Topik: penyakit jantung

  • Pakar Nutrisi Usia 101 Tahun Bagikan 7 Tips Panjang Umur, Batasi Makanan Ini

    Pakar Nutrisi Usia 101 Tahun Bagikan 7 Tips Panjang Umur, Batasi Makanan Ini

    Jakarta

    Beberapa orang beranggapan umur panjang hanya bisa dicapai dengan mengonsumsi obat-obatan dan menjalani prosedur kesehatan yang mahal. Kenyataannya, rahasia hidup sehat mungkin jauh lebih sederhana dari apa yang dibayangkan.

    Hal itu dibuktikan pakar nutrisi di California, AS, dr John Scharffenberg. Pada usianya yang sudah menginjak 101 tahun, dr Scharffenberg tetap hidup sehat berkat gaya hidup sehat yang ia jalani selama berpuluh-puluh tahun.

    Lantas, apa saja pola hidup sehat yang membawa dr Scharffenberg tetap bugar di usia yang sudah seabad? Dikutip dari Today, berikut ulasannya.

    1. Tidak Merokok

    Bukan rahasia lagi kalau merokok merupakan aktivitas yang membahayakan kesehatan. Karena itu, dr Scharffenberg menempatkan rokok dalam daftar teratas hal-hal yang harus dihindari jika ingin hidup lebih lama.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat merokok dapat membahayakan hampir semua organ di dalam tubuh, dan merupakan penyebab utama penyakit, kecacatan, hingga kematian yang sebenarnya dapat dicegah.

    2. Tidak Mengonsumsi Alkohol

    dr Scharffenberg mengaku dirinya tidak pernah minum minuman beralkohol. Dia bahkan menepis teori yang mengatakan satu gelas anggur ‘baik’ untuk kesehatan.

    dr Scharffenberg mengatakan konsumsi alkohol apa pun, meskipun sedikit, dapat meningkatkan risiko kanker.

    3. Rutin Beraktivitas Fisik

    Aktivitas fisik secara teratur juga menjadi salah satu rahasi dr Scharffenberg tetap bugar di usia 101 tahun.

    Ia melatih fisiknya dengan bekerja di lahan hutan besar yang dibelinya di pegunungan utara Fresno. Ia harus membersihkan lahan untuk jalan dan rumah, lalu mengolah kebun seluas 2 hektar yang meliputi 3.000 tanaman stroberi, 80 pohon buah, dan tanaman anggur.

    “Meskipun saya seorang ahli gizi, saya pikir olahraga lebih penting daripada nutrisi,” ujarnya.

    “Saya mengerjakan semuanya sendiri, jadi saya banyak berolahraga,” sambungnya.

    4. Menjaga Berat Badan yang Sehat

    dr Scharffenberg percaya kalau salah satu alasan dirinya bisa hidup lebih lama adalah karena dia selalu menjaga berat badan yang sehat. dr Scharffenberg melakukan puasa intermiten dan hanya makan dua kali sehari – sarapan dan makan siang. Ia berhenti makan di sore hari dan tidak makan lagi sampai pukul 06.30 pagi keesokan hari.

    Penelitian telah mengaitkan puasa intermiten dengan penurunan berat badan dan beragam manfaat kesehatan.

    5. Makan Lebih Sedikit Daging

    dr Scharffenberg adalah anggota gereja Seventh-Day Adventist, yang merekomendasikan pola makan vegetarian yang seimbang.

    Centenarian itu mengaku tidak pernah makan daging sejak usia 20 tahun. Ia mengikuti pola makan nabati yang mencakup susu dan telur. Makanan favorit dr Scharffenberg adalah buah-buahan, seperti mangga dan kesemek, kacang makademia, kentang, serta biji-bijian.

    6. Kurangi Konsumsi Gula

    Rata-rata orang Amerika mengonsumsi sekitar 22 sendok teh gula tambahan dalam sehari. Sejumlah penelitian telah mengaitkan kebiasaan tersebut dengan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung, dan lain sebagainya.

    dr Scharffenberg menyarankan untuk mengurangi assupan gula tambahan, dan fokus pada gula yang berasal dari sumber alami. Ia menyukai wafel yang dibuat dengan gandum. Alih-alih menyiram wafel dengan sirup gula, dr Scharffenberg menyajikannya dengan krim kacang mete dan pisang atau beri di atasnya.

    7. Kurangi Konsumsi Lemak Jenuh

    Terakhir, dr Scharffenberg menganjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh, dan menekankan kalau diet yang optimal adalah diet vegetarian.

    “Saya berdoa agar kalian semua menjalani gaya hidup yang benar,” pungkasnya.

    (ath/naf)

  • Apakah Daun Kelor Bisa Meninggikan Badan?

    Apakah Daun Kelor Bisa Meninggikan Badan?

