Topik: penyakit jantung

  • Ternyata Ini Cara Minum Kopi yang Bisa Perpanjang Umur Menurut Studi

    Ternyata Ini Cara Minum Kopi yang Bisa Perpanjang Umur Menurut Studi

    Jakarta – Pecinta kopi boleh berbahagia! Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa minum kopi tidak hanya bikin melek, tapi juga bisa membantu hidup lebih lama dan sehat hingga usia senja.

    Temuan ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition dan melibatkan lebih dari 47 ribu perawat perempuan yang diikuti sejak tahun 1970-an. Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang rutin minum kopi saat usia 45-60 tahun memiliki peluang lebih besar mengalami penuaan sehat saat menginjak usia 70-an.

    “Data cukup konsisten bahwa konsumsi kopi memang punya manfaat,” ujar Fang Fang Zhang, profesor epidemiologi nutrisi dari Tufts University, dikutip dari New York Times, Sabtu (14/6/2025).

    Zhang sendiri tidak terlibat dalam studi tersebut. Dalam studi ini, penuaan sehat didefinisikan sebagai kondisi fisik dan mental yang prima, tanpa gangguan memori atau penyakit kronis seperti jantung, kanker, diabetes, hingga Parkinson.

    Hasilnya, perempuan yang minum hampir tujuh cangkir kopi ukuran kecil per hari memiliki peluang 13 persen lebih tinggi untuk mengalami penuaan sehat dibandingkan mereka yang minum kurang dari satu cangkir per hari. Namun, manfaat ini hanya ditemukan pada kopi berkafein. Teh, kopi tanpa kafein, dan minuman bersoda seperti cola tidak menunjukkan efek yang sama.

    Bahkan, konsumsi cola justru dikaitkan dengan penurunan kemungkinan penuaan sehat.

    Tak Harus Minum Banyak

    Meski begitu, peneliti utama studi ini, Dr Sara Mahdavi dari Universitas Toronto, mengingatkan bahwa minum kopi dalam jumlah banyak belum tentu cocok untuk semua orang. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa manfaat kopi cenderung maksimal pada konsumsi 3 hingga 4 cangkir per hari.

    “Jumlah kopi yang ideal bisa berbeda pada tiap orang,” kata Mahdavi.

    Manfaat Kopi yang Konsisten

    Ini bukan kali pertama kopi dikaitkan dengan umur panjang. Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa peminum kopi cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga beberapa jenis kanker.

    Bahkan dalam sebuah studi terhadap lebih dari 46.000 orang dewasa AS, ditemukan bahwa mereka yang minum 1 hingga 3 cangkir kopi per hari punya risiko kematian 15 persen lebih rendah dalam kurun 9 hingga 11 tahun ke depan dibanding mereka yang tidak minum kopi.

    Namun, manfaat itu hilang jika kopi dikonsumsi dengan tambahan gula berlebihan atau krimer tinggi lemak jenuh. Meski manfaatnya nyata, para ilmuwan belum sepenuhnya yakin apa yang membuat kopi begitu baik bagi tubuh. Kopi mengandung ratusan senyawa bioaktif, termasuk antioksidan dan zat antiinflamasi, yang diyakini membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

    “Cukup mengejutkan karena kopi sering dikaitkan dengan kebiasaan kurang sehat seperti merokok,” ujar Zhang.

    “Tapi fakta bahwa kita masih melihat manfaat, bahkan setelah mengoreksi faktor gaya hidup, artinya kopi memang berperan.”

    (naf/kna)

  • Ternyata Ini Cara Minum Kopi yang Bisa Perpanjang Umur Menurut Studi

    Ternyata Ini Cara Minum Kopi yang Bisa Perpanjang Umur Menurut Studi

    Jakarta – Pecinta kopi boleh berbahagia! Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa minum kopi tidak hanya bikin melek, tapi juga bisa membantu hidup lebih lama dan sehat hingga usia senja.

    Temuan ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition dan melibatkan lebih dari 47 ribu perawat perempuan yang diikuti sejak tahun 1970-an. Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang rutin minum kopi saat usia 45-60 tahun memiliki peluang lebih besar mengalami penuaan sehat saat menginjak usia 70-an.

    “Data cukup konsisten bahwa konsumsi kopi memang punya manfaat,” ujar Fang Fang Zhang, profesor epidemiologi nutrisi dari Tufts University, dikutip dari New York Times, Sabtu (14/6/2025).

    Zhang sendiri tidak terlibat dalam studi tersebut. Dalam studi ini, penuaan sehat didefinisikan sebagai kondisi fisik dan mental yang prima, tanpa gangguan memori atau penyakit kronis seperti jantung, kanker, diabetes, hingga Parkinson.

