Topik: penyakit jantung

  • Ahli: Jangan Abaikan! Kolesterol Sering Tak Punya Gejala Awal

    Ahli: Jangan Abaikan! Kolesterol Sering Tak Punya Gejala Awal

    Jakarta

    Kolesterol tinggi cenderung tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Banyak orang yang baru menyadari kondisi ini setelah muncul komplikas seperti serangan jantung atau stroke.

    Kolesterol tinggi diam-diam bisa mengganggu aliran darah tanpa menimbulkan keluhan. Sehingga, penting untuk memeriksakan kadar kolesterol meski tidak merasakan gejala apapun.

    Kolesterol Sering Tidak Punya Gejala Awal

    Dokter keluarga di American Medical Association (AMA), Kate Kirley MD mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda peringatan bagi orang yang memiliki kolesterol tinggi. Sehingga, satu-satunya cara untuk mengetahui kadar kolesterol dan pengaruhnya terhadap risiko stroke dan jantung adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

    “Biasanya, tidak ada tanda-tanda peringatan bagi orang dengan kolesterol tinggi,” kata Kirley, dikutip dari laman AMA.

    Menurut Dr Kirley, memang ada beberapa gangguan yang relatif tidak umum di mana orang bisa mengalami gejala fisik seperti endapan kolesterol di bawah mata dan lain sebagainya. Meski demikian hal itu sangat tidak umum.

    “Itu tidak selalu berkorelasi dengan panel kolesterol. Jadi, seseorang mungkin memilikinya dan juga tidak memiliki kolesterol tinggi. Itu salah satu hal seperti hipertensi yang kami anggap sebagai ‘silent killer’,” ungkapnya.

    Kolesterol Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

    Bagi banyak orang, masalah kolesterol tinggi muncul saat terlalu banyak makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi. Seiring waktu, asupan makanan ini meningkatkan jumlah kolesterol total dalam tubuh.

    Kolesterol kemudian mulai beredar dalam aliran darah, menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak. Plak ini disebut dengan aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Masalah tambahan muncul saat plak menumpuk di dalam arteri dan sebagian terlepas, mengalir melalui aliran darah dan bersarang di pembuluh darah. Sehingga, darah tidak bisa mengalir.

    “Jadi memang penumpukannya itu tidak menimbulkan gejala sampai dia sumbatannya itu total.” kata dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular dr Bimo Kusumo sp.BTKV, FIATCVS kepada detikcom Jumat (31/5/2025).

    Sumbatan yang sedikit mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, ketika sudah mulai setengah dan menutup, timbulah nyeri dada hebat dadakan hingga bisa menyebabkan serangan jantung.

    “Penyumbatan tersebut bisa terjadi tiba-tiba, penyumbatan pembuluh darah jantung biasanya menyebabkan serangan jantung,” kata ahli jantung dari Yale Medicine, Ehimen Aneni, MD, MPH.

    “Penyumbatan ini mirip dengan stroke, yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di leher atau otak.” tambahnya.

    Jadi, penting untuk melakukan pemeriksaan kolesterol untuk mengetahui kondisi tubuh. Dengan begitu, mengalami penyakit yang berkaitan dengan faktor risiko kolesterol tinggi bisa diminimalisir.

    (elk/tgm)

  • Cara Mudah Menurunkan Tensi Tinggi, Biar Tak Kena Serangan Jantung di Umur 20-an

    Cara Mudah Menurunkan Tensi Tinggi, Biar Tak Kena Serangan Jantung di Umur 20-an

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi, merupakan penyebab utama kematian dini dan penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Sebagai pembunuh diam-diam, hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan penyakit serius lainnya dan bisa menyerang usia muda.

    Menjaga tekanan darah tetap terkendali sangat penting untuk mencegah penyakit yang mengancam jiwa. Pola makan yang tepat, olahraga, dan makanan tertentu dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

    Berikut cara mudah menurunkan tekanan darah dikutip dari Harvard Health.

    Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi tekanan darah tinggi adalah dengan menurunkan berat badan. Dan tidak perlu penurunan berat badan yang signifikan untuk membuat perbedaan agar tidak kena hipertensi.

