Topik: penyakit jantung

  • Menyelami Hikmah Kesehatan di Balik Ibadah Ramadan hingga Fenomena Diet Intermittent Fasting

    Menyelami Hikmah Kesehatan di Balik Ibadah Ramadan hingga Fenomena Diet Intermittent Fasting

    Puasa, terutama puasa Ramadan, adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki dimensi spiritual dan fisik. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt, puasa juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh manusia. 

    Ilmu medis modern telah mengungkap banyak hikmah kesehatan yang terkandung  dalam praktik puasa, yang sejalan dengan ajaran Islam. Tulisan ini akan mengulas relevansi puasa dengan ilmu medis, serta bagaimana ibadah ini tidak hanya mendekatkan kita kepada Allah, tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan kita. 

    Puasa dan Detoksifikasi Tubuh 

    Salah satu manfaat puasa yang paling dikenal dalam ilmu medis adalah proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dari tubuh. Selama berpuasa, tubuh tidak menerima asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 12-14 jam. Hal ini memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat dan memfokuskan energi pada proses pembersihan tubuh. 

    Dr. Joel Fuhrman, seorang ahli gizi dan penulis buku “Fasting and Eating for Health”,  menjelaskan bahwa puasa memungkinkan tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan toksin yang menumpuk. Proses ini dikenal sebagai autofagi, di mana sel-sel tubuh membersihkan diri dari komponen yang tidak diperlukan. Autofagi bahkan dikaitkan  dengan pencegahan penyakit degeneratif seperti kanker dan Alzheimer. 

    Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an: 

    وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

    “Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)

    Ayat ini mengisyaratkan bahwa puasa memiliki manfaat yang besar, termasuk bagi kesehatan, yang mungkin belum sepenuhnya kita pahami. 

    Puasa dan Keseimbangan Metabolisme 

    Puasa juga membantu menyeimbangkan metabolisme tubuh. Saat berpuasa, tubuh beralih dari menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama menjadi menggunakan lemak yang tersimpan. Proses ini disebut ketosis, yang membantu menurunkan berat badan dan mengurangi risiko obesitas, diabetes tipe 2, serta penyakit kardiovaskular. 

    Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition and Metabolism menunjukkan bahwa puasa intermiten (seperti puasa Ramadan) dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam  darah. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW: 

    وَصُومُوا تَصِحُّوا

    “Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat.” (HR. Ath-Thabrani) 

    Puasa dan Kesehatan Mental 

    Tidak hanya bermanfaat bagi fisik, puasa juga memiliki dampak positif bagi kesehatan mental. Puasa melatih kita untuk mengendalikan emosi, meningkatkan kesabaran, dan mengurangi stres. Saat berpuasa, tubuh melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan perasaan bahagia dan ketenangan. 

    Selain itu, puasa juga merangsang produksi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), protein yang berperan dalam pertumbuhan dan perlindungan sel-sel saraf. Peningkatan BDNF dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif, memori, dan penurunan risiko depresi. 

    Allah SWT berfirman:

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

    “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183) 

    Takwa tidak hanya mencakup ketakwaan spiritual, tetapi juga pengendalian diri secara mental dan emosional, yang dilatih melalui puasa. 

    Melihat begitu besar manfaat puasa apabila dilihat dari segi medis, kini banyak orang  baik di kalangan selebritis, influencer, maupun masyarakat umum yang menerapkan diet dengan konsep yang hampir menyerupai puasa yang dilakukan oleh umat Islam, yakni diet intermittent fasting (IF) menjadi tren di kalangan masyarakat global, termasuk di Indonesia. 

    Pola makan ini mengatur waktu makan dan puasa secara bergantian, dengan jendela makan tertentu, misalnya 8 jam makan dan 16 jam puasa (16:8). Menariknya, prinsip dasar dari intermittent fasting ini memiliki banyak kesamaan dengan puasa dalam Islam, terutama dalam hal manfaat kesehatan fisik dan mental. 

    Kesamaan Prinsip dan Manfaat Kesehatan 

    Meskipun puasa Ramadan dilandasi oleh perintah agama, sementara intermittent fasting lebih bersifat gaya hidup atau pola diet, keduanya menunjukkan manfaat kesehatan yang serupa. Keduanya membatasi waktu makan, memaksa tubuh untuk beradaptasi dengan pola konsumsi yang teratur dan terkontrol. 

    Studi medis modern menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat menurunkan berat badan,  meningkatkan sensitivitas insulin, menstabilkan kadar gula darah, dan mengurangi  risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 serta penyakit jantung. 

    Manfaat ini sejajar dengan yang ditemukan dalam praktik puasa Ramadan. Saat tubuh berada  dalam keadaan berpuasa, proses autofagi—seperti yang dijelaskan sebelumnya— dipercepat, membantu menghilangkan sel-sel rusak dan memperbaiki fungsi organ  vital.

