Topik: penyakit jantung

  • 15 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula: Diet hingga Menaikkan Mood – Halaman all

    15 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula: Diet hingga Menaikkan Mood – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kopi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup banyak orang, terutama di Indonesia yang dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar dunia. 

    Di antara berbagai varian kopi, kopi hitam tanpa gula semakin populer karena diyakini lebih sehat. 

    Menghindari penggunaan gula pada kopi dapat membantu tubuh untuk mendapatkan manfaat kopi yang lebih besar.

    Pasalnya, tambahan gula pada kopi, khususnya secara berlebihan, dapat berdampak negatif untuk kesehatan.

    Berikut manfaat konsumsi kopi tanpa gula:

    1. Mencegah Alzheimer

    Orang dewasa paruh baya yang minum tiga hingga empat cangkir kopi setiap hari berpotensi memiliki risiko demensia 65 persen lebih rendah di usia lanjut.

    2. Mencegah Parkinson

    Studi menunjukkan bahwa kebiasaan minum kopi secara rutin dapat menurunkan risiko Parkinson dan membantu memperbaiki kemampuan motorik pada penderitanya.

    3. Meningkatkan Memori

    Penelitian membuktikan bahwa meminum kopi secara rutin di pagi hari membantu mempertajam daya ingat dan mendukung kesehatan otak.

    4. Membantu Penurunan Berat Badan

    Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek termogenik yang membantu menurunkan berat badan. 

    Mengonsumsi kopi sekitar 30 menit hingga empat jam sebelum makan dapat membantu menekan nafsu makan, yang berdampak positif pada proses penurunan berat badan.

    5. Meningkatkan Performa Fisik

    Kopi hitam tanpa gula berperan dalam meningkatkan performa olahraga dengan cara meningkatkan kadar adrenalin. 

    Ini mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik yang berat dan membantu memecah lemak tubuh, melepaskannya ke aliran darah sebagai sumber energi.

    6. Baik untuk Kesehatan Hati

    Kopi hitam mampu membantu mencegah hepatitis, penyakit hati berlemak, dan sirosis yang disebabkan alkohol, dengan menurunkan kadar enzim hati berbahaya dalam darah.

    7. Menjaga Kesehatan Jantung

    Rutin mengonsumsi kopi dapat membantu menekan risiko kematian akibat penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan serangan jantung.

    8. Membantu Detoksifikasi Tubuh

    Selain nikmat, kopi hitam tanpa gula memiliki efek diuretik yang kuat. 

    Setelah meminumnya, tubuh akan lebih sering buang air kecil, membantu membersihkan racun dan bakteri dari dalam tubuh sehingga perut terasa lebih sehat dan bersih.

    9. Mendukung Program Diet

    Kopi hitam tidak hanya memberikan dorongan energi saat berolahraga, tetapi juga mampu meningkatkan metabolisme hingga 50 persen, membantu membakar kalori lebih cepat dan memecah lemak tubuh sebagai bahan bakar energi.

    10. Menurunkan Risiko Kanker

    Kopi kaya antioksidan yang membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat memicu kanker. 

    11. Meningkatkan Mood

    Konsumsi lebih dari empat cangkir kopi hitam per hari bahkan dikaitkan dengan penurunan risiko depresi, menjadikan kopi teman yang pas untuk menjaga mood tetap baik.

    12. Mencegah Sirosis Hati

    Sirosis hati, yaitu kerusakan hati yang parah karena jaringan parut, dapat dicegah dengan rutin minum kopi tanpa gula. 

    Empat cangkir kopi per hari dapat menurunkan risiko sirosis hingga 30 persen, dan bahkan sampai 80% untuk kasus yang disebabkan oleh alkohol.

    13. Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2

    Konsumsi kopi hitam secara rutin membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 11%. 

    Meski demikian, penderita diabetes tetap perlu memantau kadar gula darah dan insulin untuk menjaga keseimbangan tubuh.

    14. Merawat Kesehatan Kulit

    Kandungan antioksidan dalam kopi hitam mampu melawan tanda-tanda penuaan dini. Selain diminum, kopi juga bisa dijadikan scrub alami untuk mengangkat sel-sel kulit mati, menjadikan kulit terasa segar dan sehat.

    15. Hemat dan Praktis

    Memilih kopi hitam tanpa gula bukan hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga ekonomis. 

    Tanpa tambahan susu atau gula, kopi hitam lebih murah dan cepat untuk disajikan kapan saja.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Disadari Bisa Merusak Jantung

    6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Disadari Bisa Merusak Jantung

    Jakarta

    Jantung merupakan organ vital yang bekerja tanpa henti. Sayangnya, banyak orang tanpa sadar melakukan kebiasaan sehari-hari yang justru membahayakan kesehatan jantung.