    Hasilnya, perempuan yang minum hampir tujuh cangkir kopi ukuran kecil per hari memiliki peluang 13 persen lebih tinggi untuk mengalami penuaan sehat dibandingkan mereka yang minum kurang dari satu cangkir per hari. Namun, manfaat ini hanya ditemukan pada kopi berkafein. Teh, kopi tanpa kafein, dan minuman bersoda seperti cola tidak menunjukkan efek yang sama.

    Bahkan, konsumsi cola justru dikaitkan dengan penurunan kemungkinan penuaan sehat.

    Tak Harus Minum Banyak

    Meski begitu, peneliti utama studi ini, Dr Sara Mahdavi dari Universitas Toronto, mengingatkan bahwa minum kopi dalam jumlah banyak belum tentu cocok untuk semua orang. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa manfaat kopi cenderung maksimal pada konsumsi 3 hingga 4 cangkir per hari.

    “Jumlah kopi yang ideal bisa berbeda pada tiap orang,” kata Mahdavi.

    Manfaat Kopi yang Konsisten

    Ini bukan kali pertama kopi dikaitkan dengan umur panjang. Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa peminum kopi cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga beberapa jenis kanker.

    Bahkan dalam sebuah studi terhadap lebih dari 46.000 orang dewasa AS, ditemukan bahwa mereka yang minum 1 hingga 3 cangkir kopi per hari punya risiko kematian 15 persen lebih rendah dalam kurun 9 hingga 11 tahun ke depan dibanding mereka yang tidak minum kopi.

    Namun, manfaat itu hilang jika kopi dikonsumsi dengan tambahan gula berlebihan atau krimer tinggi lemak jenuh. Meski manfaatnya nyata, para ilmuwan belum sepenuhnya yakin apa yang membuat kopi begitu baik bagi tubuh. Kopi mengandung ratusan senyawa bioaktif, termasuk antioksidan dan zat antiinflamasi, yang diyakini membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

    “Cukup mengejutkan karena kopi sering dikaitkan dengan kebiasaan kurang sehat seperti merokok,” ujar Zhang.

    “Tapi fakta bahwa kita masih melihat manfaat, bahkan setelah mengoreksi faktor gaya hidup, artinya kopi memang berperan.”

    (naf/kna)

  • Sederet Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Rajin Minum Jus Mengkudu, Apa Saja?

    Sederet Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Rajin Minum Jus Mengkudu, Apa Saja?

    Jakarta – Mengkudu adalah buah yang tumbuh subur di Asia Tenggara. Buah ini memiliki rasa yang pahit dan bau khas yang terkadang dibandingkan dengan keju yang bau.

    Mengkudu sudah lama dimanfaatkan, khususnya oleh masyarakat Polinesia, untuk berbagai masalah kesehatan seperti sembelit, infeksi, nyeri, dan radang sendi. Umumnya buah ini dikonsumsi dengan cara dibuat jus.

    Untuk mengurangi rasa pahitnya, jus mengkudu bisa ditambahkan madu sebagai pemanis alami. Buah jeruk nipis atau lemon juga bisa ditambahkan untuk menyamarkan bau dan rasa yang mungkin kurang enak untuk sebagian orang. Apa saja penyakit yang bisa dicegah dengan jus mengkudu?

    1. Kanker

    Jus mengkudu yang mengandung antioksidan mengurangi kerusakan sel dan stres oksidatif. Stres oksidatif dikaitkan dengan banyak penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes.

    Dalam sebuah penelitian, perokok berat diberi 118 ml jus mengkudu setiap hari. Setelah sebulan, responden mengalami penurunan dua jenis radikal bebas umum sebesar 30 persen.

    Dalam studi farmakologis, buah mengkudu bahkan menunjukkan aktivitas anti-kanker pada berbagai lini seperti sel kanker paru, serviks, dan payudara.

    2. Penyakit Jantung

    Jus mengkudu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi peradangan. Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh, tapi jika kadar kolesterol jahat low density-lipoprotein (LDL) berlebihan, maka risiko penyakit jantung bisa meningkat.

    Dalam sebuah studi, minum jus mengkudu hingga 188 ml tiap hari selama satu bulan terbukti secara signifikan menurunkan kadar kolesterol total, termasuk kolesterol LDL, serta penanda peradangan dalam darah yang disebut C-reactive protein.

    Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk melihat efeknya pada kelompok masyarakat yang lebih luas.