    Intermittent Fasting: Ilmu Pengetahuan Menguatkan Ajaran Agama 

    Fenomena intermittent fasting menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan modern semakin menguatkan kebijaksanaan yang sudah diajarkan oleh agama Islam sejak ribuan tahun yang lalu. Puasa tidak hanya bertujuan untuk mencapai takwa, tetapi juga mengoptimalkan kesehatan tubuh. 

    Rasulullah SAW sendiri dikenal menjalani pola makan teratur, dengan tidak berlebihan dalam konsumsi makanan dan mengatur waktu makan secara bijak—sebuah praktik yang kini didukung oleh sains modern. 

    Baik puasa Ramadan maupun intermittent fasting mengajarkan pentingnya keseimbangan—bukan hanya dalam pola makan, tetapi juga dalam kehidupan secara  keseluruhan. Disiplin dalam mengatur waktu makan, menjaga kualitas makanan yang  dikonsumsi, hingga melatih kesabaran dalam menghadapi rasa lapar, semuanya merupakan latihan pengendalian diri yang dapat membawa dampak positif dalam  kehidupan sehari-hari. 

    Sebagai penutup, fenomena intermittent fasting seharusnya tidak hanya dianggap sebagai tren kesehatan semata, melainkan juga sebagai pengingat akan hikmah luar biasa yang terkandung dalam ibadah puasa. Puasa, dalam berbagai bentuknya, membawa manfaat menyeluruh yang mencakup fisik, mental, dan spiritual, yang seharusnya menjadi bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. 

    *Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Hati-hati! Ini 10 Makanan yang Bisa Memicu Stroke

    Hati-hati! Ini 10 Makanan yang Bisa Memicu Stroke

    Jakarta, Beritasatu.com – Komedian Mat Solar telah mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 22.30 WIB akibat strok atau stroke yang dideritanya.

    Komedian legendaris kelahiran 1962 ini telah bertahun-tahun berjuang melawan stroke yang dialaminya sejak 2015 dan selalu melakukan perawatan rutin.

    Pola hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, termasuk stroke. Banyak orang sering mengabaikan tanda-tanda awal gangguan kesehatan ini, padahal stroke bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.

    Tanpa mengubah gaya hidup yang lebih baik, risiko terkena penyakit ini semakin besar, bahkan di usia muda sekali pun.

    Untuk itu, mulai mengubah gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan sehat sangatlah penting. Berikut ini 10 makanan yang harus dihindari karna bisa menyebabkan stroke, dikutip dari laman Health, Selasa (18/3/2025).

    Makanan Penyebab Stroke

    1. Daging merah

    Daging merah, seperti daging sapi, kambing, dan babi mengandung banyak lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat.

    Jika dikonsumsi berlebihan, kolesterol akan menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkan penyempitan arteri yang dapat memicu stroke. Sebagai alternatif, pilihlah daging putih, seperti ayam atau ikan yang lebih sehat dan rendah lemak.

    2. Daging olahan

    Daging olahan mengandung kadar natrium yang sangat tinggi karena melalui proses pengawetan dengan garam dan bahan kimia lainnya, seperti nitrit.

    Natrium yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah naik dan menjadi faktor utama penyebab stroke. Selain itu, bahan pengawet dalam daging olahan dapat merusak pembuluh darah jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

    3. Makanan cepat saji

    Makanan cepat saji biasanya mengandung banyak lemak jenuh, lemak trans, serta kadar garam yang tinggi.

    Lemak trans adalah jenis lemak yang sangat berbahaya karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik. Hal ini bisa memperbesar risiko penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke.

    4. Makanan kalengan

    Makanan dalam kaleng sering kali mengandung kadar garam yang tinggi agar lebih awet. Konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah, memperberat kerja jantung, serta pembuluh darah.

    5. Camilan kemasan

    Makanan ringan kemasan dan kue kering umumnya mengandung lemak trans, serta gula dalam jumlah tinggi. Lemak trans berkontribusi terhadap peningkatan kolesterol jahat yang menjadi salah satu pemicu stroke.

    6. Makanan manis

    Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Minuman manis, seperti soda dan teh kemasan juga sering kali mengandung fruktosa tinggi, bisa menyebabkan tekanan darah naik dan mengganggu metabolisme tubuh.

    7. Gorengan

    Gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang dapat menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.

    Selain itu, minyak yang digunakan untuk menggoreng sering kali dipakai berulang kali, sehingga mengandung zat karsinogenik yang berbahaya bagi tubuh. Mengonsumsi makanan dengan metode yang lebih sehat, seperti direbus, dikukus, atau dipanggang adalah pilihan yang lebih baik.

    8. Makanan beku (frozen food)

    Makanan beku biasanya mengandung garam, pengawet, dan lemak dalam jumlah tinggi. Kandungan ini dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol yang berkontribusi terhadap penyakit stroke.

