Topik: penyakit jantung

  • Gejala Kekurangan Selenium yang Perlu Diwaspadai

    Gejala Kekurangan Selenium yang Perlu Diwaspadai

    YOGYAKARTA – Selenium adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, namun peranannya sangat besar untuk menjaga kesehatan. Mineral ini berfungsi sebagai antioksidan kuat, mendukung fungsi tiroid, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta melindungi dari kerusakan sel akibat radikal bebas.

    Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah mikro, kekurangan selenium bisa menimbulkan dampak negatif pada tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kekurangan selenium agar kita dapat mengatasinya sejak dini.

    Mengapa Selenium Penting?

    Sebelum membahas lebih jauh mengenai gejala kekurangan selenium, mari pahami dulu fungsi utama selenium dalam tubuh. Selenium membantu enzim-enzim tertentu yang terlibat dalam proses metabolisme dan sistem pertahanan tubuh. Selain itu, selenium juga penting untuk kesuburan, kesehatan jantung, dan mendukung fungsi otak.

    Sumber selenium bisa didapat dari makanan seperti ikan tuna, telur, daging ayam, kacang Brazil, biji-bijian, serta makanan laut. Namun, pola makan yang buruk, gangguan penyerapan nutrisi, atau kondisi kesehatan tertentu bisa menyebabkan seseorang mengalami kekurangan mineral ini.

    Gejala Kekurangan Selenium yang Sering Muncul

    Berikut adalah beberapa gejala kekurangan selenium yang umum terjadi dan perlu diperhatikan:

    Kelelahan yang Berkepanjangan

    Salah satu gejala kekurangan selenium yang paling umum adalah merasa lelah terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Ini terjadi karena selenium berperan dalam produksi energi di tingkat sel. Ketika kadar selenium rendah, tubuh kesulitan menghasilkan energi yang cukup, sehingga menyebabkan rasa lemas dan mudah lelah.

    Gangguan Kognitif

    Selenium memiliki peran penting dalam fungsi otak. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan gangguan memori, kesulitan konsentrasi, dan penurunan daya pikir. Dalam jangka panjang, kekurangan selenium bahkan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

    Masalah pada Tiroid

    Selenium sangat penting untuk kesehatan kelenjar tiroid karena berperan dalam produksi hormon tiroid. Kekurangan selenium dapat menyebabkan gangguan seperti hipotiroidisme, di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup. Gejalanya meliputi kenaikan berat badan, kulit kering, rambut rontok, dan suasana hati yang mudah berubah.

    Penurunan Sistem Imun

    Selenium juga penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Jika kekurangan, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri. Kamu mungkin lebih sering sakit, atau butuh waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

    Kemandulan atau Masalah Reproduksi

    Pada pria, selenium dibutuhkan untuk produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium bisa mencakup penurunan kualitas sperma dan bahkan kemandulan. Pada wanita, kekurangan selenium juga bisa memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

    Masalah Jantung

    Studi menunjukkan bahwa kadar selenium yang rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Selenium membantu mencegah peradangan dan mengurangi stres oksidatif dalam pembuluh darah. Jika kekurangan, risiko terkena penyakit jantung seperti stroke atau gagal jantung bisa meningkat.

    Kuku dan Rambut yang Rapuh

    Kuku yang mudah patah dan rambut rontok bisa menjadi salah satu tanda awal kekurangan selenium. Hal ini terjadi karena selenium membantu dalam regenerasi sel dan menjaga struktur protein dalam tubuh, termasuk pada rambut dan kuku.

    Siapa yang Berisiko Mengalami Kekurangan Selenium?

    Tidak semua orang berisiko mengalami kekurangan selenium, namun beberapa kelompok berikut perlu lebih waspada:

    Orang dengan gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn atau celiac.Orang yang menjalani diet sangat rendah protein atau vegetarian ketat.Ibu hamil dan menyusui yang tidak mengonsumsi cukup asupan mineral.Orang yang tinggal di daerah dengan tanah rendah selenium, sehingga hasil pertanian pun mengandung selenium rendah.

    Cara Mengatasi Kekurangan Selenium

    Jika kamu merasa mengalami gejala kekurangan selenium, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan darah bisa dilakukan untuk mengetahui kadar selenium dalam tubuh. Untuk mengatasinya, kamu bisa:

    Mengonsumsi makanan tinggi selenium seperti ikan laut, daging ayam, telur, dan kacang Brazil.Menggunakan suplemen selenium, namun harus dengan anjuran dokter agar tidak melebihi batas aman (karena kelebihan selenium juga berbahaya).Meningkatkan pola makan sehat dan seimbang, terutama jika kamu sedang hamil atau memiliki kondisi medis tertentu.

    Mengetahui dan memahami gejala kekurangan selenium sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Gejala seperti kelelahan, gangguan tiroid, hingga masalah kesuburan bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan mineral penting ini. Dengan menjaga asupan makanan bergizi dan rutin memeriksakan kesehatan, kamu dapat mencegah dampak negatif dari kekurangan selenium sejak dini. Jangan abaikan gejala kecil yang muncul, karena bisa jadi tubuhmu sedang memberi sinyal bahwa ia butuh perhatian lebih.