    3. Radang Sendi

    Dalam sebuah studi, sekelompok pasien arthritis degeneratif tulang belakang diminta minum 15 ml jus mengkudu dua kali sehari selama sebulan. Dilaporkan kelompok yang minum jus mengkudu memiliki skor yang lebih rendah. Bahkan 60 persen dari mereka tidak mengalami nyeri lagi sama sekali.

    Nyeri akibat arthritis umumnya berkaitan dengan peradangan dan stres oksidatif yang meningkat. Karena itu, jus mengkudu mungkin bisa menjadi pereda nyeri alami dengan cara mengurangi peradangan dan melawan radikal bebas.

    4. Daya Tahan Tubuh Lemah

    Jus mengkudu kaya akan vitamin C. Kandungan tersebut mendukung sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan racun lingkungan.

    Kandungan antioksidan lain dalam mengkudu, seperti beta karoten, juga meningkatkan kekebalan tubuh. Satu studi kecil selama 8 minggu menemukan orang sehat yang minum jus mengkudu 330 ml tiap hari memiliki peningkatan aktivitas sel kekebalan tubuh dan tingkat stres oksidatif yang lebih rendah.

    5. Kelelahan

    Beberapa penelitian menunjukkan manfaat jus mengkudu untuk kemampuan olahraga. Dalam sebuah penelitian, pelari jarak jauh dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi jus mengkudu dan kelompok yang diberi plasebo. Jus mengkudu diberi dua kali sehari, selama 3 pekan.

    Hasilnya, kelompok yang minum jus mengalami peningkatan daya tahan hingga 21 persen lebih lama, sampai akhirnya merasa lelah. Ini menunjukkan adanya peningkatan performa fisik.

    Peningkatan daya tahan ini berkaitan dengan kandungan antioksidan dalam jus mengkudu yang membantu mengurangi kerusakan otot yang biasanya terjadi saat olahraga.

    (avk/tgm)

  • Kebiasaan Makan untuk Cegah Mati Muda, Cocok Buat yang Mau Panjang Umur

    Kebiasaan Makan untuk Cegah Mati Muda, Cocok Buat yang Mau Panjang Umur

    Jakarta – Memiliki tubuh sehat dan panjang umur merupakan harapan banyak orang. Pola makan sehat menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan hal tersebut.

    Sebenarnya pola makan seperti apa sih yang bisa dilakukan untuk panjang umur? Dikutip dari Healthline, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Hindari Makan Berlebih

    Studi pada hewan menunjukkan pengurangan kalori sebesar 10-50 persen dari jumlah normal dapat meningkatkan umur maksimum. Penelitian lain pada manusia juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan kalori rendah, umur panjang, dan risiko penyakit lebih kecil.

    Pembatasan kalori juga membantu mengurangi berat badan berlebih dan lemak perut. Keduanya dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan dan umur yang lebih pendek.

    2. Perbanyak Makan Kacang

    Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang baik. Kacang mengandung protein, serat, antioksidan, dan senyawa tanaman yang bermanfaat untuk tubuh.

    Kacang juga mengandung sumber vitamin dan mineral yang baik, seperti tembaga, magnesium, kalium, folat, niasin, serta vitamin B6 dan E. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi kacang memiliki efek yang baik untuk penurunan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peradangan, dan sindrom metabolik lain.

    Sebuah penelitian menemukan orang yang makan setidaknya 3 porsi (satu porsi 28 gram) kacang-kacangan per minggu memiliki risiko kematian dini 39 persen lebih rendah.

    3. Konsumsi Kunyit

    Kunyit adalah salah satu rempah yang populer di Indonesia. Rupanya herbal ini memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan tubuh. Ini disebabkan oleh kandungan senyawa bioaktif kurkumin di dalamnya.

    Kandungan kurkumin bersifat antioksidan yang berguna untuk membantu menjaga fungsi otak, jantung, dan paru-paru. Kandungan ini juga melindungi tubuh dari risiko kanker dan penyakit terkait usia.

    Studi in vivo dan in vitro pada manusia telah mengonfirmasi kurkumin dapat mencegah penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit inflamasi, gangguan neurodegeneratif, dan kondisi medis lainnya.

    4. Perbanyak Konsumsi Sayur

    Banyak penelitian menghubungkan pola makan kaya nabati dengan risiko kematian dini lebih rendah. Ini juga disertai risiko kanker, sindrom metabolik, penyakit jantung, depresi, dan kerusakan otak yang lebih rendah.

