau B memiliki risiko 51 persen lebih tinggi untuk mengalami trombosis vena dalam atau Deep Vein Thrombosis (DVT), yakni terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah vena, terutama di kaki.

    Risiko mengalami emboli paru (gumpalan darah bergerak ke paru-paru) juga 47 persen lebih tinggi pada kelompok A dan B.

    Secara keseluruhan, risiko gabungan terkena serangan jantung dan gagal jantung pada golongan darah A atau B adalah 8 persen hingga 10 persen lebih tinggi dibandingkan golongan darah O.

    Meski demikian, penelitian ini juga mencatat bahwa orang dengan golongan darah A atau B justru memiliki risiko 3 persen lebih rendah untuk mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dibandingkan golongan darah O.

    Cegah Penyakit dengan Gaya Hidup Sehat

    Penulis utama studi, Hilde Groot dari Groningen University, Belanda, menjelaskan bahwa penentuan golongan darah mudah dan berbiaya rendah. Informasi ini dapat digunakan oleh dokter umum dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular yang dipersonalisasi.

    Dr Mary Cushman, yang tidak terlibat dalam studi, menambahkan bahwa orang bergolongan darah A dan B perlu menyadari bahwa operasi, trauma, dan imobilisasi dapat meningkatkan risiko pembekuan darah mereka.

    “Saat ini, kami belum memahami alasan (di balik temuan ini),” kata Dr Cushman. “Tetapi, kami tahu bahwa orang yang bukan bergolongan darah O cenderung memiliki risiko kardiovaskular yang lebih tinggi, sehingga mempertahankan gaya hidup sehat adalah pendekatan terbaik.”

    Gaya hidup sehat yang dimaksud meliputi menjaga berat badan, pola makan sehat, dan berolahraga secara teratur. Ia juga mengingatkan agar pasien golongan non-O tidak perlu terlalu tertekan, melainkan menjadikannya sebagai motivasi untuk lebih berhati-hati dalam mencegah penyakit kardiovaskular.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/up)

  • Tak Melulu Nyeri Dada, Dokter Ungkap Gejala Sakit Jantung yang Muncul di Jari

    Tak Melulu Nyeri Dada, Dokter Ungkap Gejala Sakit Jantung yang Muncul di Jari

    Jakarta

    Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan serius yang seringkali diabaikan. Jika gejala masalah jantung umumnya muncul di dada, rupanya ada gejala lain yang dapat muncul di kuku jari. Kok bisa?

    Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) menjelaskan penyakit jantung memiliki spektrum yang luas. Ia lantas mencontohkan penyakit jantung bawaan, gejalanya dapat bermanifestasi pada anggota tubuh lain, seperti ke kuku jari.

    “Jadi memang penyakit jantung itu, saya bilang spektrumnya luas. Dari kelainan bawaan, sampai penyakit acquired yang didapat,” ucap dr Amin ketika berbincang dengan detikcom.

    “Jadi kalau misalkan kelainan jantung bawaan itu, kadang-kadang bisa memberikan yang, seperti yang Anda bilang tadi, ada manifestnya di kuku. Kenapa itu bisa terjadi? Karena tubuhnya kekurangan oksigen,” sambungnya.

    Perubahan pada kuku yang menandakan adanya masalah jantung dapat dilihat dari bentuk dan perubahan warna. Kuku yang menandakan adanya masalah jantung biasanya lebih melengkung.

    Lalu, kuku orang dengan masalah jantung dapat berubah kebiruan akibat kurangnya oksigen.

    “Jadi di ujung kupu itu seperti ada melengkung, kemudian warnanya juga berubah. Menjadi lebih biru dari biasanya. Namanya cyanosis, kalau istilah dokternya cyanosis. Karena memang jaringan tubuh kekurangan oksigen. Jadi tubuh bereaksi,” tandasnya.

    Sebagai langkah kewaspadaan, berikut ini beberapa gejala umum masalah jantung yang sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter:

    Dada terasa nyeri atau tertekanSesak napas atau napas tidak nyamanNadi tidak beraturanKaki bengkakMudah lelah

    Pemeriksaan juga bisa dilakukan apabila memiliki beberapa faktor risiko penyakit jantung, misalnya riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau adanya penyakit penyerta atau komorbid.

    Beberapa jenis masalah kesehatan yang berkaitan dengan penyakit jantung adalah diabetes dan tekanan darah tinggi. Pada diabetes, dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner secara signifikan.