    Dikutip dari Times of India, beberapa masalah yang bisa terjadi pada jantung meliputi aritmia (detak jantung yang tidak normal), gagal jantung, hingga serangan jantung. Lantas, apa saja kebiasaan yang tanpa disadari justru mengganggu kesehatan jantung?

    1. Melewatkan Sarapan

    Melalui sebuah penelitian, orang yang melewatkan sarapan cenderung memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dan risiko penyakit jantung meningkat. Ini karena saat seseorang melewatkan sarapan, tubuh masuk dalam ‘mode kelaparan’, yang dapat mengganggu kadar gula darah, menyebabkan peradangan, dan masalah jantung di kemudian hari.

    2. Stres Kronis

    Setiap orang berisiko mengalami stres, entah karena pekerjaan atau hal lain yang mengganggu. Stres yang terus menerus tanpa dikontrol dapat menyebabkan masalah pada jantung.

    Saat stres, tubuh akan melepaskan kortisol, yakni hormon yang meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan menyebabkan peradangan. Seiring waktu, stres dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    3. Konsumsi Garam Berlebihan

    Tubuh memang membutuhkan garam atau natrium. Namun, konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung.

    Garam berlebih pada tubuh juga dapat merusak pembuluh darah dan membuat jantung bekerja lebih keras dari yang seharusnya.

    4. Duduk Terlalu Lama

    Duduk yang terlalu lama tidak hanya membuat punggung sakit, tapi juga dapat memperburuk kondisi jantung. Duduk dalam waktu yang lama dapat menurunkan sirkulasi, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kadar kolesterol jahat atau Low-density lipoprotein (LDL).

    5. Kurang Tidur

    Banyak orang masih sering begadang untuk hal-hal tertentu, seperti menonton acara favorit atau menyelesaikan pekerjaan. Namun, aktivitas ini jika terus dilakukan dapat berdampak serius pada jantung.

    Menurut penelitian, kurang tidur dapat meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan memicu peradangan. Kurang tidur juga dapat menyebabkan resistensi insulin, tanda bahaya lain bagi kesehatan jantung.

    6. Konsumsi Alkohol Berlebihan

    Meminum terlalu banyak alkohol dapat berdampak serius pada kesehatan jantung. Pasalnya, ini dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan detak jantung tidak teratur dan seiring waktu menyebabkan penyakit jantung.

    Alkohol yang berlebih juga dapat melemahkan otot jantung, sehingga organ vital tersebut sulit memompa darah secara efektif.

    (dpy/naf)

  • Mayapada Hospital Surabaya Berhasil Tangani Pembekuan Darah dengan Cara Ini

    Mayapada Hospital Surabaya Berhasil Tangani Pembekuan Darah dengan Cara Ini

    Jakarta – Pernahkah Anda mengalami bengkak atau nyeri di kaki? Gejala ini bisa jadi merupakan tanda Deep Vein Thrombosis (DVT), kondisi serius saat gumpalan darah terbentuk di pembuluh vena dalam biasanya di kaki. Jika tidak ditangani, gumpalan ini bisa berpindah ke paru-paru dan menyebabkan emboli paru yang fatal.

    Hal ini dialami oleh seorang atlet triatlon berusia 58 tahun. Awalnya hanya merasa pegal biasa di kaki, tapi dalam lima hari, kakinya membengkak secara signifikan. Meski tidak memiliki riwayat darah tinggi, serangan jantung, atau stroke, pasien pernah menjalani operasi patah tulang kaki 10 tahun lalu salah satu faktor risiko pembekuan darah.

    Pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Subspesialis Vaskular Endovaskular Konsultan di Mayapada Hospital Surabaya, Dr. dr. Yan Efrata Sembiring, Sp.B, Sp. BTKV subsp. VE(K) mengungkap adanya DVT di vena paha. Hasil USG menunjukkan adanya bekuan darah, yang dikonfirmasi lebih lanjut melalui CT Angiography Lower Extremity dengan temuan gumpalan sepanjang 50 cm.

    “Pasien awalnya diberikan terapi antikoagulan untuk mengencerkan darah dan mencegah gumpalan bertambah besar. Namun, setelah beberapa hari, nyeri tidak kunjung membaik. Oleh karena itu, prosedur Trombektomi AngioJet menjadi pilihan terbaik untuk menghilangkan bekuan darah secara efektif dan cepat,” dr. Yan dalam keterangannya, Jumat (9/5/2025).

    Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter kecil ke dalam pembuluh vena melalui sayatan kecil di selangkangan atau kaki. Kateter ini memiliki sistem jet khusus yang menyemprotkan cairan bertekanan tinggi untuk menghancurkan sekaligus menyedot gumpalan darah.

    Selanjutnya, metode ini memungkinkan pembersihan bekuan dengan lebih cepat serta risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan operasi terbuka. Setelah prosedur, kondisi pasien pun membaik, dengan nyeri yang berangsur berkurang secara signifikan.

    Kasus ini menjadi pengingat pentingnya deteksi dini serta pemahaman tentang risiko dan gejala DVT. Untuk mencegah kondisi serupa, penting bagi kita untuk mengenali faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko DVT serta gejala yang menyertainya.

    DVT dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh mereka yang memiliki gaya hidup sedentary, seperti duduk terlalu lama saat perjalanan jauh atau setelah operasi besar yang mengharuskan istirahat total di tempat tidur. Menurut dr. Yan, beberapa kondisi medis dan kebiasaan tertentu dapat meningkatkan risiko DVT.

    “Perlu diperhatikan jika Anda memiliki cedera kaki, riwayat kanker atau penyakit jantung, atau kelainan darah bawaan seperti faktor V Leiden, yang membuat darah lebih mudah menggumpal,” ujarnya.

    Selain itu, wanita hamil dan orang dengan berat badan berlebih juga lebih rentan terkena DVT karena tekanan ekstra pada pembuluh darah dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan risiko pembekuan. Kebiasaan merokok juga menjadi faktor yang perlu dihindari karena dapat merusak pembuluh darah dan memicu penggumpalan darah.

    Karena banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko DVT, pencegahan menjadi langkah utama untuk menghindari kondisi ini. Tetap aktif bergerak, terutama saat perjalanan jauh, menjaga berat badan ideal, mengurangi kebiasaan merokok, serta rutin memeriksakan kesehatan jika memiliki faktor risiko tertentu dapat membantu mencegah terjadinya DVT.

    Selain mengetahui faktor risiko, mengenali gejala DVT juga sangat penting agar kondisi ini dapat segera ditangani sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain pembengkakan di salah satu kaki, nyeri yang semakin terasa saat berdiri atau berjalan, serta perubahan warna kemerahan dan sensasi hangat saat disentuh. Jika tidak segera ditangani, gumpalan darah dapat terlepas dan berpindah ke paru-paru, menyebabkan sesak napas mendadak, nyeri dada tajam, atau batuk darah tanda emboli paru yang berpotensi fatal.

    Untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan terbaik, Mayapada Hospital Surabaya memiliki layanan unggulan dalam menangani DVT dan penyakit kardiovaskular lainnya. Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya, Dr. Bona Fernando menegaskan Mayapada Hospital Surabaya menangani kasus jantung kompleks dengan prosedur advanced.

    “Kami berkomitmen untuk menghadirkan layanan jantung berstandar internasional dengan dukungan dokter ahli dan teknologi mutakhir. Melalui layanan Cardiovascular Center, Mayapada Hospital Surabaya siap menangani DVT serta berbagai masalah jantung lainnya. Kami juga menyediakan layanan lengkap, mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, hingga rehabilitasi pasca-operasi dan layanan kegawatdaruratan 24/7 melalui Cardiac Emergency,” ujar Dr. Bona.

    Adapun layanan gawat darurat Cardiac Emergency dapat dihubungi melalui 150990 atau dengan lebih mudah melalui aplikasi MyCare lewat fitur Emergency Call untuk konsultasi dokter dan penjadwalan pemeriksaan.

    Selain itu, MyCare juga menyediakan berbagai fitur kesehatan, seperti Health Articles & Tips yang berisi informasi medis, termasuk tentang DVT. Aplikasi ini juga memiliki fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, memungkinkan pengguna untuk memantau aktivitas olahraga, jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

    Unduh MyCare sekarang di Google Play Store atau App Store dan nikmati reward poin yang dapat ditukarkan dengan potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Jangan Abaikan Stroke, Mayapada Hospital Beri Panduan Pencegahannya

    Jangan Abaikan Stroke, Mayapada Hospital Beri Panduan Pencegahannya

    Jakarta

    Pernahkah membayangkan bagaimana rasanya jika terserang stroke? Penyakit berisiko ini memang harus diwaspadai. Agar selamat dari ancaman stroke, penting bagi kita untuk mengetahui faktor risikonya, memperhatikan gaya hidup, dan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan rutin.