    Jakarta

    Tanaman kelor dengan nama ilmiah Moringa oleifera kerap dimanfaatkan daunnya. Daun kelor diyakini mengandung sejumlah nutrisi yang bagus untuk kesehatan dan bantu mengobati sejumlah penyakit.

    Daun yang sering disebut sebagai superfood ini juga dipercaya bantu meninggikan badan. Benarkah demikian?

    Bisakah Daun Kelor Bantu Meninggikan Badan?

    Ya, daun kelor bisa bantu meninggikan badan terutama pada anak dalam masa pertumbuhan. Manfaatnya ini diyakini berkat nutrisi padat yang terkandung di dalamnya.

    Daun kelor kaya protein, asam amino esensial, serta berbagai vitamin dan antioksidan. Dikutip dari laman Good Housekeeping, nutrisi utama yang terkandung adalah kalsium, zat besi, kalium, magnesium, serta vitamin B dan C.

    Dalam situs Healthline dijelaskan, protein memainkan peran penting dalam perkembangan sehat anak sekaligus meningkatkan perbaikan jaringan dan fungsi imun tubuh. Kalsium dan magnesium berfokus pada kesehatan tulang, yang merupakan pusat pertumbuhan tinggi anak.

    Studi 2013 yang dimuat dalam Jurnal Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) meneliti 31 anak balita yang memiliki berat badan dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Peserta diberi biskuit berbahan dasar daun kelor selama 2 bulan.

    Hasil pemberian biskuit menunjukkan berat badan anak mengalami kenaikan 0,35 kg per bulan dan tinggi badan naik 0,65 cm per bulan. Sebelum biskuit kelor dibagikan, berat badan dan tinggi badan anak diukur terlebih dahulu. Status gizi juga dievaluasi setiap bulan selama 2 bulan.

    Khasiat Lain Daun Kelor

    Selain bantu menambah tinggi, daun kelor memiliki sejumlah manfaat lain bagi kesehatan secara menyeluruh. Merujuk Healthline dan Medical News Today, berikut beberapa khasiat daun kelor:

    1. Kaya Antioksidan

    Banyak senyawa antioksidan ditemukan dalam daun kelor seperti flavonoid, fenolik, karotenoid, dan asam askorbat. Antioksidan bantu melawan radikal bebas yang bisa menyebabkan stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif dikaitkan dengan penyakit kronis antara lain diabetes, penyakit jantung, hingga kanker kulit.

    Penting mengelola kadar gula darah tubuh. Glukosa darah yang tinggi memicu risiko masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung dan diabetes.

    Tinjauan tahun 2020 terhadap 7 studi pada manusia dan 23 studi pada hewan menemukan ekstrak daun kelor bantu menurunkan kadar gula darah tubuh. Efek ini diyakini karena senyawa quercetin, kaempferol, glukomoringin, asam klorogenat, dan isotiosianat dalam daun tanaman tersebut.

    3. Mengurangi Inflamasi

    Inflamasi atau peradangan dalam jangka waktu lama dapat memicu kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Beberapa senyawa dalam daun kelor dianggap memiliki sifat antiinflamasi, antara lain fenolik, alkaloid, karotenoid, dan panili.

    Penelitian 2019 menunjukkan, daun dari tanaman kelor mempunyai jumlah senyawa antiinflamasi dan antioksidan tertinggi dibandingkan dengan biji dan kulitnya.

    Daun kelor diyakini memiliki sifat antihiperlipidemia yang membantu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tubuh. Studi menunjukkan hal ini bantu meningkatkan HDL atau kolesterol ‘baik’ dan mengurangi LDL atau kolesterol ‘jahat’. Kadar kolesterol tubuh yang tinggi bisa menaikkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    5. Meningkatkan Kesehatan Mata

    Beta karoten dalam daun kelor bertindak sebagai antioksidan. Senyawa ini bagus untuk memelihara penglihatan dan mencegah terjangkitnya penyakit mata.

    6. Menstabilkan Tekanan Darah

    Flavonoid seperti quercetin dan myricetin di dalam daun ini bantu mengendalikan tekanan darah normal. Sementara asam oleat dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

    Studi 2021 meneliti sekelompok peserta sehat yang mengonsumsi 120 gram daun kelor, setelah dimasak selama seminggu. Sedangkan kelompok lain diperlakukan sebaliknya. Dua jam setelah makan, tekanan darah mereka yang mengonsumsi olahan kelor lebih rendah daripada peserta yang tidak memakannya.

    7. Meredakan Sakit Perut

    Daun kelor bantu mengatasi gangguan pencernaan. Kandungan di dalamnya memiliki efek pencahar yang bisa melancarkan buang air besar. Ekstrak kelor juga dapat mengurangi sekresi asam lambung sehingga bantu mencegah tukak lambung.