    Jika mengonsumsi makanan beku, pastikan untuk memilih yang rendah garam dan perhatikan kandungan nutrisinya.

    9. Mentega dan margarin

    Mentega dan margarin mengandung lemak jenuh dan lemak trans dalam jumlah tinggi. Lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

    Sebagai pengganti, gunakanlah minyak zaitun atau minyak kelapa murni yang lebih sehat untuk memasak.

    10. Alkohol

    Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang berbahaya.

    Selain itu, alkohol juga bisa merusak fungsi hati dan meningkatkan kadar lemak dalam darah, yang mana berkontribusi pada penyumbatan pembuluh darah dan risiko stroke.

    Jika ingin minum alkohol, sebaiknya batasi konsumsi kurang dari tujuh gelas per minggu untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah yang bisa terhindar dari stroke.

  • Kebiasaan Sehat yang Bisa Cegah Gagal Ginjal, Termasuk Rutin Minum Air Putih

    Kebiasaan Sehat yang Bisa Cegah Gagal Ginjal, Termasuk Rutin Minum Air Putih

    Jakarta

    Gagal ginjal merupakan penyakit kronis yang bisa menyerang siapa saja, termasuk anak muda. Banyak faktor yang menjadi penyebab gagal ginjal, sehingga tindakan preventif sejak dini perlu dilakukan.

    Dikutip dari Healthline dan Medical News Today, ginjal sendiri memiliki peran yang vital dalam tubuh. Organ tersebut menyaring produk limbah, kelebihan air, dan kotoran lain dari darah. Produk limbah ini disimpan di kandung kemih dan kemudian dikeluarkan melalui urine.

    Hal ini membuat menjaga kesehatan ginjal sangat penting dilakukan. Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan yang bisa dilakukan secara rutin agar ginjal tetap sehat.

    1. Hidup Aktif dan Bugar

    Menjaga kesehatan ginjal bisa dimulai dengan menghindari sedentary lifestyle atau gaya hidup bermalas-malasan. Mulailah untuk berolahraga secara teratur untuk menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    Olahraga teratur juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung yang keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal.

    2. Batasi Asupan Gula

    Sudah saatnya mulai membatasi asupan gula dalam tubuh. Mereka yang memiliki kadar gula tinggi dapat mengalami kerusakan ginjal.

    Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa (gula) dalam darah, ginjal dipaksa bekerja ekstra keras untuk menyaring darah. Jika terus-menerus bekerja keras selama bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang dapat mengancam jiwa.

    3. Mengontrol Tekanan Darah

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Terlebih jika tekanan darah tinggi terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lain seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi.

    4. Menjaga Berat Badan Ideal

    Mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih berisiko untuk merusak ginjal. Hal ini karena seseorang dengan berat badan tidak ideal lebih rentan mengalami diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.

    5. Rutin Minum Air Putih

    Menjaga tubuh tetap terhidrasi juga tak kalah pentingnya. Pasalnya, asupan air yang cukup dapat membantu menyehatkan ginjal. Air membantu membersihkan natrium dan racun dari ginjal, serta menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    (dpy/kna)

  • Tak Hanya Strok, Ternyata Mat Solar Juga Punya Riwayat Penyakit Ini

    Tak Hanya Strok, Ternyata Mat Solar Juga Punya Riwayat Penyakit Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Mat Solar, aktor legendaris yang dikenal lewat perannya sebagai Bajuri dalam sinetron “Bajaj Bajuri”, meninggal dunia di usia 62 tahun pada Senin (17/3/2025). Sosoknya begitu melekat di hati para penggemar sebagai karakter suami sederhana dan jenaka yang mengendarai bajaj biru dalam kehidupan sehari-harinya.

    Namun, di balik senyum dan candaannya di layar kaca, ternyata dia harus menghadapi perjuangan panjang melawan berbagai penyakit serius.

    Sebelum berpulang, Mat Solar diketahui menderita strok sejak 2017. Kondisi ini membuatnya harus menjalani perawatan intensif dan mengubah gaya hidupnya secara drastis.

    Strok yang dialaminya berdampak pada mobilitas dan kemampuannya beraktivitas, memaksanya untuk lebih banyak beristirahat. Namun, ternyata bukan hanya strok yang mengganggu kesehatannya.

    Mat Solar juga memiliki riwayat penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kedua kondisi ini merupakan faktor risiko utama yang dapat memicu terjadinya strok, serangan jantung, dan berbagai komplikasi kesehatan lainnya jika tidak dikelola dengan baik.

    Kisah Mat Solar menjadi pengingat bagi banyak orang akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama dalam mengelola penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Penyakit-penyakit ini sering kali berkembang tanpa disadari dan baru terdeteksi ketika sudah menimbulkan komplikasi yang serius.

    Oleh karena itu, kesadaran akan pola hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin, serta penanganan medis yang tepat sangatlah penting untuk mencegah dampak yang lebih parah di kemudian hari.