    Nutrisi dan antioksidan yang ada dalam makanan nabati kaya akan polifenol, karotenoid, folat, dan vitamin C. Salah satu penelitian menemukan orang yang menjalankan pola makan vegetarian dan vegan memiliki risiko kematian 12-15 persen lebih rendah.

    Penelitian yang sama juga melaporkan risiko kematian akibat kanker, penyakit jantung, ginjal, atau hormon yang lebih rendah 29-52 persen.

    5. Rajin Minum Teh dan Kopi Tanpa Gula

    Konsumsi teh dan kopi tanpa gula sudah lama dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis. Kandungan polifenol dan katekin dalam teh hijau misalnya, dalam sebuah penelitian disebut dapat menurunkan risiko kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Demikian dengan kopi, juga dikaitkan dengan risiko terkena diabetes tipe dua, penyakit jantung, kanker, serta penyakit otak tertentu yang lebih rendah. Dalam sebuah penelitian disebutkan, peminum kopi maupun teh memiliki risiko kematian dini 20-30 persen lebih rendah, dibandingkan mereka yang tidak minum sama sekali.

    Perlu diingat, konsumsi kafein yang disarankan adalah 400 mg per hari, atau 4 cangkir kopi sehari.

    (avk/tgm)

  • 4 Jenis Penyakit yang Ditemukan Saat Program Kesehatan Gratis

    4 Jenis Penyakit yang Ditemukan Saat Program Kesehatan Gratis

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeberkan penemuan penting dari program cek kesehatan gratis (CKG) yang telah menjangkau lebih dari 8,2 juta warga Indonesia sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025.

    Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, empat masalah kesehatan kronis utama yang mendominasi hasil pemeriksaan massal tersebut.

    Ia menjelaskan temuan tertinggi justru berasal dari masalah gigi, yang selama ini kurang mendapat perhatian masyarakat.

    “Yang paling tinggi ternyata masalah gigi. Kedua hipertensi, ketiga diabetes, dan keempat obesitas,” ujar Menteri Budi Gunadi Sadikin kepada wartawan, Kamis (12/6/2025).

    Ketiga masalah terakhir yaitu hipertensi, diabetes, dan obesitas juga merupakan faktor risiko utama yang berkontribusi besar terhadap penyakit jantung dan stroke, dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia selama bertahun-tahun.

    “Setiap tahun, lebih dari setengah juta orang Indonesia meninggal karena jantung dan stroke. Akar masalahnya: tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan berat badan berlebih,” tambahnya.

    Salah satu temuan yang mengkhawatirkan adalah banyaknya warga yang tidak menyadari kondisi kesehatannya, khususnya tekanan darah tinggi dan prediabetes.

    “Penyakit-penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala. Itulah pentingnya cek kesehatan dini,” katanya.

    Ia menekankan, deteksi dini adalah kunci pencegahan agar kondisi tidak berkembang menjadi penyakit mematikan seperti serangan jantung atau strok.

    Dari sisi partisipasi, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa perempuan lebih aktif mengikuti program CKG dibandingkan laki-laki.

    “Ini panggilan buat kita, kaum pria. Mari kita beri contoh hidup sehat. Rata-rata usia perempuan lebih panjang, salah satunya karena mereka lebih rajin cek kesehatan,” ujarnya.

  • Kelompok Orang yang Tak Boleh Jalan Kaki Terlalu Lama Menurut Dokter, Siapa Saja?

    Kelompok Orang yang Tak Boleh Jalan Kaki Terlalu Lama Menurut Dokter, Siapa Saja?

    Jakarta

    Jalan kaki dikenal sebagai olahraga murah dengan segudang manfaat. Aktivitas ini bisa menurunkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes. Bukan cuma itu, rutin melangkah juga membantu menjaga berat badan ideal dan memperkuat otot serta tulang.

    Namun hati-hati, jalan kaki pun ada batasnya. “Seperti halnya aktivitas fisik lainnya, jalan kaki juga bisa berlebihan,” ujar para ahli.

    Belakangan, tren ‘hot girl walk’ ramai di TikTok. Konsepnya simpel, jalan kaki di luar sambil refleksi diri. Tagar #hotgirlwalk bahkan sudah dibanjiri ribuan unggahan. Ada juga tren urban hiking, yakni jalan kaki sejauh 10-15 mil (sekitar 16 hingga 24 km) per hari di tengah kota.

    “Tak ada batasan maksimal mutlak untuk jalan kaki atau jenis olahraga lain,” ujar dr Randy Cohn, ahli bedah ortopedi dan dokter kedokteran olahraga dari Northwell Health, New York.

    Menurutnya, manfaat jalan kaki jarak jauh bisa sangat besar. Selain menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko diabetes tipe 2, menambah langkah juga bisa memperpanjang usia.