    Selain konsumsi makanan padat nutrisi seperti daun kelor, upaya meninggikan badan dapat dikombinasikan dengan cukup tidur dan olahraga teratur. Pastikan selalu menerapkan pola hidup sehat setiap saat, sehingga olahraga dan makanan bernutrisi bisa memberi manfaat maksimal.

    (azn/row)

  • 5 Manfaat Jalan Kaki 30 Menit Tiap Hari, Nomor 3 Penting untuk Pekerja

    5 Manfaat Jalan Kaki 30 Menit Tiap Hari, Nomor 3 Penting untuk Pekerja

    Jakarta, Beritasatu.com – Jalan kaki dilakukan banyak orang sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari. Meski terlihat sederhana, jalan kaki bisa jadi olahraga yang sangat bermanfaat termasuk untuk pekerja yang rentan stress, bahkan walau hanya dilakukan selama 30 menit, asal rutin dijalani setiap hari.

    Rutin jalan kaki 30 menit setiap harinya, tak hanya mendatangkan manfaat bagi kesehatan tubuh tapi juga mental karena berhubungan dengan pengelolaan stres. Dilansir dari Times of India, Sabtu (19/4/2025) berikut 5 manfaat jalan kaki 30 menit setiap harinya.

    1.    Mengurangi risiko penyakit jantung: Manfaat yang didapat karena aktivitas jalan kaki secara teratur bisa bantu mengendalikan tekanan darah, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Sehingga pada akhirnya, membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

    2.    Menjaga berat badan sehat:  Berjalan kaki bisa membakar kalori dan meningkatkan metabolisme, yang mendorong penurunan berat badan bisa lebih cepat. Berjalan kaki juga membantu pencernaan, menjadikannya cara mudah dan murah untuk menjaga berat badan yang pas dan sehat.

  • Sederet Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan, Cukup Dilakukan 2 Menit

    Sederet Manfaat Jalan Kaki Setelah Makan, Cukup Dilakukan 2 Menit

    Jakarta

    Jalan kaki setelah makan menawarkan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Tidak perlu lama-lama, cukup dua menit saja manfaat tersebut sudah bisa didapatkan.

    Dikutip dari Times of India, jalan kaki santai atau intensitas ringan setelah makan dapat membantu seseorang melawan penyakit jantung dan diabetes.

    Sebagai informasi, tepat setelah makan, umumnya kadar gula darah akan melonjak. Terutama jika makanan yang dikonsumsi kaya karbohidrat. Lonjakan ini membutuhkan insulin untuk bekerja dan memindahkan gula itu ke sel-sel darah.

    Jika seseorang hanya bermalas-malasan setelah makan, seperti duduk, bermain HP, atau menonton TV, maka otot akan menjadi tidak aktif dan membutuhkan waktu lama untuk menurunkan kadar gula darah.

    Penelitian menunjukkan bahwa hanya dengan berjalan kaki ringan selama dua menit setelah makan dapat menurunkan kadar gula darah pasca-makan secara drastis.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Sport Medicine pada tahun 2022 tersebut menganalisis beberapa uji coba dan menyimpulkan bahwa orang yang berjalan kaki sebentar (2-5 menit) memiliki kadar gula darah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya bermalas-malasan.

    Ini karena saat berjalan, otot-otot kaki akan mulai berkontraksi dan memaksa tubuh untuk menggunakan glukosa yang beredar di dalam darah. Jalan kaki setelah makan juga membuat seseorang berenergi dan menghindari kembung.

    Rutin melakukan jalan kaki setelah makan, juga berarti menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Ketika gula darah tidak terkendali, ini akan mempengaruhi pembuluh darah, tekanan darah, dan kesehatan sistem kardiovaskular.

    Semakin banyak gula yang beredar secara tidak perlu, maka risiko kerusakan pada arteri akan meningkat. Jalan santai pasca-makan bisa membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi trigliserida, dan meningkatkan sirkulasi.

    Jalan kaki ini bisa dimulai dalam 60 hingga 90 menit setelah makan, tetapi idealnya lebih cepat. Berjalan selama 10-15 menit tentu lebih baik, namun 2 menit masih jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

    (dpy/suc)

  • Memahami Arti Protein Urine Positif 1, Apakah Pertanda Buruk?

    Memahami Arti Protein Urine Positif 1, Apakah Pertanda Buruk?

    Jakarta

    Dalam dunia medis, terdapat sebuah istilah yang disebut protein urine positif 1. Istilah itu kerap muncul jika seseorang melakukan tes urine di pusat pelayanan kesehatan.

    Lewat tes urine, kamu dapat mengetahui apakah terdapat kadar protein atau tidak di dalam urine. Pada normalnya, manusia memiliki sangat sedikit kadar protein pada urine.