    Walaupun terlihat sederhana, langkah tersebut dapat mencegah kemungkinan terburuk dari penyakit stroke. Spesialis Neurologi Konsultan Neurofisiologi Klinis Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Manfaluthy Hakim, SpN(K) mengatakan terdapat faktor risiko stroke yang dapat dihindari dan faktor risiko yang tak dapat dihindari.

    Contoh faktor risiko yang tak dapat dihindari dan bersifat alami ialah faktor genetik dan usia. dr Manfaluthy mengatakan di antaranya faktor usia (terutama di atas 55 tahun); jenis kelamin, di mana laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan; faktor hormon, dan riwayat keluarga dapat meningkatkan kecenderungan seseorang mengalami stroke.

    “Hal-hal tersebut merupakan kondisi alamiah seseorang yang tak bisa dihindari,” jelas dr Manfaluthy, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).

    Di sisi lain, terdapat faktor risiko yang dapat dihindari, biasanya berkaitan dengan kebiasaan, gaya hidup, atau kondisi yang bisa dipengaruhi oleh individu, antara lain obesitas, kurang aktivitas fisik, pola makan yang buruk, mengonsumsi alkohol dan rokok, hingga adanya penyakit komplikasi, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Dengan perubahan gaya hidup, seperti menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk, faktor risiko stroke tersebut dapat ditekan secara signifikan.

    Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Tangerang, dr Hananto Pratignyo, SpN, FIN, DiplIPM menerangkan langkah awal pencegahan stroke dapat dimulai dengan menjaga pola makan, biasakan mengonsumsi makanan dengan nutrisi lengkap dari karbohidrat, protein, mineral, hingga serat. Alih-alih mengonsumsi makanan tinggi lemak dan garam, mengonsumsi buah dan sayur jauh lebih baik untuk menghindari kolesterol dan tekanan darah tinggi.

    “Pola makan sehat ini tidak hanya membantu menjaga berat badan tetap ideal, tetapi juga mengurangi risiko obesitas,” kata dr Hananto.

    Kemudian, rutin berolahraga dan beraktivitas fisik, seperti jalan pagi, bersepeda, atau berenang. Lebih lanjut, dr Hananto menjelaskan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat, misalnya olahraga rutin 4-5 kali seminggu.

    “Luangkan waktu sekitar 2,5 jam seminggu untuk berolahraga agar badan lebih fit dan berenergi, juga bantu menjaga berat badan tetap ideal, sirkulasi darah lancar, dan mengurangi stres. Konsistensi adalah kuncinya,” tutur dr Hananto.

    Tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, kesehatan mental pun penting untuk diperhatikan seperti dengan mengendalikan emosi, sebab emosi dapat meningkatkan hormon epinefrin yang menaikkan tekanan darah, memicu adanya hipertensi yang merupakan faktor risiko stroke. Selanjutnya, hindari kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

    Kandungan zat kimia berbahaya pada alkohol dan rokok meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti stroke. Menghindari alkohol dan rokok dapat mengurangi risiko terkena stroke dan meningkatkan kualitas hidup.

    Lalu, periksa dan konsumsi obat-obatan secara rutin bagi yang memiliki riwayat penyakit komplikasi sebagai faktor risiko stroke. Penyakit hipertensi dan diabetes, misalnya, perlu diberikan pengobatan secara teratur agar tekanan darah tetap normal dan kadar gula tetap stabil.

    Hal ini tentunya memberi dampak baik dalam menjaga kesehatan dan mencegah risiko stroke. Tak hanya dengan menjalani gaya hidup sehat dan konsumsi obat-obatan teratur, pencegahan stroke dapat dilakukan dengan deteksi sejak dini lewat skrining stroke yang dapat dilakukan di rumah sakit, seperti Mayapada Hospital.

    Spesialis Neurologi Mayapada Hospital Kuningan dr Silvester Christanto, SpS memaparkan skrining stroke secara rutin penting untuk mengenali potensi stroke. pemeriksaan dilakukan lewat tes laboratorium untuk cek faktor risiko, seperti kadar gula darah, kolesterol, baik yang jahat (LDL) maupun baik (HDL), trigliserida, fungsi ginjal, sampai faktor pembekuan darah.

    “Semua ini penting sebagai bahan evaluasi kesehatan secara menyeluruh,” ujar dr Silvester.

    Deteksi stroke sejak dini sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko stroke. Untuk melakukannya, kunjungi layanan kesehatan khusus saraf dan otak seperti layanan Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital yang menyediakan skrining nyeri kepala dan skrining stroke.

