Topik: penyakit jantung

  • Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

    Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

    Jakarta

    Daging kurban bukan satu-satunya yang dinantikan dalam perayaan Idul Adha. Bagian yang tak kalah dinanti adalah jeroan atau organ dalam.

    Pada dasarnya, organ memiliki banyak manfaat kesehatan, melebihi daging otot yang umum dikonsumsi.

    Apa Itu Jeroan?

    Jeroan atau organ dalam adalah bagian lain dari hewan selain daging otot, termasuk:

    Darah, tulang, dan kulitOtakJantungGinjal dan hatiUsus dan babat (lapisan lambung)Pankreas dan timusLidah

    Ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, mengatakan organ atau jeroan mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin A untuk membantu penglihatan dan sistem kekebalan tubuh, vitamin D yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan, vitamin K2 untuk kesehatan tulang, vitamin B6 dan B12 untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat, serta selenium, magnesium, dan zink, maupun riboflavin.

    Adapun kandungan vitamin dan mineralnya bervariasi tergantung pada jenis organ dan hewan sumbernya.

    “Bagi kebanyakan orang, daging organ merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang,” imbuhnya dikutip dari Dikutip dari Cleveland Clinic, Sabtu (7/6/2025).

    Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan

    Meski memiliki manfaat, jeroan atau organ dalam tak boleh dikonsumsi secara berlebihan lantaran bisa memicu dampak pada tubuh. Berikut penjelasannya.

    1. Peningkatan Asam Urat

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau uric acid di dalam tubuh.

    Menurut dr Ray, jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi. Ketika protein dengan kadar purin tinggi ini dicerna tubuh, akan dipecah menjadi energi dan sisa metabolisme berupa asam urat.

    “Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurutnya, kandungan purin dalam jeroan memang tidak setinggi kacang-kacangan, namun tetap signifikan.

    Konsumsi jeroan secara berlebihan bisa menyebabkan kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar normal maupun mereka yang sudah memiliki riwayat kadar asam urat tinggi.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegasnya.

    2. Mengandung Kolesterol Tinggi

    Jeroan umumnya aman dikonsumsi dalam jumlah sedang oleh kebanyakan orang. Namun, organ atau jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

    “Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak,” kata Zumpano.

    3. Kelebihan Vitamin A dan Zat Besi

    Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan cacat lahir. Karena jeroan mengandung vitamin A dalam kadar tinggi, ibu hamil disarankan untuk menghindarinya. Selain itu, jeroan juga kaya akan zat besi, yang bisa menjadi masalah bagi individu dengan gangguan kelebihan zat besi.

    Anak-anak pun memerlukan vitamin A dan zat besi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, sehingga konsumsinya perlu dibatasi dan diberikan dalam porsi yang lebih kecil.

    4. Fatty Liver atau Penyakit Hati Berlemak

    Sebuah penelitian besar terhadap orang dewasa menemukan, mengonsumsi jeroan dapat sedikit meningkatkan risiko terkena fatty liver atau penyakit hati berlemak nonalkohol. Namun, para peneliti merekomendasikan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

    Sebagai langkah pencegahan, individu dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, dua faktor risiko penyakit hati berlemak nonalkohol, sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari konsumsi jeroan atau organ.

    5. Kanker Kandung Kemih

    Sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian menemukan, mengonsumsi organ atau jeroan secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut (termasuk penelitian berskala besar). Jika memiliki riwayat infeksi kandung kemih, merokok, atau memiliki faktor risiko lainnya, batasi konsumsi jeroan.