    Selain itu baca juga: Bantu Menjaga Kesehatan Saraf, Ini 10 Daftar Makanan yang Mengandung Vitamin B12

    Jadi setelah mengetahui gejala kekurangan selenium, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Indonesia dan 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

    Indonesia dan 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

    Jakarta

    Kematian ibu masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2023 mencapai 4.129 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya di angka 4.005 kasus.

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maternal mortality rate (MMR) AKI Indonesia tahun 2023 berada di angka 140 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan 184 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2020, 226 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2021, dan 148 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2022.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Long Form SP2020, berikut ini 10 provinsi dengan maternal mortality rate (MMR) AKI tertinggi di Indonesia per 100 ribu kelahiran hidup:

    Papua – 565Papua Barat – 343Nusa Tenggara Timur – 316Sulawesi Barat – 274Sulawesi Tengah – 264Gorontalo – 266Sulawesi Tengah – 264Maluku – 261Nusa Tenggara Barat – 257Maluku Utara – 255Penyebab Angka Kematian Ibu RI Tinggi

    Ada banyak faktor yang membuat angka kematian ibu di Indonesia tergolong tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menuturkan salah satu penyebabnya adalah hipertensi saat kehamilan atau preeklampsia.

    “Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan, biasa kami sebut dengan preeklamsia dan perdarahan yang sebenarnya ini bisa dicegah,” kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, dr Lovely Daisy, MKM.

    Bahaya Preeklampsia dan Perdarahan saat Melahirkan

    Preeklampsia merupakan tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat memicu kerusakan organ hingga fatalitas bagi ibu dan bayi yang dikandung.

    Ada banyak faktor yang memicu masalah preeklampsia. Salah satunya dipicu pembuluh darah baru yang berfungsi untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta, tidak dapat berkembang atau berfungsi dengan baik.

    Beberapa gejala yang dapat muncul seperti sakit kepala parah, proteinuria, gangguan penglihatan, sesak napas, nyeri perut bagian atas, hingga mual dan muntah.

    Perdarahan saat bersalin juga menjadi penyebab kematian ibu. Kondisi ini biasanya dialami ibu satu hari sampai satu minggu pasca bersalin.

    Ini dapat terjadi karena kontraksi rahim saat melahirkan tidak cukup kuat untuk menekan pembuluh darah di tempat melekatnya plasenta dan menghentikan perdarahan. Ini menjadi penyebab 80 persen kasus perdarahan saat melahirkan.

    Ada Faktor Lain?

    Menurut Kemenkes, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko kematian ibu. Beberapa di antaranya adalah 48,9 persen ibu hamil dengan anemia, 12,7 persen persen dengan hipertensi, 17,3 persen kurang energi kronik (KEK), dan 28 persen dengan risiko komplikasi.

    Spesialis kandungan Dr dr Ivan Rizal Sini, SpOG menjelaskan kematian ibu tidak hanya berkaitan dengan persalinan. Ini bisa juga disebabkan oleh faktor medis lainnya seperti penyakit jantung.

    Menurut dr Ivan, masalah medis seperti ini sebenarnya bisa dicegah sebelum dan saat kehamilan.

    “Misalnya karena hipertensi, penyebab karena perdarahan, penyebab karena kondisi penyakit lain penyakit jantung, diabetes, dan itu sebenarnya merupakan suatu assessment yang bisa dilakukan dengan cara dini pada saat kehamilan,” tuturnya dalam sebuah wawancara.

    Negara dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi

    Berdasarkan data WHO tahun 2023, berikut ini 10 negara dengan angka kematian ibu tertinggi di dunia per 100 ribu kelahiran hidup:

    Nigeria – 993Chad – 784Republik Afrika Tengah – 692Sudan Selatan – 692Liberia – 628Somalia – 563Afghanistan – 521Benin – 518Guinea-Bissau – 505Guinea – 494

    (avk/tgm)

  • Mengapa Anak Zaman Dulu Lebih Pendek dibanding Sekarang?

    Mengapa Anak Zaman Dulu Lebih Pendek dibanding Sekarang?

    Jakarta

    Secara rata-rata, tubuh anak-anak atau manusia zaman sekarang lebih tinggi dari generasi-generasi sebelumnya. Dalam sebuah penelitian di tahun 2016, peningkatan yang terjadi bervariasi untuk setiap negara.

    “Selama satu abad terakhir, tinggi badan orang dewasa telah berubah secara substansial dan tidak merata di negara-negara di dunia,” menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal eLife dikutip dari CNN.

    Tinggi Badan Anak Meningkat

    Penelitian dilakukan oleh Non-Communicable Diseases Risk Factor Collaboration (NCD-RisC), sebuah jaringan ilmuwan kesehatan yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka menggunakan 1.500 data survei populasi global untuk memperkirakan tinggi badan orang di seluruh dunia yang lahir antara 1896 hingga 1996 atau selama 100 tahun.