    Sedangkan, tekanan darah tinggi dapat membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Operasi Jantung Makin Canggih, Tak Perlu Belah Dada-Pemulihan Cuma 4 Hari

    Operasi Jantung Makin Canggih, Tak Perlu Belah Dada-Pemulihan Cuma 4 Hari

    Jakarta

    Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) mengungkapkan teknologi untuk prosedur operasi jantung pada saat ini sudah sangat canggih. Sehingga, sebenarnya tidak perlu ada lagi ketakutan berlebih soal prosedur operasi.

    Salah satu yang sering dilakukan adalah Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS), prosedur operasi jantung dengan sayatan kecil. Prosedur ini dilakukan tanpa membelah tulang dada seperti operasi jantung pada konvensional.

    “Saya rasa kita nggak perlu takut lagi karena jantung kita juga cuma satu Jadi, kalau misalkan ada masalah sama jantung, kemudian kita biarkan berlarut-larut sampai pada titik di mana udah nggak bisa diobati dokternya hands up, yang rugi pasiennya juga gitu ya,” kata dr Amin pada detikcom.

    Karena minim sayatan, prosedur MICS memiliki masa pemulihan yang cepat yaitu sekitar 4-5 hari. Sedangkan, untuk pasien bisa kembali beraktivitas seperti biasa, ini akan bergantung pada kondisi pasien, tapi tetap jauh lebih cepat dibanding operasi jantung lain seperti bypass.

    “Overall kalau seandainya kita open heart (jantung terbuka), jadi operasi jantung konvensional biasa, itu kan patokannya 8 minggu. Kalau dengan minimal invasif, MICS ini kita rata-rata separuhnya ya, sekitar 3-4 minggu ya,” sambungnya.

    Meski bisa kembali beraktivitas kembali, dr Amin tetap menekankan pentingnya modifikasi gaya hidup sehat. Perubahan gaya hidup sehat ini tetap diperlukan sebagai langkah preventif sekunder.

    Harapannya masalah jantung yang ada sebelumnya tidak muncul lagi. Terlebih, gaya hidup sehat sebenarnya juga sudah harus dilakukan sejak sebelum terkena penyakit jantung.

    “Contohnya dia sudah kena serangan jantung, kemudian lakukan tindakan pemasangan ring atau operasi jantung di-bypass coroner. Jadi setelah itu ada perubahan pola hidup yang harus dijalani, itu namanya hubungannya sama prevensi sekunder supaya penyakit yang sudah diidap ini tidak semakin memburuk atau berulang lagi,” kata dr Amin.

    dr Amin menambahkan orang yang sudah menjalani operasi jantung juga sudah bisa berolahraga. Selama melakukan konsultasi dengan baik dan mengonsumsi obat-obatan dengan disiplin, maka olahraga sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan.

    Menurut dr Amin, olahraga adalah salah satu bentuk modifikasi gaya hidup yang sehat.

    “Setelah dilakukan tindakan, pasti olahraga itu bisa kita lakukan lagi sebenarnya. Tapi memang olahraga yang bisa kita lakukan kembali itu dengan berbagai catatan dalam artian bahwa obat-obatan yang selama ini sudah diberikan, jangan dilupakan, tetap harus diminum,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Penyakit Jantung Sering Berakhir Fatal karena Kerap Dianggap Masuk Angin Biasa

    Penyakit Jantung Sering Berakhir Fatal karena Kerap Dianggap Masuk Angin Biasa

    Jakarta

    Mengenal gejala penyakit jantung adalah salah satu langkah awal pencegahan kejadian fatal. Penyakit jantung seringkali tidak terdeteksi dengan baik, sehingga kondisi pasien terlanjur parah dan membutuhkan penanganan serius.

    Beberapa gejala spesifik penyakit jantung biasanya meliputi nyeri dada sebelah kiri, ada penjalaran, mual, muntah, dan keringat dingin. Namun, seringkali juga muncul gejala tidak spesifik seperti lemas yang akhirnya disalahartikan dengan kondisi lain, misalnya masuk angin. Hal ini yang akhirnya memicu keterlambatan penanganan pada pasien.

    “Jadi memang pemahaman di masyarakat kita memang apalagi yang awam, jadi serangan jantung itu seperti angin duduk katanya. Jadi angin duduk, kemudian cuma dikerok. Setelah kerok meninggal, padahal karena sakit jantung,” kata spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) pada detikcom.

    Menurut dr Amin, edukasi terkait penyakit jantung dan gejalanya perlu diperluas lagi. Di negara-negara yang lebih teredukasi, masyarakatnya cenderung lebih peka terhadap kondisi tubuh mereka.

    Jadi, ketika ada gejala penyakit yang muncul, mereka akan langsung memeriksakannya. Apabila benar ada masalah jantung, maka penyakitnya terdeteksi lebih cepat dan penanganan akan lebih mudah.

    Jika gejala muncul berulang kali tanpa ditangani, bisa saja ini berakibat pada kematian.