    Apabila hasil tes urine menunjukkan hasil protein positif 1 (+1), detikers perlu waspada. Sebab, angka tersebut menandakan ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh.

    Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan mengenai hasil tes protein urin positif 1 dalam artikel ini.

    Arti Protein Urine Positif 1

    Adanya kadar protein dalam urine tidak bisa dianggap sebagai hal yang biasa. Sebab, hasil tersebut menunjukkan adanya masalah pada ginjal.

    Mengutip Medline Plus, kadar protein tinggi dalam urine disebut sebagai proteinuria. Protein dapat masuk ke dalam urine manusia jika ginjal tidak berfungsi secara normal.

    Saat ginjal bekerja menyaring darah dan membuang limbah, terdapat filter kecil yang mencegah molekul protein agar tidak meninggalkan tubuh melalui urine. Apabila ditemukan masalah pada ginjal, maka protein bisa bocor dan masuk ke dalam urine.

    Sebenarnya, protein memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, seperti membangun otot dan tulang, mengatur jumlah cairan dalam darah, melawan infeksi, hingga memperbaiki jaringan yang rusak.

    Namun, protein harus tetap berada di dalam darah. Jika masuk ke dalam urine maka protein akan keluar dari tubuh, sehingga dapat membahayakan kesehatan secara menyeluruh.

    Kadar protein yang tinggi di dalam urine selama kurun waktu tertentu merupakan pertanda adanya penyakit ginjal atau kondisi lainnya yang telah merusak sistem penyaring pada ginjal.

    Perlu diketahui, siapa pun bisa terkena proteinuria. Namun, ada sejumlah golongan orang yang mungkin lebih rentan terkena proteinuria, yaitu:

    Berusia 65 tahun ke atasMemiliki anggota keluarga yang punya riwayat penyakit ginjalPengidap diabetes atau kondisi lainnya yang mempengaruhi ginjal.

    Kasus proteinuria disebut relatif umum terjadi. Sekitar 6,7% penduduk di Amerika Serikat mengidap proteinuria. Kondisi ini untungnya tidak menular, tetapi seseorang lebih mungkin mengidap proteinuria jika terdapat anggota keluarga yang pernah mengalaminya.

    Apakah Adanya Protein dalam Urine jadi Masalah Serius?

    Mengutip situs Cleveland Clinic, kondisi ini menjadi masalah serius. Sebab, proteinuria dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kardiovaskular.

    Dalam beberapa kasus, adanya kadar protein dalam urine bisa menandakan gejala awal penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD). Meski begitu, seseorang dapat mengidap CKD dan memiliki kadar protein normal dalam urine.

    Selain itu, diabetes dan tekanan darah tinggi atau hipertensi juga dapat merusak fungsi ginjal. Kedua masalah kesehatan tersebut merupakan penyebab paling umum dari penyakit ginjal.

    Gejala Awal Proteinuria

    Sebagian orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun pada tahap awal proteinuria. Pada tahapan berikutnya, gejala yang muncul mungkin meliputi:

    Pembengkakan di wajah, perut, kaki, atau pergelangan kakiLebih sering buang air kecilSesak napasKelelahanMual dan muntahHilangnya nafsu makanKram otot di malam hariBengkak di sekitar mata, terutama saat pagi hariAir seni berbusa.

    Gejala-gejala di atas merupakan gejala penyakit ginjal kronis. Apabila detikers merasakan sejumlah gejala tersebut, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Penyebab Protein dalam Urine

    Mengutip situs WebMD, ada sejumlah hal umum yang dapat menyebabkan proteinuria, di antaranya:

    DehidrasiPeradanganTekanan darah rendahDemamAktivitas yang beratStresBatu ginjal.

    Selain itu, ada beberapa kondisi serius yang dapat menyebabkan proteinuria, meliputi:

    Gangguan sistem kekebalan tubuh seperti lupusPeradangan ginjal (glomerulonefritis)Kanker darah (multiple myeloma)PreeklamsiaPenumpukan protein di organ tubuhHemolisis intravaskular, suatu kondisi ketika sel darah merah pecah di pembuluh darahKanker ginjalGagal jantung.

    Demikian penjelasan mengenai hasil protein urine positif 1 yang disebut juga sebagai proteinuria. Semoga dapat membantu detikers!

    (ilf/fds)

  • Hari Diabetes Nasional: Memahami Diabetes sebagai Penyakit Kronis dan Komplikasi yang Bisa Muncul – Halaman all

    Hari Diabetes Nasional: Memahami Diabetes sebagai Penyakit Kronis dan Komplikasi yang Bisa Muncul – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di Indonesia, Hari Diabetes Nasional diperingati setiap tanggal 18 April.

    Diabetes adalah penyakit yang disebut sebagai ibu dari segala penyakit karena risiko komplikasi yang ditimbulkannya. 

    Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 Indonesia berada di urutan kelima dunia dengan kasus diabetes terbanyak, yakni sebanyak 19,5 juta.

    Umumnya pasien penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, pola makan, gaya hidup, dan pengobatan yang tepat bisa mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.

    Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik Endokrin dan Diabetes, Eka Hospital BSD Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE mengatkan diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis. 

    “Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat penyakit kronis adalah kondisi yang berlangsung selama satu tahun atau lebih dan membutuhkan penanganan medis atau perubahan pola hidup ataupun keduanya,” ungkapnya, Jumat (18/5/2025). 

    Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes adalah kelompok kelainan metabolisme glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin secara relatif atau absolut.

    Insulin sendiri adalah hormon yang membantu mengatur kadar glukosa dalam darah. 

    Dengan insulin yang cukup, glukosa yang ada dalam darah dapat masuk ke sel tubuh untuk kemudian diubah menjadi energi.

    Namun, ketika terjadi kekurangan insulin baik secara relatif maupun absolut tubuh, glukosa yang telah diserap dan ada di dalam darah akan menetap.

    Diabetes merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan.

    Target tatalaksana diabetes yang hendaknya dicapai adalah kondisi terkontrol dan dengan target yang sifatnya individual. 

    Artinya, perubahan pola hidup dan pengunaan obat perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individual dengan tujuan optimalisasi kualitas hidup dan pencegahan komplikasi.

    Dengan disiplin yang baik, Anda mungkin saja bisa menjaga kadar gula darah tetap normal hanya dengan menjaga pola makan dan olahraga, tanpa obat.

    Komplikasi akibat diabetes yang tidak terkontrol

    Ada alasan diabetes disebut sebagai ibu dari segala penyakit. Sebab, komplikasi yang dapat terjadi memang benar dapat melibatkan hampir seluruh bagian tubuh.

    Pada orang dewasa, kadar gula darah normal saat puasa adalah di bawah 100 mg/dL atau memiliki nilai HbA1C di bawah 5,7 persen.

    Glukosa yang terus berada dalam aliran darah akan terus terbawa ke seluruh organ dan dapat merusak pembuluh darah dan organ sehingga akan menyebabkan komplikasi.

    Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat diabetes antara lain sebagai berikut.

    • Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), seperti serangan jantung, stroke, dan aterosklerosis.

    • Diabetik neuropati, yaitu kerusakan saraf akibat diabetes yang ditandai dengan sensasi kesemutan, mati rasa, atau terbakar. Biasanya biasanya bermula di ujung jari kaki dan tangan.

    • Disfungsi ereksi akibat kerusakan saraf yang berada di penis.

    • Nefropati diabetik, yaitu kerusakan ginjal yang terjadi akibat rusaknya pembuluh darah dan sistem saraf di glomerulus dan menyebabkan fungsi filtrasi ginjal gagal.

    • Retinopati diabetes, yaitu kerusakan saraf yang mata yang terjadi akibat diabetes dan dapat berujung pada kebutaan.

    • Penyakit pembuluh darah tepi, penyumbatan pada pembuluh darah yang biasanya terjadi pada pembuluh darah kaki akan menyebabkan aliran darah ya buruk pada kaki.

    Jika terjadi luka, penyembuhan jaringan akan terhambat dan jika terjadi terus menerus akan mengakibatkan kematian jaringan. Hal ini bisa berujung pada amputasi kaki.

    • Masalah kulit. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan Anda juga memiliki masalah pada kulit, termasuk di area kelamin. Infeksi jamur adalah yang paling sering terjadi.

    • Penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer terjadi karena diabetes tipe 2 yang tidak dikendalikan dapat merusak saraf di otak.

    Pemeriksaan rutin untuk diabetes

    Di Indonesia, Hari Diabetes Nasional diperingati setiap tanggal 18 April. Ini adalah sebuah momen yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan diabetes.

    Mulai dari pencegahan, gejala, diagnosis dini, pengelolaan diabetes, hingga gaya hidup sehat bisa membantu mencegah sekaligus mengendalikan kondisi ini.

    Apabila memiliki faktor risiko diabetes, seperti kelebihan berat badan, riwayat diabetes dalam keluarga, atau pola makan yang tidak sehat, Anda perlu mewaspadai beberapa gejala diabetes, seperti:

    • Haus berlebihan dan mulut kering

    • Sering buang air kecil

    • Merasa selalu lapar

    • Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab

    • Kelelahan

    • Kesemutan atau mati rasa pada jari tangan dan kaki

    • Luka yang sulit sembuh

    • Infeksi jamur pada kulit dan kelamin yang berulang

    Apabila memiliki gejala tersebut atau tidak memilikinya tapi mempunyai riwayat diabetes, mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis awal diabetes, seperti pemeriksaan gula darah rutin, yang meliputi:

    • Tes HbA1C

    • Tes gula darah puasa

    • Tes gula darah sewaktu

    • Tes gula darah 2 jam setelah makan

    Jika memiliki riwayat diabetes dalam keluarga, tanyakan pada dokter seberapa sering perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk diabetes.