    Hal itu dibuktikan lewat studi tahun 2020 yang melibatkan lebih dari 4.800 orang dewasa di AS. Hasilnya, semakin banyak langkah yang ditempuh dalam sehari, semakin rendah pula risiko kematian dari berbagai penyebab.

    Meskipun kebanyakan dari kita dianjurkan untuk lebih banyak bergerak dan menambah jumlah langkah harian, ternyata ada kelompok orang yang harus berhati-hati agar tidak berjalan terlalu jauh.

    Siapa Saja?

    Orang dengan masalah jantung dan paru-paru seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung perlu ekstra waspada saat berjalan jauh karena aktivitas ini dapat meningkatkan detak jantung, menurut Dr. Cohn. “Jika peningkatan detak jantung bisa membahayakan seseorang, harus sangat berhati-hati dan berkonsultasi dengan tim medis sebelum memulai rencana olahraga,” ujarnya.

    Masalah otot dan sendi pada kaki juga bisa menjadi alasan untuk membatasi jarak berjalan. “Orang dengan gangguan pada kaki dan tungkai bawah seperti radang sendi lutut perlu berhati-hati agar tidak berjalan terlalu banyak dalam sehari agar tidak memperburuk kondisi tersebut,” kata Cohn, dikutip dari Everyday Health.

    Penggunaan sepatu jalan yang berkualitas dan pas juga bisa membantu mengurangi risiko nyeri, terutama bagi pengidap radang sendi.

    Selain itu, orang dengan penyakit pernapasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta lansia, juga sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri berjalan jauh. “Risiko jatuh adalah kekhawatiran besar pada kelompok lansia, jadi mereka harus menghindari kelelahan berlebih agar tidak terjadi kecelakaan,” jelasnya.

    NEXT: Tanda sudah terlalu banyak berjalan

    Berjalan jauh bisa membuat tubuh terasa segar, meski mungkin akan terasa pegal setelahnya. Namun, aktivitas ini seharusnya tidak menyebabkan cedera akibat penggunaan berlebihan.

    “Cedera akibat penggunaan berlebihan terjadi ketika suatu gerakan dilakukan secara berulang-ulang hingga melukai ligamen, tendon, atau otot,” jelas April Gatlin, praktisi olahraga bersertifikasi yang berbasis di Chicago.

    Bagaimana mengenalinya? Perhatikan tanda-tanda fisik. “Jika ada rasa sakit di persendian, tubuh terasa kaku, atau muncul sensasi yang tidak biasa di sendi, kurangi jarak tempuh atau istirahatlah sehari,” kata Gatlin. Konsultasikan ke dokter jika rasa sakit tidak kunjung membaik atau kembali muncul setelah istirahat.

    Gejala lain bahwa tubuh terlalu lelah antara lain gangguan tidur, perubahan suasana hati seperti mudah marah atau cemas, serta peningkatan detak jantung saat istirahat. Ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh mengalami stres berlebih dan perlu waktu untuk pulih.

  • Temuan Menkes: Perempuan Lebih Antusias Ikut CKG, Singgung Umur Panjang

    Temuan Menkes: Perempuan Lebih Antusias Ikut CKG, Singgung Umur Panjang

    Jakarta

    Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah berjalan selama empat bulan, sejak pertama kali diresmikan pada 10 Februari 2025. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa data menarik, salah satunya lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang sudah melakukan CKG.

    “Saya bisa sampaikan bahwa lebih banyak perempuan yang melakukan CKG daripada laki-laki. Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga mau hidup lebih sehat,” terang Menkes dalam konferensi pers daring, Kamis (12/6/2025).

    “Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata perempuan itu sudah di atas laki-laki. Saya rasa inilah penyebab salah satu karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan yang melakukan CKG. Jadi, para laki-laki mengikuti rekan-rekan kita yang perempuan untuk melakukan cek kesehatan gratis,” sambungnya.

    Peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Iwan Ariawan juga mengungkapkan hal yang serupa. Berdasarkan data, jumlah masyarakat Indonesia yang sudah melakukan CKG sebanyak 8.623.665 orang.

    Dari total tersebut, jumlah perempuan yang sudah melakukan program CKG sebanyak 5.366.372 (62,24 persen). Sementara laki-laki hanya 3.257.293 (37,76 persen).

    “Kalau kita lihat, yang datang ini masih kebanyakan perempuan. Jadi 2 per 3-nya adalah perempuan. Padahal kita tahu, penduduk kita itu 50-50, 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan,” jelas dr Iwan.