    Pasien juga dapat membuat jadwal skrining rutin dengan mudah dan cepat melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Lain halnya jika pasien atau keluarga pasien mengalami serangan stroke mendadak, maka segera hubungi layanan kegawatdaruratan Stroke Emergency Mayapada Hospital yang siaga 24 jam untuk menangani stroke dengan protokol internasional Door to Needle kurang dari 60 menit bagi pasien stroke sumbatan.

    Stroke Emergency Mayapada Hospital dapat dihubungi melalui 150990 atau melalui fitur button Emergency Call yang ada di aplikasi MyCare. Untuk mendukung gaya hidup sehat sebagai upaya mencegah stroke, MyCare juga memiliki beragam fitur seperti Personal Health, yang dapat memantau langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, atau melihat Body Mass Index (BMI).

    Ada juga fitur Health Article & Tips yang menyajikan ragam artikel edukasi dan tips kesehatan dari dokter. Segera unduh MyCare di Google Play maupun App Store, dan dapatkan poin untuk potongan harga berbagai jenis layanan kesehatan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (prf/ega)

  • Bill Gates Beberkan Bantuan Filantropi ke RI dan Kerja Sama dengan Konglomerat

    Bill Gates Beberkan Bantuan Filantropi ke RI dan Kerja Sama dengan Konglomerat

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemilik Gates Foundation, Bill Gates membeberkan sejumlah bantuan berasal dari filantropinya yang disalurkan ke Indonesia.

    Bantuan yang paling banyak diterima Indonesia selama ini meliputi sektor kesehatan hingga pertanian. Selain itu, Bill Gates turut menyinggung kerja sama yang dijalinnya dengan para konglomerat Tanah Air. 

    Bill menyebut yayasannya mulai melakukan kegiatan filantropi pada 2000. Kemudian, yayasan itu masuk ke Indonesia sejak 2009.

    Presiden Prabowo Subianto sempat menyebut Gates Foundation telah memberikan bantuan senilai total US$300 juta ke Indonesia sejak 16 tahun yang lalu. 

    Pendiri Microsoft itu menyebut kerja-kerja filantropinya paling banyak berada di sektor kesehatan. Dia menyebut sahamnya di Microsoft banyak dialihkan untuk kegiatan filantropi kesehatan. 

    “Sebagaimana yang sering didengar, kami paling banyak bekerja di sektor kesehatan. Ketika saya melihat kepemilikan saham saya di Microsoft bakal sangat berharga, maka saya bertanya: Apa yang bisa saya lakukan untuk menciptakan dampak yang tinggi? Lalu saya belajar soal penyakit da kematian anak-anak,” ucapnya di Ruang Oval Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025). 

    Salah satu bentuk konkret yang dilakukan yayasannya adalah membentuk Gavi, yayasan di bawah Gates Foundation yang berfokus pada penyediaan vaksin. 

    Dia menyebut Indonesia menjadi salah satu contoh terbaik dalam pengembangan vaksin untuk rotavirus, pneumococcus serta HPV.

    Bill Gates bahkan mengungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memiliki kursi jabatan di Dewan Gavi. Indonesia, terang Bill, lalu cukup terlibat dalam percobaan pengembangan vaksin TBC.

    Bahkan, dia menyebut Gates Foundation memiliki dua lokasi pengembangan vaksin TBC di Indonesia. Beberapa lokasi lain yang menjadi percobaan vaksin TBC adalah Afrika dan India. 

    “Kami punya dua lokasi di mana kami melakukan percobaan vaksin di sini. Dari situ, kami akan mengetahui apabila vaksin itu bekerja atau tidak,” paparnya. 

    Meski demikian, Bill mengaku bahwa Indonesia memiliki masalah cukup besar soal malnutrisi. Kondisi itu banyak terjadi sejak bayi di dalam kandungan ibunya.

    Dia turut menyebut perempuan di Indonesia banyak menderita anemia atau kekurangan darah. 

    Ke depan, lanjutnya, Gates Foundation mengemukakak keinginan untuk mengembangkan obat-obatan untuk penyakit jantung dan diabetes. 

    Kerja Sama Konglomerat

    Selain kesehatan, Gates Foundation turut berfokus pada sektor pertanian. Salah satunya di Indonesia, Bill menyebut banyak membantu para petani untuk mengakses pupuk yang lebih murah.

    Adapun, Bill menyinggung banyak bekerja dengan filantropi-filantropi Indonesia.

    Misalnya, dengan pemilik Mayapada Group, Tahir, yang juga hadir pada dialog di Istana Kepresidenan itu. 