    Peneliti menuliskan ada beberapa manfaat menjadi orang yang tinggi. Misalnya seperti harapan hidup lebih panjang, risiko penyakit jantung dan pernapasan yang lebih rendah, serta menurunnya risiko komplikasi saat melahirkan bagi perempuan.

    Namun, peneliti juga mencatat orang dengan tinggi badan yang lebih besar dikaitkan dengan risiko kanker usus besar, payudara, dan ovarium yang lebih besar.

    Alasan Anak Lebih Tinggi

    Ada banyak faktor yang memicu peningkatan rata-rata tinggi badan anak zaman sekarang. Menurut studi tersebut, beberapa di antaranya disebabkan oleh faktor pertumbuhan dan nutrisi janin, nutrisi yang diberi, hingga infeksi selama masa kanak-kanak.

    Menurut peneliti, anak yang mengalami infeksi atau penyakit tertentu ketika kecil, memiliki risiko untuk untuk pendek ketika dewasa.

    “Hal ini mungkin sebagian disebabkan oleh faktor genetik, tetapi sebagian besar perbedaan tinggi badan antarnegara memiliki penyebab lain. Misalnya, anak-anak dan remaja yang kekurangan gizi, atau yang menderita penyakit serius, umumnya akan lebih pendek saat dewasa,” tulis peneliti.

    Pada masa lalu, khususnya negara Asia dan Afrika, akses untuk makanan sehat tinggi protein tidak sebaik sekarang. Selain itu, dulu ibu hamil sering kekurangan gizi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Ini membuat proses persalinan masa kini cenderung lebih aman dan baik untuk kesehatan bayi.

    Beberapa faktor lain yang memicu pergeseran ini adalah pengendalian penyakit yang lebih baik, kesadaran gizi yang meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik.

    Negara dengan Penduduk Tertinggi dan Terpendek

    Menurut studi, berikut ini adalah sederet negara dengan rata-rata tinggi badan tertinggi dan terpendek di dunia:

    Negara dengan Pria TertinggiBelanda – sekitar 182,5 cmBelgia – lebih dari 181 cmEstonia – lebih dari 181 cmLatvia – lebih dari 181 cmDenmark – lebih dari 181 cm

    Dari keseluruhan negara, total kenaikan rata-rata tinggi berkisar antara 10-12 cm dalam waktu 100 tahun.

    Negara dengan Pria TerpendekTimor-Leste – sekitar 160 cmYaman – sekitar 160 cmLaos – sekitar 160 cmMadagaskar – lebih dari 160 cmMalawi – Lebih dari 160 cm

    Dari keseluruhan negara, total kenaikan tinggi mencapai 5-8 cm dalam waktu 100 tahun.

    Negara dengan Wanita TertinggiLatvia – lebih dari 168 cmBelanda – lebih dari 168 cmEstonia – lebih dari 168 cmCeko – lebih dari 168 cmSerbia – sekitar 168 cm

    Kenaikan rata-rata tinggi badan yang kurang lebih berada di angka 8-10 cm dalam 100 tahun.

    Negara dengan Wanita TerpendekGuatemala – sekitar 149,4 cmFilipina – kurang dari 151 cmBangladesh – kurang dari 151 cmNepal – kurang dari 151 cmTimor-Leste – kurang dari 151 cm

    Kenaikan tinggi badan berada di angka 5-9 cm dalam waktu 100 tahun.

    Indonesia Gimana?

    Berdasarkan data yang sama, rata-rata tinggi badan orang Indonesia berada di angka 165 cm pada pria dan 153,3 cm pada wanita.

    Dalam waktu 100 tahun sampai tahun 1996, telah terjadi peningkatan rata-rata tinggi badan orang Indonesia sebanyak 6,2 cm pada pria (dari sebelumnya 158,8 cm) dan 4,4 cm pada wanita (dari sebelumnya 148,9 cm).

    Sedangkan menurut World Data, rata-rata tinggi badan pria mencapai 166 cm dan dan wanita 154 cm. Ini membuat Indonesia berada di peringkat 116 dari 127 negara untuk laki-laki dan peringkat 118 dari 126 untuk perempuan.

    (avk/tgm)

  • Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Daun Belimbing Jadi Incaran Negara Asing, Ini Khasiat Medisnya

    Jakarta

    Belimbing merupakan salah satu jenis buah yang populer di Indonesia. Selain buahnya, rupanya daun belimbing juga banyak yang mengincar, salah satunya oleh negara asing.

    Pada tahun 2024, Republik Dominika mengimpor daun belimbing dari Indonesia senilai 52.900 dollar AS (Rp 839,3 juta) dengan volume mencapai 6 ribu kilogram. Padahal selama periode 2019-2023, ekspor daun belimbing ke negara di kepulauan karibia tersebut nihil.