    Diabetes dan Gejalanya

    Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi akibat gangguan metabolisme gula dalam tubuh. Penyakit ini menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi, yang jika tidak dikontrol dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, termasuk gangguan saraf, gangguan ginjal, hingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Beberapa gejala umum diabetes seperti berikut ini, dikutip dari Healthline, Selasa (18/3/2025).

    1. Sering merasa haus dan lapar

    Kadar gula darah tinggi menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan sehingga penderita mudah merasa haus. Selain itu, meskipun gula dalam darah tinggi, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakannya dengan baik sebagai sumber energi, sehingga muncul rasa lapar yang berlebihan.

    2. Sering buang air kecil

    Tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui urine, sehingga frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari.

    3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

    Ketika sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi dari glukosa, tubuh mulai memecah lemak dan otot untuk dijadikan sumber energi alternatif, menyebabkan berat badan menurun drastis.

    4. Mudah lelah dan lemas

    Kurangnya glukosa di dalam sel menyebabkan tubuh kekurangan energi, membuat penderita sering merasa lelah.

    5. Luka yang sulit sembuh

    Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan sistem kekebalan tubuh, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat.

    6. Penglihatan kabur

    Diabetes dapat menyebabkan retinopati diabetik, yaitu gangguan pada pembuluh darah mata yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan baik.

    Hipertensi dan Gejalanya

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah dalam arteri meningkat secara terus-menerus. Penyakit ini sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya sering tidak terdeteksi hingga terjadi komplikasi serius seperti serangan jantung atau strok. Berikut ini beberapa gejala hipertensi yang perlu diwaspadai.

    1. Sakit kepala

    Biasanya terjadi di bagian belakang kepala, terutama pada pagi hari.

    2. Pusing dan vertigo

    Rasa pusing yang bisa mengganggu keseimbangan.

    3. Penglihatan kabur

    Tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah mata, menyebabkan gangguan penglihatan.

    4. Nyeri dada

    Jika hipertensi sudah mempengaruhi jantung, penderita bisa mengalami nyeri dada.

    5. Detak jantung tidak teratur

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan perubahan pada ritme jantung.

    6. Sesak napas

    Bisa terjadi akibat jantung yang bekerja terlalu keras atau karena adanya cairan di paru-paru.

    Kaitan Antara Diabetes, Hipertensi, dan Strok

    Diabetes dan hipertensi sering kali terjadi bersamaan dan saling memperburuk kondisi satu sama lain. Penderita diabetes lebih rentan mengalami hipertensi karena kadar gula darah tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih kaku dan sempit. Tekanan darah yang meningkat semakin memperburuk kondisi tersebut, meningkatkan risiko serangan jantung dan strok.

    Pada kasus Mat Solar, strok yang dialaminya bisa jadi merupakan komplikasi dari kombinasi diabetes dan hipertensi yang dia derita. Kerusakan pembuluh darah akibat kedua penyakit ini membuat aliran darah ke otak menjadi tidak lancar, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

    Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

    Karena diabetes dan hipertensi bisa menyebabkan komplikasi serius, penting bagi siapa saja yang memiliki risiko atau sudah didiagnosis dengan salah satu atau kedua penyakit ini untuk menjalani gaya hidup sehat.

    Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, mengontrol berat badan, mengelola stres, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

    Kisah Mat Solar menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi mengalami diabetes dan hipertensi. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dan dikelola dengan baik jika menjalani gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter.

  • Kemenkes Ungkap Lebih dari 777 Ribu Warga RI Ikut Cek Kesehatan Gratis

    Kemenkes Ungkap Lebih dari 777 Ribu Warga RI Ikut Cek Kesehatan Gratis

    Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat bahwa hingga 16 Maret 2025, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah menarik lebih dari 777 ribu pendaftar dari 9.285 Puskesmas di 502 kabupaten/kota dan 38 provinsi di seluruh Indonesia.

    Pencapaian ini mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap layanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Selama periode 10 Februari hingga 15 Maret 2025, tercatat 20 kabupaten/kota dengan tingkat kehadiran tertinggi. Kabupaten Lamongan menempati posisi pertama dengan 27.284 peserta, diikuti oleh Mojokerto dengan 24.361 peserta, serta Kota Semarang dengan 19.997 peserta.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa Cek Kesehatan Gratis merupakan salah satu inisiatif kesehatan terbesar yang pernah dilaksanakan Kementerian Kesehatan RI. Program ini ditargetkan untuk menjangkau lebih dari 280 juta masyarakat Indonesia, dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan secara menyeluruh.

    Melalui Program ini, masyarakat dapat mengakses berbagai layanan pemeriksaan kesehatan, mulai dari skrining penyakit jantung dan kanker hingga pemeriksaan kesehatan mental. Secara khusus, program ini memberikan perhatian lebih kepada ibu hamil dan balita dengan pemeriksaan dini untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak awal.