    2. Aktif bergerak

    Berolahragalah selama setengah jam setidaknya lima hari seminggu. Pilih olahraga yang disukai agar tidak cepat bosan, misalnya bersepeda, lari atau menari.

    3. Makan makanan sehat

    Mengonsumsi makanan yang kaya akan biji-bijian utuh, buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu rendah lemak serta rendah lemak jenuh dan kolesterol dapat menurunkan tekanan darah tinggi hingga 11 mmHg. Contoh rencana makan yang dapat membantu mengendalikan tekanan darah adalah diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan diet Mediterania.

    4. Angkat beban

    Tambahkan latihan ketahanan, seperti angkat beban, ke dalam program olahraga untuk membantu menurunkan berat badan dan tetap bugar. Manusia kehilangan massa otot secara bertahap seiring bertambahnya usia, dan angkat beban merupakan bagian yang sering kali diabaikan dari rencana latihan, terutama bagi kebanyakan wanita.

    5. Kelola stres

    Hormon stres menyempitkan pembuluh darah dan dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah. Selain itu, seiring waktu, stres dapat memicu kebiasaan tidak sehat yang membahayakan kesehatan kardiovaskular.

    Kebiasaan ini termasuk makan berlebihan, kurang tidur, dan penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.

    (kna/kna)

  • Ilmuwan Teliti Tes Sederhana yang Bisa Prediksi Sisa Umur Manusia, Berani Coba?

    Ilmuwan Teliti Tes Sederhana yang Bisa Prediksi Sisa Umur Manusia, Berani Coba?

    Jakarta

    Peneliti di Brasil menemukan tes sederhana yang bisa dilakukan seseorang untuk memprediksi panjang umur seseorang. Peneliti mengamati 4.282 orang dewasa berusia 46-75 tahun, dengan dua pertiganya adalah seorang pria.

    Setelah masa tindak lanjut, 15,5 persen peserta meninggal karena penyebab alami. Dari jumlah tersebut, 35 persen meninggal akibat penyakit kardiovaskular, 28 persen kanker, dan 11 persen penyakit pernapasan, seperti pneumonia dalam rentang waktu 12 tahun.

    Pada awal penelitian, peserta diminta untuk duduk dari posisi berdiri, lalu duduk lagi.

    Peserta memiliki 5 poin setiap memulai tes. Mereka akan kehilangan satu poin untuk setiap bantuan seperti menggunakan lutut, berpegangan pada kursi, atau memegang tangan orang lain.

    Peserta juga kehilangan setengah poin setiap kali kehilangan keseimbangan atau terlihat tidak stabil. Peneliti kemudian menggabungkan skor duduk dan berdiri tiap peserta untuk mendapat hasil akhir, maksimal 10 poin.

    “Yang membuat tes ini istimewa adalah karena tes ini mengamati semua hal sekaligus, itulah sebabnya kami pikir tes ini dapat menjadi prediktor kuat,” kata pemimpin studi Claudio Gil Araujo, dikutip dari Daily Mail,

    Orang yang dapat skor antara 0-4 poin memiliki kemungkinan enam kali lebih besar meninggal akibat kardiovaskular dibanding mereka yang punya skor sempurna. Separuh dari mereka yang mendapat skor nol dalam tes berdiri dari lantai, meninggal selama masa tindak lanjut, dibandingkan hanya 4 persen dari mereka yang dapat skor sempurna.

    Peserta yang mendapat skor 4,5-7,5 poin memiliki risiko dua sampai tiga kali lebih besar untuk meninggal dalam dekade berikutnya akibat penyakit jantung atau penyebab alami lainnya.

    Setiap penurunan satu poin dalam skor dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 31 persen, serta peningkatan kemungkinan meninggal dalam satu dekade ke depan akibat penyakit alami lainnya sebanyak 31 persen.

    Meski begitu, studi ini masih memiliki keterbatasan. Misalnya semua peserta berasal dari klinik swasta di Brasil, membuat sampel kurang beragam. Selain itu, tidak ada data mengenai status rokok, yang menjadi penyebab utama penyakit jantung dan kanker paru.

    Untuk melakukan tes ini, bersihkan area di sekitar, tapi pastikan ada dinding, kursi, atau objek penyangga lain di posisi yang dekat. Berdiri dengan kedua kaki sedikit terpisah, lalu silangkan satu kaki di depan kaki yang lain.