    Selain itu, jangan lupa untuk melakukan kontrol secara rutin jika memiliki diabetes, termasuk jika kadar gula darah sudah berangsur normal. 

    “Ikuti selalu saran dokter terkait pengendalian diabetes sebab ini adalah kondisi kronis yang membutuhkan perhatian medis secara berkelanjutan.Terlebih, diabetes kadang tidak menimbulkan gejala sampai ia menyebabkan komplikasi,” kata Sidartawan.

  • Kebiasaan Sepele yang Merusak Ginjal, Hati-hati Cuci Darah di Usia Muda

    Kebiasaan Sepele yang Merusak Ginjal, Hati-hati Cuci Darah di Usia Muda

    Jakarta

    Ginjal memiliki peran penting untuk menyaring limbah, cairan berlebih, dan elektrolit dari darah. Ginjal juga membantu mengatur tekanan darah, memproduksi sel darah merah, serta keseimbangan kalsium dalam tubuh.

    Jika ginjal rusak, kemampuannya untuk menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan terganggu. Jika sudah parah, bisa berujung ke penyakit gagal ginjal kronis yang berujung dialisis atau cuci darah.

    Berikut ini adalah beberapa pola makan yang dapat memicu kerusakan ginjal:

    1. Konsumsi Makanan Ultra Proses

    Makanan ultra proses mengandung gula, garam, dan lemak yang tinggi. Makanan jenis ini seringkali diberi zat kimia pewarna, perasa, dan pengawet agar rasanya lebih enak dan memperpanjang masa simpan.

    Contoh makanan ultra proses antara lain sosis, roti kemasan, minuman ringan berkarbonasi, dan lain-lain. Konsumsi berlebihan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe dua.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan makanan ultra proses dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal. Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada 14 ribu orang dewasa menemukan mereka yang sering mengonsumsi makanan ultra proses memiliki risiko penyakit ginjal 24 persen lebih tinggi.

    2. Pola Makan Tinggi Garam

    Pola makan tinggi garam (natrium) dapat memicu gangguan ginjal. Ginjal menyaring kelebihan air dari darah, dan untuk itu dibutuhkan keseimbangan natrium dan kalium.

    Konsumsi garam berlebih mengganggu keseimbangan tersebut, sehingga dapat menurunkan fungsi ginjal, meningkatkan tekanan darah, dan membebani kerja ginjal. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, batas konsumsi garam harian yang dianjurkan adalah 5 gram, atau sekitar 1 sendok teh.

    3. Kurang Minum Air Putih

    Air dibutuhkan ginjal untuk membuang limbah. Kurang minum air putih dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal, terutama saat cuaca panas.

    Urine pekat akibat dehidrasi memiliki kadar mineral dan produk limbah yang tinggi. Kondisi ini meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Untuk menjaga fungsi ginjal, dianjurkan minum 1,5-2 liter air per hari.

    4. Terlalu Banyak Konsumsi Alkohol

    Konsumsi alkohol berdampak signifikan pada kesehatan ginjal. Kebiasaan ini membuat ginjal bekerja lebih keras dan dapat meningkatkan tekanan darah, yang dalam jangka panjang berisiko memicu penyakit ginjal jika tidak dikendalikan.

    Selain pola makan, beberapa faktor lain yang dapat memicu kerusakan ginjal antara lain:

    Kurangnya tidur berkualitasBerat badan berlebihanKebiasaan merokokKonsumsi obat-obatan tertentu secara berlebihan

    (avk/kna)

  • Cara Terbaik Seduh Kopi agar Kolesterol Tidak Naik Menurut Penelitian

    Cara Terbaik Seduh Kopi agar Kolesterol Tidak Naik Menurut Penelitian

    Jakarta, Beritasatu.com – Kopi memang nikmat, tapi tahukah kamu bahwa cara menyeduhnya bisa berdampak pada kadar kolesterol? Dikutip Verywellhealth, Jumat (18/4/2025), kopi mengandung senyawa yang disebut diterpenes, yang terbukti dapat meningkatkan kolesterol LDL, jenis kolesterol yang dikenal sebagai “kolesterol jahat”. Jadi sangat penting mengetahui cara seduh kopi agar kolesterol tidak naik. 

    Kolesterol LDL bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Nah, studi terbaru menyarankan cara paling aman menyeduh kopi untuk kesehatan jantung yakni gunakan penyaring kertas.

    “Metode seperti Chemex atau pour-over jadi pilihan terbaik karena bisa menyaring senyawa berbahaya tadi,” sebut Verywellhealth.