    “Khususnya bagi ibu hamil dan Balita, program ini menyediakan pemeriksaan kesehatan yang sangat penting untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini,” ujar Menkes dikutip dari laman Kemenkes RI, (17/3).

    CKG disusun berdasarkan siklus hidup masyarakat dan berfokus pada tiga momentum utama: ulang tahun, sekolah, serta pemeriksaan khusus bagi ibu hamil dan balita. Sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025, pemeriksaan bagi masyarakat usia 0-16 tahun dan 18 tahun ke atas dilakukan sesuai tanggal ulang tahun masing-masing individu.

    Mulai Juli 2025, CKG akan diperluas ke lingkungan sekolah, menyasar anak usia 7-17 tahun guna memastikan pemeriksaan kesehatan rutin bagi siswa. Sementara itu, pemeriksaan untuk ibu hamil dan balita akan dilakukan di Puskesmas dan Posyandu, mencakup skrining hormon, deteksi penyakit jantung bawaan, pemeriksaan gigi, serta kesehatan mata, telinga, dan tekanan darah.

    Untuk orang dewasa dan lansia, program ini menitikberatkan pada pemeriksaan risiko stroke, kanker, serta kesehatan mental dan fisik. Selain itu, CKG juga mencakup skrining kesehatan jiwa sejak usia sekolah dasar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental.

    Program Cek Kesehatan Gratis juga mencakup skrining kesehatan jiwa yang menyasar mulai dari tingkat SD.

    “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental yang sering kali terabaikan,” ucap Menkes.

    Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menyampaikan bahwa target pemeriksaan CKG akan terus ditingkatkan. Saat ini, Kemenkes menargetkan 50 ribu pemeriksaan per hari, yang diharapkan dapat meningkat menjadi 100 ribu, hingga mencapai 300 ribu pemeriksaan per hari guna mencapai 100 juta pemeriksaan setiap tahunnya.

    “Lamongan, Mojokerto, Semarang, Jember, Demak berhasil karena ada instruksi kepala daerahnya jelas, kemudian data-data nya juga bagus, ada data yang diberikan dari pimpinan wilayah, Kades atau Lurah,” ujar Bima.

    (suc/suc)

  • Pemeriksaan Kesehatan Gratis Capai 777.000 Peserta di 502 Kabupaten dan Kota

    Pemeriksaan Kesehatan Gratis Capai 777.000 Peserta di 502 Kabupaten dan Kota

    “Khusus bagi ibu hamil dan balita, program ini menyediakan pemeriksaan penting, termasuk deteksi dini masalah kesehatan,” ujar Budi.

    Ia menjelaskan, program PKG dirancang mengikuti siklus hidup masyarakat, dengan tiga fokus utama, yaitu ulang tahun, lingkungan sekolah, serta pemeriksaan bagi ibu hamil dan balita. Sejak peluncurannya pada 10 Februari 2025, pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat usia 0-16 tahun dan 18 tahun ke atas dilakukan sesuai tanggal ulang tahun masing-masing.

    Pada Juli 2025, PKG akan diperluas ke lingkungan sekolah, menyasar anak usia 7-17 tahun guna memastikan pemeriksaan kesehatan rutin bagi siswa. Di sisi lain, pemeriksaan bagi ibu hamil dan balita akan dilakukan di Puskesmas dan Posyandu, meliputi skrining hormon, deteksi penyakit jantung bawaan, pemeriksaan gigi, kesehatan mata, telinga, serta tekanan darah.

    Untuk masyarakat dewasa dan lanjut usia, program ini berfokus pada pemeriksaan risiko stroke, kanker, serta kesehatan fisik dan mental. Selain itu, PKG juga mencakup skrining kesehatan jiwa yang dimulai dari tingkat sekolah dasar.

    “Program PKG kini mencakup skrining kesehatan jiwa yang menyasar tingkat SD. Ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental, yang kerap terabaikan,” ujar Budi.

    Budi berharap pemerintah daerah dapat mempercepat pelaksanaan PKG dengan memanfaatkan anggaran daerah, termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non-fisik. “Kami mendorong agar daerah segera memanfaatkan DAK untuk memperluas cakupan program ini,” katanya. (*)

  • Waspada, 1 Kaleng Soda Sehari Risiko Kanker Mulut Naik 5 Kali Lipat

    Waspada, 1 Kaleng Soda Sehari Risiko Kanker Mulut Naik 5 Kali Lipat

    Jakarta, Beritasatu.com – Kanker mulut bisa mengintai siapa saja, dan kebiasaan sederhana seperti minum satu kaleng soda manis per hari ternyata bisa meningkatkan risikonya hingga lima kali lipat. Temuan ini berasal dari studi terbaru di Amerika Serikat yang menganalisis lebih dari 160.000 perempuan dan menemukan bahwa konsumsi minuman manis secara rutin berhubungan dengan lonjakan signifikan dalam kasus kanker mulut.