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat total ekspor daun belimbing ke berbagai negara sejumlah 62.576 dollar AS (Rp 992,8 juta) dengan berat total 8.769 kg pada 2024. Ini menunjukkan ada kenaikan 1.058 persen dibanding tahun sebelumnya berjumlah 5.400 dollar AS (Rp 85,6 juta) dengan volume 2.125 kg.

    Manfaat Daun Belimbing

    Sebenarnya ada banyak jenis belimbing yang tumbuh di Indonesia. Tapi, beberapa jenis belimbing yang populer di Indonesia adalah belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Ternyata begini manfaatnya:

    Daun Belimbing Manis

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari daun belimbing. Salah satunya menurunkan kadar gula darah.

    Dalam penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam ‘Food Science and Nutrition’ disebutkan ekstrak daun belimbing manis dapat menurunkan kadar gula darah. Hal itu ditemukan dalam sebuah uji hewan pada tikus jantan.

    Penelitian itu juga menyebut daun belimbing manis juga memiliki efek penurun lemak darah. Ini disebabkan oleh adanya kandungan methanolic extract of Averrhoa carambola leaf (MEACL) yang terbukti menurunkan kolesterol total, trigliserida, indeks aterogenik, dan indeks massa tubuh pada hewan uji.

    Daun belimbing manis juga memiliki senyawa fenolik dan flavonoid, sebagai antioksidan kuat yang baik untuk tubuh. Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang biasanya berkaitan erat dengan pencegahan berbagai penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

    Daun Belimbing Wuluh

    Tanaman belimbing wuluh. Foto: iStock

    Salah satu manfaat dari daun belimbing wuluh adalah menjaga tekanan darah. Masalah tekanan darah tinggi berkaitan erat dengan berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

    Sebuah penelitian kecil dilakukan di Magetan pada tahun 2023 untuk melihat efek teh daun belimbing wuluh terhadap pengidap hipertensi. Dalam riset tersebut, peneliti dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun memberikan 2 gram teh daun wuluh seduh selama 7 hari berturut-turut pada 16 partisipan.

    Dari seluruh partisipan, rata-rata tekanan darah sistolik (saat memompa darah) berada di angka 163,13 mmHg dan diastolik (saat jantung rileks) di angka 92,5 mmHg. Setelah diberi teh daun belimbing wuluh, terjadi penurunan hipertensi secara signifikan menjadi 134,06 mmHg pada sistolik dan 75 mmHg pada diastolik.

    “Selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon intervensi teh daun belimbing wuluh diperoleh p-value 0,000. Berarti terdapat efektivitas antara tekanan darah sebelum dan sesudah teh daun belimbing wuluh diberikan,” tulis peneliti.

    Penelitian lain juga dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto pada 2023 pada pengidap diabetes. Mereka menemukan konsumsi daun belimbing wuluh memberikan efek penurunan gula darah. Ini diduga karena adanya kandungan antioksidan flavonoid di dalamnya.

    Cara Mengonsumsi Daun Belimbing

    Saat ini ada banyak produk daun belimbing kering yang bisa tinggal diseduh seperti teh untuk konsumsi. Jika hanya memiliki daun belimbing manis atau daun belimbing wuluh segar, berikut cara mengolahnya:

    Siapkan 8-10 lembar daun belimbing segar.Rebus di dalam 1 liter air hingga air mendidih.Tutup panci selama proses perebusan.Setelah selesai, matikan api dan biarkan air daun belimbing lebih dingin.Saring air daun belimbing, lalu minum.

    (avk/tgm)

  • Dokter Ungkap Beda Busa di Urine yang Normal Vs Tanda Ginjal Bermasalah

    Dokter Ungkap Beda Busa di Urine yang Normal Vs Tanda Ginjal Bermasalah

    Jakarta

    Saat buang air kecil atau pipis, biasanya akan muncul busa di permukaan urine. Lalu, apakah ini bisa dikatakan sebagai kondisi normal atau justru ada masalah di ginjal?

    Menjawab hal ini, spesialis penyakit dalam dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH mengatakan ada perbedaan yang jelas antara busa dari urine normal dan tanda penyakit ginjal. Urine berbusa yang tidak berbahaya akan hilang dengan sendirinya dan tidak disertai gejala mengkhawatirkan.

    “Kalau karena ada protein (proteinuria) di dalamnya itu nggak hilang-hilang busanya. Warnanya juga keruh,” kata dr Tunggul saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/7/2025).

    Proteinuria adalah kondisi ketika kadar protein dalam urine lebih tinggi dari normal. Kondisi ini bukan merupakan penyakit, melainkan gejala dari gangguan yang memengaruhi fungsi ginjal.

    Biasanya, kelebihan protein dalam urine menandakan bahwa filter ginjal (glomeruli) tidak bekerja dengan baik, sehingga dapat membiarkan protein keluar bersama urine.

    Cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal, lanjut dr Tunggul adalah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Menjaga pola makan dan gaya hidup juga penting dilakukan demi kesehatan ginjal.