    (suc/tgm)

  • 4
                    
                        Sebelum Meninggal, Ustaz Yahya Waloni Sempat Keluhkan Sakit Kepala Pusing
                        Makassar

    4 Sebelum Meninggal, Ustaz Yahya Waloni Sempat Keluhkan Sakit Kepala Pusing Makassar

    Sebelum Meninggal, Ustaz Yahya Waloni Sempat Keluhkan Sakit Kepala Pusing
    Tim Redaksi
     
    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Ustaz
    Yahya Waloni
    meninggal dunia saat membawakan khotbah Jumat di Masjid Darul Falah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat (6/6/2025) siang.
    Istri almarhum, Fifil, mengungkapkan bahwa
    Ustaz Yahya Waloni
    memang beberapa waktu terakhir menjadwalkan ceramah keliling di beberapa daerah untuk mengumpulkan donasi.
    Donasi tersebut, kata Fifil, bakal digunakan Ustaz Yahya Waloni untuk membangun masjid. Ustaz Yahya Waloni berada di Kota Daeng sejak 1 Juni lalu.
    “Safari masjid dengan niat mencari donasi untuk bikin masjid. (Di Makassar) sejak tanggal 1 Juni,” ucap Fifil kepada awak media, Jumat.
    Selama perjalanan dakwahnya, Ustaz Yahya Waloni sempat mengeluhkan sakit kepala atau pusing.
    “Sering pusing. Intinya bapak khotbah Idul Adha (pagi tadi), lanjut khotbah Jumat, pingsan. Tadi pagi sehat, semangat,” ungkap dia.
    Fifil juga menyampaikan bahwa sang suami sempat bertanya apakah kondisinya mampu membawakan khotbah di hadapan jamaah.
    “Waktu pagi saja dia bilang, ‘Kira-kira aku kuat enggak khotbah?’ Gitu aja,” beber dia.
    Sepengetahuan Fifil, Ustaz Yahya Waloni mempunyai riwayat penyakit jantung.
    Namun, Ustaz Yahya Waloni tidak pernah merasakan kambuh.
    “Sebelumnya ada riwayat jantung, kan. Tapi, lagi enggak kondisi kayak gitu, cuman pusing aja,” tutup dia.
    Rencananya, jenazah Ustaz Yahya Waloni akan dimakamkan di Jakarta oleh pihak keluarga.
    Sebelumnya, Ustaz Yahya Waloni mengembuskan napas terakhir ketika membawakan ceramah di Masjid Darul Falah, Jalan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat (6/6/2025).
    Diketahui, Ustaz Yahya, yang lahir di Minahasa, memang sudah menjadwalkan ceramahnya oleh panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.
    Pagi harinya, ia memberikan khotbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.
    Bersama istrinya, Ustaz Yahya menginap di Hotel Prima, Jalan Dr. SAM Ratulangi, sekitar 9,7 kilometer dari Masjid Darul Falah.
    Sebelum Ustaz Yahya meninggal, khotbah pertama yang disampaikannya selesai pukul 12.25 Wita. Kemudian, dia kembali berdiri untuk menyampaikan khotbah kedua tanpa teks.
    Namun, sebelum membacakan doa penutup, ia tiba-tiba memegang dada dan terjatuh di mimbar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lari Jadi Olahraga yang Semakin Populer, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan

    Lari Jadi Olahraga yang Semakin Populer, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan

    JAKARTA – Lari saat ini menjadi salah satu olahraga yang makin populer dan sudah menjadi tren bagian dari gaya hidup sehat. Banyak orang yang berolahraga lari, bahkan kegiatan lari maraton semakin diminati.

    Selain menjadi tren, lari juga memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Ini beberapa manfaat lari jika dilakukan secara rutin, dikutip dari Healthshots, pada Kamis, 5 Juni 2025.

    1. Meredakan stres dan meningkatkan mood

    Ketika berlari, tubuh akan memproduksi hormon endorfin dan serotonin, dua senyawa alami yang membuat diri merasa bahagia dan rileks. Efeknya akan langsung terasa, dengan pikiran lebih jernih, hati terasa ringan, dan stres akan mereda.

    Oleh karena itu, bagi Anda yang sedang merasa stres, burn out, cemas, dan penuh tekanan akan kehidupan sehari-hari, boleh memilih lari sebagai kegiatan untuk meredakan stres tersebut dan meningkatkan suasana hati.

    2. Menyehatkan jantung dan paru-paru

    Lari juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru. Ketika berlari, detak jantung meningkat dan aliran darah jadi lancar, sehingga risiko penyakit jantung menurun.