    “Dr. Tahir telah bekerja bersama kami selama bertahun-tahun, Tanoto Foundation, Tahir Foundation, dan kami sangat menantikan untuk bisa memperluas kerja sama itu,” terang Bill. 

  • 6 Jenis Ikan Terbaik bagi Pengidap Diabetes, Ada Sarden dan Nila

    6 Jenis Ikan Terbaik bagi Pengidap Diabetes, Ada Sarden dan Nila

    Jakarta

    Pengidap diabetes umumnya akan membatasi atau tidak mengonsumsi makanan-makanan tertentu, khususnya yang manis dan berminyak. Mereka akan menggantinya dengan yang lebih sehat, seperti sayuran segar, buah, atau ikan.

    Dikutip dari Everyday Health, beberapa jenis ikan tertentu terbukti dapat mendukung gaya hidup seseorang, termasuk mereka yang mengidap diabetes.

    Menurut The American Diabetes Association (ADA), cara terbaik untuk mengolah ikan bagi pengidap diabetes yakni dengan dipanggang atau dibakar. Pasalnya, ikan yang digoreng dengan tepung akan mengandung kalori ekstra.

    Lalu, ikan-ikan apa saja yang baik bagi pengidap diabetes?

    1. Salmon

    Ikan ini merupakan pilihan yang baik bagi pengidap diabetes tipe 2, karena kaya akan asam lemak omega-3. Ini merupakan lemak ‘sehat’ yang dapat membantu mengurangi risiko komplikasi umum terkait diabetes, penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.

    Analisis terhadap empat penelitian internasional, makan setidaknya dua porsi ikan per minggu dikaitkan dengan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian yang lebih rendah di antara pengidap penyakit jantung.

    2. Ikan Tilapia

    Ikan tilapia adalah jenis ikan cichlid air tawar yang dikenal juga sebagai ikan nila. Makanan ini rendah kalori, tinggi protein, dan memiliki daging lembut.

    Satu fillet kecil yang dikukus atau direbus dari ikan jenis ini mengandung 137 kalori dan 28,5 gram protein, menurut basis data nutrisi Departemen Pertanian AS (USDA).

    3. Ikan Kod

    Ikan ‘putih’ ini terkenal karena rendah kalori dan tinggi protein, sehingga baik bagi mereka yang mengidap diabetes. Ikan ini juga memiliki sedikit lemak jenuh dan jumlah omega-3 yang cukup tinggi.

    4. Ikan Trout

    Ikan berlemak seperti trout dikenal mengandung omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kandungan ini baik bagi para pengidap diabetes untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

    5. Ikan Tuna

    Ikan tuna menjadi salah satu ikan yang baik untuk dikonsumsi mereka yang mengidap diabetes. Serupa dengan ikan salmon, tuna juga diperkaya dengan omega-3 yang baik untuk mengurangi peradangan dan menjaga kadar gula darah.

    6. Ikan Sarden

    Tidak hanya kaya akan omega-3, ikan sarden juga mengandung kalsium dan vitamin D yang tinggi. Sekitar 1 ons atau sekitar 28 gram sarden kaleng menawarkan 108 mg kalsium dan 1,36 mcg vitamin D.

    (dpy/kna)

  • Ketahui 3 Penyakit Jantung Paling Berbahaya, Bisa Picu Kematian Mendadak – Halaman all

    Ketahui 3 Penyakit Jantung Paling Berbahaya, Bisa Picu Kematian Mendadak – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, Sp.JP, mengungkap ada tiga penyakit jantung yang paling berbahaya dan harus segera ditangani jika mengalami kekambuhan. 

    Apabila, tidak ditangani secara cepat dan tepat, maka bisa berakhir dengan kematian mendadak. 

    “Prinsipnya, penyakit jantung yang paling berbahaya nomor satu ini, adalah ketika terjadi serangan nyeri dada mendadak. Menjalar ke kiri, terus diikuti dengan kesadaran yang menurun,” ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (5/5/2025).

    Kondisi ini jika segera ditangani dengan tepat dan benar, pasien akan berangsur-angsur membaik. 

    Namun, kalau misalnya tidak segera ditangani dengan baik, kondisinya akan mengalami perberatan. 

    Kedua, kondisi gangguan jantung yang paling berbahaya adalah ketika selesai serangan jantung, langsung alami henti jantung. 

    Dr Jibril pun menjelaskan apa yang dimaksud dengan henti jantung. 

    “Nah henti jantung itu artinya apa? Kayak mungkin yang kita lihat kemarin ya, di podium ngomong, terus tiba-tiba (serangan) jantung. Dicek kok, sepertinya langsung nggak sadar. Kemungkinan besar serangan jantungnya yang terjadi aritmia,” imbuhnya. 