    “Jadi kadang-kadang mereka sudah begitu sudah periksa dini, sehingga akhirnya terdeteksi dengan secara dini. Tapi kalau misalkan di (negara) kita, kadang-kadang masyarakat kita cuek saja. Oh, ini cuma masuk angin, padahal serangan (jantung), akhirnya dibiarkan,” sambungnya.

    dr Amin menjelaskan setiap serangan muncul, ada sel otot jantung yang mati. Keterlambatan penanganan akhirnya menurunkan fungsi pompa pada jantung.

    Jika fungsi itu terus menurun, pada tahap akhir pasien bisa masuk ke fase gagal jantung. Pada situasi ini, pasien masuk dalam kategori risiko tinggi dan tingkat keberhasilan operasi menjadi lebih rendah.

    “Jadi kalau misalkan kita melakukan operasi pada pasien-pasien dengan fungsi pompa jantung kiri yang sudah di bawah 25 persen, sangat rendah yang kita bilang, itu pasti sudah high risk dan high risk artinya angka keberhasilannya menjadi lebih rendah dari biasanya,” ujar dr Amin.

    “Tapi, kalau misalkan kita memberikan treatment pada saat fungsi pompanya masih bagus, dalam artian bahwa fungsi pompa masih bagus, kemudian kita lakukan operasi, tentunya pasti outcome-nya akan lebih baik,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Pencahayaan di Ruang Operasi Tingkatkan Kualitas dan Keamanan Pasien

    Pencahayaan di Ruang Operasi Tingkatkan Kualitas dan Keamanan Pasien

    JAKARTA – Teknologi pencahayaan di ruang operasi kini semakin maju dengan hadirnya sistem pencahayaan terbaru yang dirancang untuk memberikan visibilitas lebih presisi bagi dokter bedah. Hal ini mendukung kenyamanan tim medis dan mengurangi paparan radiasi bagi pasien.

    Sistem ini menggunakan teknologi LED hemat energi dengan desain ergonomis dan modular, sehingga memudahkan penyesuaian cahaya sesuai kebutuhan operasi. 

    Pencahayaan yang optimal sangat penting untuk mendukung ketepatan tindakan medis, terutama pada operasi dengan durasi panjang, seperti bedah jantung, toraks, dan pembuluh darah.

    Menurut data Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai lebih dari 877 ribu kasus. Pada kondisi berat, seperti penyakit katup jantung parah atau penyumbatan arteri koroner, prosedur bedah memerlukan presisi tinggi dan dukungan teknologi yang handal.

    Keberhasilan operasi sangat bergantung pada kualitas visual dan kenyamanan tim bedah. Operasi jantung dan pembuluh darah sering melibatkan lebih dari satu operator di meja bedah dan posisi kepala operator dapat menutupi area yang sedang dioperasi.

    Oleh karena itu, sistem pencahayaan yang mampu menghilangkan area gelap di balik kepala operator menjadi sangat penting.

    Dräger Indonesia, pelopor internasional di bidang teknologi keselamatan dan medis dengan bangga memperkenalkan New Polaris Surgical Light, sebuah inovasi terbaru dalam pencahayaan ruang operasi. 

    “Kami memahami betapa pentingnya menjaga kualitas pencahayaan di ruang operasi untuk mendukung ketepatan dan kenyamanan tindakan medis,” ungkap Ratna Kurniawati, Managing Director Dräger Indonesia dari keterangan resminya.

    “Melalui kemajuan teknologi medis yang terus dikembangkan, Dräger mempersembahkan New Polaris Surgical Light bagi dunia medis tanah air. Kami ingin menghadirkan solusi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja tenaga medis, tetapi juga memberikan keamanan bagi pasien,” lanjutnya.

    Ketua Perhimpunan Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia (HBTKVI), Dr. dr. Prasetyo Edi, Sp.BTKV, Subsp.VE(K), FIATCVS, S.H., M.H., MBA menjelaskan dalam operasi jantung dan pembuluh darah, biasanya lebih dari satu operator terlibat.

    “Potensinya kepala operator dapat menutupi objek operasi. Dräger memfasilitasi hal ini dengan kemampuan New Polaris Surgical Light dalam mengeliminasi ruang gelap saat cahaya tertutup kepala operator. Fitur tersebut dapat menjadi angin segar bagi komunitas Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia (BTKV) di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang sedang mengembangkan layanan bedah jantung,” jelasnya.

    Bagi pasien, teknologi pencahayaan terbaru ini menawarkan manfaat nyata, terutama dalam pengurangan paparan radiasi berkat efisiensi cahayanya. Dengan Color Rendering Index (Ra) 99, cahaya yang dihasilkan sangat mendekati warna alami jaringan tubuh, sehingga membantu dokter membedakan struktur anatomi dengan lebih akurat.