    Turunkan tubuh hingga duduk di lantai, lalu berdiri kembali. Usahakan tanpa menggunakan bantuan apapun.

    Meski ada korelasi antara poin dan angka kematian, penting untuk tetap mengunjungi dokter guna mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kondisi kesehatan dan faktor risiko untuk berbagai penyakit.

    (avk/kna)

  • Ciri Kolesterol Tinggi yang Sering Disangka Masuk Angin

    Ciri Kolesterol Tinggi yang Sering Disangka Masuk Angin

    Jakarta

    Kadar kolesterol yang tidak dikontrol dengan baik dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kolesterol secara umum dibagi menjadi dua, yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL).

    Kolesterol LDL oleh masyarakat umum disebut sebagai kolesterol ‘jahat’, sedangkan HDL disebut kolesterol ‘baik’.

    Kolesterol LDL tinggi merupakan salah satu faktor risiko berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, stroke, aterosklerosis dan masih banyak lagi.

    Dalam kasus tertentu, terdapat beberapa gejala kolesterol yang dapat disalahartikan sebagai masuk angin. Masuk angin merupakan istilah non-medis yang diberikan ketika seseorang merasa tidak enak badan, mengalami gejala demam, kembung, kelelahan, meriang, pegal-pegal, dan sakit kepala.

    Sederet Ciri Kolesterol Tinggi yang Disangka Masuk Angin

    Secara umum, masalah kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. Tapi, jika masalah kolesterol dibiarkan, ini bisa memicu komplikasi dengan gejala yang tidak nyaman. Berikut ini contoh gejalanya.

    1. Kelelahan atau Pegal

    Dalam beberapa kasus masalah kolesterol tinggi dapat memicu kelelahan secara tidak langsung. Ini disebabkan oleh komplikasi yang timbul akibat kadar LDL terlalu tinggi.

    Contohnya pada orang-orang yang sudah mengalami penyakit arteri perifer. Kondisi ini terjadi ketika plak terbentuk di arteri dan mencegah darah mencapai organ vital. Salah satu gejala yang ditimbulkan adalah kelelahan, khususnya pada telapak kaki.

    2. Pusing atau Sakit Kepala

    Pusing atau sakit kepala juga dapat muncul pada orang yang mengalami masalah kolesterol tinggi. Alasannya, kolesterol tinggi dapat menyumbat pembuluh darah dan arteri yang menghambat pasokan oksigen ke daerah kepala.

    Dalam beberapa kasus, kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan pusing dan mual-mual, mirip dengan ketika masuk angin.

    3. Nyeri Otot dan Pegal

    Orang yang mengalami penyakit arteri perifer akibat kolesterol tinggi juga dapat mengalami nyeri otot atau pegal-pegal. Beberapa gejala lain penyakit arteri perifer meliputi kram, nyeri saat berolahraga, dan ketidaknyamanan di telapak kaki.

    Seiring berjalannya waktu, gejala penyakit arteri perifer bahkan bisa muncul ketika sedang istirahat. Misalnya kuku kaki menebal, jari kaki membiru, hingga nyeri kaki yang tidak hilang.

    4. Rasa Tidak Nyaman di Dada

    Kadar kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu masalah jantung. Masalah jantung seperti penyakit jantung koroner dan serangan jantung dapat memicu masalah rasa tidak nyaman pada dada.

    Pada kasus penyakit jantung koroner misalnya, gejalanya disertai dengan kelelahan parah, mual, sesak napas, hingga nyeri leher, rahang, perut bagian atas, dan punggung mirip dengan masuk angin.

    Perlu diingat, masuk angin biasanya juga memiliki tanda khusus seperti demam, pilek, batuk, dan sakit tenggorokan. Pada kasus kolesterol tinggi, gejala-gejala tersebut tidak muncul.

    Jika masih bingung, pemeriksaan medis secara langsung ke dokter bisa dilakukan. Ini perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti gejala penyakit apa yang sedang dialami oleh tubuh.