    “Jadi yang laki-laki kesadarannya masih kurang untuk datang untuk melakukan cek kesehatan gratis,” lanjutnya.

    NEXT: Masalah kesehatan yang sering ditemukan

    Masalah Kesehatan yang Sering Ditemukan

    dr Iwan mengungkapkan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan adalah kegemukan atau obesitas sentral. Kondisi ini dapat diperiksa melalui lingkar pinggang.

    Pada pria, lingkar pinggang yang lebih dari 90 cm sudah termasuk obesitas. Sementara pada perempuan dapat dinyatakan obesitas jika lingkar pinggangnya lebih dari 80 cm.

    “Ini 50 persen atau 1 dari 2 perempuan yang melakukan CKG itu ada obesitas sentral. Pada laki-laki, 1 dari 4, ini tinggi ya. Dan ini merupakan faktor risiko untuk penyakit berikutnya, yaitu hipertensi dan diabetes melitus,” beber dr Iwan.

    “Pada peserta CKG yang memiliki obesitas sentral itu kemungkinan dia memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes itu satu setengah sampai dua kali lipat, jadi risikonya itu meningkat tinggi. Dan seperti yang kita tahu, bahwa kedua penyakit ini adalah risiko penyakit berikutnya yang lebih fatal yaitu jantung dan stroke,” tambahnya.

    Dari hasil temuan peserta CKG, sebanyak 20,9 persen mengalami hipertensi dan 5,9 persen didiagnosis diabetes. Orang-orang dengan kondisi ini, baik laki-laki maupun perempuan, sangat berisiko mengalami stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal.

    dr Iwan juga membeberkan data berdasarkan usianya. Orang-orang usia muda seperti 18 tahun sudah mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi. Di usia 40 tahun ke atas, itu ada 1 dari 3 orang mengidap hipertensi.

    “Sedangkan untuk diabetes juga sudah dimulai dari pada usia muda. Dan pada usia 40 tahun ke atas, itu sudah 1 dari 10 orang mengalami penyakit gula darah tinggi atau diabetes,” pungkasnya.

  • Pilu Terserang Stroke di Umur 21, Ini 6 Kebiasaan yang Bisa Jadi Pemicu

    Pilu Terserang Stroke di Umur 21, Ini 6 Kebiasaan yang Bisa Jadi Pemicu

    Jakarta

    Banyak yang mengira stroke hanya menyerang usia tua. Tapi siapa sangka, seorang wanita di Inggris mengalami stroke di usianya yang masih 21 tahun.

    Phoebe O’Shaughnessy, awalnya mengeluhkan sakit kepala selama empat hari. Sakitnya tak kunjung reda meski dia meminum obat apapun sehingga dirinya memutuskan ke rumah sakit.

    “Saat bangun, saya tidak bisa berbicara atau berjalan, dan sisi kanan wajah saya mulai melemah,” ucap Phoebe.

    Kejadian yang sama juga dirasakan oleh Elsa, seorang wanita di Tangerang. Dia terkena stroke di usia 29 tahun, usia yang masih sangat muda.

    Tiga hari sebelum stroke, Elsa mengeluh pusing tak tertahankan. Kala itu, dokter tidak mengira Elsa kena stroke dan langsung diperbolehkan pulang. Mengira gejalanya mereda, tiga hari kemudian seluruh badan di area kirinya tidak bisa digerakkan dan dia sulit berbicara.

    “Pola makan saya nggak sehat, sukanya yang fast food, nggak pernah olahraga apalagi tidur selalu jam 2 subuh, sekarang hanya bisa terapi,” beber Elsa kepada detikcom Jumat (7/2/2025).

    Penyebab Stroke Usia Muda

    Terkait meningkatnya angka stroke di usia muda, Dr dr Jacub Pandelaki, SpRad(K), mengatakan ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Pertama, catatan pelaporan kasus yang relatif baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

    Kedua, teknologi deteksi dini sehingga pasien muda yang terserang stroke lebih mudah diketahui. Ketiga, faktor gaya hidup yang juga berperan memicu stroke usia muda.

    Gejala Stroke

    Gejala stroke yang harus dikenali yakni:

    Kesulitan berbicaraMati rasa, kelemahan atau kelumpuhan pada wajah, lengan atau kakuMasalah penglihatan pada satu atau kedua mataSakit kepalaKesulitan berjalan6 Kebiasaan yang Bisa Picu Stroke

    Stroke yang terjadi di usia muda bisa dipicu faktor gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan saat ini yang cenderung instan juga bisa menjadi pemicu terjadinya stroke.