    “Pola hidup dari orang muda sekarang sudah berubah, tadinya (makan) alami normal, sekarang fastfood, sekarang obesitas, garamnya banyak, hipertensi meningkat,” katanya.

    Selain itu, sedentary lifestyle atau gaya hidup bermalas-malasan juga berperan dalam timbulnya masalah kesehatan seperti obesitas dan hipertensi.

    Bagaimana cara terbaik menjaga kesehatan ginjal secara keseluruhan?

    1. Tetap Aktif dan Bugar

    Olahraga yang teratur dapat menurunkan risiko penyakit ginjal kronis. Olahraga teratur juga dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung yang keduanya penting untuk mencegah kerusakan ginjal.

    2. Mengontrol Kadar Gula Darah

    Orang dengan diabetes atau kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi, dapat mengalami kerusakan ginjal. Ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa (gula) dalam darah, ginjal dipaksa bekerja ekstra keras untuk menyaring darah. Jika terus-menerus bekerja keras selama bertahun-tahun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa.

    3. Mengontrol Tekanan Darah

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tekanan darah tinggi terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan lain seperti diabetes, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, dampaknya pada tubuh bisa signifikan.

    4. Mengontrol Berat Badan

    Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko mengalami sejumlah kondisi kesehatan yang dapat merusak ginjal. Kondisi tersebut meliputi diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.

    5. Minum Cukup Air

    Tetap terhidrasi dengan baik merupakan cara sederhana untuk menjaga kesehatan ginjal. Air membantu membersihkan natrium dan racun dari ginjal. Air juga menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.

    (dpy/naf)

  • Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Apa Yang Terjadi Dengan Tubuh Saat Sedang Berpuasa?

    Jakarta

    Puasa adalah tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus. Di balik pola makan ini, tubuh mengalami serangkaian perubahan biologis yang kompleks.

    Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari berpuasa. Tak heran, puasa juga menjadi salah satu ritual khusus dalam berbagai kepercayaan. Sebenarnya apa sih yang terjadi pada tubuh ketika sedang berpuasa?

    Efek Puasa ke Tubuh

    Puasa didefinisikan sebagai kondisi fisiologis ketika seseorang menahan diri dari mengonsumsi kalori untuk jangka waktu tertentu. Puasa dapat memicu perubahan metabolisme dan fungsi tubuh.

    Peneliti klinis King Fahad Specialist Hospital Research Center, Mohammed Mahroos mengungkapkan beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari berpuasa, berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Sistem Pencernaan Istirahat

    Mahroos menjelaskan puasa memberikan kesempatan sistem pencernaan untuk beristirahat. Ketika berpuasa, tubuh akan berfokus pada hal lain seperti perbaikan sel.

    “Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan, memungkinkan tubuh fokus pada perbaikan sel dan detoksifikasi,” kata Maroosh dikutip dari Arab News.

    Puasa juga membuat kadar insulin dan glukosa menurun, yang mendorong pembakaran lemak. Ketika cadangan glikogen (bentuk simpanan glukosa) habis karena puasa, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi pertama. Proses tersebut juga disebut sebagai ketosis.

    2. Meningkatkan Metabolisme

    Secara medis, puasa juga sangat baik untuk meningkatkan metabolisme. Puasa dinilai sangat efektif untuk mengobati obesitas, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada tahun 2019 mengungkapkan puasa intermittent meningkatkan metabolisme dan mengurangi resistensi insulin. Ini membuatnya efektif dalam mencegah diabetes tipe dua.

    “Jika disertai pola makan seimbang, puasa dapat meningkatkan efisiensi metabolik,” jelas Maroosh.

    Meski begitu, ia mengingatkan untuk tidak ‘balas dendam’ ketika waktu berbuka. Menurutnya, efek maksimal puasa baru benar-benar bisa dirasakan jika pola makan terus dikendalikan, bahkan setelah berbuka.

    Mengonsumsi makanan tidak sehat saat berbuka, seperti gula olahan, lemak trans, dan makanan cepat saji, dapat mengurangi manfaat puasa atau bahkan memicu masalah kesehatan lain.

    3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Berpuasa juga mengaktifkan autofagi, sebuah proses di tingkat sel yang mendukung regenerasi sel dan perkembangan sistem tubuh yang lebih sehat. Hal tersebut juga sudah terbukti oleh ahli riset biologi Jepang Yoshinori Ohsumi, peraih nobel fisiologi atau kedokteran di tahun 2016.

    Proses autofagi sangat penting untuk menjaga kesehatan, mencegah penuaan dini, dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit seperti kanker, infeksi, serta gangguan neurodegeneratif.

    Ketika berpuasa, sel ‘dipaksa’ bekerja lebih efisien dan mengaktifkan autofagi sebagai adaptasi.

    4. Meningkatkan Kekuatan Mental

    Tak hanya kesehatan fisik, puasa juga meningkatkan kesehatan mental. Secara spiritual, puasa mendorong refleksi diri dan kejernihan pikiran yang penting untuk kondisi psikologis.