    Dengan berlari, paru-paru juga aktif menyerap lebih banyak oksigen dan meningkatkan kapasitas pernapasan. Hasilnya stamina Anda akan semakin membaik dan tubuh bisa lebih bertenaga sepanjang hari.

    3. Tidur lebih nyenyak

    Jika Anda memiliki gangguan atau kesulitan untuk tidur, maka lari bisa menjadi solusi. Ketika lari, tubuh akan mengeluarkan energi yang meningkatkan suhu tubuh.

    Selesai berlari, suhu perlahan menurun dan memberi sinyal ke tubuh waktunya untuk beristirahat. Hal ini akan membuat waktu dan kualitas tidur Anda membaik.

  • 10 Makanan yang Paling Cepat Naikkan Kolesterol Saat Idul Adha

    10 Makanan yang Paling Cepat Naikkan Kolesterol Saat Idul Adha

    Jakarta

    Idul Adha merupakan momen yang penting untuk umat Islam. Selain menjadi waktu mujarab untuk beribadah, perayaan lebaran haji ini juga berkaitan dengan makan bersama keluarga.

    Tapi perlu diingat, makan saat Idul Adha sebaiknya harus lebih diperhatikan. Ini penting untuk menjaga kadar kolesterol tubuh agar tidak melonjak terlalu tinggi. Apa saja makanan yang cepat meningkatkan kadar kolesterol?

    Makanan yang meningkatkan kolesterol

    1. Jeroan

    Jeroan seperti hati, ginjal, atau paru merupakan jenis makanan andalan ketika Idul Adha. Meski lezat, sebaiknya jeroan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

    Jeroan mengandung kadar kolesterol dan lemak jenuh yang mempengaruhi kadar kolesterol jahat low-density lipoprotein (LDL). Kadar LDL berlebih dikaitkan dengan penumpukan plak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    2. Daging Berlemak

    Daging yang mengandung lemak tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat lebih cepat. Jika ingin memasak hidangan Idul Adha, pilihlah potongan daging yang lebih rendah lemak.

    Daging berlemak biasanya mengandung lemak jenuh, seperti jeroan, dapat membuat organ hati memproduksi lebih banyak kolesterol jahat LDL.

    3. Makanan Bersantan

    Pengolahan makanan Idul Adha juga harus diperhatikan. Meski secara umum tidak mengandung kolesterol, kandungan lemak jenuh yang ada dalam santan dapat mempengaruhi kadar kolesterol tubuh.

    Selain tinggi lemak jenuh, santan biasanya juga tinggi kalori. Jika ingin mencicipi masakan bersantan, ambil kuah seminimal mungkin.

    4. Gorengan

    Makanan yang digoreng kurang disarankan untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Mengolah makanan dengan cara digoreng akan meningkatkan jumlah kalori dalam makanan.

    Menggoreng juga dapat meningkatkan kadar lemak jenuh dalam makanan yang berkaitan erat dengan kadar kolesterol tubuh.

    5. Kerupuk

    Seperti yang sudah disinggung, makanan yang digoreng dapat meningkatkan lemak trans dan lemak jenuh. Risikonya bahkan lebih besar jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sudah digunakan berulang kali.

    Sebaiknya batasi asupan konsumsi kerupuk. Selain tinggi kalori, camilan atau makanan pendamping ini biasanya tidak membuat perut kenyang, sehingga cenderung memicu makan berlebih.

    6. Kulit Ayam

    Selain sapi atau kambing, daging ayam juga umum dikonsumsi ketika Idul Adha. Penting diperhatikan untuk memilih potongan daging ayam yang rendah lemak, termasuk yang paling sedikit kulit atau bahkan tidak ada sama sekali.

    Setiap mengonsumsi ayam, kulit bisa menyumbang 80 persen total dari kalori lemaknya. Kulit juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dari ayam yang dikonsumsi.

    Sebagai contoh, paha ayam 100 gram mengandung 91 mg kolesterol. Sedangkan, 100 gram paha ayam dengan kulit mengandung 93 mg kolesterol.