    Aritmia sendiri adalah detak jantung yang tidak normal, apakah tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat.

    Kondisi ini terjadi saat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik.

    “Jadi kalau serangan jantung yang berat itu, biasanya dia pingsan, kita raba nadinya. Itu kadang-kadang nadinya sudah nggak ada. Seharusnya yang baik itu, seperti di Negera maju, punya namanya basic life support. Itu harus dilakukan pijat jantung,” lanjutnya. 

    Pijat jantung atau bisa juga dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah upaya mempertahankan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya.

    Tindakan ini dilakukan ketika seseorang mengalami henti jantung atau berhenti bernapas. 

    RJP bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi spontan dan mempertahankan fungsi organ vital hingga bantuan medis lebih lanjut tiba. 

    “Makanya kita harus take over, kita lakukan pinjat jantung, sembari kita pasang Automated External Defibrillator (AED). 

    Karena biasanya yang bikin mendadak, meninggal tadi itu adalah serangan jantung. Jantungnya tidak memompa darah,”paparnya. 

    Lalu yang terakhir, penyakit jantung yang perlu diwaspadai adalah jantung koroner.

    Biasanya sebelum terjadi serangan, pada jantung koroner akan muncul beberapa tanda. 

    Tanda yang lebih ringan biasanya keluar keringat dingin, tubuh terasa lemas dan ada rasa nyeri yang menjalar di bagian kiri. 

    “Itu (serangan jantung) yang sebenarnya bisa dicegah lebih jauh gitu. Apabila sudah ada tanda-tanda seperti tadi, atau bahkan seharusnya sebelum itu sudah melakukan skrining,” tutupnya.

     

  • Nggak Cuma Berita Buruk, Mendengar Kabar Baik Juga Bisa Bikin ‘Jantungan’

    Nggak Cuma Berita Buruk, Mendengar Kabar Baik Juga Bisa Bikin ‘Jantungan’

    Jakarta

    Ketika menonton film atau sinetron, terkadang muncul adegan di mana tokoh ‘jantungan’ memegangi dada dan kolaps ketika mendengar kabar buruk. Meski terlihat dramatis, reaksi ini ternyata bisa benar-benar terjadi di dunia nyata, lho.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Susetyo Atmojo, SpJP menuturkan reaksi ini mungkin saja terjadi, meski jarang kasusnya. Ia menambahkan reaksi ini sebenarnya tidak terpatok pada kabar buruk, tapi pemicu apapun yang direaksikan secara berlebihan, termasuk mendengar kabar baik.

    “Suatu yang sifatnya mendadak diterima, misalnya hal buruk, atau bisa juga hal menyenangkan tapi pasien itu menyikapinya dengan berlebihan, itu akan menimbulkan suatu penambahan beban pada jantung,” kata dr Susetyo ketika bertemu dengan awak media di Jakarta Barat, Senin (6/5/2025).

    Kondisi ini lebih mungkin terjadi pada orang yang memang sudah memiliki masalah jantung. Ia mencontohkan orang dengan aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah akibat plak, ketika mendengar berita mendadak, pembuluh darahnya dapat mengalami ruptur dan memicu kolaps.

    Meski begitu, dr Susetyo menegaskan penyakit jantung bisa datang kapan saja. Bahkan, sudah ada banyak kasus orang meninggal karena penyakit jantung ketika tidur dan tanpa gejala sebelumnya.

    Terpenting, menurut dr Susetyo, adalah melakukan pemeriksaan kardiovaskular secara rutin, agar hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi.

    “Intinya dari saya lebih baik mendeteksi kita itu ada nggak sih penyakit jantung. Dengan cara medical check up kardiovaskuler. Setiap individu dewasa, khususnya yang berusia 40 tahun, atau mungkin belum 40 tahun tapi sudah ada faktor risiko kardiovaskular, harus dilakukan medical check up kardiovaskuler 1-3 tahun sekali,” jelasnya.

    “Sehingga mau ada berita mendadak, mau ada apa, kita nggak was-was. Jadi penekanannya bukan jangan memberikan berita mendadak, tapi sebenarnya orang di sekitar atau kita sendiri, ada nggak sih bom waktunya, ada nggak sih penyakit jantungnya,” tandas dr Susetyo.

    (avk/kna)

  • Gubernur Banten Akui Kehadiran Sektor Swasta Wujudkan Masyarakat Sehat, Produktif dan Sejahtera – Halaman all

    Gubernur Banten Akui Kehadiran Sektor Swasta Wujudkan Masyarakat Sehat, Produktif dan Sejahtera – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,SERANG – Gubernur Banten Andra Soni mengatakan, kehadiran sektor swasta menjadi bagian mewujudkan masyarakat Banten sehat, produktif dan sejahtera.