    (avk/tgm)

  • Daftar Manfaat Rambutan untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui

    Daftar Manfaat Rambutan untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui

    Jakarta

    Rambutan adalah buah tropis dengan kulit berbulu dan daging yang manis. Tak hanya menggugah selera, buah dengan nama ilmiah Nephelium lappaceum dari famili sapindaceae ini juga menyimpan beberapa manfaat untuk kesehatan.

    Di balik tampilannya yang unik, rambutan mengandung nutrisi penting untuk menunjang fungsi tubuh. Apa saja manfaat dari makan rambutan?

    Manfaat Rambutan untuk Kesehatan

    Rambutan bermanfaat untuk mendukung kesehatan pencernaan, melindungi sistem kekebalan tubuh, dan melawan radikal bebas. Dikutip dari laman Health dan WebMD, berikut informasinya.

    1. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Rambutan merupakan sumber serat yang baik. Satu porsi 100 g daging buah rambutan mengandung 0,61-6,5 g serat.

    Buah ini mengandung serat larut dan tak larut yang keduanya penting untuk kesehatan. Serat larut membantu menjaga pergerakan usus agar mudah keluar dan mencegah sembelit dengan menarik air ke dalam tinja.

    Sementara, serat tidak larut menambah jumlah besar pada tinja yang mendukung pergerakan usus secara teratur. Serat ini membantu tubuh merasa kenyang setelah makan dengan memperlambat pencernaan.

    Makanan kaya serat seperti rambutan juga mengurangi risiko kondisi kesehatan umum, seperti kanker usus besar, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

    2. Melindungi Sistem Kekebalan Tubuh

    Rambutan dapat mendukung sistem kekebalan tubuh. Manfaat ini berkat vitamin C yang dikandungnya.

    Mengonsumsi vitamin C yang cukup dan teratur bisa membantu mendukung kesehatan kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Kemudian, penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tertentu dari buah rambutan bisa membantu melawan infeksi. Ekstrak ini dapat mencegah virus bereplikasi, serta membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan kuman.

    3. Melawan Radikal Bebas

    Antioksidan dari rambutan bisa membantu melawan radikal bebas. Sel-sel yang bekerja menghasilkan radikal bebas yang bisa merusak sel dan DNA. Antioksidan telah terbukti mengurangi kerusakan sel dan berpotensi mengurangi risiko kanker pada banyak orang.

    4. Melindungi Kesehatan Jantung

    Penelitian menunjukkan bahwa rambutan bisa menurunkan kadar kolesterol. Diketahui bahwa kadar kolesterol tinggi menjadi faktor utama penyebab sakit jantung.

    Kandungan Nutrisi Rambutan

    Rambutan merupakan sumber vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalium, kalsium, folat, kolin, mangan, seng, besi, betakaroten, dan magnesium. Dalam satu buah rambutan berukuran sedang terdapat:

    Kalori: 75Protein: Kurang dari 1 gLemak: Kurang dari 1 gKarbohidrat: 2 gSerat: Kurang dari 1 gGula: Kurang dari 1 g.

    (elk/tgm)

  • Daftar Manfaat Air Rebusan Serai, Salah Satunya Bantu Atasi Hipertensi

    Daftar Manfaat Air Rebusan Serai, Salah Satunya Bantu Atasi Hipertensi

    Jakarta

    Secara ilmiah, serai dikenal sebagai Cymbopogon citratus. Dalam pengobatan tradisional, serai telah digunakan untuk berbagai manfaat kesehatan.

    Serai dikenal dengan sifat antibakteri, antijamur, antiradang, antioksidan, dan antikankernya. Lantas, apa saja manfaat serai untuk kesehatan?

    Manfaat Air Serai untuk Kesehatan

    Serai dapat membantu menjaga masalah kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesehatan pencernaan. dan mengurangi risiko kanker.

    Menurut sebuah penelitian tahun 2022, serai memiliki sifat anti-hipertensi. Dikutip dari laman Medical News Today, para peneliti percaya bahwa senyawa citral dalam serai dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan:

    Vasodilatasi: Membantu memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi tekanan darahEfek menenangkan: Bisa menenangkan sistem saraf, menurunkan detak jantung, dan kecemasanPeningkatan buang air kecil: Biasa membantu mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh.

    Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

    2. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Teh serai menjadi obat alternatif untuk mengatasi sakit perut, kram perut, dan masalah pencernaan lainnya. Studi di tahun 2012 menunjukkan bahwa serai diduga efektif melawan tukak lambung.

    Penelitian itu menemukan bahwa minyak atsiri daun serai bisa membantu melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat aspirin dan alkohol.

    3. Mengurangi Risiko Kanker

    Kandungan citral dalam serai dianggap memiliki kemampuan antikanker yang ampuh terhadap beberapa garis sel kanker. Dikutip dari Healthline, hal beberapa komponen serai bisa membantu melawan kanker.

    Hal tersebut terjadi, baik dengan cara langsung menyebabkan kematian sel atau dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, tubuh lebih mampu melawan kanker dengan sendirinya.

    4. Membantu Mengatur Kolesterol

    Kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Menurut sebuah studi di tahun 2020, ekstrak serai dapat mencegah penyerapan kolesterol dalam usus. Meski demikian masih diperlukan penelitian tambahan untuk mengonfirmasi temuan ini.

    5. Membantu Mengatasi Kram Menstruasi

    Sebuah studi membuktikan bahwa serai efektif dalam merangsang aliran menstruasi dan membantu meredakan kram dan ketidaknyamanan saat menstruasi. Peneliti juga menemukan bahwa serai memiliki khasiat galaktagog yang mendorong produksi ASI.

    6. Mengatasi Inflamasi

    Peradangan diduga berperan dalam berbagai kondisi, seperti penyakit jantung dan stroke. Penelitian tahun 2024 menunjukkan bahwa serai memiliki manfaat anti peradangan. Selain itu, pada penelitian lainnya, diketahui bahwa efek analgesik dan anti-inflamasi dari serai telah dikenal luas dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

    Teh serai biasa digunakan sebagai detoks untuk menurunkan berat badan. Meski demikian, sebagian besar penelitian tentang berat badan belum berdasarkan bukti ilmiah.

    Secara umum, mengganti minuman ringan dan minuman manis dengan teh herbal seperti sera bisa membantu penurunan berat badan. Tapi, hindari minum teh serai secara terus menerus. Coba minum teh serai bergantian dengan air atau minuman tanpa pemanis lainnya

    (elk/tgm)

  • Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Sosok Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw menjadi sorotan setelah meninggal dunia di usia 25 tahun. Pihak keluarga mengatakan Gustiwiw sebelumnya memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi tersebut akhirnya memicu masalah pada jantungnya.

    “Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis, tensinya tinggi terus jadi jantung,” cerita Sri Yulianti, ibu Gusti, dikutip dari detikpop, Senin (16/6/2025).

    Mengapa Tekanan Darah Tinggi Bisa Memicu Masalah Jantung?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA, mengatakan tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk jantung. Menurutnya, tekanan darah tinggi dapat mengganggu jantung dengan beberapa mekanisme, salah satunya pembesaran jantung.

    Kondisi tersebut, lanjutnya, dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang berakibat fatal.

    “Ini bisa membuat orang mengalami kardiomegali (pembesaran jantung). Awalnya bisa tidak terasa signifikan, cepat lelah mungkin salah satu yang paling awal dialami,” ujar dr Vito ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    Tak hanya itu, tekanan darah tinggi juga bisa merusak permukaan pembuluh darah koroner. Kondisi ini dapat membuat lapisan pembuluh darah yang rusak membentuk plak dan memicu kurangnya oksigen jantung (iskemia). Kondisi ini bisa juga disebut penyakit jantung koroner.

    Dalam jangka panjang, iskemia dapat melemahkan otot jantung sehingga kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang. Selain itu, gumpalan darah yang terbentuk di dalam ruang jantung bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” katanya.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen, atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

    Gejala Tekanan Darah Tinggi

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP mengatakan, salah satu gejala hipertensi yang bisa dikenali adalah sakit kepala. Biasanya sakit kepala akibat hipertensi akan terasa sangat menyakitkan.

    Pasien juga bisa mengalami gejala lainnya, seperti mual, muntah, kejang, disorientasi, hingga penurunan kesadaran. Bahkan, bisa disertai gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, kebutaan, hingga dapat terjadi kelumpuhan satu sisi atau bicara pelo.