    7. Daging Olahan

    Daging olahan seperti sosis, nugget, atau burger instan seringkali menjadi menu tambahan makan besar saat Idul Adha. Daging olahan biasanya dibuat menggunakan potongan daging yang paling berlemak, sehingga tinggi kolesterol dan lemak jenuh.

    8. Seafood

    Beberapa jenis seafood seperti udang, kepiting, atau lobster yang kerap jadi ‘teman’ bakar-bakar saat Idul Adha, memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi. Contohnya, 100 gram udang mengandung 220 mg kolesterol dan 100 gram kepiting memiliki 102 mg kolesterol.

    Meski begitu, perlu dicatat seafood tetap boleh dikonsumsi selama dikonsumsi secara wajar dan diolah dengan tepat.

    9. Kue

    Kue, bolu, atau pastry seringkali dibuat menggunakan mentega atau shortening dalam jumlah banyak. Mentega biasanya mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi.

    Satu sendok makan mentega tanpa garam mengandung sekitar 31 mg kolesterol dan 7,2 lemak jenuh. Oleh karena itu, batasi konsumsi kue atau roti yang mengandung mentega.

    10. Minuman Manis

    Kandungan gula tambahan dalam minuman manis secara umum tidak memiliki kandungan kolesterol. Tapi asupan gula dapat menambah asupan kalori harian yang berkaitan dengan kenaikan berat badan.

    Jika minuman manis dikombinasikan dengan makanan tinggi lemak saat Idul Adha, maka risiko kenaikan kadar kolesterol akan semakin besar. Terlebih, makanan atau minuman manis dapat mempengaruhi fungsi hati, organ yang memproduksi kolesterol.

    (elk/kna)

  • Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Jakarta

    Kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi tubuh, terutama di bagian liver atau hati. Senyawa ini juga dapat ditemukan dalam makanan hewani, seperti daging dan telur.

    Ketika kadar kolesterol tinggi jarang sekali menunjukkan tanda atau gejala. Kadar kolesterol dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dL. Maka dari itu, siapa saja bisa mengalaminya.

    Kolesterol dibagi menjadi tiga, yakni:

    Kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) yang dapat terbentuk sebagai plak di sepanjang dinding arteri. Normalnya, target LDL ini kurang dari 100 mg/dL.Kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL), yang membawa HLD ke hati tempat kolesterol tersebut dikeluarkan dari tubuh. Idealnya, 60 mg/dL atau lebih tinggi.Trigliserida adalah jenis lemak dalam aliran darah. Kondisi yang optimal 150 mg/dL atau kurang dari itu.

    Saat kadar kolesterol tidak terkendali dengan baik, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, bahkan demensia. Biasanya, pasien akan dianjurkan untuk menjalani diet, mengonsumsi obat, hingga mengubah pola hidup seperti rajin olahraga.

    Berjalan kaki atau aktivitas fisik rutin lainnya terbukti memiliki efek positif pada kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Sebab, aktivitas fisik merangsang enzim tertentu dalam tubuh yang diperlukan untuk memindahkan kolesterol jahat dari darah, yang kemudian dapat mengalir ke pembuluh darah dan tersangkut.

    Dikutip dari Eating Well, kondisi ini dapat menyempitkan dinding pembuluh darah. Kolesterol diubah menjadi empedu untuk membantu pencernaan lemak atau dikeluarkan dari tubuh.

    Sebuah studi pada Juni 2022 di Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa olahraga teratur selama 12 minggu dapat membuat perbedaan yang signifikan. Jadi, olahraga sedang yang konsisten dapat membantu menurunkan LDL sekitar 5 hingga 7 persen dan meningkatkan HDL sekitar 6 hingga 11 pesen.