    Ia pun mengapresiasi sektor swasta yang menghadirkan RS modern dan internasional di daerah seperti Serang.

    “Kami mengapresiasi seluruh jajaran Bethsaida Hospital atas berdirinya hospital ini.  Kehadirannya sangat positif dalam memperkuat sistem pelayanan kesehatan dan menjadi bagian penting dalam sinergi mewujudkan masyarakat Banten yang sehat, produktif dan sejahtera,” kata dia dalam Grand Opening Bethsaida Hospital Serang di Serang, Senin (6/5/2025).

    Salah satu layanan yang dibutuhkan masyarakat banten adalah pusat layanan jantung dan pembuluh darah.

    Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirtamulya Juandy mengatakan, kehadiran layanan Heart & Vascular Center yang berkolaborasi dengan Jakarta Heart Center menjawab kebutuhan masyarakat di daerah Banten, khususnya Serang dan Cilegon.

    “Penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah dilakukan secara komprehensif, mulai dari diagnosis, tindakan intervensi non-bedah, hingga bedah jantung kompleks.

    Dikelola oleh para dokter spesialis dan subspesialis jantung dan bedah toraks kardiovaskular yang berpengalaman,” tutur dr Tirtamulya.

    Ditambahkan CEO Bethsaida Healthcare Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, kehadiran RS ini juga membuka lapangan kerja bagi tenaga kesehatan dan non-kesehatan, serta mendorong sektor-sektor penunjang lainnya dengan harapan mampu memperkuat ekosistem kesehatan lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Selain soal fasilitas, seluruh sistem kerja telah terintegrasi dengan teknologi terkini, mulai dari dokumentasi klinis berbasis standar internasional, integrasi MIMS (Monthly Index of Medical Specialties) untuk keamanan obat, hingga  pemantauan  ambulans  secara real-time.

     

    Direktur Sales, Marketing & Business Development Bethsaida Healthcare Iwan A. Setiawan,  menambahkan pihaknya hadir untuk menjembatani kebutuhan tersebut dengan standar pelayanan yang tinggi.

     

    “Dengan pendekatan berbasis teknologi dan human-centered care, kami ingin memberikan pengalaman layanan kesehatan yang jauh lebih personal dan modern kepada masyarakat,” tutur dia.

  • Leher Berkedut Tanda Punya Masalah Jantung? Dokter Bilang Gini

    Leher Berkedut Tanda Punya Masalah Jantung? Dokter Bilang Gini

    Jakarta

    Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Penting bagi masyarakat untuk lebih paham gejala yang mungkin dapat muncul akibat masalah jantung.

    Salah satu gejala yang mungkin tak banyak diketahui adalah leher kedutan. Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Susetyo Atmojo, SpJP menjelaskan leher berkedut mungkin saja menjadi tanda masalah jantung.

    Tapi, ia menegaskan bahwa leher kedutan merupakan gejala non-spesifik yang belum tentu berkaitan dengan penyakit jantung. Bila kondisi leher berkedut dirasa tidak normal, pemeriksaan perlu dilakukan untuk melihat apakah gejala tersebut berkaitan dengan masalah jantung.

    “Sebenarnya kalau keluhan leher berkedut, secara langsung dikaitkan dengan suatu kondisi masalah jantung tertentu atau spesifik, sih tidak. Tapi memang kalau pasien mengalami leher berkedut yang katakanlah berulang atau frekuen, tidak ada salahnya (periksa), khususnya mereka yang punya leher berkedut disertai dengan faktor risiko kardiovaskular,” ungkap dr Susetyo ketika ditemui awak media di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025).

    Faktor risiko kardiovaskular yang dimaksud seperti hipertensi, diabetes, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, kadar kolesterol tinggi, hipertiroid, gangguan irama jantung, atau jarang berolahraga.

    Sebagai gejala non-spesifik, mungkin saja ada benang merah antara leher kedutan dengan faktor risiko kardiovaskular. Sedangkan, untuk beberapa gejala spesifik terkait masalah jantung yang harus diketahui meliputi dada sesak, nyeri dada, hingga berdebar.

    “Setiap keluhan non-spesifik yang didasari adanya risiko kardiovaskular atau faktor risiko jantung tidak ada salahnya untuk dilakukan skrining. Skrining itu cari tahu apakah memang ada masalah kondisi masalah jantung tertentu atau tidak,” tandasnya.

    (avk/kna)