    “Jadi pola hidup mempunyai pengaruh yang besar, itulah kenapa pada usia muda sekarang ini bisa dimungkinkan terkena stroke,” terang dr Jacob.

    1. Terlalu banyak makan garam

    Orang yang mengonsumsi makanan tinggi garam atau makanan yang kaya lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol berisiko tinggi terkena stroke dan penyakit jantung.

    “Makanan tinggi garam meningkatkan tekanan darah dan merupakan faktor risiko stroke,” kata Dr Praveen Gupta, Direktur Utama & Kepala, Departemen Neurologi, Fortis Memorial Research Institute, Gurugram.

    2. Rebahan terus

    Rebahan terus tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik yang teratur bisa memicu stroke. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan lain seperti obesitas yang terkait dengan stroke.

    3. Terlalu stres

    Stres mungkin sulit untuk dihindari sepenuhnya. Tapi paparan stres tidak terkontrol yang terus menerus bisa menyebabkan masalah kronis. Tekanan yang diberikan pikiran ke tubuh saat menghadapi situasi yang membuat stres bisa meningkatkan tekanan darah. Kemudian selanjutnya meningkatkan kemungkinan terkena stroke.

    4. Kebiasaan begadang

    Spesialis neurologi dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA mengatakan secara tidak langsung, kebiasaan begadang dan kurang tidur bisa memicu stroke.

    “Kalau kita kurang tidur, metabolisme kita terganggu. Jadinya korelasinya gampang terkena faktor-faktor risikonya. Jadi nggak direct, tapi indirect. Jadi faktor risikonya dulu yang muncul. Seperti darah tinggi, gula, itu semua bisa muncul. Itu korelasinya kecapekan tadi kurang istirahat,” terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).

    5. Berlebihan minum energy drink

    Spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr Henry Riyanto, SpN, menyebut energy drink memiliki kandungan neurostimulan. Konsumsi berlebihan tak cuma mempengaruhi saraf, tapi juga bisa meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung.

    “Pada orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya, ada gangguan dinding pembuluh darah misalnya, akhirnya itu bisa terjadi kalau misalnya ada plak di pembuluh darahnya. Nantinya plaknya bisa menimbulkan stroke iskemik atau sumbatan,” kata dr Henry dalam perbincangan dengan detikcom.

    6. Kebanyakan minum soda

    Menurut penelitian yang dilakukan INTERSTROKE, minuman berkarbonasi, baik yang mengandung gula maupun pemanis buatan, seperti soda, dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terkena stroke pertama atau pendarahan intraserebral sebesar 22 persen.

    “Kandungan gula yang tinggi dalam minuman berkarbonasi biasa dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan hipertensi, yang semuanya merupakan faktor risiko utama stroke iskemik dan pendarahan intraserebral,” kata Christopher Yi, dokter bedah vaskular di Memorial Orange Coast Medical Center, California.

    Tips mencegah stroke

    Stroke adalah penyakit yang bisa dicegah. Mengganti kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat bisa mencegah penyakit mematikan ini. Beberapa yang bisa dilakukan yakni:

    Olahraga teraturPerbanyak minum air putih, kurangi asupan gulaTidur setidaknya 7-9 jam sehariKurangi stres dengan rutin melakukan meditasi atau yogaMengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayur, juga memilih protein yang rendah kadar lemak.Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin tekanan darah.

    (up/tgm)

  • 175 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Mayoritas karena Penyakit Jantung
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Juni 2025

    175 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Mayoritas karena Penyakit Jantung Nasional 9 Juni 2025

    175 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Mayoritas karena Penyakit Jantung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyampaikan bahwa ada tiga penyakit umum penyebab
    jemaah haji
    Indonesia yang wafat di Tanah Suci.
    Kepala Bidang Kesehatan
    PPIH Arab Saudi
    dr. Imran menuturkan, mayoritas jemaah haji Indonesia wafat karena menderita
    penyakit jantung
    .
    “Data kami mencatat, 77 jemaah yang wafat menderita penyakit jantung. Sebanyak 15 jemaah wafat karena mengalami kegagalan organ akibat infeksi yang berat,” jelas dr. Imran dikutip dalam keterangan resmi, Senin (9/6/2025).
    Selain itu, kata Imran, terdapat 11 jemaah yang wafat karena masalah pernapasan akut dan dehidrasi.
    Sampai pada Minggu (8/6/2025), data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat sebanyak 175 jemaah yang meninggal dunia saat melaksanakan ibadah haji 1446 Hijriah.
    Dari total 175 orang jemaah haji yang wafat itu, sebanyak 170 orang merupakan jemaah haji reguler dan 5 orang dari jemaah haji khusus.
    “Ada 175 jemaah haji Indonesia yang wafat. Sebanyak 170 orang jemaah haji reguler, lima orang jemaah haji khusus,” tuturnya.
    Sementara itu, Imran menuturkan, jumlah jemaah haji yang wafat tahun ini lebih sedikit dari hari operasional yang sama pada pelaksanaan haji 1445 Hijriah atau 2024.
    “Tahun lalu, pada hari operasional yang sama, jumlah jemaah haji yang wafat mencapai 190 orang,” kata Imran.
    Imran memastikan bahwa PPIH Arab Saudi terus berusaha mendampingi jemaah agar selalu dalam keadaan sehat sampai pulang kembali ke Tanah Air.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Makanan yang Diam-diam Memicu Serangan Jantung