    Selain itu, fitur gradasi cahaya yang dapat diatur secara bertahap membantu mencegah kelelahan mata operator selama operasi.

    “Kami melihat New Polaris Surgical Light sebagai terobosan penting bagi seluruh operator dan ahli bedah di Indonesia. Produk ini memberikan kemudahan dan kenyamanan selama operasi, terutama bagi kami yang sering menghadapi operasi toraks dan vaskular berdurasi panjang,” kata Dr. dr. Niko Azhari Hidayat, Sp.BTKV., SubspVE(K)., FIATCVS, Sekretaris Jenderal HBTKVI. 

    “Teknologinya menjaga pencahayaan tetap terang, suhu tetap stabil, dan sistem cerdasnya mampu menyesuaikan intensitas sesuai kebutuhan tindakan,” tambahnya.

    Inovasi ini juga mendapatkan pengakuan internasional melalui Red Dot Design Award 2025 kategori Best of the Best Product Design, sebagai apresiasi atas desain dan teknologi yang mengutamakan kebutuhan dokter dan pasien.

    Penghargaan ini menegaskan pentingnya memadukan inovasi teknologi dengan kenyamanan serta keamanan dalam layanan kesehatan.

  • Hasil CKG Ungkap 96 Persen Orang Indonesia Mager, Nggak Heran Obesitas Tinggi

    Hasil CKG Ungkap 96 Persen Orang Indonesia Mager, Nggak Heran Obesitas Tinggi

    Jakarta

    Program cek kesehatan gratis (CKG) yang digagas Kementerian Kesehatan RI sudah dikuti oleh 50,5 juta orang. Meski capaian tersebut memperlihatkan adanya antusiasme warga, data yang diperoleh cukup mengkhawatirkan.

    Dari 50,5 juta orang yang telah menjalani pemeriksaan kesehatan, 96 persen tercatat kurang aktivitas fisik alias malas gerak (mager). Di samping itu warga yang obesitas sentral sebanyak 32,9 persen, overweight dan obesitas 24,4 persen.

    “Data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    Angka ini juga sejalan dengan temuan Kemenkes lewat Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang menemukan sekitar 37,4 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik.

    Masih dari hasil survei yang sama, terdapat empat alasan utama masyarakat Indonesia tidak melakukan aktivitas fisik secara memadai. Sebanyak 48,7 persen menyatakan tidak ada waktu, 32,6 persen mengaku malas, 19,5 persen menyebut sudah lanjut usia, dan 9,8 persen merasa tidak memiliki rekan beraktivitas.

    Kaitan mager dan obesitas

    Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi terhadap obesitas karena menyebabkan ketidakseimbangan, yang terjadi adalah tubuh menyimpan lebih banyak lemak daripada yang dibakar.

    Ketika seseorang tidak aktif, pengeluaran energinya menurun, dan jika asupan kalorinya melebihi pengeluaran rendah ini, kelebihan energi tersebut disimpan sebagai lemak.

    Hal ini menciptakan siklus yang berulang. Kelebihan berat badan dapat semakin mengurangi aktivitas fisik, sehingga lebih sulit menurunkan berat badan dan lebih mungkin menimbulkan masalah kesehatan.

    Kurang gerak bukan cuma memicu obesitas saja. Lebih jauh, tidak rutin olahraga bisa memicu penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung, memicu tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, bahkan kecemasan hingga depresi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Camilan Favorit Orang Indonesia Ini Bisa Cegah Kematian Akibat Sakit Jantung

    Camilan Favorit Orang Indonesia Ini Bisa Cegah Kematian Akibat Sakit Jantung

    Jakarta

    Kacang telah lama dikaitkan dengan kesehatan jantung. Camilan ini bisa membantu melindungi tubuh dari sakit jantung.

    Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana konsumsi kacang-kacangan secara teratur memengaruhi kesehatan jantung seiring waktu. Dikutip dari laman Eating Well, para peneliti tak hanya mengelompokkan semua jenis kacang. Mereka juga mengamat total asupan kacang, termasuk kacang tanah dan selai kacang, ditambah almond, kacang mete, dan kenari secara terpisah untuk melihat apakah ada perbedaan.

    Studi dilakukan oleh para peneliti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Loma Linda. Analisis tersebut melibatkan lebih dari 80.000 orang dewasa dari seluruh AS dan Kanada. Mereka mengisi kuesioner makanan terperinci dan dipantau selama lebih dari satu dekade untuk melihat bagaimana pola makan mereka berhubungan dengan dampak penyakit jantung.