    Para peneliti mengungkap bahwa perempuan yang minum minuman manis setiap hari memiliki peluang hampir lima kali lebih besar terkena kanker mulut dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsinya kurang dari satu kali dalam sebulan. 

    “Fakta ini mengejutkan, terutama karena peningkatan risiko tetap ada bahkan pada perempuan yang tidak merokok atau mengonsumsi alkohol, dua faktor yang sebelumnya dianggap sebagai penyebab utama kanker mulut,” tulis Dailymail, Minggu (16/3/2025). 

    Mekanisme pasti bagaimana minuman manis meningkatkan risiko kanker mulut masih terus diteliti. Namun, para ilmuwan menduga bahwa kandungan gula tinggi, terutama sirup jagung tinggi fruktosa yang banyak digunakan sebagai pemanis, dapat mengganggu keseimbangan bakteri di mulut, menyebabkan peradangan kronis, dan memicu perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker.

    Dalam studi yang berlangsung selama 30 tahun, tercatat 124 kasus kanker mulut, dengan mayoritas terjadi pada individu yang mengonsumsi minuman manis secara rutin. Yang lebih mengkhawatirkan, peningkatan kasus ini juga terjadi di kalangan non-perokok, yang sebelumnya dianggap memiliki risiko lebih rendah.

    Menurut Dailymail, kasus kanker mulut memang terus meningkat di berbagai negara. Di Inggris, misalnya, sekitar 12.500 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Laporan dari Oral Health Foundation menunjukkan bahwa pada tahun 2023, angka kematian akibat kanker mulut mencapai 3.637 orang, meningkat 61 persen dibandingkan satu dekade sebelumnya. Faktor seperti sulitnya akses ke layanan kesehatan gigi turut berkontribusi pada keterlambatan diagnosis, yang memperburuk peluang kesembuhan.

    Mengurangi konsumsi gula dapat menjadi langkah sederhana untuk menekan risiko kanker mulut. Layanan Kesehatan Inggris (NHS) merekomendasikan batas konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 30 gram per hari. Sebagai perbandingan, satu kaleng soda ukuran 330 ml bisa mengandung lebih dari 35 gram gula, melebihi batas harian yang disarankan.

    Selain meningkatkan risiko kanker mulut, konsumsi gula berlebihan juga berkontribusi terhadap obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Dengan temuan ini, para peneliti berharap adanya kebijakan yang lebih ketat untuk mengurangi konsumsi gula dalam pola makan modern guna menekan risiko berbagai penyakit serius di masa depan.

  • 7 Cara Sederhana Menjaga Ginjal Agar Tetap Sehat

    7 Cara Sederhana Menjaga Ginjal Agar Tetap Sehat

    Jakarta

    Ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di kedua sisi tulang belakang, di bawah tulang rusuk. Meski berukuran kecil, organ ini memiliki banyak fungsi penting.

    Tugas utama ginjal yaitu menyaring racun, kotoran, dan limbah lain dari dalam darah untuk dikeluarkan dari tubuh melalui urine. Selain itu, ginjal juga berperan dalam produksi hormon, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, menjaga kestabilan tekanan darah, dan lain sebagainya.

    Karenanya, penting untuk senantiasa menjaga kesehatan ginjal. Ginjal yang bermasalah atau rusak dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap sejumlah penyakit kronis yang menurunkan kualitas hidupnya.

    Kabar baiknya, menjaga kesehatan ginjal tidak sulit untuk dilakukan. Dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat, kesehatan ginjal dapat terjaga dan terhindar dari risiko penyakit.

    Dikutip dari Healthline, berikut beberapa cara menjaga kesehatan ginjal yang bisa dipraktikkan.

    1. Olahraga Secara Teratur

    Olahraga tidak hanya membantu mengecilkan perut atau lingkar pinggang saja. Olahraga yang teratur juga dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    Tak hanya itu, olahraga juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal.

    Olahraga untuk menjaga kesehatan ginjal tidak harus dengan pergi ke gym atau melakukan latihan yang berat. Berjalan, berlari, bersepeda, dan bahkan menari dapat menjadi aktivitas fisik untuk membantu menjaga kesehatan ginjal. Kuncinya adalah menemukan kegiatan yang disenangi, sehingga lebih mudah melakukannya dan memperoleh hasil yang diinginkan.

    2. Menjaga Kadar Gula Darah

    Orang dengan kadar gula darah tinggi, atau mengidap diabetes, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kerusakan ginjal. Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dalam darah, ginjal dipaksa bekerja ekstra keras untuk menyaring darah.

    Jika ginjal terus-menerus bekerja keras selama bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam nyawa.

    Dengan mengelola kadar gula darah, seseorang dapat mengurangi risiko mengalami kerusakan ginjal.

    3. Pantau Tekanan Darah

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Jika tekanan darah tinggi terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lain, seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, dampaknya pada tubuh bisa signifikan.

    Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Mengadopsi pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu menjaga tekanan darah tidak melebihi batas normal.

    4. Menjaga Berat Badan Ideal

    Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas berisiko mengalami sejumlah kondisi kesehatan yang dapat merusak ginjal, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga penyakit ginjal.

    Pola makan seimbang yang rendah garam, daging olahan, dan makanan lain yang merusak ginjal dapat membantu mengurangi risiko kerusakan ginjal. Fokuslah pada konsumsu bahan-bahan segar yang secara alami rendah garam, seperti kembang kol, blueberry, ikan, biji-bijian utuh, dan lain sebagainya.

    5. Minum Air yang Cukup

    Tubuh perlu terhidrasi dengan baik agar ginjal dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Air membantu membersihkan garam dan racun dari ginjal, serta menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    Usahakan untuk setidaknya minum 1,5 hingga 2 liter air setiap hari. Jumlah ini bisa meningkat tergantung kondisi kesehatan dan tingkat aktivitas sehari-hari.

    6. Tidak Merokok

    Merokok dapat merusak pembuluh darah dalam tubuh. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ginjal, menjadi terganggu.

    Merokok juga dapat meningkatkan risiko kanker pada ginjal.

    7. Lakukan Pemeriksaan Secara Berkala

    Melakukan pemeriksaan secara teratur dapat membantu mendeteksi kerusakan ginjal lebih awal dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Hal ini terutama penting bagi mereka yang tergolong kelompok berisiko, di antaranya:

    Orang berusia 60 tahun ke atasOrang yang lahir dengan berat badan rendahOrang dengan riwayat penyakit kardiovaskular atau memiliki anggota keluarga yang mengidap kondisi tersebutOrang dengan riwayat tekanan darah tinggiPengidap obesitas

    (ath/suc)

  • Pakar gizi sarankan tak konsumsi ubi untuk berbuka puasa

    Pakar gizi sarankan tak konsumsi ubi untuk berbuka puasa

    mengawali berbuka puasa dengan cairan karena tenggorokan yang sedang kering itu sangat membutuhkan hidrasi

    Jakarta (ANTARA) – Pakar gizi klinik menyarankan agar tidak mengonsumsi ubi untuk berbuka puasa karena mengandung gas yang bisa menimbulkan rasa begah di perut terutama bagi penderita maag.

    “Makanan yang dihindari (saat berbuka puasa) seperti tinggi lemak, makanan yang bisa menghasilkan banyak gas setelah disantap seperti ubi pada orang-orang tertentu bisa menyebabkan perutnya tidak nyaman, juga sawi, kol,” ujar dr. Ida Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

    Ida yang aktif di Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta juga menyebut buah-buahan atau makanan yang asam seperti kedondong, lalu minuman mengandung soda dan kafein seperti kopi dan teh sebaiknya juga dihindari untuk berbuka.

    Ini karena makanan serta minuman tersebut khususnya bagi penderita asam lambung dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung.

    “Hindari makanan yang bisa merangsang pengeluaran asam lambung yang masuk ke dalam kelompok tinggi kafein seperti kopi, teh pekat, soda dan sebagainya, lalu sari buah citrus, produk susu tinggi lemak harus betul-betul dibatasi terutama pada mereka yang punya intoleransi terhadap laktosa,” jelas Ida.

    Dia menyarankan para Muslim mengawali berbuka puasa dengan cairan karena tenggorokan yang sedang kering itu sangat membutuhkan hidrasi.

    Kalaupun setelah minum, ingin menyantap gorengan, maka tak lebih dari satu porsi atau satu potong. Makanan yang digoreng banyak mengandung lemak trans yang tak bagus bagi kesehatan tubuh.

    Kementerian Kesehatan menyatakan konsumsi lemak trans secara signifikan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner secara global setiap tahunnya.

    Selain kiat memilih makanan saat berbuka puasa, Ida juga memberikan strategi memilih hidangan sahur. Dia mengingatkan hidangan sahur, harus selalu mengikuti gizi seimbang.

    “Yaitu cukupi karbohidrat sesuai dengan porsi yang dianjurkan. Dari satu piring makan maka setengah piring diisi sayur dan buah, seperempatnya diisi dengan karbohidratnya, lalu seperempat sisanya dengan protein hewani dan nabati,” jelas dia.

    Ida menambahkan para Muslim juga harus mencukupi hidrasi minimal delapan gelas yang bisa dipenuhi saat sahur dan berbuka puasa.

    “Karena kebutuhan cairan sangat penting supaya puasa bisa bertahan dan tubuh tetap punya energi selama berpuasa,” ucap dr. Ida yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Manfaat Mengonsumsi Jahe dan Kunyit, Termasuk Menyehatkan Jantung

    Manfaat Mengonsumsi Jahe dan Kunyit, Termasuk Menyehatkan Jantung

    Jakarta

    Jahe dan kunyit merupakan bumbu dapur yang kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Keduanya kaya akan nutrisi serta antioksidan yang dapat membantu mencegah berbagai macam masalah kesehatan.