    Sayangnya, sebagian besar kasus hipertensi tidak menunjukkan gejala apa pun. Menurut dr Berlian, keluhan biasanya baru dirasakan ketika tekanan darah sudah sangat tinggi.

    Karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin penting dilakukan untuk memastikan tetap dalam batas normal dan mencegah berbagai gangguan kesehatan kardiovaskular.

    “Bila tensi sangat tinggi, lebih dari 180/120 mmHg, pada keadaan hipertensi emergensi dapat terjadi ensefalopati, atau kerusakan otak, dengan keluhan sakit kepala hebat,” kata dr Berlian, saat dihubungi detikcom (16/5).

    “Mendiagnosis hipertensi sangatlah mudah, hanya perlu pemeriksaan tensi darah. Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” tandasnya.

    NEXT: Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Menurut dr Berlian, hipertensi yang terjadi di usia muda biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup serta tingkat stres yang tinggi.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” katanya.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    Karenanya, ia mengingatkan pemeriksaan tensi secara rutin perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi berbahaya lainnya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” ujarnya.

  • Vaksin Ini Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung, Terlindungi selama 8 Tahun

    Vaksin Ini Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung, Terlindungi selama 8 Tahun

    Jakarta

    Ketika berbicara mengenai pencegahan serangan jantung dan stroke, pola makan yang baik dan rutin beraktivitas fisik juga menjaga tubuh tetap sehat adalalah kunci utamanya. Tapi siapa yang akan mengira kedua penyakit mematikan itu bisa dicegah dengan vaksinasi.

    Sebuah penelitian baru menunjukkan vaksinasi rutin yang bisa diberikan kepada orang dewasa untuk melindungi dari virus ternyata mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular.

    Diberitakan Medical Daily, peneliti menemukan vaksin herpes zoster selain bermanfaat mencegah penyakit tersebut, juga mampu melindungi diri dari serangan jantung dan stroke hingga delapan tahun.

    Menurut temuan baru yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, vaksinasi herpes zoster dikaitkan dengan pengurangan risiko berikut:

    Risiko stroke 26 persen lebih rendah
    Risiko serangan jantung 35 persen lebih rendah
    Risiko gagal jantung 26 persen lebih rendah
    Risiko gangguan irama jantung yang dikenal sebagai fibrilasi atrium 29 persen lebih rendah

    Efek perlindungan paling kuat terjadi dalam dua hingga tiga tahun setelah divaksinasi herpes zoster, tetapi para peneliti menemukan bahwa perlindungan tersebut bertahan hingga delapan tahun.

    baca juga

    ===BREAK====

    “Studi kami menunjukkan bahwa vaksin herpes zoster dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, bahkan pada orang-orang tanpa faktor risiko yang diketahui. Ini berarti bahwa vaksinasi dapat memberikan manfaat kesehatan selain mencegah herpes zoster,” kata Profesor Dong Keon Yon yang memimpin studi tersebut.

    Beberapa faktor dapat menjelaskan mengapa vaksin herpes zoster dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Infeksi herpes zoster dikaitkan dengan kerusakan pembuluh darah, peradangan, dan pembentukan gumpalan, yang semuanya dapat menyebabkan penyakit jantung. Dengan mencegah herpes zoster, vaksin dapat membantu mengurangi risiko ini.

    Manfaat yang lebih kuat yang diamati pada individu yang lebih muda kemungkinan besar disebabkan oleh respons imun yang lebih kuat, sementara perlindungan yang lebih besar pada pria mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam cara vaksin memengaruhi mereka.

    baca juga

    (kna/kna)

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi, dapat merusak tubuh secara diam-diam selama bertahun-tahun sebelum gejalanya muncul. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kecatatan, kualitas hidup yang buruk, atau bahkan serangan jantung dan stroke.

    Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mm Hg). Secara umum, hipertensi adalah tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.

    Perawatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi untuk menurunkan risiko kondisi kesehatan yang mengancam jiwa. Dikutip dari MayoClinic, berikut dampak hipertensi yang perlu diwaspadai.