    Orang yang paling banyak mengonsumsi kacang umumnya berusia lebih tua, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan secara keseluruhan lebih sehat. Mereka cenderung lebih sering berolahraga, jarang merokok, mengonsumsi alkohol lebih sedikit, dan lebih banyak makan buah, sayur, dan biji-bijian utuh dibandingkan mereka yang jarang makan kacang. Para peneliti memperhitungkan perbedaan gaya hidup ini dalam menganalisis, tapi para pecinta kacang juga seringkali memiliki kebiasaan lain yang menyehatkan jantung.

    Ketika peneliti membandingkan orang-orang yang makan sedikit kacang-kacangan paling banyak dengan mereka yang makan paling sedikit, mereka menemukan bahwa peserta dengan asupan kacang-kacangan yang lebih tinggi memiliki risiko sekitar 14 persen lebih rendah untuk meninggal akibat kardiovaskular dan 19 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit jantung iskemik.

    Kacang pohon, seperti almond, mete, dan walnut sedikit lebih menonjol daripada kacang tanah. Para peneliti menghubungkan konsumsi lebih banyak kacang pohon dengan risiko kematian kardiovaskular sekitar 17 persen lebih rendah dari risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik 27% lebih rendah dibandingkan dengan orang yang jarang mengonsumsi kacang. Kendati demikian, peneliti mengatakan bahwa kedua kelompok mendapatkan manfaat. Hal tersebut menunjukkan bahwa menambahkan jenis kacang apapun dalam pola makan kemungkinan lebih baik untuk jantung daripada menghindarinya sama sekali.

    Bagaimana Cara Mendapatkan Manfaat Ini?

    Para peneliti menyimpulkan, tak perlu mengubah pola makan secara keseluruhan untuk mendapat potensi manfaatnya. Konsumsi kacang-kacangan dalam jumlah sedang pun dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah. Manfaat terbesar muncul saat kacang-kacangan menggantikan makanan yang kurang menyehatkan jantung, seperti daging merah atau daging olahan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Fakta-Fakta Ibadah Haji 2026: Kuota, Jadwal, hingga Besaran Biaya

    Fakta-Fakta Ibadah Haji 2026: Kuota, Jadwal, hingga Besaran Biaya

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Haji dan Umrah telah mematangkan sejumlah persiapan untuk penyelenggaraan ibadah haji 2026 mulai dari penunjukkan maskapai, asrama hingga penetapan kuota jemaah.

    Adapun, penyelenggaraan ibadah haji pada 2026 ini bakal menjadi yang perdana dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah. Sebelumnya, penyelenggaraan ibadah haji masih di bawah Kementerian Agama (Kemenag).

    Peralihan penyelenggaraan ibadah haji dari Kemenag ke Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 14/2025 tentang Perubahan Ketiga UU No. 8/2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

    Berikut fakta-fakta yang perlu diperhatikan calon jemaah asal Indonesia menjelang penyelenggaraan ibadah haji yang rangkaiannya bakal dimulai pada April 2026.

    Fakta-Fakta Penyelenggaraan Ibadah Haji 2026:

    1. Kuota

    Pemerintah memaparkan bahwa Indonesia mendapatkan kuota haji sejumlah 221.000 jemaah pada 2026 atau musim Haji 1447 Hijriah.

    Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan bahwa jumlah tersebut terdiri dari 203.320 kuota jemaah haji reguler yang ditentukan Pemerintah Arab Saudi.

    “Jumlah kuota sebanyak 221.000, terdiri dari haji reguler sebanyak 203.320 kuota. Reguler murni terdiri dari 201.585, PHD [petugas haji daerah] 1.050, pembimbing KBIHU [kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah] sebanyak 685,” kata Dahnil dalam rapat panitia kerja (panja) Komisi VIII DPR RI di Jakarta pada Senin (27/10/2025).

    Dia melanjutkan, kuota haji khusus yang ditentukan bagi jemaah Tanah Air tahun depan mencapai 17.680. Selain itu, terdapat 525 kloter penerbangan untuk jemaah haji reguler.

    Jawa Timur menjadi provinsi dengan kuota haji terbesar pada 2026 yakni mencapai 42.409 orang. Kemudian, disusul Jawa Tengah dengan kuota mencapai 34.122 orang.

    Di posisi ketiga terbesar ditempati oleh Jawa Barat dengan kuota haji 29.643 orang. Sementara itu, kuota haji di Provinsi DKI Jakarta pada 2026 ditetapkan sebesar 7.819 orang.

    2. Syarat Kesehatan

    Kemenhaj telah merilis daftar penyakit yang tidak memenuhi syarat kemampuan (istitaah) kesehatan haji periode 1447 Hijriah/2026 Masehi.

    Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Mochamad Irfan Yusuf menyampaikan bahwa kebijakan ini ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk memastikan bahwa ibadah haji dilaksanakan oleh jemaah yang secara fisik dan mental benar-benar mampu, sehingga tidak membahayakan diri sendiri maupun jemaah lain.

    “Jenis penyakit dan kondisi yang dinyatakan tidak memenuhi syarat istitaah meliputi gagal fungsi organ vital seperti gagal ginjal yang memerlukan cuci darah rutin, gagal jantung berat, penyakit paru kronis dengan kebutuhan oksigen terus-menerus, dan kerusakan hati berat,” kata Irfan dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    Jemaah calon haji risiko tinggi (risti) di atas kursi roda mengantre untuk naik ke dalam bus di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (19/5/2025).

    Lebih lanjut, persyaratan itu juga mencakup penyakit saraf atau gangguan kejiwaan berat yang mempengaruhi kesadaran aktivitas, lansia dengan demensia, kehamilan berisiko tinggi terutama trimester ketiga, serta penyakit menular aktif seperti tuberculosis (TBC) paru terbuka dan demam berdarah.

    Selain itu, termasuk pula pasien kanker stadium lanjut atau yang sedang menjalani kemoterapi, penyakit jantung koroner dan hipertensi tidak terkontrol, diabetes melitus tidak terkontrol, penyakit autoimun yang tidak terkendali, epilepsi dan stroke serta gangguan mental berat.

    “Calon jemaah dengan kondisi tersebut dipastikan tidak memenuhi syarat kesehatan atau istitaah, dan berpotensi tidak lolos pemeriksaan kesehatan di Indonesia maupun ditolak berangkat atau bahkan dipulangkan oleh otoritas Arab Saudi,” ujar Irfan.

    Irfan menyebut bahwa Kemenhaj akan memperketat pemeriksaan kesehatan jemaah haji sejak tahap awal, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Menurutnya, kebijakan ini merupakan langkah preventif demi menjaga keselamatan, kelancaran dan kekhusyukan ibadah haji bagi seluruh jemaah Indonesia di Tanah Suci.

    3. Jadwal

    Menhaj Irfan Yusuf menyampaikan bahwa rangkaian operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun depan akan dimulai pada 21 April 2026 dengan masuknya jemaah haji di seluruh embarkasi Indonesia.

    “Selanjutnya, pada 22 April 2026 akan dimulai pemberangkatan jemaah haji gelombang pertama menuju Madinah, disusul oleh pemberangkatan gelombang kedua ke Jeddah pada tanggal 7 Mei 2026,” jelasnya.

    Lebih lanjut, penutupan kedatangan jemaah haji di Bandara King Abdulaziz International Airport di Jeddah dijadwalkan pada 21 Mei 2026.

    Irfan lantas menjelaskan bahwa jemaah Tanah Air akan menjalani puncak ibadah haji yakni wukuf di padang Arafah pada 26 Mei 2026.

    “Setelah puncak haji, pemulangan jemaah gelombang pertama akan dimulai pada 1 Juni 2026 dari Jeddah, sedangkan pemulangan gelombang kedua dimulai pada 16 Juni 2026 dari Madinah,” ujarnya.

    Setelah itu, Irfan memperkirakan seluruh operasional pemulangan jemaah haji akan berakhir pada 1 Juli 2026, sekaligus menandai tuntasnya pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji 2026.

    4. Maskapai Haji

    Pemerintah menetapkan dua maskapai yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan Saudia Airlines untuk melayani jemaah haji Indonesia pada musim haji 1447 Hijriah/2026 masehi.

    Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Mochamad Irfan Yusuf menyampaikan bahwa pemerintah telah menyelesaikan proses seleksi penyediaan transportasi udara terhadap tujuh maskapai penerbangan, terdiri dari enam maskapai nasional dan satu maskapai asing dari negara tujuan.

    “Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hanya PT Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines [Saudia] yang memenuhi seluruh persyaratan administratif, teknis, dan operasional yang telah ditetapkan,” ujar Irfan.

    Dia melanjutkan, penetapan kedua maskapai ini dilakukan melalui mekanisme seleksi yang transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

    Kedatangan para jemaah kloter I Embarkasi Palembang, Jumat (13/6/2025) pagi./ Kemenag Sumsel.

    Selain itu, Kemenhaj juga telah menetapkan pembagian operasional penerbangan dari kedua maskapai tersebut.

    Garuda Indonesia akan melayani pengangkutan jemaah haji dan petugas kloter sebanyak 102.502 orang yang berasal dari embarkasi Aceh, Medan, Padang, sebagian Jakarta (Pondok Gede), Banten, Solo, Jogja, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.