    7 Makanan yang Diam-diam Memicu Serangan Jantung

    Jakarta

    Serangan jantung terjadi ketika aliran darah melalui arteri ke jantung terhambat atau bahkan tersumbat sama sekali. Gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat paling besar kontribusinya pada peningkatan risiko.

    Bicara tentang risiko, hampir semua makanan enak punya kontribusi terhadap peningkatan risiko serangan jantung. Pasalnya rasa enak tersebut umumnya berasal dari bahan-bahan yang tidak ramah jantung terutama gula, garam, dan lemak tidak sehat.

    Apakah berarti harus dihindari sama sekali? Bagi individu yang sehat dengan sistem metabolisme yang masih normal, paling bijak adalah memperhatikan porsinya agar tidak berlebihan. Selebihnya, tubuh punya mekanisme untuk memulihkan keseimbangan.

    7 Makanan yang Bisa Memicu Serangan Jantung

    Jika tidak dikontrol, makanan berikut ini bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko serangan jantung atau masalah kardiovaskular lainnya termasuk stroke.

    1. Goreng-gorengan

    Pemanasan dengan suhu tinggi mengubah struktur lemak dalam minyak goreng menjadi trans fatty acid (TFA) yang merusak dan menyumbat pembuluh darah. Apalagi jika minyak goreng tersebut digunakan berulang.

    “Kalau memang mau makan tahu diri lah. Jangan sampai dihabisin semua. Coba satu gigit enak udah, nggak usah makan satu utuh,” saran dr Vito A Damay, SpJP tentang gorengan, kepada detikcom dalam satu kesempatan.

    2. Daging merah

    Sebuah riset yang dilakukan selama 23 tahun menemukan, konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko stroke hingga 47 persen. Diet ini juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya seperti serangan jantung.

    Namun karena daging merah juga merupakan sumber nutrisi yang baik, terutama protein, maka membatasi asupan akan lebih bijak dibanding menghindari sama sekali. Selain itu, pilih daging yang rendah lemak dan diolah dengan cara yang lebih sehat.

    3. Jeroan

    Jeroan umumnya aman dikonsumsi oleh kebanyakan orang. Namun bagi yang punya riwayat penyakit jantung, asupannya perlu dibatasi karena makanan ini tinggi kolesterol yang bisa memicu penumpukan plak di pembuluh darah jantung.

    4. Fast food

    Fast food identik dengan junk food, yakni makanan yang mengutamakan proses penyajian cepat dan mengesampingkan keseimbangan nutrisi. Umumnya, jenis makanan ini memiliki kandungan kalori, lemak, kolesterol, dan terutama garam natrium. Kandungan tersebut bisa membahayakan jantung jika dikonsumsi berlebihan.

    5. Daging olahan

    Daging olahan seperti sosis umumnya mengandung lemak jenuh dan garam dalam kadar yang tinggi. Kandungan tersebut merupakan pemicu serangan jantung dan berbagai penyakit kardiovaskular.

    6. Es krim

    Berlebihan minum es krim berbahaya bagi jantung bukan saja karena kalori dan gulanya yang tinggi. Makanan atau minuman ini juga banyak mengandung lemak karena salah satu bahan baku utamanya adalah susu. Memilih produk yang rendah lemak akan membantu mengurangi risiko.

    7. Cemilan tinggi gula, garam, lemak

    Tidak kalah penting dalam memilih cemilan adalah membaca dan mencermati komposisi bahan yang digunakan serta kandungan nutrisi di dalamnya. Kandungan galam, gula, dan lemak, dalam bentuk apapun sebaiknya dibatasi karena bisa memicu serangan jantung bagi yang punya risiko.

    (up/tgm)