    Umumnya, 30 menit berjalan kaki secara rutin selama enam hari seminggu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Tetapi, tidak perlu dipaksakan, berikut cara terbaik jalan kaki untuk membantu menurunkan kolesterol:

    Minggu 1

    Senin: Jalan kaki 15 menit.Selasa: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 15 menit.Kamis: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Jumat: Jalan kaki 15 menit.Sabtu: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 2

    Senin: Jalan kaki 20 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Rabu: Jalan kaki 20 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Jumat: Jalan kaki 20 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 3

    Senin: Jalan kaki 25 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 25 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 25 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    Minggu 4

    Senin: Jalan kaki 30 menit.Selasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Rabu: Jalan kaki 30 menit.Kamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 30 menit.Sabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    (sao/kna)

  • Sedentary Lifestyle Ancam Kesehatan Tulang-Jantung, Ini Cara Cegahnya

    Sedentary Lifestyle Ancam Kesehatan Tulang-Jantung, Ini Cara Cegahnya

    Jakarta

    Di era serba digital dan instan, banyak orang tanpa sadar mengadopsi sedentary lifestyle atau gaya hidup minim gerak. Padahal, gaya hidup ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan tulang.

    Dilansir dari Kemenkes.go.id, sedentary lifestyle merujuk pada gaya hidup minim aktivitas fisik sehingga kalori yang dibakar setiap harinya pun sedikit. Orang dengan gaya hidup ini biasanya menghabiskan sebagian besar waktu dalam posisi duduk atau berbaring, baik saat bekerja di depan komputer, menonton televisi, hingga bermain gadget.

    Sayangnya, gaya hidup minim gerak ini tidak hanya membuat tubuh terasa kaku dan tidak bugar, tapi juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Jika dibiarkan, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan massa otot, kepadatan tulang, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan metabolik lainnya.

    Agar tubuh tetap sehat dan bugar di tengah tren sedentary lifestyle, berikut beberapa langkah yang bisa detikers lakukan .

    1. Rutin Olahraga untuk Menjaga Fungsi Jantung dan Tulang

    Olahraga adalah kunci untuk melawan dampak negatif dari gaya hidup minim gerak. Latihan fisik teratur dapat mempertahankan massa otot dan kepadatan tulang, sekaligus menjaga kesehatan jantung.

    Selain itu, jika kebiasaan olahraga dilakukan sedini mungkin, manfaat dari olahraga itu akan terasa hingga usia lanjut, termasuk mencegah penyakit-penyakit seperti osteoporosis.

    Berikut adalah tiga jenis olahraga yang bisa dilakukan.

    Latihan Aerobik: Jalan kaki cepat, berenang, atau bersepeda. Latihan ini dapat menjaga fungsi jantung dan sirkulasi darah.

    Latihan Kekuatan (Resistensi): Seperti angkat beban ringan atau push-up. Latihan ini dapat memperkuat otot dan tulang.

    Latihan Fleksibilitas dan Keseimbangan: Yoga atau tai chi. Latihan ini dapat menjaga mobilitas tubuh dan mencegah cedera.

    Cukup luangkan 30 menit setiap hari untuk berolahraga agar tubuh tetap bugar dan sehat untuk jangka waktu panjang.

    2. Konsumsi Karbohidrat Kompleks dan Protein Berkualitas

    Selain berolahraga, asupan nutrisi yang seimbang juga menjadi pilar penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi makanan dengan kandungan makronutrien dan mikronutrien lengkap disarankan untuk menjaga massa otot dan kualitas hidup, terutama seiring bertambahnya usia.

    Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau oatmeal untuk energi yang lebih stabil. Sementara itu, untuk protein, utamakan sumber hewani tanpa lemak (ikan, ayam tanpa kulit) dan nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe) yang dapat membantu memperbaiki jaringan otot. Khusus untuk usia lanjut, antioksidan menjadi jenis mikronutrien yang perlu diperhatikan. Sayur-sayuran dan buah-buahan dapat menjadi sumber antioksidan yang melindungi sel-sel dalam tubuh.

    3. Lengkapi Nutrisi dengan Suplemen dan Vitamin

    Selain menjaga pola makan dan rutin olahraga, nutrisi berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh, meningkatkan imunitas, dan mendukung kesehatan tulang serta jantung.