    Sementara itu, Saudia akan melayani pengangkutan 101.860 jemaah haji dan petugas kloter dari embarkasi Batam, Palembang, sebagian Jakarta (Pondok Gede), Jakarta (Bekasi), serta Kertajati atau Indramayu, dan Surabaya. 

    “Pembagian ini disusun dengan mempertimbangkan efisiensi rute, ketersediaan armada, serta kapasitas bandara embarkasi masing-masing,” tuturnya.

    Irfan meneruskan, secara keseluruhan, sebanyak 204.362 jemaah haji dan petugas kloter akan diberangkatkan menuju Tanah Suci dalam 525 kelompok terbang melalui 14 bandara embarkasi atau debarkasi haji di Tanah Air.

    5. Biaya Haji Turun

    DPR dan pemerintah resmi memutuskan besaran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2026 sebesar Rp87,4 juta, sedangkan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) atau biaya haji yang ditanggung calon jemaah sebesar Rp54,2 juta.

    Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang dalam rapat kerja penetapan BPIH 2026 bersama Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) di Gedung DPR RI pada hari ini, Rabu (29/10/2025).

    “Biaya perjalanan ibadah haji, bipih, atau yang ditanggung langsung oleh jemaah rata-rata per jemaah sebesar Rp54.193.806.58 atau sebesar 62% dari keseluruhan BPIH,” ujar Marwan.

    Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa besaran bipih 2026 ini turun sebesar Rp1,23 juta dibandingkan dengan bipih 2025 yang sebesar Rp55,43 juta per jemaah.

    Jumlah tersebut akan dialokasikan untuk biaya penerbangan, biaya akomodasi di Makkah, biaya akomodasi di Madinah dan biaya hidup atau living cost jemaah. Marwan tak memerinci besaran masing-masing komponen tersebut.

    Sementara itu, sebanyak Rp33,21 juta atau 38% dari BPIH 2026 di atas akan bersumber dari nilai manfaat pengelolaan keuangan haji.

    Jemaah calon haji mendirikan salat di depan makam Ibrahim, sebagai bagian dari rangkaian umrah wajib pada ibadah haji 1446 Hijriah/2025. Bisnis/Reni Lestari

    Sebelumnya, Wamenhaj Dahnil Anzar menyampaikan BPIH yang diusulkan pemerintah sebesar Rp88,41 juta, dengan bipih sebesar Rp54,92 juta atau setara dengan 62%.

    Dia memerinci, komponen yang dibebankan langsung kepada jemaah haji tersebut terdiri atas biaya penerbangan pulang-pergi dari embarkasi ke Arab Saudi senilai Rp33,1 juta, akomodasi di Makkah sebesar Rp14,65 juta, akomodasi di Madinah sebanyak Rp3,87 juta, serta biaya hidup alias living cost yang dialokasikan Rp3,3 juta.

    Sementara itu, sisa sebanyak 38% dari BPIH alias senilai Rp33,48 juta akan berasal dari nilai manfaat atau dana optimalisasi.

    6. Batas Pelunasan Biaya Haji

    Kemenhaj menjadwalkan pelunasan tahap pertama biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang ditanggung calon jemaah haji reguler dimulai pada 19 November 2025.

    Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Mochamad Irfan Yusuf menyampaikan bahwa pihaknya tengah menanti keputusan presiden (Keppres) tentang penetapan BPIH. Proses pelunasan oleh jemaah akan dimulai usai beleid itu terbit.

    “Pelunasan tahap pertama ini diperuntukkan bagi jemaah haji reguler lunas tunda berangkat, jemaah haji reguler masuk alokasi kuota keberangkatan tahun 2026 Masehi, dan prioritas jamaah haji reguler lanjut usia,” kata Irfan.

    Dia melanjutkan, apabila masih terdapat kuota yang belum terpenuhi saat tahap pertama pelunasan ini rampung, maka pemerintah akan membuka pelunasan tahap kedua.

    Irfan menjelaskan bahwa pelunasan tahap kedua akan diperuntukkan bagi jemaah haji yang mengalami kegagalan pelunasan pada tahap pertama, jemaah haji lanjut usia, jemaah haji penyandang disabilitas, jemaah yang terpisah dengan keluarga, serta jemaah pada urutan berikutnya.

    “Selain pelunasan haji reguler, kami sedang menyiapkan pula pelunasan jemaah haji khusus yang direncanakan dilakukan pada tanggal 11 November 2025,” jelasnya.

    Dia kemudian memaparkan, pelunasan tahap pertama bagi jemaah haji khusus ini akan diperuntukkan bagi jemaah yang masuk alokasi kuota 2026 Masehi, serta jemaah haji khusus prioritas lanjut usia.