    Konklusi itu bukan isapan jempol semata karena memang didapat berdasarkan penelitian. Peneliti di Swedia sudah membandingkan berbagai metode penyeduhan kopi,  mulai dari French press, penyaring kertas, mesin kopi, hingga kopi rebus ala Skandinavia dan Turki.

    Hasilnya? Kopi tanpa penyaringan (seperti kopi rebus dan kopi Turki) punya kadar diterpenes paling tinggi. Sebaliknya, kopi yang disaring dengan kertas memiliki kadar yang paling rendah.

    “Kalau kamu rutin minum kopi dari mesin, mungkin ada pengaruh terhadap kolesterolmu, tergantung pada jenis mesin dan apakah prosesnya menyaring senyawa tersebut atau tidak,” kata Dr David Iggman, peneliti utama dari Universitas Uppsala.

    Fakta menarik lainnya terkait cara seduh kopi agar kolesterol tidak naik ternyata banyak mesin kopi kantor tidak menyaring diterpenes dengan baik. Menurut studi ini, mengganti tiga cangkir kopi dari mesin dengan kopi yang disaring kertas, lima hari seminggu, bisa menurunkan risiko penyakit jantung hingga 13% dalam lima tahun.

    Ini bukan kali pertama kopi tanpa saringan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Studi pada tahun 2020 juga menunjukkan hasil serupa. Bahkan, beberapa negara seperti di kawasan Nordik sudah memasukkan rekomendasi untuk menghindari kopi tanpa saringan dalam panduan gizinya.

    “Kami belum menguji ini langsung pada manusia, tapi kemungkinan besar kamu harus minum beberapa cangkir per hari untuk melihat efeknya pada kolesterol,” tambah Iggman.

    Jika khawatir dengan kolesterol, menyeduh kopi dengan penyaring kertas bisa jadi pilihan yang lebih aman.

    Namun, perlu diingat kolesterol tinggi bukan satu-satunya penyebab penyakit jantung. Banyak faktor lain yang berperan. Bahkan, menurut Dr David Kao dari Universitas Colorado, minum kopi dalam jumlah sedang (sekitar 3–4 cangkir sehari) justru bisa menurunkan risiko penyakit jantung, strok, alzheimer, dan kanker usus besar.

    “Trennya konsisten tiga atau empat cangkir kopi sehari justru dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dan penyakit jantung dibandingkan tidak minum kopi sama sekali,” ujarnya terkait cara seduh kopi agar kolesterol tidak naik.

  • Kecelakaan Hari Ini di Lumajang: Sopir Meninggal Bus Tiba-tiba Menabrak Pohon, Ada Pertanda Keluhan

    Kecelakaan Hari Ini di Lumajang: Sopir Meninggal Bus Tiba-tiba Menabrak Pohon, Ada Pertanda Keluhan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kecelakaan terjadi di wilayah Lumajang, Jawa Timur, melibatkan bus jurusan Jember – Surabaya Ladju yang tiba-tiba menabrak pohon.

    Kejadian kecelakaan terjadi tepatnya di ruas jalan nasional Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (17/4/2025).

    Kecelakaan tersebut turut merenggut nyawa sang sopir bernama M Sholihin (56).

    Bus dengan nomor polisi N 7611 UW itu kemudian terhenti berada di halaman seorang warga yang berada di pinggir jalan. 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Lumajang Ipda Dendy Cucu menjelaskan peristiwa kecelakaan terjadi diduga lantaran sopir menghembuskan nafas terakhir saat mengemudi. 

    “Pengemudi punya riwayat penyakit dalam,” ujar Dendy ketika dikonfirmasi.

    “Sebelum kecelakaan, memang yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung,” sambungnya.

    Kejadian kecelakaan ini bermula saat bus Ladju berwarna putih biru itu melaju dari Jember menuju Lumajang. 

    Usai keluar dari Terminal Minak Koncar Lumajang, tiba-tiba bus masuk ke SPBU Kedungjajang. 
     
    Sesaat setelah keluar dari terminal, kernet diketahui mendapati sang sopir mengeluhkan kondisi badannya. 

    Bus kemudian putar balik menuju terminal. Saat bus sampat di terminal, rencananya seluruh penumpang akan diturunkan dan dioper ke bus yang lain.

    Takdir berkata lain, sebelum sampai ke terminal, sopir sudah meninggal dunia hingga kecelakaan tak bisa dihindarkan. 

    Pengemudi diketahui bernama M Sholihin (56) warga Jember, Jawa Timur. 

    “Jadi kernet atau kondektur dari bus ini adalah adik dari pengemudi. Dia menjelaskan jika kakaknya tersebut memang memiliki riwayat penyakit,” jelas Dendy. 