    Beberapa nutrisi penting meliputi kalsium, vitamin D, vitamin K2, dan protein. Sayangnya, asupan harian kadang tidak tercukupi hanya dari makanan atau paparan sinar matahari, terutama bagi orang dengan aktivitas tinggi.

    Oleh karena itu, vitamin bisa menjadi pelengkap kebutuhan nutrisi harian. Vitamin dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terutama bagi orang-orang yang kesulitan mendapatkan nutrisi dari makanan. Anda bisa mengonsumsi vitamin D3 + K2, seperti Sido Muncul Vitamin D3 + K2.

    Produk ini mengandung D3 sebesar 800 IU (International Unit). Satuan IU ini digunakan untuk mengukur efektivitas kerja suatu vitamin dalam tubuh. Dosis ini pun tergolong optimal untuk membantu penyerapan kalsium, apalagi jika dibandingkan produk lain yang pada umumnya hanya mengandung 400 IU. Semakin tinggi angka IU-nya, semakin besar pula peran vitamin D dalam mendukung kesehatan tulang dan daya tahan tubuh.

    Tak hanya itu, produk ini juga mengandung vitamin K2 (MK-7) sebanyak 45 mcg yang dapat mengaktifkan protein serta osteocalcin yang mengintegrasikan kalsium ke dalam tulang.

    Kombinasi D3 dan K2 ini juga menjaga kesehatan sistem kardiovaskular secara menyeluruh dan mengaktifkan protein matriks GLA (MGP) untuk mengikat kelebihan kalsium serta meningkatkan aliran serta fleksibilitas arteri.

    Keunggulan lainnya, produk ini hadir dalam bentuk mini soft capsule, yang lebih mudah ditelan dan diserap tubuh. Suplemen ini cocok dikonsumsi sebagai pendamping gaya hidup aktif dan sehat, terutama bagi detikers yang mulai memasuki usia dewasa atau lansia.

    Jadi tunggu apa lagi? Yuk jaga kesehatan dengan Sido Muncul Vitamin D3 + K2 dan bisa melakukan pembelian di sini.

    (akn/ega)

  • Cara Tahu Senyum Karier dan Tulus Menurut Ilmuwan

    Cara Tahu Senyum Karier dan Tulus Menurut Ilmuwan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Senyuman tulus dan “senyum karier” ternyata bisa dibedakan dengan mudah. Perbedaan antara dua jenis senyum tersebut sudah terungkap oleh seorang ahli saraf asal Prancis sejak tahun 1800-an.

    Michelle Spear, profesor bidang anatomi dari University of Bristol menyatakan, ahli saraf asal Prancis bernama Guillaume Duchenne de Boulogne adalah orang pertama yang mempublikasikan penelitian tentang dua jenis senyum, yang kemudian dikenal sebagai senyum Duchenne dan senyum non-Duchenne.

    Senyum Duchenne mencerminkan kebahagiaan yang nyata, sedangkan senyum non-Duchenne adalah senyum sosial dan strategis yang kini juga dikenal sebagai “senyum karier.”

    Duchenne membagi dua jenis senyum berdasarkan kelompok otot yang digunakan saat manusia tersenyum. Kelompok otot pertama sering dikaitkan dengan gerakan di kedua sudut mulut, antara lain, risorius yang berfungsi menarik sudut mulut ke kedua sisi dan zygomaticus major yang berfungsi menarik ke atas.

    Kelompok otot kedua adalah orbicularis oculi yang berfungsi menarik otot di sekitar mata sehingga mata tampak menyempit yang memberikan kesan wajah yang hangat dan ekspresi bahagia.

    Dalam “senyum karier” otot di sekitar mata tidak ikut bergerak. Mata tetap tampak terbuka lebar sehingga gerakan senyum di bibir tampak tidak tulus.

    Spear menjelaskan bahwa senyum asli dan palsu, keduanya melibatkan jaringan sarah wajah yang disebut sebagai cranial nerve VII. Fungsinya jaringan tersebut adalah mengirim sinyal dari otak ke otot wajah.