  • Sudah 50 Juta Warga RI Ikut CKG, Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Terbanyak

    Sudah 50 Juta Warga RI Ikut CKG, Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Terbanyak

    Jakarta

    Sudah ada lebih dari 50 juta warga di Indonesia yang mengikuti cek kesehatan gratis. Dari total 53,6 juta pendaftar, sebanyak 50,5 juta orang sudah melakukan pemeriksaan.

    Data ini dihimpun dari laporan Kemenkes RI periode 10 Februari hingga 4 November 2025.

    Rinciannya, 34,3 juta peserta mengikuti CKG umum dan 16,2 juta peserta mengikuti CKG sekolah.

    Kurang aktivitas fisik dan obesitas masih menjadi masalah yang kerap ditemukan.

    Berdasarkan data per akhir Oktober 2025, hampir 96 persen peserta CKG dewasa dilaporkan kurang aktivitas fisik, diikuti dengan karies gigi (41,9 persen), obesitas sentral (32,9 oersen), serta overweight dan obesitas (24,4 persen).

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan temuan tersebut menjadi alarm serius.

    “Data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Rabu (5/11).

    “Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” tambahnya.

    Hasil pemeriksaan CKG juga mengungkap tantangan pada berbagai kelompok usia:

    Bayi baru lahir:

    risiko kelainan saluran empedu (18,6 persen)berat badan lahir rendah (6,1 persen)penyakit jantung bawaan kritis (5,5 persen).

    Balita dan anak prasekolah:

    gigi tidak sehat (31,5 persen)stunting (5,3 persen)wasting (3,8 persen).

    Remaja dan pelajar:

    aktivitas fisik kurang (60,1 persen)karies gigi (50,3 persen)anemia (27,2 persen).

    Lansia:

    kurang aktivitas fisik (96,7 persen)hipertensi (37,7 persen).

    Temuan ini menunjukkan masalah kurangnya aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat telah muncul sejak usia muda dan berlanjut hingga lanjut usia.

    Menkes menegaskan hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat program promotif dan preventif, serta menjadi dasar dalam perumusan kebijakan baru di bidang kesehatan masyarakat.

    “Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujar Budi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video CKG Capai 50,5 Juta Peserta: Hampir 96% Dewasa Kurang Aktivitas Fisik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Dick Cheney, Wapres AS Era George W Bush Meninggal Dunia

    Dick Cheney, Wapres AS Era George W Bush Meninggal Dunia

    Jakarta

    Wakil Presiden (Wapres) ke-46 Amerika Serikat (AS) Dick Cheney meninggal dunia. Wapres era Presiden George W Bush itu meninggal dunia di usia 84 tahun.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (4/11/2025), kabar meninggalnya Cheney diungkapkan keluarga kepada media AS. Keluarga menyampaikan mantan anggota kongres dan menteri pertahanan itu meninggal karena komplikasi pneumonia serta penyakit jantung dan pembuluh darah.

    “Selama puluhan tahun, Dick Cheney mengabdi kepada negara kita, termasuk sebagai Kepala Staf Gedung Putih, Anggota Kongres Wyoming, Menteri Pertahanan, dan Wakil Presiden Amerika Serikat,” tambahnya.

    Cheney adalah wakil presiden ke-46, menjabat era Presiden George W. Bush selama dua periode antara tahun 2001 dan 2009. Cheney dianggap sebagai salah satu wakil presiden paling berkuasa dalam sejarah AS, seorang tokoh Machiavellian yang memiliki pengaruh besar di balik layar.

    Lahir di Lincoln, Nebraska, pada tanggal 30 Januari 1941, Cheney tumbuh besar di negara bagian Wyoming bagian barat yang jarang penduduknya. Ia kuliah di Universitas Yale tetapi keluar dari sekolah bergengsi di Pantai Timur itu dan akhirnya memperoleh gelar dalam ilmu politik di Universitas Wyoming di kampung halamannya.

    Sebagai pendukung setia Partai Republik, Cheney terjun ke dunia politik pada tahun 1978, memenangkan kursi Wyoming di DPR dan mempertahankannya selama dekade berikutnya.

    Sebagai wakil presiden, Cheney membawa ideologi neo-konservatifnya ke Gedung Putih dan memainkan peran yang lebih besar dalam membuat keputusan kebijakan utama daripada kebanyakan pendahulunya dalam jabatan tersebut.

    Cheney secara luas dipandang sebagai salah satu kekuatan pendorong di balik keputusan untuk menginvasi Irak setelah serangan 11 September 2001 oleh Al-Qaeda di New York dan Washington.

    (whn/azh)