    1. Merusak Arteri

    Arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dalamnya halus, sehingga darah mengalir dengan lancar, memasok nutrisi dan oksigen ke organ, serta jaringan vital. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini dapat menyebabkan:

    Arteri yang rusak dan menyempit. Tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel lapisan dalam arteri. Ketika lemak dari makanan memasuki aliran darah, lemak tersebut dapat terkumpul di arteri yang rusak. Seiring berjalannya waktu, dinding arteri menjadi kurang elastis. Hal ini membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.

    Aneurisma. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah yang terus-menerus mengalir melalui arteri yang melemah dapat menyebabkan sebagian dinding arteri menonjol. Ini disebut aneurisma. Aneurisma dapat pecah dan menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa di dalam tubuh. Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun. Namun, aneurisma paling umum terjadi di arteri terbesar di tubuh, yang disebut aorta.

    2. Kerusakan Pada Jantung

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan banyak kondisi jantung, termasuk:

    Penyakit arteri koroner. Tekanan darah tinggi dapat menyempit dan merusak arteri yang memasok darah ke jantung. Kerusakan ini dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Aliran darah yang terlalu sedikit ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada, yang disebut angina. Hal ini dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur, yang disebut aritmia. Atau dapat menyebabkan serangan jantung.

    Gagal jantung. Tekanan darah tinggi membebani jantung. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot jantung melemah atau menjadi kaku dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jantung yang kewalahan perlahan mulai gagal.

    Pembesaran jantung kiri. Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ruang jantung kiri bawah, yang disebut ventrikel kiri, menebal dan membesar. Ventrikel kiri yang menebal dan membesar meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko kematian ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang disebut kematian jantung mendadak.

    Sindrom metabolik. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan sekumpulan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Kondisi kesehatan yang membentuk sindrom metabolik adalah tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kadar lemak darah tinggi yang disebut trigliserida, kadar kolesterol HDL rendah, yang merupakan kolesterol “baik”, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang.

    NEXT: Kerusakan pada otak hingga ginjal

    3. Kerusakan Pada Otak

    Otak bergantung pada suplai darah yang baik agar dapat berfungsi dengan baik. Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi otak dengan cara berikut:

    Transient ischemic attack (TIA) atau kadang-kadang disebut stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terhambat untuk sementara waktu. Arteri yang mengeras atau gumpalan darah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menyebabkan TIA. TIA sering kali merupakan tanda peringatan stroke berat.

    Stroke. Kondisi ini terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, atau dapat terjadi ketika terjadi pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Masalah ini menyebabkan sel-sel otak mati. Pembuluh darah yang rusak akibat tekanan darah tinggi dapat menyempit, pecah, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di arteri yang menuju ke otak. Gumpalan tersebut dapat menyumbat aliran darah, sehingga meningkatkan risiko stroke.

    Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan jenis demensia tertentu, yang disebut demensia vaskular. Satu atau beberapa stroke kecil yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

    Gangguan kognitif ringan. Kondisi ini melibatkan masalah yang sedikit lebih banyak dengan ingatan, bahasa, atau pemikiran. Namun, perubahannya tidak cukup besar untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti pada demensia. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan.

    4. Kerusakan pada Ginjal

    Ginjal menyaring cairan dan limbah ekstra dari darah, suatu proses yang memerlukan pembuluh darah yang sehat. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan menuju ginjal. Mengidap diabetes bersamaan dengan tekanan darah tinggi dapat memperburuk kerusakan.

    Pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif. Hal ini menyebabkan terkumpulnya cairan dan limbah dalam jumlah yang berbahaya. Bila ginjal tidak bekerja dengan baik, kondisi ini disebut gagal ginjal. Penanganannya dapat meliputi dialisis atau transplantasi ginjal. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab paling umum gagal ginjal.

    5. Kerusakan Pada Mata

    Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata. Hal ini dapat memicu dampak seperti:

    Kerusakan pada pembuluh darah di retina, juga disebut retinopati. Retina adalah lapisan sel penginderaan cahaya di bagian belakang mata. Kerusakan pada pembuluh darah di retina dapat menyebabkan pendarahan pada mata, penglihatan kabur, dan kehilangan penglihatan total. Mengidap diabetes disertai tekanan darah tinggi meningkatkan risiko retinopati.

    Penumpukan cairan di bawah retina, juga disebut koroidopati. Kondisi ini dapat mengakibatkan penglihatan terganggu atau terkadang jaringan parut yang memperburuk penglihatan.