    Namun, ada perbedaan kunci. Senyum Duchenne dipicu oleh sistem limbik yaitu kumpulan struktur di otak yang memiliki fungsi dalam memproses emosi, memori, dan perilaku. Sebaliknya, senyum non-Duchenne dikendalikan oleh korteks yaitu lapisan luar otak yang digunakan dalam fungsi berpikir dan bahasa, terutama korteks motorik.

    Menurut Spears, otot orbicularis oculi sulit dikendalikan tanpa emosi yang nyata. Aktor profesional, lanjutnya, harus menggunakan memori nyata mereka untuk menggerakan otot di sekitar mata tersebut.

    Perbedaan antara dua jenis senyum ini bisa dikenali oleh manusia sejak dini, bahkan sejak masih bayi berusia hingga 10 bulan. Kemampuan ini adalah buah dari evolusi manusia yang membutuhkan kemampuan untuk mengenali “teman” dan “musuh.”

    Bagian dari otak yang berfungsi untuk mengenali wajah adalah fusiform gyrus yang selalu bekerja bareng dengan superior temporal sulcus yang berfungsi untuk menerjemahkan ekspresi.

    Spears mengatakan senyum karier, jika terus menerus dilakukan, bisa menyebabkan kelelahan emosi. Beberapa studi menunjukkan bahwa “emosi terpaksa” dalam dunia pekerjaan di era modern bisa dikaitkan dengan stres hingga penyakit jantung.

    Perbedaan dua senyum ini, menurut Spears, juga masih belum mampu diciptakan oleh AI. AI bisa mereplika senyum, tetapi senyum tersebut tetap tampak tidak asli tanpa kerutan di sekitar mata.

    (dem/dem)

  • Jangan Lupa Bahagia, Liburan Nggak Happy Risikonya Jantung Koroner

    Jangan Lupa Bahagia, Liburan Nggak Happy Risikonya Jantung Koroner

    Jakarta – Long weekend menjadi kesempatan untuk recharge energi fisik dan mental yang tergerus oleh rutinitas sehari-hari. Saran dokter jantung, manfaatkan benar-benar untuk merasa bahagia.

    Menurut dokter jantung dr Yuri Afifah, SpJP, liburan bisa dimanfaatkan untuk menekan hormon kortisol. Hormon ini dilepaskan oleh kelenjar adrenal ketika stres dan dapat mempengaruhi kerja jantung maupun organ lain di dalam tubuh.

    “Memang kalau misalnya kita liburan, harapannya hormon kortisolnya bisa turun ya sehingga kita stresnya akan berkurang,” katanya dalam perbincangan dengan detikcom di Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).

    Tentunya, liburan hanya akan bermanfaat bagi jantung jika dijalani dengan bahagia. Hormon kortisol turun, jantung jadi lebih stabil ketika masa-masa liburannya terasa menyenangkan.

    “Tapi kalau liburannya ternyata menekan dan tidak bahagia, ya sama aja malah hormon kortisolnya tambah naik,” jelas dr Yuri.

    Peningkatan hormon kortisol karena stres, menurut dr Yuri dapat mensupresi hormon lain di dalam tubuh. Selain mempengaruhi denyut jantung, juga meningkatkan risiko gula darah tinggi dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

    “Ending-nya akan menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner,” jelasnya.

    (up/up)

  • Berapa Lama Waktu Tidur untuk Menghindari Serangan Jantung? Cek Durasi Idealnya di Sini

    Berapa Lama Waktu Tidur untuk Menghindari Serangan Jantung? Cek Durasi Idealnya di Sini

    YOGYAKARTA – Durasi atau lamanya waktu tidur ternyata bisa berdampak pada kesehatan jantung. Dari segi kesehatan, seseorang yang memiliki durasi tidur tidak teratur lebih beresiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, penyakit jantung Koroner (PJK), hingga serangan jantung. Lantas, berapa waktu tidur untuk menghindari serangan jantung?