    Jahe dikenal bermanfaat untuk mengatasi mual, muntah, nyeri yang berhubungan dengan osteoarthritis. Jahe juga telah terbukti dapat membantu mengendalikan kadar gula darah.

    Di sisi lain, kunyit kerap digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, infeksi saluran pernapasan, dan nyeri arthritis.

    Sebuah studi menunjukkan mengkombinasikan jahe dan kunyit dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan, khususnya dalam melawan peradangan dan melindungi dari risiko penyakit kronis tertentu.

    Lantas, apa saja manfaat yang diperoleh dari rutin mengonsumsi jahe dan kunyit? Dikutip dari Health, berikut ulasannya.

    1. Melawan Stres Oksidatif

    Jahe dan kunyit kaya akan antioksidan yang dapat mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi yang disebabkan oleh efek radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel dan jaringan.

    Seiring waktu, stres oksidatif juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.

    Jahe dan kunyit mengandung beragam senyawa yang memiliki efek antioksidan kuat, seperti gingerol, shogaol, dan kurkumin. Berbagai penelitian telah menunjukkan senyawa-senyawa tersebut memberikan efek antioksidan yang kuat ketika dikombinasikan.

    2. Mengurangi Peradangan

    Peradangan sejatinya merupakan mekanisme alami yang terjadi saat tubuh memulihkan diri dari cedera atau penyakit. Namun, peradangan yang terjadi terus-menerus dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

    Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritisDepresiDiabetes tipe 2Penyakit ParkinsonJenis kanker tertentuHipertensiPenyakit jantungGangguan gastrointestinal, seperti radang usus besarAsma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

    Antioksidan yang terkandung dalam jahe dan kunyit memiliki efek antiinflamasi kuat yang dapat mencegah terjadinya peradangan kronis.

    Sebuah studi sel hewan menemukan bahwa shogaol (dari jahe) dan kurkumin (dari kunyit) merupakan senyawa utama yang membantu mengurangi peradangan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek ini terlihat pada manusia.

    3. Meningkatkan Imun Tubuh

    Efek antiperadangan dan antioksidan dari jahe dan kunyit dapat menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.

    Jahe dan kurkumin, senyawa utama dalam kunyit, memiliki sifat antimikroba yang kuat. Ini berarti keduanya dapat membantu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Inilah alasan keduanya telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai obat alami untuk pilek.

    Studi terdahulu juga menunjukkan ekstrak jahe dapat membantu mencegah masuk angin, melegakan sakit tenggorokan, dan mengurangi hidung tersumbat. Sementara, Kurkumin dapat memengaruhi sel darah putih dan membantu memperkuat pertahanan kekebalan alami tubuh.

    4. Mengurangi Nyeri Kronis

    Efek antiperadangan pada jahe dan kunyit dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan.

    Sebuah penelitian terhadap 60 orang penderita osteoartritis lutut membandingkan efek ekstrak kunyit, lada hitam, dan jahe dengan Aleve (naproxen). Para peneliti menemukan kombinasi herbal tersebut sama efektifnya dengan Aleve dalam mengurangi rasa sakit dan peradangan jika dikonsumsi dua kali sehari selama empat minggu

    5. Mengatasi Mual dan Gangguan Pencernaan

    Jahe telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, morning sickness, operasi, dan mabuk perjalanan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, yang membantu mempercepat pengosongan perut dan melancarkan pencernaan.

    Sementara itu, kunyit dapat membantu mengatasi refluks asam. Sebuah penelitian menemukan kurkumin bisa sama efektifnya dengan Prilosec (omeprazole) yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.

    6. Mendukung Kesehatan Jantung

    Asupan jahe dan kunyit dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan peradangan, yang sangat terkait dengan penyakit jantung.

    Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 2-4 gram jahe segar setiap hari dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit jantung. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.

    Studi observasional lainnya menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kunyit memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang jauh lebih rendah. Kunyit dapat membantu mencegah atau memperlambat aterosklerosis (penumpukan plak di arteri). Penumpukan plak dapat membuat arteri menyempit, sehingga mengurangi aliran darah dan menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung.

    Bukti terbaru menunjukkan jahe dapat berperan dalam penurunan berat badan. Sebuah tinjauan uji coba terkontrol acak menemukan bahwa mengonsumsi 2 gram suplemen jahe setiap hari selama lebih dari delapan minggu paling efektif untuk menurunkan berat badan.

    Di sisi lain, penelitian pada tabung reaksi dan hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat mendukung penurunan berat badan dengan beberapa cara. Kurkumin dapat mematikan sel-sel lemak yang sedang berkembang dan mencegah terbentuknya sel-sel lemak baru. Kurkumin juga dapat meningkatkan metabolisme dan memperbaiki resistensi insulin.

    (ath/kna)