    Kerusakan saraf, juga disebut neuropati optik. Aliran darah yang tersumbat dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal cahaya ke otak, yang disebut saraf optik. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan pendarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.

    6. Memengaruhi Kondisi Seksual

    Kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi disebut disfungsi ereksi. Kondisi ini semakin umum terjadi setelah usia 50 tahun. Namun, orang dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Hal ini karena aliran darah terbatas yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis.

    Tekanan darah tinggi juga dapat mengurangi aliran darah ke vagina. Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan berkurangnya hasrat atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.

  • Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?

    Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?

    Jakarta

    Banyak orang yang merasa harus mengawali hari dengan secangkir kopi. Aromanya yang nikmat dan sensasi hangatnya seolah menjadi semangat untuk memulai aktivitas.

    Tak hanya membangkitkan semangat, minum kopi di pagi hari juga bisa menurunkan risiko kematian akibat sakit jantung. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah penelitian.

    Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian karena Sakit Jantung?

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan di European Heart Journal menemukan bahwa orang yang minum kopi di pagi hari memiliki risiko lebih rendah meninggal akibat penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan konsumsi kopi sepanjang hari.

    Para peneliti dari Universitas Tulane di New Orleans melibatkan 40.725 orang dewasa yang telah mengambil bagian dalam Survei Pemeriksan Kesehatan dan Gizi Nasional di AS antara tahun 1999 dan 2018. Mereka ditanya tentang makanan dan minuman apa yang dikonsumsi sehari-hari serta apakah mereka minum kopi, berapa banyak, dan kapan meminumya.

    “Mengingat efek yang dimiliki kafein pada tubuh kita, kami ingin melihat apakah waktu Anda minum kopi memiliki dampak pada kesehatan jantung,” kata peneliti utama, Dr Qi, dikutip dari laman BBC.

    Menurut penelitian tersebut, sebanyak 36 persen dari mereka meminum kopi di pagi hari, 14 persen lainnya meminum kopi sepanjang hari, dan 48 persen bukan peminum kopi. Tim peneliti melacak para peserta selama hampir 10 tahun. Mereka melihat informasi dan penyebab kematian para peserta selama waktu tersebut.

    Hasilnya, terdapat 4.295 orang meninggal dunia dan sebanyak 1.268 kematian berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Menurut para peneliti, minum kopi di pagi hari memiliki kemungkinan 16 persen lebih rendah untuk meninggal dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi, serta 31 persen lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantung.

    Tidak terlihat adanya pengurangan risiko pada orang yang minum kopi sepanjang hari, dibandingkan dengan yang bukan peminum kopi. Dikutip dari laman Medical News Today, manfaat ini terlihat pada peminum kopi di pagi hari, baik peminum sedang atau peminum berat. Sementara, peminum kopi ringan (sekitar satu cangkir atau kurang) kurang memperoleh manfaat.

    “Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan kami pada populasi lain, dan kami memerlukan uji klinis untuk menguji dampak potensial dari perubahan waktu minum kopi,” tutupnya.

    Minum Kopi di Sore atau Malam Hari Justru Mengganggu Ritme Sirkadian

    Penelitian tidak menunjukkan alasan jelas mengapa minum kopi di pagi hari bisa mengurangi risiko meninggal akibat sakit jantung. Namun, Dr Lu Qi mengatakan bahwa konsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu jam internal tubuh seseorang.

    “Penjelasan yang mungkin adalah bahwa mengonsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu ritme sirkadian (siklus 24 jam perubahan fisik, mental, dan perilaku tubuh kita), dan kadar hormon seperti melatonin,” kata Dr Qi.

    “Hal ini pada gilirannya menyebabkan perubahan pada faktor risiko kardiovaskular, seperti peradangan dan tekanan darah,” kata Dr Lu Qi.

    Dr Lu Qi juga menambahkan, bukti sebelumnya menunjukkan manfaat minum kopi pada metabolisme, seperti menurunkan kadar glukosa dan lipid yang merugikan.

    “Studi kami menunjukkan bahwa minum kopi di pagi hari bisa memperkuat manfaat tersebut,” tambahnya.

    (elk/tgm)