    Dikutip dari AI-Care, serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti secara tiba-tiba. Hal ini biasnaya disebabkan oleh rusaknya pembuluh koroner yang memperdarahi otot-otot jantung.

    Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, waktu tidur yang singkat dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

    Dikutip dari Independent, para peneliti mengalami protein inflamasi dalam darah. Ini merupakan molekul yang diproduksi tubuh saat sedang stres atau melawan penyakit.

    Apabila kadar protein ini tetap tinggi dalam waktu yang lama, hal ini bisa menyebabkan kerusakan pembuluh koroner dan meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan gagal jantung.

    Lama waktu Tidur untuk Mengindari Serangan Jantung

    Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, tidur selama 7 sampai 9 jam dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung dan sistem peredaran darah, dikutip dari laman British Heart Foundation

    Penelitian ini menggunakan data dari lebih dari 88.000 peserta UK Biobank berusia 43 hingga 74 tahun, yang dipantau selama satu minggu. Para peserta menjawab pertanyaan terkait gaya hidup mereka dan mengenakan alat pelacak di pergelangan tangan untuk merekam waktu mereka tidur dan bangun. Selama enam tahun masa tindak lanjut, tercatat 3.172 orang mengalami penyakit jantung dan peredaran darah.

    Setelah hasil disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, kebiasaan merokok, dan risiko lainnya, ditemukan bahwa orang yang tidur selama 7-9 jam memiliki risiko paling rendah terhadap penyakit jantung dan peredaran darah. Sebagai perbandingan, mereka yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam memiliki risiko lebih tinggi sebesar 12 persen, sementara mereka yang waktu tidurnya kurang dari 4 jam memiliki peningkatan risiko hingga 25 persen.

    Peneliti juga menemukan bahwa waktu tidur memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap risiko penyakit jantung pada perempuan dibandingkan laki-laki.

    Mereka menyarankan bahwa waktu tidur mungkin merupakan faktor risiko yang selama ini kurang diperhatikan dalam kaitannya dengan penyakit jantung.

    Tidur pada waktu yang tepat kemungkinan besar membuat seseorang bangun dengan paparan cahaya pagi, yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh.

    Ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ritme sirkadian dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan faktor risikonya, seperti tekanan darah tinggi.

    Demikian informasi tentang waktu tidur untuk menghindari serangan jantung. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • Soal Dampak Minyak Babi untuk Kesehatan, Ini Kata Kemenkes

    Soal Dampak Minyak Babi untuk Kesehatan, Ini Kata Kemenkes

    Jakarta – Kandungan lemak jahat dalam minyak babi menjadi kekhawatiran tersendiri, terlepas dari status non halal bagi umat muslim. Bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, minyak apapun yang tidak sehat tetap perlu dibatasi.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, menegaskan fokus utama dari minyak bukan dari sumbernya melainkan pola konsumsinya. Bukan cuma minyak babi, minyak yang lain juga bisa mengandung lemak jahat.

    “Yang pasti kita harus jaga bagaimana lemak trans ya, itu adalah asam lemak tidak jenuh, itu yang penting,” terang dr Nadia saat dihubungi detikcom, Sabtu (31/5/2025).

    “Kalau asalnya apakah dari babi atau dari sawit, atau dari yang lainnya, itu kita tidak melihat dari sumber asalnya. Tapi yang penting konsumsi lemak trans, ya asam lemak tidak jenuh, itu yang kita batasi,” sambungnya.

    Seperti yang diketahui, asam lemak tidak jenuh memang menjadi faktor risiko penyakit jantung. Konsumsi yang berlebihan dapat meningkatkan berat badan, maupun gangguan pada sistem kardiovaskular.

    “Jadi sebenarnya sama saja (sumbernya), yang penting hasil akhirnya. Jadi, kita tahu bahwa dia itu asam lemak transnya itu berisiko menimbulkan penyakit, seperti jantung koroner,” kata dr Nadia.

    “Jadi, yang penting adalah batas konsumsi dari asam lemak tidak jenuh, itu yang harus diikuti,” pungkasnya.

    (sao/up)