    “Praktik ini mendorong disiplin diri dan memperkuat kemauan. Ini juga berkontribusi pada kejernihan mental, selain manfaat kesehatannya,” katanya.

    Mahroos menambahkan pola makan harus tetap terjaga selama berpuasa. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sehingga fungsi organ tetap berjalan normal.

    Beda Puasa Sebulan Vs Puasa Sehari

    Ketika puasa selama sehari, tubuh mulai menggunakan simpanan glikogen untuk energi. Kadar insulin menurun, proses pembakaran lemak meningkat, dan produksi hormon pertumbuhan naik. Ini bermanfaat untuk perbaikan jaringan dan peningkatan metabolisme.

    Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Neuroscience tahun 2021 menunjukkan puasa jangka pendek meningkatkan produksi protein yang disebut BDNF (brain-derived neurotrophic factor), yang dapat meningkatkan kekuatan kognitif dan mengurangi risiko penyakit seperti Alzheimer.

    “Puasa intermiten juga menurunkan kadar kolesterol jahat dan memperbaiki tekanan darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung,” tambah Mahroos.

    Sedangkan, ketika seseorang berpuasa panjang, misalnya 30 hari seperti saat Ramadhan, tubuh memasuki fase adaptasi jangka panjang yang meningkatkan efisiensi metabolisme.

    Efeknya sensitivitas terhadap insulin meningkat yang berpengaruh pada penurunan risiko diabetes, lalu tingkat peradangan kronis menurun yang berkaitan pada kesehatan jantung dan daya tahan tubuh. Autofagi yang lebih aktif juga membantu membersihkan sel-sel rusak dan memperbaiki jaringan tubuh.

    Puasa Ramadan biasanya berlangsung selama 13-15 jam tergantung dari wilayah. Sedangkan, durasi paling umum dari intermittent fasting adalah 16 jam. Salah satu pembeda dari kedua jenis puasa ini, puasa Ramadan dilakukan tanpa minum sama sekali, sementara intermittent fasting masih diperbolehkan minum minuman nol kalori.

    Hal ini membuat puasa tanpa minum seperti saat Ramadan sebenarnya memiliki risiko dehidrasi yang lebih besar. Hal ini terjadi karena muncul ketidakseimbangan elektrolit dan tekanan darah rendah. Oleh karena itu, penting sekali memperhatikan asupan minum setelah berbuka, agar manfaat puasa bisa didapatkan maksimal tanpa efek samping.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyarankan minum air putih setidaknya delapan gelas setiap hari atau sebanyak 2 liter.

    (avk/tgm)

  • Dokter Harvard Ungkap Efek 30 Hari Berhenti Konsumsi Gula Terhadap Tubuh

    Dokter Harvard Ungkap Efek 30 Hari Berhenti Konsumsi Gula Terhadap Tubuh

    Jakarta

    Pernah terpikir untuk berhenti mengonsumsi gula, namun langsung terbayang harus menjalani hidup tanpa kue, biskuit, atau teh manis favorit? Hal tersebut merupakan respons yang wajar. Gula sendiri terdapat dalam hampir semua makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

    Menurut dr Saurabh Sethi, seorang dokter lulusan Universitas Harvard sekaligus pakar di bidang kesehatan, berhenti mengonsumsi gula selama 30 hari dapat menjadi salah satu keputusan terbaik bagi kesehatan tubuh, dan hal ini bukan semata-mata soal penurunan berat badan. Dikutip dari Times of India, berikut penjelasannya.

    1. Lemak Hati (Fatty Liver) Berkurang

    dr Sethi menjelaskan ketika seseorang berhenti mengonsumsi gula, terutama gula olahan yang mengandung fruktosa tinggi, kadar lemak di hati akan mulai menurun. Hal ini merupakan perubahan yang signifikan, mengingat fatty liver disease atau penyakit hati berlemak kini semakin sering ditemukan, bahkan pada individu yang tidak mengonsumsi alkohol.

    Dengan menghentikan asupan gula tambahan selama satu bulan, peradangan pada hati dapat berkurang, dan tanda-tanda awal kerusakan hati mulai membaik.

    2. Fungsi Ginjal Membaik

    Jika seseorang mengalami resistensi insulin, pra-diabetes, atau kadar gula darah yang tidak stabil, menghentikan konsumsi gula dapat membantu meningkatkan fungsi ginjal.

    Hal ini disebabkan oleh kadar gula dan insulin yang berlebihan, yang dalam jangka panjang dapat membebani kerja ginjal. Dengan mengurangi beban tersebut, ginjal memiliki kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan fungsinya secara optimal.

    3. Peradangan di Arteri Berkurang

    Salah satu manfaat yang jarang dibahas dari menghindari konsumsi gula adalah dampaknya yang besar terhadap kesehatan arteri. Asupan gula yang berlebihan secara terus-menerus dapat menyebabkan peradangan pada dinding arteri, yang merupakan salah satu faktor tersembunyi pemicu penyakit jantung.