    Polisi mengkonfirmasi tidak korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    Kondisi muatan bus saat kejadian berlangsung tidak banyak penumpang.

    Warga di jalan raya juga tidak ada yang menjadi korban akibat peristiwa tersebut

    (TribunJakarta/TribunJatim)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Menguap Keseringan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan, Bukan Cuma Sekadar Ngantuk

    Menguap Keseringan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan, Bukan Cuma Sekadar Ngantuk

    Jakarta

    Menguap kerap dikaitkan dengan rasa kantuk. Ternyata, menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), kebiasaan sering mengantuk dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius.

    “Mengantuk adalah masalah kesehatan serius dengan konsekuensi yang luas,” kata presiden AASM Dr Eric Olson, seorang spesialis pengobatan tidur di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.

    Para ahli mengatakan tidur malam yang tidak berkualitas, setidaknya 7-8 jam, dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Misalnya seperti memperburuk kondisi diabetes, depresi, penyakit jantung dan ginjal, tekanan darah tinggi, obesitas, dan stroke.

    Kebanyakan orang menganggap sering menguap hanya sebagai tanda-tanda kantuk. Tetapi, para ahli beranggapan bahwa tanda itu mungkin bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih berbahaya.

    “Kantuk yang berlebihan di siang hari dapat mengganggu kinerja dan menjadi indikator gangguan tidur yang mendasarinya atau masalah lainnya,” terang spesialis tidur Kristen Knutson, dikutip dari CNN.

    “Jika seseorang mengalami rasa kantuk berlebihan di siang hari terlalu sering, disarankan segera berkonsultasi ke dokter,” sambungnya.

    Bahaya Tersembunyi dari Sering Menguap

    Tubuh melakukan hal-hal aneh saat mengantuk terus-menerus. Menguap mengirim sinyal bahwa seseorang sebenarnya sedang mengatasi kekurangan tidur.

    Namun, seorang ahli tidur di Veterans Administration Medical Center di Penn Medicine, Philadelphia, Dr Indira Gurubhagavatula, mengatakan sinyal-sinyal tersebut sama sekali tidak benar.

    “Yang disayangkan adalah data menunjukkan bahwa saat mengalami kekurangan tidur yang kronis, kemampuan kita untuk memahami gangguan yang dialami tubuh sendiri menjadi tidak lagi akurat. Kita pikir baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak,” jelas Dr Gurubhagavatula.

    “Ketika kami melakukan tes untuk mengukur seberapa baik otak berfungsi, seperti kemampuan mengingat, tes memori, dan koordinasi, kami menemukan banyak orang sebenarnya melakukan kesalahan,” lanjut dia.

    Hal yang lebih berbahaya adalah otak dapat mengalami ‘microsleep’ atau tidur singkat selama 2-10 detik tanpa disadari. Tentu ini sangat berisiko jika tengah mengemudi atau melakukan aktivitas berbahaya.

    “Yang lebih mengkhawatirkan, dengan kurang tidur kronis, seseorang jadi tidak mampu menilai tingkat kelelahan dirinya sendiri secara akurat. Mereka akan merasa baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak,” kata Dr Gurubhagavatula.

    Untuk menilai seberapa parah kantuk yang dialami seseorang, para ahli menggunakan Epworth Sleepiness Scale. Tes ini dapat menilai kemungkinan seseorang tertidur saat melakukan aktivitas pasif, seperti menonton TV atau duduk sebagai penumpang di mobil selama satu jam.

    Jika skor yang didapatkan di atas 10, itu dianggap signifikan dan perlu ditindaklanjuti secara medis.

    “Jika Anda merasa kelopak mata berat, tubuh merosot, merasa pusing, tangan gemetar, atau menjadi impulsif dan tidak peduli dengan sekitar, itu bisa menjadi gejala bahaya akibat kekurangan tidur,” tambahnya.

    NEXT: Penyebab lain dari kantuk berlebihan

    Penyebab Lain dari Kantuk Berlebihan

    Selain kurang tidur, rasa kantuk yang berlebihan juga bisa dipicu oleh gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, sindrom kaki lelah, hingga gangguan ritme sirkadian. Bisa juga dipicu oleh penyakit kronis, efek samping obat, hingga gaya hidup tertentu.

    Sebagian orang percaya dengan mengonsumsi alkohol dapat membantu tidur lebih cepat. Tetapi, itu malah akan menurunkan kualitas tidur secara keseluruhan.

    Alkohol mungkin membuat lebih cepat tidur, tetapi tubuh akan terbangun saat efeknya sudah habis.

    Maka dari itu, para ahli menekankan perlunya menjaga kebiasaan sehat sebelum tidur. Itu termasuk menghindari konsumsi kafein berlebihan, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan memiliki rutinitas tidur yang konsisten untuk menjaga kesehatan serta kewaspadaan sepanjang hari.