    Dengan mengurangi konsumsi gula, peradangan tersebut akan mereda, sehingga dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

    4. Berpikir Jernih dan Lebih Fokus

    dr Sethi menjelaskan, kejernihan dan fokus mental dapat meningkat secara signifikan ketika tubuh terbebas dari asupan gula. Otak bekerja lebih optimal dengan pasokan energi yang stabil, sedangkan lonjakan gula yang diikuti penurunan drastis justru mengganggu fungsi kognitif.

    Setelah beberapa minggu tanpa konsumsi gula, banyak orang melaporkan peningkatan konsentrasi dan produktivitas yang nyata.

  • WHO Desak Harga Minuman Manis Naik 50 Persen demi Selamatkan Jutaan Nyawa

    WHO Desak Harga Minuman Manis Naik 50 Persen demi Selamatkan Jutaan Nyawa

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta sejumlah negara menaikkan harga minuman manis demi menekan kasus kematian akibat penyakit tidak menular. Selain minuman manis, kebijakan kenaikan harga juga didorong untuk produk alkohol dan tembakau.

    Desakan tersebut diminta WHO selambatnya berlaku pada 2035 melalui mekanisme perpajakan kesehatan, yang kemudian memungkinkan kenaikan harga produk hingga 50 persen.

    Konsumsi tembakau, alkohol, dan minuman manis memicu epidemi penyakit tidak menular (PTM). PTM, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes, yang menyebabkan lebih dari 75 persen dari total kematian seluruh dunia.

    Dorongan inisiatif dalam tajuk ‘3 by 35’ ini disebut mampu mencegah 50 juta kematian dini selama 50 tahun ke depan.

    “Pajak kesehatan adalah salah satu alat paling efisien yang kita miliki,” kata dr Jeremy Farrar, Asisten Direktur Jenderal, Promosi Kesehatan dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, WHO dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (4/7/2025).

    “Pajak ini mengurangi konsumsi produk-produk berbahaya dan menciptakan pendapatan yang dapat diinvestasikan kembali oleh pemerintah dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Saatnya bertindak.”

    Inisiatif ini memiliki tujuan yang ambisius tetapi dapat dicapai untuk mengumpulkan USD 1 triliun selama 10 tahun ke depan. Antara 2012 dan 2022, hampir 140 negara menaikkan pajak tembakau, yang mengakibatkan kenaikan harga riil rata-rata lebih dari 50 persen.

    Kolombia hingga Afrika Selatan telah memberlakukan pajak kesehatan. Dampaknya, ada penurunan konsumsi dan peningkatan pendapatan.

    Sayangnya, masih banyak negara terus memberikan insentif pajak kepada industri yang tidak sehat, termasuk tembakau. Perjanjian investasi jangka panjang dengan industri yang membatasi kenaikan pajak tembakau dapat semakin melemahkan tujuan kesehatan nasional.

    WHO mendorong pemerintah untuk meninjau dan menghindari pengecualian tersebut guna mendukung pengendalian tembakau yang efektif dan melindungi kesehatan masyarakat.

    WHO menyerukan kepada negara-negara, masyarakat sipil, dan mitra pembangunan untuk mendukung langkah tersebut dan berkomitmen pada perpajakan yang lebih cerdas dan adil yang melindungi kesehatan.

    (naf/kna)

  • Angka Kematian Jemaah Haji 2025 Meningkat, Kemenkes: Alarm Bahaya

    Angka Kematian Jemaah Haji 2025 Meningkat, Kemenkes: Alarm Bahaya

    Makkah, Beritasatu.com – Pelaksaan ibadah haji telah memasuki hari ke-60, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga 1 Juli 2025, angka kematian jemaah terus bertambah hingga mencapai 418 orang. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

    Berdasarkan data sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (Siskohatkes) per 30 Juni 2025 pukul 16.00 waktu setempat, banyaknya jemaah haji yang wafat didominasi karena penyakit jantung (syok kardiogenik dan gangguan jantung iskemik akut), dan sindrom gangguan pernapasan akut pada orang dewasa.

    Tingginya angka kematian dan kesakitan yang dialami jemaah haji Indonesia menjadi perhatian khusus Kementerian Haji Arab Saudi, terutama menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji.

    Wakil Menteri Haji Arab Saudi Abdul Fatah Mashat menyoroti dua hal utama, yakni tingkat istitha’ah (kemampuan jemaah untuk melaksanakan haji) aspek kesehatan dan jumlah jemaah yang wafat selama pelaksanaan ibadah haji.

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” jelas Abdul, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Jumat (4/7/2025).

    Senada dengan Abdul, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr Mohammad Imran menyampaikan, catatan tinggi angka kematian jemaah haji Indonesia tahun ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pemangku kepentingan.

    “Meningkatnya jemaah haji yang meninggal dunia merupakan alarm tanda bahaya bagi kita semua. Kami perlu memastikan setiap jemaah yang berangkat benar-benar telah memenuhi kriteria istitha’ah kesehatan,” tegasnya.

    Ia menekankan, Pemerintah Indonesia juga perlu mendapatkan kemudahan dalam aspek legalitas operasional layanan kesehatan selama di Arab Saudi.

    “Persoalan penyelenggaraan kesehatan haji adalah tanggung jawab bersama,” tutupnya.

  • 5 Cara Mengelola Stres dengan Efektif untuk Kesehatan Mental dan Fisik

    5 Cara Mengelola Stres dengan Efektif untuk Kesehatan Mental dan Fisik

    Jakarta, Beritasatu.com – Stres adalah respons alami tubuh ketika menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun stres bisa menjadi motivasi untuk mencapai tujuan tertentu, jika tidak dikelola dengan baik, stres justru dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental.

    Menurut berbagai penelitian, tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan tidur, depresi, kecemasan berlebihan, hingga penyakit jantung. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki strategi yang efektif dalam mengelola stres agar kualitas hidup tetap terjaga.

    Berikut ini cara mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan secara praktis, yang dikutip dari laman Help Guide, Jumat (4/7/2025).

    Cara Mengelola Stres

    1. Menggunakan teknik relaksasi

    Teknik relaksasi dapat membantu menurunkan tingkat stres jika dilakukan secara rutin. Beberapa metode relaksasi yang efektif untuk mengelola stres antara lain:

    Luangkan waktu setiap hari untuk melakukan meditasi. Kegiatan ini membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus, sehingga stres dapat dikurangi. Salah satu teknik meditasi yang mudah dilakukan adalah meditasi pernapasan, dengan cara menghitung napas masuk dan napas keluar secara perlahan dan teratur.

    Yoga tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh, tetapi juga efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan dan stres. Saat ini, terdapat banyak jenis yoga yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

    Ketika merasa stres, cobalah melakukan teknik pernapasan dalam. Tarik napas dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi langkah ini beberapa kali hingga tubuh dan pikiran terasa lebih tenang.

    2. Olahraga secara teratur

    Olahraga menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengelola stres. Aktivitas fisik dapat memicu pelepasan hormon endorfin yang membuat suasana hati menjadi lebih baik dan rileks.

    Usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu. Pilih aktivitas fisik yang disukai, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, atau mengikuti kelas senam. Melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental sekaligus menurunkan tingkat stres.

    3. Memperhatikan pola makan

    Apa yang dikonsumsi setiap hari memiliki pengaruh besar terhadap tingkat stres. Pola makan yang sehat dan seimbang dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta menjaga kestabilan emosi.

    Fokuslah pada konsumsi makanan kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran hijau, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan protein sehat. Hindari konsumsi makanan olahan yang tinggi gula tambahan, garam, dan lemak jenuh karena dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan jantung.

    Pastikan tubuh selalu terhidrasi dengan baik dengan minum cukup air setiap hari. Kekurangan cairan dapat mempengaruhi energi dan suasana hati, sehingga meningkatkan risiko stres dan kelelahan.

    4. Tidur yang berkualitas

    Tidur yang cukup dan berkualitas merupakan bagian penting dalam mengelola stres. Kurang tidur dapat membuat tubuh dan pikiran sulit untuk menghadapi tekanan sehari-hari, sehingga stres semakin meningkat.

    Usahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk saat akhir pekan. Kebiasaan ini membantu mengatur ritme sirkadian tubuh, sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik. Selain itu, hindari penggunaan gadget sebelum tidur karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu kualitas tidur.

    Pastikan kamar tidur memiliki suasana yang mendukung tidur nyenyak, seperti pencahayaan redup atau gelap, suhu ruangan yang sejuk, serta suasana yang tenang tanpa suara bising.

    5. Membangun dukungan sosial

    Dukungan sosial dari orang-orang terdekat sangat penting ketika menghadapi stres. Kehadiran teman dan keluarga dapat membantu mengurangi beban emosional yang dirasakan.

    Jangan ragu untuk menceritakan perasaan dan masalah yang sedang dihadapi kepada orang-orang terdekat. Berbicara dan berbagi cerita dapat membantu meringankan stres serta memberikan perspektif baru dalam menyelesaikan masalah.

    Selain berbicara dengan keluarga, bergabung dengan komunitas atau kelompok tertentu juga dapat menjadi cara efektif untuk mendapatkan dukungan emosional. Melalui komunitas, seseorang dapat berbagi pengalaman dan belajar dari cara orang lain mengatasi stres.

    Dengan menerapkan cara mengelola stres secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menjaga kesehatan mental dan fisik tetap optimal. Mulailah dari langkah-langkah sederhana, seperti meditasi, olahraga rutin, pola makan sehat, tidur cukup, hingga membangun dukungan sosial yang kuat.

    Cara ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, sehingga kita dapat menjalani hari dengan lebih produktif, tenang, dan bahagia.